Bab-2 Format Penulisan Ilmiah

17
2 2 Format Penulisan Format Penulisan Ilmiah Ilmiah Sudah dijelaskan pada Tabel-1 Bab-1 bahwa, Tulisan Ilmiah mempunyai sistematika penulisan yang baku, diantaranya diawali oleh satu abstraksi, yaitu satu ulasan pendek yang merupakan ringkasan seluruh uraian tulisan ilmiah tersebut. Dengan membaca abstrak tersebut, pembaca telah mendapat gambaran inti permasalahan dan pembahasan dalam tulisan tersebut. Beberapa Bab termasuk Bab-2 ini, banyak diuraikan tentang tulisan ilmiah yang difokuskan kepada bentuk atau format tugas akhir. 2.1. Format Tugas Akhir (TA) 2.1. Format Tugas Akhir (TA) Penyusunan TA pada umumnya mengikuti sistematika yang terbagi dalam lima atau enam bab seperti ditunjukkan diagramnya pada Gbr-1. Bab-1 berisi uraian Pendahuluan yang mencakup latar belakang pembahasan dengan judul yang dipilih, perumusan masalah yang mendasari pembahasan (satu karya ilmiah harus Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-2 Format Penulisan Ilmiah 1

description

dasar dasar penulisan ilmiah

Transcript of Bab-2 Format Penulisan Ilmiah

Pendahuluan

Jurusan Elektro-PKK-FTIUNIVERSITAS MERCU BUANA_____________________________________________________________________________________

2 Format PenulisanIlmiahSudah dijelaskan pada Tabel-1 Bab-1 bahwa, Tulisan Ilmiah mempunyai sistematika penulisan yang baku, diantaranya diawali oleh satu abstraksi, yaitu satu ulasan pendek yang merupakan ringkasan seluruh uraian tulisan ilmiah tersebut. Dengan membaca abstrak tersebut, pembaca telah mendapat gambaran inti permasalahan dan pembahasan dalam tulisan tersebut.

Beberapa Bab termasuk Bab-2 ini, banyak diuraikan tentang tulisan ilmiah yang difokuskan kepada bentuk atau format tugas akhir.

2.1. Format Tugas Akhir (TA)Penyusunan TA pada umumnya mengikuti sistematika yang terbagi dalam lima atau enam bab seperti ditunjukkan diagramnya pada Gbr-1.

Bab-1 berisi uraian Pendahuluan yang mencakup latar belakang pembahasan dengan judul yang dipilih, perumusan masalah yang mendasari pembahasan (satu karya ilmiah harus dilandasi adanya permasalahan), pembatasan masalah agar pembahasan yang diuraikan lebih terfokus pada solusi masalah tersebut. Kadang-kadang dilengkapi juga uraian tentang maksud dan tujuan penyusunan TA. Kemudian, dilanjutkan dengan uraian tentang metoda penyusunan TA, yaitu, deskriptif atau analisis, serta penelusuran bahan rujukan yang dilakukan. Diakhiri kemudian dengan penulisan sistematika penyusunan TA tersebut.Bab-2 berisi uraian tentang segala Landasan Teori yang mendasari atau menjadi rujukan Bab-3, yaitu Pembahasan. Dalam Bab-2 ini diuraikan segala teori yang berkaitan dengan judul TA seperti, hasil pemikiran satu pakar atau ilmuwan (biasanya TA di bidang ilmu sosial), atau segala rumusan dan formula tentang fenomena teknik seperti teori medan elektromagnetik (teori Maxwell) yang mendasari pancaran satu antena (bidang teknik elektro), dsb. Porsi Bab-2 ini tidak boleh sama atau bahkan melebihi porsi Bab-3 tentang Pembahasan.

Bab-I

Bab-II

Bab-III

Bab-IV

Bab-VGbr-1 Diagram urutan penulisan TABab-3 berisi uraian Pembahasan yang berkait langsung dengan judul atau topik TA. Kalau TA bertema satu penelitian, maka disitu diuraikan tahapan penelitian yang diawali dengan penentuan obyek penelitian (populasi dan sample) serta metoda penelitiannya. Bila jenis TA adalah satu rancang bangun sistem, maka pada Bab-3 ini diuraikan tentang tahapan rancang bangun serta hasil finalnya. Dilanjutkan kemudian dalam Bab-3 ini, satu uraian lebih rinci tentang topik TA bersangkutan.Bab-4 merupakan uraian tentang langkah analisa hasil Bab-3. Kecenderungan pada TA sekarang ini, langkah analisa kemudian diwujudkan dalam bentuk simulasi dalam tampilan komputer dengan menggunakan satu pemrograman tertentu.Bab-5 merupakan uraian kesimpulan langkah analisa yang diikuti satu saran dan solusi penanganan masalah. Tidak jarang dalam Bab-5 ini diuraikan juga satu saran penelitian lanjut yang mungkin dilakukan untuk topik TA tersebut.Melengkapi uraian Bab-I sampai Bab-V yang biasa dikenal sebagai batang tubuh TA, adalah satu uraian singkat diawal TA yang disebut sebagai abstrak. Diakhir keseluruhan uraian TA tersebut adalah Daftar Kepustakaan yang menyebutkan semua rujukan dalam menyusun TA bersangkutan. Tentu saja pada struktur TA ini dilengkapi dengan daftar isi, daftar gambar, daftar singkatan (inisial) yang digunakan dalam TA, dan dilengkapi juga setelah bagian akhir TA ini beberapa lampiran yang terkait.2.2. Abstrak

Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai pokok bahasan TA sehingga pada keseluruhan tulisan, bagian ini menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab uraian. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut abstract, dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah (TA) yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.

2.2-1. Abstrak Deskriptif atau Abstract

Sebagai abstrak deskriptif, bagian abstrak ini hanya menyajikan uraian yang sangat singkat tentang isi tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas dalam aspek-aspek yang tercakup pada tulisan ilmiah itu sendiri. Dengan kata lain, untuk menjelaskan gagasan utama yang terdapat pada tulisan, abstrak cukup disusun dalam kalimat tunggal sehingga abstrak tidak memerlukan perincian yang bersifat detil ataupun contoh-contoh yang bersifat ilustratif. Pandangan penulis tentang karyanya pun tidak akan tampak dalam abstrak. Dengan kata lain, pada abstrak tersebut, penulis hanya menyajikan hal-hal yang bertalian dengan topik atau menyajikan semata-mata tentang masalah yang terdapat dalam tulisan itu. Berikut ini merupakan satu contoh abstrak deskriptif yang diambil dari majalah DIGNA UMB Edisi No. 26 Tahun XII, Januari 2009. Judul karya tulis ilmiah tersebut adalah Ortogonalitas Kanal pada Sistem CDMA yang disusun oleh Hidajanto Djamal.Pemisahan kanal satu dengan kanal yang lain pada sistem telekomunikasi, diantaranya adalah menggunakan domain frekuensi. Pada sistem ini muncul kecenderungan terjadi fenomena interferensi, baik co-channel ataupun adjacent-channel. Pada sistem ini pula terjadi fenomena image-frequency yang dampaknya mirip sekali dengan akibat dari proses interferensi. Sementara, pada sistem CDMA, kemampuan pemisahan kanal (ortogonalitas) sangat besar walaupun kanal-kanal tersebut menggunakan frekuensi yang sama. Pada pembahasan paper ini akan ditunjukkan mengapa itu dapat terjadi.

2.2-2. Abstrak Informatif, Ringkasan (precise)Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara proporsional. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah tampak dan problematika serta upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan berurutan sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam ringkasan.

Sebagai gambaran bentuk Abstrak Ringkasan, dicontohkan berikut ini dari karya terjemahan yang berjudul Komputer, Tantangan Baru di Bidang Hukum, yang diterbitkan oleh Airlangga Universiti Press pada tahun 1991.Pembaca tidak harus memiliki pengetahuan yang mendalam, baik dalam bidang Ilmu Hukum maupun Ilmu Informatika karena buku ini hanya menyajikan suatu sudut pandang sederhana tentang perubahan yang terjadi dalam ketentuan-ketentuan di bidang hukum dengan meluasnya penggunaan komputer. Bab pertama berisi uraian singkat mengenai cara kerja komputer dan empat bab berikutnya menguraikan akibat-akibat yuridis dari pengunaan komputer ditinjau dari Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum Tata Negara. Dari bab lima hingga bab delapan berisi uraian yang meliputi cara kerja komputer, bank data, otomatisasi oleh penguasa hingga peran komputer di bidang pendidikan yang kesemuanya dapat menjadi titik perhatian para ahli hukum maupun perancang undang-undang. Akhirnya buku ini lebih merupakan sumbang pemikiran agar ilmu hukum dan praktek hukum mampu menjawab tantangan jaman karena masyarakat yang senantiasa berubah.

2.2-3. Abstrak Informatif, Ikhtisar (summary)Abstrak yang berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian. Sebagai salah satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi empat tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya pada ringkasan. Dengan demikian, problematika dan upaya pemecahan yang tersaji dalam tulisan dijelaskan secara ringkas dan bebas tanpa memberikan penjelasan mengenai isi dari seluruh tulisan secara proporsional. Ilustrasi pun kadang juga diperlukan dalam sebuah ikhtisar.

Dari uraian mengenai Abstrak, Ringkasan, dan Ikhtisar, maka dapat diketahui bahwa uraian yang disajikan baik dalam bentuk ringkasan maupun ikhtisar sifatnya tidak sesingkat abstrak. Selain gagasan utama yang dikandung dalam tulisan, pada ringkasan maupun ikhtisar disertakan ilustrasi untuk menjelaskan aspek-aspek yang dibahas dalam tulisan. Pada ringkasan sekalipun penyajiannya menurut bab-bab yang ada, namun adakalanya mengabaikan bab yang kurang penting seperti halnya pada penyusunan ikhtisar.

2.2-4. Panjang Abstrak Tidak terdapat patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun ikhitisar namun bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya apabila jumlah halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk abstrak ringkasan atau ikhtisar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini :

(Jumlah halaman) x (baris setiap halaman) x (kata dalam dalam satu baris), seperti misalnya (250 x 25 x 9 ) = 56.250 kata, maka jumlah halaman ringkasan atau ikhtisar yang dibutuhkan adalah, (56.250) : (25x 9) = 250 kata = lebih kurang 1,1 halaman berukuran kuarto dalam 1 spasi atau lebih kurang 2,5 halaman dalam 2 spasi pada kertas berukuran kuarto.Patokan untuk menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata dalam satu baris seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar masyarakat ilmiah, bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran PICA pada mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times New Roman 12 pada program pengolah kata MS Word atau sejenisnya.

Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar seperti di atas hanyalah gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat, karena yang penting adalah ukuran dan keseimbangan proporsional dengan besar tebal tipisnya sebuah tulisan.Referensi lain mengatakan bahwa, ukuran abstrak deskriptif jarang yang lebih panjang dari delapan baris, yang bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca tentang aspek-aspek apa yang dibicarakan dalam naskah ilmiah tersebut (Keraf 1984).

2.3. Arti Kesimpulan

Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan. Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Dengan demikian, kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti atau fakta hasil penelitian atau hasil rancang bangun sistem.

Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak perlu mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya. Dengan sendirinya, penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru (yang tidak pernah menjadi bahan pembahasan), lebih-lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama. Jika penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan bukannya pada kesimpulan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan semata.

Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang terdapat pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan.

2. 3-1. Langkah-langkah Menyusun Kesimpulan dan Saran

Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian memberi ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Pada langkah berikutnya, penulis harus menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada kesimpulan tertentu. Langkah terakhir dalam menyusun kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis.

Seusai menutup kesimpulan, penulis dapat memberikan saran atau rekomendasi guna penelitian lebih lanjut maupun saran-saran yang lebih praktis atau berfaedah secara nyata. Seperti halnya Kesimpulan, dalam menyusun Saran hendaknya penulis tidak menyarankan sesuatu yang tidak mempunyai dasar atau keterkaitan dengan pembahasan yang dikemukakan. Dengan kata lain, Saran hanyalah berisi alternatif yang diajukan penulis agar permasalahan yang ada dapat dipecahkan sebaik-baiknya di waktu mendatang.Sebagai contoh bentuk Kesimpulan satu tulisan yang sama pada contoh di atas dengan judul Ortogonalitas Kanal pada Sistem CDMA, adalah,

Sebagai ringkasan keseluruhan uraian diatas yang diperoleh dari studi literatur, dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Setiap sinyal dalam sistem cellular phone CDMA, baik itu pensinyalan maupun voice/speech, dikanalkan sedemikian sehingga terpisah (ortogonal), yaitu dengan melakuan perkalian sinyal data tersebut dengan satu kode tertentu seperti Walsh-code, short-code, long-code ataupun Gold-code.

2. Untuk memisahkan (orthogonality) satu handphone (hp) dengan handphone yang lain dalam layanan satu BS tertentu, BS bersangkutan mengirimkan Walsh-code yang unique ke masing-masing user ketika perioda akses, yang kemudian masing-masing hp tersebut menghasilkan sendiri satu long-code yang unique juga. BS bersangkutan, disamping memberikan Walsh-code tertentu juga memberikan short-code yang sama untuk semua user dalam layanannya.

3. Walsh-code yang berarti long-code yang sama dari satu user akan digunakan oleh user tujuan untuk tetap dapat berkomunikasi dengan user penghubung. Bila user tujuan masih berada dalam satu BS yang sama dengan user penghubung, maka keduanya akan mempunyai short-code yang sama, yaitu short-code BS bersangkutan. Tetapi bila user tujuan berada pada layanan BS yang berbeda, maka user tujuan menggunakan short-code BS nya sendiri.

4. Dengan demikian, ortogonalitas kanal dalam sistem CDMA mempunyai derajat yang tinggi yang ditentukan oleh nilai ratio chip-rate dan bit-rate sinyal data.

5.Pertanyaannya kemudian, apakah tidak terjadi interferensi satu sama lain diantara user tersebut ?. Jawabannya, preciselly ya. Tapi seperti diuraikan di depan, bahwa sistem CDMA mempunyai kemampuan antijamming yang dinyatakan oleh ratio antara chip-rate dengan bit-rate sinyal data. Semua sinyal yang terdeteksi bukan dengan Walsh-code yang sama, maka semua sinyal itu ditekan dengan ratio tersebut sehingga menjadi noise.

6. Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kalau user yang dilayani satu BS sangat banyak ?. Jawabannya adalah, dalam sistem CDMA dapat memberikan toleransi sampai nilai C/I nya bernilai negatif sedemikian sampai nilai BER threshold-nya mencapai 10-3. Lebih jauh lagi, bahwa dalam sistem CDMA dilengkapi kemampuan mekanisme power control, sehingga terjadi mekanisme cell-breathing.

2.4. Catatan Kaki (footnote)

Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah halaman karangan ilmiah. Halaman tersebut adalah lembar bahasan yang memang memerlukan tambahan informasi. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.Catatan kaki mempunyai aturan dalam penulisannya, yaitu,1) Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.

2) Catatan kaki diketik berspasi satu.

3) Diberi nomor.

4) Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.

5) Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).

6) Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.

7) Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.

8) Keterangan yang panjang tidak boleh dipindahkan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.

9) Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.

10) Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.

11) Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.

12) Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

Sedangkan fungsi catatan kaki (footnote) diantaranya adalah,1) Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber atau reference).

2) Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.

3) Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata; Lihat , Bandingkan , atau Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam , dan sebagainya.

4) Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan sehingga dapat menimbulkan kesan pamer.

Note : Catatan kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman. Sekiranya halaman tidak memungkinkan, sebagian dari catatan kaki dapat diletakkan di halaman berikutnya.Semua aturan yang dituliskan di atas untuk penambahan catatan kaki berguna ketika naskah tulis ilmiah masih dikerjakan dengan menggunakan mesin ketik manual maupun elektrik. Namun saat ini semua naskah sudah dibuat dengan menggunakan komputer dengan program pengolah kata seperti MS Word. Dengan MS Word, catatan kaki dengan sendirinya sudah tertata otomatis sesuai aturan di atas (termasuk penomoran yang otomatis berurut) ketika kita mengoperasikan penambahan footnote. Kita tinggal menuliskan isi footnote tersebut ketika kita pilih, Insert dan Reference pada menu.Bahan diskusi1. Para mahasiswa secara berkelompok diminta mencoba menyusun satu abstraksi dari tulisan ilmiah dengan topik keteknikan (bebas). Berikan Judul karya tulis ilmiah dan abstraksinya ?

Daftar Kepustakaan

1. Djamal, Hidajanto; Ortogonalitas Kanal pada Sistem CDMA, DIGNA-UMB, Edisi No.26 Th.XII, Januari 2009.2. Kalidjernih, Freddy K., Ph.D; Penulisan Akademik, Widya Aksara Press, Bandung, 2010.

3.Rahardjo, Budi, et all; Penulisan Laporan Skripsi dan Tesis dengan Microsoft Word, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2001.4.Tri Kurnia Nurhayati; Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Eksa Media, Jakarta, 2003.

5.http://istikuma.wordpress.com/2008/06/11/pedoman-penulisan-karya-tulis-ilmiah/6.http://pelitaku.sabda.org/memahami_struktur_karya_tulis_ilmiah

7.http://id.wikipedia.org/wiki/Catatan_kaki

Analisa

Uraian tentang analisa hasil penelitian/hasil rancang bangun/hasil kajian banding

Pembuktian hipotesa dan Simulasi

Penutup

Kesimpulan

Pembuktian hipotesa menjadi tesa bila format penelitian

Saran atau solusi langkah penelitian lanjutan

Pembahasan

Uraian tentang pemilihan sample/tahapan rancang bangun/kajian banding

Uraian tentang metoda penelitian/hasil rancang bangun/hasil kajian banding

Pendahuluan

Latar belakang

Perumusan masalah dan pembatasannya

Metoda penulisan

Sistematika penulisan

Teori Penunjang/Tinjauan Pustaka

Uraian tentang beberapa teori yang menunjang judul TA

Uraian tentang beberapa pendapat pakar

] Endah Setyowati, Dra, MSi, et al; Kesimpulan, Saran dan Abstrak, 2010

Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-2 Format Penulisan Ilmiah 1PAGE 11Tata Tulis Ilmiah, Bab-2 Format Penulisan Ilmiah