Bab 2 Deskripsi Lokasi PLTMH Sepakek

19
Detail Desain PLTM Sepakek BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. LOKASI PEKERJAAN Secara administratif rencana lokasi PLTM Sepakek terletak di Desa Sepakek Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Lokasi ini dapat dicapai melalui jalan negara dari Kota Mataram ke arah Kabupaten Lombok Timur sampai di Desa Pemepek, tepatnya di perlintasan saluran Jurangsate. Kemudian dilanjutkan menyusuri jalan inspeksi saluran + 2,5 km ke arah selatan sebelum terjunan bangunan BJS.3. CV. VRANGLOID RAIT 2 - 1 Lokasi PLTMH Sepakek

description

Menjelaskan tentang kondisi atau gambaran umum tentang lokasi perencanaan PLTMH Sepakek, Pringgarata

Transcript of Bab 2 Deskripsi Lokasi PLTMH Sepakek

BAB IIGAMBARAN UMUM

2.1. LOKASI PEKERJAANSecara administratif rencana lokasi PLTM Sepakek terletak di Desa Sepakek Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Lokasi ini dapat dicapai melalui jalan negara dari Kota Mataram ke arah Kabupaten Lombok Timur sampai di Desa Pemepek, tepatnya di perlintasan saluran Jurangsate. Kemudian dilanjutkan menyusuri jalan inspeksi saluran + 2,5 km ke arah selatan sebelum terjunan bangunan BJS.3.

Lokasi PLTMH Sepakek

Gambar 2.1 Peta Lokasi PLTM Sepakek

2.2. KONDISI PROYEK2.2.1. TopografiSecara umum kondisi topografi di sekitar lokasi pekerjaan sebagian besar landai dengan kemiringan 8-15%. Berdasarkan hasil pengukuran topografi saluran bagian hulu sampai dengan rencana lokasi head pond relatif landai. Lokasi head pond sampai dengan powerhouse kemiringan relatif lebih curam dengan beda tinggi + 3,00 m. Peta topografi lokasi pekerjaan hasil pekerjaan pengukuran topografi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Peta Topografi Lokasi PLTM Sepakek

2.2.2. Geologi Lokasi ProyekA. MorfologiBerdasarkan kondisi lapangan, morfologi daerah sekitar lokasi PLTM Sepakek dan sekitar Kecamatan Pringgarata berada pada morfologi dataran. Lokasi PLTM Sepakek berada pada sempadan Sungai Lenek anak sungai Babak yang memiliki lebar Iembah + 7 meter. Proses geomorfologi yang ada di lokasi rencana Site PLTM adalah daerah pengendapan sedimen aluvial yang membentuk dataran hingga daerah sempadan sungai, sedangkan lembah sungai yang berstadia dewasa tersebut masih memiliki jeram-jeram di atas batuan dasar batuan beku lava andesit. B. Stratigrafi/ LithologiBerdasarkan kondisi lapangan, litologi yang tersingkap di lokasi PLTM Sepakek antara lain sedimen lepas berupa lempung, pasir, lanau, breksi dan batuan beku lava andesit. Lava dan Breksi Aridesit di lokasi PLTM Sepakek tersingkap di bagian dasar sungai Lenek dan setempat pada tebing sungai, abu-abu hingga coklat yang sebagian telah mengalami pelapukan. Breksi dan lava batuan beku andesit mi termasuk dalam satuan batuan Formasi Lokopiko (Qvl) berumur Pleistosen akhir.

Gambar 2.3 Kondisi Batuan di Daerah Sekitar Lokasi PLTM SepakekBerdasarkan Peta Geologi Regional dan hasil pengamatan sebaran litologi, daerah ini secara umum disusun oleh kelompok batuan Breksi dan Lava Kelompok Formasi Lokopiko (Qvl) berumur Pleistosen akhir, di bawah sedimen aluvial berumur Holosen, secara tidak selaras. C. Struktur GeologiBerdasarkari pengamatan di lapangan struktur geologi yang nampak di permukaan sedikit atau jarang terdapat kekar batuan yang dijumpai pada batuan yang tersingkap. Indikasi struktur geologi berupa struktur sesar juga tidak terbentuk.

2.3. KONDISI KELISTRIKAN NTBKebutuhan listrik di NTB terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan berkembangnya penduduk dan perekonomian NTB. Produksi listrik pada tahun 2010 mencapai 849,21 juta Kwh meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 790,15 juta Kwh. Listrik yang terjual juga mengalami peningkatan, dengan besaran mencapai 775,97 juta Kwh dengan jumlah pelanggan mencapai 389.798 pelanggan. Kondisi eksisting Sistem Kelistrikan NTB dapat digambarkan seperti pada table-tabel berikut :Tabel 2.1 Banyaknya Produksi, Penyaluran, Penjualan, Pelanggan KVA Terpasang Pada PLN Cabang Mataram, Sumbawa dan Bima Tahun 2010URAIANKotaSatuanTotal

1. Produksi Tenaga Mataram Kwh 587,935,049

Power Production Sumbawa Kwh 132,521,420

Bima Kwh 128,750,449

NTB Kwh 849,206,918

2. Disalurkan Mataram Kwh 562,591,715

Distribution Sumbawa Kwh 129,972,616

Bima Kwh 119,162,498

NTB Kwh 811,645,738

3. Terjual / Sold Mataram Kwh 545,692,935

Sumbawa Kwh 118,609,493

Bima Kwh 111,665,924

NTB Kwh 775,968,351

4. Pelanggan / Customer Mataram Pelanggan 239,178

Sumbawa Pelanggan 73,664

Bima Pelanggan 76,956

NTB Pelanggan 389,798

5. Daya Tersambung Mataram kVA 224,365

Connected Capacity Sumbawa kVA 67,608

Bima kVA 60,967

NTB kVA 372,939

Tabel 2.2Banyaknya Produksi, Penjualan, Pelanggan "VA" Tersambung Pada PLN Cabang Mataram, Sumbawa & Bima Tahun 2010URAIANSatuanMataramSumbawaBimaJumlah

1. Produksi Sendiri kWH 325.44801 58.87380 70.07328 455.349

2. Pemakaian Sendiri) kWH 28.083.265 2.843.545 9.587.951 40.514.760

3. Produksi Mesin Sewa kWH 262.487.048 73.647.940 57.674.284 393.809.272

4. Penjualan kWH 545.692.935 118.609.493 111.665.924 775.968.351

5. Susut kWH 44.181.468 11.024.972 7.619.383 62.825.822

6. Pelanggan Pelanggan 239.178 73.664 76.956 389.798

7. VA Tersambung kVA 244.364.830 67.607.800 60.966.855 372.939.485

Tabel 2.3 Jumlah Kwh Terjual Per Bulan Pada PLN Cab. Mataram, Sumbawa dan BimaBulanMataramsumbawaBimaJumlah

1. Januari 43.148.272 9.431.346 9.371.201 61.950.819

2. Pebruari 41.108.329 9.086.094 8.656.689 58.851.112

3. Maret 39.580.517 9.245.716 8.919.861 57.746.094

4. April 41.520.656 9.121.900 8.836.143 59.478.699

5. Mei 41.947.308 9.881.672 9.381.078 61.210.058

6. Juni 38.190.734 10.214.724 9.137.260 57.542.718

7. Juli 41.934.042 9.681.951 9.211.658 60.827.651

8. Agustus 43.952.791 9.739.749 9.260.501 62.953.041

9. September 45.869.454 10.416.200 9.647.532 65.933.186

10. Oktober46.239.559 10.533.230 9.799.216 66.572.005

11. Nopember 46.620.735 10.267.639 9.442.267 66.330.641

12. Desember 45.277.568 10.707.318 9.770.263 65.755.149

Jumlah 515.389.964 118.327.539 111.433.669 745.151.172

Tabel 2.4Jumlah VA Tersambung Per Bulan Pada PLN Cabang Mataram,Sumbawa dan BimaBulanMataramSumbawa BimaJumlah

1. Januari / January 224.837 64.591 57.738 347.167

2. Pebruari / Pebruary 227.474 64.790 57.855 350.119

3. Maret / Martch 228.555 64.952 58.034 351.540

4. April / April 232.383 65.145 58.115 355.642

5. Mei / May 232.613 65.170 58.413 356.196

6. Juni / June 232.750 65.210 58.520 356.480

7. Juli / July 233.078 65.029 58.662 356.769

8. Agustus / August 233.306 65.029 58.751 357.086

9. September / September 233.401 65.360 59.057 357.818

10. Oktober / October 234.119 65.542 59.214 358.875

11. Nopember / November 238.042 67.543 59.953 365.538

12. Desember / December 244.365 67.608 60.967 372.939

2009 221.652 64.400 57.354 343.406

2008 210.814 59.639 53.833 324.286

2007 197.462 53.019 52.130 302.611

2006 189.274 49.532 48.987 287.793

Detail Desain PLTM Sepakek

2.4.

CV. VRANGLOID RAIT2 - 14

Gambar 2.4 Singel Line Diagram Kelistrikan Lombok

2.5. SISTEM PENGEMBANGAN SDA DI PULAU LOMBOKPulau Lombok terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur serta Kota Mataram dengan potensi sumber air yang sangat berbeda. Lombok Barat mempunyai sumber air yang besar dengan ketersediaan lahan yang terbatas, sedangkan Lombok Tengah dan Lombok Timur memiliki sumber air yang kecil sementara ketersediaan lahannya cukup luas.Berdasarkan kondisi hidrologis dan geografis tersebut, di daerah Lombok telah dilakukan penyusunan konsep pendistribusian air lintas Derah Airan Sungai (DAS) dan lintas Kabupaten, yaitu:1) Studi Lombok Island Water Resources Development tahun 1975 oleh Konsultan Crippen.2) Studi Jurang Sate Extension tahun 1986, oleh Konsultan Mac Donald. Konsep Pendistribusian air lintas DAS dan lintas Kabupaten di Pulau Lombok dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

2.6.

Gambar 2.5 Konsep Pendistribusian air lintas DAS dan lintas Kabupaten di Pulau Lombok2.7. HIGH LEVEL DIVERSION (HLD) JANGKOK BABAK High Level Diversion (HLD) Jangkok Babak dibangun untuk memenuhi kebutuhan air irigasi DI Jurangsate seluas + 10.450 ha. Bangunan utama yang terdapat pada sistim interkoneksi HLD Jangkok Babak ini antara lain : Bendung Jangkok, Sesaot Feeder, Keru Feeder dan Bendung Jurangsate.Kondisi prasarana SDA tersebut diatas diuraikan secara rinci didalam sub bab dibawah ini.

2.5.1. Kondisi BendungBerdasarkan hasil survey pada beberapa titik di Bangunan Utama sistem Interkoneksi dapat dijelaskan sebagai berikut :a.Bendung JangkokBendung ini berlokasi di Kabupaten Lombok Barat di bangun pada tahun 1985. Bendung bertipe Ogee ini mempunyai lebar 65 m, tinggi crest bendung diatas dasar sungai awalnya 11,5 m dan mempunyai tinggi jagaan 5,5 m, direncanakan mampu mengalirkan debit banjir maksimum 1.690 m3/dt. Pada saat ini kondisi tubuh bendung cukup baik dan terawat. Bendung Jangkok merupakan bagian paling hulu dalam sistem High Level Diversion JangkokBabak-Keru dan direncanakan menyuplai 6 m3/dt ke HLD. Kondisi saat ini suplai air dari Bendung Jangkok diperkirakan maksimal 4 m3/dt dikarenakan sedimen yang ada menyebabkan kapasitas saluran HLD jadi sangat berkurang dari rencana 6m3/dt .

Gambar 2.6 Tampak Hilir Bendung Jangkokb.Bendung SesaotBangunan buatan Belanda ini merupakan bendung tipe Broad Crested Weir (Gambar 2.2) ini mempunyai lebar mercu 53 m dengan tinggi jagaan 1,3 m. Pada awalnya bendung ini direncanakan dengan tinggi 3 m dari dasar sungai dan mengalirkan debit banjir maksimum 90 m3/dt.Rencana awalnya bendung ini menyuplai debit 1,5m3/dt untuk HLD Jangkok-Babak. Kondisi saat ini sebenarnya potensi Sungai Sesaot masih sangat besar akan tetapi saluran dari bendung Sesaot ke Sesaot Feeder diperkirakan tidak mampu mengalirkan debit lebih besar dikarenakan saluran tanah yang mudah berlumpur.

Gambar 2.7 Mercu bendung Bendung Sesaot

c.Bendung KeruBendung ini dibangun dari pasangan batu kali, mempunyai lebar mercu bendung 40 m, dimana tinggi mercu dari dasar sungai 10,5 m. Bendung ini direncanakan mampu mengalirkan debit banjir rencana 862 m3/dt dengan tinggi air maksimal di atas mercu 3,2 m.Saat ini air dari Bendung Keru juga dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, seperti terlihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.8 Tampak PLTM Keru 34 KW

2.5.2. Pintu Pengatur Bangunan Utamaa.Bendung JangkokIntake pada bendung ini berukuran lebar 2,5 m dan tinggi air rencana 1,9 m. Pintu Irigasi ini merupakan jenis pintu geser dengan hoist yang sampai saat ini masih berfungsi cukup baik, walaupun ada kebocoran sedikit.b.Bendung SesaotDirencanakan untuk mengalirkan Qmax kebutuhan 3 m3/dt, dimana maksimal head diatas crest bendung 0.6 m. Dari ke tiga pintu Intake yang ada terdapat kerusakan pada satu pintu dikarenakan rusaknya ulir pemutar sehingga kapasitas penyaluran juga jadi berkurang

2.5.3. Bangunan Pengukur Debita.Bendung JangkokBangunan ukurnya merupakan tipe Crump Weir dengan lebar 3 m dan didesain untuk mengalirkan debit 6 m3/dt. Kondisi bangunan ukur saat ini masih berfungsi dengan baik menyalurkan air ke High Level Diversion walaupun dengan kapasitas yang sudah berkurang. Akan tetapi kondisi dan penempatan Peilschaal (Gambar 3.7) sudah tidak sesuai lagi karena berada di depan pintu penguras sehingga pembacaannya menjadi tidak akurat, sehingga perlu penggantian Peilschaal (penempatan ulang).

Gambar 2.9 Bangunan ukur Bendung Jangkok

Gambar 2.10 Kondisi Peilschaal di depan pintu Penguras Bendung Jangkokb.Bendung SesaotSecara umum bangunan ukur debit (Gambar 3.8) di saluran Induk Sesaot ini sudah tidak berfungsi baik. Hal ini dapat dilihat bangunan Drempel Weir yang sudah tidak menghasilkan aliran kritis melainkan aliran tenggelam sehingga besarnya debit tidak terukur dengan baik. Hal ini disebabkan besarnya sedimentasi di saluran di upstrem maupun downstreamnya.

Gambar 2.11 Bangunan ukur Bendung Sesaot

2.5.4. Kondisi SaluranPermasalahan utama di sepanjang saluran HLD dan Jurang Sate secara umum adalah sedimentasi dan pengambilan liar yang tidak terkontrol. a.Sesaot FeederPada bagian upstream dari bangunan Sesaot Feeder (Gambar 3.9), merupakan saluran utama dari bendung Sesaot. Akan tetapi kondisi salurannya yang sebagian merupakan saluran alam tanpa talud pasangan sangat rawan terhadap longsor, sehingga material lumpurnya dapat terbawa masuk ke HLD Jangkok-Babak-Keru melalui Sesaot Feeder.

Gambar 2.12 Tampak penampang saluran di upstream Sesaot Feeder

b.Saluran Jurang SatePada beberapa titik diantara BJS 1 sampai dengan BJS 8 kondisi saluran tergerus dan longsor. Hal ini disebabkan pasangan batu kosong yang ada di bagian atas longsor menyebabkan tidak adanya penopang yang kuat untuk freeboard.

Gambar 2.13 Freeboard Saluran Jurang Sate yang tergerus