BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB...

26
5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Adapun data yang berhasil dikumpulkan mengenai promosi Observatorium Bosscha antara lain adalah : - Pencarian Literatur - Wawancara narasumber, dengan Bapak Dhani Herdiwijaya selaku Wakil Pimpinan dari Observatorium Bosscha - Penelitian langsung ke lapangan 2.1.1 Pengertian Observatorium Kata Observatorium Berasal dari kata “Observatori” yaitu sebagai tempat pengamatan dan mengamati perkembangan sesuatu. Kemudian Observatorium dapat diartikan sebagai sebuah struktur yang dibangun dan dirancang untuk membuat tempat pengamatan dan pengukuran yang diambil dari teleskop. Tempat yang paling baik untuk tujuan astronomi adalah di tempat pegunungan atau di dataran tinggi dimana langit tidak terlalu berawan di malam hari. Barang – barang optikal dan teleskop ditempatkan di bangunan yang mempunyai atap yang bisa

Transcript of BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB...

Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

5

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Data

Adapun data yang berhasil dikumpulkan mengenai promosi Observatorium

Bosscha antara lain adalah :

- Pencarian Literatur

- Wawancara narasumber, dengan Bapak Dhani Herdiwijaya selaku Wakil

Pimpinan dari Observatorium Bosscha

- Penelitian langsung ke lapangan

2.1.1 Pengertian Observatorium

Kata Observatorium Berasal dari kata “Observatori” yaitu sebagai tempat

pengamatan dan mengamati perkembangan sesuatu.

Kemudian Observatorium dapat diartikan sebagai sebuah struktur yang dibangun

dan dirancang untuk membuat tempat pengamatan dan pengukuran yang diambil dari

teleskop. Tempat yang paling baik untuk tujuan astronomi adalah di tempat pegunungan

atau di dataran tinggi dimana langit tidak terlalu berawan di malam hari. Barang –

barang optikal dan teleskop ditempatkan di bangunan yang mempunyai atap yang bisa

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

6

berputar dan biasanya berbentuk seperti kubah, walaupun bentuk bangunan persegi

sekarang menjadi lebih banyak digunakan dan dalam beberapa hal seluruh bangunan

dapat berputar.

2.1.2 Profil Bosscha

Observatorium Bosscha berlokasi pada 107 derajat 37’ BT dan 6 derajat 49’30”

LS. Memiliki ketinggian 1300 m di atas permukaan laut dan 630 m di atas dataran tinggi

Bandung. Terhadap kota bandung ke arah utara sejauh 15 km. dalam keadaan normal

kondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum siang

hari 23 derajat, kelembaban rata – rata 80 % - 90 %. Malam cerah untuk pengamatan

asometri 150 hari per tahun, sedang untuk pengamatan fotometri lebih lemah dari itu.

Observatorium Bosscha adalah sebuah Lembaga Penelitian dengan program-

program spesifik. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, obervatorium ini

merupakan pusat penelitian dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia. Sebagai

bagian dari Fakultas MIPA - ITB, Observatorium Bosscha memberikan layanan bagi

pendidikan sarjana dan pascasarjana di ITB, khususnya bagi Program Studi Astronomi,

FMIPA - ITB. Penelitian yang bersifat multidisiplin juga dilakukan di lembaga ini,

misalnya di bidang optika, teknik instrumentasi dan kontrol, pengolahan data digital, dan

lain - lain. Berdiri tahun 1923, Observatorium Bosscha bukan hanya observatorium

tertua di Indonesia, tapi juga masih satu - satunya obervatorium besar di Indonesia.

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

7

Observatorium Bosscha adalah lembaga penelitian astronomi moderen yang

pertama dan satu – satunya di Indonesia. Observatorium ini dikelola oleh Institut

Teknologi Bandung dan mengemban tugas sebagai fasilitator dari penelitian dan

pengembangan astronomi di Indonesia, mendukung pendidikan sarjana dan pascasarjana

astronomi di ITB, serta memiliki kegiatan pengabdian pada masyarakat.

Observatorium Bosscha juga mempunyai peran yang unik sebagai satu - satunya

observatorium besar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara sampai sejauh ini. Peran ini

diterima dengan penuh tanggung jawab: sebagai penegak ilmu astronomi di Indonesia.

Dalam program pengabdian masyarakat, melalui ceramah, diskusi dan kunjungan

terpandu ke fasilitas teropong untuk melihat objek - objek langit, masyarakat

diperkenalkan pada keindahan sekaligus deskripsi ilmiah alam raya. Dengan ini

Observatorium Bosscha berperan sebagai lembaga ilmiah yang bukan hanya menjadi

tempat berpikir dan bekerja para astronom profesional, tetapi juga merupakan tempat

bagi masyarakat untuk mengenal dan menghargai sains. Dalam terminologi ekonomi

modern, Observatorium Bosscha berperan sebagai public good.

Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya

oleh Pemerintah. Karena itu keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU

Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah

menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus

diamankan.

Observatorium Bosscha berperan sebagai homebase bagi penelitian astronomi di

Indonesia.

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

8

Gambar 2.1

Observatorium Bosscha

2.1.3 Sejarah Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh

Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang

Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah

observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di

dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh

Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan

bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha

dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama

observatorium ini.

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

9

Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5

tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.

Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun

1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang

berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran

pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium

dapat beroperasi dengan normal kembali.

Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini

kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun

1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu,

Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di

Indonesia.

Direktur Observatorium :

1. 1923 - 1940: Dr. Joan Voûte

2. 1940 - 1942: Dr. Aernout de Sitter

3. 1942 - 1946: Prof. Dr. Masashi Miyaji

4. 1946 - 1949: Prof. Dr. J. Hins

5. 1949 - 1958: Prof. Dr. Gale Bruno van Albada

6. 1958 - 1959: Prof. Dr. O. P. Hok dan Santoso Nitisastro (pejabat sementara)

7. 1959 - 1968: Prof. Dr. The Pik Sin

8. 1968 - 1999: Prof. Dr. Bambang Hidayat

9. 1999 - 2004: Dr. Moedji Raharto

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

10

10. 2004 - 2006: Dr. Dhani Herdiwijaya

11. 2006 - 2010: Dr. Taufiq Hidayat

12. 2010 - sekarang: Dr. Hakim Luthfi Malasan

2.1.4 Fasilitas – fasilitas yang ada di Observatorium Bosscha

2.1.4.1 Teropong

Observatorium Bosscha mempunyai 11 teropong bintang 7 diantaranya

merupakan teropong utama yang memiliki bangunan sendiri, teropong – teropong

tersebut masih terawat dengan baik sampai sekarang antara lain :

1. Refraktor Ganda Zeiss 60 cm

Teleskop ganda Zeiss 60 cm ini berada pada satu-satunya gedung kubah di

Observatorium Bosscha yang telah menjadi landmark Bandung utara selama lebih dari

85 tahun. Bangunan teropong ini dirancang oleh arsitek Bandung ternama, yaitu K. C. P.

Wolf Schoemacher, yang juga guru Presiden Soekarno. Teleskop dan gedung kubah ini

merupakan sumbangan dari K. A. R. Bosscha yang secara resmi diserahkan kepada

Perhimpunan Astronomi Hindia-Belanda pada bulan Juni 1928. Kubah gedung memiliki

bobot 56 ton dengan diameter 14,5 m dan terbuat dari baja setebal 2 mm.

Saat ini, Teropong Ganda Zeiss 60cm ini merupakan teleskop terbesar dan tertua

di Observatorium Bosscha. Tahun 2008, teleskop ini genap berusia 80 tahun. Sampai

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

11

sejauh ini, teleskop ini masih berfungsi dengan baik berkat perawatan yang konsisten.

Sistem detektor fotografi pernah digunakan di teleskop ini sampai dengan tahun 1980-

an. Sejak awal 1990-an, teknologi detektor dijital (menggunakan CCD astronomi) mulai

digunakan di Observatorium Bosscha, untuk meningkatkan tingkat sensitifitas

pengamatan. Selain itu, instrumentasi teleskop juga terus dimodernisasi.

Teleskop ini merupakan jenis refraktor (menggunakan lensa) dan terdiri dari 2

teleskop utama dan 1 teleskop pencari (finder). Diameter teleskop utama adalah 60 cm

dengan panjang fokus hampir 11 m, dan teleskop pencari berdiameter 40 cm. Medan

pandang teleskop pencari adalah 1,5 derajat atau sekitar 3 kali diameter citra bulan

purnama. Medan pandang langit yang luas ini memudahkan untuk mengidentifikasi

bintang yang hendak diamati, dibandingkan dengan citra bintang di langit melalui peta

bintang. Teleskop ini dapat mengamati bintang-bintang yang jauh lebih lemah, kurang

lebih 100000 kali lebih lemah dari bintang yang dapat dilihat oleh mata telanjang.

Instrumen utama ini telah digunakan untuk berbagai penelitian astronomi, antara

lain untuk pengamatan astrometri, yaitu untuk memperoleh informasi posisi benda langit

secara akurat dalam orde sepersepuluh detik busur, khususnya untuk memperoleh orbit

bintang ganda visual. Hingga saat ini terdapat koleksi sekitar 10000 data pengamatan

bintang ganda visual yang diperoleh dengan menggunakan teleskop ini. Selain itu,

teleskop ini juga digunakan untuk pengamatan gerak diri bintang dalam gugus bintang.

Teleskop ini juga digunakan untuk pengukuran paralak bintang guna penentuan jarak

bintang. Pencitraan dengan CCD juga digunakan untuk mengamati komet dan planet-

planet, misalnya Mars, Jupiter, dan Saturnus. Dengan menggunakan spektrograf BCS

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

12

(Bosscha Compact Spectrograph), teleskop ini secara kontinu melakukan pengamatan

spektrum bintang-bintang Be.

2. Refraktor Bamberg 37 cm

Teropong Bamberg juga termasuk jenis refraktor yang ada di Observatorium

Bosscha, dengan diameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 m. Teropong ini berada pada

sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang dapat bergerak maju-

mundur untuk membuka atau menutup. Karena konstruksi bangunan, jangkauan teleskop

ini hanya terbatas untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat, atau

untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut dalam sektor Timur-

Selatan-Barat. Untuk obyek langit yang berada di langit utara atau azimut sektor Timur-

Utara-Barat praktis tak dapat dijangkau oleh teleskop ini. Teleskop ini selesai diinstalasi

awal tahun 1929 dan digerakkan dengan sistem bandul gravitasi, yang secara otomatis

mengatur kecepatan teleskop bergerak ke arah barat mengikuti bintang yang ada di

medan teleskop sesuai dengan kecepatan rotasi bumi. Teleskop ini juga telah dilengkapi

dengan detektor moderen, menggunakan kamera CCD.

Teropong Bamberg digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang

variabel, serta fotometri gerhana bintang, misalnya pengamatan kurva cahaya bintang

ganda delta-Capricorni. Teropong ini juga digunakan untuk pengamatan matahari dan

permukaan bulan. Teropong Bamberg juga sering digunakan untuk pendidikan publik,

misalnya pada Malam Umum, untuk melihat kawah bulan, bintang ganda visual, gugus

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

13

bintang, planet-planet, dan benda langit lainnya secara langsung melalui okuler

teropong.

3. Teleskop Goto 45 cm

Teleskop Goto berjenis reflektor yaitu menggunakan cermin sebagai pengumpul

cahaya. Tepatnya, teropong ini berjenis reflektor Cassegrain dengan diameter cermin

utama 45 cm. Cermin utama yang berbentuk parabola memiliki panjang fokus 1,8 m dan

cermin sekunder yang berbentuk hiperbola memiliki panjang fokus 5,4 m. Teleskop ini

merupakan bantuan dari kementrian luar negeri Jepang melalui program ODA (Overseas

Development Agency), Ministry of Foreign Affairs, pada tahun 1989.

Teleskop ini merupakan teleskop pertama di Observatorium Bosscha yang

sepenuhnya digerakkan dengan kontrol komputer dan telah dilengkapi dengan kamera

CCD dan instrumen lain. Sistem kontrol teleskop ini pernah mengalami kerusakan dan

kini telah sepenuhnya diganti dengan sistem kontrol yang compatible dengan PC biasa.

Teleskop ini digunakan terutama untuk pengamatan bintang-bintang variabel,

pengamatan kurva cahaya planet luar-surya, pengamatan asteroid, spektroskopi bintang,

dan pencitraaan planet.

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

14

4. Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop Bima Sakti diinstalasi pada tahun 1960 dan merupakan sumbangan dari

UNESCO kepada Observatorium Bosscha. Teleskop jenis ini termasuk jarang di dunia.

Teleskop Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga sering disebut

Kamera Schmidt. Teropong ini mempunyai diameter lensa koreksi 51 cm, diameter

cermin 71 cm, dan panjang fokus 127 cm. Perbandingan antara panjang fokus terhadap

diameter lensa koreksi atau dikenal dengan f-ratio relatif paling kecil di antara teleskop-

teleskop besar di Observatorium Bosscha. Angka ini besarnya 2,5, sehingga memang

mirip dengan f-ratio kamera biasa. Karena itu, teropong Bima Sakti ini juga dinamakan

kamera langit cepat, sedangkan refraktor ganda Zeiss merupakan kamera yang lambat.

Artinya, perlu waktu yang lebih lama untuk memotret obyek yang sama apabila

menggunakan refraktor Zeiss.

Teleskop ini memiliki medan pandang yang luas, kira-kira 5 x 5 derajat persegi,

sehingga teropong sangat baik untuk keperluan survey. Teropong ini digunakan untuk

pengamatan obyek langit dari panjang gelombang biru sampai inframerah dekat, dan

juga dilengkapi dengan prisma obyektif dan prisma Racine. Teropong ini sangat peka

sehingga sangat mudah terganggu oleh polusi cahaya.

Teropong ini digunakan untuk pengamatan bintang emisi garis hidrogen,

bintang-bintang kelas M, serta bintang-bintang Wolf-Rayet.

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

15

5. Refraktor Unitron

Teleskop Unitron adalah teropong refraktor dengan lensa obyektif berdiameter

102 mm dan panjang fokus 1500 mm. Teropong ini diinstalasi pada mounting Zeiss

yang masih asli dengan sistem penggerak bandul gravitasi, sama seperti pada teropong

Bamberg. Dari segi ukuran, teropong ini baik untuk pengamatan matahari maupun

bulan, dan banyak digunakan untuk praktikum mahasiswa. Dengan ukuran yang kecil

dan ringan, teropong ini mudah dibawa dan telah beberapa kali digunakan dalam

ekspedisi pengamatan gerhana matahari total, misalnya tahun 1983 di Cepu, Jawa

Tengah, dan tahun 1995 di Sangihe Talaud, Sulawesi Utara.

Teleskop ini juga digunakan untuk publik pada acara Malam Umum, untuk

mengamati bintang ganda visual, planet-planet, serta obyek-obyek yang menarik yang

dapat dilihat pada saat pengamatan.

6. Reflektor GAO-ITB

Reflektor GAO-ITB merupakan teleskop generasi baru di Observatorium

Bosscha yang diinstalasi tahun 2005 dan sepenuhnya digerakkan dengan kontrol

komputer. Teleskop ini berjenis Schmidt-Cassegrain bermerek Celestron dengan

diameter cermin 8 inchi (sekitar 20 cm). Teleskop ini berada dalam ruangan dengan atap

geser.

Menilik namanya, teleskop ini merupakan hasil kerjasama antara ITB dengan

Gunma Astronomical Observatory (GAO), Jepang, dan telah beberapa kali digunakan

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

16

sebagai teleskop robotik, yaitu pengamatan dari dua tempat jauh (Lembang-Gunma).

Teleskop ini dapat digerakkan dari Jepang, dan hasilnya disaksikan secara langsung oleh

pengamat di Jepang, yang sebagian besar adalah pengunjung umum atau siswa dan guru.

Dan demikian pula sebaliknya. Teleskop di Gunma digerakkan dari Bosscha dan

hasilnya disaksikan di Lembang, atau di kampus ITB, didukung oleh fasilitas

teleconference. Karena itu, nama lengkap teleskop ini sebenarnya adalah GAO-ITB-RTS

(dengan RTS = Remote Telescope System).

7. Teleskop Radio 2.3m

Saat ini Observatorium Bosscha telah memasuki era multiwavelength.

Gelombang radio mulai dapat ditangkap dan dianalisis di Observatorium Bosscha.

Teleskop radio Bosscha 2.3m adalah adalah instrumen radio jenis SRT (Small Radio

Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi

Corporation. Teleskop ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam rentang

frekuensi 1400-1440 MHz. Dalam rentang frekluensi tersebut terdapat transisi garis

hidrogen netral, sehingga teleskop ini sangat sesuai untuk pengamatan hidrogen netral,

misalnya dalam galaksi kita, Bima Sakti. Selain itu, teleskop ini dapat digunakan untuk

mengamati obyek-obyek jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar. Matahari juga merupakan

obyek yang menarik untuk ditelaah dalam panjang gelombang radio ini. Obyek eksotik,

seperti pulsar, juga akan menjadi taget pengamatan dengan teleskop radio ini.

Teleskop ini dapat digunakan untuk pengamatan dalam mode spektral dengan

resolusi 7,8 kHz untuk bandwidth 1,2 MHz, atau dengan resolusi sangat tinggi 1,8 kHz

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

17

namun dengan bandwidth yang jauh lebih pendek. Mapping juga dapat dilakukan,

namun dengan resolusi beam hanya sekitar 7 derajat. Pengamatan dalam mode

kontinum memberikan bandwidth selebar 40 MHz dengan bin sebesar 1 MHz. Teleskop

ini diinstalasi pada puncak bekas menara meteorologi di Observatorium Bosscha untuk

mendapatkan coverage langit yang maksimal (tanpa terhalang pepohonan). Ruang

kontrol dibuat di bawahnya.

Teleskop ini, yang mendapatkan first light pada bulan Desember 2008,

menginisiasi pengembangan astronomi radio di Indonesia dan akan terus dikembangkan

menjadi interferometer radio multi-elemen.

8. Teleskop Hilal

Teleskop Hilal yang dimaksudkan di sini adalah teleskop kecil yang biasa

digunakan untuk pengiriman tim pengamat ke beberapa daerah di Indonesia untuk

mengamati hilal 1 Ramadhan dan 1 Syawal setiap tahunnya. Teleskop tersebut adalah

refraktor William Optics dengan diameter 6 cm dilengkapi dengan mounting Vixen

Sphinx dan sebuah detektor sederhana berupa kamera dijita Canon Powershot.

Dilengkapi dengan TV Tuner ke sebuah laptop atau desktop, maka sistem ini siap

mengirimkan data berupa video tayang-langsung.

Terdapat 6 teleskop seperti ini di Observatorium Bosscha dan siap membantu

pemerintah untuk melakukan pengamatan hilal pada tanggal-tanggal penting keagamaan

tersebut.

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

18

9. Teleskop Radio JOVE

Teleskop radio JOVE tidak lain adalah teleskop radio hasil rancangan NASA

Radio JOVE Project yang ditujukan untuk mengamati semburan radio dari Jupiter

(Jupiter noise storm) serta semburan matahari Type III pada frekuensi 20,1 MHz.

Teleskop ini menggunakan antena array berupa dual-dipole. Receiver dibuat

bekerjasama dengan Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro, STEI,

ITB. Sebanyak dua receiver telah selesai dikerjakan. Sebuah interferometer JOVE saat

ini sedang dalam tahap penyelesaian di Observatorium Bosscha.

Dengan teleskop radio ini, Observatorium Bosscha dapat turut mengikuti

jaringan pengamatan semburan Jupiter dan Matahari di dunia. Khusus untuk pengamatan

Matahari, teleskop ini menjadi pendamping pengamatan radio untuk pengamatan optik

dari Teropong Surya di Observatorium Bosscha.

10. Teropong Surya

Observatorium Bosscha telah selesai membangun teropong matahari, yaitu set

teleskop dijital, yang terdiri dari 3 buah telekop Coronado dengan 3 filter yang berbeda,

serta sebuah teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri. Fasilitas

ini dapat terealisasi berkat sumbangan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan

Kebudayaan, Negeri Belanda, Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds, Departemen

Pendidikan Nasional, serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Fasilitas baru ini

dapat digunakan untuk penelitian, pendidikan, maupun untuk pengabdian kepada

masyarakat. Dari sisi layanan publik, fasilitas ini akan menjadi bagian penting dari

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

19

pendidikan informal yang dapat diberikan oleh Observatorium Bosscha kepada publik.

Semua ini merupakan wujud dari upaya Observatorium Bosscha memodernisasi dirinya

sambil tetap menjaga sejarahnya. Fasilitas teropong surya ini berdiri pada lahan bekas

teropong transit yang sudah tidak digunakan lagi, dan pernah digunakan sebagai titik

pengamatan topografi. Bekas titik tersebut masih dipertahankan di dalam interior gedung

teropong. Gedung ini dirancang oleh Dr. Wijaya Martokusumo dari SAPPK-ITB.

Berbagai komponen teleskop dibuat sendiri kecuali teleskop Coronado yang

merupakan teleskop didesain khusus untuk keperluan pengamatan Matahari. Fasilitas ini

terdiri dari dua buah sistem teleskop, yang pertama merupakan teleskop dijital bekerja

pada 3 panjang gelombang, yaitu H-alpha, Kalsium II, dan cahaya putih yang ditujukan

untuk mengamati bintik matahari. Teleskop kedua adalah sebuah coleostat yang

ditujukan untuk membuat proyeksi citra dan spektrum matahari secara analog. Dengan

demikian keduanya dapat berfungsi sebagai teleskop tayang-langsung (real-time), dan

dapat dilihat melalui jaringan internet. Dengan sistem ini, fasilitas ini dapat berfungsi

sebagai kolektor data ilmiah maupun sebagai sarana pendidikan publik yang cukup

efektif. Variasi kenampakan matahari dapat dimonitor dan publik diharapkan dapat

mengesani fenomena cuaca antariksa.

Fasilitas Teropong Surya ini juga dilengkapi dengan poster-poster berisi

informasi tentang matahari serta perangkat lunak World Wide Telescope yang

disumbangkan oleh Microsoft Indonesia kepada Observatorium Bosscha.

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

20

11. Teleskop Pelatihan

Sejak tahun 2003, Observatorium Bosscha merupakan sentra pelatihan Tim

Olimpiade Astronomi Indonesia di tingkat internasional. Sejak saat itu pula, tim yang

dibina oleh para staf Program Studi dan KK Astronomi ITB ini selalu berprestasi. Secara

berkala anggota tim yang dipilih melalui seleksi di Olimpiade Sains Nasional setiap

tahunnya dilatih di Observatorium Bosscha. Peralatan yang digunakan adalah set

teleskop portable yang disediakan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Teleskop ini

juga digunakan untuk lomba observasi di Olimpiade Sains Nasional, terdiri dari

Celestron C8 dan C11 dilengkapi dengan CCD dan asesoris lainnya. Teleskop-teleskop

ini juga digunakan oleh mahasiswa astronomi melakukan praktikum laboratorium

astronomi.

2.1.4.2 Perpustakaan

Perpustakaan Observatorium Bosscha merupakan perpustakaan unit, salah satu

yang terlengkap di ITB. Selain berlangganan cukup banyak jurnal-jurnal utama

astronomi, perpustakaan ini juga memiliki koleksi buku teks, prosiding, serta ASP

conference series. Berbagai katalog astronomi serta koleksi historis juga tersimpan baik

di perpustakaan ini. Akses secara on-line kepada jurnal-jurnal yang dilanggan juga

tersedia. Sebagian besar koleksi perpustakaan ini tidak boleh dipinjam (atau dibawa

keluar), kecuali untuk dosen dan mahasiswa astronomi. Namun demikian, layanan

dokumen yang diperlukan dapat dipenuhi dengan menghubungi petugas perpustakaan.

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

21

2.1.4.3 Bengkel Mekanik

Observatorium Bosscha juga dilengkapi dengan bengkel mekanik yang mampu

membuat berbagai asesoris dan komponen teleskop. Bengkel ini memiliki mesin bubut

dan mesin-mesin mekanik pendukung yang lain serta sarana pengelasan.

2.1.4.4 Ruang Ceramah

Ruang Ceramah merupakan ruangan berkapasitas 100 orang yang saat ini

terutama digunakan untuk menerima kunjungan publik. Ruang ini dilengkapi dengan

sarana multimedia, sehingga selain digunakan sebagai tempat cermah astronomi populer

untuk pengunjung, ruang ini juga dapat dimanfaatkan untuk pemutaran film-

film/dokumentasi ilmiah. Rata-rata dalam hari kunjungan publik, ruang cermah ini

memberikan layanan sampai 600 orang per hari.

Ruang Ceramah ini dibangun tahun 1934 dan sejak awal ditujukan untuk

demonstrasi publik. Awalnya ruangan ini berisi alat-alat peraga ilmiah, misalnya peraga

gerhana, peraga bola langit, miniatur teleskop, dan sebagainya. Sebagaimana diketahui

Observatorium Bosscha telah menerima kunjungan publik sejak tahun 1926. Namun

seiring dengan semakin banyaknya permintaan kunjungan, ruang ini dimodifikasi

menjadi tempat penerimaan publik untuk penyampaian informasi astronomi. Dalam

ruang ini terdapat patung perunggu K. A. R. Bosscha. Patung tersebut merupakan

cinderamata dari Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda kepada Bosscha, yang

diserahkan saat penyerahan Teropong Zeiss tahun 1928. Ketika Ruang Ceramah selesai

dibangun, patung ini dipasang secara permanen di gedung ini.

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

22

Ceramah astronomi populer umumnya diberikan oleh para dosen dan mahasiswa

di Program Studi Astronomi, FMIPA, ITB. Selain sebagai Ruang Ceramah umum,

tempat ini juga digunakan untuk kuliah-kuliah di Program Studi Astronomi, ITB.

2.1.4.5 Wisma Kerkhoven

Wisma Kerkhoven adalah fasilitas baru di Observatorium Bosscha yang

diresmikan penggunaannya oleh Menristek Dr. Kusmayanto Kadiman didampingi

Rektor ITB pada tanggal 15 Desember 2007. Gedung ini dulunya adalah kediaman resmi

direktur Observatorium Bosscha. Dalam sejarahnya, peletakan pertama pembangunan

gedung ini dilakukan tanggal 14 Mei 1926 oleh Prof. Dr. Anton Pannekoek, seorang

astronom besar Belanda, yang waktu itu sedang menjadi tamu peneliti di Observatorium

Bosscha. Nama Kerkhoven yang diberikan pada gedung ini adalah untuk mengenang

salah seorang pendiri Observatorium Bosscha, yaitu R. A. Kerkhoven, yang berjasa

sangat besar bagi kelangsungan Observatorium Bosscha.

Gedung ini dipugar mulai pertengahan tahun 2007 dengan pengawasan arsitek

dari SAPPK-ITB, yaitu Dr. Woerjantari Soedarsono, Dr. Wijaya Martokusumo, dan Ir.

Widiyani, MT. Pemugaran gedung ini tetap menjaga keaslian bangunan, dan hanya

terdapat sedikit modifikasi untuk mendukung fungsi gedung. Dengan demikian, sejak

awal tahun 2008, gedung ini merupakan suatu perwujudan dari Faculty House, yang

memiliki fungsi dan sarana sebagai berikut:

1. Sarana ruang seminar dan lokakarya

2. Sarana ruang rapat

3. Tempat penerimaan tamu VIP

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

23

4. Tempat acara bernuansa pendidikan dan kebudayaan

5. Museum

6. Guest House VIP

Semenjak diresmikan akhir tahun 2007 tersebut, gedung ini telah menjadi host dari

berbagai kegiatan di Observatorium Bosscha.

2.1.4.6 Ruang Seminar dan Lokakarya

Sebagai ruang seminar dan lokakarya, ruang rapat utama dapat menampung 40

orang, dan sebagai ruang rapat dapat menampung sekitar 30 orang. Observatorium

Bosscha banyak dikunjungi oleh tamu-tamu penting baik dari dalam dan luar negeri,

misalnya menteri-menteri, gubernur, para guru besar, dan sebagainya. Lounge

Observatorium Bosscha biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan, sedangkan

untuk berdiskusi menggunakan Ruang Rapat Utama. Tamu-tamu penting dapat

menginap di guest house yang menyediakan dua kamar utama dan satu kamar tambahan.

2.1.4.7 Museum

Observatorium Bosscha telah berusia lebih dari 85 tahun. Selama itu,

observatorium ini telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Penggunaan

peralatan misalnya, telah berevolusi dari sistem mekanik menjadi sistem elektronik, dan

media data juga telah berubah dari mode analog menjadi dijital. Karena itu, banyak

benda-benda, yang sekarang dikatakan "tua" namun sangat berarti sekaligus memberikan

rekaman sejarah perjalanan Observatorium Bosscha. Ruang museum di Wisma

Page 20: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

24

Kerkhoven ditujukan untuk menyimpan benda-benda tua yang penting tersebut, mulai

dari peralatan, dokumen, serta teropong. Namun begitu, penataan dan inventarisasi

benda-benda museum belum sepenuhnya selesai. Museum ini masih bersifat terbatas dan

belum dibuka untuk umum, kecuali pada acara-acara tertentu.

Teleskop Secretan, sebagai contoh, adalah teleskop yang berusia sangat tua,

dibuat oleh pabrik Secretan, Prancis, tahun 1884. Teleskop ini adalah sumbangan dari

seorang donatur asal Padang tahun 1920-an, ketika mendengar bahwa di Lembang

sedang dibangun sebuah observatorium. Teleskop ini sebelumnya berada di gedung yang

sekarang menampung teleskop Goto. Ketika teleskop Goto diinstalasi tahun 1989,

teleskop Secretan masuk dalam masa purnabakti dan disimpan di Bengkel

Observatorium Bosscha. Dengan adanya museum ini, Teleskop Secretan dibersihkan

kembali dan menjadi salah satu barang koleksi museum yang sangat berharga.

2.1.5 Kunjungan

Observatorium Bosscha merupakan fasilitas penelitian astronomi milik ITB.

Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, Observatorium Bosscha membuka kunjungan

terbatas dengan jadwal sebagai berikut (mulai berlaku Maret 2010):

Page 21: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

25

Jenis Kunjungan Hari Jam Kapasitas

Selasa – Kamis

(rombongan minimal 25 org)

Sesi I : 09.00 - 11.00

Sesi II : 11.00 - 13.00

Sesi III : 13.00 - 15.00

200 Orang

200 Orang

200 Orang

Jumat

(rombongan minimal 25 org)

Sesi I : 09.00 - 11.00

Sesi II : 13.00 - 15.00

200 Orang

200 Orang

Kunjungan Siang

Rp 7.500/orang

Sabtu

(khusus keluarga/perorangan) Sesi I : 09.00 - 15.00

Kunjungan Malam

Rp 10.000/orang

April -Oktober

(3 hari per bulan) 17.00 - 20.00 200 Orang

Tabel 2.1

Jadwal Kunjungan

Untuk kunjungan siang, pengunjung dapat:

• mengunjungi teleskop Zeiss ( tidak meneropong )

• mendapat info astronomi di ruang multimedia

• Mengamati matahari dengan Real Time Solar Telescope melalui gambar

proyeksi, tidak meneropong satu-satu (mulai Maret 2010)

Sedangkan untuk kunjungan malam, jika langit cerah (tidak mendung/hujan),

pengunjung dapat :

Page 22: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

26

• mengunjungi teleskop Zeiss (tidak meneropong)

• mendapat info astronomi di ruang multimedia

• mengamati bulan & objek-objek lain menggunakan teleskop Unitron dan

Bamberg dengan cara mengantri satu per satu.

2.1.6 Kerjasama Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha menjalani kegiatan kerjasama astronomi dengan

Belanda, Jepang, Jerman, dan institusi lain di dalam dan luar negeri juga berlangsung

diantaranya :

• Observatorium Bosscha menerima donasi dari LKBF (Leidsche Kerkhoven

Bosscha Foundation) berupa buku – buku mutakhir dan langganan jurnal.

• Bantuan Spektograf dari Jepang merupakan hibah yang sangat berharga untuk

kemajuan astronomi khusunya pengamatan spektroskopi.

• Kunjungan astronom asing yang memberikan perkuliahan Observatorium

Bosscha dan Departemen Astronomi dapat memacu staf dan mahasiswa

astronomi untuk mengikuti dan mendalami perkembangan astronomi mutakhir.

• Keanggotaan astronom Indonesia pada asosiasi dari berbagai Negara

merupakan asset bagi Observatorium Bosscha karena menguntungkana dalam

pergaulan international.

Page 23: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

27

2.1.7 Kendala yang Dihadapi Sekarang

Perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara

yang tumbuh laju pesat membuat aktivitas pengamatan bintang terganggu. Cahaya dari

kawasan pemukiman yang terhambur ke angkasa membuat langit menjadi lebih terang.

Semakin lama, cahaya bintang yang redup semakin kalah oleh cahaya lampu. Sehingga

observatorium yang pernah disebut - sebut sebagai observatorium satu - satunya di

kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya.

2.1.8 Wawancara Narasumber

Setelah melakukan wawancara dengan narasumber, yaitu Bapak Dhani

Herdiwijaya selaku wakil pimpinan Observatorium Bosscha, dapat ditarik kesimpulan

bahwa Observatorium Bosscha memerlukan fasilitas – fasilitas komunikasi visual,

seperti semacam poster yang menerangkan tentang teropong – teropong di

Observatorium Bosscha, peta kawasan, buku panduan tentang astronomi, dll. Pesan yg

ingin disampaikan adalah memperkenalkan Observatorium Bosscha sebagai wisata

astronomi atau pendidikan. Bisa ditambahkan tokoh kartun supaya pas untuk anak - anak

karena mayoritas pengunjung adalah siswa – siswa sekolah.

Page 24: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

28

2.2 Data Kompetitor

Selain Observatorium Bosscha, di Lembang terdapat objek wisata lain yang

terkenal antara lain Gunung Tangkuban Perahu, Pemandian air panas Maribaya, serta

Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Oleh karena itulah objek – objek wisata tersebut yang

menjadi kompetitor dari Observatorium Bosscha.

2.2.1 Gunung Tangkuban Perahu

Tangkuban Perahu juga dikenal dengan istilah perahu terbalik karena dapat

dilihat dari bentuknya yang menyerupai perahu terbalik. Tangkuban Perahu adalah salah

satu tempat yang paling terkenal oleh wisatan dari kota Lembang, dan merupakan kawah

pegunungan yang dapat dijamgkau. Gunung ini pernah meletus pada 1829, 1846, 1887,

1910 dan 1926. Kawah gunung Tangkuban Perahu terjadi oleh karena letusan gunung

tersebut. Gunung ini pernah meletus dan terdapat 10 kawah yang terkenal.

2.2.2 Pemandian air panas Maribaya

Maribaya yang letaknya 5km dari lembang mempunyai spa dengan suhu tertentu,

pemandanga yang berbukit dan air terjun yang mengagumkan. Tempat ini merupakan

salah satu pusat wisatawan berwisata. Tempat ini mempunyai pemandangan yang indah

dan mempunyai sumber air panas mineral yang mengandung belerang serta sebuah air

terjun setinggi 25 m.

Page 25: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

29

2.3 Target Market

Geografi :

- Domisili : kota besar, kota penyangga

- Wilayah : Jabodetabek, Bandung

- Kepadatan : perkotaan

- Iklim : daerah tropis perkotaan

Demografi :

- Usia : usia anak sekolah dasar, 6 - 12 tahun

- Kelamin : laki-laki dan perempuan

- Pekerjaan : pelajar sekolah dasar

- Kepercayaan : semua agama

- Suku/etnik : semua suku

Psikografi :

- Kelas social : B

- Gaya hidup : modern, belongers (rasa ingin tahu tinggi)

- Kepribadian : mudah bergaul

Page 26: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00161-DS BAB 2.pdfkondisi cuaca minimum malam hari 16 derajat (bulan Juni 0 Juli) dan maksimum

30

2.4 Analisa SWOT

Strength :

- Satu - satunya wisata astronomi, Observatorium pengamatan bintang yang

merupakan satu – satunya di Bandung bahkan di Indonesia.

- Sebagai tempat penelitian sekaligus wisata astronomi edukatif.

Weakness :

- Kurangnya promosi terhadap wisata Observatorium Bosscha.

- Pemerintah daerah Lembang yang kurang peduli akan wisata Observatorium

Bosscha, terlihat dari semakin padatnya rumah penduduk di sekitar kawasan

Observatorium sehingga menimbulkan polusi cahaya.

Opportunity :

- Dapat lebih mempromosikan wisata Observatorium Bosscha.

- Dapat menjadikan Observatorium Bosscha sebagai tujuan wisata astronomi

edukatif.

Threat :

- Objek Wisata lain yang menurut masyarakat lebih menarik

- Penilaian sebagian masyarakat bahwa berkunjung ke tempat wisata

astronomi dianggap membosankan.