BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian jaringan 2thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-1-00161-IF Bab...

33
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian jaringan Jaringan komputer adalah suatu sistem dimana sejumlah komputer yang berbeda bisa bekerjasama dengan menghubungkan tiap komputer tersebut. (Tanenbaum, 2003), (p.2) 2.2 Perangkat jaringan 2.2.1 Hub Hub merupakan tempat pertemuan berbagai paket; tempat terjadinya aggregation. Dalam kaitannya sebagai peralatan, hub adalah sebuah peralatan yang berfungsi sebagai multiport repeater. (CCNA Exploration1, 2007). Gambar 2.1 Hub

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian jaringan 2thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-1-00161-IF Bab...

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian jaringan

Jaringan komputer adalah suatu sistem dimana sejumlah komputer yang berbeda bisa

bekerjasama dengan menghubungkan tiap komputer tersebut. (Tanenbaum, 2003),

(p.2)

2.2 Perangkat jaringan

2.2.1 Hub

Hub merupakan tempat pertemuan berbagai paket; tempat terjadinya

aggregation. Dalam kaitannya sebagai peralatan, hub adalah sebuah

peralatan yang berfungsi sebagai multiport repeater. (CCNA Exploration1,

2007).

Gambar 2.1 Hub

7

2.2.2 Repeater

Repeater adalah sebuah device yang mampu memperluas jangkauan suatu

jaringan. Repeater menerima sinyal yang lemah pada satu sisi,

memperkuatnya, kemudian mengirimkannya melalui sisi yang lain. Repeater

beroperasi pada Physical Layer Model OSI. Repeater tidak memiliki

kemampuan untuk mempelajari setiap sinyal yang dikirim. Repeater hanya

memperkuat sinyal saja. (Hallberg, 2003), (p.70-71)

Gambar 2.2 Repeater

2.2.3 Bridge

Bridge menghubungkan dua segmen jaringan dan memiliki kemampuan

untuk meneruskan paket dari satu segmen ke segmen lain bila paket tersebut

memang harus diteruskan. Bridge digunakan untuk membagi jaringan.

Brigde beroperasi pada Data Link Layer Model OSI. (Hallberg, 2003), (p.73-

74)

8

Gambar 2.3 Bridge

2.2.4 Switch

Switch adalah sebuah komponen jaringan yang melakukan filter, dan

meneruskan paket sesuai dengan alamat tujuan pada setiap frame. Switch

beroperasi pada Data Link Layer Model OSI. (CCNA Exploration1, 2007)

Gambar 2.4 Switch

2.2.5 Router

Router beroperasi pada Network layer Model OSI dan lebih cerdas dari

bridge dalam mengirim paket ke tujuan. Biasanya router menjadi sebuah

node dan memiliki network address masing-masing. (Hallberg, 2003), (p.75)

9

Gambar 2.5 Router

2.2.6 NIC

NIC (Network Interface Card) adalah sebuah alat yang dirancang untuk

memampukan komputer berkomunikasi melalui jaringan. (CCNA

Exploration1, 2007)

Gambar 2.6 NIC

2.3 Media transmisi

2.3.1 Guided Transmission Media

2.3.1.1 Twisted Pair

Twisted pair terdiri atas 2 kabel tembaga yang saling melilit seperti

molekul DNA. Lilitan itu dimaksudkan agar radiasi kabel menjadi

lebih sedikit. Contoh penggunaan twisted pair adalah pada sistem

telepon.

10

Twisted pair mampu menjangkau beberapa kilometer tanpa penguat,

tapi untuk jarak jauh, repeater dibutuhkan. Twisted pair mampu

digunakan untuk transmisi sinyal analog maupun digital.

Bandwidth tergantung pada ketebalan kabel dan jarak, tapi mampu

memberikan performa yang cukup dan biaya yang murah. Beberapa

jenis twisted pair yaitu kategori 3, 5, 6 dan 7. Jenis kabel ini sering

disebut UTP (Unshielded Twisted Pair). (Tanenbaum, 2003), (p.91-

92)

Gambar 2.8 Twisted Pair

2.3.1.2 Coaxial Cable

Coaxial cable memiliki pembungkus yang lebih baik daripada twisted

pair, karena itu coaxial cable mampu menjangkau area yang lebih

luas dengan kecepatan yang lebih besar. Coaxial cable terdiri atas

kabel tembaga kaku sebagai intinya, dibungkus oleh material

penyekat, kemudian dilapisi oleh konduktor dan plastik. Coaxial

cable banyak digunakan pada sistem telepon jarak jauh, kabel televisi

dan metropolitan area networks. (Tanenbaum, 2003), (p.92)

11

Gambar 2.9 Coaxial Cable

2.3.1.3 Fiber Optic

Sistem transmisi optikal memiliki 3 komponen, yaitu sumber cahaya,

media transmisi dan detektor. Media transmisi tersebut adalah

serabut kaca yang sangat tipis. Detektor menghasilkan sinyal elektrik

bila terkena cahaya.

Kabel fiber optic mirip coaxial cable tanpa jalinan. Biasanya

ditanamkan di bawah tanah atau dibiarkan begitu saja di dalam laut.

(Tanenbaum, 2003), (p.93-94)

Gambar 2.10 Fiber Optic

12

2.3.2 Wireless Transmission

2.3.2.1 Electromagnetic Spectrum

Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh James Clerk Maxwell

pada tahun 1865 dan diselidiki oleh Heinrich Hertz pada tahun 1887.

Jumlah osilasi setiap detik pada gelombang disebut frekuensi (ƒ)

dengan satuan Hz. Jarak antara 2 maxima atau minima disebut

panjang gelombang (λ). Gelombang elektromagnetik memiliki

kecepatan cahaya, yaitu kurang lebih 3 x 108 m/detik

Kebanyakan transmisi gelombang elektromagnetik menggunakan

frekuensi yang kecil. Namun pada beberapa kasus frekuensi yang

besar digunakan.

Pada frequency hopping spread spectrum, pemancar mengirimkan

sinyal yang berpindah-pindah dari frekuensi yang satu ke frekuensi

lainnya. Cara seperti ini populer digunakan untuk komunikasi militer.

Sebagai contoh, 802.11 dan Bluetooth juga menggunakan ini.

Direct sequence spread spectrum popoler pada dunia komersial.

Khususnya, beberapa second-generation mobile phone menggunakan

ini, dan lebih dominan lagi pada third-generation. (Tanenbaum,

2003), (p.100-102)

13

2.3.2.2 Radio Transmission

Gelombang radio mudah dihasilkan, mampu menjangkau jarak yang

jauh dan menembus bangunan dengan mudah. Gelombang radio

banyak digunakan untuk komunikasi. Gelombang radio bersifat

memancar ke semua arah dari sumbernya. Digunakan pada pemancar

radio, seperti radio AM yang melangsungkan siaran menggunakan

MF band. (Tanenbaum, 2003), (p.103)

2.3.2.3 Microwave Transmission

Gelombang mikro sulit menembus bangunan, tidak seperti gelombang

radio. Gelombang mikro juga tergantung pada cuaca dan frekuensi.

Gelombang mikro tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal.

Gelombang mikro digunakan untuk komunikasi telepon jarak jauh,

mobile phones, dan distribusi televisi (Tanenbaum, 2003), (p.104-

106).

2.3.2.4 Infrared and Milimeter Waves

Banyak digunakan untuk komunikasi jarak pendek, seperti remote

control pada televisi dan VCR. Mudah dihasilkan, murah, namun

juga memiliki kekurangan, yaitu tak bisa menembus benda padat.

Kekurangan ini bisa menjadi hal yang menguntungkan, misalnya

sistem infrared pada suatu ruangan tak akan mengganggu sistem

infrared lainnya pada ruangan lain. (Tanenbaum, 2003), (p.106-107)

14

2.3.2.5 Lightwave Transmission

Contoh aplikasinya yaitu menghubungkan LAN pada 2 bangunan

dengan laser yang diletakkan di atap. Laser tak bisa menembus hujan

atau kabut tebal, tapi bekerja dengan baik pada cuaca cerah yang

tidak terlalu panas. (Tanenbaum, 2003), (p.107-108)

2.3.3 Communication Satellites

2.3.3.1 Geostationary Satellites

Pada tahun 1945, Arthur C. Clarke memperkirakan bahwa satelit pada

ketinggian 35.800 km pada orbit khatulistiwa akan tampak tidak

bergerak. Ia membuat sistem komunikasi dengan menggunakan

satelit ini yang dinamakan geostationary satellites.

Satelit komunikasi buatan, Telstar, yang diluncurkan pada Juli 1962

telah membuat komunikasi satelit berkembang. Satelit-satelit ini

sering disebut Satelit GEO (Geostationary Earth Orbit).

Perkembangan muncul lebih pesat dengan munculnya microstations

yang disebut VSATs (Very Small Aperture Terminals). Pada sistem

VSAT, microstation tak mampu berkomunikasi secara langsung

dengan satelit lain. Oleh karena itu, perlu dibangun stasiun khusus di

permukaan bumi untuk menangkap sinyal yang dikirimkan

microstation. (Tanenbaum, 2003), (p.109-113)

15

2.3.3.2 Medium-Earth Orbit Satellites

Satelit-satelite MEO terletak pada ketinggian 5.000 km – 15.000 km

di atas permukaan bumi. Satelit-satelit ini perlu dilacak

keberadaannya, karena hanya membutuhkan sekitar 6 jam untuk

mengorbit bumi dalam 1 kali putaran. Satelit-satelit ini tak digunakan

dalam komunikasi. Contoh penggunaan satelit ini adalah GPS

(Global Positioning System). (Tanenbaum, 2003), (p.113-114)

2.3.3.3 Low-Earth Orbit Satellites

Pada ketinggian yang lebih rendah lagi, terdapat satelit-satelit LEO.

Karena jaraknya dengan bumi cukup dekat, stasiun yang berada di

bumi tidak membutuhkan banyak sumber daya. Contohnya adalah

Iridium dan Globalstar sebagai satelit komunikasi, dan Teledesic

sebagai satelit untuk internet. (Tanenbaum, 2003), (p.114)

2.4 Topologi jaringan

2.4.1 Bus

Jaringan yang menggunakan topologi bus terdiri atas sebuah kabel yang

panjang dan terhubung ke setiap terminal untuk menghubungkan setiap

komputer (Bigelow, 2002), (p.23)

Kelebihan topologi bus :

a. Kabel yang digunakan cukup murah.

16

b. Menggunakan kabel yang lebih sedikit dibandingkan dengan topologi

lainnya.

c. Bekerja dengan baik untuk lingkungan jaringan yang kecil.

d. Tidak membutuhkan central device seperti hub, switch atau router.

Kekurangan topologi bus :

a. Kecepatan transmisi lambat karena kabel digunakan bersama oleh

beberapa host.

b. Masalah sulit diidentifikasi dan diisolasi.

c. Kerusakan pada kabel melumpuhkan seluruh bagian jaringan.

d. Membutuhkan terminator.

Gambar 2.11 Topologi Bus

2.4.2 Star

Sebuah jaringan menggunakan topologi star jika semua komputer terhubung

ke suatu titik pusat. Titik pusat adalah intermediary device yaitu hub.

(Comer, 2004), (p.105-106)

Kelebihan topologi star :

a. Bisa diperbaharui, fleksibel dan bisa diandalkan.

17

b. Mudah dibuat.

c. Masalah mudah diidentifikasi dan diisolasi pada sebuah host.

Kekurangan topologi star :

a. Membutuhkan lebih banyak kabel karena kabel dibutuhkan untuk setiap

koneksi host dan central device.

b. Membutuhkan lebih banyak biaya karena adanya biaya tambahan untuk

kabel dan penggunaan central device.

Gambar 2.12 Topologi Star

2.4.3 Ring

Topologi ring berasal dari topologi LAN peer-to-peer yang sederhana. Setiap

workstation memiliki dua koneksi, masing-masing ke tetangga terdekatnya.

Koneksi tersebut membentuk sebuah ring. Data dikirim tersebar ke seluruh

ring. Setiap workstation berperan sebagai repeater, menerima dan merespon

setiap paket yang datang. (Norton, 1999), (p.267)

18

Kelebihan topologi ring :

a. Membutuhkan kabel yang sedikit dan tentunya biaya yang lebih sedikit

pula.

b. Tidak ada collision pada paket data.

Kekurangan topologi ring :

a. Hanya bisa bekerja satu arah.

b. Apabila ingin bekerja dua arah, membutuhkan kabel untuk membuat

sebuah jalur ring lagi.

Gambar 2.13 Topolog Ring

2.4.4 Mesh

Setiap komputer memiliki koneksi ke semua komputer dalam topologi mesh.

Topologi ini akan sesuai dengan hanya ada dua node. Untuk tiga atau lebih

membutuhkan NIC yang terpisah untuk setiap komputer. (Bigelow, 2002),

(p.27)

19

Gambar 2.14 Topologi Mesh

2.5 Jenis-jenis jaringan

2.5.1 Local Area Networks

Local Area Networks lebih dikenal dengan sebutan LAN, yaitu jaringan milik

pribadi dalam suatu bangunan atau kampus dan hanya mampu menjangkau

sampai beberapa kilometer. (Tanenbaum, 2003), (p.16)

Gambar 2.15 LAN

2.5.2 Metropolitan Area Networks

Metropolitan Area Networks lebih dikenal dengan sebutan MAN, merupakan

jaringan yang jangkauannya mencapai ukuran sebuah kota, contohnya seperti

jaringan televisi kabel. (Tanenbaum, 2003), (p.18)

20

Gambar 2.16 MAN

2.5.3 Wide Area Networks

Wide Area Networks lebih dikenal dengan sebutan WAN, meliputi area yang

sangat luas, biasanya mencapai ukuran negara atau benua. (Tanenbaum,

2003), (p.19-20)

Gambar 2.17 WAN

2.5.4 Wireless Networks

Wireless Networks berhubungan dengan cara menghubungkan komponen-

komponen sebuah komputer dengan menggunakan gelombang radio jarak

dekat. (Tanenbaum, 2003), (p.21-25)

21

Gambar 2.18 Wireless Network

2.5.5 Internetworks

Internetworks merupakan sebuah kumpulan dari beberapa jaringan, dimana

pengguna dari suatu jaringan bisa berkomunikasi dengan pengguna lain dari

suatu jaringan yang berbeda dengan menggunakan gateways sebagai alat

penghubung dan penerjemah, baik pada perangkat keras maupun lunak.

(Tanenbaum, 2003), (p.25-26)

Gambar 2.19 Internetwork

22

2.6 Model Referensi Jaringan

2.6.1 Model OSI

OSI merupakan singkatan dari Open Systems Interconnection, dikembangkan

oleh International Standards Organization (ISO) sebagai protokol berstandar

internasional. (Tanenbaum, 2003), (p.37-41)

Gambar 2.20 Model OSI

OSI memiliki 7 layer, yaitu :

2.6.1.1 Physical Layer

Physical layer berfungsi untuk mengirimkan bit-bit pada saluran

komunikasi. Tugasnya adalah untuk memastikan bahwa data yang

dikirim adalah benar.

2.6.1.2 Data Link Layer

Data link layer berfungsi untuk mengubah transmisi bit-bit menjadi

sebuah garis yang bebas dari kesalahan-kesalahan transmisi ke

network layer. Data link layer mengubah data masukan dari pengirim

menjadi data frame dan mengirimkan frame-frame tersebut secara

berurutan.

23

2.6.1.3 Network Layer

Network layer berfungs i untuk mengontrol operasi dari suatu subnet.

Network layer menentukan berapa banyak paket yang dikirimkan dari

suatu sumber ke tujuannya.

2.6.1.4 Transport Layer

Transport layer berfungsi untuk menerima data dari layer di atasnya,

memecahkannya menjadi unit-unit yang lebih kecil bila diperlukan,

mengirimkannya ke network layer dan memastikan bahwa unit-unit

tersebut sampai dengan benar.

2.6.1.5 Session Layer

Session layer berfungsi untuk memampukan pengguna pada mesin

yang berbeda untuk membuat sessions. Sessions memberikan

berbagai pelayanan, seperti dialog control (menyimpan data yang

berhubungan dengan giliran untuk mengirim), token management

(mencegah 2 pengguna untuk melakukan operasi yang besar pada saat

yang sama), dan synchronization (menyimpan data transmisi yang

panjang untuk melanjutkan transmisi kembali bila terjadi kerusakan).

2.6.1.6 Presentation Layer

Presentation layer berhubungan dengan syntax dan semantics dari

data yang dikirim, mengatur struktur data untuk dipertukarkan

24

2.6.1.7 Application Layer

Application layer berhubungan dengan jenis-jenis protokol yang

diperlukan oleh pengguna, seperti HTTP (Hypertext Transfer

Protocol) yang merupakan dasar dari World Wide Web. Protokol-

protokol aplikasi tersebut digunakan untuk file transfer, electronic

mail, dan network news.

2.6.2 Model TCP/IP

Arsitektur baru model referensi dikembangkan untuk memiliki kemampuan

menghubungkan banyak jaringan merupakan salah satu bagian dari model

referensi TCP/IP. (Tanenbaum, 2003), (p.41-44)

Gambar 2.21 Model TCP/IP

2.6.2.1 Application Layer

Application layer berhubungan dengan jenis-jenis protokol seperti

virtual terminal (TELNET), file transfer (FTP) dan electronic mail

(SMTP).

25

Virtual terminal memampukan pengguna pada suatu mesin untuk

mengontrol dan bekerja dengan mesin lain yang jauh. File transport

protocol menyediakan fasilitas untuk memindahkan data dari suatu

mesin ke mesin lain. Electronic mail mirip seperti file transfer, tapi

kemudian akan dikembangkan protokol tersendiri (SMTP).

2.6.2.2 Transport Layer

Transport layer berfungsi untuk memampukan pengirim dan

penerima saling berkomunikasi, seperti pada transport layer OSI.

Protokol-protokol yang ada pada transport layer adalah TCP

(Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram

Protocol).

TCP adalah protokol yang memerlukan koneksi, dapat diandalkan,

memampukan aliran data untuk dikirim tanpa kesalahan melalui

internet. TCP memecahkan aliran data yang akan dikirim menjadi

beberapa paket yang lebih kecil dan mengirimkannya ke internet

layer. TCP penerima akan mengatur paket-paket yang diterima

menjadi aliran data kembali.

TCP juga memberikan flow control, agar pengirim yang lebih cepat

tidak membanjiri penerima yang lebih lambat dengan paket-paket

yang tidak bisa ditangani oleh penerima.

26

UDP adalah protokol yang tidak memerlukan koneksi, kurang dapat

diandalkan, untuk aplikasi yang tidak menggunakan flow control

TCP. UDP banyak digunakan untuk client-server type request-reply

queries dan aplikasi yang lebih mementingkan pengiriman yang cepat

dibandingkan dengan keakuratan data, seperti pengiriman video.

2.6.2.3 Internet Layer

Internet layer berfungsi untuk mengatur hosts yang mengirimkan

paket-paket ke berbagai jaringan dan mengatur paket-paket tersebut

sampai ke tujuannya. Paket-paket tersebut mungkin sampai dengan

urutan yang berbeda, dimana nantinya layer yang lebih tinggi yang

akan mengatur urutan paket-paket tersebut.

2.6.2.4 Network Access Layer

Network access layer juga biasa dikenal sebagai Link layer yang

digunakan untuk memindahkan paket antara interface Internet layer

pada dua host yang berbeda dalam sebuah link yang sama. Proses

pengiriman paket yang diterima dari sebuah link dikendalikan oleh

software device driver yang berupa firmware atau chipset khusus

yang terdapat pada NIC. Software device driver kemudian akan

bertindak sebagai fungsi datalink seperti menambahkan packet

header (pembentukan frame) yang dipersiapkan untuk transmisi, dan

mengirimkan frame tersebut melalui media fisik. TCP/IP model juga

27

melakukan translasi dari metode network addressing pada internet

protocol ke data link addressing seperti Media Access control (MAC).

2.7 Static dan Dynamic Routing

Routing protocol digunakan oleh device yang bertindak sebagai router dan PC yang

dijadikan router yang disebut dengan PC Router. Salah satu fungsi router dan PC

router adalah menentukan jalur yang akan digunakan untuk meneruskan paket dari

suatu jaringan ke jaringan lain. Mekanisme pengambilan keputusan tentang jalur

untuk mengirimkan paket dikelola oleh routing protocol.

Routing merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan dan

menentukan jalur yang akan dilewati paket dari satu device ke device yang berada di

jaringan lain. Router dan PC router menentukan tentang jalur terbaik yang

digunakan untuk meneruskan paket berdasarkan informasi yang terdapat dalam

routing table. Informasi yang terdapat di dalam routing table dapat diperoleh melalui

perantara administrator (secara manual mengisi routing table) atau melalui router

atau PC router tetangga yang saling bertukar informasi routing table.

Static routing mudah digunakan dan tidak membutuhkan program routing tambahan.

Kebanyakan host yang menggunakan static routing memiliki satu koneksi jaringan

dan sebuah router yang menghubungkan jaringan tersebut langsung dengan internet.

(Comer, 2004), (p.400)

28

Static routing memiliki beberapa keuntungan :

1. Meringankan kerja processor yang terdapat pada router atau PC router.

2. Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukaran informasi (isi dari

routing table) antar router atau PC router.

Kekurangan yang dimiliki oleh static routing antara lain :

1. Administrator harus mengetahui informasi tiap-tiap router atau PC router yang

terhubung dengan jaringan.

2. Jika terdapat penambahan atau perubahan topologi jaringan, administrator harus

mengubah isi routing table.

3. Tidak cocok pada jaringan besar yang menggunakan banyak router.

Dynamic routing digunakan pada koneksi jaringan yang sudah tidak sesuai untuk

menggunakan static routing. Dynamic routing pada setiap router akan menjaga

kestabilan dari setiap jaringan yang terdaftar pada setiap routing table mereka secara

otomatis melalui informasi routing update. (Comer, 2004), (p.401)

Dynamic routing memiliki beberapa keuntungan :

1. Pengisian dan pemeliharaan routing table tidak dengan manual.

2. Memberikan kontrol lebih untuk jaringan yang besar.

3. Meminimalkan human error karena router dan PC router yang mengatur routing

table.

29

Sedangkan kekurangan dynamic routing adalah :

1. Router dan PC router bekerja lebih banyak karena selain meneruskan paket juga

menentukan jalur paket.

2. Menggunakan bandwidth untuk melakukan pertukaran informasi routing table.

2.8 BGP

BGP merupakan singkatan dari Border Gateway Protocol. BGP merupakan

protokol yang digunakan antar Autonomous System (AS) dalam komunikasi jaringan

(Exterior Gateway Protocol). BGP juga tidak memikirkan protokol apa yang

digunakan pada jaringan dalam AS. (Black, 2000), (p.157-158)

BGP didesain untuk beroperasi pada TCP. Maka dari itu, administrator jaringan

BGP tidak perlu memusingkan urutan penerimaan paket, segmentasi, dan

sebagainya. Masalah-masalah tersebut ditangani oleh transport layer.

BGP beroperasi dengan membuat tabel AS. Tabel ini didapat dari routing

information yang ditukarkan oleh router BGP pada AS. BGP menganggap Internet

sebagai tabel AS yang diidentifikasi dengan AS Number(ASN).

Tujuan utama BGP adalah memperkenalkan publik di luar jaringan mengenai rute-

rute yang dimiliki jaringan lokal. Dalam hal ini, AS bertindak sebagai jembatan

untuk mencapai jaringan tertentu. (Rafiudin, 2004), (p.23-28)

30

BGP versi 4 mengacu pada RFC 1654 – 1994 :

1. Message berukuran 19 hingga 4096 byte.

2. Tambahan atribut Local Preference dan Aggregator.

3. Mendukung CIDR (Classless Inter-Domain Routing).

2.8.1 Autonomous System

Autonomous System (AS) adalah kumpulan dari router di bawah pengawasan

administrasi tunggal, sedangkan Autonomous System Number (ASN) adalah

nomor unik yang mengidentifikasikan AS-AS. ASN diatur oleh ARIN dan

penomoran tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarang atau dikonfigurasi

sendiri.

2.8.2 Karakteristik BGP

BGP memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. BGP merupakan path vector routing protocol yang selalu mengacu pada

path terbaik yang didapat dari router BGP lain.

b. Semua routing table akan dikirim pada saat pertama kali. Update akan

dikirimkan hanya untuk menambahkan atau mengurangi saja.

c. Menggunakan koneksi TCP pada port 179.

d. Koneksi dijaga secara periodik dengan mengirimkan pesan keepalive.

e. Atribut-atribut BGP dapat dimodifikasi dan digunakan untuk

memanipulasi traffic.

31

2.8.3 Jenis-jenis BGP

2.8.3.1 IBGP

Internal Border Gateway Protocol (IBGP) adalah sesi BGP yang

terjalin antar router dalam sebuah AS yang sama (memiliki ASN

yang sama). Biasa digunakan untuk memampukan router-router

internal mengenali rute-rute dari luar jaringan lokal.

2.8.3.2 EBGP

External Border Gateway Protocol (EBGP) adalah sesi BGP yang

terjalin antar router yang memiliki ASN dan sistem yang berbeda.

EBGP memiliki aturan tersendiri dalam melakukan update dan

berbeda dengan IBGP.

2.8.4 BGP Message

Sistem BGP mengirim empat jenis pesan : (Rafiudin, 2004), (p.36-37)

a. Open Message

Open message akan ditukar antar sistem BGP untuk membuat koneksi

BGP. Open message terdiri atas BGP header dan field- field berikut :

• Version – nomor versi BGP saat ini adalah 4.

• Local AS number – dikonfiguras i dengan statement autonomous

system.

• Hold time – dikonfigurasi dengan statement BGP hold-time.

• BGP identifier – alamat IP dari sistem BGP.

32

b. Update Message

Update message dikirim untuk melakukan pertukaran network

reachability information. Update message terdiri atas BGP header dan

field- field berikut :

• Unfeasible routers length – Panjang field untuk mengumpulkan daftar

rute-rute yang tidak lagi dipakai.

• Withdrawn routes – Prefix alamat IP untuk rute-rute yang ditarik.

• Total path attribute length – Panjang field yang mengumpulkan daftar

path-path attribute untuk sebuah rute yang memungkinkan pencapaian

tujuan.

• Path attributes – Berisi properti dari rute.

• Network layer reachability information – Prefix alamat IP untuk rute-

rute yang di-advertise.

c. Keepalive Message

Keepalive message akan ditukarkan untuk menetapkan apakah koneksi

mendapat masalah atau tidak lagi ada. Keepalive message hanya terdiri

dari BGP header.

d. Notification Message

Notification message akan dikirim saat ada error terdeteksi. Setelah

pesan terkirim, koneksi BGP akan ditutup. Notification message terdiri

atas BGP header, error code dan subcode, juga data penjelasan error.

33

2.8.5 Atribut BGP

Dalam aplikasi BGP, atribut-atribut BGP akan berpengaruh pada pemilihan

jalur terbaik. Selain itu, atribut-atritbut ini bisa dimodifikasi untuk

manajemen traffic. (Rafiudin, 2004), (p.38-41)

a. Origin

Atribut ini digenerasikan oleh AS yang memulai hubungan routing

information. Jika sumber berasal dari jaringan lokal atau menggunakan

ASN yang terdaftar, penunjuk atribut ini adalah “i” untuk internal. Jika

sumber berasal dari luar jaringan lokal, penunjuk atribut ini adalah “e”

untuk eksternal. Jika didapat dari hasil redistribusi routing protocol lain,

penunjuk atribut ini adalah “?”.

b. AS_Path

Atribut ini mengidentifikasi AS berdasarkan routing information yang

dilepas dan dibawa dalam Update Message. Bila sebuah BGP Speaker

menyebarkan rute yang telah dipelajari, ia akan memodifikasi atirbut ini

berdasarkan lokasi BGP Speaker ke lokasi rute yang dikirim.

c. Next Hop

Atribut ini menjelaskan kemana selanjutnya paket diteruskan untuk

menuju suatu lokasi.

34

d. Multiple Exit Discriminator (MED)

Atribut ini memberikan informasi kepada router di luar AS untuk

mengambil suatu jalan tertentu untuk mencapai sumber pengirim.

e. Local Preference

Atribut ini digunakan untuk memberitahukan jalur-jalur yang sering

dilalui kepada router-router BGP lainnya bila ada lebih dari dua jalan

keluar dalam router tersebut.

f. Atomic Aggregate

Atribut ini ditambahkan apabila ada rute overlap pada salah satu peer

yang memilih rute spesifik.

g. Aggregator

Atribut ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai Router ID

dan ASN suatu router yang telah melakukan aggregation pada suatu rute.

2.8.6 Proses Penentuan Jalur

Proses penentuan jalur ada dua, yaitu yang pertama mengacu pada RFC

1655, sedangkan yang kedua mengacu pada aturan Cisco. (Black, 2000),

(p.164-166)

35

Penentuan jalur yang mengacu pada RFC 1655 :

1. Jumlah AS. Jalur dengan jumlah AS paling sedikit adalah jalur yang

lebih baik.

2. Policy. Jalur yang tidak menuruti policy tidak akan diambil.

3. Adanya AS tertentu yang memiliki masalah performa dan tidak dipilih.

4. Path origin. Jalur yang seluruhnya berasal dari BGP lebih baik dari

sebagian jalur yang berasal dari EGP lain atau lainnya.

5. AS path subset. Sebuah jalur AS yang merupakan bagian dari jalur AS

yang lebih panjang untuk tujuan yang sama lebih dipilih dari jalur yang

lebih panjang tersebut.

6. Link dynamic. Jalur yang stabil lebih dipilih dari yang kurang stabil.

Untuk aturan Cisco, Cisco menggunakan atribut tertentu yang disebut weight.

Weight digunakan untuk mengontrol proses pemilihan jalur dan bisa berisi

angka dari 0 sampai 65535. Jalur secara default berisi angka 32768 dan jalur

lainnya berisi angka 0.

Penentuan jalur dengan aturan Cisco :

1. Tidak perlu memilih next hop yang tidak dapat diakses.

2. Memilih weight yang paling besar.

3. Jika nilai Weight-nya sama, maka rute dengan nilai Local Preference

paling tinggi yang dipilih.

4. Jika nilai Local Preference sama, maka rute yang berasal dari dirinya

sendiri yang dipilih.

36

5. Jika rute menuju suatu lokasi bukan berasal dari dirinya sendiri, maka

rute dengan AS Path terpendek akan dipilih.

6. Jika nilai AS Path sama, maka rute dengan parameter Origin terendah

akan dipilih. Urutan dari yang terendah menuju tertinggi adalah IGP,

EGP dan Incomplete.

7. Jika atribut Origin sama, maka rute dengan nilai MED paling rendah akan

dipilih.

8. Jika nilai MED sama, maka rute yang berasal dari sesi EBGP yang dipilih

dibandingkan dengan sesi IBGP.

9. Jika sinkronisasi IBGP tidak aktif dan hanya ada jalur internal yang

tersisa, maka rute dengan jarak terdekat ke tetangga yang dipilih.

10. Memilih rute dengan nilai BGP Router ID terendah.

2.9 Router Reflector

Router reflector menawarkan solusi untuk jaringan yang menggunakan topologi full

mesh dan iBGP. Router reflector berfungsi sebagai titik pusat untuk semua router,

sehingga tidak perlu lagi ada koneksi dari satu router ke semua router lainnya.

Router lainnya disebut router reflector client. (Black, 2000), (p.172)

Router reflector beserta dengan client-nya membentuk sebuah cluster. Biasanya

pada satu cluster hanya terdiri atas sebuah router reflector. Untuk redundancy, dua

atau lebih router reflector bisa dikonfigurasi pada sebuah cluster.

37

Gambar berikut ini akan mempermudah penjelasan.

Gambar 2.22 Jaringan tanpa Router Reflector dan dengan Router Reflector

Pada gambar di atas, AS 100 menggunakan koneksi yang terhubung satu sama lain

ke router lainnya (mesh). Sedangkan AS 200 menggunakan sebuah router reflector

dan tiga router sisanya sebagai router reflector client. Jumlah koneksi antar router

berkurang drastis.

Router reflector akan mengirimkan update tergantung pada sumber pengirim update.

• Update dari luar cluster akan dikirimkan ke semua client pada cluster.

• Update dari dalam cluster akan dikirimkan ke semua client di luar dan di dalam

cluster.

• Update dari EBGP peer akan dikirimkan ke semua client di dalam dan di luar

cluster.

Apabila dalam sebuah AS terdiri atas beberapa cluster, maka setiap router reflector

pada tiap cluster perlu dihubungkan satu sama lain seperti gambar berikut ini.

38

Gambar 2.23 Beberapa cluster dalam sebuah AS