Bab 2 Bilirubin

9
7/27/2019 Bab 2 Bilirubin http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 1/9

Transcript of Bab 2 Bilirubin

Page 1: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 1/9

Page 2: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 2/9

1. Fungsi hati antara lain:

a. Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan

disuatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaian dalam

 jaringan.

 b. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk disekresi dalam empedu

dan urin, membersihkan darah sebelum zat-zat toksin tersebut mencapai

organ tubuh yang peka misalnya otak fungsi, hal ini disebut detoksikasi.

c. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen, karbohidrat

yang diabsorbsi sebagai glukosa disimpan dalam hati sebagai glikogen.

glukosa dilepaskan sesuai dengan kebutuhan.

d. Sekresi empedu.

e. Pembentukan ureum, golongan asam amino diubah menjadi ureum yang

diekskresi melalui ginjal, rantai karbon yang yang tersisa mengalami

oksidase menjadi CO2 dan air. Sebagian asam amino akan masuk sirkulasi

sistemik dalam jumlah kecil, kadar asam amino yang tinggi dalam

 peredaran darah dapat menjadi racun yang merusak fungsi otak. Asam

amino yang berjumlah 22 macam dipergunakan dalam tubuh sebagai

 bahan–bahan dasar pembangunan protein. Beberapa asam amino ini tidak 

dapat dibuat dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan dan

disebut sebagai asam amino esensial. Asam amino lainnya dapat diubah

dari satu bentuk lain dengan bantuan enzim–enzim khusus dalam sel-sel

tubuh, terutama dalam sel hati.

Page 3: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 3/9

f. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air, zat

lemak yang dipadukan dengan lesitin akan membentuk fosfolipid,

kolesterol dibuat dihati dari asam asetat, sedangkan esternya merupakan

gabungan kolesterol dengan asam lemak. Lipoprotein plasma yang

mengangkut trigliserida juga dibuat dihati.

( Syaifudin, 1999 )

Hati mempunyai multi fungsi yang berkaitan dengan metabolisme maka

gangguan faal hati dapat disebabkan oleh kelainan prahepatik, intra hepatik dan

 post-hepatik. Kelainan prehepatik misalnya pada anemi hemolitik, kelainan

intrahepatik atau hepatoseluler misalnya pada hepatitis, cirrhosis dan karsinoma

hepatis. Sedangkan kelainan post hepatik karena adanya tumor ( Hardjono, 2003 ).

B. Bilirubin

Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari

hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di

samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel

retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin yang

disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma

menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan dan mengkonjugasinya

dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air, sehingga disebut bilirubin

direk atau bilirubin terkonjugasi. Proses konjugasi melibatkan enzim

glukoroniltransferase, selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk 

Page 4: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 4/9

monoglukoronida atau ikatan dengan glukosa, xylosa dan sulfat. Bilirubin

terkonjugasi dikeluarkan melalui proses energi kedalam sistem bilier.

( hpttp//lab kesehatan. blog spot. com /2009/ bilirubin-serum. html).

1. Macam dan sifat bilirubin :

a. Bilirubin terkonjugasi /direk 

Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut dalam air 

sehingga dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin

glukoronida atau hepatobilirubin ) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke

usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen. Bilirubin

terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk 

azobilirubin.

Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi dapat

disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma

 Dubin Johson dan Rotor , Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis

hepatoseluler , Obstruksi saluran empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan

 pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil negatif.

 b. Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek 

Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas

yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk 

memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan

alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan

 bilirubin indirek.

Page 5: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 5/9

Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai arti dalam diagnosis

 penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan dari delivery

 bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda

 payah jantung, setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal

kembali dan harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai

 bilirubinemia. Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia akibat hemolisis

atau eritropoesis yang tidak sempurna, biasanya ditandai dari anemi hemolitik 

yaitu gambaran apusan darah tepi yang abnormal,umur eritrosit yang pendek.

( http// lab kesehatan .blog spot yahoo. com /2009/ bilirubin-serum. html).

2. Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan suatu senyawa tetrapirol yang dapat larut dalam

lemak maupun air yang berasal dari pemecahan enzimatik gugus heme dari

 berbagai heme protein seluruh tubuh. Sebagian besar ( kira- kira 80 % ) terbentuk 

dari proses katabolik hemoglobin, dalam proses penghancuran eritrosit oleh RES

di limpa, dan sumsum tulang. Disamping itu sekitar 20 % dari bilirubin berasal

dari sumber lain yaitu non heme porfirin, prekusor pirol dan lisis eritrosit muda.

Dalam keadaan fisiologis pada manusia dewasa, eritrosit dihancurkan

setiap jam. Dengan demikian bila hemoglobin dihancurkan dalam tubuh, bagian

 protein globin dapat dipakai kembali baik sebagai protein globin maupun dalam

 bentuk asam- asam aminonya. (E. N. Kosasih, 2008).

Metabolisme bilirubin diawali dengan reaksi proses pemecahan heme oleh

enzim hemoksigenase yang mengubah biliverdin menjadi bilirubin oleh enzim

Page 6: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 6/9

 bilirubin reduksitase. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tak larut air, bilirubin

yang sekresikan ke dalam darah diikat albumin untuk diangkut dalam plasma.

Hepatosit adalah sel yang dapat melepaskan ikatan, dan mengkonjugasikannya

dengan asam glukoronat menjadi bersifat larut dalam air. Bilirubin yang larut

dalam air masuk ke dalam saluran empedu dan diekskresikan ke dalam usus .

Didalam usus oleh flora usus bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang tak 

 berwarna dan larut air, urobilinogen mudah dioksidasi menjadi urobilirubin yang

 berwarna. Sebagian terbesar dari urobilinogen keluar tubuh bersama tinja, tetapi

sebagian kecil diserap kembali oleh darah vena porta dikembalikan ke hati.

Urobilinogen yang demikian mengalami daur ulang, keluar lagi melalui empedu.

Ada sebagian kecil yang masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian urobilinogen

masuk ke ginjal dan diekskresi bersama urin (Widman F.K,1995).

C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Bilirubin Total

Dalam suatu pemeriksaan bilirubin total, sampel akan selalu berbubungan

langsung dengan faktor luar. Hal ini erat sekali terhadap kestabilan kadar sampel

yang akan diperiksa, sehingga dalam pemeriksaan tersebut harus memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas kadar bilirubin total dalam serum

diantaranya yaitu:

1. Sinar 

Stabilitas bilirubin dalam serum pada suhu kamar tidak stabil dan mudah

terjadi kerusakan terutama oleh sinar, baik sinar lampu ataupun sinar matahari.

Serum atau plasma heparin boleh digunakan, hindari sampel yang hemolisis dan

Page 7: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 7/9

Page 8: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 8/9

Dalam hal ini dapat dimungkinkan bahwa penurunan kadar bilirubin dipengaruhi

oleh kenaikan suhu dan pengaruh sinar yang berintensitas tinggi .

D. Kesalahan-kasalahan Dalam Pemeriksaan Laboratorium

1. Kesalahan Kasar 

Merupakan kesalahan yang dapat timbul akibat kekeliruan pada

 penanganan sampel, pipetasasi, reagensia, panjang gelombang dan lain lain. Hasil

yang diukur biasanya tidak sesuai yang diharapkan maka kesalahan yang

demikian dapat segera diketahui.

2. Kesalahan Acak 

Pengukuran suatu zat pada kondisi yang sama untuk beberapa kali pada

suatu sampel, kita mendapatkan hasil yang tidak sama, hasil-hasil yang didapat

 pasti berdeviasi satu sama lain. Hasil nilai yang didapat pada kesalahan acak tidak 

dapat dihindari tapi bisa diatasi dengan melakukan pemeriksaan yang cermat dan

teliti serta reagensia dan peralalatan yang baik.

3. Kesalahan Sistemik atau Sistematik 

Biasanya disebabkan oleh pipet yang kurang akurat, penyimpanan serum

yang kurang baik, suhu yang tidak sesuai waktu pemeriksaan, reagensia yang

rusak dan photometer yang tidak terkalibrasi.

(Marsetio Donosaputro,2000)

Page 9: Bab 2 Bilirubin

7/27/2019 Bab 2 Bilirubin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bilirubin 9/9

E. Metode Pemeriksaan Bilirubin Total

Dalam pemeriksaan bilirubin total metode yang dipakai antara lain:

1. Metode Jendrasik- Grof 

Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan DSA ( diazotized sulphanilic acid ) dan

membentuk senyawa azo yang berwarna merah.

Daya serap warna dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap sampel

 bilirubin pada panjang gelombang 546 nm.

Bilirubin glukuronida yang larut dalam air dapat langsung bereaksi dengan DSA,

namun bilirubin yang terdapat di albumin yaitu bilirubin terkonjugasi hanya

dapat bereaksi jika ada akselerator.

Total bilirubin  bilirubin direk + bilirubin indirek.

2. Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA)

Prinsip :Total bilirubin direaksikan dengan dichloroanilin terdiazotisasi

membentuk senyawa azo yang berwarna merah dalam larutan asam, campuran

khusus (detergen enables ) sangat sesuai untuk menentukan bilirubin total.

Reaksi : Bilirubin + ion diazonium membentuk Azobilirubin dalam suasana

asam (Dialine Diagnostik ).