BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB...

46
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsep Dasar Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu : Ergon dan Nomos. Ergon berarti kerja dan Nomos berarti hokum alam. Berdasarkan akar katanya, ergonomic dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hokum-huku atau kaidah kerja (Bridger, 1995). Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Eka Nurmianto, 1996). Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi- informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja sehingga orang dapat bekerjadan hidup dalam sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana, 1979). Ergonomi juga memberi peranan penting dalam meningkatkan factor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya desain suatu sistem kerja utuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual. Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu peletakan instrument dan sistem pengendali agar didapat optimasi

Transcript of BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB...

Page 1: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan Konsep Dasar Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu : Ergon dan Nomos. Ergon berarti

kerja dan Nomos berarti hokum alam. Berdasarkan akar katanya, ergonomic dapat

diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hokum-huku atau kaidah kerja (Bridger,

1995). Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia

dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,

engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Eka Nurmianto, 1996).

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-

informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang

sistem kerja sehingga orang dapat bekerjadan hidup dalam sistem itu dengan baik,

yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman,

dan nyaman (Sutalaksana, 1979).

Ergonomi juga memberi peranan penting dalam meningkatkan factor

keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya desain suatu sistem kerja utuk mengurangi

rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja

untuk alat peraga visual. Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual

dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan

kerja, desain suatu peletakan instrument dan sistem pengendali agar didapat optimasi

Page 2: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

19

Ergonomi

Kenyamanan

Efesiensi a) Produksi b) Fisiologi c) Mental

Kesehatan

dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat dapata

meminimumkan resiko kesalahan, serta supaya didapatkan optimas, efisiensi kerja

dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat (Nurmianto,

1996).

Tiga sasaran utama dari ergnomi adalah : (Alexander, 1985)

1. keselamatan

2. kenyamanan

3. efisiensi

Gambar 2.1 Tiga Sasaran Utama Ergonomi

Page 3: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

20

Alexander dan Pulat menyatakan beberapa akibat yang akan terjadi apabila

ergonomi tidak diterapkan :

1. Berkurangnya output produksi

2. Meningkatnya waktu hilang

3. Meningkatnya biaya kesehatan dan material

4. Menigkatnya ketidakhadiran pekerja

5. Rendahnya kualitas pekerjaan

6. Timbulnya cedera dan ketegangan

7. Meningkatnya kemungkinan terjadi kecelakaan kerja

8. Meningkatnya turnover pekerja

9. Berkurangnya kapasitas kerja dalam menghadapi hal darurat

Sebagai disiplin ilmu yang bersifat multi disipliner dengan menggabungkan

elemen-elemen fisiologi, psikologi, anatomi, engginerring, hygienic, social dan ilmu-

ilmu lainnya, maka ergonomi akan berkaitan dengan aktivitas kerja yang mempunyai

tujuan sebagai berikut (Prasetyowibowo, 2002) :

1. Meningkatkan kemampuan fisik dan mental, khususnya untuk keamanan dan

keselamatan, serta mengurangi atau menghilangkan beban fisik dan mental

yang berlebihan untuk kenyamanan atau keserasian operasional.

2. Pengintegrasian secara rasional aspek-aspek fungsional, teknis, ekonomis,

social budaya, dan lingkungan pada suatu sistem untuk peningkatan efisiensi

hhubungan timbale balik manusia dan mesin

Page 4: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

21

3. Mengorganisasikan suatu aktivitas kerja ke arah produktivitas untuk

peningkatan kepuasan kerja operator, konsumen pekerja dalam memenuhi

kesejahtraan social.

Beberapa manfaat langsung dari ergonomic antara lain :

1. Pekerjaan menjadi lebih cepat selesai

2. Minimasi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

3. Berkurangnya kelelahan

4. Meningkatkan kualitas hidup

5. Gairah dan kepuasan kerja lebih tinggi

6. Produktifitas meningkat

7. Minimasi biaya

Alexander dan Pulat menyatakan beberapa akibat yang akan terjadi apabila

ergonomi tidak diterapkan : (Alexander, 1985)

1. Berkurangnya output produksi

2. Meningkatnya waktu hilang.

3. Meningkatnya biaya kesehatan dan material.

4. Meningkatnya ketidakhadiran pekerja.

5. Rendahnya kualitas pekerjaan.

6. Cidera dan ketegangan.

7. Meningkatnya kemungkinan terjadi kecelakaan.

8. Meningkatnya turnover pekerja.

Page 5: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

22

2.2 Deskripsi Tempat Kerja [Ergoweb® Job Evaluator Toolbox]

Karakteristik tempat kerja merupakan interaksi antara tiga parameter, yaitu :

1. Pekerja, yang meliputi ukuran, kekuatan, batas dari gerakan, pendidikan,

harapan, dan kapasitas fisik atau mental.

2. Tempat kerja, yang meliputi bagian-bagian, peralatan, furniture, control

(display) dan objek fisik lainnya.

3. Lingkungan kerja, yang meliputi iklim, penerangan, suara, getaran dan

kualitas atmosfer lainnya.

Ketiga parameter tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya

dan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Hubungan Parameter Deskripsi Tempat kerja

Pekerja

Lingkungan Kerja

Tempat Kerja

Page 6: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

23

2.3 Faktor Resiko Kerja

Beberapa karakteristik dari setting kerja telah diasosiasikan dengan

munculnya luka-luka (interaksi utama antara pekerja dengan tempat kerja),

diantaranya adalah :

1. Postur tubuh

2. Tenaga

3. Kecepatan

4. Pengulangan

5. Durasi

6. Waktu penyembuhan

7. Usaha dimanik yang besar

8. Getaran

Karakteristik Lingkungan (interaksi utama antara pekerja dengan lingkungan kerja),

antara lain :

1. Tekanan panas

2. Tekanan dingin

3. Getaran seluruh tubuh

4. Pencahayaan

5. Suara

Page 7: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

24

2.4 Tubuh Manusia

2.4.1 Sistem Muskuloskeletal [OSHA (Occupational Safety and Health

Administration) ]

Sistem muskuloskeletal yaitu sistem otot rangka atau otot yang melekat pada

tulang yang terdiri atas otot-otot serat lintang yang sifat gerakannya dapat diatur yang

secara umum berfungsi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pergerakan yang meliputi pergerakan bagian-bagian tubuh

atau gerakan tubuh secara keseluruhan.

2. Mempertahankan sikap tertentu, karena adanya kontraksi otot secara lokal yang

memungkinkan orang melakukan sikap berdiri, jongkok dan sikap lainnya.

3. Menghasilkan panas karena adanya proses kimia dalam otot yang dapat

digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.

Adanya ketidakharmonisan antara kemampuan kerja manusia dengan kerja

yang dilakukannya adalah gangguan sistem muskuloskeletal yang biasanya juga

disebut Repetitive Strain Injuries (RSI), Cumulative Trauma Disorders (CTD), atau

Activity-Work-Related Musculoskeletal Disorders (WMSD).

Gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorder / MSD) menurut

OSHA (Occupational Safety and Health Administration) adalah gangguan pada otot,

urat syaraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, pembuluh darah dan tulang

belakang. Gangguan ini juga didefinisikan sebagai OCD (Occupational

Cervicobrachial Disorder) oleh Komite Kesehatan pada organisasi perindustrian di

Jepang yaitu sebagai gangguan organik dan atau fungsional yang dikarenakan

Page 8: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

25

kelelahan neuromuskuler akibat posisi tubuh yang statis atau karena gerakan yang

berulang-ulang dalam waktu lama dari anggota badan bagian atas.

Benezech dan L’Epee (1983) menyatakan bahwa telah banyak para ahli medis

meneliti operator pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan

untuk mengalami beberapa keluhan antara lain : (Nurmianto, 1996)

1. Algias : penyakit pada juru ketik, sekretaris atau pekerja lain yang postur

bekerjanya membungkuk ke depan.

2. Osteo articular deviations : skoliosis para pemain biola dan kifosis (bungkuk)

pada pemikul keranjang.

3. Rasa nyeri pada otot dan tendon : rusaknya tendon achiles bagi para penari.

4. Iritasi pada cabang saraf tepi : saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang

kunci, tukang pandai besi, reparasi arloji, penjilidan buku, pemotong kaca dan

pengendara sepeda.

MSD sendiri dipengaruhi oleh karakteristik dari pekerja itu sendiri yang

meliputi umur (contohnya tendon seseorang akan kehilangan elastisitasnya seiring

dengan peningkatan umur), kekuatan fisik pribadi dan kebugaran pribadi. (Bridger,

1995) Ketegangan fisik digabung dengan ketegangan psikologis akan lebih

meningkatkan gejala MSD itu sendiri. Ketegangan psikologis yang dimaksud

misalnya rasa ketidakpuasan kerja atau target kerja yang membebani pekerja.

Sebagian besar dari gejala MSD tahap awal akan hilang setelah istirahat.

Page 9: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

26

2.4.2 Pembebanan Otot

Ada dua jenis pembebanan otot yaitu : (Grandjean, 1985)

1. Pembebanan otot dinamis dikarakterisasikan sebagai alternatif ritmik dari

kontraksi dan ekstensi, peregangan dan relaksasi. Contoh : memutar roda.

2. Pembebanan otot statis dikarakteristikan sebagai keadaan statis dari kontraksi otot

yang terjadi dalam jangka waktu lama, yang biasanya diimplikasikan sebagai

sikap tubuh. Contoh : menahan beban dengan tangan terentang horisontal.

Selama pembebanan otot statis, pembuluh darah tertekan oleh tekanan dalam

dari jaringan otot sehingga darah tidak dapat mengalir ke otot. Dalam pembebanan

otot dinamis, otot bekerja seolah-olah sebagai pompa dalam sistem peredaran darah.

Pompa ini mendorong darah keluar dari otot dan memasukkan darah bersih ke dalam

otot, sehingga suplai darah menjadi beberapa kali lebih besar daripada keadaan

normal. Dalam pembebanan otot statis yang berat, otot tidak memperoleh gula darah

atau oksigen dari darah dan harus bergantung pada persediaannya sendiri. Asam

laktat juga tidak dapat dipecah kembali sehingga akan bertumpuk dan menghasilkan

rasa sakit atau kelelahan otot. (Grandjean, 1985) Oleh karena itu pembebanan otot

statis yang lama akan menyebabkan rasa sakit dan pembebanan otot dinamis yang

lama tidak akan menyebabkan rasa sakit yang sama.

Page 10: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

27

Beberapa contoh pembebanan otot statis yang sering terjadi adalah sebagai

berikut : (Grandjean, 1985)

1. Pekerjaan yang melibatkan penekukan (bending) di pinggang belakang baik ke

depan maupun ke samping.

2. Menahan benda dengan lengan.

3. Manipulasi dimana lengan harus menjangkau secara horisontal.

4. Berdiri dengan satu kaki ketika kaki lain harus menginjak pedal.

5. Berdiri di satu tempat dalam waktu yang lama.

6. Mendorong atau menarik benda berat.

2.4.3 Alat Gerak Atas Tubuh

Alat gerak atas tubuh terdiri dari cervical spine, kepala, bahu, dan lengan serta

pergelangan tangan. Dari sudut pandang anatomikal, tiap-tiap struktur ini dapat

dipisahkan satu sama lain, akan tetapi dari sudut pandang ergonomi, struktur-struktur

tersebut sebaiknya dianggap sebagai satu kesatuan. Tangan merupakan penggerak

utama dari tubuh dan merupakan fokus dari kebanyakan kerja fisik yang dilakukan

dalam sebuah pekerjaan. Stabilisasi postur dari tangan dan lengan sangat penting

apabila ingin melakukan pekerjaan dengan seluruh gerakan yang benar.

Banyak faktor-faktor yang berbeda yang dapat menyebabkan seseorang

mengalami sakit pada alat gerak atas pada saat bekerja. Menurut Kroemer (1989),

beberapa penyebab di luar pekerjaan adalah aktivitas santai, umur, jenis kelamin,

kehamilan, dan iklim yang dingin. Gaya, postur, dan pengulangan merupakan tiga

Page 11: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

28

variabel ergonomi utama yang dihubungkan dengan cedera muskuloskeletal pada saat

kerja. Pekerjaan dengan risiko tinggi merupakan pekerjaan yang memerlukan gerakan

yang diulang-ulang, bertenaga pada alat gerak yang bergerak di luar jangkauan

kerjanya, seperti bekerja dengan pergelangan tangan melakukan gerakan flexion,

extension, dan pronation. Solusinya adalah dengan mengurangi pengulangan yang

dilakukan, gaya yang dilakukan, atau dengan mengubah metode kerja atau merancang

ulang peralatan untuk memperbaiki postur tubuh yang melakukan pekerjaan atau

untuk memberikan keuntungan mekanikal kepada pekerja.

2.4.4 Masalah pada Otot dan Rangka pada Posisi Duduk dan Berdiri

Sewaktu seorang pekerja bekerja pada posisi duduk atau berdiri, bagian

pergerakan tulang belakang, terutama daerah gerak pinggang, berada dalam keadaan

yang disebut extreme postures (keadaan posisi postur yang ekstrim). Dalam keadaan

ini maka resiko terkena sakit/ radang (bahkan yang lebih buruk) pada sambungan

system otot, menjadi meningkat jauh lebih besar (Bridger, 1995).

Beberapa akan dibahas disini :

2.4.4.1 Extreme Posture dan Nyeri (Pain)

Hal ini diteliti oleh Genaidy dan Karwowski (1993). Untuk

sambungan bahu, ketidaknyamanan tingkat tinggi terjadi ketika tangan (dari

bahu kebawah) diangkat menjauh dari tubuh kearah mana saja. Untuk siku,

Page 12: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

29

posisi terlentang statis adalah yang mengakibatkan stress otot paling tinggi,

diikuti oleh posisi telungkup statis, sedangkan meregang dan melenturkan

adalah posisi yang paling tidak membawa stress.

2.4.4.2 Nyeri Pinggul (Punggung Bawah)

Nyeri Pinggul (daerah sekitar punggung bawah) adalah salah satu

ketidaknyamanan yang paling umum yang dihubungkan dengan pekerjaan.

Muncul pada sangat banyak aktifitas sehari-hari, seperti menyetir, pekerjaan

rumah tangga, bahkan berkebun. Walau anatomi tulang sudah cukup baik,

tetapi menemukan penyebab nyeri pinggul/punggung bawah sering

membingungkan. Hal ini disebabkan karena nyeri ini tidak saja diakibatkan

oleh ruas-ruas tulang belakang semata, karena cenderung tidak diakhiri oleh

nyeri syaraf pada orang dewasa. Sehingga pnyebabnya bisa dari berbagai

tekanan dan stress otot daerh tersebut, sampai kepada masalah yang berakar

pada syaraf. Kumar (1990) menyatakan bahwa beban mekanik adalah faktor

resiko untuk nyeri ini.

2.4.4.3 Nyeri Punggung (Nyeri Belakang) dan Kelelahan Otot

Kesimpulan yang dicapai pada penyelidikan tentang nyeri ini adalah

bahwa resiko nyeri punggung tinggi pada tugas yang melakukan pengulangan,

mengangkat beban didepan tubuh, posisi kerja kedapan, dengan posisi tubuh

yang diusahakan memanjang (misalnya dalam meraih sesuatu yang jauh). Jika

Page 13: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

30

pekerja memberikan keluhan nyeri belakang, maka tugas penerapan ergonomi

adalah untuk mencari penyebabnya dilingkungan kerja. Diluar hal itu maka

kita serahkan pada pertolongan medis.

2.4.4.4 Masalah Tulang Belakang pada Posisi Berdiri

Nyeri pinggul(punggung bawah) sangat umum pada pekerja-pekerja

yang berdiri. Adams dan Hutton (1983) yang mengadakan penelitian untuk

ini, menyatakan terdapat 2 sambungan intervertebal disk joints dan facet

joints pada daerah ini, sambungan intervertebal disk menahan tekanan beban

dari atas, sedangkan sambungan facet menahan tekanan beban dari sisi.

Tekanan beban yang berlebihan pada bagian facet akan menyebabkan

osteoarthritis, yang biasa terjadi pada pekerja yang berdiri terlalu lama.

Karena itu sangat dianjurkan agar posisi berdiri digantikan dengan posisi kerja

duduk. Nyeri pinggul juga menyebabkan kelelahan otot karena postur tubuh

saat berdiri menyebabkan beban berlebihan pada bagian pinggul dan dengan

cepat menyebabkan kelelahan. Pada posisi berdiri juga menyebabkan

peredaran darah dan cairan tubuh lain dengan mudah mengalir kebawah tetapi

sangat sulit untuk kembali keatas karena posisi berdiri menjadikan perjalanan

cairan tubuh keatas menjadi sangat melawan gaya gravitasi sehingga terjadi

penumpukan darah atau cairan tubuh pada bagian bawah tubuh. Hal ini dapat

menyebabkan kejang otot dan nyeri, serta kelelahan yang berlebihan.

Page 14: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

31

2.5 Posisi Tangan dan Kaki (Limbs) yang Optimal untuk Aplikasi Gaya

(Force) dan Perancangan Kerja [Bridger,1995]

Dalam rangka untuk meminimumkan kelelahan dan resiko terhadap rusaknya

tulang dan otot dalam kondisi kerja yang repetitive (berulang-ulang) maka dalam

penempatan dan pengoperasian posisi kendali (control) harus seergonomis mingkin

sehingga pengoperasiannya dalam keadaan yang paling efisien.

Disamping itu dalam mendapatkan inklinasi (kemiringan) sudut posisi kaki

atau tangan relatif terhadap horisintal agar gaya maksimum dapat diterapkan maka

kondisi berikut haruslah dapat dipenuhi :

1. Analisa biomekanika secara global dengan mmpertimbangkan kondisi masing-

masing otot.

2. Penyederhanaan model biomekanika yang berdasarkan pada system sambungan

tulang untuk memprediksi beban pada ruas tulang belakang untuk mengangkat

benda kerja.

3. Metode empiris untuk pengukuran langsung terhadap kekuatan (strength) otot.

2.6 Checklist International Labour Office (ILO)

Checklist International Labour Office (ILO) merupakan suatu checklist yang

berguna untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam suatu perusahaan dengan

melakukan pengamatan langsung mengenai kondisi lingkungan pabrik dan

wawancara dengan supervisor pabrik dan dispesifikkan hanya pada Lini Total

Assembly. Pedoman praktis ergonomik yang dikeluarkan oleh ILO ini berjumlah 128

Page 15: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

32

buah petunjuk praktis dan pedoman tersebut telah diuji coba di Indonesia dan

Thailand dalam dua seminar.

2.7 Ergoweb® Risk Factor Identification Survey (Software Ergoweb® Risk

Factor Identification Survey)

Checklist umum untuk faktor risiko yang dapat diaplikasikan pada pekerjaan

untuk menunjukkan keberadaan kondisi yang berhubungan dengan cedera. Setelah

mendapatkan informasi mengenai faktor risiko pada pekerjaan, penguji dapat

memilih alat analisis yang paling cocok untuk perhitungan risiko pekerjaan tersebut.

Checklist ini digunakan untuk membantu menentukan adanya faktor risiko pada

pekerjaan Anda dan checklist ErgoWeb® ToolBox terbaik untuk digunakan pada

analisis pekerjaan yang lebih lanjut.

Checklist ini juga dapat digunakan untuk menghitung tingkatan risiko yang

berhubungan dengan suatu pekerjaan. Berikan nilai nol untuk "Tidak Pernah", nilai

satu untuk "Kadang-kadang", dan nilai dua untuk "Sering". Jumlahkan nilai pada

daftar tersebut. Pekerjaan dengan nilai yang tinggi dapat dianggap sebagai pekerjaan

dengan risiko tertinggi. Proses perhitungan tidak divalidasi oleh test study.

Page 16: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

33

2.8 Walkthrough Checklist For Upper Extremity Cummulative Trauma

Disorders

Checklists ini dapat digunakan untuk melihat pekerjaan yang melibatkan

tangan, lengan, bahu, dan/atau leher. Apabila checklist menunjukkan adanya masalah

ergonomi potensial, checklist tersebut dapat menuntun ke RULA, sebuah tool untuk

mensurvey kerja tubuh bagian atas (tangan) secara lebih detail. Checklist ini juga

digunakan untuk review yang mendalam dari sebuah pekerjaan, dan untuk membantu

anda mengidentifikasikan apakah RULA dapat digunakan untuk menjelaskan

masalah ergonomi secara lebih lanjut.

2.9 AAMA Metabolic Model

AAMA Metabolic Model merupakan sebuah metode yang disederhanakan

untuk memperkirakan kebutuhan energi untuk sebuah pekerjaan. Rekomendasi

konsepsual akan diberikan bila ditemukan adanya masalah ergonomi potensial.

Model ini memperkirakan kebutuhan metabolisme untuk pergerakan kerja. Hasil

perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan tingkat metabolisme maksimum dari

seseorang atau kelompok yang melakukan kerja untuk menguji risiko akibat kerja

fisik yang berlebihan. Mengikuti pertimbangan analisis ini akan mengurangi

kemungkinan kecelakaan kardiovaskuler dan penurunan produktivitas akibat

kelelahan fisik.

Page 17: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

34

2.9.1 Penggunaan AAMA Metabolic Model

Gunakan Model ini bila:

Sebuah desain memerlukan kerja fisik seperti berjalan, berlari, jongkok,

mengangkat, mendorong atau menarik, atau gerakan yang berulang-ulang (contohnya

gerakan lengan yang berulang).

Gunakan Metode Estimasi Metabolisme Kerja lain bila :

1. Dibutuhkan kebutuhan metabolisme kerja yang pasti. Untuk masalah ini dapat

digunakan evaluasi konsumsi oksigen langsung.

2. Pekerjaan melibatkan pengulangan menekuk/lifting/berjongkok.

3. Pekerjaan memerlukan interaksi dengan peralatan/komponen/muatan yang

memiliki berat lebih dari 13.6 kg.

4. Terdapat lebih dari 15 siklus kerja lengkap per menit.

2.9.2 Asumsi dan Pembatasan pada AAMA Metabolic Model

Nilai dari model ini dipengaruhi oleh asumsi yang membatasi

ketergantungannya dan cakupan aplikasinya. Namun, tool ini merupakan tool yang

berguna ketika diaplikasikan dengan situasi yang tepat dengan menggunakan

keputusan yang tepat atas pembatasannya.

Page 18: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

35

• Asumsi Perhitungan Metabolisme Kerja Total

2. Tingkat metabolisme yang diestimasikan dari range parameter kerja

(pergerakan lengan, berjalan, lifting, push/pull) merupakan refleksi yang

akurat dari kebutuhan metabolisme dalam kerja.

3. Estimasi tingkat metabolisme akan menghasilkan refleksi yang akurat dari

kebutuhan metabolisme kerja tanpa pertimbangan spesifik dari hal-hal

berikut :

a. jenis kelamin dari pekerja yang melakukan pekerjaan

b. berat tubuh pekerja yang melakukan pekerjaan

c. teknik mengangkat (lifting)

d. teknik membawa (carrying)

e. teknik push (pulling)

• Asumsi Perhitungan Kapasitas Kerja Fisik (Physical Work Capacity)

2. Seorang pria rata-rata 35 tahun memiliki kapasitas aerobik 16 kkal/menit

dan kapasitas aerobik selama 8 jam sebesar 5.2 kkal/menit.

3. Seorang wanita rata-rata 35 tahun memiliki kapasitas aerobik sebesar 12

kkal/menit dan kapasitas aerobik selama 8 jam sebesar 4 kkal/menit.

4. Kapasitas aerobik, dengan mengabaikan kebugaran, adalah akurat dan

sesuai dengan usia pekerja.

Page 19: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

36

• Asumsi Perhitungan Waktu Maksimum

1. Kapasitas aerobik, dengan mengabaikan kebugaran, adalah akurat dan

sesuai dengan usia pekerja.

2. Asumsi yang sama terdapat juga pada Perhitungan Metabolisme Kerja

Total.

• Asumsi Perhitungan Kerja atau Istirahat

1. Pekerja Anda memiliki energi metabolik istirahat sebesar 2 kkal/menit.

2. Asumsi yang sama terdapat juga pada Perhitungan Metabolisme Kerja

Total.

3. Asumsi yang sama terdapat juga pada Perhitungan Kapasitas Kerja Fisik

(Physical Work Capacity).

2.9.3 Pengumpulan Data pada AAMA Metabolic Model

Penggunaan umum dari AAMA Metabolic Model memerlukan tujuh langkah

dalam pengumpulan data yang meliputi analisis gerakan kerja dan pengamatan

terhadap pekerja yang sedang melakukan pekerjaan.

Benerapa kategori yang dibentuk untuk menjelaskan gerakan kerja menggunakan

konsep umum dan kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mencapai penyederhanaan

pengamatan dan pengamatan yang tidak memakan waktu.

Page 20: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

37

• Langkah Satu

Tempatkan gerakan kerja lengan dalam salah satu dari kategori berikut :

1. Sedikit pergerakan tangan atau lengan.

2. Kerja dengan gerakan tangan dalam jangkauan 20 inch (50 cm).

3. Gerakan lengan ekstensif tanpa menekuk atau tanpa keterlibatan anggota

tubuh lain.

4. Gerakan seluruh anggota tubuh.

Bernard menjelaskan kategorisasi ini sebagai refleksi dari postur

pekerja. Dengan mengamati secara garis besar pergerakan tangan, maka bisa

didapatkan suatu kejelasan atas posisi pekerja.

• Langkah Dua

Ukur jarak rata-rata yang ditempuh selama berjalan/membawa selama

1 menit. Jarak yang ditempuh ketika melakukan pushing/pulling tidak perlu

diikutsertakan.

• Langkah Tiga

Tempatkan berat beban yang diangkat selama bekerja dalam salah satu

dari kategori berikut :

1. Kebanyakan komponen atau peralatan dengan berat kurang dari 4 lbs (1.8

kg).

Page 21: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

38

2. Kebanyakan komponen atau peralatan dengan berat antara 4 lbs (1.8 kg)

dan 11 lbs (4.99 kg).

3. Kebanyakan komponen atau peralatan dengan berat lebih dari 11 lbs (4.99

kg).

• Langkah Empat

Tempatkan frekuensi kerja ke dalam salah satu dari kategori berikut :

1. Siklus kerja kurang dari dua siklus per menit.

2. Siklus kerja antara dua sampai lima siklus per menit.

3. Siklus kerja lebih dari lima siklus per menit.

• Langkah Lima

Ukur gaya rata-rata yang dilakukan pekerja selama melakukan pushing

dan/atau pulling.

• Langkah Enam

Ukur jarak rata-rata yang ditempuh dalam satu menit ketika

melakukan pushing/pulling. Jarak yang ditempuh ketika berjalan/membawa

tidak termasuk dalam pengukuran ini. Dan juga, dalam pengukuran ini tidak

terdapat jarak yang ditempuh ketika kembali ke stasiun kerja setelah melakukan

pushing/pulling suatu beban menuju ke tujuannya.

Page 22: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

39

• Langkah Tujuh

Umur, jenis kelamin, dan lamanya waktu kerja total merupakan

variabel yang terpenting dalam menentukan kekuatan aerobik maksimal

(physical work capacity) dari pekerja. Apabila model ini diterapkan pada

seorang pekerja, masukkan data deskriptif yang benar pada lembar kerja Anda.

Apabila model ini diterapkan pada pekerja secara umum, kekuatan aerobik

maksimum dalam populasi kerja Anda perlu dijelaskan untuk menghindari

risiko cedera fisik.

Kekuatan aerobik maksimum lebih kecil :

1. Bagi pekerja yang lebih tua bila dibandingkan dengan pekerja yang

lebih muda.

2. Bagi wanita bila dibandingkan dengan pria pada umur yang sama.

3. Bagi kerja dengan periode waktu yang lama bila dibandingkan dengan

kerja dengan periode waktu yang pendek.

Atau dengan contoh lain :

1. Seorang pria 50 tahun bekerja 510 menit memiliki kekuatan aerobik

maksimum yang lebih rendah daripada pria 30 tahun yang bekerja

selama 510 menit.

2. Seorang wanita 30 tahun bekerja 510 menit memiliki kekuatan aerobik

maksimum yang lebih rendah daripada pria 30 tahun yang bekerja

selama 510 menit.

Page 23: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

40

3. Seorang wanita 45 tahun bekerja 510 menit memiliki kekuatan aerobik

maksimum yang lebih rendah daripada wanita 45 tahun yang bekerja

selama 240 menit.

Terdapat variasi individual dari kekuatan aerobik maksimum karena

kebugaran seseorang. Namun, penduan-panduan ini merupakan aturan umum yang

baik. Ketika mempertimbangkan jumlah waktu untuk melakukan pekerjaan,

masukkan juga waktu yang diperlukan untuk istirahat dan makan siang. Sebagai

contoh, apabila waktu kerja terdapat dua kali istirahat 15 menit, sebuah periode untuk

makan siang 30 menit, dan waktu kerja aktual 7 jam, maka masukkan waktu kerja

selama 8 jam (480 menit).

2.10 Liberty Mutual Maximum Acceptable Lifting/Lowering Weight Tool

Model ini digunakan untuk memperkirakan berat maksimum yang dapat

diterima untuk pekerjaan mengangkat atau menurunkan yang berulang-ulang

(repetitif). Model ini mengidentifikasikan batasan psikofisikal pada pekerjaan manual

material handling. Metode ini didasarkan pada penerimaan manusia terhadap

penyakit atau ketidaknyamanan selama bekerja pada kondisi normal. Model ini

dirancang untuk menghitung toleransi subyektif seseorang terhadap ketegangan pada

pekerjaan manual material handling. Berat beban maksimal yang dapat diterima

untuk pekerjaan manual material handling dapat ditentukan dengan menggunakan

pendekatan ini.

Page 24: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

41

2.10.1 Penggunaan Liberty Mutual Maximum Acceptable Lifting/Lowering

Weight Tool

Gunakan Model ini Bila:

1. Diperlukan estimasi kasar untuk berat beban maksimum yang dapat diterima

2. Tidak terdapat teknik khusus yang digunakan pada pekerjaan lifting

3. Frekuensi pekerjaan kurang dari atau sama dengan 4.3 angkatan per menit

4. Membuat standar untuk lifting dengan pendekatan epidemiological,

biomechanical, dan physiological

2.10.2 Asumsi dan Pembatasan pada Liberty Mutual Maximum Acceptable

Lifting/Lowering Weight Tool

Nilai dari model ini dipengaruhi oleh asumsi yang membatasi kegunaannya

dan cakupan aplikasinya. Namun, tool ini merupakan tool yang berguna ketika

digunakan pada situasi yang cocok dengan pertimbangan pada kelemahannya.

• Asumsi karakteristik kerja

1. Berat maksimum yang dapat diterima dari lift/lower didasarkan pada

pegangan yang terletak di tengah-tengah dari dimensi lebar objek.

2. Liftings dan lowering dilakukan secara dinamis melalui jarak vertikal

yang diberikan.

3. Beberapa derajat perputaran tubuh terlibat dalam pekerjaan

lifting/lowering yang sebenarnya

Page 25: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

42

4. Data yang terdapat di tabel memberikan berat maksimum yang dapat

diterima untuk pekerjaan manual lifting/lowering individual.

5. Frekuensi dari pekerjaan rendah (4.3 lift/lower per menit atau lebih

lambat).

6. Pekerjaan Lifting/lowering dilakukan oleh pekerja industri.

7. Pekerjaan Lifting/lowering didasarkan pada penanganan kotak dengan

pegangan.

8. Lebar objek (dimensi diluar tubuh) adalah 34, 49 atau 75 cm.

9. Jarak vertikal dari lift/lower adalah 25, 51, atau 76 cm.

10. Persentase dari populasi industri adalah 10, 25, 50, 75, atau 90 persen.

11. Frekuensi dari lifts/lowers adalah satu lift/lower setiap 5 detik, 9 detik,

14 detik, 1 menit, 2 menit, 5 menit, 30 menit, atau 8 jam.

12. Range pengangkatan dibagi atas:

a. Lantai ke tinggi genggaman

b. Tinggi genggaman ke tinggi bahu

c. Tinggi bahu ke jangkauan lengan

13. Range yang lebih rendah dikategorikan sebagai berikut:

a. Tinggi genggaman ke lantai

b. Tinggi bahu ke tinggi genggaman

c. Jangkauan lengan ke tinggi bahu

Page 26: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

43

• Asumsi Subject

Subyek adalah pekerja industri

• Asumsi Pakaian

Variasi pada temperatur tubuh yang disebabkan oleh jenis cara

berpakaian yang berbeda dikendalikan dengan memberikan seluruh subyek

pakaian dengan pakaian dari katun yang digunakan oleh doktor operasi.

• Asumsi Posisi Tubuh

Lifting dinamis bebas tanpa teknik khusus.

2.10.3 Pengumpulan Data pada Liberty Mutual Maximum Acceptable

Lifting/Lowering Weight Tool

Penggunaan umum dari Liberty Mutual Tables memerlukan 6 langkah.

Ukur dan tempatkan data-data berikut pada lembar kerja.

• Langkah Satu

Mengidentifikasikan range lifting umum untuk pekerjaan anda.

Range pengangkatan dikategorikan sebagai berikut:

1. Lantai ke tinggi genggaman

2. Tinggi genggaman ke tinggi bahu

3. Tinggi bahu ke jangkauan lengan

Range yang lebih rendah dikategorikan sebagai berikut:

Page 27: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

44

1. Tinggi genggaman ke lantai

2. Tinggi bahu ke tinggi genggaman

3. Jangkauan lengan ke tinggi bahu

• Langkah Dua

Identifikasikan frekuensi umum lifting/lowering untuk pekerjaan

lifting anda. Frekuensi lifting/lowering yang berbeda tersedia pada tabel yang

disediakan oleh Liberty Mutual yang meliputi satu lift/lower setiap 5 detik, 9

detik, 14 detik, 1 menit, 2 menit, 5 menit, 30 menit, dan 8 jam.

• Langkah Tiga

Identifikasikan lebar kotak (dimensi selain tubuh): 34, 49, atau 75 cm.

• Langkah Empat

Identifikasikan jarak vertikal dari lifting/lowering: 25, 51, atau 76 cm.

• Langkah Lima

Tentukan persentil dari populasi industri yang akan melakukan

pekerjaan ini: 10, 25, 50, 75 dan 90 persen populasi.

• Langkah Enam

Tentukan jenis kelamin.

Dengan mempertimbangkan data-data diatas anda dapat menentukan

maximum acceptable lift/lower from the Liberty Mutual Tables. Bila data

Page 28: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

45

yang tersedia pada tabel tidak cocok dengan karakteristik kerja anda, maka

anda tidak perlu untuk menggunakan metode ini. Apabila anda memilih untuk

melajutkan, disarankan agar anda memilih data pekerjaan anda sebagai

berikut:

1. Untuk lebar kotak, pilih lebar terdekat yang lebih panjang.

2. Untuk jarak, pilih jarak terdekat yang lebih panjang

3. Untuk persentase populasi, pilih persentile terdekat yang lebih kecil.

4. Untuk frekuensi, pilih frekuensi terdekat yang lebih tinggi.

Dengan menggunakan asumsi akan memberikan hasil pada estimasi

konservatif. Apabila model ini digunakan pada satu pekerja, masukkan data

yang cocok pada lembar kerja. Bila model ini digunakan untuk pekerja secara

umum, lowest maximum acceptable weight dalam populasi kerja anda perlu

untuk dipertimbangkan untuk menghindari physical overexertion. Terdapat

variasi individual dari maximum acceptable weight for lifting/lowering tasks

karena kemampuan fisik yang berbeda-beda.

2.11 RULA Survey

Model ini berfungsi untuk mengidentifikasi pekerjaan yang menyebabkan

risiko dari trauma/cedera yang kumulatif (cumulative trauma disorder) melalui

analisis postur, gaya, dan penggunaan otot. Model ini merupakan tool yang lebih

detail yang menguji hubungan pekerja dengan faktor risiko kerja dari postur, gaya,

penggunaan otot, dan pergerakan. Analisis mengindikasikan derajat hubungan

pekerja dengan risiko ini dan menyediakan metode untuk memprioritaskan pekerjaan

Page 29: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

46

untuk memandu investigasi pekerjaan lebih lanjut. Tool ini tidak memberikan

rekomendasi khusus untuk modifikasi pekerjaan. Penulis merancang instrumen ini

untuk menjadi survey yang cepat dan mudah sehingga memudahkan untuk

mengetahui apakah diperlukan analisis yang lebih detail.

2.11.1 Penggunaan RULA Survey

Gunakan Model ini Bila:

1. Diperlukan sebuah analisis awal, yang merupakan screening tool untuk

memutuskan derajat keterkaitan pekerja dengan risiko pada alat gerak tubuh

bagian atas yaitu

a. postur

b. kontraksi otot statis

c. gerakan yang berulang

d. gaya

2. Diperlukan sebuah prioritas mengenai pekerjaan yang memerlukan modifikasi.

Urutan pekerjaan dengan faktor risiko alat gerak atas ini dapat dibuat dengan

membandingkan nilai dari berbagai pekerjaan yang disurvey dengan

menggunakan tool ini.

3. Diperlukan pendekatan untuk pengurangan risiko dengan pertimbangan

mendalam untuk pekerjaan dengan risiko pada alat gerak atas. Analis dapat

menentukan faktor mana yang berperan banyak pada risiko pekerjaan dengan

melihat penilaian dari setiap faktor.

Page 30: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

47

4. Diperlukan analisis sebelum dan sesudah modifikasi tempat kerja. Dengan

menilai suatu pekerjaan dengan tool ini sebelum dan sesudah modifikasi kerja,

nilai peningkatan kuantitatif relatif terhadap keempat faktor risiko alat gerak atas

dapat ditentukan.

2.11.2 Asumsi dan Pembatasan pada RULA Survey

Nilai dari model ini dipengaruhi oleh asumsi yang membatasi

ketergantungannya dan cakupan aplikasinya. Namun, tool ini merupakan tool yang

berguna ketika diaplikasikan dengan situasi yang tepat dengan menggunakan

keputusan yang tepat atas pembatasannya.

Asumsi dan pembatasannya adalah sebagai berikut :

1. Faktor risiko yang dipilih dievaluasi. Tool ini tidak mempertimbangkan faktor

risiko alat gerak atas seperti :

a. waktu tanpa istirahat.

b. variasi individual pekerja seperti umur, pengalaman, ukuran/kekuatan, atau

sejarah klinikal.

c. faktor lingkungan tempat kerja.

d. faktor psikofisikal.

2. Pengamatan postur pekerja tidak meliputi analisis terhadap posisi jari (namun,

gaya yang mungkin terjadi di sepanjang jari-jari tetap diperhitungkan).

3. Waktu tidak diukur. Faktor ini penting ketika mempertimbangkan kelelahan otot

dan kerusakan jaringan lunak dari kontraksi dan gaya isometrik.

Page 31: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

48

4. Gerakan yang berulang-ulang diberikan berat marginal.

5. Tidak dianjurkan adanya pengabaian kerja khusus.

2.11.3 Pengumpulan Data pada RULA Survey

Tool ini didisain untuk analisis terhadap pekerjaan yang ada dengan cara

seperti menggunakan checklist. Tool ini dapat digunakan oleh engineer yang

merancang sebuah proses kerja bila dapat dibayangkan posisi tubuh, kontraksi otot

statis, gerakan berulang, dan gaya.

Cara termudah untuk menggunakan tool ini adalah dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaannya pada saat anda mereview pekerjaan anda. Lalu, masukkan

data yang Anda kumpulkan ke komputer untuk menganalisis pekerjaannya.

Amati pekerja dalam beberapa siklus kerja untuk memilih pekerjaan yang

harus dievaluasi. Pilih :

1. posisi yang ditahan untuk sebagian besar waktu dari siklus kerja

2. posisi yang ditahan ketika terdapat muatan kerja terberat

3. posisi yang ditahan ketika posisi postur berada pada tingkat terburuk

(pembengkokan sendi yang besar)

Hanya salah satu sisi dari tubuh yang diuji. Apabila terdapat beberapa

posisi/aktivitas faktor risiko pekerjaan yang tinggi yang berhubungan dengan

pekerjaan, survey tiap masalah tersebut.

Page 32: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

49

Gambar 2.3 Gambaran Posisi Lengan Atas untuk Analisis RULA Survey

Gambar 2.4 Gambaran Posisi Lengan Bawah untuk Analisis RULA Survey

Page 33: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

50

Gambar 2.5 Gambaran Posisi Pergelangan Tangan untuk Analisis RULA

Survey

Gambar 2.6 Gambaran Posisi Leher untuk Analisis RULA Survey

Page 34: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

51

Gambar 2.7 Gambaran Posisi Leher untuk Analisis RULA Survey

2.11.4. Cara Kerja perhitungan dari RULA

* Faktor Resiko dari Postur

Langkah-langkah dibawah ini merupakan prosedur dari kerja penilaian dari

resiko postur tubuh :

• Tubuh dibagi menjadi dua bagian

• Posisi kerja yang terpilih dari bagian tubuh diteliti

• Sebuah nilai akan muncul sesuai dengan masing-masing posisi tubuh

• Nilai segmen dari bagian tubuh akan dihasilkan bila sesuai dengan keadaan yang

sudah ada

• Nilai dari setiap postur akan keluar atas tiap postur yang telah dipilih

Page 35: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

52

Tubuh dibagi atas dua bagian : Group A ; lengan atas, lengan bawah, pergelangan

tangan dan telapakan tangan. Yang kedua Group B ; leher, postur tubuh dan bagian

lower extremities.

* Faktor Resiko dari Otot

Setelah didapatkan hasil dari resiko postur tubuh makan dilanjutkan dengan

adanya penghitungan gerakan Otot statis. Dan penilaian atas otot ini diberikan oleh

Bjorksten, Jonsson dan Grandjean. Sistem penilaiannya adalah sebagai berikut :

• Bila postur tubuh bergerak statis (diam lebih dari 1 menit), diberi nilai = 1.

• Bila postur tubuh bergerak dinamis (tidak ada posisi tubuh yang diam lebih dari 1

menit), diberi nilai = 0.

* Faktor Resiko dari Tenaga

Untuk resiko dari pengeluaran tenaga pun juga diperhitungkan Sistem

penilaiannya sebagai berikut :

• 4.4 lbs (2kg) atau kurang diberikan nilai = 0

• Antara 4.4 sampai dengan 22 lbs (2 – 10 kg) dan bergerak sesekali, nilai = 1

• Antara 4.4 sampai dengan 22 lbs (2 – 10 kg) dan lebih condong ke postur tubuh

yang statis (diam lebih dari 1 menit) atau pergerakan yang berulang-ulang

(pergerakannya lebih dari 4 kali per menit), nilai = 2

• Lebih besar dari 22 lbs (10 kg) tetapi gerakannya dinamis, nilai = 2

Page 36: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

53

• Lebih besar dari 22 lbs (10 kg) dan pergerakannya statis atau berulang-ulang, nilai

= 2

• Untuk semua beban, nilai = 3

* Hasil keseluruhan dan Nilai Faktor Resiko

Hasil nilai untuk Postur (A) ditambah dengan nilai untuk Otot (A)

ditambah lagi dengan nilai untuk Tenaga (A) maka akan menghasilkan Nilai C.

Sedangkan hasil nilai untuk Postur (B) ditambah dengan nilai untuk Otot (B)

ditambah lagi dengan nilai untuk Tenaga (B) maka akan menghasilkan Nilai D. Dan

hal tersebut dapat digambarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2 .1 Tabel Lembar Penilaian RULA

Upper Arm

Lower Arm

Wrist

Wrist Twist

Neck

Trunk

Leg

PosturScore A

Muscle Force Score C

PosturScore B

Muscle Force Score D

Grand Total

Use Table A

Use Table B

A

B

Page 37: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

54

* Tabulasi Nilai Total

Peringkat nilai diberikan rentang dari 1 sampai 7 untuk setiap Nilai C

dan Nilai D berdasarkan variasi derajat postur yang terpilih. Nilai C dapat dilihat

mulai dari kolom paling kiri dan untuk nilai D dapat dilihat mulai dari baris paling

atas. Penggunaan tabel ini mulai melihat dari hasil nilai total C kemudian bergerak

secara horizontal samapi menemukan nilai D yang sesuai dengan hasil perhitungan,

setelah itu nilai yang bertemu pada titik potong, maka nilai itulah yang menjadi Nilai

Total. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 38: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

55

Tabel 2 .2 Tabel Tabulasi Nilai Total

3 4 5 6 633

4 5 6 7 744

5 6 6 7 744

6 6 7 7 755

3 4 4 5 633

6 7 7 7 755

3 4 4 5 522

3 3 4 5 521

3

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7

Score D (Neck, Trunk, Leg)

Scor

e C

(Upp

erLi

mb)

Page 39: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

56

2.12 Strain Index

Strain Index mengevaluasi tingkatan risiko dari sebuah pekerjaan yang dapat

menyebabkan cedera pada tangan, pergelangan tangan, lengan atas, atau siku (distal

upper extremity). Strain Index juga mengevaluasi tingkat risiko pekerjaan yang

menyebabkan cedera pada tangan, pergelangan tangan, lengan, atau siku (alat gerak

atas). Melalui metode semi-kuatitatif, analis dapat mengevaluasi enam variabel kerja

(intensitas kerja, durasi kerja, kerja per menit, postur tangan/pergelangan tangan,

kecepatan kerja, dan durasi kerja per hari). Variabel semi-kuatitatif pekerjaan

diberikan sebuah nilai yang dinamakan multiplier (pengali). Hasil dari pengalian

keenam variabel kerja merupakan angka yang disebut Strain Index score. Score ini

dibandingkan dengan gradien yang kemudian akan mengidentifikasikan tingkat risiko

pekerjaan.

2.12.1 Penggunaan Strain Index

Gunakan Model ini Bila ingin mengevaluasi risiko cedera untuk pekerjaan

yang dengan kerja tangan yang intensif.

2.12.2 Asumsi dan Pembatasan pada Strain Index

Telah ditetapkan batasan dari tool ini :

1. The Strain Index tidak mengevaluasi vibrasi segmental (seperti getaran pada

peralatan tangan); sehingga, tool ini tidak akan memprediksikan risiko dari

sindrom vibrasi pada lengan-tangan (hand-arm vibration syndrome).

Page 40: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

57

2. The Strain Index tidak mengevaluasi contact trauma; sehingga; tool ini tidak akan

memprediksikan risiko hypothenar hammer syndrome.

3. The Strain Index dibatasi untuk memprediksikan risiko neuromusculoskeletal

pada alat gerak atas.

4. Tiga dari enam variabel kerja secara subyektif dianalisis oleh analis.

5. Nilai pengali berdasar pada opini profesional penulis dengan bantuan dari prinsip

fisiologis, biomekanis, dan epidemiologis yang bertentangan dengan hubungan

matematis antara variable kerja.

6. The Strain Index telah diuji hanya pada 25 jenis pekerjaan pada suatu industri.

2.12.3 Pengumpulan Data pada Strain Index

Proses penggunaan tool ini meliputi:

1. Mengumpulkan data

2. Pembobotan setiap variabel kerja

3. Menentukan pengali untuk setiap variabel

4. Mengalikan pengali untuk menghitung score Strain Index

5. Mengevaluasi score Strain Index

Program komputer pada training ini akan secraa otomatis memilih pengali

untuk pekerjaan, menghitung score SI, dan menginterpretasikan signifikansinya

setelah variabel kerja tersebut diberi bobot dan dimasukkan ke dalam Data

Worksheet Form.

Page 41: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

58

Anda dapat secara manual menentukan pengali untuk setiap variabel,

menghitung score SI dan menginterpretasikan signifikansinya dengan melihat

kembali informasi pada bagian Strain Index: Underlying Concepts.

• Langkah 1: Mengamati Intensitas Exertion

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, intensitas exertion

merupakan estimasi dari persentase kekuatan maksimal distal alat gerak atas

yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan pada suatu saat. Amati pekerjaan

tersebut beberapa kali dan beri bobot pada usaha yang dirasakan dengan salah

satu dari kelima pilihan:

Page 42: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

59

Tabel 2.3 Tabel Pengamatan Intensitas Exertion pada Strain Index

Usaha yang dirasakan Persentase dari kekuatan

maksimal

Hampir tidak terasa atau usaha yang

santai kurang dari 10%

Usaha yang nyata atau definit 10% to 29%

Usaha nyata tanpa pergantian ekspresi

wajah 30% to 49%

Usaha yang besar dengan pergantian

ekspresi wajah 50% to 79%

Menggunakan bahu atau tubuh untuk

menghasilkan gaya 80% atau lebih

• Langkah 2: Mengamati Durasi Exertion

Durasi exertion adalah persentase dari waktu suatu exertion berlangsung

selama suatu siklus kerja. Amati suatu pekerjaan untuk suatu periode waktu

untuk mendapatkan pengertian dari proses kerja. Kalikan durasi dari periode

pengamatan dalam detik (mulailah pengukuran waktu pada awal siklus kerja;

catat sampai beberapa siklus; hentikan pengukuran waktu pada akhir dari siklus

kerja). Hitung jumlah exertion yang berlangsung selama periode pengamatan.

Page 43: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

60

Bagilah durasi pengamatan dengan jumlah exertion untuk menentukan siklus

waktu exertion rata-rata.

Kalikan durasi dari seluruh exertion dan hitung jumlah exertion.

Tentukan rata-rata durasi exertion per siklus dengan membagi durasi dari

seluruh exertion dengan jumlah exertion.

Penghitungan dengan beberapa percobaan akan menghilangkan

kemungkinan data yang cacat.

• Langkah 3: Mengamati jumlah usaha per menit

Kalikan durasi dari beberapa siklus dalam detik dan hitung jumlah

exertion yang berlangsung selama periode waktu tersebut. Form data untuk

pengukuran "Duration of Exertion" dapat digunakan. Hitung usaha per menit

dengan membagi jumlah exertion dengan total waktu pengamatan (dalam

menit).

• Langkah 4: Mengamati postur atau pergelangan tangan

Postur tangan / pergelangan tangan diamati dengan mengamati posisi

pergelangan tangan pada saat exertion dan menjelaskannya dengan salah satu

dari lima posisi yang dirasakan. Postur yang dirasakan dan posisi postur aktual

adalah

Page 44: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

61

Tabel 2.4 Tabel Pengamatan Postur Atau Pergelangan Tangan pada Strain

Index

Posisi Postur Aktual Postur yang

dirasakan Wrist Extension Wrist Flexion Wrist Ulnar

Deviation

Perfectly neutral 0 to 10 degrees 0 to 5 degrees 0 to 10 degrees

Near neutral 11 to 25 degrees 6 to 15 degrees 11 to 15 degrees

Non-neutral 26 to 40 degrees 16 to 30 degrees 16 to 20 degrees

Marked deviation 41 to 55 degrees 31 to 50 degrees 21 to 25 degrees

Near extreme greater than 55

degrees

greater than 50

degrees

greater than 25

degrees

• Langkah 5: Mengamati Kecepatan Kerja

Kecepatan kerja merupakan langkah yang dirasakan dalam pekerjaan

dan secara subyektif dipilih oleh analis sebagai salah satu dari kelima deskripsi

berikut ini:

Tabel 2.5 Tabel Pengamatan Kecepatan Kerja pada Strain Index

Kecepatan yang

sangat santai

Menyita

waktu

pekerja

Kecepatan

gerak normal

Terburu-buru, tapi

dapat mengikuti

Terburu-buru, dan

hampir tak dapat

mengikuti

Page 45: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

62

• Langkah 6: Mengamati durasi dari pekerjaan per hari

Durasi dari pekerjaan per hari merupakan waktu total dalam jam yang

digunakan per hari untuk melakukan pekerjaan yang sedang diamati. Durasi ini

dapat diukur atau digunakan oleh manajemen(pekerja). Pilih satu dari kelima

kategori yang merefleksikan waktu durasi pekerjaan.

Tabel 2.6 Tabel Pengamatan Durasi dari Pekerjaan per Hari pada Strain

Index

1 or fewer 1 to 2 2 to 4 4 to 8 8 or more

2.13. Ekonomi Gerakan [Sutalaksana, 1979]

2.13.1. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan dihubungkan dengan Tubuh

Manusia dan Gerakan-gerakannya

1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.

2. Kedua tangan sebaiknya tidk menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu

istirahat.

3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan

berlawanan arah.

Page 46: BAB 2 akhir - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00460-TI BAB 2.pdf · rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot ... jongkok dan sikap ...

63

2.13.2. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan dihubungkan dengan Pengaturan

Tata Letak Tempat Kerja

1. Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.

2. Tempatkan bahan-bahan yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai.

3. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternative

berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang

menyenangkan.

4. Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang menduduki bersikap

(mempunyai postur) yang baik.