Bab 2 Absori

50
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Hakikat Hasil Belajar Kimia a. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang yang berasal dari pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dalam jangka waktu yang cukup lama yang ditandai dengan adanya perubahan sikap dan kemampuan. Belajar merupakan proses seseorang memperoieh kecakapan, keterampilan, dan sikap (Yamin, 2009: 96). Dari kutipan tersebut maka belajar adalah suatu proses berkesinambungan yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada kemampuan seseorang baik kognitif, afektif, dan psikomotorik . Belajar tidak hadir dengan sendirinya tetapi melalui proses yang berkesinambungan yaitu kegiatan pembelajaran, praktik atau pengalaman

description

Tesis 3

Transcript of Bab 2 Absori

15

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Kimia

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang yang berasal

dari pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan kegiatan pembelajaran di

sekolah dalam jangka waktu yang cukup lama yang ditandai dengan adanya

perubahan sikap dan kemampuan. Belajar merupakan proses seseorang

memperoieh kecakapan, keterampilan, dan sikap (Yamin, 2009: 96). Dari kutipan

tersebut maka belajar adalah suatu proses berkesinambungan yang ditandai

dengan terjadinya perubahan pada kemampuan seseorang baik kognitif, afektif,

dan psikomotorik . Belajar tidak hadir dengan sendirinya tetapi melalui proses

yang berkesinambungan yaitu kegiatan pembelajaran, praktik atau pengalaman

yang telah mereka dapatkan sehingga mereka akan memperoieh kacakapan,

keterampilan dan sikap.

Oemar Hamalik (2009 : 27) memberikan beberapa pengertian tentang

belajar, yakni (1) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan

kelakuan melalui pengalaman., (2) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, dan (3) dalam lingkup yang

lebih sempit belajar diartikan sebagai proses memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, dan latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis.

15

16

Sedangkan menurut Sardiman (2010 : 22) berpendapat bahwa secara

umum belajar adalah suatu proses interaksi antar diri manusia dengan

lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori.

Menurut Slavin dalam Imron (1996 : 30) belajar merupakan proses

perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam

Imron (1996 : 30), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat

berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Azwar (2005 : 13) pengertian belajar

adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam

competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan

(skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan

mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang

hayat.

Ciri-ciri belajar adalah : (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek

pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif)

serta keterampilan (psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari

pengalaman. Pengalaman yang diperoleh merupakan informasi yang sangat

berharga. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi

antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan

psikis; (3) perubahan  perilaku akibat belajar secara permanen Cronbach

dalam Purwanto (2003 : 72) berpendapat : Learning is shown by a change in

behaviour as result of experience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan

jalan mengalami. Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to

17

try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu

dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indra.

Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan

bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists

over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth.

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar

secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.

Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan

faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep

belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran

instrumentalisme.

Crow seperti yang dikutip Imron (1996 : 41) mendefinisikan : Learning is

the acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya

untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Hudgins

dalam Suryabrata (1998 : 24) berpendapat bahwa, “Hakekat belajar secara

tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah

laku, yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman”. Jung

dalam Suryabrata (1998 : 45) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses

dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.

Purwanto (2003 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang

relatif dalam tingkah laku yang terjadi hasil dari latihan atau pengalaman.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan

18

pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh

sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku

yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan

pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum

sempurna.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah

melakukan kegiatan belajar yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada

kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah dengan adanya perbedaan dalam

pengetahuan dan sikap dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Hamalik (2007:30)

tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada

setiap perubahan-perubahan aspek tersebut, yaitu: (1) pengetahuan, (2)

pengertian, (3) sikap, (4) keterampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan

sosial, (8) jasmani, (9) budi pekerti, dan (10) sikap.

Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang

merupakan hasil belajar, yaitu:

1. keterampilan intelektual,

2. strategi kognitif, mengatur "cara belajar" dan berpikir seseorang di dalam arti

seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah,

3. inforniasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,

4. keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan

menulis, mengetik, dan sebagainya,

19

5. sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang

dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dan kecenderungannya

bertingkah laku terhadap orang lain, barang, atau kejadian (dalam Moedjiono

dan Hasibuan, 2008: 5).

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang siswa di dalam suatu

pelajaran, maka dilakukan evaluasi ( Tawil, 2008: 86). Hasil belajar diukur

dengan instrumen tes yang disusun atau dinyatakan berdasarkan kemampuan

yang dapat diobservasi (Gronlund, 1981 dalam Senduperdana, 2007: 49).

Sehingga hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes ataupun

dengan cara observasi terhadap tingkah laku yang dilakukan oleh siswa pada saat

kegiatan pembelajaran. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah terjadi

perubahan pada tingkah lakunya.

Menurut Sardinian hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek

belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung

pada apa yang telah diketahui subyek belajar, tujuan dan motivasi juga

mempengaruhi proses interaksi dengan bahan ajar yang dipelajari (2004:38).

Oleh karena itu siswa harus bersikap aktif dalam kegiatan belajar dan dirangsang

agar mereka bergairah ketika kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga siswa

mampu berinteraksi dengan lingkungan belajarnya dan mendapat pengalaman

belajar secara langsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Pembelajaran Kimia di SMA

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek

20

ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang

pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif)

namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas

pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan

dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.

Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu

tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan

energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran.

Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu

kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip,

hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh

sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus

memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Keberhasilan pembelajaran kimia dapat dicerminkan dengan perubahan

tingkah laku dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik seseorang

setelah mendapatkan pengalaman belajar kimia. Dikemukakan oleh Nana

Sudjana (2004 : 22) : “Hasil Belajar kimia merupakan kamampuan yang dimiliki

siswa seteleh memiliki pengalaman belajar kimia “.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

21

raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil

belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa atau dengan

membandingkan Kritria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai yang dicapai

siswa, jika hasil yang dicapai melebihi baru bisa dikatakan siswa tersebut

berhasil dalam belajar dan sebaliknya jika nilai yang dicapai kurang dari

KKM dapat dikatakan tidak berhasil dalam belajar.

d. Pengertian Hasil Belajar Kimia

Hasil belajar atau achievement merupakan salah satu produk dari proses

pembelajaran yang diukur sebagai salah satu tujuan dari pendidikan. Menurut

Setiawati (1996 : 28), “Selain achievement (hasil belajar), produk dari proses

pembelajaran yang lain adalah sikap, minat dan kepribadian”.

Mata pelajaran Kimia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah

yang menekankan pada pembelajaran tentang kehidupan manusia dan lingkungan

sosial masyarakat di sekitarnya terutama yang berkaitan dengan usaha manusia

dalam memenuhi hajat hidupnya. Belajar ilmu Kimia sama artinya dengan

pembelajaran tentang ilmu alamiah memiliki objek pembe1ajaran yang terkait

dengan unsure-unsur yang ada di alam. Oleh karena itu, belajar ilmu kimia pun

perlu diukur tingkat keberhasilannya melalui hasil belajar yang diperoleh siswa.

Hasil belajar kimia mencupakan bagian akhir diri proses pembelajaran kimia

yang dilakukan di sekolah. Dengan hasil belajar kimia, siswa dapat mengetahui

kemampuan dan pemahaman yang terkait dengan materi pembelajaran.

Hasil belajar kimia pada dasarnya dapat terlihat melalui perubahan

22

tingkah laku siswa dalam memandang dan memahami ilmu kimia. Oleh karena

itu, Hasil belajar kimia harus dapat menjadi indikator untuk mengukur

kemampuan dan penguasaan siswa terhadap berbagai materi yang dipelajari

dalam ilmu kimia.

Pembelajaran ilmu kimia menekankan pada kemampuan siswa dalam

mengamati, menganalisis, dan menerapkan ilmu yang berkaitan unsure-unsur

yang ada di alam. Pembelajaran ilmu kimia tidak hanya terbatas pada penguasaan

terhadap pengetahuan ilmu kimia semata, tetapi juga harus diikuti dengan upaya

untuk menerapkannya dalam mengamati segala proses alam yang terkait dengan

unsure kimia. Hasil belajar kimia juga tencermin melalui pengetahuan dan

keterampilan siswa dalam memecahkan setiap masalah yang terkait dengan kimia

dan fenomena permsalahan kimia yang terjadi di alam, serta tercermin juga

melalui sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan

wawasannya tentang ilmu kimia.

Hudoyo (1998 : 3) menyatakan bahwa hasil belajar pada suatu materi

pebelajaran menunjukkan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran yang dipelajarinya. hasil belajar berkaitan erat dengan cara belajar yang

ditempuh siswa sebagai hasil proses belajar mengajar yang didukung oleh

kemantapan interaksi antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia adalah

tingkat pencapaian kemampuan pengetahuan siswa pada materi ilmu kimia, serta

pencapaian ketrampilan dan sikap yang terkait dengan wawasan tentang ilmu

kimia.

23

2. Hakikat Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Oemar Hamalik (2009 : 27) memberikan beberapa pengertian tentang

belajar, yakni (1) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan

kelakuan melalui pengalaman., (2) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, dan (3) dalam lingkup yang

lebih sempit belajar diartikan sebagai proses memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, dan latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis.

Sedangkan menurut Sardiman (2010 : 22) berpendapat bahwa secara

umum belajar adalah suatu proses interaksi antar diri manusia dengan

lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori.

Menurut Slavin dalam Imron (1996 : 30) belajar merupakan proses

perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam

Imron (1996 : 30), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat

berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Azwar (2005 : 13) pengertian belajar

adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam

competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan

(skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan

mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang

hayat.

Ciri-ciri belajar adalah : (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek

pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif)

24

serta keterampilan (psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari

pengalaman. Pengalaman yang diperoleh merupakan informasi yang sangat

berharga. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi

antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan

psikis; (3) perubahan  perilaku akibat belajar secara permanen Cronbach

dalam Purwanto (2003 : 72) berpendapat : Learning is shown by a change in

behaviour as result of experience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan

jalan mengalami. Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to

try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu

dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indra.

Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan

bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists

over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth.

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar

secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.

Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan

faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep

belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran

instrumentalisme.

Crow seperti yang dikutip Imron (1996 : 41) mendefinisikan : Learning is

the acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya

untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Hudgins

dalam Suryabrata (1998 : 24) berpendapat bahwa, “Hakekat belajar secara

tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah

25

laku, yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman”. Jung

dalam Suryabrata (1998 : 45) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses

dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.

Purwanto (2003 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang

relatif dalam tingkah laku yang terjadi hasil dari latihan atau pengalaman.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan

pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh

sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku

yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan

pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum

sempurna.

b. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi yang

dilakukan oleh siswa. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah “Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk

melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu”.

Dalam psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi.

Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini

penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Nasution (1995 :

73), mengatakan bahwa kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang dapat

mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu. Definisi motif menurut Uno

26

(2008 : 3) bahwa “ Yang dimaksud dengan motif adalah suatu kekuatan yang ada

di dalam diri indivdu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat ”. Sedangkan menurut Sardiman (1990 : 73), kata “motif” diartikan

sebagai daya dan upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan menurut Purwanto (2003 : 60), motif adalah tingkah laku atau

perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Jadi berdasarkan beberapa

pengertian motif di atas dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang

dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilakukan dengan

sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motif adalah apa saja

yang dapat menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu

atau sekurangnya mengembangkan suatu kecenderungan tertentu. Motif

dimengerti sebagai ungkapan kebutuhan seseorang karenannya motif bersifat

pribadi dan internal.

Sedangkan untuk kata motivasi menurut Rasyad (2001:214) : “Motivasi

sebagai suatu proses dimana energi dari perilaku seseorang dan langsung untuk

mencapai tujuan”. Sardiman (1980 : 102) menyatakan bahwa motivasi

berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada

di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

tercaoainya suatu tujuan.

Uno (2008:3) menyebutkan bahwa “motivasi merupakan dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah

laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”.

Hakim (2001 : 26) menyatakan bahwa motivasi didefinisikan sebagai

suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu

27

perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu “Motivasi dapat diartikan sebagai

kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan

entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan baik instrinsik maupun

ekstrinsik”.

Pengertian motivasi menurut Robbin (1993 : 42) adalah suatu proses

yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha

untuk mencapai suatu tujuan Ketiga unsur kunci dalam definisi penulis adalah :

1. Intensitas : Menyangkut seberapa kerasnya siswa berusaha. Ini adalah

unsur yang paling difokuskan apabila berbicara tentang motivasi. Akan

tetapi intensitas yang tinggi tidak akan membawa hasil yang diinginkan

kecuali kalau upaya itu diarahkan ke suatu tujuan yang menguntungkan

siswa. Upaya yang terencana akan membuahkan hasil yang diharapkan.

2. Tujuan : Apa yang ingin dicapai oleh siswa. Siswa yang benar-benar

mempunyai tujuan untuk masa depan senantiasa akan belajar secara

sungguh-sungguh untuk mencapai prestasi yang diharapkan secara

maksimal.

3. Ketekunan : Ukuran tentang berapa lama siswa dapat mempertahankan

usahanya.

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak

sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang

bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking

pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.

Dari pengertian yang telah diungkapkan di atas, maka penulis

dapat memberikan kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu proses

28

memberikan dorongan, rangsangan, daya kekuatan, bimbingan serta

mempengaruhi tingkah laku siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.

c. Jenis-jenis Motivasi dalam Belajar

Menurut Uno (2008 : 23) indoikator motivasi dalam belajar dapa

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan,

4) Adanya penghargaan dalam belajar,

5) Adanya kegiat.n yang menarik dalam belajar,

6) Adanya lingkungan bekerja yang kondusif.

Menurut Soemanto (1990 : 21) motif yang menggerakkan anak sehingga

mau belajar adalah motif psikologis, motif praktis, motif pembentukan

kepribadian, motif kesusilaan, motif sosial dan motif ketuhanan.

Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk

menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme ke

dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Menurut

Woodworth yang dikutip oleh Sardiman (2020 : 88) membagi motivasi menjadi

tiga golongan yaitu :

29

1) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan

kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus,

kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

2) Motif-motif darurat (emergency motives) yaitu motivasi yang timbul karena

rangsangan dari luar, contoh : dorongan untuk menyelamatkan diri dari

bahaya, motif untuk membalas, motif berusaha mengatasi suatu rintangan.

3) Motif-motif Obyektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakuan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-

motif ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara

efektif.

Selanjutrnya Tadjab (1994 : 102) membagi motif-motif itu menjadi dua

golongan sebagai berikut :

1) Psychological drives adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau

jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.

2) Sosial motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan

manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik

(etika) dan sebagainya.

Adapun bentuk motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

1) Motivasi Intrinsik

Menurut Muhibbinsyah (2001 : 136), motivasi intrinsik adalah hal dan

keadaan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang dapat

mendorong melakukan tindakan dalam belajar. Sedangkan Alisuf (2001 : 78)

motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

30

sesemenyatakan bahwa orang atau motivasi yang erat hubungannya dengan

tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin

memperoleh pengetahuan dan sebagainya.

Menurut Azhari (1996 : 75), faktor-faktor yang dapat mrnimbulkan

motivasi intrinsik adalah:

a) Adanya kebutuhan

b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri

c) Adanya cita-cita atau aspirasi

2) Motivasi Ekstrinsik

Menurut Muhibbinsyah (2001 : 137), motivasi ekstrinsik adalah hal atau

keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar.

Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar

untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian

dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru

dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat

mendorong siswa untuk belajar.

Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa

karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau

pengaruh orang lain. Tingkat kesadaran yang tinggi merupakan modal utama

untuk melakukan segala kegiatan atau aktivitas.

Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak

penting. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap merupakan

31

faktor yang sangat penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis

yang dapat berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam

proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa

tidak

bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun

di rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka

motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun

ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan

aktivitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan

dalam melakukan kegiatan belajar.

d. Fungsi dan Peranan Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar

mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil

belajarnya, Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu,

maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.

Menurut Sardiman (2010 : 85) fungsi motivasi ada tiga, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi.

2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang

32

siswa yang akan menghadapi ujian baik ujian nasional maupun sekolah pasti

mempunyai harapan dapat lulus dan mendapat nilai yang baik, tentu akan

melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya

untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual

motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi

yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain,

adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka

seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian hasil belajarnya.

Sedangkan menurut Uno (2008 : 27) : “ Ada beberapa peranan penting

dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan

hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang

hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap ransangan belajar, dan

(4) menentukan ketekunan belajar.

e. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan

faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang

siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara

sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain

belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seperti itu,

33

maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar

siswa.

Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat

menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Menurut

Tadjab (1994 : 103), cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :

1) Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam

kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.

2) Menunjukan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.

3) Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas

yang tidak harus serba menekan, sehinnga siswa mempunyai intensitas untuk

belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.

4) Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai kebutuhan siswa.

5) Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.

6) Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.

7) Menggunakan insentif seperti pujian, hadiah secara wajar.

Adapun beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk dan cara motivasi tersebut

diantaranya :

1) Memberikan angka

2) Hadiah

3) Saingan/kompetisi

4) Memberi ulangan

5) Mengetahui hasil

6) Pujian

7) Hukuman

34

8) Hasrat untuk belajar

9) Minat

10) Tujuan yang diakui

11) Tujuan yang akan dicapai

12) Aktualisasi diri

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dalam

penelitian ini adalah dorongan siswa dalam mencapai prestasi yang terbaik yang

ditandai dengan beberapa indikator atau karakteristik yang menunjukkan

motivasi, seperti perilaku, upaya, kerajinan, perhatian, kedisiplinan, ketekunan,

dan lain-lain.

3. Media Pembelajaran CD Interaktif

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin : medium yang secara harfiah

berarti ’tengah’; ’perantara’ atau ’pengantar’ atau dengan kata lain media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Menurut Atwi Suparman (1997), media merupakan alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, media adalah segala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi

proses belajar. Pada konteks yang sama, media dalam aktivitas pembelajaran

dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan

pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.

Contoh media termasuk video, televisi, komputer, diagram, bahan-bahan cetak,

35

dan guru. Itu semua dapat dikatakan sebagai media seandainya medium itu

membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran.

Dalam kaitannya dengan model sistem pengembangan pengajaran,

interaksi guru dan siswa dengan menggunakan media dan sumber-sumber belajar

siswa (yang pada hakekatnya juga merupakan media).

b. Kegunaan Media Pembelajaran dalam KBM

Secara umum media pembelajaran pada dasarnya sebagai alat yang

digunakan untuk mempermudah dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

Selain itu media pembelajaran dapat juga digunakan sebagai berikut :

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :

Obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar,

film, atau model;

Obyek yang kecil dibantu dengan menggunakan proyektor mikro,

LCD infokus, film atau gambar

Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi

lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

dan

Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan

lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai dan

lain-lain.

Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi

dapat diatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :

36

a. Menimbulkan kegairahan belajar

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan

lingkungan dan kenyataan,

c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan

dan minatnya.

c. Jenis-jenis media pembelajaran/alat pelajaran

Menurut Rustaman (2003), media pembelajaran berdasarkan jenisnya

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Media asli hidup, seperti aquarium beserta ikan dan tumbuhannya,

terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang

dengan semua hewan yang ada, insektarium ataupun kebun

percobaan.

b. Media asli mati, misalnya herbarium, taksidermi, awetan dalam

botol, bioplastik dan diorama.

c. Media asli benda tak hidup, contoh : berbagai contoh batuan mineral,

pesawat terbang, preparat mikroskopis awetan.

d. Media asli tiruan atau model, contoh : Model torso tubuh manusia,

model atom, model DNA, dan lain-lain.

e. Media grafis, misalnya : bagan, diagram, grafik, poster foto dan lain-

lain.

f. Media pandang dengar (Audio-Visual), misalnya VCD, dan Televisi.

g. Media proyeksi, terdiri dari proyeksi diam, misalnya : slide,

transparansi; proyeksi gerak, misalnya : film.

37

h. Media cetak, misalnya : buku cetak, koran, majalah, komik.

.

d. CD Interaktif (Interactive Compact Disc)

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara atau penghantar Arsyad (2005).

Media adalah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan Bovee

(1997) dalam Ena (2006). Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi

antara pembelajar, guru, dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah sebuah alat

yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam dunia

pendidikan media juga merupakan alat komunikasi antara guru dengan siswa,

dengan kata lain media dalam dunia pendidikan merupakan komponen penting

dalam pembelajaran di sekolah.

Fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran diantaranya

adalah : memperjelas dan memperkaya informasi yang diberikan secara verbal;

meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar; meningkatkan

efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi; menambah variasi penyajian

materi; pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan

mencegah kebosanan siswa; memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal

yang mungkin abstrak; meningkatkan keingintahuan siswa; serta memberikan

stimulus dan mendorong respon siswa Rustaman dkk (2003).

Klasifikasi media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

adalah : media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media

audio, media video dan film, dan komputer Heinich dalam Furqan (2005)

38

Interactive Compact Disc (CDI) adalah sistem yang dapat membawa

teks, audio, visual, dan video digital. Informasi tersebut disimpan di dalam CD.

Cara menggunakannya adalah dengan alat pemutar CD yang sudah tersedia pada

komputer dan harus dihubungkan ke sebuah monitor. CD interaktif awalnya

dibuat untuk dunia hiburan, namun seiring dengan perkembangan Teknologi

Informasi dapat digunakan juga di dalam dunia pendidikan. Aspek yang paling

menarik dari sebuah CD interaktif adalah aspek interaktifitasnya. Pembelajar

dapat memanipulasi ”Compact Disc is a small plastic disc used for the storage of

digital data” Encyclopedia (2001). Compact Disc (CD) adalah sistem

penyimpanan dan rekaman video di mana signal audio-visual direkam pada discet

plastic, bukan pata pita magnetic Arsyad (2005).

CD interaktif memiliki beberapa kelebihan diantaranya : tampilan bisa

menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar (video), dan

animasi; dapat mengakses informasi secara instant dari manapun yang dicakup

dari compact disc tersebut; menghasilkan gambar yang lebih jelas; dapat

disesuaikan dengan motivasi, kemampuan dan kecepatan pembelajaran; dan

mengurangi kekhawatiran pembelajar jika kurang paham. Kelemahan media CD

interaktif diantaranya adalah tidak adanya interaksi antar manusia dan

memerlukan biaya mahal Angkowo (2007).

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat,

diantaranya adalah harus meningkatkan motivasi, merangsang pembelajar

mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberi rangsang belajar baru.

Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan

39

tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-

praktek dengan benar.

B. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh penggunaan media pembelajaran CD Interaktif terhadap hasil

belajar Kimia

  Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar

interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif

dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah :

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan Dengan bantuan

media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari

dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa

dimanapun berada.  

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik

secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk

menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan

tidak membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan

terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru

cenderung bicara satu arah.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan belajar akan

lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga

seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara

40

berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa

akan lebih mudah memahami pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat

membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila

dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang

memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat,

menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman

siswa akan lebih baik.

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa

dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari

waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di

luar lingkungan sekolah.  

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses

belajar Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong

siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri

sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Guru

dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk

memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu

kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar,

dan lain-lain.

41

Dari uraian di atas diduga bahwa terdapat pengaruh penggunaan media

pembelajaran CD Interaktif terhadap hasil belajar kimia.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Kimia

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi

perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,

atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya

untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Hal ini sesuai dengan pendapat para penganut teori belajar behavioristik,

yang berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran

atau penguatan dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar

terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusnya.

Sehingga timbul dorongan untuk aktif belajar : keinginan yang besar untuk hadir

didalam kelas, aktif mengerjakan tugas yang diberikan guru, aktif berdiskusi

dengan teman /kelompok belajar dikelas, aktif dalam mengerjakan praktek

dilaboratorium untuk pelajaran IPA khususnya ilmu kimia, aktif mencari bahan

pustaka atau internet yang ditugaskan guru. Dorongan melakukan kegiatan ini

merupakan respon dalam rangka berusaha mencapai tujuan hasil belajar yang

diharapkan secara optimal.

Dari uraian di atas maka diduga ada pengaruh yang positif antara

pengaruh motivasi siswa pada pelajaran kimia terhadap hasil belajar kimia

dengan diberikan bermacam model pembelajaran kimia oleh guru, yang

disesuaikan dengan kebutuhan sesuai pokok bahasan yang diberikan. Sebaliknya

jika seorang siswa memiliki motivasi yang kurang terhadap pelajaran kimia

42

karena faktor yang kurang mendukung bagi siswa akan menghasilkan hasil

belajar yang kurang memuaskan.

3. Pengaruh interaksi penggunaan media pembelajaran CD Interaktif dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar Kimia

Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan

kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si

belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat

mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar

hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang

mengajar.

Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan

menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang

merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya.

Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan  guru untuk membuat siswa belajar.

Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa

dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.      

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran,

yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari

sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur

pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan

informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan

dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media

meskipun tanpa keberadaan guru.

43

Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan

kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih

banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara

individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini

akan teus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar

satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran

secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih

mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan

kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfubgsi

sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar

mengajar.

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari

sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah

usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan

demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa

melakukan kegiatan belajar. Pengaruh media pembelajaran tersebut menjadikan

penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran

menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,

efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa,

memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,

menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta

mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

44

Dari uraian di atas diduga bahwa terdapat pengaruh penggunaan

interaksi antar penggunaan media pembelajaran CD Interaktif dan motivasi

belajar siswa terhadap hasil belajar kimia.

C. Hipotesis Penelitian

Dari uraian diatas dapat dibuat beberapa hipotesis penelitian sebagai

berikut :

1. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran CD Interaktif

terhadap hasil belajar kimia siswa.

2. Terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kimia

siswa.

3. Terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan media pembelajaran

CD Interaktif dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kimia

siswa.