BAB-2
-
Upload
alfon-juanter-sidabalok -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
description
Transcript of BAB-2
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jurusan Teknik Elektro
Jakarta
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Generator Sinkron
Tegangan output dari generator sinkron adalah tegangan bolak-balik,
karena itu generator sinkron disebut juga generator Alternating Current (AC).
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk
generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak di antara
kutub-kutub magnet yang tetap ditempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada
generator sinkron, konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga
kumparan stator karena berada pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan
rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh tenaga mekanik. Jika
kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan magnit
yang terletak di antara kutub magnet utara dan selatan diputar oleh tenaga air
atau tenaga lainnya, maka pada kumparan rotor akan timbul medan magnet atau
fluks yang bersifat bolak-balik atau fluks putar. Fluks putar ini akan memotong
kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul gaya gerak
listrik karena pengaruh induksi dari fluks putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl)
yang timbul pada kumparan stator juga bersifat bolak-balik, atau berputar dengan
kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar rotor. Generator sinkron yang
banyak dijumpai di masyarakat adalah generator tiga phase, dalam hal ini jumlah
kumparan stator ada tiga kelompok atau tiga phasa.
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jurusan Teknik Elektro
Jakarta
7
2.2. Syarat-syarat Sistem Proteksi
1. Cepat bereaksi
Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami gangguan atau
kerja abnormal,
top = total waktu yang dipergunakan untuk memutuskan hubungan
tp = waktu bereaksinya rele
tcb = waktu yang dipergunakan untuk pelepasan CB Pada umumnya untuk
top sekitar 0,1 detik
2. Selektif
Yang dimaksud selektif adalah kecermatan pemilihan dalam mengadakan
pengamanan, dalam hal ini menyangkut kordinasi pengamanan dari system
keseluruhan. Dengan demikian segala tindakannya akan tepat, sehingga
gangguandapat dieliminir sekecil mungkin.
3. Peka /Sensitif
Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi, artinya
haruscukup sensiitif terhadap gangguan didaerahnya meskipun gangguan
tersebut minimum.
4. Andal / Reliability
Keandalan relay dikatakan cukup baik bila mempunyai harga : 90 s/d 99 %.
Misalnya dalam satu tahun terjadi gangguan sebanyak 25x dan relay dapat
bekerja dengan sempurna sebanyak 23x, maka:
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jurusan Teknik Elektro
Jakarta
8
Keandalan relay 23/ 25 = 92 %
2.3 Macam-macam Rele Pengaman Generator
Rele-rele yang digunakan dalam sistem pengaman generator adalah :
1. Rele Arus Lebih Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir
dalam kumparan stator generator. Arus yang berlebihan dapat terjadi pada
kumparan stator generator atau didalam kumparan stator. Arus yang
berlebihan dalam kumparan stator dapat juga terjadi karena pembebanan
yang berlebihan terhadap generator.
2. Rele Diferensial
Rele ini berfungsi mendeteksi gangguan dalam kumparan stator generator
dan harus bekerja lebih cepat daripada rele arus lebih agar ada selektivitas.
Dalam hal ini dibutuhkan trafo arus sebanyak dua buah CT1 dan CT2
dengan rating sama dipasang pada ujung saluran yang diamankan. pada
gambar diperlihatkan gambar single line diagram differensial relay. Pada
keadaan normal, arus pada sisi sekunder dari trafo arus CT1 dan CT2 telah
diatur agar resultan arus yang melalui relay adalah nol. Bila terjadi
hubungan singka pada stator generator maka arus sekunder dari CT2 akan
naik karena tidak adanya arus pembanding dari CT1, arus resultan CT1
dan CT2 tidak sama dengan nol maka relay akan memberikan suplay
tripping untuk CB.
3. Rele Gangguan Hubungan Tanah
Gangguan hubung tanah adalah gangguan yang paling banyak terjadi. Arus
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jurusan Teknik Elektro
Jakarta
9
gangguan hubung tanah yang terjadi belum tentu cukup besar untuk dapat
mengerjakan rele arus lebih. Oleh sebab itu, harus ada rele arus hubung
tanah yang dapat mendeteksi adanya gangguan hubung tanah. Prinsip
kerja rele arus. Hubung tanah adalah mendeteksi arus urutan nol, karena
setiap gangguan hubung tanah menghasilkan arus urutan nol.
4. Rele Rotor Hubung Tanah
Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat antara konduktor
rotor dengan badan rotor dimana dapat menimbulkan distorsi medan yang
dihasilkan rotor dan selanjutynya dapat menimbulkan getaran (vibrasi)
berlebihan dalam generator. Oleh karena itu, hal ini harus dihentikan oleh
rele rotor hubung tanah. Karena sirkuit rotor adalah sirkuit arus searah,
maka rele hubung tanah pada prinsipnya merupakan rele arus lebih untuk
arus searah.
5. Rele Penguatan Hilang
Penguatan yang hilang dapat menimbulkan pemanasan berlebihan pada
kepala kumparan stator. Selain itu penguatan generator sinkron yang lemah
dapat menyebabkan generator menjadi lepas dari hubungan dengan
generator lainnya. Dalam keadaan lepas sinkron, generator yang
penguatannya lemah masih diberi kopel pemutar oleh mesin penggerak
sehingga generator ini berubah menjadi generator asinkron. Keadaan ini
akan menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada rotor generator
sinkron ini karena tidak direncanakan untuk beroperasi asinkron. Prinsip
kerja rele ini adalah mengukur impedansi kumparan stator generator.
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jurusan Teknik Elektro
Jakarta
10
Dalam keadaan penguatan hilang, impedansi kumparan stator akan terlihat
kecil dan rele ini akan bekerja.
6. Rele Arus Urutan Negatif
Sambungan yang kendor dan beban yang tidak simetris dapat
menimbulkan urutan negatif dan selanjutnya menimbulkan pemanasan
yang berlebihan dalam rotor. Rele arus urutan negatif ini adalah rele digital
yang bekerja atasdasar proses numerik.
7. Rele Suhu
Suhu kumparan stator dan suhu bantalan generator perlu dipantau. Hal ini
karena bila suhu berlebihan, maka kumparan stator maupun bantalan
generator bisa rusak. Oleh karena itu, kerusakan harus dicegah oleh suhu
yang mula-mula membunyikan alarm pada suhu tertentu kemudian pada
suhu yang lebih tinggi lagi rele ini men-trip PMT generator. Prinsip kerja rele
ini adalah menggunakan tegangan yang dihasilkan oleh thermocouple yang
ditempatkan pada kumparan stator dan pada bantalan generator.
8. Rele Fluks Berlebih (Over Fluk Relay)
Rele ini diperlukan untuk mencegah terjadinya fluks magnetik yang
berlebihan dalam stator generator karena hal ini bisa menimbulkan arus
pusar dan rugi histerisis yang besar dalam stator sehingga timbul
pemanasan yang berlebihan dalam stator generator
9. Rele Tegangan Lebih Tegangan lebih dapat terjadi apabila generator
berbeban kemudian pemutus tenagannya (PMT) trip karena salah satu atau
beberapa rele bekerja. Tegangan lebih ini dapat merusak isolasi generator
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jurusan Teknik Elektro
Jakarta
11
termasuk kabel-kabel penghubungnnya. Oleh karena itu, keadaan ini harus
dicegah dengan transformator tegangan. Apabila tegangan ini melampaui
batas tertentu, maka rele ini akan men-trip PMT generator medan penguat
(magnet) generator