bab 2

download bab 2

If you can't read please download the document

description

bab II

Transcript of bab 2

DocumentBAB IITINJAUAN PUSTAKAA.Perilaku KesehatanPerilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yangmempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum: 1974 dalamNotoatmodjo, 2003). Oleh karena itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatanmasyarakat, maka intervensi atau upaya yang ditunjukan kepada faktor ini sangat strategis.1.Ruang Lingkup Perilaku (Menurut Notoatmodjo,2007).a.Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakitPerilaku ini adalah bagaimana manusia berespon, baik secara pasif (mengetahui,bersikap dan mempersepsi penyakit atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluardirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit atausakit tersebut (Notoatmojo, 2007).Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengantingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :1)Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (healthpromotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi dan olah raga.2)Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalah respons untukmelakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegahgigitan nyamuk malaria, imunisasi, dan sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidakmenularkan penyakit kepada orang lain.3)Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour),yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-usahamengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitaskesehatan modern (Puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun kefasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).4)Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour)yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelahsembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran-anjurandokter dalam rangka pemulihan kesehatannya).b.Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatanPerilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorangterhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupuntradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, carapelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan,persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.c.Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour)Perilaku terhadap makanan diartikan sebagai respons seseorang terhadapmakanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan,persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandungdidalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhantubuh kita.d.Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behaviour)Perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respons seseorang terhadaplingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkupkesehatan lingkungan itu sendiri.Perilaku pencarian kesehatan (health seeking behaviour) adalah perilaku untukmelakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiripenyakitnyaatau mencari pengobatan kefasilitas-fasilitas kesehatan modern(Puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatantradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2007).B.Determinan pemanfaatan Posyandu Lansia1.Predisposing faktors (faktor-faktor predisposisi)a.Umurb.Tingkat pengetahuanc.Tingkat pendidikand.Status sosoial ekonomi2.Enabling Faktors (faktor-faktor pemungkin)a.Jarakb.Waktu tempuhc.Kemandirian lanjut usia3.Reinforcing faktors (faktor-faktor penguat)- Partisipasi petuagas kesehatanKonsep umum menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2003),perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:1.Predisposing faktors (faktor-faktor predisposisi)Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan mendasari untukterjadinya perilaku tertentu. Faktor-faktor ini mencangkup umur, pengetahuan, dansikap, masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat terhadaphal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkatpendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.a.UmurUmur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatubenda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.Jenis perhitungan Usia:1)Usia kronologisUsia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran seseorangsampai dengan waktu perhitungan usia.2)Usia mentalUsia mental adalah perhitungan usia yang diharapkan dari taraf kemampuan mentalseseorang.3)Usia biologisUsia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yangdimiliki oleh seseorang.b.Tingkat pengetahuanPengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukanpengindraan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuandi dalam domain kognitif adalah sebagai berikut:1)Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelunya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telahditerima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingka pengetahuan yang palingrendah. Keluarga dikatakan tahu tentang kebutuhan lansia anggota keluarga biilamampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, mengetahui hal-hal yangdibutuhkan lanjut usia yang berada sebagai anggota keluargana.2)Memehami (comprehension)Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objekyang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Dalamupaya mencegah terjadingnya tidak terpenuhinya kebutuhan lanjut usia keluargamampu menjelaskan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan lanjut usia.3)Aplikasi (aplication)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telahdipelajari pada situasi ataukondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikansebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainyadalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya keluarga mampu melaksanakanpemenuhan kebutuhan bagi lanjut usia.4)Analisis (analisis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objekkedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, danmasih ada kaitannya satu sama lain. Keluarga mampu membedakan manakebutuhan bagi kehidupan lanjut usia dan mana yang dapat membedakanketerlantaran bagi lansia.5)Sintesis (synthesis)Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan ataumenghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi barudari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya keluarga mampu menyusun,merencanakan, menyesuaikan, terhadap pelaksanaan pemenuhan kebutuhan lanjutusia yang ditetapkan sebelumnya.6)Evaluasi (evaluation)Evaliasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justufikasi ataupenilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu dilaksanakanpada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yangtelah ada. Misalnya, keluarga mampu menilai bagaimana pelaksanaan pemenuhankebutuhan lanjut usia yang baik dan benar. Pengukuran atau penilaian pengetahuanmenurut Notoatmodjo (2003) dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu:(a)Pengetahuan sangat baik 75-100 %(b)Pengetahuan baik 51-75%(c)Pengetahuan cukup baik 26-50%(d)Pengetahuan tidak baik 0-25%c.PendidikanPendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia, karenanyapendidikan tidak boleh dianggap sepele karena pendidikan akan meningkatkan harkatdan martabat manusia itu sendiri. Dijelaskan pendidikan merupakan usaha sadar danterencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, sertaketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Saman, 2008).Meskipun tidak mutlak, namun semakin tinggi pendidikan seseorang maka makintinggi pula pengetahuannya.d.Sosial ekonomiDalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yangberlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yangmenempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperticamat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RWkita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja,namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras,suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, dan lain sebagainya juga membedakanmanusia yang satu dengan yang lain.Seseorang yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang baik kemungkinanmempunyai tingkat kebutuhan yang baik. Sedangkan pada tahun 2010 upah minimumKabupaten Purbalingga sebesar Rp 618.500 (Yuliastono, Sigit. 2010).2.Enabling Faktors (faktor-faktor pemungkin)Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilakutertentu tersebut. Faktor-faktor ini mencangkup ketersediaan sarana dan prasarana ataufasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik,Posyandu, Polindes, dan obat desa, dokter atau bidan praktek swasta dan keterjangkauankesehatan.a.Jarak dan Waktu tempuhKetercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak, waktu tempuh maupundari segi biaya dan sosial; adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakatdalam menunjang perilaku tertentu tersebut. Faktor ini mencerminkan bahwameskipun mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidakbertindak untuk menggunakanya, kecuali bila ia mampu menggunakanya(Notoatmodjo, 2007).b.Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan oleh para lansia dilihat darikemandirian lanjut usia / ADL (Activities Daily Living). Kemandirian lanjut usia /ADL (Activities Daily Living) adalah sebagai berikut:1)PengetianAktivitas didefinisikan sebagai suatu aksi energetika atau keadaan bergerak. Semuamanusia yang normal memerlukan kemampuan untuk dapat bergerak Iqbal,Mubarok, (2005), dalam Robert Priharjo,(1996). Yang dimaksud dengan ADLadalah Kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari (Hardywinoto, 1999).2)Faktor Mempengaruhi Penurunan ADLMenurut Hardywinoto faktor yang mempengaruhi penurunan Activies Daily Livingadalah:a)Kondisi fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata dan telingab)Kapasitas mentalc)Status mental seperti kesedihan dan depresid)Penerimaan terhadap fungsinya anggota tubuhe)Dukungan anggota keluarga3)Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari:Berdasarkan indeks Katz tentang aktifitas kehidupan sehari-hari (Josep J.Gallo,1998) meliputi:a)Makan /MinumDalam pemenuhan lanjut usia akan makan dan minum ada beberapa hal yangharus diperhatikan:(1)Tujuan Pemberian makanan :(a) Menyediakan makanan dengan gizi yang cukup(b) Memperbaiki defisiensi gizi yang ada(c) Menyediakan makanan yang konsistensinya sesuai dengan keadaan gigi(d) Menyajikan makanan yang tidak menggunakan bahan-bahan keras, mudahlengket dan sulit dikunyah(e) Memberikan makanan berserat dan cukup cairan(f) Memberikan suasana yang nyaman(2)Syarat makanan(a) Makanan mudah dikunyah, mudah dicerna tetapi tidak merangsangpencernaan(b) Bahan makanan makanan yang menimbulkan gas dihindari seperti:kol,sawi,nangka dan durian(c) Disajikan dalam porsi kecil, menarik dan sering diberikan(d) Pemakaian gula sederhana dikurangi karena toleransi glukosa yang menurundan adanya resistensi insulin.(3)Bentuk makanan(a) Makanan biasaMakanan biasa diberikan kepada usia lanjut yang tidak memerlukan makanankhusus berhubungan dengan penyakitnya. Susunan makanan sama denganorang sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau dapatmenimbulkan gangguan pencernaan.(b) Makanan LunakMakanan lunak diberikan kepada orang usia lanjut yang berpenyakit infeksidengan kenaikan suhu badan tidak terlalu tinggi atau sesuai dengan keadaanpenyakit.(c) Makanan CincangBentuk makan cincang konsistenya hampir sama dengan bentuk makananlunak, akan tetapi lauk pauk lebih halus dari bentuk makanan lunak.(d) Makanan SaringMakanan saring diberikan kepada lansia yang infeksiakut termasuk saluranpencernaan dan yang mengalami kesukaran menelan.(e) Makanan CairMakanan cair diberikan kepada lansia sebelum dan sesudah operasi tertentudalam keadan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, serta suhu badansangat tinggi.(4)Unsur GiziUnsur gizi yang dianjurkan terdiri dari sumber tenaga (Karbohidrat), Sumberpembangun ( Protein), Lemak, Vitamin, Mineral, serat dan air.b)Mandi/ BerpakaianMandi dan berpakaian adalah bagian dari perawatan diri, kebutuhannya harusterpenuhi, untuk itu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:(1) Manfaat mandi(a) Membersihkan kotoran pada kulit(b) Mencegah masuknya kuman(c) Melindungi jaringan dibawah kulit(d) Mempertahankan kesegaran kulit(e) Mengatur suhu tubuh(2)Tujuan mandi(a) Memberikan rasa nyaman(b) Memperlancar aliran darah(c) Meningkatkan kepercayaan/Penampilan diri(d) Meningkatkan kebersihan dan kesehatan(3) Cara memandikanPerlengkapan mandi : sabun mandi, handuk, waslap, baskom, sisir, air bersih,pakaian bersih. Pelaksanana mandi dua kali sehari secara teratur meliputi:(a) Siram air kebawah secara merata(b) Gosokan sabun kebadan(c) Siram kembali sambil dipijat(d) Keringkan badan dengan handuk(e) Jika lansia dimandikan ditempattidur urutannya sebagai berikut:Membersihkan muka, membersihkan tangan, kemudian dada dan perut, kakidan daerah genitalc)Toileting/ContinentiaOrang usia lanjut yang tidak mampu bergerak atau menjalani tirah baringumumnya akan membutuhkan alat bantu seperti:(1) UrinalAlat ini terutama digunakan oleh laki-laki, tetapi adapula jenis urinal tertentuyang digunakan oleh wanita. Pada lansia yang tidak mampu/ tirah baring perludibantu untuk duduk dulu ditepi tempat tidur kemudian menggunakan urinal.(2) KomodAlat bantu berupa kursi yang berlubang diatas tempat duduknya, dibawahlubang tersebut terdapat tempat menampung air seni atau tinja. Komod adalahalat bantu yang baik untuk lansia yang tidak mampu pergi ketoilet tetapi dapatbangun dari tempat tidur.(3) BedpanAlat ini digunakan untuk seseorang yang dapat bangun dari tempat tidur. Alatini diselipkan dibawah bokong pada saat lansia akan buang air besar atau buangair kecil. Pada lansia umumnya pemenuhan kebutuhan akan buang air besar danbuang air akan mengalami gangguan atau permasalahan, adapun permasalahanyang sering dijumpai pada lansia tersebut terdiri dari :(a) DiareDiare berarti keluarnya tinja lebih dari 500 ml/hari, kejadian ini disebabkanoleh kemampuan penyerapan oleh usus besar yang tidak mencukupidibandingkan cairan yang datang dari usus halus. Apabila ada anggapandefisiensi laktase sebaiknya tidak mengkonsumsi laktase yang banyak, laktaseterdapat dalam susu full cream, tetapi dapat pula diganti dengan susu skim danputih telur serta lauk hewani lainnya sebagai sumber protein.(b) KonstipasiSembelit pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnyakegiatan fisik, penggunaan pencahar yang berlebihan, diet yang tidak dapatmemebentuk masa feses (diet rendah serat) dan faktor psikologis. Sembelitdapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat serta minumcukup.(c) NgompolPada lansia yang ngompol umumnya ditangani dengan pendekatan tanpa obat,dengan cara:(1) Latihan otot dasar panggul secara rutin dan teratur setiap hari(2) Mengatur jadwal berkemih(3) Jangan berkemih hanya karena ingin berkemih(4) Cukup minum (1,5-2 liter/hari)(5) Hindari minuman yang merangsang berkemih (kopi, air gula, Soft drink).d)Hindari sembelit (makanan harus tinggi serat)f)Konsultasikan dengan perawat atau dokter tentang pemberian obatc.BerpindahBerbagai kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada saat berpindahadalah:(1) Gangguan sendi dan tulang seperti adanya reumatik, pengapuran tulang dan patahtulang.(2) Penyakit syaraf, seperti adanya stroke, peyakit parkinson dan gangguan syraf tepi(3) Penyakit jantung atau pernapasan, akan menimbulkan kelelahan atau sesak napasketika lansia beraktifitas(4) Gangguan penglihatan, rasa percaya diri untuk bergerak akan terganggu olehadanya gangguan penglihatan sehingga lansia cenderung khawatir terpeleset danterbentur.(5) Masa penyembuhan, lansia yang masih lemah atau sehabis sakit sangat memerlukanbantuan untuk melakukan aktifitas geraknya.Akibat adanya keterbatasan dalam berpindah atau imobilisasi yang berkepanjanganakan menimbulkan berbagai masalah sebagai berikut:a)Infeksi saluran kemihBerbaring atau duduk terlalu lama dapat menghambat pengosongan kandung kemih.Sisa air seni dapat tertahan didalam kandung kemih sehingga menimbulkan infeksi.b) SembelitMengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti sayuran dan buah serta minumcukup yang membantu mencegah atau mengurangi kemungkinan timbulnyamasalah sembelit akibat imobilisasi.c) Infeksi ParuBerbaring lama dapat menyebabkan hambatan pengeluaran dahak/riak pada bagianbawah paru . Merubah posisi dan tepuk-tepuk daerah dada dan punggung secarateratur dan membantu memindahkan riak sehingga mudah mengeluarkan.d) Luka TekanLuka tekan atau biasa disebut dekubitus adalah kerusakan jaringan kulit akibattekanan yang berkepanjangan pada daerah kulit. Pencegahan pada luka tekan adalahmenghindari tekanan terlalu lama pada daerah tubuh tertentu. Mobilisasi pasifdengan memiringkan kekanan dan kekiri bergantian 1-2 jam secara teratur.4)Komponen ADLMenurut Virginia Handerson (1966) komponen-komponen ADL atau aktivitas hidupsehari-hari terdiri dari 14 komponen keperawatan dasar, adalah:a)Bernafas normalb)Minum dan makanan sesuai dengan kebutuhanc)Eliminasi normald)Bergerak dan memelihara postur tubuh dengan baike)Tidur dan istirahatf)Membuka dan mengenakan pakaiang)Mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian dan modifikasi lingkunganh)Memelihara kebersihan tubuh dan berdandani)Komunikasij)Beribadah/sembahyangk)Bekerjal)Bermain atau rekreasim)Belajar/memuaskan keinginan5)Tujuan Aktivitas Hidup Sehari-Hari (ADL)Menurut Virginia Handerson :a)Individu mampu memelihara, mempertahankan dan memulihkan kembalikesehatannya secara optimal tanpa bantuan atau menerima bantuan oleh orang lainapabila diperlukanb)Memberi kesempatan kepada individu untuk berperan serta dalam kegiatanpencegahan terhadap gangguan kesehatan dirinya secara mandiric)Memberikan kenyamanan dalam hal meningkatkan penyembuhan dengan mandirid)Memberikan pengobatan untuk mengatasi penyakit atau gejala-gejala yang pentinguntuk penyembuhan dan peningkatan kemandirian klien.3.Reinforcing faktors (faktor-faktor penguat)Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat untuk terjadinya perilaku tertentutersebut. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokohagama, sikap, dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisikdan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Menurut Azwar (2002),sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalahreaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selaluberhubungan dengan kedua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike),menurut dan melaksanakan atau menjauhi/ menghindari sesuatu.Perilaku merupakan bentuk tindakan nyata seseoraangsebagai akibat dari adanyaaksi respon dan reaksi. Menurut (Azwar,2000) sikap merupakan predisposisi evaluatifyang banyak menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakannyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyata tindak hanyaditentukan oleh sikap semata namun juga ditentukan faktor eksternal lainnya.Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan,pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai suatu objek atau persoalandan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatifdalam menghadapi suatu objek.Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul, apabilaindividu diharapkan pada suatu stimulus yang dikehendaki adanya reaksi individual.Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbuldidasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadapstimulus dalambentuk nilai, baik buruk,positif, negatif, menenangkan, tidakmenyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap(Azwar, 2000).Sikap sebagai produk psikologis tidaklah muncul begitu saja dalam diri seseorang.Sikap yang muncul dari individu merupakan hasil interaksi antara diri dan dunia luar(lingkungan). Tidak heran jika hubungan timbal balik ini mempengaruhi tingkah lakuindividu. Dalam interaksi sosial yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosialdibutuhkan banyak faktor guna mendukung pemunculan sikap. Menurut Azwar (2005)faktor-faktor yang seringkali menjadi acuan bagi munculnya sikap adalah media massa,pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan,lembaga pendidikan, lembaga agama dan pengaruh emosi.Struktur sikap menurut Azwar (2009) terdiri atas komponen yang saling menunjangyaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponenkonotatif (conative).Komponen kognitif merupakan representasi apa yang di percayai oleh individupemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional,dan komponen konotatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuaidengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 2009).Perilaku yang nampak terhadap suatu objek tertentu setidaknya bisa diramalkanmelalui sikap yang diungkapkan oleh seseorang. Dalam arti bahwa sikap seseorang bisamenentukan tindakan dan perilakunya. Sikap terkadang bisa diungkapkan secara terbukamelalui berbagai wacana atau percakapan, namun seringkali sikap ditunjukan secara tidaklangsung. Sikap bisa muncul sebelum perilaku tetapi bisa juga merupakan akibat dariperilaku sebelumnya.Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003) seorang ahli psikologispendidikan sebagai perilaku manusia dibagi ke dalam tiga domain yaitu:1)Kognitif2)Afektif3)PsikomotorDalam perkenbangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasilpendidikan kesehatan yakni:a.Pengetahuan / Kognitif adalah domain yang sangat penting dalam membentuktindakan seseorang. Proses adopsi perilaku di dalam diri orang tersebut terjadi prosesyang berurutan yakni:1)Awareness (kesadaran)2)Interest (tertarik)3)Evaluation (menimbang-nimang baik dan tidaknya)4)Trial ( mulai mencoba)5)Adoption (berperilaku)b.Sikap (attitide) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dariseseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Proses terbentuknya sikap dan reaksi:a)Komponen pokok sikap menurut (Allport, 1954) dalam Notoatmodjo (2003):1)Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.2)Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.3)Kecenderungan untuk bertindakb)Berbagai tingkatan sikap1)Menerima2)Merespon3)Menghargaic)Bertanggung jawabd)Praktek atau tindakan (praktice)1)Persepsi2)Respon terpimpin3)Mekanisme4)AdopsiPerubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks danmemerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorangmenerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap:1)Pengetahuan Dikelompokan menjadi :a)Pengetahuan tentang sakit dan penyakitb)Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehatc)Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan2)Sikap Dikelompokan menjadi:a)Sikap terhadap sakit dan penyakitb)Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehatc)Sikap terhadap kesehatan ligkungan3)Praktek atau tindakan (practice) Dikelompokan menjadi:a)Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakitb)Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatanc)Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan.C.Posyandu Lanjut Usia1.Pengertian PosyanduPosyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dankeluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluargaberencana dan kesehatanyang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis daripetugas kesehatan (Effendy, 1998).Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan program Puskesmas melaluikegiatan peran serta masyarakat yang ditunjukan pada masyarakat setempat, khususnyabalita wanita usia subur, maupun lansia. Pelayanan kesehatan di Posyandu Lanjut Usiameliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantaudengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang dideritaatau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikandi Posyandu Lansia antara lain pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah,pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan kePuskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuaikebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makan Tambahan (PMT) denganmemperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan olah raga seperti senam lanjutusia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran (Petunjuk Pengisian KMS, DKKPurbalingga, 2010).Penyelenggaraan Posyandu menurut Effendi (1998) terdiri dari beberapa kategorisebagai berikut:a.Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yangtelah dilatihmenjadikaderkesehatan dibawah bimbingan Puskesmasb.Pengelola Posyandu, adalah petugas yang dibentuk oleh ketua RW yang dari kaderPKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayahtersebut (Effendi, 1998).Menurut Effendi (1998), Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi :a.Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakatb.Ditentukan oleh masyarakat itu sendiric.Dapat merupakan lokal tersendirid.Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai rakyat, posRT/RW atau pos lainnya.Tujuan pembentukan Posyandu Lansia secara garis besar menurut Dinas KesehatanKabupaten Malang (2006) antara lain:a.Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentukpelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansiab.Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalampelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjutBerbeda dengan Posyandu balita yang terdapat ssistem 5 meja dalam pelayananterhadap balita, menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Malang (2006) Posyandu Lansiahanya menggunakan sistem 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut:a.Meja I : Pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atautinggi badanb.Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh (IMT).Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus jugadilakukan di meja II ini.c.Meja III : Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukanpelayanan pojok giziBeberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antaralain :a.Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandub.Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkauc.Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untukdatang ke posyandu.d.Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu (Fauzi, 2007).Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisikdan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untukmengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalahkesehatan yang dihadapi.Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansiaseperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:a.Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang airbesar/kecil dan sebagainya.b.Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosionaldengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.c.Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badandan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).d.Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungandenyut nadi selama satu menit.e.Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfatf.Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula(diabetes mellitus)g.Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanyapenyakit ginjal.h.Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainanpada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dani.Penyuluhan Kesehatan (Pemkot Jogja, 2007).Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat sepertiPemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizilanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untukmeningkatkan kebugaran (Pemkot Jogja, 2007).Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana danprasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), mejadan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukurantinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, KartuMenuju Sehat (KMS) lansia (Pemkot Jogja, 2007).2.LansiaMenurut Notoatmodjo (2007) usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupanmerupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yangmencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjutadalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahapdalam jangka waktu berbeda dekade. Menurut WHO (1989), dikatakan usia lanjuttergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhantersebut dihubungkan secara biologis, sosial, dan ekonomi dan dikatakan usia lanjutdimulai paling tidak saat masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa(Depkes RI 1999). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia (lansia)adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batasan usia 60 tahun ke atas.Lanjut usia (Lansia) adalah sebagai usia yang rentan terhadap bermacam masalahkesehatan (fisik dan psikis).Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:a.Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.b.Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahun.c.Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun.d.Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.3.KMS (Kartu Menuju Sehat) LansiaMenurut Depkes RI,1999) Kartu Menuju Sehat Lansia adalah sebuah kartu catatantentang perkembangan status kesehatan yang dipantau setiap kunjungan ke PosyanduLansia atau berkunjung ke Puskesmas yang meliputi pemantauan kesehatan fisik danemosional serta deteksi dini atas penyakit atau ancaman kesehatan yang dihadapi lansia.Pemeriksaan yang dicatat pada KMS Lansia adalah :a.Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) tentang berat badan dan tinggi badan (pemeriksaanstatus gizi)b.Pemeriksaan aktivitas sehari-hari (kegiatan dasar seperti mandi, makan/minum, tidur,buang air besar/kecil dan sebagainya).c.Pemeriksaan status mental dan emosional yang dilakukan oleh dokter.d.Pengukuran tekanan darah.e.Pemeriksaan Hemoglobin.f.Reduksi urine untuk kadar gula pada air seni sebagi deteksi penyakit kencing manis(diabetes mellitus).g.Pemeriksaan protein urine guna deteksi penyakit ginjal.h.Catatan keluhan dan tindakan. Sekiranya ada permasalahan kesehatan yang perlupengobatan saat itu atau perlu untuk rujukan ke Puskesmas.Selain pencatatan tersebut terdapat anjuran untuk hidup sehat yang digunakan untukpenyuluhan yang disampaikan setiap selesai pemeriksaan kesehatan.Dalampelaksanaannya masih terdapatfaktor-faktor yang menghambatberkembangnya Posyandu Lansia, diantaranya:a.Pihak Pemerintah/InstitusiPermasalahan yang ada biasanya adalah belum dijadikannya program ini sebagaiprogram unggulan sehingga di dalam satu wilayah kecamatan hanya terbentuk 1 atau 2Posyandu Usila percobaan saja.b.MasyarakatTingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang manfaat PosyanduLansia yang dilihat dari sedikitnya kunjungan serta pemanfaatan Kegiatan PosyanduLansia ketika buka/dilaksanakan.c.Kader KesehatanBelum siapnya kader dan petugas kesehatan bagaimana bentuk pelaksanaan kegiatanPosyandu Lansia dalam hal ini perlu adanya pelatihan bagi petugas kesehatan dankader Posyandu Lansia.d.JarakJauhnya lokasi Posyandu dengan rumah Lansia akan mempersulit jangkauan danmemungkinkan kurangnya rasa aman bagi lansia ketika mencapai lokasi.e.Dukungan keluarga yang kurangKeluarga merupakan motivator untuk keaktifan lansia untuk berkunjung ke Posyandudengan cara mengantar mereka ke lokasi Posyandu Lansia.f.Sarana dan prasarana yang kurangPeralatan yang minim memungkinkan kegiatan tidak bisa optimal.Guna kelancaranpelaksanaan Posyandu Lansia serta untuk mengatasi permasalahan tersebut di atasdiperlukan :a.Dukungan Pemerintah/institusi terkait dengan menempatkan program PosyanduLansia sebagai salah satu programpendukung pembangunan kesehatan diwilayahnya.b.Meningkatkan promosi kesehatan tentang Posyandu Lansia di masyarakat.c.Melatih petugas kesehatan dan kader Posyandu Lansia tentang bagaimana kegiatanPosyandu Lansia.d.Menempatkan lokasi Posyandu Lansia yang mudah dijangkau semua lansia.e.Melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat guna mendapatkan dukungan untukpembentukan Posyandu Lansia.f.Melengkapi sarana dan prasarana standar untuk kegiatan Posyandu Lansia gunamendukung pemeriksaan kesehatan seperti tercantum pada KMS Lansia.Menurut Notoatmodjo (2007) dukungan keluarga dan masyarakat, bertujuan untuk:a.Menggalakan, membina, dan meningkatkan peran keluarga untuk semakinmembudayakan dan melembagakan kegiatan sehari-hari seluruh anggota keluargadalam memberikan pelayanan, pembinaan kualitas dan peningkatan kesejahteraankepada anggota keluarga.b.Menggalakan, membina, dan meningkatkan peran serta masyarakat, organisasi sosial,LSM, dan sektor swasta dalam kegiatan pelayanan bagi lanjut usia di berbagaibidang.c.Memelihara, memperkuat, dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya bangsa yangmenghormati, menghargai, dan memberikan perhatian terhadap para lanjut usia dalamkehidupan sehari-hari.d.Memberdayakan lansia untuk tetap berperan sebagai panutan dan teladan dalammemelihara dan meneruskan nilai dan norma pada anak cucu (Notoatmojo,2007).D. Kerangka TeoriGambar 2.1 Kerangka TeoriSumber: (Soekidjo Notoatmodjo (2003), dalam Henderson (1966). Pemanfaatan fasilitaskesehatan Faktor Predisposing:UmurTingkat pengetahuan dan sikapmasyarakat terhadap kesehatanTradisi dan kepercayaanmasyarakat terhadap hal-halyang berkaitan dengankesehatanSistem nilai yang dianutmasyarakatTingkat pendidikanTingkat sosial ekonomi Faktor enabling:ketersediaan sumber-sumberatau fasilitas kesehatan.keterjangkauan pelayanankesehatanperaturan dan komitmenmasyarakat yang menunjangperilakuKemandirian Lanjut Usia Faktor reinforcing: sikap danperilaku (pelayanan) tokohmasyarakat, tokoh agama, danpetugas kesehatan E. Kerangka KonsepVariabel bebasVariabel terikatGambar 2.2 Kerangka Konsep Pemanfaatan PosyanduLansia Status sosialekonomi Tingkatpengetahuan umur Tingkat pendidikan Jarak Waktu tempuh KemandiririanLansia Partisipasi PetugasKesehatan F.HipotesisAda hubungan antara umur, tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, status sosialekonomi, jarak, waktu tempuh, kemandirian lansia, partisipasi petugas kesehatanmasyarakat dengan pemanfaatan Posyandu Lansia