BAB 2

18
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tekanan Bola Mata Tekanan intraokular adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding bola mata. Tekanan intraokular di tentukan oleh kecepatan pembentukan aquos humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Tekanan intraokular diatur oleh dinamika cairan aquos humor termasuk diantaranya : produksi cairan aquos, aliran cairan dan tekanan vena episklera (Sativa, 2003). 2.2 Fisiologi Tekanan Bola Mata Di dalam bola mata terdapat cairan intraokuler yang menjaga tekanan yang cukup pada bola mata sehingga bola mata tetap mengembang. Cairan intra okular terdiri dari aqueous humor dan vitreus humor atau vitreus body. Aqueous humor terletak di depan dan disamping lensa mata, terjadi aliran cairan yang bebas pada aqueous humor. Vitreus body terletak diantara bagian posterior lensa dan retina. Zat dan cairan berpindah dengan difusi pada vitreus humor, dan terjadi sedikit aliran cairan. Aqueous humor dibentuk dan diserap secara terus-menerus. Keseimbangan pembentukan dan penyerapan aqueous humor mengatur volume total dan tekanan cairan intraokular.

description

cnc

Transcript of BAB 2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tekanan Bola Mata

Tekanan intraokular adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata

terhadap dinding bola mata. Tekanan intraokular di tentukan oleh kecepatan

pembentukan aquos humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata.

Tekanan intraokular diatur oleh dinamika cairan aquos humor termasuk

diantaranya : produksi cairan aquos, aliran cairan dan tekanan vena episklera

(Sativa, 2003).

2.2 Fisiologi Tekanan Bola Mata

Di dalam bola mata terdapat cairan intraokuler yang menjaga tekanan

yang cukup pada bola mata sehingga bola mata tetap mengembang. Cairan

intra okular terdiri dari aqueous humor dan vitreus humor atau vitreus body.

Aqueous humor terletak di depan dan disamping lensa mata, terjadi aliran

cairan yang bebas pada aqueous humor. Vitreus body terletak diantara

bagian posterior lensa dan retina. Zat dan cairan berpindah dengan difusi

pada vitreus humor, dan terjadi sedikit aliran cairan. Aqueous humor dibentuk

dan diserap secara terus-menerus. Keseimbangan pembentukan dan

penyerapan aqueous humor mengatur volume total dan tekanan cairan

intraokular.

Aqueous humor terbentuk rata-rata 2 – 3 mikroliterpermenit.

Diproduksi secara keseluruhan oleh prosesusciliary pada badan ciliary.

Setelah terbentuk, aqueous humor akan mengalir diantara ligamen lensa

menuju ruang anterior melalui pupil. Di ruang anterior, aqueous humor akan

mengalir menuju ke sudut antara kornea dan iris kemudian ke trabekular

meshwork dan akhirnya menuju canal schlemm sebelum dialirkanke vena-

vena ekstraokuler.

Tekanan bola mata berkisar antara 12 – 20 mmHg dengan rata-rata

15 mmHg. Tekanan bola mata tetap konstan pada mata normal dengan lebih

kurang 2 mmHg dari batas rata-rata 15 mmHg. Tekanan bola mata

dipengaruhi terutama oleh tahanan aliran aqueous humor dari ruang anterior

mata ke canal schlemm. Aqueous humor yang masuk ke meshwork dari

trabekular harus merembes pelan-pelan selama perjalanan karena pada

trabekular meshwork hanya terdapat saluran yang sangat kecil dengan

diameter 2–3 mikrometer. Tingkat aliran aqueous humor meningkat seiring

peningkatan tekanan bola mata. Dalam tekanan rata-rata 15 mmHg, rata-rata

kecepatan aliran menuju canal schlemm adalah 2,5 mickoliter permenit

setara dengan produksi aqueous humor pada badan ciliary. Hal ini

menyebabkan tekanan dalam bola mata tetap pada level 15 mmHg. Sumber :

Guyton & Hall Textbook Of Medical Physiology pp.575-576

2.2.1. Produksi Aquos Humor

Produksi aquos humor melalui dua mekanisme yaitu aktif dan pasif.

Aktif (80%) dari produksi aquos, dimana aquos humor disekresi oleh epiel

prosesus siliaris yang tidak berpigmen melalui metabolisme yang aktif dan

tergantung pada jumlah sistim enzim; serta mekanisme pasif (20%) melalui

proses ultrafiltrasi plasma kapiler, kemampuan plasma melewati sawar epitel

dan aliran komponen plasma yang disebabkan adanya perbedaan tekanan

osmotik dan tingkat tekanan intraokular.

Tingkat produksi aquos homor rata-rata adalah 2-3 ml/menit atau 1%

dari volume aquos humor per menit dan angkanya menjadi0,6 ml/menit jika

dilakukan pengukuran dengan alat fluorofotometri. Keadaan produksi aquos

humor ini bervariasi sesuai dengan variasi diurnal dan berkurang selama

tidur. Seperti pada aliran aquos humor, produksi aquos humor juga berkurang

dengan bertambahnya usia. Pada proses trauma atau peradangan serta

pemberian obat-obatan yang digunakan dalam anestesi umum, obat penurun

tekanan darah ; dapat menurunkan produksi aquos humor. Penyakit oklusi

karotis juga dapat menurunkan produksi aquos humor.

2.2.2. Aliran Aquos Humor

Aliran aquos humor dari bilik mata belakang melalui pupil menuju

bilik mata depan kemudian mengalir melalui dua jalur trabekula dan kanal

Schlemm, kanalis intra-sklera, vena episklera untuk selanjutnya masuk

kedalam sirkulasi, aliran ini meliputi 90 % dari seluruh aliran aquos humor.

Sedangkan 10 % aliran aquos humor ini melalui jalur uveo-sklera yang

melewati badan siliar menuju ruangan suprakoroidal dan dialirkan oleh

sirkulasi vena pada badan siliar, koroid dan sclera dan sebagian kecil aliran-

aliran aquos humor ini juga melalui iris.

Dilaporkan bahwa rata-rata kecepatan aliran aquos humor berkisar

dari 0,22-0,28 ml/menit/mmHg. Kecepatan aliran ini berkurang sesuai dengan

usia dan dipengaruhi oleh bedah, trauma, obat-obatan serta faktor endokrin.

2.2.3. Tekanan Vena Episklera

Hubungan antara tekanan vena episklera dan dinamika aquos humor

amat rumit karena baru sebagian yang bisa dimengerti. Tekanan vena

episklera yang normal diperkirakan berkisar 8-12 mmHg. Peningkatan

tekanan vena episklera sebesar 1 mmHg biasanya akan diikuti peningkatan

tekanan intraokular dalam besar yang sama.

2.1.4. Hubungan tekanan intraokular dan aliran aquos humor

Tekanan intraokular di tentukan oleh kecepatan pembentukan aquos

humor. Hubungan faktor-faktor ini di rumuskan oleh Goldmann :

Po = (F/C) + Pv

Po = Tekanan intraokular (mmHg)

F = Kecepatan pembentukan aquos humor (ul/mnt)

C = Kemudian aliran aquos humor (ul / mnt / mmHg)

Pv = Tekanan vena episklera (mmHg)

Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan tekanan intraokular

sangat ditentukan oleh perubahan aliran aquos humor.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Bola Mata

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan intaokular: (Sativa, 2003)

A. Umur

Masih banyak pertentangan mengenai pengaruh umur terhadap

perubahan tekanan intraokular. Umumnya usia muda mempunyai tekanan

yang lebih rendah dibanding populasi umum, sedangkan pada orang tua

peningkatana tekanan ini mempunyai hubungan dengan tekanan darah yang

meningkat, frekuensi nadi dan obesitas. Dengan peningkatan umum

pengeluaran aliran aquos humor menurun. Studi Histologi

menghubungkannya dengan perubahan pada jaringan trabekula, termasuk

penebalan dan penggabungan lapisan trabekula, degenerasi kolagen dan

fibril elastik, akumulasi kolagen, hilangnya sel-sel endotel, hiperpigmentasi

sel-sel endothelium, akumulasi organel intra selular, akumulasi dan

perubahan matrik ekstra selular dan berkurangnya jumlah fakuola raksasa.

B. Jenis kelamin

Tidak banyak ditemui perbedaan tekanan intraokular antara pria dan

wanita. Umumnya wanita usia menopause mempunyai tekanan intraokular

yang relatif lebih tinggi di bandingkan pria umur yang sama.

C. Ras

Adanya keterkaitan antara ras tertentu dengan tekanan intraokular

telah diperkuat dengan adanya laporan yang menyatakan bahwa orang kulit

hitam mempunyai tekanan intraokular lebih tinggi di bandingkan kulit putih.

Perbedaan ini tampaknya rasial atau genetik.

D. Genetik

Tekanan intraokular pada populasi umum ada kaitannya dengan

keturunan, keadaan ini di buktikan dengan terdapatnya kecenderungan

tekanan intraokular yang lebih tinggi pada sejumlah keluarga penderita

glaucoma.

E. Variasi diurnal

Variasi diurnal merupakan perubahan keadaan tekanan intraokular

setiap hari. Pada orang normal tidak melebihi 4 mmHg antara terendah dan

tertinggi, sedang pada penderita glaucoma dapat lebih tinggi lagi. Umumnya

tekanan intraokular meninggi pada siang hari terutama pagi hari dan lebih

rendah pada malam hari. Ini dihubungkan dengan variasi diurnal kadar

kortisol plasma, dimana puncak tekanan intraokular sekitar tiga sampai

empat jam setelah kortisol plasma.

F. Gangguan refraksi

Terdapat hubungan antara myopia aksial dengan peninggian

tekanan intraokular. Dimana dengan bertambahnya panjang sumbu bola

mata akan menyebabkan meningkatnya tekanan intraokular.

G. Penyakit mata

Beberapa penyakit mata uveitis dan ablasi retina dapat

menyebabkan penurunan tekanan-tekanan intraokular.

H. Sistemik

Kondisi sistemik seperti hipertensi sistolik, kelainan dan lain-lain

dapat menimbulkan peningkatan tekanan intraokular secara berarti.

I. Mengedip dan mengejan

Mengedip dan mengejan dapat menyebabkan peningkatan tekanan

intraocular.

2.4 Pengukuran Tekanan Bola Mata

Tonometer adalah alat yang mengeksploitasi sifat fisik mata untuk

mendapatkan tekanan intra okular tanpa perlu mengkanulasi mata. Sifat fisik

kornea normal memberi batasan keakuratan tonometer untuk mengukur

tekanan intra okular, dan sejumlah usaha telah dilakukan untuk mendesign

tonometer yang dapat diaplikasikan juga pada konjungtiva atau pada kelopak

mata.

2.4.1 Klasifikasi tonometer

Tonometer secara umum diklasifikasikan menjadi 2 ( dua ) metode :

1. Metode langsung

Metode langsung : dengan menggunakan kanul di insersikan kedalam

bilik mata depan, dan salah satu ujung yang lain dihubungkan dengan alat

manometrik untuk mengukur tekanan

yang diberikan. Walau metode ini merupakan cara yang paling akurat tapi

sangat tidak mungkin oleh karena sangat diluar kelaziman.

2. Metode tidak langsung

A. Metode kontak terbagi: Indentasi: Secara prinsip sebagai alat

pengukur jumlah indentasi korne terhadap beban yang diberikan.

Applanasi tonometri: Secara prinsip diartikan sebagai alat pengukur

besarnya gaya yang dibutuhkan untuk besarnya gaya yang dibutuhkan

untuk memipihkan kornea.

Metode non kontak

2.4.2 Tehnik – Tehnik Tonometer

Pengukuran tekanan bola mata bukan hanya tergantung dari alat yang sudah

terstandarisasi dan terkalibrasi dengan baik tapi juga ketelitian serta tehnik

melakukan tonometri. Tehnik-tehnik Tonometri tersebut antara lain:

1. Tonometer digital palpasi

Merupakan pengukuran bola mata dengan jari pemeriksa. Kedua jari telunjuk

menekan bola mata pada bagian belakang kornea bergantian, Satu telunjuk

mengimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan bola mata

Sumber : Dasar tehnik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata hal 182

Cara ini memerlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat faktor subjektif.

Penilaian dapat dicatat, mata N+1, N+2 , N+3 , atau N-1, N-2, N-3 yang

menyatakan tekanan lebih tinggi atau lebih rendah dari normal.

2. Tonometer Schiotz

Merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea (bagian

kornea yang dipipihkan) dengan suatu beban yang dapat bergerak bebas

pada sumbunya. Bila tekanan bola mata lebih rendah maka beban akan

mengindentasi lebih dalam permukaan kornea dibanding tekanan bola mata

lebih tinggi. Tonometer terdiri dari bagian : Frame : skala, penunjuk,

pemegang. Pencelup. Beban : 5,5mg ; 7,5 mg ; 10 mg ; 15 mg.

Sumber : Clinical Ophthalmology hal 189

Penilaian: Hasil pembacaan skala dikonversikan dengan tabel yang telah

ditentukan untuk mengetahui tekanan bola mata dalam millimeter air raksa.

3. Tonometer Goldmann

Merupakan alat untuk mengukur tekanan berdasarkan gaya ( jumlah tenaga

yang diberikan ). dibagi luas penampang ( kornea ) yang ditekan alat.

( Sumber : "http://en.wikipedia.org/wiki/Tonometry" )

Sumber : Clinical Ophthalmology hal 189

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Tonometry

Penilaian: Melalui biomikroskop terlihat gambaran dua semi lingkaran yang

berukuran sama dimana sisi dalam kedua semi lingkaran atas dan bawah

saling bertemu dan sejajar. Nilai yang terbaca pada tombol cakra tonometer

dikalikan 10 untuk mendapatkan nilai dalam mmHg.

4. Tonometer Perkins

Merupakan tonometer applanasi yang hampir sama dengan tonometer

Goldmann hanya saja tonometer Perkins dapat digunakan dalam

berbagai posisi oleh karena bersifat portable , keakuratannya dapat

disamakan baik dalam posisi vertical atau horizontal, tonometri dapat

dilakukan pada bayi, anak, dan di kamar operasi serta pada kornea

yang mengalami astigmatisma.Tekanan intra ocular dapat lebih akurat

dari pengukuran dengan menggunakan tonometer Goldmann jika saat

pemeriksaan pasien mau menahan nafas, melonggarkan dasi, cemas

terhadap pemeriksaan dengan memakai slit lamp, dan dapat

digunakan di dalam kamar operasi.

Sumber : Clinical Ophthalmology hal 190

Penilaian : Gambaran yang dijumpai sama dengan gambaran tonometer

Goldmann.

5. Tonometer Daeger

Merupakan tonometer applanasi, hampir sama dengan tonometer

Goldmann dan Perkins. Perbedaannya pada bentuk prisma yang

digunakan serta tekanan yang diberikan berasal dari motor elektrik.

Bersifat portable. Membutuhkan latihan untuk menggunakannya dan

mempunyai tingkat kesulitan yang sama dengan tonometer Goldmann.

6. Tono pen

Merupakan tonometer portable dengan sumber energi dari baterai.

Sumber : Clinical Ophthalmology hal 190

Penilaian: Hasil pengukuran tampil secara digital, di dapat berdasarkan nilai

rata- rata statistic yang diproses secara elektronik.

7. Tonometer non-kontak

Secara prinsip sama dengan tonometer Goldman, tonometer non

kontak menggunakan semburan udara sebagai pengganti prisma

untuk meratakan kornea, sehingga tidak ada kontak langsung antara

mata dengan alat yang dapat mencegah penularan penyakit. Alat ini

juga mengeluarkan cahaya yang diarahkan keyang sudah diratakan

oleh semburan udara , cahaya ini kemudian direfleksikan oleh kornea

yang sudah rata ke photoreceptor yang mengaktifkan penghentian

semburan udara.

Sumber : Clinical phthalmology hal 190

Penilaian: Pengukuran tekanan intra ocular dengan alat tonometer non

kontak sangat singkat, dan hasil pengukuran tampil secara digital pada layar.

8. Dynamic Contour Tonometry

Merupakan tehnik pengukuran terbaru dengan penyesuaian

permukaan (contour matching) dan ujung tonometer yang diletakkan

dipermukaan kornea mempunyai tekanan yang konstan, ini yang

membedakan dari tonometer aplanasi yang lain.

Sumber : "http://en.wikipedia.org/wiki/Tonometry

Penilaian: Hasil pengukuran ditampilkan pada layar.

9. Transpalpebral Tonometer

Pengukuran dilakukan melalui kelopak mata sehingga tidak terjadi

kontak dengan kornea untuk mengurangi proses penularan penyakit

dan tidak membutuhkan anestesi topical. Pemakaian alat dianjurkan

untuk pasien yang harus melakukan pemeriksaan TIO rutin, pada

anak-anak atau pasien yang baru menjalani operasi kornea.

Keakuratan pengukuran tergantung posisi meletakkan alat. Kontra

indikasi pemakaian alat ini ( bila dijumpai ) : Proses patologi pada

palpebra, sclera dan konjungtiva.

Sumber : http://www.tonometerdiaton.com

Penilaian: Hasil pengukuran akan ditampilkan secara digital pada layar.