BAB 1.pdf
-
Upload
ayumaghfiroh -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
Transcript of BAB 1.pdf
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dirasakan adanya udara sejuk, dingin,
hangat dan panas. Untuk merasakan sejuk, dingin, hangat dan panas orang
menggunakan indera peraba dan perasa. Indera peraba dan perasa manusia
adalah kulit dan lidah.
Kedua indera tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur panas-
dingin suatu benda dengan tepat. Panas-dingin suatu benda atau derajat panas
suatu benda dinyatakan secara tepat dengan suatu besaran. Apakah besaran
tersebut?
Panas-dingin suatu benda dapat diukur dengan tepat menggunakan suatu
alat. Alat tersebut dinamakan termometer. Mengenai panas-dingin suatu
benda dan termometer akan dibahas dalam bab ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana peta konsep pada materi suhu di Fisika SMP?
1.2.2 Bagaimana sejarah dari materi suhu?
1.2.3 Apa saja materi-materi konsep suhu di Fisika SMP?
1.2.4 Bagaimana penerapan dalam teknologi dari materi suhu?
1.2.5 Model pembelajaran apa yang dapat digunakan dalam menyampaikan
materi suhu di SMP?
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami peta konsep pada materi suhu di Fisika SMP.
1.3.2 Mengetahui sejarah dari suhu.
1.3.3 Memahami materi-materi konsep suhu di Fisika SMP.
1.3.4 Mengetahui penerapan dalam teknologi dari materi suhu.
1.3.5 Mengetahui model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
menyampaikan materi suhu di SMP.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Peta Konsep
2.2 Sejarah Suhu
Sejak zaman dulu manusia berusaha mengukur suhu. Dan bukan hanya
ingin mengetahui suhu benda atau cuaca, tapi juga suhu badan manusia.
Hipokrates, misalnya, telah menyadari bahwa suhu badan manusia bersangkut
paut erat dengan kesehatan manusia bersangkutan. Namun baru sekitar 2000
tahun kemudian, ahli medik Santorio Santorio dapat menggunakan
termometer untuk mengukur suhu pasien. Dapat dikatakan, bahwa dialah
dokter pertama yang menggunakan termometer sebagai alat bantu diagnosa
penyakit.
Usaha untuk menciptakan alat yang dapat mengukur suhu, yakni
termometer, timbul di kalangan ahli astronomi dan ahli ilmu alam. Mereka
mengetahui, bahwa suhu dapat membuat zat memuai. Karena itu, mereka
berusaha menggunakan ukuran muai zat itu sebagai dasar untuk mengukur
suhu. Sekalipun demikian, pengukuran temperartur secara teliti, tidaklah
SUHU
PENGERTIAN SUHU TERMOMETER SATUAN
1. KELVIN (K)
2. CELCIUS (C)
3. FAHRENHEIT (F)
4. REAMUR (R)
PENERAPAN SUHU
3
terjadi dengan mudah. Mereka perlu menemukan zat yang tepat, teknik yang
tepat, serta skala ukur yang tepat untuk dapat mengukur suhu secara cermat.
Tangan atau indra peraba kita tidak dapat dengan tepat digunakan sebagai
alat pengukur suhu. Para ilmuan telah menyelidiki dan menemukan suatu alat
pengukur dengan tepat dan bersifat standar, dalam arti dapat dipakai secara
internasional yang dinamakan termometer. Dalam SI, satuan suatu suhu
dinyatakan dalam Kelvin, sedangkan di Indonesia atau dikehidupan sehari-
hari dinyatakan dalam derajat celcius (°C). Sifat zat yang diukur untuk
menyatakan suatu suhu disebut sifat termometrik.
2.3 Materi Suhu
2.3.1 Pengertian suhu
Suhu adalah derajat (tingkat) panas suatu benda atau ukuran panas-
dinginnya suatu benda. Suhu sering juga disebut temperatur. Suhu dapat
dirasakan dan dapat diukur. Oleh karena dapat diukur, suhu termasuk besaran.
Suhu, yang dilambangkan dengan T, termasuk besaran pokok. Besaran ini
menggunakan satuan derajat (°).
Suhu tidak sama dengan panas. Panas adalah sejenis energi yang dapat
dimiliki oleh suatu benda. Ketika dipanaskan, misalnya dibakar, sepotong
besi atau tembaga mendapatkan banyak energi panas. Energi panas
menjadikan potongan besi atau tembaga tersebut bersuhu tinggi atau panas.
Ketika dingin, potongan besi atau tembaga itu menjadi bersuhu lebih rendah.
2.3.2 Termometer
2.3.2.1 Alat Ukur Suhu
Alat pengukur suhu disebut termometer. Bagaimana termometer
dapat menunjukkan suhu? Cara kerja termometer secara garis besar dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Bila tandon zat cair terkena (dikenai) panas (dapat berupa panas dari
benda) zat cair dalam tandon akan mengembang (memuai).
b. Oleh karena zat cair dalam tandon memuai, zat cair tersebut masuk ke
celah kapiler. Selanjutnya, zat cair tersebut berhenti pada skala suhu
4
tertentu. Skala itulah yang menunjukkan suhu benda yang
bersangkutan.
Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk dasar termometer beserta bagian-
bagiannya.
Termometer yang digunakan harus memenuhi sifat-sifat berikut :
- skalanya mudah dibaca
- aman untuk digunakan
- kepekaan pengukurannya
- lebar jangkauan yang suhu mampu diukur
Zat cair yang sering digunakan sebagai pengisi termometer yaitu
raksa atau alkohol. Keduanya dipilih karena masing-masing
mempunyai kelebihan. Raksa membeku pada suhu –39°C dan mendidih
pada suhu yang cukup tinggi, yaitu 357°C. Mengenai °C dijelaskan
dalam materi selanjutnya. Alkohol membeku pada suhu –114,9°C dan
mendidih pada suhu 78°C. Berdasarkan data ini, termometer raksa
5
paling tepat untuk mengukur suhu-suhu tinggi (sampai dengan 357°C).
Sementara itu, termometer alkohol paling sesuai untuk mengukur suhu-
suhu rendah (sampai dengan –144,9°C). Kelebihan lain yang dimiliki
raksa, yaitu mengilap sehingga mudah dilihat. Raksa tampak jelas saat
naik atau turun akibat memuai atau menyusut karena mengalami
pemanasan atau pendinginan.
Mengapa air tidak digunakan sebagai zat cait pengisi termometer?
Air memiliki titik beku 0°C dan titik didih 100°C. Berdasarkan hal ini,
diketahui bahwa air memiliki lebar jangkauan pengukuran yang cukup
rendah. Sehingga bila akan mengukur benda dengan suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah maka termometer dengan zat cair pengisi
termometer tidak mampu menjangkaunya. Jika suhu benda yang diukur
di bawah 0°C maka air akan membeku dan jika suhu benda yang diukur
di atas 100°C maka air akan menguap. Oleh karenanya air kurang tepat
digunakan sebagai zat cair pengisi termometer.
2.3.2.2 Macam-macam Termometer
1. Termometer Zat Cair
Secara umum, benda-benda di alam akan memuai
(ukurannya bertambah besar) jika suhunya naik. Kenyataan ini
dimanfaatkan untuk membuat termometer dari zat cair. Perhatikan
Gambar berikut ini:
6
Gambar 2.2 termometer zat cair
Cairan terletak pada tabung kapiler dari kaca yangmemiliki bagian
penyimpan (reservoir/ labu).
Beberapa termometer yang menggunakan zat cair akan
dibahas berikut ini.
a. Termometer laboratorium
Bentuknya panjang dengan skala dari -10C sampai 110°C
menggunakan raksa.
Termometer Laboratorium digunakan untuk perlengkapan
praktikum di laboratorium.
Gambar 2.3: termometer laboratorium
b. Termometer suhu badan
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu badan
manusia. Termometer suhu badan ini ada dua jenis yaitu:
termometer klinis dan termometer digital.
Gambar 2.4: termometer klinis
7
Gambar 2.5: termometer digital.
2. Termometer Bimetal
Termometer bimetal mekanik adalah sebuah termometer
yang terbuat dari dua buah kepingan logam yang memiliki
koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata
bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata
metal berarti logam, sehingga bimetal berarti “dua logam”. Pada
termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk
arah karena jika kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka
keping akan langsung melengkung karena pemuaian panjang pada
logam.
Gambar 2.6: termometer bimetal
8
3. Termometer Kristal Cair
Terdapat kristal cair yang warnanya dapat berubah jika suhu
berubah. Kristal ini dikemas dalam plastik tipis, untuk mengukur suhu
tubuh, suhu akuarium, dan sebagainya.
Gambar 2.7: termometer kristal cair
2.3.3 Satuan Suhu berdasarkan Skala Termometer
Hingga saat ini dikenal beberapa jenis termometer. Jenis
termometer tersebut berdasarkan nama penemunya. Perbedaan jenis
termometer tersebut terletak pada skala derajat suhu, patokan tetap titik
bawah, dan patokan tetap titik atas.
a. Termometer Celsius
Termometer Celsius ditemukan oleh Andreas Celcius (1701–
1744), seorang ahli fisika dari Swedia. Celcius menentukan titik tetap
bawah skala termometer dengan patokan suhu es yang sedang mencair,
yang diberi skala 0°. Titik tetap atasnya berpatokan pada suhu air
mendidih pada tekanan 76 cmHg, yang diberi skala 100°. Satuan suhu
yang diukur menggunakan termometer Celsius yaitu derajat celsius,
ditulis: °C.
b. Termometer Reamur
Termometer ini dikenalkan oleh Reamur, seorang ahli fisika
berkebangsaan Prancis. Reamur menentukan titik tetap bawah dan titik
9
tetap atas skala termometer sama seperti Andreas Celcius. Namun,
Reamur memberi skala 0° untuk titik tetap bawah dan 80° untuk titik
tetap atas termometernya. Satuan suhu yang diukur menggunakan
termometer Reamur yaitu derajat reamur, ditulis: °R.
c. Termometer Fahrenheit
Termometer jenis ini dikenalkan oleh Gabriel D. Fahrenheit,
seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman. Fahrenheit menetapkan titik
tetap bawah, yaitu suhu campuran es dan garam amonium klorida. Titik
ini ditetapkan menjadi 0°F. Suhu campuran air dan es (titik beku air)
pada termometer Fahrenheit diberi skala 32°F. Sementara titik tetap
atas termometer ini, yaitu suhu air mendidih diberi skala 212°F.
Adanya perbedaan titik tetap bawah dan atas ketiga jenis termometer
menyebabkan munculnya hubungan menarik dari ketiga skala tersebut.
Hubungan tersebut yaitu pada perubahan nilai (konversi) antar satuan
suhu.
d. Termometer Kelvin
Lord Kelvin, seorang ilmuwan Inggris (1824–1907) mencoba
sesuatu yang berbeda pada termometer Celsius. Kelvin menggunakan
termometer Celsius dengan mengubah skala titik tetap atas dan titik
tetap bawahnya.
100°C = 373 K
0°C = 273 K
0 K = –273°C
Suhu yang dinyatakan dengan skala Kelvin disebut suhu mutlak
dan dilambangkan dengan T. Skala Kelvin (simbol: K) adalah skala
suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai 0 K. Satuan kelvin
didefinisikan oleh dua fakta: nol kelvin adalah nol absolut (ketika
gerakan molekuler berhenti), dan satu kelvin adalah pecahan 1/273,16
dari suhu termodinamik triple point air (0,01 C). Simbol unit kelvin
selalu menggunakan huruf besar K dan tidak pernah dimiringkan,
10
berbeda dengan Fahrenheit dan Celsius. Ini karena kedua skala yang
disebut terakhir adalah skala ukuran sementara kelvin adalah unit
ukuran.
Skala pada termometer dibuat berbeda-beda tergantung pada titik
tetap atas maupun bawah yang digunakan oleh penemu dari masing-
masing skala termometer. Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) pada
skalanya sebagai suhu di mana campuran sama rata antara es dan garam
melebur dan 96 derajat sebagai temperatur darahnya (dia pada awalnya
menggunakan darah kuda untuk menandakan skalanya). Celsius
bergantung pada definisi tekanan atmosferik standar yang sendiri
bergantung kepada definisi suhu. Definisi resmi Celsius saat ini
menyatakan bahwa 0,01 °C berada pada triple point air dan satu derajat
adalah 1/273,16 dari perbedaan suhu antara triple point air dan nol
absolut. Reamur menggunakan campuran anggur dan air dalam
bandingan 4 dan 1. Ia menemukan bahwa 1000 satuan volume zat
demikian pada temperatur beku air akan berkembang menjadi 1080
satuan volume pada temperatur didih air. Karena itu reamur membagi
jarak dari titik beku air ke titik didih air ke dalam 1080-1000 = 80
bagian. Satuan kelvin didefinisikan oleh dua fakta: nol kelvin adalah
nol absolut (ketika gerakan molekuler berhenti), dan satu kelvin adalah
pecahan 1/273,16 dari suhu termodinamik triple point air (0,01 °C).
Titik nol pada skala Rankine adalah nol absolut, tapi satu derajat
Rankine didefinisikan sama dengan satu derajat Fahrenheit. 459.67 °R
sama dengan 0 °F.
Konversi antar satuan suhu
Sebelum melakukan konversi antar satuan suhu, terlebih dahulu
dilakukan peneraan skala termometer. Peneraan skala termometer ini
dilakukan untuk menentukan skala dan perbandingan yang sesuai untuk
termometer yang berbeda dari keempat termometer yang sudah
11
terstandar (yaitu termometer Celcius, termometer Reamur, termometer
Fahrenheit, dan termometer Kelvin). Sebagai contoh dilakukan
peneraan antara termometer Celcius dan termometer Fahrenheit.
Termometer Celcius
Gambar 2.8: Skala suhu pada termometer
Perbandingan skala suhu:
skala C: skala R: skala F: skala K = 100 : 80 : 180 : 100
skala C: skala R: skala F: skala K = 5 : 4 : 9 : 5
Dengan memperhatikan titik tetap bawah (dibandingkan mulai dari nol
semua), perbandingan angka suhunya:
tC : tR : (tF - 32) : (tK -273) = 5 : 4 : 9 : 5
2.4 Penerapan Suhu
Termometer digunakan untuk mengukur suhu sesuai fungsinya masing-
masing berdasarkan jenis-jenis termometer. Misalnya, termometer badan
digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia.
Saat memanggang roti menggunakan oven, perlu diatur suhu yang sesuai
untuk mendapatkan tingkat kematangan roti yang diharapkan.
Dalam pembuatan es krim atau es batu, diperlukan suhu yang sesuai untuk
membekukan es tersebut.
Pendingin ruangan (AC) yang memerlukan pengaturan suhu untuk
menggunakannya.
Pada inkubator juga dipasang termometer yang biasa disebut dengan
termostat yang berfungsi untuk mengatur suhu inkubator tersebut.
12
2.5 Model Pembelajaran Suhu
Salah satu materi Fisika yang memiliki konsep konkret yaitu suhu. Pada
materi suhu membutuhkan sebuah model pembelajaran yang tepat. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang
bersifat abstrak adalah model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction).
Langkah-langkah model pembelajaran PBI
1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan
topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data,
hipotesis, dan pemecahan masalah.
4. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan/menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya
5. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Dalam model pembelajaran ini, siswa dapat dilakukan untuk melakukan
kerja proyek, misalnya membuat termometer sederhana.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Peta Konsep Suhu
3.1.2 Sejarah Suhu
Sejak zaman dulu manusia berusaha mengukur suhu. Dan bukan hanya
ingin mengetahui suhu benda atau cuaca, tapi juga suhu badan manusia.
Usaha untuk menciptakan alat yang dapat mengukur suhu, timbul di
kalangan ahli astronomi dan ahli ilmu alam. Para ilmuan telah
menyelidiki dan menemukan suatu alat pengukur dengan tepat dan
bersifat standar, dalam arti dapat dipakai secara internasional yang
dinamakan termometer.
3.1.3 Materi Suhu
SUHU
PENGERTIAN SUHU TERMOMETER SATUAN
1. KELVIN (K)
2. CELCIUS (C)
3. FAHRENHEIT (F)
4. REAMUR (R)
PENERAPAN SUHU
14
Suhu adalah derajat (tingkat) panas suatu benda atau ukuran panas-
dinginnya suatu benda. Alat pengukur suhu disebut termometer.
Macam-macam termometer di antaranya termometer zat cair (terdiri
dari termometer laboratorium, termometer suhu badan), termometer
bimetal, termometer kristal cair. Skala C: skala R: skala F: skala K = 5 :
4 : 9 : 5
3.1.4 Penerapan Suhu
- Termometer badan digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia.
- Saat memanggang roti menggunakan oven, perlu diatur suhu yang
sesuai untuk mendapatkan tingkat kematangan roti yang diharapkan.
- Dalam pembuatan es krim atau es batu, diperlukan suhu yang sesuai
untuk membekukan es tersebut.
- Pendingin ruangan (AC) yang memerlukan pengaturan suhu untuk
menggunakannya.
3.1.5 Model Pembelajaran yang Sesuai
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menjelaskan materi yang bersifat abstrak adalah model pembelajaran
analogi. Model pembelajaran analogi merupakan pembelajaran yang
menggunakan persamaan dalam penjelasan fenomena ilmiah.
3.2 Saran
Dalam menyampaikan materi suhu pada pembelajaran di kelas, hendaknya
dipilih model pembelajaran yang sesuai, agar materi yang disampaikan dapat
dipahami siswa dengan baik.
Antara penyampaian materi, materi dalam makalah, dan juga kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari jika ditemukan ketidaksesuaian dimohon
masukan dari pembaca untuk perbaikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fikri, Kanzum dkk. 2012. Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Analogi untuk
Meningkatkan Hasil belajar Siswa SMA. Jurnal Unness.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Politeknik Negeri Media Kolektif.
Rahmawati, Siti. 2013. Pengembangan E-Book Berbasis Multimedia Sebagai
Sumber Belajar Fisika SMA/MA Kelas X Materi Suhu dan Kalor. Artikel Ilmiah.
Sudjino. 2008. IPA TERPADU untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.