BAB-1.doc
-
Upload
pertamatama -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB-1.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis sesungguhnya disebabkan oleh perubahaan pola
pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa
kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi atau perusahaan
sebagai ujung tombak bagi kehidupannya, baik bagi organisasi yang berorientasi
laba maupun nirlaba. Adanya kegiatan pemasaran diharapkan dapat mendukung
tercapainya kemajuan dan tujuan perusahaan itu sendiri. Dengan demikian,
pentingnya arti pemasaran bukan berarti mengabaikan fungsi-fungsi perusahaan
lainya, sebab tanpa adanya fungsi-fungsi lainnya ini, maka kegiatan tidak
mungkin akan berjalan.
Peningkatan di sektor perekonomian yang terjadi di Indonesia belakangan
ini, menyebabkan lingkungan dunia usaha bergerak dinamis. Seiring dengan
pergerakan positif tersebut, persaingan dipasar barang konsumsi dan industri pun
semakin ketat. Khususnya pada sektor barang konsumsi, meningkatnya
kesejahteraan masyarakat Indonesia menyebabkan semakin terbukanya peluang
pasar bagi usaha perdagangan eceran (retail store / retail business). Dewasa ini
usaha perdagangan eceran merupakan suatu jenis usaha yang perkembangannya
sangat pesat. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya retail store yang didirikan
di Indonesia, baik yang modalnya ditanam oleh investor asing (misalnya
1
2
Supermarket Super Indo, Giant, Hero) maupun investor lokal (Indomaret, Alfa,
Carrefour, dan lain-lain).
Bisnis supermarket di Indonesia sudah tersebar luas di kota besar maupun
kota-kota kecil. Karena supermarket adalah tempat belanja yang praktis dan di
jamin kebersihannya. Supermarket biasanya terletak di tempat-tempat strategis
seperti di pinggir jalan, dalam lingkungan perumahan, dan lain-lain.
Supermarket menyediakan macam-macam kebutuhan. Dari hal makanan,
minuman, barang-barang rumah tangga. Masyarakat dengan mudah dan cepat
mendapatkan barang yang diinginkan. Cara pembayarannya pun bisa dengan uang
cash, kartu debit maupun kartu kredit.
Dari perspektif pemasar, suasana toko dapat mempunyai sebuah efek yang
diharapkan karena atmosfir suatu toko dapat membantu membentuk arah maupun
durasi perhatian konsumen, sehingga memungkinkan meningkatkan pembelian
suatu produk, lingkungan eceran dapat mengekspresikan berbagai aspek mengenai
toko kepada konsumen sehingga dapat mendatangkan reaksi emosi tertentu dari
konsumen, penelitian mengemukakan bahwa perasaan ini dapat mempengaruhi
jumlah waktu dan uang yang dihabiskan sewaktu berbelanja. Karena kebanyakan
dari pelanggan justru menelusuri terlebih dahulu berbagai rak pajangan dari merek
tersebut, karena 7 dari 10 keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen
dipengaruhi oleh factor-faktor di dalam toko (Shimp, 2003). Konsumen adalah
asset penting perusahaan, sebab jika perusahaan kehilangan konsumen berarti
akan kehilangan penjualan dan keuntungan yang diharapkan.
3
Harga di supermarket tak terlalu jauh seperti halnya di pasar tradisional.
Namun memang harga di supermarket adalah harga yang mutlak. Tidak dapat
ditawar oleh konsumen seperti halnya di pasar tradisional. Walau begitu harga
supermarket ini selalu disesuaikan dengan harga pasar yang beredar.
Seperti yang kita ketahui persaingan bisnis retail di Indonesia menunjukan
pertumbuhan yang cukup signifikan. Dikarenakan potensi pasar di Indonesia
masih cukup besar dan menguatnya usaha kelas menengah dan kecil, telah
menambah banyaknya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah-atas yang
memiliki gaya hidup belanja di ritel modern salah satunya adalah minimarket.
Persaingan bisnis retail ini tidak terlepas dari berbagai macam strategi dan
tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut, beberapa tujuan yang biasanya
ditetapkan adalah maksimalisasi penjualan, maksimalisasi keuntungan,
maksimalisasi pengembalian investasi dan minimalisasi biaya.
Persaingan bisnis ini dapat dilihat dari omset yang didapatkan masing-
masing supermarket dalam rangka memaksimalisasi keuntungan. Serta seberapa
banyak cabang atau gerai yang dapat dibuka oleh perusahaan supermarket
tersebut. Sebut saja supermarket A yang dalam waktu dekat dapat membuka
cabang lebih banyak dari supermarket B yang tersebar diberbagai kota besar.
Selain itu persaingan juga dapat terlihat dengan adanya kerjasama yang dilakukan
oleh supermarket A dengan perusahaan tertentu, dan membuka cabang lain yang
masih berada dalam satu naungan perusahaan yang sama. Hal ini merupakan suatu
strategi dalam persaingan bisnis retail. Keberhasilan dalam menarik perhatian
4
konsumen tidak terlepas dari strategi- strategi bisnis yng diterapkan perusahaan
supermarket tersebut.
Tabel I.1
Perkembangan Bisnis Ritel di Indonesia 2006 - 2012
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Retail Sales ($USD bn) 169 202.9 227.8 231.6 292.4 341.9 379.2
Retail Sales, volume growth (%) 3.1 12.7 8.5 3.9 5.1 4.5 4.8Retail sales, US@ value growth (%) 23.6 20.1 12.3 1.6 26.3 16.9 10.9Non-food retail sales ($USD bn) 47.2 57.3 64.9 66.4 84.3 98.5 109.2Food retail sales ($USD bn) 121.8 145.6 162.9 165.2 208.1 243.3 270Consumer price inflation (av %) 13.1 6.3 9.9 4.8 5.1 6 5.8*Forecasts
Retail Sales in Indonesia
Sumber: Planet Retail; Economist Intelligence Unit
Berdasarkan tabel 1.1 menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(APRINDO), bisnis ritel atau usaha eceran di Indonesia mulai berkembang pada
kisaran tahun 1980-an seiring dengan mulai dikembangkannya perekonomian
Indonesia. Dapat dilihat dari peningkatan penjualan di tahun 2006 sebesar 169
Miliar menjadi 379 Miliar di tahun 2012. Hal ini timbul sebagai akibat dari
pertumbuhan yang terjadi pada masyarakat kelas menengah, yang menyebabkan
timbulnya permintaan terhadap supermarket dan department store (convenience
store) di wilayah perkotaan. Trend inilah yang kemudian diperkirakan akan
berlanjut di masa-masa yang akan datang. Hal lain yang mendorong
perkembangan bisnis ritel di Indonesia adalah adanya perubahan gaya hidup
masyarakat kelas menengah ke atas, terutama di kawasan perkotaan yang
5
cenderung lebih memilih berbelanja di pusat perbelanjaan modern. Perubahan
pola belanja yang terjadi pada masyarakat perkotaan tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan berbelanja saja namun juga sekedar jalan-jalan dan mencari hiburan.
Berkembangnya usaha di industri ritel ini juga diikuti dengan persaingan yang
semakin ketat antara sejumlah peritel baik lokal maupun peritel asing yang marak
bermunculan di Indonesia.
Berikut daftar beberapa perusahaan retail di Indonesia :
a. Matahari Departemen Store, adalah sebuah jaringan toserba yang menjual baju dan bahan pakaian lainnya. Matahari merupakan salah satu perusahaan ritel yang terkenal di Indonesia. Disamping menjual baju dan bahan pakaian, matahari juga menjual kosmetik, sepatu/sandal, makanan, peralatan dapur dll. Matahari memiliki 79 jaringan di seluruh Indonesia.
b. Hypermart, adalah perusahaan jenis hypermarket milik Matahari Group : pemilik matahari departemen store. Hypermart memiliki 38 cabang di Indonesia.
c. Foodmart Supermarket. Foodmart merupakan transformasi dari konsep Matahari supermarket.
d. Carrefour, merupakan sebuah hypermarket asal Perancis. Dibuka pertama kali di Indonesia pada bulan oktober 1998 yakni di Cempaka Putih (Jakarta) sebagai unit pertama Carrefour di Indonesia. Pada perkembangannya kini Carrefour memiliki 66 gerai Hypermarket dan 15 gerai Supermarket.
e. Carrefour Express (Convenience Store)f. Tiptop Supermarketg. Griya Supermarketh. Yogya Supermarketi. Indomaret, adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Merk dagang
Indomaret dipegang oleh PT.Indomarco Prismatama.j. Alfamart, merupakan perusahaan retail yang bergerak pada bisnis
waralaba swalayan yang menjual barang - barang keperluan sehari - hari.
k. Circle K, adalah minimarket yang beroperasi 24 jam penuh, hal ini yang menjadikannya populer di belahan dunia termasuk Indonesia dimana konsep minimarket seperti ini masih jarang.
l. Alfamidi, toko retail sejenis dengan minimarket namun Alfamidi berukuran lebih besar dan produk yang dijual lebih beragam dari minimarket. Alfamidi dikelola oleh PT.Midi Utama Indonesia.
m. Starmart Minimarket (Conveinence Store)
6
n. Giant Hypermarketo. Hero Supermarketp. Super Home, toko retail yang menjual perkakas rumah tangga, dan
peralatan bangunan.q. Ramayana Supermarketr. Supermarket Super Indo Swalayan
Survei Top Brand yang mengukur tiga parameter, yaitu TOM BA, last
usage, dan future intention, selain digunakan untuk mengetahui Top Brand Index,
bisa juga digunakan untuk mengetahui perilaku switching konsumen. Berikut
ditampilkan perilaku switching konsumen berdasarkan hasil survei Top Brand
2012, atribut last usage dan future intention, untuk kategori hypermarket,
supermarket, dan minimarket.
Tabel 1.2
Brand Switching Analysis 2012
Sumber : Frontier Consulting Group Research Division
Berdasarkan tabel 1.2 brand switching analysis diatas, terlihat bahwa
Carrefour, Hypermart, dan Lotte Mart merupakan merek yang diprediksi akan
bertambah jumlah pengunjungnya di masa mendatang. Sebaliknya Giant,
7
Supermarket Super Indo dan Brastagi net switching kedua merek tersebut bernilai
negatif. Sepanjang tahun 2010 belanja iklan peritel di Indonesia tercatat Rp 81
miliar, atau naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sebanyak 85 persen di
antaranya dialokasikan untuk iklan melalui surat kabar karena sifat toko atau pasar
bersifat lokal.
”Semakin banyak toko modern yang memasang iklan melalui koran.
Untuk toko-toko skala besar dan jumlahnya menyebar, selain lewat koran mereka
juga pasang iklan melalui TV,” kata Teguh Yunanto, Direktur Eksekutif dari
Retail Measurement Services Nielsen.
Peningkatan belanja iklan tersebut juga didorong pertumbuhan toko
modern, yang sebagian besar ditopang oleh minimarket. Tahun 2010, toko
modern tumbuh 38 persen dengan jumlah 18.152 toko. Dari jumlah tersebut
sebanyak 16.922 toko berupa minimarket. Untuk hipermarket pertumbuhannya
tercatat 23 persen atau sebanyak 154 toko. Toko dengan format supermarket
justru mengalami penurunan sebesar 6 persen. Sekitar 78 persen toko modern
berada di Pulau Jawa. Meskipun toko modern mengalami pertumbuhan pesat,
secara umum jumlah toko mengalami penurunan sebesar 1,3 persen. Data 2010
menunjukkan jumlah toko menurun, dari 2.558.000 toko menjadi 2.524.111 toko.
Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia Syafriel
mengatakan, anggaran belanja riset pasar perusahaan-perusahaan lokal di
Indonesia baru menyentuh level 5 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah
dibandingkan perusahaan multinasional yang sudah menyentuh level 10 persen.
8
Padahal, riset pasar menjadi kebutuhan penting bagi kelangsungan penjualan
sebuah produk.
Persaingan yang terjadi karena retail yang sama, menjual produk sama dan
sasaran konsumen juga sama. Di Supermarket Super Indo terjadi persaingan
dengan Carefour karena kedua retail tersebut sama-sama menjual produk yang
sama berupa kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, makanan ringan,
susu, minyak goreng, roti, buah-buahan, dan lain lain. Agar Supermarket Super
Indo dapat bersaing dengan kompetitor strategi yang dilakukan oleh Supermarket
Super Indo dengan menjadi komunitas supermarket. Dengan mendekati
konsumen yang menjadi target dengan membuat gerai di tengah kota.
Supermarket Super Indo juga melakukan promosi seperti superhemat.
Supermarket Super Indo dengan melakukan strategi komunikasai dengan
melalui promosi dan brosur sehingga dapat mempengaruhi persepsi baik di mata
masyarakat atau pelanggan.dengan menjaga citra baik Supermarket Super Indo
akan membuat pelanggan lebih berminat untuk membeli produk Supermarket
Super Indo baik di masa sekarang maupun masa depan karena bagi konsumen ritel
yang mempunyai citra yang baik akan membuat niat prilaku konsumen menjadi
positif sehingga konsumen akan tetap menjadi pelanggan Supermarket Super
Indo. Para konsumen yang telah berbelanja di Supermarket Super Indo yang
mempunyai citra yang baik dan pelayanan yang bagus membuat pelanggan
Supermarket Super Indo akan merekomendasikan konsumen yang baru. Strategi
ini akan terjadi terus menerus sampai Supermarket Super Indo mendaptkan
pelanggan yang lebih banyak lagi.
9
Supermarket Super Indo dinilai kurang untuk mempromosikan mereknya
di bisnis ritel. hal ini cukup menjadi perhatian menejemen karena kegiatan
marketing yang dilakukan kurang diketahui pelanggan. Hal ini dinilai penting
untuk menarik para pelanggan baru untuk mengunjungi supermarket Supermarket
Super Indo untuk berbelanja.
Tabel 1.3
Volume Penjualan 2010-2014 Supermarket Super Indo
2010 2011 2012 2013 20142,589,364,384,640 2,855,803,767,288 3,319,391,678,546 3,880,414,254,238 1,385,847,855,116
Masih rendahnya tingkat penjualan ini diperlihatkan melambatnya omset
ditahun 2012-2013 dibandingkan dengan 2011-2012 menunjukkan langkah-
langkah Bauran Pemasaran yang telah dilakukan belum memastikan konsumen
dalam keputusannya membeli produk di Supermarket Super Indo. Bagaimana
pengaruh produk, persepsi harga, promosi serta lokasi terhadap Keputusan
Pembelian konsumen di Supermarket Super Indo, perlu dilihat dari kacamata
konsumen itu sendiri. sehingga diperlukan suatu penelitian mengenai persepsi
konsumen terhadap pengaruh bauran pemasaran dalam mempengaruhi Keputusan
Pembelian di Supermarket Super Indo.
Pemasar juga harus memperhatikan komponen-komponen pendukung
lainnya dalam bauran pemasaran jasa yang tak kalah pentingnya. Diantaranya
adalah place (lokasi), price (harga), promotion (promosi), people (orang yang
terkait dengan pelayanan), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses
jasa). Perusahaan harus dapat merumuskan bauran pemasaran dengan tepat, oleh
karena itu perusahaan tidak dapat mengabaikan pendapat atau masukan dari
10
konsumen. Karena keberadaan konsumen sendiri mempunyai pengaruh pada
pencapaian tujuan akhir perusahaan, yaitu perolehan laba melalui pembelian
produk. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk perlu mengetahui faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian produk. (Masson, Mayor, F. Ezzel dalam Bob Foster (2008:51))
Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place dan promotion
adalah komponen-komponen yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dimana
dapat digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi respon konsumen. Atribut
yang melekat pada suatu produk dengan sengaja diperlihatkan atau diinformasikan
untuk mendapatkan atau mempengaruhi konsumen. Sedangkan bagi konsumen,
komponen-komponen bauran pemasaran yang diberikan oleh perusahaan dapat
menjadi stimulus dalam pengambilan keputusan. Setiap komponen dalam bauran
pemasaran dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap keputusan pembelian.
Jika positif berarti akan memperkuat keputusan pembelian, sebaliknya jika negatif
akan memperlemah keputusan pembelian. Semakin besar pengaruh komponen-
komponen tersebut, manajer pemasaran juga harus semakin memperhatikan dalam
penyusunan kebijakan pemasaran.
Perkembangan dan kemajuan industri, salah satunya dapat dilihat dengan
adanya perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Hal ini dapat kita lihat
dengan munculnya industri barang dan jasa. Kemajuan sector industri yang pesat
menimbulkan tingkat persaingan usaha yang ketat. Demikian juga untuk produk
yang menjual barang dan atau jasa sejenis. Dengan adanya produk sejenis yang
dijual oleh pemasar yang berbeda, sedang keinginan konsumen beraneka ragam
11
membuat konsumen menjadi bebas menentukan produk yang dapat memuaskan
kebutuhannya. Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan, yaitu primer,
sekunder dan tertier. Dengan berkembangnya zaman, pola pikir dan perubahan
gaya hidup masyarakat di kota-kota besar khususnya Jakarta, membuat kebutuhan
yang awalnya dianggap sebagai kebutuhan tertier dapat berubah menjadi
kebutuhan sekunder bahkan juga dapat berubah menjadi kebutuhan primer.
Melihat pangsa pasar yang masih terbuka, kapasitas produk yang belum
terpakai semua dan daya beli konsumen yang dinamis, dan saat ini menghadapi
persaingan yang ketat dalam merebut pasar yang ada. Untuk itu, perlu melakukan
persaingan yang ketat dalam merebut pasar yang ada. Untuk itu, perlu melakukan
inovasi-inovasi terbaru, meningkatkan mutu kualitas produknya dalam kebijakan
harga dengan mempergunakan potensi yang sedang berkembang dan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap minat beli masyarakat. Untuk itu, perusahaan masih
mempunyai peluang yang cukup besar dan menguntungkan dalam upaya
meningkatkan omset.
Dengan semakin banyaknya usaha sejenis, maka akan tercipta persaingan
dalam strategi pemasaran dan evaluasi di pasaran. Dengan terciptanya situasi
tersebut menuntut perusahaan untuk menyusun strategi agar bertahan dalam bisnis
guna mempertahankan pangsa pasar yang telah dikuasai perusahaan dengan
mengikuti keinginan konsumen dan hal ini merupakan salah satu usaha agar dapat
mencapai tujuan serta kontinuitas perusahaan di masa yang akan datang.
Seiring dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan serta keinginan masyarakat
terkait dengan bentuk layanan kredit, maka Supermarket Super Indo telah
12
melakukan diversifikasi produk. Hingga saat ini telah ada beberapa produk yang
telah dipasarkan. Dan dalam waktu mendatang kemuungkinan akan muncul
produk baru guna melengkapi produk yang ada. Untuk saat ini belum setiap
Cabang/ Unit Pelayanan Cabang (UPC) dapat melayani semua produk
supermarket Namun ke depan tuntutan seluruh Cabang supermarket sebagai one
stop bussiness solution harus terwujud, sehingga keharusan untuk segera
melakukan edukasi product knowledge kepada insan penjual produk supermarket
harus segera dilaksanakan.
Supermarket Super Indo adalah perusahaan milik swasta yang bergerak
dalam jasa supermarket dan fidusia untuk membantu masyarakat menengah
kebawah untuk mendapatkan produk yang bermanfaat. Penulis mengambil
penelitian di Supermarket Super. Dari minggu ke minggu dan bulan ke bulan,
Penulis melihat kadang ada kenaikan kadang juga ada penurunan dari sebelumnya
dari jumlah omset yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan untuk mencapai BEP
(Break Event Point) seperti yang tertera pada tabel. Atas dasar tersebut perlu
kiranya dilakukan pemikiran dan penelitian yang berkaitan dengan kebijakan
harga untuk meningkatkan omset agar target yang ditetapkan Perusahaan dapat
terpenuhi.
Dalam hubungan strategi bauran pemasaran dengan penjualan jasa pada
Supermarket Super Indo terdapat banyak permasalahan sebagai berikut :
Pertama, strategi produk terdapat masalah yaitu bahwa banyak produk
yang setengah jadi tidak ditunjang dengan sarana yang memadai. Contohnya :
produk Kucica (Pengiriman dan Penerimaan uang ke seluruh dunia) yang sering
13
terhambat karena prosesnya lama dan jaringan komputer belum semua online,
sehingga harus melakukan sms ke Kantor wilayah atau via Fax ke Kantor Wilayah
yang kadang sering sibuk dan susah untuk dihubungi, sehingga konsumen
menunggu lama sekali yang mengakibatkan pelayanan terganggu.
Kedua strategi harga terdapat masalah yaitu sewa modal supermarket lebih
besar dibanding pesaing dalam hal jasa supermarket. Karena sistem permodalan
supermarket sebagian berasal pinjaman dari Bank yang tentu harus dibayar
beserta bunganya.
Ketiga Strategi Place (Distribusi Produk) Dalam hal ini supermarket dalam
mendistribusikan produknya berdiri sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.
Keempat Strategi promosi di Supermarket Super Indo masih bersifat
terpusat yaitu dilakukan oleh Kantor Pusat/ Kantor Wilayah melalui CSR
(Corporate Social Responsibility) yang tidak berkesinambungan, promosi melalui
iklan yang tidak terus menerus, dan lain sebagainya sehingga orang berfikir dan
seakan lupa ke supermarket kalau tidak diingatkan secara berkesinambungan.
Masih banyak mengalami kendala terutama mengenai masalah penyelesaian
pelayanan konsumen..
Masyarakat selaku konsumen pembeli tidak dengan begitu saja membeli
produk tanpa mempunyai pertimbangan tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti produk, harga,
lokasi, promosi (Kotler & Amstrong 2007). Selain itu, dalam sebuah proses
pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya
transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (post
14
purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik
tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Kotler et al.
2007).
Dari pengamatan di lapangan, masih terdapat fluktuasi penjualan jasa di
Supermarket Super Indo karena strategi bauran pemasarannya yang belum
optimal. berdasarkan latar belakang ini, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Pengaruh Bauran Pemasaran Keputusan Pembelian
di Supermarket Super Indo”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
masalah-masalah yang berkaitan dengan judul tersebut dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
a. Penjualan pada beberapa jasa mengalami penurunan dan beberapa
yang fluktuasi
b. Produk mengalami penurunan dan bahkan ada yang dihapus karena
menghasilkan kerugian bagi perusahaan.
c. Harga biaya sewa modal mengalami turun sedangkan biaya
operasional semakin meningkat.
d. Promosi yang belum optimal dan masih bersifat di area sekitar kantor.
e. Peningakatan penjualan melambat dari tahun 2012 ke 2013 sebesar 1%
jika dibandingkan dengan 2011-2012 sebesar 6%;
15
1.3. Pematasan Masalah
Dalam pembahasan mengenai Hubungan Strategi Bauran Pemasaran
dengan Penjualan Jasa pada Supermarket Super Indo, ruang lingkup penelitian
dibatasi pada hal-hal berikut :
a. Penelitian ini hanya dilakukan pada variabel produk, harga, promosi,
physical evidence, people, dan proses.
b. Penelitian ini hanya dilakukan pada konsumen Supermarket Super
Indo untuk meneliti mengenai produk, harga, promosi dan keputusan
pembelian.
c. Data yang digunakan adalah data responden yang berasal dari
konsumen Supermarket Super Indo.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian di
Supermarket Super Indo
2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian di
Supermarket Super Indo.
3. Apakah terdapat pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian di
Supermarket Super Indo.
4. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian di
Supermarket Super Indo.
16
.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh produk terhadap
keputusan pembelian di Supermarket Super Indo.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh harga terhadap
keputusan pembelian di Supermarket Super Indo.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh tempat terhadap
keputusan pembelian di Supermarket Super Indo.
4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh promosi terhadap
keputusan pembelian di Supermarket Super Indo
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian diharapkan a berguna bagi:
Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurang-
kurangnya diharapkan dapat memberikan tiga manfaat, yaitu :
a. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang
menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran,
khususnya yang terkait dengan pengaruh bauran promosi terhadap
keputusan pembelian di Supermarket Super Indo;
b. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi
Supermarket Super Indo dalam meningkatkan penjualan serta
penambahan pelanggan baru, khususnya melalui perspektif bauran
promosi yang dilakukan
17
c. Bagi masyarakat (khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi, dalam
hal ini penulis berharap hasil penelitian yang sangat terbatas ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti
yang bermaksud melakukan penelitian sejenis.