BAB-1.doc

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sesungguhnya disebabkan oleh perubahaan pola pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi atau perusahaan sebagai ujung tombak bagi kehidupannya, baik bagi organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba. Adanya kegiatan pemasaran diharapkan dapat mendukung tercapainya kemajuan dan tujuan perusahaan itu sendiri. Dengan demikian, pentingnya arti pemasaran bukan berarti mengabaikan fungsi-fungsi perusahaan lainya, sebab tanpa adanya fungsi-fungsi lainnya ini, maka kegiatan tidak mungkin akan berjalan. Peningkatan di sektor perekonomian yang terjadi di Indonesia belakangan ini, menyebabkan lingkungan dunia usaha bergerak dinamis. Seiring dengan pergerakan positif tersebut, persaingan dipasar barang konsumsi 1

Transcript of BAB-1.doc

Page 1: BAB-1.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis sesungguhnya disebabkan oleh perubahaan pola

pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa

kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi atau perusahaan

sebagai ujung tombak bagi kehidupannya, baik bagi organisasi yang berorientasi

laba maupun nirlaba. Adanya kegiatan pemasaran diharapkan dapat mendukung

tercapainya kemajuan dan tujuan perusahaan itu sendiri. Dengan demikian,

pentingnya arti pemasaran bukan berarti mengabaikan fungsi-fungsi perusahaan

lainya, sebab tanpa adanya fungsi-fungsi lainnya ini, maka kegiatan tidak

mungkin akan berjalan.

Peningkatan di sektor perekonomian yang terjadi di Indonesia belakangan

ini, menyebabkan lingkungan dunia usaha bergerak dinamis. Seiring dengan

pergerakan positif tersebut, persaingan dipasar barang konsumsi dan industri pun

semakin ketat. Khususnya pada sektor barang konsumsi, meningkatnya

kesejahteraan masyarakat Indonesia menyebabkan semakin terbukanya peluang

pasar bagi usaha perdagangan eceran (retail store / retail business). Dewasa ini

usaha perdagangan eceran merupakan suatu jenis usaha yang perkembangannya

sangat pesat. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya retail store yang didirikan

di Indonesia, baik yang modalnya ditanam oleh investor asing (misalnya

1

Page 2: BAB-1.doc

2

Supermarket Super Indo, Giant, Hero) maupun investor lokal (Indomaret, Alfa,

Carrefour, dan lain-lain).

Bisnis supermarket di Indonesia sudah tersebar luas di kota besar maupun

kota-kota kecil. Karena supermarket adalah tempat belanja yang praktis dan di

jamin kebersihannya. Supermarket biasanya terletak di tempat-tempat strategis

seperti di pinggir jalan, dalam lingkungan perumahan, dan lain-lain.

Supermarket menyediakan macam-macam kebutuhan. Dari hal makanan,

minuman, barang-barang rumah tangga. Masyarakat dengan mudah dan cepat

mendapatkan barang yang diinginkan. Cara pembayarannya pun bisa dengan uang

cash, kartu debit maupun kartu kredit.

Dari perspektif pemasar, suasana toko dapat mempunyai sebuah efek yang

diharapkan karena atmosfir suatu toko dapat membantu membentuk arah maupun

durasi perhatian konsumen, sehingga memungkinkan meningkatkan pembelian

suatu produk, lingkungan eceran dapat mengekspresikan berbagai aspek mengenai

toko kepada konsumen sehingga dapat mendatangkan reaksi emosi tertentu dari

konsumen, penelitian mengemukakan bahwa perasaan ini dapat mempengaruhi

jumlah waktu dan uang yang dihabiskan sewaktu berbelanja. Karena kebanyakan

dari pelanggan justru menelusuri terlebih dahulu berbagai rak pajangan dari merek

tersebut, karena 7 dari 10 keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen

dipengaruhi oleh factor-faktor di dalam toko (Shimp, 2003). Konsumen adalah

asset penting perusahaan, sebab jika perusahaan kehilangan konsumen berarti

akan kehilangan penjualan dan keuntungan yang diharapkan.

Page 3: BAB-1.doc

3

Harga di supermarket tak terlalu jauh seperti halnya di pasar tradisional.

Namun memang harga di supermarket adalah harga yang mutlak. Tidak dapat

ditawar oleh konsumen seperti halnya di pasar tradisional. Walau begitu harga

supermarket ini selalu disesuaikan dengan harga pasar yang beredar.

Seperti yang kita ketahui persaingan bisnis retail di Indonesia menunjukan

pertumbuhan yang cukup signifikan. Dikarenakan potensi pasar di Indonesia

masih cukup besar dan menguatnya usaha kelas menengah dan kecil, telah

menambah banyaknya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah-atas yang

memiliki gaya hidup belanja di ritel modern salah satunya adalah minimarket.

Persaingan bisnis retail ini tidak terlepas dari berbagai macam strategi dan

tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut, beberapa tujuan yang biasanya

ditetapkan adalah maksimalisasi penjualan, maksimalisasi keuntungan,

maksimalisasi pengembalian investasi dan minimalisasi biaya.

Persaingan bisnis ini dapat dilihat dari omset yang didapatkan masing-

masing supermarket dalam rangka memaksimalisasi keuntungan. Serta seberapa

banyak cabang atau gerai yang dapat dibuka oleh perusahaan supermarket

tersebut. Sebut saja supermarket A yang dalam waktu dekat dapat membuka

cabang lebih banyak dari supermarket B yang tersebar diberbagai kota besar.

Selain itu persaingan juga dapat terlihat dengan adanya kerjasama yang dilakukan

oleh supermarket A dengan perusahaan tertentu, dan membuka cabang lain yang

masih berada dalam satu naungan perusahaan yang sama. Hal ini merupakan suatu

strategi dalam persaingan bisnis retail. Keberhasilan dalam menarik perhatian

Page 4: BAB-1.doc

4

konsumen tidak terlepas dari strategi- strategi bisnis yng diterapkan perusahaan

supermarket tersebut.

Tabel I.1

Perkembangan Bisnis Ritel di Indonesia 2006 - 2012

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Retail Sales ($USD bn) 169 202.9 227.8 231.6 292.4 341.9 379.2

Retail Sales, volume growth (%) 3.1 12.7 8.5 3.9 5.1 4.5 4.8Retail sales, US@ value growth (%) 23.6 20.1 12.3 1.6 26.3 16.9 10.9Non-food retail sales ($USD bn) 47.2 57.3 64.9 66.4 84.3 98.5 109.2Food retail sales ($USD bn) 121.8 145.6 162.9 165.2 208.1 243.3 270Consumer price inflation (av %) 13.1 6.3 9.9 4.8 5.1 6 5.8*Forecasts

Retail Sales in Indonesia

Sumber: Planet Retail; Economist Intelligence Unit

Berdasarkan tabel 1.1 menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

(APRINDO), bisnis ritel atau usaha eceran di Indonesia mulai berkembang pada

kisaran tahun 1980-an seiring dengan mulai dikembangkannya perekonomian

Indonesia. Dapat dilihat dari peningkatan penjualan di tahun 2006 sebesar 169

Miliar menjadi 379 Miliar di tahun 2012. Hal ini timbul sebagai akibat dari

pertumbuhan yang terjadi pada masyarakat kelas menengah, yang menyebabkan

timbulnya permintaan terhadap supermarket dan department store (convenience

store) di wilayah perkotaan. Trend inilah yang kemudian diperkirakan akan

berlanjut di masa-masa yang akan datang. Hal lain yang mendorong

perkembangan bisnis ritel di Indonesia adalah adanya perubahan gaya hidup

masyarakat kelas menengah ke atas, terutama di kawasan perkotaan yang

Page 5: BAB-1.doc

5

cenderung lebih memilih berbelanja di pusat perbelanjaan modern. Perubahan

pola belanja yang terjadi pada masyarakat perkotaan tidak hanya untuk memenuhi

kebutuhan berbelanja saja namun juga sekedar jalan-jalan dan mencari hiburan.

Berkembangnya usaha di industri ritel ini juga diikuti dengan persaingan yang

semakin ketat antara sejumlah peritel baik lokal maupun peritel asing yang marak

bermunculan di Indonesia.

Berikut daftar beberapa perusahaan retail di Indonesia :

a. Matahari Departemen Store, adalah sebuah jaringan toserba yang menjual baju dan bahan pakaian lainnya. Matahari merupakan salah satu perusahaan ritel yang terkenal di Indonesia. Disamping menjual baju dan bahan pakaian, matahari juga menjual kosmetik, sepatu/sandal, makanan, peralatan dapur dll. Matahari memiliki 79 jaringan di seluruh Indonesia.

b. Hypermart, adalah perusahaan jenis hypermarket milik Matahari Group : pemilik matahari departemen store. Hypermart memiliki 38 cabang di Indonesia.

c. Foodmart Supermarket. Foodmart merupakan transformasi dari konsep Matahari supermarket. 

d. Carrefour, merupakan sebuah hypermarket asal Perancis. Dibuka pertama kali di Indonesia pada bulan oktober 1998 yakni di Cempaka Putih (Jakarta) sebagai unit pertama Carrefour di Indonesia. Pada perkembangannya kini Carrefour memiliki 66 gerai Hypermarket dan 15 gerai Supermarket.

e. Carrefour Express (Convenience Store)f. Tiptop Supermarketg. Griya Supermarketh. Yogya Supermarketi. Indomaret, adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Merk dagang

Indomaret dipegang oleh PT.Indomarco Prismatama.j. Alfamart, merupakan perusahaan retail yang bergerak pada bisnis

waralaba swalayan yang menjual barang - barang keperluan sehari - hari.

k. Circle K, adalah minimarket yang beroperasi 24 jam penuh, hal ini yang menjadikannya populer di belahan dunia termasuk Indonesia dimana konsep minimarket seperti ini masih jarang. 

l. Alfamidi, toko retail sejenis dengan minimarket namun Alfamidi berukuran lebih besar dan produk yang dijual lebih beragam dari minimarket. Alfamidi dikelola oleh PT.Midi Utama Indonesia.

m. Starmart Minimarket (Conveinence Store)

Page 6: BAB-1.doc

6

n. Giant Hypermarketo. Hero Supermarketp. Super Home, toko retail yang menjual perkakas rumah tangga, dan

peralatan bangunan.q. Ramayana Supermarketr. Supermarket Super Indo Swalayan

Survei Top Brand yang mengukur tiga parameter, yaitu TOM BA, last

usage, dan future intention, selain digunakan untuk mengetahui Top Brand Index,

bisa juga digunakan untuk mengetahui perilaku switching konsumen. Berikut

ditampilkan perilaku switching konsumen berdasarkan hasil survei Top Brand

2012, atribut last usage dan future intention, untuk kategori hypermarket,

supermarket, dan minimarket.

Tabel 1.2

Brand Switching Analysis 2012

Sumber : Frontier Consulting Group Research Division

Berdasarkan tabel 1.2 brand switching analysis diatas, terlihat bahwa

Carrefour, Hypermart, dan Lotte Mart merupakan merek yang diprediksi akan

bertambah jumlah pengunjungnya di masa mendatang. Sebaliknya Giant,

Page 7: BAB-1.doc

7

Supermarket Super Indo dan Brastagi net switching kedua merek tersebut bernilai

negatif. Sepanjang tahun 2010 belanja iklan peritel di Indonesia tercatat Rp 81

miliar, atau naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sebanyak 85 persen di

antaranya dialokasikan untuk iklan melalui surat kabar karena sifat toko atau pasar

bersifat lokal.

”Semakin banyak toko modern yang memasang iklan melalui koran.

Untuk toko-toko skala besar dan jumlahnya menyebar, selain lewat koran mereka

juga pasang iklan melalui TV,” kata Teguh Yunanto, Direktur Eksekutif dari

Retail Measurement Services Nielsen.

Peningkatan belanja iklan tersebut juga didorong pertumbuhan toko

modern, yang sebagian besar ditopang oleh minimarket. Tahun 2010, toko

modern tumbuh 38 persen dengan jumlah 18.152 toko. Dari jumlah tersebut

sebanyak 16.922 toko berupa minimarket. Untuk hipermarket pertumbuhannya

tercatat 23 persen atau sebanyak 154 toko. Toko dengan format supermarket

justru mengalami penurunan sebesar 6 persen. Sekitar 78 persen toko modern

berada di Pulau Jawa. Meskipun toko modern mengalami pertumbuhan pesat,

secara umum jumlah toko mengalami penurunan sebesar 1,3 persen. Data 2010

menunjukkan jumlah toko menurun, dari 2.558.000 toko menjadi 2.524.111 toko.

Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia Syafriel

mengatakan, anggaran belanja riset pasar perusahaan-perusahaan lokal di

Indonesia baru menyentuh level 5 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah

dibandingkan perusahaan multinasional yang sudah menyentuh level 10 persen.

Page 8: BAB-1.doc

8

Padahal, riset pasar menjadi kebutuhan penting bagi kelangsungan penjualan

sebuah produk.

Persaingan yang terjadi karena retail yang sama, menjual produk sama dan

sasaran konsumen juga sama. Di Supermarket Super Indo terjadi persaingan

dengan Carefour karena kedua retail tersebut sama-sama menjual produk yang

sama berupa kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, makanan ringan,

susu, minyak goreng, roti, buah-buahan, dan lain lain. Agar Supermarket Super

Indo dapat bersaing dengan kompetitor strategi yang dilakukan oleh Supermarket

Super Indo dengan menjadi  komunitas supermarket. Dengan mendekati

konsumen yang menjadi target dengan membuat gerai di tengah kota.

Supermarket Super Indo juga melakukan promosi seperti superhemat.

Supermarket Super Indo dengan melakukan strategi komunikasai dengan

melalui promosi dan brosur sehingga dapat mempengaruhi  persepsi baik di mata

masyarakat atau pelanggan.dengan menjaga citra baik Supermarket Super Indo

akan membuat pelanggan lebih berminat untuk membeli produk Supermarket

Super Indo baik di masa sekarang maupun masa depan karena bagi konsumen ritel

yang mempunyai citra yang baik akan membuat niat prilaku konsumen menjadi

positif sehingga konsumen akan tetap menjadi pelanggan Supermarket Super

Indo. Para konsumen yang telah berbelanja di Supermarket Super Indo yang

mempunyai citra yang baik dan pelayanan yang bagus membuat pelanggan

Supermarket Super Indo akan merekomendasikan konsumen yang baru. Strategi

ini akan terjadi terus menerus sampai Supermarket Super Indo mendaptkan

pelanggan yang lebih banyak lagi.

Page 9: BAB-1.doc

9

Supermarket Super Indo dinilai kurang untuk mempromosikan mereknya

di bisnis ritel. hal ini cukup menjadi perhatian menejemen karena kegiatan

marketing yang dilakukan kurang diketahui pelanggan. Hal ini dinilai penting

untuk menarik para pelanggan baru untuk mengunjungi supermarket Supermarket

Super Indo untuk berbelanja.

Tabel 1.3

Volume Penjualan 2010-2014 Supermarket Super Indo

2010 2011 2012 2013 20142,589,364,384,640 2,855,803,767,288 3,319,391,678,546 3,880,414,254,238 1,385,847,855,116

Masih rendahnya tingkat penjualan ini diperlihatkan melambatnya omset

ditahun 2012-2013 dibandingkan dengan 2011-2012 menunjukkan langkah-

langkah Bauran Pemasaran yang telah dilakukan belum memastikan konsumen

dalam keputusannya membeli produk di Supermarket Super Indo. Bagaimana

pengaruh produk, persepsi harga, promosi serta lokasi terhadap Keputusan

Pembelian konsumen di Supermarket Super Indo, perlu dilihat dari kacamata

konsumen itu sendiri. sehingga diperlukan suatu penelitian mengenai persepsi

konsumen terhadap pengaruh bauran pemasaran dalam mempengaruhi Keputusan

Pembelian di Supermarket Super Indo.

Pemasar juga harus memperhatikan komponen-komponen pendukung

lainnya dalam bauran pemasaran jasa yang tak kalah pentingnya. Diantaranya

adalah place (lokasi), price (harga), promotion (promosi), people (orang yang

terkait dengan pelayanan), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses

jasa). Perusahaan harus dapat merumuskan bauran pemasaran dengan tepat, oleh

karena itu perusahaan tidak dapat mengabaikan pendapat atau masukan dari

Page 10: BAB-1.doc

10

konsumen. Karena keberadaan konsumen sendiri mempunyai pengaruh pada

pencapaian tujuan akhir perusahaan, yaitu perolehan laba melalui pembelian

produk. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk perlu mengetahui faktor-faktor

apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan

pembelian produk. (Masson, Mayor, F. Ezzel dalam Bob Foster (2008:51))

Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place dan promotion

adalah komponen-komponen yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dimana

dapat digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi respon konsumen. Atribut

yang melekat pada suatu produk dengan sengaja diperlihatkan atau diinformasikan

untuk mendapatkan atau mempengaruhi konsumen. Sedangkan bagi konsumen,

komponen-komponen bauran pemasaran yang diberikan oleh perusahaan dapat

menjadi stimulus dalam pengambilan keputusan. Setiap komponen dalam bauran

pemasaran dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap keputusan pembelian.

Jika positif berarti akan memperkuat keputusan pembelian, sebaliknya jika negatif

akan memperlemah keputusan pembelian. Semakin besar pengaruh komponen-

komponen tersebut, manajer pemasaran juga harus semakin memperhatikan dalam

penyusunan kebijakan pemasaran.

Perkembangan dan kemajuan industri, salah satunya dapat dilihat dengan

adanya perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Hal ini dapat kita lihat

dengan munculnya industri barang dan jasa. Kemajuan sector industri yang pesat

menimbulkan tingkat persaingan usaha yang ketat. Demikian juga untuk produk

yang menjual barang dan atau jasa sejenis. Dengan adanya produk sejenis yang

dijual oleh pemasar yang berbeda, sedang keinginan konsumen beraneka ragam

Page 11: BAB-1.doc

11

membuat konsumen menjadi bebas menentukan produk yang dapat memuaskan

kebutuhannya. Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan, yaitu primer,

sekunder dan tertier. Dengan berkembangnya zaman, pola pikir dan perubahan

gaya hidup masyarakat di kota-kota besar khususnya Jakarta, membuat kebutuhan

yang awalnya dianggap sebagai kebutuhan tertier dapat berubah menjadi

kebutuhan sekunder bahkan juga dapat berubah menjadi kebutuhan primer.

Melihat pangsa pasar yang masih terbuka, kapasitas produk yang belum

terpakai semua dan daya beli konsumen yang dinamis, dan saat ini menghadapi

persaingan yang ketat dalam merebut pasar yang ada. Untuk itu, perlu melakukan

persaingan yang ketat dalam merebut pasar yang ada. Untuk itu, perlu melakukan

inovasi-inovasi terbaru, meningkatkan mutu kualitas produknya dalam kebijakan

harga dengan mempergunakan potensi yang sedang berkembang dan mempunyai

pengaruh yang besar terhadap minat beli masyarakat. Untuk itu, perusahaan masih

mempunyai peluang yang cukup besar dan menguntungkan dalam upaya

meningkatkan omset.

Dengan semakin banyaknya usaha sejenis, maka akan tercipta persaingan

dalam strategi pemasaran dan evaluasi di pasaran. Dengan terciptanya situasi

tersebut menuntut perusahaan untuk menyusun strategi agar bertahan dalam bisnis

guna mempertahankan pangsa pasar yang telah dikuasai perusahaan dengan

mengikuti keinginan konsumen dan hal ini merupakan salah satu usaha agar dapat

mencapai tujuan serta kontinuitas perusahaan di masa yang akan datang.

Seiring dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan serta keinginan masyarakat

terkait dengan bentuk layanan kredit, maka Supermarket Super Indo telah

Page 12: BAB-1.doc

12

melakukan diversifikasi produk. Hingga saat ini telah ada beberapa produk yang

telah dipasarkan. Dan dalam waktu mendatang kemuungkinan akan muncul

produk baru guna melengkapi produk yang ada. Untuk saat ini belum setiap

Cabang/ Unit Pelayanan Cabang (UPC) dapat melayani semua produk

supermarket Namun ke depan tuntutan seluruh Cabang supermarket sebagai one

stop bussiness solution harus terwujud, sehingga keharusan untuk segera

melakukan edukasi product knowledge kepada insan penjual produk supermarket

harus segera dilaksanakan.

Supermarket Super Indo adalah perusahaan milik swasta yang bergerak

dalam jasa supermarket dan fidusia untuk membantu masyarakat menengah

kebawah untuk mendapatkan produk yang bermanfaat. Penulis mengambil

penelitian di Supermarket Super. Dari minggu ke minggu dan bulan ke bulan,

Penulis melihat kadang ada kenaikan kadang juga ada penurunan dari sebelumnya

dari jumlah omset yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan untuk mencapai BEP

(Break Event Point) seperti yang tertera pada tabel. Atas dasar tersebut perlu

kiranya dilakukan pemikiran dan penelitian yang berkaitan dengan kebijakan

harga untuk meningkatkan omset agar target yang ditetapkan Perusahaan dapat

terpenuhi.

Dalam hubungan strategi bauran pemasaran dengan penjualan jasa pada

Supermarket Super Indo terdapat banyak permasalahan sebagai berikut :

Pertama, strategi produk terdapat masalah yaitu bahwa banyak produk

yang setengah jadi tidak ditunjang dengan sarana yang memadai. Contohnya :

produk Kucica (Pengiriman dan Penerimaan uang ke seluruh dunia) yang sering

Page 13: BAB-1.doc

13

terhambat karena prosesnya lama dan jaringan komputer belum semua online,

sehingga harus melakukan sms ke Kantor wilayah atau via Fax ke Kantor Wilayah

yang kadang sering sibuk dan susah untuk dihubungi, sehingga konsumen

menunggu lama sekali yang mengakibatkan pelayanan terganggu.

Kedua strategi harga terdapat masalah yaitu sewa modal supermarket lebih

besar dibanding pesaing dalam hal jasa supermarket. Karena sistem permodalan

supermarket sebagian berasal pinjaman dari Bank yang tentu harus dibayar

beserta bunganya.

Ketiga Strategi Place (Distribusi Produk) Dalam hal ini supermarket dalam

mendistribusikan produknya berdiri sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.

Keempat Strategi promosi di Supermarket Super Indo masih bersifat

terpusat yaitu dilakukan oleh Kantor Pusat/ Kantor Wilayah melalui CSR

(Corporate Social Responsibility) yang tidak berkesinambungan, promosi melalui

iklan yang tidak terus menerus, dan lain sebagainya sehingga orang berfikir dan

seakan lupa ke supermarket kalau tidak diingatkan secara berkesinambungan.

Masih banyak mengalami kendala terutama mengenai masalah penyelesaian

pelayanan konsumen..

Masyarakat selaku konsumen pembeli tidak dengan begitu saja membeli

produk tanpa mempunyai pertimbangan tentang faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti produk, harga,

lokasi, promosi (Kotler & Amstrong 2007). Selain itu, dalam sebuah proses

pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya

transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (post

Page 14: BAB-1.doc

14

purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya.

Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik

tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Kotler et al.

2007).

Dari pengamatan di lapangan, masih terdapat fluktuasi penjualan jasa di

Supermarket Super Indo karena strategi bauran pemasarannya yang belum

optimal. berdasarkan latar belakang ini, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Pengaruh Bauran Pemasaran Keputusan Pembelian

di Supermarket Super Indo”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

masalah-masalah yang berkaitan dengan judul tersebut dapat diidentifikasikan

sebagai berikut :

a. Penjualan pada beberapa jasa mengalami penurunan dan beberapa

yang fluktuasi

b. Produk mengalami penurunan dan bahkan ada yang dihapus karena

menghasilkan kerugian bagi perusahaan.

c. Harga biaya sewa modal mengalami turun sedangkan biaya

operasional semakin meningkat.

d. Promosi yang belum optimal dan masih bersifat di area sekitar kantor.

e. Peningakatan penjualan melambat dari tahun 2012 ke 2013 sebesar 1%

jika dibandingkan dengan 2011-2012 sebesar 6%;

Page 15: BAB-1.doc

15

1.3. Pematasan Masalah

Dalam pembahasan mengenai Hubungan Strategi Bauran Pemasaran

dengan Penjualan Jasa pada Supermarket Super Indo, ruang lingkup penelitian

dibatasi pada hal-hal berikut :

a. Penelitian ini hanya dilakukan pada variabel produk, harga, promosi,

physical evidence, people, dan proses.

b. Penelitian ini hanya dilakukan pada konsumen Supermarket Super

Indo untuk meneliti mengenai produk, harga, promosi dan keputusan

pembelian.

c. Data yang digunakan adalah data responden yang berasal dari

konsumen Supermarket Super Indo.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian di

Supermarket Super Indo

2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian di

Supermarket Super Indo.

3. Apakah terdapat pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian di

Supermarket Super Indo.

4. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian di

Supermarket Super Indo.

Page 16: BAB-1.doc

16

.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh produk terhadap

keputusan pembelian di Supermarket Super Indo.

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh harga terhadap

keputusan pembelian di Supermarket Super Indo.

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh tempat terhadap

keputusan pembelian di Supermarket Super Indo.

4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh promosi terhadap

keputusan pembelian di Supermarket Super Indo

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian diharapkan a berguna bagi:

Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurang-

kurangnya diharapkan dapat memberikan tiga manfaat, yaitu :

a. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran,

khususnya yang terkait dengan pengaruh bauran promosi terhadap

keputusan pembelian di Supermarket Super Indo;

b. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi

Supermarket Super Indo dalam meningkatkan penjualan serta

penambahan pelanggan baru, khususnya melalui perspektif bauran

promosi yang dilakukan

Page 17: BAB-1.doc

17

c. Bagi masyarakat (khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi, dalam

hal ini penulis berharap hasil penelitian yang sangat terbatas ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti

yang bermaksud melakukan penelitian sejenis.