bab-19-1976__20090203163953__1811__18

26
PENERANGAN DAN KOMUNIKASI SOSIAL

description

jhjh

Transcript of bab-19-1976__20090203163953__1811__18

Page 1: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

PENERANGAN DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Page 2: bab-19-1976__20090203163953__1811__18
Page 3: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

B A B XIXPENERANGAN DAN KOMUNIKASI SOSIAL 1.

PENDAHULUAN

Arah kebijaksanaan di bidang penerangan ditujukan untuk memperluas partisipasi masyarakat dalam membangun suatu stabilitas nasional yang mantap dan dinamis, mengembangkan pertumbuhan Demokrasi Pancasila secara sehat, memperkuat kehidupan konstitusionil dan meningkatkan tegaknya hukum. Kegiatan di bidang penerangan dalam rangka kebijaksanaan tersebut terutama diarahkan sebagai berikut:a. Memantapkan penghayatan dan pengamalan Pancasila;b. Memantapkan pembinaan kesatuan, persatuan dan jiwa bangsa;c. Menumbuhkan pengertian, kesadaran dan gairah membangun

dikalangan masyarakat;d. Merangsang kreativitas masyarakat;e. Menggalang ketahanan nasional bagi terwujudnya stabilitas na-

sional yang dinamis;f. Menunjang berhasilnya PEMILU 1977.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan suatu komunikasi sosial yaitu komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan masyarakat.

Maka hakekat pembinaan penerangan adalah mengembangkan komunikasi terus menerus dan bersifat timbal-balik, terbuka, jujur serta bertanggung jawab. Adapun pelaksanaannya dilakukan dengan cara informatif, edukatif, persuasif dan stimulatif. Dengan demikian kegiatan penerangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan berfungsi untuk menunjang pembangunan nasional.

Pengembangan sarana penerangan serta penyempurnaan sistim penerangan telah dilakukan untuk mendukung dan menunjang kebijaksanaan di bidang Penerangan dan Komunikasi Sosial. Dalam tahun

771

Page 4: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

1975/76 telah ditingkatkan pelaksanaan Program-program Pengembangan Operasi Penerangan; Pengembangan Sarana Radio, Televisi Alan Film; Pembinaan dan Pengembangan Pers; serta Pengembangan Prasarana Penerangan dan Komunikasi.

2. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN HASIL YANG DICAPAI

a. Pengembangan Operasi Penerangan

Guna mencapai tujuan seperti digariskan dalam kebijaksanaan di bidang penerangan dan komunikasi, diperlukan kebijaksanaan khu- sus teknis bidang yang meliputi usaha pembangunan serta peningkatan Jaya guna dari sarana penerangan dan komunikasi, baik yang dimiliki pemerintah maupun yang terdapat di kalangan masyarakat sendiri.

Dalam membina partisipasi masyarakat dikembangkan lembaga masyarakat desa, lembaga perwakilan rakyat, perguruan tinggi dan media massa. Partisipasi dibina melalui antara lain penyempurnaan wadah penyaluran pendapat masyarakat pedesaan, peningkatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya dengan meningkatkan kesadaran rakyat agar sebanyak mungkin menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum, pembinaan pers yang bebas dan ber- tanggung jawab, menggiatkan peranan perguruan tinggi dan lembaga penelitian dalam menunjang dan mengembangkan pembangunan.

Dengan demikian motivasi dikembangkan dan pendapat disalur- kan melalui penggunaan kebebasan mimbar dalam bentuk kreatif, konstruktif dan bertanggung jawab, sehingga bermanfaat bagi masya-

772

Page 5: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

rakat. Partisipasi akan meningkatkan integrasi dan persatuan nasional melalui konsolidasi kegiatan membangun oleh mahasiswa, pemuda dan cendekiawan sesuai profesinya dan unsur-unsur kekuatan sosial lain- nya.

Dalam rangka menimbulkan partisipasi masyarakat dalam pem- bangunan dikembangkan:

a) Sistim Komunikasi Timbal Balik, antara pemerintah dan masyarakat dan antara masyarakat itu sendiri. Dengan sistim tersebut

Page 6: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

diusahakan hasrat, pikiran serta pendapat yang hidup di kalangan masyarakat dapat disampaikan kepada pemerintah, sehingga dapat ditanggapi dan jika perlu ditampung dalam kebijaksanaan pemerintah di pusat maupun daerah.

b) Untuk menjamin tercapainya efisiensi dan efektivitas usaha-usaha penerangan dikembangkan adanya suatu sistim penerangan terpadu (terintegrasi).

Maka sesuai dengan kebijaksanaan tersebut di atas dan untuk memperbesar arus penerangan ke daerah pedesaan telah mulai dikembangkan 27 Pusat Penerangan Masyarakat dalam tahun 1975/76. Ke 27 Pusat Penerangan Masyarakat ini dilengkapi dengan peralatan media elektronika dan mesin cetak kecil serta satuan penerangan keliling untuk meningkatkan daya dan jangkauan penerangan. Pusat Penerang-an Masyarakat sebagai unit pelaksana juga menampung dan menyalurkan ke atas arus balik yang diperoleh dari masyarakat. Di tingkat ini pula dilaksanakan koordinasi, integrasi dan penyerasian semua kegi- atan penerangan pembangunan dari dinas-dinas vertikal pemerintah yang ada di wilayah tersebut.

Dalam hubungan ini kegiatan operasi penerangan terutama ditujukan untuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang trans- migrasi, koperasi, BUUD dan KUD, BIMAS, INMAS, TASKA dan TABANAS, Keluarga Berencana, Penanggulangan Kenakalan Remaja dan Pembinaan Generasi Muda, serta kewaspadaan nasional terhadap usaha subversi dan rongrongan sisa-sisa G30S/PKI.

Khusus di bidang penyuluhan kesehatan, dalam sarana penyuluhan telah dilakukan penyebaran bahan penerangan antara lain 10.000 buah leaflet tentang pencegahan kebutaan karena kekurangan vitamin A

773

Page 7: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

(xerophthalmia). Usaha penyempurnaan cara kerja, termasuk pengembangan konsepsi penyuluhan yang terintegrasi, terus dilakukan untuk dapat lebih mencapai sasaran.

Di samping itu telah dilaksanakan usaha-usaha penyuluhan gizi dalam rangka Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Dalam tahun 1975/76 usaha ini telah terdapat pada 25 Propinsi, 125 Kabupaten

Page 8: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

dan 448 Kecamatan. Di antaranya di 6 Propinsi penyuluhan tersebut disertai dengan pemberian .makanan tambahan pada anak-anak prasekolah, yang meliputi 2.340 anak di 78 desa.

Terhadap sasaran generasi muda, kegiatan penerangan ditujukan di satu pihak untuk membina mereka menjadi calon-calon pemimpin masa datang, membekali mereka dengan Falsafah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, di samping menumbuhkan rasa patriotisme dan kebanggaan nasional terhadap nilai-nilai kehidupan Bangsa Indo-nesia. Di lain pihak diusahakan penjauhan para pemuda dari pengaruh-pengaruh narkotika dan pengaruh-pengaruh negatif lainnya dari luar maupun dalam negeri.

Kegiatan penerangan dan motivasi dalam program Keluarga Berencana, diarahkan untuk meningkatkan penerangan kepada masyarakat luas mengenai perlunya pelaksanaan keluarga berencana dan terbukanya kesempatan untuk itu.

Dalam menghadapi kelompok-kelompok dan lapisan masyarakat yang masih sulit menerima pelaksanaan keluarga berencana, pada tahun 1974/75 dilakukan pendekatan-pendekatan secara khusus, di samping dilakukan usaha penelitian latar belakang kesulitan-kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan penyesuaian dalam cara pendekatan dan isi penerangan yang disampaikan. Dalam tahun 1975/76 kegiatan ini dilanjutkan dengan pembentukan satuan-satuan tugas penerangan secara khusus.

Perhatian yang telah timbul di masyarakat melalui penerangan segera diikuti dengan penggarapan yang lebih intensip dan bersifat perseorangan. Yang menjadi sasaran adalah agar kesadaran yang telah timbul tersebut dapat tumbuh menjadi tindakan untuk melaksanakan keluarga berencana. Hal ini dilakukan melalui penyuluhan wawanmuka baik berupa pendekatan secara langsung pada calon akseptor maupun kepada mereka yang

Page 9: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

telah menjadi akseptor dengan tujuan untuk membina dan mempertahankan kelangsungan peserta.

Dalam rangka pembinaan BUUD dan KUD kegiatan penerangan ditingkatkan terutama ditingkat pedesaan di mana bagian terbesar dari penduduk Indonesia bertempat tinggal dan bermata pencaharian terutama di sektor pertanian.

Memberikan perhatian khusus kepada774

Page 10: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

pembinaan BUUD dan KUD berarti memberikan perhatian khusus terhadap lembaga yang diharapkan menjadi wahana untuk meningkatkan pendapatan para petani.

Karena pembangunan berorientasi kepada kepentingan rakyat banyak, maka usaha penerangan diarahkan kepada menggairahkan rakyat yang tinggal di pedesaan yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat Indonesia. Dalam hubungan ini kegiatan di bidang penerangan ditunjang oleh mobilitas penerangan keliling di daerah yang dilengkapi lengan peralatan media elektronika yang membantu penyebaran penerangan pembangunan secara lebih cepat.

Selain itu sebanyak 608 televisi umum dalam tahun 1975/76 telah ditempatkan di beberapa kecamatan dari Propinsi Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta Raya, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Dalam tahun 1976/77 sebanyak 3.000 televisi umum lagi direncanakan akan disebarkan di kecamatan-kecamatan seluruh tanah air, terutama di daerah-daerah dalam jangkauan pancaran televisi. Dalam tahun 1976/77 sebanyak 3.000 radio umum direncanakan pula untuk ditempatkan terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh siaran televisi dan sekaligus ditujukan kepada peningkatan diskusi-diskusi kelompok siaran pedesaan.

Dalam hubungan ini akan digunakannya satelit komunikasi PALAPA sebagai sarana penyalur siaran merupakan langkah perluasan jaringan siaran radio dan televisi yang memungkinkan penyelenggaraan siaran radio dan televisi yang terpadu keseluruh wilayah Indonesia, sehingga penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan lebih merata.

Dengan demikian diharapkan dapat dicapai

775

Page 11: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

tujuan untuk menciptakan suatu sistim penerangan yang terpadu bagi kegiatan penerangan.

b. Pengembangan sarana radio, televisi dan film

Kebijaksanaan di bidang pembinaan dan pengembangan sarana radio, televisi dan film ditujukan untuk meningkatkan muatan komunikasi, kwalitas teknis, kwalitas penyajian dan perluasan jangkauan

Page 12: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

siaran radio dan televisi, serta penyempurnaan dan perluasan sarana film. Semua ini dilakukan dalam rangka menunjang usaha penerangan operasionil.

Di bidang radio, pengembangan sarana diarahkan kepada pembaharuan/rehabilitasi terhadap 48 buah stasiun radio beserta peralatan studio di Banda Aceh, Bukittinggi, Bengkulu, Tanjung Karang, Tanjung Pinang, Palangkaraya, Palu, Gorontalo, Menado, Ternate, Sorong, Kupang, Jakarta, Surakarta, Samarinda, Pontianak, Padang, Jambi, Cirebon, Purwokerto, Merauke, Madiun, Malang, Jember, Denpasar, Singaraja, Mataram, Kendari, Ambon, Biak, Jayapura, Yogyakarta, Bandung, Sumenep, Medan, Surabaya, Semarang, Ujung Pandang, Banjarmasin, Palembang, Pekanbaru, Nabire, Serui, Wamena, Fak-Fak, Manokwari, Sibolga, Bogor.

Juga sarana untuk mobilitas siaran dan peningkatan hubungan antara Jakarta dengan 36 lokasi di daerah melalui SSB telah mulai diadakan, yaitu di Medan, Kupang, Jayapura, Ambon, Denpasar, Ujung Pandang, Padang, Palangkaraya, Menado, Jember, Malang, Solo, Madiun, Yogyakarta, Bandung; Purwokerto, Surabaya, Sumenep, Cirebon, Mataram, Semarang, Singaraja, Bogor, Banda Aceh, Tanjung Karang, Pekanbaru, Palembang, Jambi; Banjarmasin, Samarinda, Tanjung Pinang, Kendari, Bengkulu, Palu, Pontianak, dan Ternate. Maka diperkirakan bahwa pada akhir tahun 1975/76 kekuatan pemancar RRI di seluruh Indonesia akan mencapai sekitar 1.130 KW.

Untuk keperluan akan tenaga terlatih di bidang operasionil telah diadakan penataran untuk meningkatkan mutu siaran terutama siaran

776

Page 13: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

pedesaan. Melalui Pusat Latihan dan Pendidikan RRI dalam tahun 1975/76 telah dihasilkan 44 orang temp di bidang siaran dan tehnik dalam 4 kali penataran.

Dalam pada itu kegiatan siaran di pendidikan, kebudayaan dan siaran pedesaan terus ditingkatkan. Perkembangan jumlah jam siaran radio menurut klasifikasi, serta perkembangan jumlah kelompok pendengar siaran pedesaan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Page 14: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

TABEL XIX – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH JAM SIARAN RRI, 1973 – 1975

Jenis Siaran 1973 1974 1975

Berita/Penerangan 57.340 62.910 69.730Pendidikan . 25.150 30.070 32.610Kebudayaan/Hiburan/Lain-lain 126.190 119.320 125.160

J u m l a h 208.680 212.300 227300

TABEL XIX — 2

PERKEMBANGAN JUMLAH KELOMPOK PENDENGAR SIARANPEDESAAN,1973 — 1975

T a h u n Jumlah kelompok pendengar

1973 12.1101974 15.9001975 17.210

Untuk mengikut sertakan radio-radio non RRI guna menunjang pembangunan, maka hingga tahun 1975/76 telah diadakan penataran bagi para penanggung jawab siaran dan teknik radio yang meliputi 312 orang. Jumlah radio siaran non RRI di seluruh Indonesia dalam tahun 1975/76 berjumlah 477 buah yang meliputi 347 radio komersiil, 38 radio non komersiil dan 92 radio Pemerintah Daerah.

Di bidang pertelevisian, pendidikan tenaga penyiar dirasakan perlu karena dalam perluasan jangkauan televisi untuk masyarakat dan

777

Page 15: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

disebarkannya pesawat televisi umum sampai tingkat kecamatan, mutu siaran maupun penyajian scars perlu disesuaikan dengan aneka

Page 16: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

ragam tata nilai kehidupan masyarakat di daerah-daerah. Hasil penelitian pendapat penduduk di daerah pedesaan membuktikan bahwa televisi telah berhasil mengurangi isolasi mereka, menambah materi pembicaraan, memberi hiburan tradisionil yang tidak selalu terjangkau oleh daya beli rakyat.

Televisi juga ternyata berhasil memperkenalkan kebudayaan antar kepulauan Indonesia. Dalam tahun 1975/76 melalui Pusat Latihan dan Pendidikan TV-RI telah dilakukan peningkatan penataran dan pendidikan yang meliputi 92 orang tenaga siaran dan produksi serta 140 orang tenaga tehnik studio dan pemancar, sehingga tenaga yang dihasilkan sejak tahun 1970/71 hingga tahun 1975/76 berjumlah 278 orang tenaga siaran dan produksi serta 371 orang tenaga tehnik studio dan pemancar.

Perluasan jangkauan siaran televisi yang akhir tahun 1974/75 mencapai 72.900 Km2, ditingkatkan menjadi 75.600 Km2 pada akhir tahun 1975/76. Perkembangan jumlah jam siaran yang dalam tahun 1974/75 mencapai 6.030 jam ditingkatkan menjadi 6.980 jam dalam tahun 1975/76, terutama siaran berita dan pembangunan, pendidikan, kesenian dan kebudayaan.

Data mengenai perkembangan siaran televisi dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut ;

TABEL XIX – 3

LUAS DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK DAERAH PANCARAN TV-RI

SERTA JUMLAH PESAWAT TELEVISI, 1973 – 1975

1973 1974 1975

Page 17: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

Luas daerah (Km²) 72.100 72.900 75.600Jumlah penduduk dalam daerah pancaran (juta) 40,0 40,5 42Jumlah pesawat televisi 300.000 360.000 420.000

778

Page 18: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

TABEL XIX – 4

PERKEMBANGAN JUMLAH JAM SIARAN TV-RIMENURUT KLASIFIKASI, 1973 — 1975

Jenis siaran 1973 1974

1975

Hiburan 2.610 3.020 1.740Berita/Penerangan/Budaya

1.700 2.410 4.680I k l a n 470 600 560

Jumlah : 4.780 6.030 6.980

TABEL XIX — 5

PERKEMBANGAN JUMLAH STUDIO DAN STASIONPEMANCAR TV — RI, 1973 — 1975

1973 1974 1975

Jumlah studio 6 6 6

Jumlah stasion pemancar 22 23 26

Di bidang perfilman kebijaksanaan tetap berorientasi kepada produksi film nasional dan peredarannya terutama ke daerah-daerah. Secara bertahap kebijaksanaan perfilman diarahkan kepada pengurangan impor film, sehingga film asing hanya menjadi pelengkap bagi film nasional dengan perbandingan yang menguntungkan masyarakat Indonesia maupun kalangan pengusaha film nasional. Film nasional tidak hanya diarahkan kepada pembuatan film dengan tehnik modern melainkan juga kepada pembuatan film yang baik dan berguna

779

Page 19: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

bagi masyarakat yang membangun. Oleh karena itu sasaran utama produksi film nasional ditujukan kepada kwalitas filmnya.

Page 20: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

c. Pembinaan dan. Pengembangan Pars

Kebijaksanaan di bidang pers ialah untuk mengembangkan pola pers yang bebas dan bertanggung jawab yaitu dalam keseimbangan antara kebebasan menyatakan pendapat dan kesadaran dan tanggung jawab akan mantapnya stabilitas nasional.

Dalam rangka program pembinaan dan pengembangan pers se-lain peningkatan mutu pers juga dikembangkan kebiasaan rakyat pedesaan untuk membaca surat kabar. Secara bertahap pemerintah telah menyebarkan terbitan berkala yang mengandung warta Pembangunan dan petunjuk-petunjuk tehnis mengenai kegiatan-kegiatan ter- utama di sektor pertanian dan kesehatan. Perintisan membaca surat kabar di desa ini telah mencapai oplah 2.600.000 eksemplar pada tahun 1975/76. Usaha ini akan diperluas oleh Puspenmas , ke daerah-daerah lainnya. Maka diharapkan bahwa kebiasaan untuk membaca warta pembangunan ini, pada waktunya akan beralih ke kebiasaan membaca surat-surat kabar biasa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Penerangan dan Lembaga Management Universitas Indonesia mengenai Pola Pengembangan Struktur Pers Nasional disimpulkan antara lain bahwa surat kabar yang terbit di daerah masih mempunyai potensi pembaca yang cukup besar di kota-kota daerah. Namun po- tensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para penerbit. Diharapkan agar penerbit di daerah lebih berorientasi pada pembaca, menyesuaikan isi, cara penyajian, tehnis percetakan dengan latar belakang dari pada pembaca, misalnya dengan menggunakan huruf cetak yang besar, banyak gambar, dan sebagainya. Menurut perkiraan apabila surat kabar

780

Page 21: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

di daerah lebih mengkhususkan diri pada surat kabar pedesaan jumlah pembeli surat kabar di daerah akan meningkat dalam jangka waktu sepuluh taunt.

Dalam pada itu bantuan pemerintah kepada pers selanjutnya meliputi pemberian keringanan bea masuk/PPN untuk kertas koran, bahan baku dan bahan penunjang percetakan pers. Dengan bantuan-bantuan tersebut diharapkan ongkos produksi pers dapat ditekan sehingga harga surat kabar dapat terjangkau oleh daya beli masyara-

Page 22: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

kat luas. Juga pemerintah daerah memberi bantuan kepada pers di daerahnya, sesuai dengan kondisi daerah setempat, hal mana mencerminkan kerjasama yang baik dan serasi antara pemerintah dan pers daerah. Di samping itu telah diusahakan untuk meningkatkan mutu keahlian di bidang jurnalistik, ketatalaksanaan dan perusahaan pers melalui pendidikan dan latihan ketrampilan. Data mengenai pem-binaan pers dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut :

TABEL XIX — 6

JUMLAH KORAN MASUK DESA, 1973 — 1975

1973 1974 1975

Jumlah penerbitan —

17 33

Jumlah oplah —

425.000

2.600.000

TABEL XIX -- 7

JUMLAH LOKA KARYA PERS, 1973 — 1975

1973 1974 1975

Jumlah penyelenggaraan — 2

3

Banyak peserta —4060

d. Pengembangan Prasarana Penerangan dan

Komunikasi

Kegiatan ini meliputi penelitian dan pendidikan.

781

Page 23: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

1). Kegiatan penelitian penerangan untuk keperluan perumusan kebijaksanaan serta penelitian pendapat umum masyarakat terhadap berbagai masalah telah dilakukan dalam tahun 1974/75 mengenai pokok sebagai berikut :Pendapat Masyarakat Pedesaan tentang pembangunan di daerahnya.

Page 24: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

Kesediaan Penduduk untuk menerima siaran TV dan Radio. Pola Pendidikan dan Latihan Kewartawanan di Indonesia.Kedudukan Wanita menurut adat beberapa masyarakat pedesaan dalam hubungan persoalan Keluarga Berencana.Sedangkan kegiatan penelitian dalam tahun 1975/76 meliputi antara lain pokok-pokok:Pertunjukan rakyat tradisionil, perusahaan pers, masyarakat pedesaan (kebiasaan membaca), pendengar dan penonton radio, tele- visi dan film, tehnik radio, televisi dan film, dan masalah-masalah nasional.Perkembangan kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel XIX — 8 berikut:

TABEL XIX — 8PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, 1973 — 1975

T A H U N Jenis kegiatan/penelitian

1 9 7 3 41 9 7 4 121 9 7 5 13

2). Kegiatan pendidikan meliputi pendidikan penerangan terintegrasikan melalui peningkatan pendidikan siaran pertanian menjadi latihan siaran pedesaan.Juga telah dilaksanakan latihan penerangan dalam hal peningkatan kesehatan dan Keluarga Berencana. Selain pendidikan tenagatenaga dalam bidang tehnik penerangan, maka hingga tahun 1975/ 76 telah dididik di Sekolah Staf Pimpinan dan Administrasi Pene-rangan (Sespa Pen.) 20 orang, Sekolah Staf Penerangan

782

Page 25: bab-19-1976__20090203163953__1811__18

(Sespen) 95 orang, di Pendidikan Pegawai Staf Deppen (PPSD) 330 orang, di Pendidikan Juru Penerangan 650 orang serta di Akademi Pe-nerangan (Akpen) 95 orang.