PERPAJAKAN DI INDONESIA

BY: MR UMARGIONO, S.Pd

DEFINISI

UU NO.16 TAHUN 2000PAJAK ADALAH IURAN WAJIB YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK BERDASARKAN NORMA-NORMA HUKUM UNTUK MEMBIAYAI PENGELUARAN KOLEKTIF GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN UMUM, YANG BALAS JASANYA TIDAK DITERIMA SECARA LANGSUNG

BALAS JASA DARI PAJAK UNTUK RAKYAT

- PEMBANGUANAN JALAN- GEDUNG SEKOLAH- RUMAH SAKIT- PERBAIKAN IRIGASI- BALAI DESA- SARANA UMUM- DLL

RETRIBUSI

PUNGUTAN YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH SEHUBUNGAN

DENGAN PENGGUNAAN SUATU JASA ATAU FASILITAS TERTENTU

YANG DISEDIAKAN NEGARA SECARA LANGSUNG KEPADA

PIHAK PEMAKAI“DIATUR OLEH: UU NO. 19 TAHUN

1977”

BEDA PAJAK DAN RETRIBUSI

PAJAK RETRIBUSI- BERDASAR UU - BERDASAR PERATURAN

PEMDA

- BALAS JASA TIDAK LANGSUNG

- BALAS JASA LANGSUNG

- DAPAT DIBAYAR PIHAK LAIN

- LANGSUNG DIBAYAR SENDIRI

- DIPUNGUT PEMERINTAH PUSAT

- DIPUNGUT PEMDA

UNSUR PAJAK

1.SUBJEK PAJAK2.OBJEK PAJAK3.TARIF PAJAK

SUBJEK PAJAKORANG PRIBADI / BADAN YANG

MENURUT KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

DITENTUKAN UNTUK MELAKUKAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN, TERMASUK PUNGUTAN /

POTONGAN PAJAK TERTENTU

BADAN

SEKUMPULAN ORANG ATAU MODAL YANG MELAKUKAN

USAHA MAUPUN TIDAK MELAKUKAN USAHA MELIPUTI: PERSEROAN, SWASTA, BUMN,

KOPERASI, YAYASAN, ORGANISASI POLITIK, DLL

OBJEK PAJAK

SASARAN PENGENAAN PAJAK, YAITU SEGALA SESUATU

YANG BISA DIKENAKAN PAJAKMISAL: PENGHASILAN, LABA USAHA, GAJI, HONOR, KOMISI, DLL

TARIF PAJAK

1.TARIF PROPORSIONAL2.TARIF PROGRESIF3.TARIF DEGRESIF4.TARIF TETAP

TARIF PROPORSIONAL

(SEBANDING/SEPADAN), ARTINYA PENGENAAN (%) PAJAK SEBANDING DENGAN KENAIKAN OBJEK PAJAK DAN BESAR PERSENTASENYA SAMA UNTUK SETIAP OBJEK PAJAK

TARIF PROGRESIF

TARIF PAJAK YANG MAKIN TINGGI NILAI OBJEK

PAJAKNYA, MAKIN TINGGI PULA PERSENTASE TARIF

PAJAK, ATAU SEBALIKNYA.

TARIF DEGRESIF

MAKIN TINGGI NILAI OBJEK PAJAK, MAKA MAKIN

RENDAH PERSENTASE TARIF PAJAKNYA

TARIF TETAP

TARIF PAJAK DENGAN NOMINAL TETAP

TERHADAP BERAPA PUN NILAI

OBJEK PAJAK

PEMUNGUT PAJAK

PEMERINTAH PUSAT:PPh, PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA, PAJAK

PENJUALAN, PBB, BEA PEROLEHAN ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB),

BEA MASUK DAN CUKAI

PEMERINTAH DAERAH TINGKAT 1:

PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, BEA BALIK NAMA, PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAAN

BERMOTOR

PEMERINTAH DAERAH TINGKAT 2:

PAJAK HOTEL DAN RESTORAN, HIBURAN,

REKLAME, PENERANGAN JALAN, PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR

PERMUKAAN

FUNGSI PAJAK

1. BUDGETER: SUMBER PENDAPATAN ATAU PENGISI KAS NEGARA

2. ALOKASI: DIALOKASIKAN DAN DISEBARKAN UNTUK DANA PEMBANGUNAN

3. SOSIAL: ALAT PEMERATAAN PENDAPATAN4. REGULASI/STABILISASI: SARANA UNTUK

MENGATUR KEGIATAN PEREKONOMIAN NASIONAL

DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PAJAK

LIHAT BUKU IPS SEMESTER 2 HALAMAN 142

OKEEE!!!!

PAJAK PENGHASILAN (PPh) DIATUR DALAM UU NO. 17 TAHUN 2000

PPh = TARIF PAJAK (%) X (PENGHASILAN NETO – PTKP)

ATAUPPh = TARIF PAJAK (%) X PKP

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

BESARNYA PTKP BERDASAR UU NO. 17 TAHUN 2000

1. Rp. 2.880.000 – UNTUK SUAMI/ISTRI BEKERJA

2. Rp. 1.440.000 – UNTUK SUAMI/ISTRI TIDAK BEKERJA

3. Rp. 1.440.000 – UNTUK 1 ANAK (MAKSIMAL 3 ANAK = Rp. 4.320.000)

PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP)

TARIF BERDASAR UNDANG-UNDANG:

1. PKP SAMPAI DENGAN Rp. 25.000.000 TARIF PPh = 5%

2. PKP Rp. 25.000.000 – Rp. 50.000.000 TARIF PPh=10%

3. PKP Rp. 50.000.000 – Rp. 100.000.000 TARIF PPh=15%

4. PKP Rp. 100.000.000 – Rp. 200.000.000 TARIF PPh=25%

5. PKP DI ATAS Rp. 200.000.000 TARIF PPh = 35%

CONTOH SOAL

LIHAT BUKU IPS KELAS 8 SEMESTER 2HALAMAN 144 - 145

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)

PAJAK YANG DIKENAKAN PADA ORANG YANG MEMILIKI,

MENGUASAI, ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS BANGUNAN /

PERMUKAAN BUMI

SEJAK TAHUN 2001: NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK (NJOPTKP) ADALAH

Rp. 12.000.000

BESARNYA PBB1. KURANG DARI Rp. 1 MILYAR

= 0,5% X 20% X (NJOP – NJOPTKP)= 0,1% X (NJOP – NJOPTKP)

2. LEBIH DARI Rp. 1 MILYAR= 0,5% X 40% X (NJOP – NJOPTKP)= 0,2% X (NJOP – NJOPTKP)

CONTOH SOAL

LIHAT BUKU IPS KELAS 8 SMTR 2HALAMAN 146

DON’T FORGET!

1. PELAJARI2. PAHAMI3. DISKUSIKAN 4. TANYAKAN

GOOD LUCK!