Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

35
SISTEM PERPAJAKAN DAN PENGARUHNYA PADA PEREKONOMIAN DI INDONESIA PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Doing Business 2009, menyebutkan “rata-rata sebuah kegiatan bisnis di Indonesia harus membayar sedikitnya 22 jenis pajak dalam setahun dan membutuhkan waktu sekitar 344 jam kerja. Konsekuensinya, Indonesia menempati posisi ke 104 dari 181 negara”. Dari studi tersebut, ADB (Asian Development Bank) mengusulkan perlunya penyederhanaan dalam sistem pembayaran pajak di Indonesia. Sistem perhitungan pajak setiap negara berbeda tergantung kepada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahnya. Seiring dengan penyempurnaan yang dilakukan secara berkesinambungan, sistem perhitungan pajak di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan. Hal tersebut tercermin dari perubahan yang terjadi pada undang-undang yang terkait dengan masalah perpajakan sebagai landasan hukum bagi berlakunya sistem perpajakan di Indonesia.

description

sistem perpajakan yang ada di indonesia

Transcript of Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Page 1: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

SISTEM PERPAJAKAN DAN PENGARUHNYA PADA

PEREKONOMIAN DI INDONESIA

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Doing Business 2009, menyebutkan “rata-rata sebuah kegiatan

bisnis di Indonesia harus membayar sedikitnya 22 jenis pajak dalam

setahun dan membutuhkan waktu sekitar 344 jam kerja. Konsekuensinya,

Indonesia menempati posisi ke 104 dari 181 negara”. Dari studi tersebut,

ADB (Asian Development Bank) mengusulkan perlunya penyederhanaan

dalam sistem pembayaran pajak di Indonesia.

Sistem perhitungan pajak setiap negara berbeda tergantung kepada

kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahnya. Seiring dengan

penyempurnaan yang dilakukan secara berkesinambungan, sistem

perhitungan pajak di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan.

Hal tersebut tercermin dari perubahan yang terjadi pada undang-undang

yang terkait dengan masalah perpajakan sebagai landasan hukum bagi

berlakunya sistem perpajakan di Indonesia.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang utama. Semakin

hari peranan penerimaan pajak bagi pembiayaan pengeluaran

umum/negara semakin besar. Saat ini pemerintah sedang mempersiapkan

amandemen UU Perpajakan Tahun 2005 yang menandai dilaksanakannya

reformasi perpajakan keempat. Pertanyaan yang muncul adalah apasajakah

pengaruh perpajakan nasional yang telah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Page 2: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Makalah ini disusun guna memabahas peran mendasar dan

pengaruh-pengaruh terhadap perekonomian dari sistem perpajakan di

Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajakan

Menurut Adam Smith, pajak adalah “a contribution from the citizen to

support of the state”. Bastable menyatakan pajak adalah “a compulsory

contribution of the wealth of a person or body of person for service of public

powers”. Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., &

Brock Horace R, pajak adalah “suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke

sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib

dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa

mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat

melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.”

Dari kalangan dalam negeri, Rochmat Soemitro menyatakan bahwa pajak

adalah “iuran kepada rakyat kepada kas Negara (peralihan kekayaan dari

sector partikulir ke sector pemerintah) berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat

ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum”. Menurut

Prof.Dr.P.J.A. Adriani, pajak adalah “iuran masyarakat kepada negara (yang

dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi

kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.”

Page 3: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum

dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang

Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya

dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran

bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama,

berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk

kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan

keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan

kebutuhan masyarakat.

2.2 Konsep Perpajakan

2.2.1 Tujuan Perpajakan

Perpajakan diperlukan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara.

Tujuan dari perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan investasi dari

sistem kegiatan sosial sehingga sistem administrasi dapat menyediakan barang

dan jasa publik, sosial atau kolektif dan dapat memberikan subsidi kepada

golongan miskin tanpa menimbulkan inflasi dan kesukaran dalam neraca

pembayaran.

Fungsi pokok dari perpajakan adalah untuk menekan berbagai permintaan

akan kapasitas produktif dari sistem kegiatan sosial. Dengan demikian,

perpajakan mempunyai tujuan lain, di samping sebagai sumber pendapatan

negara. Perpajakan yang eifisien dilaksanakan dengan suatu cara yang dapat

membantu pembagian pendapatan yang lebih merata, dapat membantu untuk

memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat

kebijaksanaan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem

administrasi.

Suatu sistem pajak yang baik haruslah memenuhi kriteria, diantaranya

adalah sebagai berikut:

Page 4: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

1. Distribusi dari beban pajak harus adil, setiap orang harus

membayar sesuai dengan “bagiannya yang wajar”.

2. Pajak-pajak harus sedikit mungkin mencampuri keputusan-

keputusan ekonomi.

3. Pajak-pajak haruslah memperbaiki ketidakefisienan yang

terjadi di sektor swasta, apabila instrumen pajak dapat

melakukannya.

4. Struktur pajak haruslah mampu digunakan dalam kebijakan

fiskal untuk tujuan stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi.

5. Sistem pajak harus dimengerti oleh wajib pajak.

6. Administrasi pajak dan biaya pelaksanaannya haruslah

sesedikit mungkin.

7. kepastian.

8. Dapat dilaksanakan.

9. Dapat diterima,

Suatu sistem pajak yang baik adalah suatu sistem pajak yang adil. Konsep

keadilan ini sifatnya relatif, sehingga harus dijelaskan lebih lanjut. Dalam

bidang perpajakan konsep keadilan menjadi dua klasifikasi, yaitu keadilan

datar (horizontal equity) dan keadilan tegak (vertical equity). Yang dimaksud

dengan keadilan datar adalah pengenaan pajak dimana setiap orang yang

kedaannya sama haruslah menderita beban pajak yang sama besarnya.

Sedangkan keadilan tegak adalah situasi dimana orang yang keadaannya

berbeda adalah haruslah menderita beban pajak yang berbeda pula.

2.2.2 Landasan hukum

Landasan hukum adalah acuan hukum dasar yang menguatkan

dilakukannya suatu kegiatan atau yang melandasi pelaksanaan suatu

kebijakan. Ada landasan hukum yang bersumber dari hukum dasar, yaitu

UUD 1945. Ada juga yang berbentuk undang-undang sebagai turunan dari

UUD 1945, landasan hukum pajak yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. UUD 1945 Pasal 23 Ayat 1 sampai dengan 3.

Page 5: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

2. Undang-Undang Perpajakan sebagai turunan dari UUD 1945 Pasal 23

yang telah mengalami beberapa kali penyempurnaan, dan terakhir

disyahkan serta berlaku mulai tanggal 1 Januari 2001 sebagai berikut:

1) UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan;

Undang-undang di antaranya mengungkapkan hal-hal sebagai

berikut.

1) Tanggung jawab pelaksanaan pajak ada pada anggota masyarakat.

2) Sistem pemungutan dan perhitungan pajak menggunakan sistem

“self assessment” yang artinya masyarakat diberi kepercayaan

untuk menghitung dan menyetor pajak sendiri kepada pemerintah.

3) Undang-undang ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2001

2) UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh).

Hal-hal yang diatur dalam undang-undang ini di antaranya adalah

sebagai berikut:

1) Objek pajak

Objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan

ekonomi yang diterima wajib pajak, baik berasal dari dalam

negeri maupun luar negeri atau segala sesuatu yang menambah

kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun.

2) Bentuk penghasilan

Maksud bentuk penghasilan adalah balas jasa yang diterima wajib

pajak berupa hadiah, laba usaha, honor, keuntungan, maupun

warisan.

3) Penghasilan tidak kena pajak (PTKP)

4) Tarif pajak penghasilan

3) UU No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan

Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM);

4) UU No. 20 Tahun 2000 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

5) UU No. 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

(PPSP).

Page 6: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

2.2.3 Prinsip-prinsip dalam perpajakan

1. Prinsip pemanfaatan dalam perpajakan

Pengenaan pajak dapat didasarkan pada kriteria efisiensi, yaitu

dimana tingkat produksi ditentukan pada biaya marginal sama

dengan harga.

2. Prinsip kemampuan membayar

Setiap orang haruslah membayar bagiannya (pajak) sesuai dengan

kemampuannya untuk membayar.

3. Konsep equal sacrifice

Kesamaan pengorbanan absolut (equal absolute sacrifice) ialah

bahwa pajak hendaknya dibebankan kepada wajib pajak

sedemikian rupa sehingga beban riil atau kepuasan/guna yang

hilang dari masing-masing pembayar pajak itu adalah sama

besarnya.

2.3 Arti penting perpajakan bagi Indonesia

Saat ini sektor pajak memberikan kontribusi yang terbesar dalam APBN.

Bahkan pajak adalah salah satu penerimaan negara yang paling potensial.

Penerimaan dari sektor pajak ini selanjutnya digunakan oleh negara untuk

membiayai pembangunan sarana dan prasarana kepentingan umum bagi

masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya pajak bagi negara

karena pajak merupakan sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran negara/pemerintah yang disebut sebagai fungsi

budgeteir.

Seperti diuraikan di atas bahwa pajak merupakan kontribusi masyarakat

untuk ikut berperan aktif dalam membangun negaranya, yaitu membangun

sarana dan prasarana kepentingan umum bagi masyarakat itu sendiri. Dengan

kontribusi ini masyarakat berhak untuk melakukan kontrol terhadap

Page 7: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

pemerintah. Di pihak lain, tidak boleh dilupakan bahwa pajak memang

merupakan bentuk tanggung jawab masyarakat sebagai warga negara dalam

menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sinilah letak pentingnya

pajak bagi masyarakat sebagai Wajib Pajak.

2.3.1 Reformasi pajak di Indonesia

Reformasi pajak di Indonesia pertama kali diluncurkan tahun 1983,

dengan perombakan system pajak paling mendasar, yaitu

digantikannya official assessment system menjadi self assessment

system.

Tahun 1994, pemerintah merilis reformasi perpajakan kedua.

Perpajakan pada masa ini banyak mengadopsi perkembangan baru di

bidang perpajakan, khususnya secara teknis perpajakan yang makin

mengurangi kesenjangannya dengan praktik akuntansi. Kemudian

disusul dengan reformasi tahun 2000,2002, dan 2004.

Reformasi perpajakan di Indonesia merupakan langkah sistematis

yang disusun melalui perencanaan yang baik. Namun, evaluasi yang

dibahas dalam bagian terdahulu menjadi beberapa poin yang juga

menunjukkan bahwa system perpajakan nasional harus direformasi

terus-menerus.

Reformasi perpajakan selama ini telah mencapai hasil yang baik, namun

masih banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki. Pencapaian ukuran

keberhasilan pemungutan pajak masih relatif lebih rendah dibandingkan

dengan negara-negara tetangga. Konsekuensinya reformasi perpajakan harus

terus dilanjutkan, baik dari sisi peningkatan kesadaran masyarakat untuk

membayar pajak (tax compliance), kepastian hukum bagi pembayar dan

aparat pajak dan peningkatan kualitas pelayanan dan administrasi

perpajakan. Atau dengan kata lain, reformasi perpajakan edisi keempat harus

menyentuh aspek SDM, landasan hukum yang konsisten dan organisasi yang

modern yang menjamin efisiensi dan efektifitas sistem perpajakan yang

ideal.

2.3.2 Sistem Perpajakan di Indonesia

Page 8: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di

Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan

salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen

Keuangan Republik Indonesia. System perekonomian yang dilakukan

oleh Indonesia pada mulanya mencakup ketiga system, yaitu Official

assessment system, Self assessment system, dan withholding tax

system.

1. Official Assessment System

Sistem ini dilaksanakan sampai dengan tahun 1967. Official

Assessment System adalah suatu cara pemungutan pajak yang

wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

pemungut pajak (fiscus).

Sistem ini diterapkan dalam hal pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), dimana KPP akan mengeluarkan surat ketetapan pajak

mengenai besarnya PBB yang terhutang setiap tahun. Jadi wajib

pajak tidak perlu menghitung sendiri, tapi cukup membayar PBB

berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang

dikeluarkan oleh KPP dimana tempat objek pajak tersebut terdaftar

2. Semi Self Assessment System dan With Holding System

Kedua sistem ini dilaksanakan di Indonesia dari tahun 1968

sampai dengan 1983. Semi Self Assessment System adalah cara

pemungutan pajak yang wewenang untuk menentukan besarnya

pajak terutang ada pada wajib pajak bersama dengan fiscus.

Contohnya diterapkan dalam penyampaian SPT Tahunan PPh (baik

untuk Wajib Pajak Badan maupun Wajib Pajak Orang Pribadi), dan

SPT Masa PPN.

WithHolding Tax System adalah cara pemungutan pajak yang

wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

pihak ketiga yang ditunjuk. System ini diterapkan dalam

mekanisme pemotongan/pemungutan sesuai PPh Pasal 21, PPh Pasal

22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Final Pasal 4 Ayat (2), PPh

Pasal 15, dan PPN. Sebagai bukti atas pelunasan pajak ini biasanya

Page 9: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

berupa bukti potong atau bukti pungut. Dalam kasus tertentu ada juga

yang berupa Surat Setoran Pajak (SSP). Bukti-bukti pemotongan ini

nanti dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh/SPT Masa PPN dari

Wajib Pajak yang bersangkutan

3. Full Self Assessment System

System ini dilaksanakan sejak tahun 1983 sampai dengan

sekarang. Full Self Assessment System adalah suatu cara

pemungutan pajak dengan penentuan besarnya pajak terutang

ada pada wajib pajak. Dengan kata lain, wajib pajak yang

melakukan perhitunganya sendiri. Fiscus tidak ikut campur, ia

hanya memberikan petunjuk dan bantuan kepada wajib pajak

yang belum bisa atau belum memahami cara perhitunganya

serta mengingatkan atau melakukan penagihan kepada wajib

pajak yang belum membayar kewajibannya pada saat jatuh

tempo.

Mekanisme perpajakan yang dianut di Indonesia saat ini untuk berbagai

jenis pajak didasarkan pada self assessment system. Dalam Self assessment

system mengandung hal yang penting, yang diharapkan ada dalam diri wajib

pajak yaitu :

1. Tax consciousness atau kesadaran wajib pajak.

2. Kejujuran wajib pajak.

3. Tax mindedness wajib pajak, hasrat untuk membayar pajak.

4. Tax discipline, disiplin wajib pajak terhadap pelaksanaan peraturan

perpajakan sehingga pada waktu wajib pajak dengan sendirinya

memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya oleh Undang-undang.

Hingga saat ini kantor pajak telah merubah sistem administrasinya

menjadi tiga yaitu KPP Besar, KPP Madya, KPP Pratama. Dimana ketiga

KPP tersebut telah menerapkan sistem administrasi modern diantaranya ada

Account Representative (AR), kring pajak, dan help desk.

Mereka mengharapkan dengan adanya perubahan sistem tersebut citra

negatif Pajak dimasyarakat dapat berubah dari yang semula enggan

Page 10: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

membayar pajak karena takut berurusan dengan orang pajak menjadi lebih

pro aktif untuk membayar pajak. Tetapi yang lebih diinginkan masyarakat

sebenarnya adalah perubahan budaya orang pajak sendiri yaitu dari penguasa

menjadi pelayan masyarakat sesuai dengan namanya kantor pelayanan.

Kesulitan masyarakat untuk membayar pajak disebabkan kurangnya

sosialisasi dr aparat pajak khususnya dimana mereka hanya memberikan

sosialisasi kepada wajib pajak tertentu saja (besar & berpotensi) bukannya

kepada seluruh wajib pajak. salah satu contoh : ketika pelaporan SPT

tahunan 2007 banyak wajib pajak yang kecewa ternyata mereka sudah tidak

terdaftar di KPP dimana sebelumnya mereka terdaftar tetapi pindah ke KPP

lain (KPP Pratama lainnya) tanpa ada pemberitahuan sebelumnya (surat

terlambat datang).

Hal-hal seperti ini diharapkan tidak terjadi lagi dalam penerapan sistem

administrasi modern yang telah berjalan selama ini sehingga minat

masyarakat untuk membayar pajak dapat tumbuh sehingga kelancaran

pembangunan negeri ini tidak terganggu.

2.4 Peranan dan Dampak Pajak dalam Perekonomian

Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk

berbagai tujuan, misalnya untuk membiayai penyediaan barang dan jasa publik, untuk

mengatur perekonomian, dapat juga mengatur konsumsi masyarakat. Karena sifatnya

yang dipaksakan tersebut maka pajak akan mempengaruhi perilaku ekonomi

masyarakat atau seseorang.

2.4.1 Peranan Pajak dalam Pembangunan

Pajak merupakan modal dasar pembangunan. Pada saat pemerintah

melakukan belanja barang dan jasa terjadi aliran pendapatan dari

pemerintah ke dalam masyarakat. Termasuk juga dalam hal ini

beberapa multiplier effect dalam bentuk, misalnya employment

creation dan peningkatan output. Kenaikan pendapatan masyarakat ini

akan merangsang peningkatan permintaan dan dalam kondisi

penawaran yang relatif terbatas akan terjadi kecenderungan kenaikan

harga (untuk selanjutnya mengarah pada inflasi). Dalam situasi seperti

ini sebagian dari pendapatan masyarakat yang meningkat itu diambil

Page 11: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

oleh pemerintah melalui pajak untuk membiayai defisit anggaran

berikutnya. Hal inilah yang dikatakan sebagai forced saving, yang

selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembentukan modal.

Adanya pajak pula sebagai upaya untuk mengatur alokasi

pendapatan masyarakat. Dengan menarik pajak sesuai mekanismenya,

maka pemerintah dapat mengalokasikan pendapatan pada upaya-

upaya investasi yang dapat dinikmati banyak orang. Dengan

tersedianya banyak investasi, maka akan timbul lapangan pekerja.

Sehingga secara tidak langsung pemerintah telah melakukan realokasi

dan redistribusi pendapatan. Jadi secara tidak langsung adanya

penarikan pajak yang tepat akan membuka peluang bagi kemakmuran

masyarakat serta menjaga stabilitas dengan penciptaan lapangan kerja.

2.4.2 Dampak Pajak terhadap Kesejahteraan (Welfare)

Apabila suatu barang dikenakan pajak maka harga yang dibayar

konsumen lebih tinggi daripada harga yang diterima oleh produsen

atau penjual, karena sebagian harga dibayarkan kepada pemerintah.

Kelebihan beban yang ditimbulkan oleh pajak itulah yang disebut

kesejahteraan yang hilang karena pajak (welfare cost of taxation).

Penting sekali membedakan secara jelas antara biaya tak langsung (the

welfare cost taxation) dan biaya langsung (direct cost of taxation)

dalam hubungannya dengan penarikan sumber-sumber produktif dari

sektor swasta. Misalnya suatu pajak penjualan dikenakan pada produk

tertentu, tetapi pajak tersebut dikenakan sedemikian tinggi sehingga

produk tersebut menurun sampai nol. Dalam hal demikian berarti

tidak ada biaya langsung dari suatu pajak sebab tidak ada penerimaan

pajak yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah. Tetapi jelas ada

beban bagi masyarakat karena pajak yaitu produk tersebut tidak

diproduksi padahal sangat dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian

ada mis-alokasi sumber-sumber produksi sehingga konsumen menjadi

kurang senang dan kehilangan kesejahteraan, yang berarti mereka

memikul beban pajak. Jadi dalam hal ini ada welfare cost of taxation

Page 12: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Harga

Q1

B P1

P0

Jumlah

S

Harga

C A

Q0 0

meskipun tidak ada direct cost of taxation. Apabila pajak penjualan

tersebut dipungut pada tingkat tertentu yang masih menghasilkan

sejumlah penerimaan pajak berarti akan timbul baik welfare cost of

taxation maupun direct cost of taxation.

Harga mula-mula sebelum dikenakan pajak terhadap produk

tersebut adalah Po dan kurva penawaran adalah S, namun ketika

dikenakan pajak pada produk tersebut maka kurva supply bergeser

dari S ke S+T sehingga harga menjadi naik dari Po menjadi P1

sedangkan produksi turun dari Qo menjadi Q1. Penerimaan pajak (the

direct cost taxation) sama dengan PoP1BA. Harga bagi konsumen

sekarang adalah P1 di atas harga awal yaitu Po dan inilah sumber mis-

alokasi yang menyebabkan adanya welfare cost. Pengurangan

konsumsi atas produk tersebut dari Qo ke Q1 berarti hilangnya

manfaat sebesar BCQoQ1. Sumber-sumber produktif yang dipakai

untuk memproduksi Qo dan Q1 dapat digunakan untuk memproduksi

barang-barang lain yang lebih banyak. Jadi pajak membatasi produksi

Page 13: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

barang-barang yang dikenakan pajak dan mendorong sumber-sumber

ptoduktif berpindah ke pemakaian lain. Tetapi nilai barang lain yang

diproduksi (ACQoQ1) lebih sedikit dibanding dengan hilangnya nilai

barang-barang yang dikenakan pajak (BCQoQ1). Perbedaan atau

selisih antara BCQoQ1 dan ACQoQ1 = BAC merupakan welfare cost

sebab ini merupakan besarnya kehilangan neto akan manfaat.

Dengan mengetahui welfare cost maka dapat dibandingkan pajak

yang satu dengan yang lain dan menentukan mana yang memberikan

beban lebih besar kepada masyarakat sehingga pemerintah dapat

membuat alternatif lain di bidang perpajakan. Demikian pula besarnya

welfare cost dapat memberi petunjuk kepada pemerintah untuk

mengalokasikan sumberdaya produktif seefisien mungkin.

2.4.3 Dampak Pajak terhadap Produksi

Dampak pajak terhadap produksi dapat dibagi dalam pengaruh

pajak terhadap produksi keseluruhan dan komposisi produksi.

Pengaruhnya terhadap produksi secara keseluruhan berlangsung

melalui pengaruhnya terhadap kerja, tabungan dan investasi. Lebih

jauh dampak pajak ini terlihat dari kemampuan dan keinginan untuk

bekerja, menabung dan mengadakan investasi.

Kemampuan seseorang untuk bekerja akan berkurang apabila

dikenai pajak yang dapat mengurangi efisiensi kerjanya. Oleh karena

itu, suatu pajak yang dikenakan kepada golongan yang mempunyai

tingkat penghasilan yang rendah dalam suatu masyarakat hanya akan

menurunkan tingkat efisiensi kerjanya.

Kemampuan menabung juga akan berkurang akibat dikenakannya

pajak. Orang yang dikenakan pajak penghasilan, kemampuannya

untuk menabung akan berkurang sebesar marginal propensity to save

(mps) dikalikan dengan jumlah pajak yang dikenakan. Bagi orang-

orang yang tergolong mempunyai pengahasilan rendah, pengenaan

pajak tidak akan mengurangi kemampuannya untuk menabung karena

Page 14: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

memang biasanya mereka itu sudah tidak mempunyai tabungan

walaupun belum dikenakan pajak. Sehingga kalau dikenakan pajak

tidak akan mengurangi tabungannya melainkan akan mengurangi

konsumsinya. Dengan alasan yang demikian ini maka masuk akal jika

kemudian pajak yang dikenakan terhadap petani yang sebagian besar

berpenghasilan rendah tidak dilakukan.

Kemampuan untuk mengadakan investasi tergantung pada sumber-

sumber dana yang akan digunakan untuk mengadakan investasi itu.

Jelaslah kiranya bahwa kemampuan untuk mengadakan investasi ini

akan berkurang dengan adanya pajak yang mengurangi kemampuan

untuk mengadakan tabungan. Karena tabungan adalah sumber dana

untuk investasi maka dengan sendirinya kemampuan untuk

mengadakan investasi juga akan berkurang bila kemampuan untuk

menabung berkurang dengan adanya pajak.

Pengaruh pajak juga dapat mengakibatkan adanya penyimpangan

dalam penggunaan faktor produksi yaitu penggunaan faktor produksi

yang seharusnya dapat menghasilkan produksi maksimum menuju ke

arah penggunaan yang menghasilkan produksi yang lebih sedikit.

Oleh karenanya pajak yang dikenakan jangan sampai mengakibatkan

adanya penyimpangan penggunaan faktor-faktor produksi atau kalau

memang tidak dapat dihindarkan, pajak yang dikenakan jangan

sampai menimbulkan banyak penyimpangan-penyimpangan.

2.4.4 Dampak Pajak terhadap Distribusi Pendapatan

Tujuan pembangunan suatu negara pada umumnya adalah berupa

peningkatan pendapatan nasional per kapita, penciptaan lapangan

kerja, distribusi pendapatan yang merata dan keseimbangan dalam

neraca pembayaran internasional. Keempat tujuan umum

pembangunan ini tidak sejalan dan selaras dalam pencapaiannya,

melainkan seringkali untuk mencapai tujuan yang satu terpaksa harus

mengurangi keberhasilan dari tujuan yang lain. Sebagai misal untuk

Page 15: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali terjadi

ketidakmerataan pendapatan.

Pajak yang regresif cenderung untuk memperbesar ketidak

merataan penghasilan dalam masyarakat. Sebaliknya semakin

progresif sistem pajak yang dianut oleh suatu perekonomian akan

semakin berkuranglah perbedaan penghasilan yang terdapat dalam

perekonomian, sehingga sistem pajak yang digunakan hendaklah

bersifat progresif tajam. Suatu pajak dikatakan mempunyai struktur

yang progresif apabila persentase beban pajak terhadap pendapatan

naik dengan meningkatnya pendapatan. Sedangkan struktur pajak

dikatakan bersifat regresif apabila persentase beban pajak terhadap

pendapatan menurun denagan meningkatnya pendapatan.

2.4.5 Dampak Pajak terhadap Keinginan untuk Bekerja

Jika pajak progresif dikenakan pada pendapatan tenaga kerja maka

tenaga kerja tersebut akan berkurang keinginannya untuk bekerja.

Tenaga kerja yang bersangkutan akan kurang berkehendak untuk

bekerja giat, sebab apabila penghasilannya bertambah maka sebagian

besar hanya akan dipungut oleh pemerintah saja. Jadi pajak progresif

akan mengurangi insentif kerja. Sedangkan pajak regresif merupakan

pajak dengan perkembangan yang kurang dari sebanding dengan

perkembangan taxable capacity, persentase pajak yang harus dibayar

menjadi semakin kecil atau average tax rate menurun pada setiap

peningkatan tax base. Pajak regresif ini akan menambah insentif kerja,

karena dengan semakin tingginya penghasilan yang diperoleh, maka

pajak yang harus dibayarnya semakin rendah persentasenya. Para

pekerja akan bekerja lebih giat agar memperoleh penghasilan yang

lebih besar dan dengan demikian pajak yang harus dibayarnya akan

menjadi semakin kecil persenatasenya.

2.4.6 Pengaruh Pajak Perseorangan terhadap Pengeluaran Konsumsi

dan Tabungan

Page 16: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Dalam analisis ini kita asumsikan bahwa seseorang menabung

dengan tujuan untuk melakukan konsumsi pada suatu waktu yang

akan datang. Penghasilan seseorang dapat digunakan untuk dua

tujuan, yaitu untuk konsumsi dan untuk tabungan (Y = C + S), jadi

pertimbangan seseorang untuk melakukan pengeluaran untuk

konsumsi atau menabung. Kegiatan menabung tidak lain adalah

pertimbangan apakah pendapatan sekarang akan dikonsumsikan

sekarang ataukah akan dikonsumsi pada suatu waktu yang akan

datang, jadi dalam hal ini maka analisis yang harus digunakan adalah

analisis antar-waktu atau inter-temporal analysis. Untuk

mempermudah analisis kita membedakan waktu menjadi dua periode,

yaitu periode 1 (waktu sekarang) dan periode 2 (waktu yang akan

datang).

2.4.7 Pengaruh Pajak Perseorangan terhadap Pemilihan Bentuk

Tabungan

Pada kenyataannya seseorang dapat memilih berbagai jenis

tabungan yang akan dilakukannya. Seseorang dapat menyimpan

uangnya dalam bentuk uang tunai dimana simpanan dalam bentuk ini

mempunyai tingkat resiko yang sangat rendah, bahkan dikatakan

simpanan dalam bentuk tunai tidak mempunyai resiko sama sekali.

Yang dimaksud resiko dalam hal ini adalah resiko penurunan nilai

tabungan.

Sebaliknya, ada bentuk tabungan yang mempunyai tingkat resiko

yang sangat tinggi, misalnya tabungan dalam bentuk saham. Tabungan

dalam bentuk saham mempunyai unsur pertaruhan, karena nilai saham

mengikuti mekanisme pasar, suatu saat nilainya dapat naik tanggi

sekali yaitu apabila permintaan suatu jenis saham meningkat relatif

dibandingkan penawarannya, akan tetapi suatu saat nilainya mungkin

menjadi rendah sekali apabila penawarannya jauh lebih besar

dibanding permintaan akan saham tersebut. Untuk mempermudah

analisis kita misalkan bahwa orang tidak meyukai resiko. Oleh karena

Page 17: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

itu, orang hanya bersedia untuk hanya memegang sebagian besar

tabungannya dalam bentuk tabungan yang mengandung resiko hanya

apabila hasil yang diharapkan akan diterimanya besar. Semakin besar

hasil yang diharapkan akan diterima semakin besar pula seseorang

bersedia menanggung resiko.

2.4.8 Pengaruh Pajak sebagai Perangsang Kerja dan Penawaran akan

Tenaga Kerja

Suatu pajak pendapatan yang proporsional adalah sama dengan

pengurangan proporsional dalam upah dan gaji. Suatu pajak akan

menghasilkan efek substitusi maupun efek pendapatan. Efek

substitusi, dengan mengurangi keuntungan relatif dari pekerjaan

dibandingkan dengan waktu senggang, akan mendorong orang untuk

mengurangi kerja dan menikmati lebih banyak waktu senggang. Efek

pendapatan menyebabkan orang-orang bekerja lebih banyak agar

dapat mempertahankan tingkat kehidupan mereka yang sebelumnya.

Pajak pendapatan mengakibatkan dua perbedaan utama. Pertama,

pajak relatif bagi berbagai orang akan berbeda-beda. Golongan-

golongan yang berpendapatan rendah yang paling mungkin untuk

meningkatkan usaha untuk bekerja sebagai tanggapan atas suatu

pajak, akan dibebaskan dari pajak, dan jumlah-jumlah yang relatif

lebih besar akan ditanggung oleh mereka yang berada pada tingkat

pendapatan tinggi. Kedua, pada pajak pendapatan, jumlah pajak

tergantung kepada jumlah pendapatan yang diperoleh, dan ada

kemungkinan suatu efek substitusi. Oleh karena itu, jumlah bekerja

agak berkurang. Penurunan dalam usaha bekerja dapat berbentuk

macam-macam. Ketidakhadiran menjadi lebih besar, orang yang

bersangkutan enggan melakukan kerja lembur, istri atau anak-anak

keluar dari pasar tenaga kerja. Orang-orang yang berpenghasilan besar

yang bukan berasal dari bekerja termasuk dalam golongan yang paling

besar kemungkinannya untuk mengurangi bekerja.

Page 18: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Selama ini kita menganggap semua pekerja memiliki tanggapan

yang sama terhadap kenaikan dalam pajak seperti halnya dalam

penurunan upah. Tetapi belum tentu demikian, ada kemungkinan

seseorang mengurangi bekerja karena sedemikian bencinya terhadap

pajak pendapatan, sementara ia tidak akan melakukan hal yang sama

terhadap penurunan upah. Sebaliknya, yang bersangkutan dapat

menganggap pajak sebagai bayaran untuk jasa pemerintah dan sama

sekali tidak merubah tingkah laku bekerjanya, hal ini disebut efek

pembelian (purchase effect).

Pemakaian tarif-tarif progresif meningkatkan kemungkinan bahwa

seorang tertentu akan mengurangi bekerja dan bukan lebih giat

bekerja pada suatu tingkat tertentu. Kenyataan bahwa tarif adalah

progresif meningkatkan pengaruh relatif dari efek substitusi, karena

tambahan uang yang diperoleh menyebabkan pengorbanan yang lebih

besar dari waktu senggang sebagi gantinya bekerja; pendapatan netto

dari tambahan jam bekerja secara progresif semakin menurun.

2.4.9 Pengaruh Pajak terhadap Persediaan Relatif Tenaga Kerja

Sejauh hal bahwa persediaan relatif tenaga kerja dipengaruhi

pertimbangan pendapatan uang, maka suatu pajak akan merubah

persediaan relatif. Suatu pajak poll (pajak langsung yang dipungut atas

perorangan), dengan hanya suatu efek pendapatan akan mendorong

orang ke arah pekerjaan yang lebih tinggi. Namun efek substitusi

bekerja ke arah yang berlawanan. Bila pajak adalah progresif, maka

ada kemungkinan yang lebih besar, dibandingkan dengan pajak poll,

untuk mengurangi persediaan yang masuk kepada pekerjaan dengan

bayaran tinggi apabila perbedaannya dibatasi dengan cara yang

progresif.

Arti efek ini bisa dipertanyakan karena pentingnya motif bukan

uang dalam membawa orang ke pekerjaan dengan bayaran yang lebih

tinggi. Gengsi, lingkungan pekerjaan yang baik, dll. merupakan daya

Page 19: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

tarik utama yang membawa orang-orang kepada pekerjaan profesional

dan kepemimpinan dengan bayaran relatif tinggi.

2.4.10 Dampak Pengenaan Pajak secara Umum

Secara makro pengenaan pajak langsung yang beban pajaknya

tidak dapat digeserkan jelas akan mengurangi tingkat pendapatan yang

siap dibelanjakan (disposable income) dan tentu mengurangi tingkat

konsumsi masyarakat dan juga tingkat tabungan masyarakat.

Turunnya konsumsi (C) dan tabungan (S) masyarakat akan ditentukan

oleh tingginya hasrat konsums marginal (marginal propensity to

consume = mpc) dan hasrat tabungan margine (marginal propensity to

save = mps), di mana mpc + mps = 1. Apabila tingkat konsumsi

masyarakat menurun, maka akan mempunyai pengaruh terhadap

tingkat pendapatan dalam perekonomian.

Pajak yang dikenakan pendapatan barang modal menurunkan net

rate of return to saving dan mengurangi tingkat tabungan. Pajak

mempengaruhi investasi secara langsung melalui pengaruhnya

terhadap biaya kapital, jika marginal effective tax rates bervariasi

pada sektor dan aktivitas produksi, maka efisiensi investasi dapat

terpengaruh. Labor Tax mempengaruhi tingkat penawaran dan

permintaan tenaga kerja. Progresivitas pajak personal mengurangi

investasi pada human capital. Total pengaruh pajak pada pertumbuhan

secara signifikan menunjukkan hubungan negative antara tingkat rasio

pajak terhadap produk domestic bruto. Pada umumnya tingginya pajak

mengurangi pertumbuhan ekonomi.

2.5 Masa Depan Perpajakan Indonesia

Untuk menyongsong masa depan perpajakan yang memenuhi harapan

semua pihak yang dalam hal ini pemerintah dan masyarakat, maka harus ada

rekonsiliasi perpajakan nasional. Tingkat kepercayaan yang rendah,

menyebabkan tersumbatnya arus penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Page 20: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

Perluasan pengenaan pajak final dapat dijadikan strategi penyederhanaan

pajak sekaligus mengemat energi kedua belah pihak.

Rekonsiliasi perpajakan juga bisa dan tepat dilakukan dengan

menggunakan mediasi pengampunan pajak (tax amnesty). Tax Amnesty

diharapkan akan mampu meningkatkan cadangan devisa dan investasi di

Indonesia.

Keuntungan jangka panjangnya adalah pemerintah dapat mengawasi

secara ketat, bahkan dapat melakukan law enforcement secara tegas terhadap

perilaku pembayar pajak nakal. Karena itu, tugas pemerintah ke depan dalam

perpajakan adalah bagaimana mengkondisikan agar partisipasi perpajakan

masyarakat meningkat. Partisipasi akan muncul ketika peluang untuk itu

tersedia dengan baik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

kebijakan perpajakan. Harus dapat dicegah pemunculan apatisme perpajakan

pada masyarakat.

Rakyat khususnya pembayar pajak aktif perlu mengambil pilihan untuk

terlibat aktif dalam perumusan RUU perpajakan, agar RUU perpajakan dan

sistem perpajakan menjadi lebih baik, lebih memberikan harapan bagi masa

depan demokrasi, sebab pajak merupakan aspek yang krusial bagi bangunan

Indonesia yang lebih berkeadilan dan demokratis di masa depan.

 

Page 21: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlu disadari bahwa pajak mempunyai pengaruh terhadap ekonomi. Pada

umumnya kemauan untuk bekerja itu akan terpengaruh oleh pengenaan pajak

bila pajak itu dikenakan terhadap penghasilan wajib pajak. Kemampuan kerja

yang menurun akan menurunkan tingkat penghasilan lebih jauh lagi dan akan

mempunyai dampak terhadap kegiatan-kegiatan lainnya terutama dalam

bentuk penurunan konsumsi barang-barang dan jasa yang lain. Namun

demikian pada umumnya kemampuan kerja wajib pajak itu akan

dipertahankan oleh wajib pajak itu sendiri.

Kemampuan untuk menabung berkurang karena bagian pendapatan yang

dikonsumsikan mungkin bertambah dengan adanya pajak-pajak. Pengenaan

pajak akan meningkatkan bagian pendapatan yang dikonsumsikan. Misalnya

pengenaan pajak kendaraan bermotor, pengenaan PBB, pengenaan pajak

hiburan, pengenaan pajak-pajak lainnya akan meningkatkan beban yang harus

ditanggung oleh wajib pajak. Dengan tingkat pendapatan yang sama berarti

pengenaan pajak akan mengurangi bagian pendapatan yang ditabung, dan

selanjutnya yang dapat diinvestasikan.

Semakin besar pungutan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak akan

mengurangi semangat wajib pajak untuk bekerja, khususnya dalam hal pajak

penghasilan. Tetapi dengan pajak kemauan untuk bekerja ini tidak akan

banyak terpengaruh. Pengenaan pajak terhadap barang dan jasa seperti pajak

kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak tontonan

Page 22: Sistem Perpajakan Dan Pengaruhnya Pada Perekonomian Di Indonesia

akan mempunyai dampak terhadap tingkat penggunaan atau tingkat konsumsi

terhadap barang-barang yang bersangktuan. Wajib pajak akan cenderung

mengurangi kemauan untuk mengkonsumsi barang tersebut. Sehingga

ekonomi Negara akan cenderung terpengaruh dengan adanya pajak.

Walaupun pendapatan tinggi, konsumsi cenderung berkurang dan berakibat

pada berkurangnya pendapatan Negara suatu hari nanti.

DAFTAR PUSTAKA

http://angkringanmaswied.blogspot.com/2009/03/pajak-sebuah-perspektif-

dan-pengaruhnya.html

http://bisnis-journals.blogspot.com/2008/06/evaluasi-kinerja-sistem-

perpajakan.html

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/sadha%20suardika.pdf

http://gurumuda.com/bse/sistem-perpajakan-indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/769/1/sosek-siti.pdf

http://robert.web.id/tag/pengaruh-pajak-terhadap-perekonomian/

http://www.ikpi.or.id/content/sistem-perpajakan-perlu-disederhanakan

http://www.skripsiekonomi.com/index2.php?

option=com_content&do_pdf=1&id=21