bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

27
KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI DISUSUN OLEH : Nurul aini : 1301103010009 Raudhatul Jannah : 1301103010037 Utari Putri Primasari : 1301103010137 UNIVERSITAS SYIAH KUALA

description

KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

Transcript of bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

Page 1: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

KOMUNIKASI INFORMASI

AKUNTANSI

DISUSUN

OLEH :

Nurul aini : 1301103010009

Raudhatul Jannah : 1301103010037

Utari Putri Primasari : 1301103010137

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS EKONOMI

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2015

Page 2: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk merupakan sumber konflik

interpersonal yang paling sering disebutkan. Karena individu menghabiskan 70

persen dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi seperti menulis, membaca,

berbicara, mendengarkan. Tampaknya wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu

kekuatan yang paling menghambat keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya

komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi.

Hanya lewat komunikasi, yang merupakan transfer makna dari satu orang ke orang

lain, informasi dan gagasan dapat diantarkan.

Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi informasi dengan implikasi

keuangan atau manajemen. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang

efektif, seseorang harus menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus

disajikan oleh para akuntan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut

harus dinyatakan dengan jelas, ringkas, dan akurat.

Page 3: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

BAB II

PEMBAHASAN

TEORI KOMUNIKASI

Komunikasi adalah proses dimana informasi dipertukarkan antara dua atau

lebih sistem yang ada dalam lingkungan umum. Sistem ini mungkin individu,

organisasi sosial, hewan, atau mesin. Informasi secara umum didefinisikan sebagai

materi bermotif atau energi, yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa

depan sistem berinteraksi.

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Model Lasswell

Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh

Harold Lasswell meliputi :

Siapa….

Mengatakan apa….

Dengan Cara Apa….

Kepada Siapa….

Dengan Dampak Apa….

Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen yang

diperlukan uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan

(siapa) menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa), pada umumnya dalam

bentuk laporang tertulis (dengan cara apa), kepada pihak pengguna internal dan

eksternal (kepada siapa), dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan,

dan tepat waktu untuk mengambil keputusan bisnis yang berdasarkan informasi

(dengan dampak apa).

Page 4: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

Model Shannon-Weaver

Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model

matematis dari komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan

komunikasi melalui alat perantara, seperti telepon atau korespodensi tertulis. Model

ini merupakan suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell karena model

tersebut membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima

informasi, dan tujuan. Dalam konteks akuntansi, sumber dapat berupa tenaga

pembukuan atau klerek; pengirim informasi, kontroler; penerima informasi, orang

yang memperoleh dokumen tersebut, akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu

klien.

Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan kedalam proses

komunikasi. Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusi

terhadap distorsi dari proses transfer informasi. Hal ini tersebut dapat mengarah pada

hancurnya komunikasi. Arus statis dalam sambungan telepon adalah kegaduhan.

Bayangkan masalah yang dapat ditimbulkan akibat salah mendengar nama klien

akibat arus statis tersebut. Model Shannon dan Weaver ini tidak memiliki gagasan

mengenai umpan balik-pertukaran informasi dan bukannya transfer informasi satu

arah-dan konteks atau lingkungan di mana proses tersebut terjadi.

Model SMCR Berlo

Model komunikasi sumber, pesan, saluran, dan penerima (source, message,

channel, receiver- SMCR) yang diajukan oleh David Berlo yang mempunyai

beberapa kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya. Model ini

menyarankan arus informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima tanpa

umpan balik dan model ini juga tidak memasukkan konsep gangguan. Akan tetapi,

Berlo menspesifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebenaran komunikasi

dan pada tahap mana dalam proses tersebut faktor-faktor tersebut beroperasi.

Misalnya saja, ketika mempertimbangkan pesan, ia menyarankan bahwa elemen-

elemen pesan- isi, struktur, kode,dan perlakuannya- akan memengaruhi

Page 5: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

pemahamannya oleh penerima. Lebih lanjut lagi, sementara tidak secara eksplisit

memasukkan konteks proses tersebut terjadi, model tersebut mengindikasikan bahwa

sistem sosial dan budaya dari sumber dan penerima, seta sistem kode dimana pesan

tersebut disusun, memengaruhi kebenaran dari proses komunikasi. Gagasan-gagasan

ini terutama penting untuk perusahaan-perusahaan multinasional yang harus

mempertimbangkan budaya dan sistem sosial dari klien dan pelanggan.

Model Westley-MacLean

Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan satu model

untuk riset komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model

tersebut menjelaskan cara-cara individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang

akan dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus

dalam proses tersebut.

Model Pemusatan Komunikasi

Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena

model-model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias

tersebut meliputi :

1. Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier dan

bukannya proses dua arah yang memiliki siklus dimana informasi dipertukarkan

sejalan dengan berlalunya waktu.

2. Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan

bukannya pada hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan saling

ketergantungannya yang mendasar. Dalam model tradisional, penerima

biasannya bergantung pada informasi yang ditransfer dari sumber. Tidak ada

kebutuhan untuk berinteraksi.

Page 6: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

3. Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankan

konteks objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, focus tersebut pada laporan

itu sendiri dan bukan pada interaksi yang menghasilkannya.

4. Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan

aspek waktu dari pesan itu.

5. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah

persuasi dan bukannya pemahaman, konsesus, dan tindakan kolektif yang

menguntungkan. Dalam konteks bisnis, focus tersebut ada pada penerapan

kebijakan dan bukan pada pengambilan keputusan secara partisipasif.

6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak-dampak psikologis dari

komunikasi terhadap individu-individu yang terpisah dan bukan pada dampak

sosial dan hubungan antar individu dalam suatu komunitas.

7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan

bukannya hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari

sistem informasi manusia yang pada dasarnya bersifat sibernetik.

Sebagai alternatif dari model-model yang bias tersebut, Rogers dan Kincaid

mengajukan Model Pemusatan Komunikasi. Mereka menekankan pada kesatuan

informasi dan tindakan. Semua informasi merupakan konsekuensi dari tindakan;

melalui pemrosesan informasi, tindakan mungkin menghasilkan informasi tambahan.

Model tersebut tidak mempunyai awal dan akhir. Hanya hubungan yang saling

mendefinisikan diantara para partisipan yang memberikan makna kepada

keseluruhan. Ketika informasi dibagi oleh dua atau lebih partisipan, pemrosesan

informasi dapat mengarah pada saling memahami, saling menyetujui, dan tindakan

kolektif, seperti pemecahan masalah bisnis.

Salah satu konsekuensi dari model ini adalah bahwa komunikasi selalu

mengimplikasikan suatu hubungan- suatu proses saling membagi informasi diantara

dua atau lebih orang. Akibatnyam analisis komunikasi harus mempertimbangkan

perbedaan dan persamaan partisipan dan untuk tujuan, perubahan dalam hubungan

antara akuntan dan pengguna informasi- baik satu sama lain maupun perubahan

Page 7: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

dalam individu lain dengan mana mereka berinteraksi mengenai topik-topik

keuangan.

VARIABLE-VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA KOMUNIKASI

AKUNTANSI

Sumber

Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua

aspek tersebut adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan sumber.

1. Kredibilitas Sumber

Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu pesan,

semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya dipahami sebagai perubahan sikap

kearah yang disarankan oleh sumber. Akan tetapi, kredibilitas sumber merupakan

suatu karakteristik dari sumber sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah

bagian dari citra sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang

berbeda. Biasanya, hal ini dibentuk sebelum sumber dan penerima memasuki

kejadian komunikasi.

Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang multidimensional. Riset-

riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor.

Ketiga faktor tersebut adalah :

1) Kewenangan- seberapa andal, terinformasi, memenuhi kualifikasi (melalui

gelar atau profesi), cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.

2) Kejujuran- seberapa aman, jujur, ramah, menyenangkan, dan menariknya

sumber itu dipandang.

3) Kedinamisan- seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber itu

dipandang.

Page 8: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

2. Kesamaan antara Penerima dan Sumber

Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan

penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh

dua faktor, yaitu : kesamaan demografi (misalnya usia, pendidikan, jenis kelamin,

Negara, dan lain-lain) serta kesamaan kognitif (misalnya kesamaan dalam sikap, nilai,

budaya, keyakinan, dan lain-lain).

Komunikasi yang efektif dihasilkan dari kesamaan antara sumber dan

penerima. Akan tetapi, yang sebaliknya dapat juga benar. Pada awalnya, sumber dan

penerima mungkin memiliki sedikit kesamaan. Dengan berinteraksi, sumber dan

penerima menyatu kerangka kognitif bersama atas saling memahami. Misalnya saja,

penerima laporan keuangan mungkin saja hanya mengetahui sedikit atau tidak sama

sekali mengenai masalah tersebut sebelum mereka mulai membacanya. Lebih lanjut

lagi, sementara ideal untuk membuat akuntan serupa mungkin dengan pengguna dari

suatu dokumen, kesamaan mungkin saja adalah mustahil. Perbedaan yang signifikan

pada umumnya ada, paling tidak dalam hal pengetahuan akuntan yang ekstensif

mengenai apa yang sedang dikomunikasikan sementara pengguna tidak memiliknya.

Pesan

Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebaiknya

dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi, yaitu: 1) isi, 2) organisasi atau

struktur, 3) kode, 4) perlakuan, dan 5) elemen-elemen pesan. Diasumsikan bahwa isi

adalah informasi atau materi keuangan yang berkaitan dengan kebijakan manajemen

dan bahwa sistem kode adalah bahasa dari sumber dan penerima. Elemen-elemen dari

pesan adalah kata-kata, kalimat, paragraph, angka, statistik, tabel, dan grafiknya. Hal-

hal tersebut tentu saja bervariasi dengan saluran yang berbeda.

1. Organisasi Pesan

Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya

tempat informasi tersebut digunakan. Di masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat

Page 9: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

linier atau berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua

pemrosesan bahasa (membaca dan mendengarkan) dan juga banyak aktivitas

pemecahan masalah dan berpikir. Karena bahasa Inggris menjadi bahasa utama dari

bisnis internasional, dapat di asumsikan bahwa laporan-laporan bisnis akan

diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian tengah, dan bagian akhir.

Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga bergantung pada latar

belakang pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya, pendidikan, komitmen,

keterampilan, harapan, perhatian, dan tingkat ketertarikan mereka terhadap materi

tersebut seluruhnya membantu menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi suatu

pesan.

Riset terhadap dampak dari urutan juga memiliki implikasi terhadap

komunikasi keuangan. Asumsi teoretis yang mendasari riset ini adalah bahwa

efektivitas pesan bergantung pada penempatan argumentasi atau materi dalam suatu

penyajian. Terdapat tiga strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi, yaitu: 1)

klimaks, informasi yang paling penting disajikan terlebih dahulu, 2) antiklimaks,

informasi terpenting ditempatkan ditengah.

Para peneliti menyimpulkan bahwa urutan penyajian memengaruhi faktor-

faktor, seperti perhatian, minat, pemahaman, dan ingatan. Urutan yang paling efektif

dalam menghasilkan perubahan sikap adalah: 1) pendahuluan, 2) transisi, 3)

kesimpulan. Skema yang menggunakan urutan deduktif secara logis lebih efektif

dalam memastikan retensi dibandingkan dengan urutan di mana kalimat inti

ditempatkan di bagian tengah, tetapi tidak ada perbedaaan dalam minat pembaca.

Pada umumnya riset mengenai pembelajaran dan proses ingatan mengindikasikan

bahwa pemahaman dan retensi bertanggung pada organisasi. Yaitu materi yang

terstruktur dengan baik selalu dipahami dan di ingat dengan lebih baik dibandingkan

dengan materi yang tidak terstruktur.

Riset mengindikasikan bahwa terdapat kesepakatan yang semakin besar

mengenai seluruh topic jika topic-topik yang diinginkan disajikan terlebih dahulu.

Penjelasan tersebut bergantung pada teori pembelajaran stimulus respons. Kandungan

Page 10: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

awal dari pesan memberikan penghargaan dan membiasakan seseorang untuk

memberikan perhatian pada materi tersebut. Ketika informasi negatif disajikan

terlebih dahulu, informasi tersebut cenderung menghukum penerima untuk

memberikan perhatian sejak awal. Hal ini dapat menyebabkan penerima untuk

berhenti memerhatikan materi selanjutnya. Komunikator sebaiknya menetukan sikap

penerima dan menyajikan materi yang disetujui atau disenangi oleh penerima

sebelum meyajikan informasi yang dianggap ofensif. Informasi bisnis yang positif

sebaiknya mendahului yang negatif. Misalnya saja, letakkan materi yang sulit setelah

materi yang mudah atau letakkan berita keuangan yang positif sebelum yang negatif.

Mungkin adalah ide yang bagus untuk memulai suatu laporan atau presentasi dengan

sedikit humor. Di pihak lain, terdapat sedikit riset empiris yang mengaitkan humor

dengan eefektivitas. Walaupun humor meningkatkan perhatian terhadap situasi

komunikasi, dapat saja humor tersebut menghambat pemahaman.

2. Perlakuan Pesan

Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan

pemahaman atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta

dan ide penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan

pembaca terhadap fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca.

Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca semakin

meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan penarik

perhatian, seperti garis bawah, huruf besar, bagan, dan warna.

Terdapat cukup banyak riset mengenai bagaimana menyajikan materi secara

efektif. G. R. Klare (1977) menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi ini

lebih mudah dibaca mudah dimengerti. Kemudahan membaca materi merupakan

fungsi dari karakteristik kata-kata dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut menetapkan

aturan untuk menghasilkan dokumen yang mudah dibaca, yaitu:

1. Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca

suatu materi.

Page 11: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

2. Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah.

3. Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan

dengan kata-kata lain yang muncul di bagian selanjutnhya dari teks sebaiknya

digunakan.

4. Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata yang abstrak, membuat

dokumen menjadi lebih mudah dibaca.

5. Kata-kata kerja aktif, dan bukannya bentuk nominalis, meningkatkan

kemudahan membaca.

6. Penggunaan kata ganti dan anafora (kata-kata atau ungkapan yang mengacu

kembali pada kata atay bagian teks sebelumnya) harus dibatasi.

7. Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia

sebaiknya menggunakan kata dan dibandingkan dengan tetapi atau kata

karena.

8. Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.

9. Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.

Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor, seperti rantai ide,

struktur, dan konsep dalam teks tersebut sebaiknya digunakan untuk menentukan

seberapa sulit untuk memahami materi itu. Riset masa depan berdasarkan pada

pengukuran empiris dibutuhkan untuk menentukan faktor-faktor yang

memprediksikan pemahaman terhadap materi-materi teknis seperti laporan keuangan.

Parameter-paramater berikut ini sebaiknya diinvestigasikan secara khusus untuk

materi-materi keuangan:

1. Kompleksitas struktur dan materi.

2. Keabstrakan.

3. Konsep baru.

4. Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi.

5. Beban kerja selama membaca.

6. Penggunaan waktu.

7. Sensitivitas terhadap gangguan dari luar.

Page 12: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

8. Isi ingatan jangka panjang.

Sejumlah materi mengenai variabel-variabel pesan dan dampaknya terhadap

efektivitas komunikasi telah disajikan. Kesimpulannya sering kali berlawanan karena

komunikasi adalah proses kompleks yang melibatkan interaksi dari semua komponen

yang dijelaskan dalam model-model tersebut. Ketika riset dilakukan mengenai satu

komponen tunggal mana pun, seperti pesan, faktor-faktor lainnya mungkin tidak

konklusif, sehingga usulan apa pun sebaiknya dipandang secara skeptis.

3. Saluran

Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm

(1973) mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:

1. Pancaindra yand dipengaruhi; komunikasi tatap muka membuatnya mungkin

untuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media yang berbeda

menggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam kombinasi untuk

menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.

2. Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah maksimal

dalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik dibutuhkan

untuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk memahami informasi

yang disampaikan. Dengan demikian, dalam penyajian laporan keuangan

harus terkandung di dalamnya metode umpan balik.

3. Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam interaksi

interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima dapat membaca

dengan kecepatan mereka sendiri dan membaca kembali bagian-bagian yang

penting atau terperinci. Penerima memiliki sedikit kendali terhadap media

siaran, kecuali mereka merekam program tersebut, semakin besar kendali

pengguna, semakin besar pembelajaran.

4. Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan

petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku untuk media video,

film, dan terutama media cetak. Akan tetapi, media cetak lebih baik dalam

Page 13: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

menyampaikan ide-ide abstrak seperti kebijakan manajemen. Media

audiovisual adalah media yang lebih kuat untuk menyajikan informasi

konkret.

5. Kekuatan multiplikatif; system komunikasi massa dapat dengan efesien dan

cepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran interpersonal

dapat mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang besar dan periode

waktu yang relatip lama.

6. Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan permanen

yang tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional, keunggulan ini

hanya terbatas pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan pirinngan audio dan

video serta system manajemen informasi yang berbasis komputer, kapasitas

ini telah diperluas ke media elektronik.

Pemahaman materi tertentu dapat diperbaiki dengan penggunaan jaringan

selain media cetak. Lebih lanjut lagi, cara untuk meningkatkan pemahaman adalah

melalui penyajian materi secara serempak menggunakan saluran yang berbeda. Hal

ini disebabkan adanya kebutuhan penerima untuk menggunakan lebih dari satu

pancaindra pada waktu yang bersamaan.

Secara ringkas, akuntansi membangun mekanisme untuk umpan balik ke

dalam proses dan menggunakan saluran yang lebih sesuai untuk menyampaikan

pesan dan dampak yang diinginkan kepada penerima melalui laporan secara teknis.

Dengan pesan, saluran yang optimal bergantung pada situasi komunikasi yang unik di

mana laporan disajikan.

4. Penerima

Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu

mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang

demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku, dan system

atau lingkungan sosial dimana mereka akan menggunakan informasi tersebut. Pada

Page 14: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

umumnya, semakin serupa penerima dan sumber mengenai faktor-faktor ini, maka

semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.

Analisis Penerima

Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan

yang lebih efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai.

Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik untuk

penerima. Akuntan sebaiknya menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima

actual, dan penerima yang potensial sebelum menghasilkan dokumen. Para akuntan

keprilakuan sebaiknya juga menyelidiki pola pencarian informasi oleh klien mereka

dan pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset tersebut menyimpulkan bahwa orang

hanya memberikan sedikit usaha untuk pencarian informasi dan akan menggunakan

sumber yang paling dapat diakses. Informasi dicari karena secara sosial informasi

merupakan suatu keuntungan dan dapat dibahas dalam jaringan interpersonal

pengguna.

Analisis Jaringan

Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi

dihasilkan dengan menggunakan dengan memeriksa arus informasi antar-komponen

dari system tersebut. Komponen-komponen itu dapat berupa individu, kelompok

tugas kecil, atau organisasi formal secara keseluruhan. Struktur jaringan yang optimal

bervariasi dengan fungsi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terlibat

dengan manifestasi tugas produktif akan dilaksanakan fungsi mereka paling baik

ketika mereka sangat terintegrasi. Mereka yang berkepentingan dengan inovasi

memerlukan sejumlah besar perluasan batasan dan demikian mereka dapat melakukan

fungsinya dengan paling baik ketika terhubung secara longgar.

Peran dari komunikator berbeda ketika materi dikembangkan untuk konsumsi

pihak internal dibandingkan jika materi tersebut akan disebarkan kepada lingkungan.

Bidang terakhir berkaitan dengan penggunaan teknologi komunikasi baru, seperti

Page 15: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

jaringan komputer, kabel interaktif dua arah, system pengiriman lewat satelit, dan

teks video. Sejumlah perusahaan pialang saham saat ini memiliki system pendukung

pengambilan keputusan (decision support system) berbasis komputer untuk

membantu para pialang menyimpan dan mengakses catatan klien, menganalisis

portofolionya, dan memperoleh berita tentang harga dan keuangan terkini.

Umpan Balik

Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber

dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran

ide. Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan bukannya arus

penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima. Umpan balik

memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di antara individu dalam

jaringan sosial atau organisasi formal.

Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan untuk

komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik kedalam

proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca pasif menjadi

individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan memenuhi

kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada tahap perencanaan akan

membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari laporan tertentu. Ketika

menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya dimintai umpan balik. Umpan

balik terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk

memodifikasi draf dokumen untuk meningkatkan efektivitasnya:

1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna? Apakah

laporan dimengerti?

2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan penggung?

3. Seberapa sering laporan itu digunakan dan untuk tujuan apa laporan itu

dibutuhkan?

4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari sumber-sumber

lain?

Page 16: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

5. Sumber-sumber lain manakah- dokumen dan orang- yang dicari oleh pengguna

untuk memperoleh informasi yang sama?

6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh laporan

tersebut?

7. Umpan balik seperti apa dapat ditawarkan pengguna laporan terhadap bagian

tertentu dari laporan tersebut?

8. Umpan balik seperti apa yang belum diantisipasi yang dapat diberikan oleh

pengguna dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan terbuka?

9. Apakah karakteristik-karakteristik demografi dan sosial dari pengguna actual?

Siapakah yang menggunakan laporan tersebut?

Jika penyimpangan antara tujuan laporan dan penggunaannya signifikan,

maka modifikasi sebaiknya dibuat untuk mengoreksi masalah-masalah ini. Proses ini

dapat dimurnikan dan diulang dengan berjalannya waktu sampai laporan tersebut

memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan cara ini, focus komunikasi bergeser dari

arus satu arah yang berkosentrasi pada penghasilan pesan ke pertukaran ide antara

akuntan dan pengguna laporan. Dengan perubahan fokus ini akan terjadi perubahan

dalam dokumen tersebut.

Page 17: bab 18 KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Diantara fungsi-fungsi akuntan, seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan

pengomunikasian data, keberadaan komunikasi merupakan hal yang paling penting untuk

memunculkan tanggung jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa tahapan komunikasi yang

diawali oleh komunikasi hingga umpan balik bagi komunikator menjadi serangkaian tahapan

yang perlu dijadikan focus. Hal ini disebabkan karena pemahaman yang terkait dengan

perilaku yang tepat merupakan hasil dari proses komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi,

berbagai jenis variabel komunikasi juga menjadi hal yang penting bagi saluran, penerima,

umpan balik, dan lingkungan. Masing-masing variabel membawa pengaruhnya kedalam

setiap tahapan komunikasi.