BAB 1 Starting Dengan Mereduksi Tegangan
-
Upload
daysardjum -
Category
Documents
-
view
16 -
download
4
Transcript of BAB 1 Starting Dengan Mereduksi Tegangan
BAB 1
STARTING DENGAN PEREDUKSIAN TEGANGAN
1. PENGASUT DENGAN TAHANAN PRIMER
Metode ini menggunakan memiliki sebuah resistor yang terhubung seri dengan jala – jala
pada motor. Hal ini menyebabkan penurunan arus dan kecepatan starting motor. Tahanan
tersebut dapat dilepaskan ketika motor mencapai kecepatan tertentu dan motor tersebut
bekerja pada tegangan total jala – jala. Pemakaian dan pelepasan tahanan pada rangkaian
pengasut motor dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.
Pengasut dengan tahanan primer digunakan untuk mengasut motor rotor sangkar dimana
suatu pembatasan torsi diperlukan untuk menghindari kerusakan pada mesin tersebut.
Starting semacam ini juga digunakan pada inrush current yang terbatas untuk
menghindari gangguan saluran tenaga yang berlebihan.
Gambar 1.1 di bawah menunjukkan pengasut yang terhubung dengan suatu motor induksi
3 jenis rotor sangkar. Ketika tombol start ditekan, suatu rangkaian tercipta dari L1
menuju tombol STOP, tombol START, koil (M) dan relay kontak beban lebih hingga L2.
Ketika koil M energized, kontak – kontak daya utama M dan holding contact (kontak
penahan) M tertutup. Sehingga motor pun energized melalui relay termal beban lebih dan
tahanan pengasut. Dengan terhubung serinya terminal – terminal motor dengan tahanan,
suatu jatuh tegangan timbul pada tahanan tersebut yang menyebabkan motor bekerja
dengan tegangan yang direduksi.
Gambar 1.1 Diagram garis untuk suatu pengasut tahanan primer
Seiring motor mengalami percepatan, jatuh tegangan pada tahanan tadi berkurang secara
bertahap dikarenakan adanya pengurangan arus starting motor. Pada saat yang sama,
tegangan terminal motor meningkat.
Setelah suatu masa percepatan tertentu, kontak delay M menghubungkan rangkaian
hingga koil kontaktor S. Koil S, secara langsung, menutup kontak – kontak S, tahanan –
tahanan tadi terhubung paralel, dan motor tersebut terubung langsung ke tegangan jala –
jala.
Perhatikanlah bahwa tombol STOP secara langsung mengontrol koil M. ketika kontak –
kontak daya M terbuka, koil – koil S terlepas. Setelah koil M energized, suatu unit
pewaktuan pneumatik yang terhubung dengan unit pengasut M menunda penutupan
kontak waktu M. Skema ini menggunakan menggunakan pengasut M untuk suatu tujuan
ganda dan menghilangkan suatu koil, suatu relay pewaktuan.
2. PENGASUT AUTOTRANSFORMATOR
Untuk mengurangi tegangan pada terminal motor selama periode percepatan, suatu
pengasut sutotransformator umumnya memiliki dua autotransformator yang terhubung
delta terbuka.Selama starting dengan pereduksian tegangan, motor itu terhubung ke tap -
tap pada autotransformator. Dikarenakan tegangan starting yang rendah, motor tersebut
menarik arus yang lebih sedikit dan menghasilkan torsi yang lebih sedikit dibandingkan
jika ia terhubung langsung dengan tegangan jala – jala.
Suatu relay waktu yang dapat diatur mengendalikan perpindahan dari keadaan tegangan
yg dikurangi ke tegangan totalnya. Suatu relay yang sensitif terhadap arus mungkin
digunakan untuk mengendalikan perpindahan untuk memperoleh percepatan yang
terbatas-arus.
Untuk mengerti mengenai prinsip kerja dari pengasut autotransformator dengan lebih
jelas, lihatlah gambar 1.2 di bawah. Ketika tombol START ditekan untuk sementara,
relay pewaktuan energized dan menjaga rangakaian yang terletak pada tombol START
dengan kontak instantaneous normally open. Koil starting S energized dari terminal
empat melalui kontak ”penundaan waktu di awal” TR dan melalui interlok yang normally
closed. Pengasut operasi (running starter) tak dapat ditutup pada saat ini disebabkan
karena terbukanya kontak interlock normally closed S dan bekerjanya interlok mekanis.
Setelah suatu periode pewaktuan preset TR, kontak – kontak yang normally closed
terbuka dan yang normally open tertutup. Ketika koil S de-energized, N.C. interlock S
menutup dan meng-energize-kan pengasut operasi R.
Pengaturan penyaklaran kontak untuk suatu rangkaian daya yang umum ditunjukkan pula
pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Pengasut autotrafo memberikan torsi pengasutan yang lebih besar
Per ampere-nya yang ditarik dari jala – jala bila dibandingkan pengasut pereduksi
tegangan lainnya. Diagram pengkawatan ditunjukkan pada gambar sebelah kiri, sedang
diagram garisnya ditunjukkan di sebelah kanan.
Ketika dua transformator digunakan, maka akan terdapat suatu ketidakseimbangan pada
tegangan motor selama starting yang akan mengahsilkan variasi torsi sebesar 10 %. Pada
posisi running, motor terhubung secara langsung dengan jala – jala. Sehingga dengan
demikian, hanya tiga kontak saja yang diperlihatkan.
3. PENGASUT MOTOR DENGAN LILITAN TERPISAH
Motor lilitan terpisah (part winding motor) memiliki kontsruksi yg serupa dengan motor
rotor sangkar standar. Tetapi, motor lilitan terpisah memiliki dua lilitan identik yang
dapat terhubung ke jala – jala secara berurutan untuk menghasilkan arus dan torsi starting
yang lebih kecil.
Pengasut lilitan terpisah dirancang untuk digunakan pada motor rotor sangkar yang yang
memiliki dua lilitan stator yang paralel dan terpisah. Motor lilitan terpisah dipakai untuk
mengendalikan beban – beban sentrifugal seperti kipas, blower, pompa sentrifugal, dan
untuk beban laian dimana diperlukan suatu pengurangan torsi awal.
3.1 PENGASUTAN DUA LANGKAH
Pada suatu pengasut lilitan terpisah, pada gambar 1.3, penekanan tombol START akan
meng-energize kontaktor start S. Hasilnya, setengah dari lilitan motor terhuung ke
saluran dan sebuah relay pewaktuan TR energize. Setelah suatu waktu tunda yang
besarnya tidak lebih dari lima detik, kontak - kontak pewaktuan menutup untuk meng-
energize kontaktor “run”. Kontaktor ini menghubungkan paruh kedua dari ilitan motor
menuju ke jala – jala secara paralel dengan paruh pertama dari lilitan tersebut. Amatilah
bahwa rangkaian kontrol dihasilkan oleh suatu kontak instantaneous N.O. TR yang
dioperasikan oleh relay pewaktuan TR dan kontak pengasutan S. Kedua lilitan tersebut
akan terputus dari jala – jala apabila tombol STOP tertekan atau ada relay beban lebih
yang trip.
Gambar 1.3 Diagram garis suatu pengasut lilitan terpisah, dua-langkah
Suatu pengasut lilitan terpisah tipe dua lilitan memiliki beberapa keuntungan : lebih
murah jika dibandingkan dengan metode pengasutan yang lain karena ia ia tidak
memerlukan elemen pereduksi tegangan seperti transformator, tahanan, ataupun reaktor;
ia hanya menggunakan kontaktor yang berukuran setengah dari ukuran dari kontaktor
pada umumnya; dan ia meyediakan pengasutan transisi yang tertutup. Sedang kekurangan
dari pengasut ini adalah torsi pengasutan tetap yang buruk dan dan pengasut tersebut
hampir selalu merupakan alat pengasut berjenjang (incremental start device).
3.2 PENGASUTAN TIGA LANGKAH
Kapasitas termal dari suatu motor membatasi jarak percepatan pada lilitan pertama kira –
kira hingga 5 detik. Pada banyak kejadian, motor tersebut tidak akan berakselerasi hingga
lilitan keduia dihubungkan.
Pengasutan tiga langkah serupa dengan pengasutan dua langkah, kecuali bahwa ketika
kontaktor pertama tertutup, lilitan pertama terhubung ke jala - jala melalui sebuah
tahanan di tiap fasanya.
Gambar 1.4 Diagram elementer dari suatu pengasut motor liloitan terpisah,
tiga-langkah
Setelah suatu waktu tunda kira – kira sebesar 2 detik, tahanan tersebut dilepas dan lilitan
pertama terhubung ke tegangan penuh. Setelah suatu waktu tunda yang lain sebesar dua
detik, kontaktor run menutup untuk menghubungkan kedua lilitan ke tegangan jala – jala.
Tahanan tersebut tadi dirancang untuk menyediakan kira – kira 50 % tegangan jala – jala
untuk lilitan pengasutan. Dengan demikian, motor mulai bekerja dengan tiga kenaikan
arus pengasutan yang sebanding.
4. PENGASUT OTOMATIS UNTUK MOTOR Y-
Motor Y- memiliki konstruksi yang serupa dengan motor rotor sangkar standar, dengan
pengecualian bahwa kedua ujung dari masing – masing tiga lilitan dibawa menuju ke
terminalnya. Jika suatu pengasut digunakan dimana ia memiliki jumlah kontak
pengkawatan yang tepat, maka motor tersebut dapat diasut secara hubunng bintang dan
bekerja pada hubung delta.
Syarat awal dari skema ini adalah bahwa motor dibelit sedemikian rupa hingga ia akan
bekerja dengan belitan statornya terhubung delta. Ujung –ujung dari seluruh lilitan perlu
ditarik keluar ke terminal – terminal motor untuk menjamin hubungan mereka yang tepat
di lapangana nanti.
Aplikasi utama dari motor Y- adalah untuk mengendalikan beban – beban sentrifugal
seperti kipas, blower, pompa, dan juga untuk situasi dimana suatu torsi pengasutan
diperlukan.
Tiga relay beban lebih dipasang pada pengasut Y-. Relay ini dipasang sehingga mereka
membawa arus lilitan motor. Dengan demikian, relay tersebut harus dipilih berdasarkan
besarnya arus lilitan dan bukannya berdasarkan arus beban penuh yang terhubung . Jika
nameplate motor hanya menunjukkan arus beban penuh terhubung , maka bagilah
dengan 1,73 untuk memperoleh arus lilitan yang digunakan sebagai dasar untuk
menentukan proteksi lilitan motor.
Gambar 1.5 Diagram pengkawatan dan diagram garis untuk pengasut Y-
PENGASUTAN TRANSISI TERBUKA
Pengasutan transisi yang terbuka untuk suatu pengasut Y- ditunjukkan pada gambar 1.5.
Seperti diperlihatkan pada diagram garis di sebelah kanan, perpindahan otomatis dari Y
ke oleh suatu pewaktu pneumatik, yang dioperasikan oleh pergerakan jangkar dari
salah satu kontaktor. Dengan mengoperasikan tombol tekan, tombol STARTmeng-
energize kontaktor S yang ketiga kontak utamanya menghubungkan ketiga ujung motor
secara bersamaan (T4, T5, dan T6) untuk membentuk suatu hubung bintang. Kontak
kontrol normally open S dari kontaktor yang sama menge-energize kontaktor lain, IM.
Dikarenakan pewaktu pneumatik terhubung dengan kontaktor IM, maka motor terhubung
ke jala – jala dan dimulainya periode pewaktuan. Ketika periode pewaktuan telah
selesai, kontaktor pertama S de-energized, yang berakibat tertutupnya kembali normally
closed interlock, dan energized-nya kontaktor 2M yang menghubungkan motor secara
delta. Motor pun bekerja dalam konfigurasi hubung delta. Skema ini disebut transisi
terbuka. Karena terdapat saat dimana rangkaian motor terbuka antara pembukaan kontak
– kontak daya dan penutupan dari kontak – kontak 2M. Keuntungan dari metode ini
adalah bahwa ia tidak membutuhkan peralatan pelengkap pereduksi tegangan. Tapi ia
juga memiliki kerugian dari transisi rangkaian terbuka, ia menghasilkan torsi pengasutan
yang besar per ampere jala – jalanya dibanding suatu pengasut lilitan terpisah.
PENGASUTAN TRANSISI TERTUTUP
Gambar 1.6 diagram elementer dari pengasut Y- dengan pengasutan transisi tertutup
Gambar 1.6 memperlihatkan modifikasi dari gambar 1.5. Pada gambar 1.6, tahanan
digunakan untuk menjaga kontinuitas ke motor untuk menghindari kesulitan – kesulitan
yang berhubungan dengan bentuk transisi rangkaian terbuka dari start dan run.
Dengan pengasutan transisi tertutup, perpindahan dari hubung Y ke dilakukan tanpa
memutuskan motor dari jala – jala. Ketika perpindahan dari Y ke dilakukan pada
pengasutan transisi terbuka, pengasut tersebut sesaat terputus dari motor dan tersambung
kembali dalam hubung . Walaupun suatu transisi terbuka dianggap memuaskan dalam
banyak kasus, namun beberapa instalasi tertentu mungkin memrlukan pengasutan transisi
tertutup untuk menghindari gangguan saluran tenaga. Pengasutan transisi tertutup dicapai
dengan menambah suatu kontaktor 3 kutub dan tiga buah tahanan pada rangkaian
pengasut, yang terhubung sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.3. Kontaktor tersebut
hanya energized selama transisi dari Y ke . Ia menjaga motor terhubung ke catu daya
melalui tahanan selama periode transisi. Surja arus berjenjang, yang diakibatkan dari
transisi tersebut, dengan demikian, dikurangi.
Persyaratan pengasutan motor mungkin akan sangat berpengaruh, batasannya juga ketat,
dan kebutuhan yang rumit hingga tak mungkin untuk memperoleh hasil yang diinginkan
melalui hanya satu metode pengasutan dengan pereduksian arus. Mungkin diperlukan
untuk mengusahakan suatu gabungan metode pengasutan sebelum kinerja yang
memuaskan tercapai. Instalasi – instalasi khusus memerlukan rancangan sistem
pengasutan yang benar – benar cocok untuk memenuhi kondisi – kondisi tertentu.