BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

33
SESI / PERKULIAHAN KE : 1 - 2 TIK : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan standarisasi dan peraturan instalasi serta lembaga yang berwenang melakukan pengujian. 2. Menjelaskan dan menggambar simbol instalasi listrik 3. Menjelaskan jenis-jenis gambar instalasi Pokok Bahasan : Standarisasi dan Peraturan Deskripsi singkat : Kuliah ini akan membahas maksud/tujuan standarisasi dan peraturan dalam instalasi listrik, serta menjelaskan hal-hal yang distandarisasi (standarisasi peralatan, lambang/simbol peralatan listrik) dan juga menjelaskan sumber dasar peraturan umum instalasi listrik yaitu PUIL 2000, serta menjelaskan jenis-jenis gambar dalam instalasi kelistrikan. Disamping itu juga diberikan latihan-latihan menggambar lambang/simbol peralatan listrik dan jenis-jenis gambar instalasi listrik. Materi standarisasi dan peraturan ini sangat bermanfaat sebagai dasar dalam melakukan perancangan dan instalasi kelistrikan dan sebagai dasar pokok-pokok bahasan selanjutnya. . Bahan Bacaan : 1. Muhaimin Instalasi Listrik I ”, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung, 1995 2. Van Hatren,P, Setiawan,E, “Instalasi Listrik Arus Kuat I”, Bina Cipta, Bandung , 1991 3. YAYASAN PUIL,”PUIL 2000”, Jakarta. 2000 Pertanyaan Kunci/Tugas : Ketika Anda membaca bahan bacaan ini, gunakanlah pertanyaan- pertanyaan ini untuk membantu anda. 1

Transcript of BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Page 1: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

SESI / PERKULIAHAN KE : 1 - 2

TIK : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :1. Menjelaskan standarisasi dan peraturan instalasi serta lembaga yang berwenang

melakukan pengujian.2. Menjelaskan dan menggambar simbol instalasi listrik3. Menjelaskan jenis-jenis gambar instalasi

Pokok Bahasan : Standarisasi dan PeraturanDeskripsi singkat :Kuliah ini akan membahas maksud/tujuan standarisasi dan peraturan dalam instalasi listrik, serta menjelaskan hal-hal yang distandarisasi (standarisasi peralatan, lambang/simbol peralatan listrik) dan juga menjelaskan sumber dasar peraturan umum instalasi listrik yaitu PUIL 2000, serta menjelaskan jenis-jenis gambar dalam instalasi kelistrikan. Disamping itu juga diberikan latihan-latihan menggambar lambang/simbol peralatan listrik dan jenis-jenis gambar instalasi listrik. Materi standarisasi dan peraturan ini sangat bermanfaat sebagai dasar dalam melakukan perancangan dan instalasi kelistrikan dan sebagai dasar pokok-pokok bahasan selanjutnya. .

Bahan Bacaan :1. Muhaimin “Instalasi Listrik I ”, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung,

19952. Van Hatren,P, Setiawan,E, “Instalasi Listrik Arus Kuat I”, Bina Cipta, Bandung , 19913. YAYASAN PUIL,”PUIL 2000”, Jakarta. 2000

Pertanyaan Kunci/Tugas :Ketika Anda membaca bahan bacaan ini, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan ini untuk membantu anda.

1. Apa tujuan adanya standarisasi dalam peralatan listrik.2. Apa tujuan adanya peraturan dalam Instalasi kelistrikan.3. Apa tujuan diadakan pengujian terhadap peralatan listrik4. Apa maksud dibuat simbol atau lambang untuk peralatan listrik5. Jelaskan jenis-jenis gambar instalasi

Tugas :Tugas / latihan secara lengkap ada pada penutup materi standarisasi dan peraturan ini.

1

Page 2: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

BAB I STANDARISASI DAN PERATURAN

1.1. Pendahuluan

Sekarang ini, di Indonesia beredar berbagai peralatan listrik buatan dalam dan

luar negeri. Untuk itu perlu diketahui berbagai penandaan maupun standarisasi dari

beberapa negara agar diketahui dengan pasti bahwa peralatan itu sudah diuji di

negara yang membuat atau di Indonesia.

Dua organisasi interansional yang bergerak di bidang standarisasi ialah:

”International Electrotechnical Commision” (IEC) untuk bidang

teknik listrik, dan

“International Organization for Standardization” (ISO) untuk

bidang-bidang lainnya.

Sekretariat kedua organisasi ini berada di Geneva, dan mereka bekerjasama

dengan erat.

Selain standarisasi terhadap peralatan listrik dibutuhkan pula peraturan-peraturan

dalam pemasangan instalasi listrik yang bertujuan untuk pengamanan terhadap

manusia dan barang, dimana peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku

Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000, disingkat PUIL 2000.

Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan

instalasi, seorang ahli listrik harus juga mahir membaca gambar instalasi. Peralatan

listrik dalam gambar instalasi digambar dengan menggunakan lambang/simbol yang

berlaku untuk tiap peral atan.

2

Page 3: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

1.2. Standarisasi

Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman, antara lain mengenai:

a. Ukuran, bentuk dan mutu barang;

b. Cara menggambar dan cara kerja.

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis

barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.

Standarisasi membatasi jumlah dan jenis barang, sehingga mengurangi

kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu, standarisasi juga mengurangi

pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya standarisasi, mesin-

mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien, sehingga

dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.

Di Indonesia hingga saat ini belum terbentuk suatu Badan Satandarisasi

Nasional. Namun demikian Indonesia telah menjadi anggota IEC maupun ISO.

Kegiatan standarisasi di Indonesia dilakukan oleh beberapa departemen untuk

bidangnya masing-masing. Untuk bidang teknik listrik arus kuat, usaha standarisasi

diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perusahaan Umum

Listrik Negara (PLN) dan beberapa instansi lain.

1.3. Peraturan

Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan. Tujuan peraturan-

peraturan ini ialah:

a. Pengamanan manusia dan barang;

b. Penyediaan tenaga listrik yang aman dan efesien.

3

Page 4: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan orang tidak ahli di bidang listrik. Supaya

listrik dapat dipergunakan dengan seaman mungkin, maka syarat-syarat yang

ditentukan dalam peraturan sangat ketat.

Peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku Persyaratan Umum Instalasi

Listrik 2000, disingkat PUIL 2000. Buku peraturan ini diterbitkan oleh Panitia

Revisi PUIL, lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. PUIL 2000 ini merupakan

pembaharuan dari PUIL 1987.

PUIL 1987 merupakan pembaharuan dari Peraturan Umum Instalasi Listrik

1977 , dan PUIL 1977 merupakan pembaharuan dari Peraturan Umum Instalasi

Listrik yang lama, yaitu PUIL NI 6. Sedangkan PUIL NI6 ini adalah terjemahan dari

”Algemeene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Installaties in nederlandsch

Indie” atau AVE Norm 2004, terbitan tahun 1937.

Dengan berlakunya PUIL 2000, maka PUIL 1987 tidak berlaku lagi. Demikian

pula peraturan atau ketentuanlain di bidang instalasi listrik, kecuali yang tidak

bertentangan dengan PUIL 2000.

Peralatan listrik hanya boleh dipergunakan untuk instalasi, apabila:

a. Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000 (ayat 2.4.1.1)

b. Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang .

1.4. Pengujian peralatan Listrik

Menurut ayat 2.4.1.1 semua bagian perlengkapan/peralatan listrik yang

akan dipergunakan untuk instalasi listrik, harus memenuhi ketentuan-ketentuan

PUIL 2000.

4

Page 5: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Di indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum

Listrik Negara, yaitu Pusat penyeledikan Masalah Kelistrikan, disingkat LMK.

Peralatan listrik yang mutunya diwasi oleh LMK dan telah disetujui, diizinkan

untuk memakai tanda persetujuan LMK (gambar1.1). Pada kabel yang berselubung

bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC, tanda persetujuan ini dibuat timbul

dan diletakkan pada selubung luar kabel. Cara ini sulit dilaksanakan untuk kabel-

kabel ukuran kecil, misalnya NYA ukuran kecil. Untuk kabel-kabel demikian

digunakan kartu sebagai tanda persetujuan LMK (gambar 1.2).

Gambar 1.1 tanda persetujuan LMK

Gambar 1.2 kartu tanda persetujuan LMK

1.5. Simbol/ lambang Instalasi Listrik

Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan

intalasi, seorang ahli listrik harus juga mahir membaca gambar instalasi. Denah

ruangan yang akan dilengkapi dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan

skala 1:100 atau 1:50. Pada denah ini digambar instalasi yang akan dipasang,

dengan menggunakan lambang-lambang yang berlaku.

5

Page 6: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.3 a. Lambang-lambang untuk instalasi arus kuat

6

Page 7: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.3 b Lambang-lambang untuk instalasi arus kuat

7

Page 8: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.3 c. Lambang-lambang untuk instalasi arus kuat

8

Page 9: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.3 d. Lambang-lambang untuk instalasi arus kuat

9

Page 10: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.3 e. Lambang-lambang untuk instalasi arus kuat

10

Page 11: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar-gambar 1.3a sampai dengan 1.3e memperlihatkan lambang-lambang

yang penting untuk instalasi arus kuat. Ukuran-ukuran yang diberikan dalam

beberapa gambar tersebut dimaksudkan sebagai petunjuk untuk pembuatan gambar

instalasi.

Ukuran gambar ikut menentukan ukuran lambang yang sebaiknya digunakan.

Akan tetapi supaya hasilnya rapi, perbandingan antara ukuran masing-masing

lambang harus seragam. Jumlah lambang sebaiknya dibatasi sedapat mungkin,

hanya yang perlu saja yang digambar. Bentuk lambang yang digunakan sedapat

mungkin bentuk yang paling sederhana.

Lambang-lambang dapat juga digambar dalam bentuk gambar cerminnnya atau

dalam kedudukan apapun, asal tidak menimbulkan keragu-raguan.

Di dalam atau di samping lambang dapat ditambahkan penjelasan-penjelasan

khusus bila diperlukan.

Apabila ada alat yang lambangnya belum dibakukan, maka dipilih sustu

lambang dan artinya dijelaskan dalam gambar.

Lambang-lambang yang penting dapat digambar lebih tebal atau lebih besar

sehingga lebih menonjol.

1.6. Jenis-jenis gambar instalasi

1.6.1 Pengantar

Gambar elektroteknik memberi keterangan tentang pelaksanaan instalasi listrik

dan pembuatan peralatan listrik.

11

Page 12: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar-gambar dapat dibagi berdasarkan:

a. tujuannya;

b. cara menggambarnya.

Nama yang diberikan pada gambar umumnya menyatakan tujuan gambar itu,

kadang-kadang juga cara menggambarnya.

Berturut-turut di bawah ini akan dibahas jenis-jenis gambar yang paling sering

digunakan dalam teknik arus kuat.

Sebuah gambar bagan atau diagram menjelaskan dengan bantuan lambang-

lambang, bagaimana cara menghubungkan bagian-bagian instalasi, tanpa

menghiraukan perbandingan ukuran-ukuran ruangannya.

Pembagian menurut tujuan dan cara menggambarnya dapat dibagi lagi sebagai

berikut:

a. Pembagian menurut tujuan

1. diagram-diagram yang bersifat menjelaskan:

- diagram dasar

- diagram lingkaran arus

- diagram instalasi

2. diagram-diagram pelaksanaan

- diagram pengawatan

- diagram saluran

3. gambar instalasi

4. gambar situasi

12

Page 13: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

b. Pembagian menurut cara menggambar

1. cara menggambar dengan garis ganda

2. cara menggambar dengan garis tunggal

1.6.2 Diagram dasar

Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi

secara elementer.

Gambar 1.4 memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi

(PHB), digambar dengan cara disederhanakan, dan gambar 1.5 memperlihatkan

diagram yang sama digambar secara terperinci. Gambar 1.6 memperlihatkan

bentuknya.

Gambar 1.4 diagram dasar suatu PHB

Gambar 1.5 Diagram PHB yang terperinci

13

Page 14: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.6 bentuk PHB

1.6.3 Diagram lingkaran arus

Diagram lingkaran arus dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu

rangkaian secara terperinci. Diagram ini digunakan untuk merencanakan rangkaian-

rangkaian yang rumit dan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi

padanya. Tanpa diagram ini sering kali tidak mungkin untuk memperoleh gambaran

yang jelas tentang cara kerja sutu rangkaian.

Gambar 1.7 memperlihatkan diagram lingkaran arus suatu rangkaian kutub

satu. Dalam diagram lingkaran arus, sakelar-sakelar selalu digambar sedemikian

hingga bergerak dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas (gambar-gambar 1.8 dan

1.9)

14

Page 15: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.7 diagram lingkaran arus

Gambar 1.8 Kontak-kontak Hubung

Gambar 1.9 kontak-kontak pemutus

1.6.4 Diagram pengawatan

Diagram pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan pengawatan dalam

suatu alat listrik

Gambar 1.10 memperlihatkan diagram pengawatan suatu kotak bagi.

15

Page 16: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

1.6.5 Diagram saluran

Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian suatu

instalasi.

Gambar 1.11 memperlihatkan suatu diagram salurantopografis. Dalam diagram

saluran topografis, saluran-salurannya sedapat mungkin digambar sesuai dengan

keadaan sebenarnya.

Gambar 1.12 memperlihatkan diagram saluran yang sama dalam bentuk yang

lebih sederhana.

Gambar 1.11 diagram saluran topografis

Gambar 1.12 diagram saluran sederhana

16

Page 17: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

1.6.6 Gambar instalasi dan diagram instalasi

Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam gambar instalasi harus dapat

diambil kesimpulan, apakah instalasi itu dapat membahayakan orang atau tidak, dan

pakah ia dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau gangguan bagi konsumen lain

atau tidak.

Gambar 1.13 memperlihatkan gambar instalasi untuk suatu ruangan. Saluran-

salurannya tidak digambar. Dalam praktek gambar ini juga digunakan sebagai

gambar pelaksanaan. Mereka yang bertugas memasang instalasinya, menentukan

sendiri letak saluran-salurannya di tempat pekerjaan.

Dalam praktek tidak selalu mungkin untuk memberi nama yang tepat bagi

suatu gambar. Beberapa gambar sering digabungkan dalam satu gambar.

Gambar 1.13 gambar instalasi suatu ruangan

Untuk instalasi-instalasi yang besar, saluran-salurannya harus digambar, karena

panjang salurannya harus diukur untuk dapat menyusun perkiraan biayanya. Akan

tetapi perlu diiingat bahwa pelaksanannya tidak akan selalu sesuai dengan gambar.

17

Page 18: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar instalasi sering dilengkapi dengan diagram instalasi. Gambar 1.14

memperlihatkan suatu diagram instalasi sederhana. Dari keterangan-keterangan

yang tercantum dalam diagram instalasi, dapat ditentukan apakah instalasinya sesuai

dengan peraturan atau tidak.

Gambar 1.14 diagram instalasi sederhana

1.6.7 Gambar situasi

Gambar situasi harus menunjukkan dengan jelas letak gedung atau tempat,

dimana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungannya dengan

jaringan PLN. Keterangan-keterangan ini diperlukan PLN (atau perusahaan listrik

lain) untuk dapat menentukan kemungkinan penyambungannya dan biayanya.

1.6.8 Diagram garis ganda dan diagram garis tunggal

Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap hantaran digambar dengan

garis tersendiri. Gambar 1.15 memperlihatkan diagram garis ganda untuk sebuah

sakelar kutub satu dengan satu titik lampu.

18

Page 19: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.15 diagram garis ganda sakelar kutub satu dengan satu titik lampu

Gambar 1.16 memperlihatakan rangkaian yang sama dalam bentuk diagram

garis tunggal. Dalam diagram garis tunggal hantaran-hantaran yang sejenis

digambar dengan satu garis dengan beberapa garis lintang kecil. Jumlah garis

lintang ini menyatakan jumlah hantaran sejenis yang ada.

Gambar 1.16 rangkaian yang sama dalam bentuk diagram garis tunggal.

Sejumlah alat yang sejenis juga dapat dinyatakan dengan garis-garis lintang

kecil dalam lambang alat itu, seperti dalam gambar 1.17. gambar ini

memperlihatkan diagram garis tunggal suatu kotak bagi. Jumlah garis lintang kecil

dalam lambang pengaman ulir menyatakan jumlah pengaman ulir itu.

19

Page 20: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.17. diagram garis tunggal suatu kotak bagi

Dalam kotak bagi gambar 1.17 terdapat sejumlah unsur yang bernilai sama,

yaitu pengaman-pengaman ulir dan sakelar-sakelar kutub dua. Karena itu gambar

1.17 ini masih dapat disederhanakan lagi (gambar 1.18). Gambar 1.18 ini

memeperlihatkan diagram dasar kotak bagi tersebut.

Gambar 1.18 diagram dasar kotak bagi

Gambar 1.19 diagram garis ganda kotak bagi

20

Page 21: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Gambar 1.20 gambar bentuk kotak bagi.

Gambar 1.21 gambar ukuran kotak bagi

Gambar 1.19 memperlihatkan diagram garis ganda kotak bagi yang sama.

Bentuknya dapat dilihat dalam gambar 1.20. Gambar 1.21 memperlihatkan gambar

ukurannnya. Gambar-gambar ukuran ini dapat dijumpai dalam buku-buku katalog.

Ukuran-ukurannya biasanya disusun dalam bentuk tabel.

1.7. Penutup

Pemakaian listrik yang makin meningkat harus diimbangi dengan teknologi

instalasi listrik yang makin canggih dan sumber daya manusia yang terampil yang

memahami standarisasi sebuah peralatan listrik dan juga memahami peraturan-

peraturan yang terkait dengan instalasi listrik.

21

Page 22: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

Setiap pemasangan instalasi listrik perlu memperhatikan standarisasi peralatan

danjuga peraturan pemasangan instalasi listrik. Karena pemasangan peralatan yang

tidak standar atau tidak sesuai akan merusak peralatan dan sekaligus membahayakan

manusia.

TUGAS/LATIHAN

1. Apa tujuan standarisasi?

2. Keuntungan-keuntungan apa yang didapat dari

standarisasi?

3. Badan-badan apa yang mengatur standarisasi

secara internasional? Bagaimana keadaannya di Indonesia?

4. Apa tujuan-tujuan dari peraturan-peraturan

instalasi?

5. Apa arti singkatan-singkatan berikut ini: IEC, Iso,

PLN, LMk, LIPI dan PUIL?

6. Apa arti tanda LMK pada peralatan listrik?

7. Gambar-gambar instalasi listrik dapat dibagi atas

jenis apa saja?

8. Bilamana digunakan diagram lingkaran arus?

9. Bagaimana cara menggambar sakelar dalam

diagram?

10. Apa tujuan gambar instalasi? Dan diagram

instalasi?

22

Page 23: BAB 1 STANDARISASI DAN PERATURAN.doc

11. Apa tujuan gambar situasi? Mengapa gambar ini

diperlukan?

12. Apa perbedaan antara diagram garis ganda dan

diagram garis tunggal?

23