BAB 1. Sinyal Dan Sistem
-
Upload
wahyu-septriandi -
Category
Documents
-
view
245 -
download
2
description
Transcript of BAB 1. Sinyal Dan Sistem
Sistem Linear
BAB ISINYAL DAN SISTEM
Untuk memahami konsep Sinyal dan Sistem kita dapat melihat pada gambar
contoh ilustrasi piktorial sinyal dan sistem pada sistem filter listrik dibawah ini.
Gambar 1.1 Filter ListrikPada gambar diatas :
Rangkaian listrik merupakan suatu Sistem
Resistor R, Induktor L, kapasitor C merupakan komponen-komponen sistem
vi(t) : sinyal input (input) : merupakan sinyal yang masuk kedalam sistem dari
suatu sumber eksternal. Pada gambar diatas sumber eksternal adalah amplifier
(Pressure Sensor and Signal Amplifier).
i(t) : sinyal internal : Sinyal yang terjadi didalam sistem dan bukan merupakan
sinyal input atau sinyal output.
vo(t) : sinyal output (output) : sinyal eksternal yang dihasilkan oleh sistem
sebagai respon terhadap sinyal input.
Contoh lain ilustrasi piktorial dari sinyal dan sistem pada Suspensi Roda Mobil. Dalam
hal ini, mobil adalah sistem. Badan, roda, ban, pegas, peredam-goncangan merupakan
komponen-komponen sistem. Posisi vertikal dan kelajuan adalah variasi komponen-
komponen sistem sebagai fungsi jarak tempuh merupakan sinyal-sinyal.
1
Sistem Linear
Gambar 1.2 Suspensi ban mobil
1. Model Matematik
Kemampuan untuk menganalisa sinyal-sinyal dan sistem diperlukan untuk bisa
menentukan karakteristik-karakteristik sinyal dan atau unjuk kerja suatu sistem. Contoh
karakteristik sinyal adalah bentuk gelombang dari sinyal. Mengukur unjuk kerja sistem
dapat dengan melihat gain (penguatan) sistem. Gain sistem didefenisikan sebagai
perbandingan amplitudo sinyal output terhadap amplitudo sinyal input.
Data kuantitatif dari karakteristik sinyal maupun unjuk kerja sistem dapat
diperoleh dengan penggunaan matematika. Data kuantitatif ini memudahkan dalam
analisa sinyal dan sistem. Hal ini melahirkan apa yang disebut model matematik,
dalam bentuk persamaan matematika untuk menggambarkan sinyal-sinyal dan sistem.
Contoh suatu model sinyal untuk tegangan listrik pada suatu gedung pada gambar 1.3 ,
sebagai fungsi waktu t disajikan dengan persamaan :
v(t) = 120√2 cos ( 2π(60)t ) V - ~ < t < ~ ........... (1.1)
Contoh untuk model komponen sistem yaitu komponen resistor (R) yang dapat
dimodelkan dengan persamaan matematik :
i(t) = v(t)/R ...............(1.2)
dimana v(t) : tegangan pada resistor (volt)
i(t) : Arus yang melewati resistor (ampere)
R : resistansi resistor (ohm)
2
Sistem Linear
Kita dapat menggunakan dua model matematik diatas untuk menganalisa besar arus
yang diperlukan oleh ketiga lampu pada sistem pencahayaan gedung pada gambar
dibawah ini.
Gambar 1.3. Sistem Pencahayaan Tiga-Lampu
Untuk menganalisis sistem ini, kita nyatakan sinyal inputnya v(t), lihat persamaan (1.1).
Sinyal outputnya adalah arus ia(t)
ia(t) = v(t)/R1 + v(t)/R2 + v(t)/R3 = (1/R1 + 1/R2 + 1/R3) v(t) ...(1.3)
2. Sinyal dan Sistem Waktu Kontinyu
Sinyal dapat berupa sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu diskret. Demikian
juga sistem dapat berupa sistem waktu kontinyu atau sistem waktu diskret..
Untuk lebih memahami konsep keduanya, kita dapat melihat pada defenisi
berikut.
Sinyal waktu kontinyu mempunyai suatu nilai yang spesifik untuk semua titik pada waktu
t. Sistem waktu kontinyu beroperasi dengan sinyal-sinyal waktu kontinyu dan juga
menghasilkan sinyal-sinyal waktu kontinyu.
Contoh suatu sinyal waktu kontinyu adalah temperatur udara di Danau Toolik (Alaska)
sebagai fungsi dari waktu sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.4. Disini diambil
data dari 15 hari terakhir pada bulan September (hari ke 260 s/d 275).
3
Sistem Linear
Gambar 1.4. Temperatur udara di Danau Toolik
Sinyal-sinyal yang merupakan input dari sistem waktu kontinyu harus merupakan
sinyal-sinyal waktu kontinyu. Dari sinyal-sinyal input ini, sistem waktu kontinyu hanya
menghasilkan sinyal-sinyal internal dan output waktu-kontinyu.
Contoh lain sistem waktu-kontinyu adalah Rangkaian Listrik pada gambar 1.3. Arus dan
tegangan pada rangkaian ini adalah sinyal-sinyal waktu kontinyu.
Sinyal dan Sistem Waktu Diskrit
Sinyal waktu-diskret dan sistem waktu diskret didefenisikan :
Sinyal waktu diskrit mempunyai suatu nilai yang spesifik hanya pada titik-titik diskrit
pada waktu t. Sistem waktu diskrit beroperasi dengan sinyal-sinyal waktu diskret dan
menghasilkan sinyal-sinyal waktu diskrit.
Sinyal Waktu Diskrit mempunyai suatu nilai yang spesifik hanya pada titik-titik
diskrit (tidak/bukan antara titik-titik tersebut). Contoh : Jumlah penerbangan pesawat
pada suatu bandara setiap hari selama bulan oktober 2008. Dalam kasus ini, spasi titik
waktu diskret adalah 1 hari.
Beberapa sinyal waktu diskrit diperoleh dengan cara melakukan proses sampling
terhadap sinyal waktu kontinyu, sebagaimana gambar dibawah.
4
Sistem Linear
Gambar 1.5 Proses sampling sinyal x(t)
Terlihat bahwa sinyal waktu diskrit terbentuk dengan melakukan sampling pada sinyal
waktu kontinyu x(t). Spasi antar sampel dinyatakan dengan T (periode sampel).
Sample rate fs menyatakan banyaknya sampel dalam satu periode sampel, bisa
dirumuskan :
fs = 1/T. ..............(1.4)
Sinyal waktu diskrit biasa dinotasikan dengan x[nT]. Disini sinyal waktu diskrit
x[nT] sebagai fungsi spasi sampel T dan suatu integer n. Integer n adalah indeks yang
menunjukkan nomor sampel yang dihitung dari titik referensi (n = 0). Nilai n negatif
menunjukkan waktu negatif (waktu sesbelum waktu referensi)
Gambar 1.6 menggambarkan bahwa sinyal waktu-kontinyu dinotasikan x(t)
sedang sinyal waktu-diskret dinotasikan x[nT].
5
Sistem Linear
Gambar 1.6. Plot-plot dan Notasi Sinyal-sinyal Waktu-kontinyu dan Waktu-diskret
Seringkali sinyal waktu diskrit dinyatakan sebagai fungsi dari nomor sampel n ,
kita sebut sebagai sequence x[n]. Sequence x[n] berkaitan dengan sinyal waktu diskrit
x[nT] dan merupakan fungsi n. Hal ini terlihat pada gambar dibawah bagaimana
menyatakan sinyal waktu diskrit x[nT] = 0,5T(0,8)nT.
Gambar 1.7. Plot sinyal x[nT] = 0,5T(0,8)nT dan sekuennya (untuk T = 2 dan T=3)
6
Sistem Linear
Gambar 1.8. Plot Sinyal dan Sequence untuk Suatu Sinyal dengan Nilai-nilai Sampel
yang Tidak Tergantung pada Spasi Sampel (T)
7