Bab 1 rev 02
-
Upload
deki-zulkarnain -
Category
Business
-
view
764 -
download
5
description
Transcript of Bab 1 rev 02
I-1
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
Perumusan substansi RTRW Kabupaten Musi Banyuasin akan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, karena RTRW yang disusun akan mempunyai implikasi hukum
dan teknis yang luas. Dasar hukum yang dijadikan landasan atau payung hukum adalah :
1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2043);
2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3470);
5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran
Negara Republ ik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran
I-2
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Negara Republ ik Indonesia Nomor 3647 );
6) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);
7) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4169);
8) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 No. 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
9) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4411);
10) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
11) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Nomor 4421);
12) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4844);
13) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 444);
14) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4723);
15) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
16) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia
I-3
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746 );
17) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851);
18) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4959);
19) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4966);
20) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5014);
21) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96);
22) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
23) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
24) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
25) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk RTRW (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 3034);
26) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4452);
27) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
I-4
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
28) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
29) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4624);
30) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655);
31) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696);
32) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
33) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
34) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara
Republuk Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5070));
35) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan
Fungsi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);
36) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5098);
37) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 1503);
38) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Tambahan
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik
I-5
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Indonesia Nomor 5112);
39) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat
dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160).
40) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
41) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
42) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan
Ruang Daerah;
43) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan
Substansi dalam Penetapan Rancangan peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rencana
Rincinya; dan
44) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; dan
45) Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2010 tentang Pembentukan 4 (empat) Kecamatan di Wilayah
Kabupaten Musi Banyuasin.
1.2 PROFIL WILAYAH KABUPATEN
1.2.1 LETAK GEOGRAFIS, BATAS ADMINISTRATIF DAN LUAS WILAYAH
Kabupaten Musi Banyuasin secara administrasi terletak di Provinsi
Sumatera Selatan (Gambar 1,1) berada pada ketinggian 20 – 140
meter di atas permukaan air laut (dpl). Terbentang dari 01 18’ 00”
sampai dengan 4 00’ 00” Lintang Selatan dan 103 00’00” sampai
dengan 105 40’ 00” Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten
Musi Banyuasin berbatasan langsung dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Jambi,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas,
dan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin
I-6
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas wilayah 14.265,96 km2 dengan 11 Kecamatan dan 218
Desa/Kelurahan/UPT (Tabel 1.1 dan Gambar 1.2).
Tabel 1.1. Luas Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Per Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Pusat Pemerintahan Luas (Km2) Jumlah Desa
1 Babat
Toman
Babat 1.523,00 27
2 Batanghari
Leko
Tanah Abang 2.107,79 16
3 Sanga Desa Ngulak I 317,00 17
4 Sungai
Keruh
Tebing Bulang 629,00 19
5 Sekayu Sekayu 701,60 14
6 Lais Lais 755,53 13
7 Sungai Lilin Sungai Lilin 885,28 25
8 Keluang Keluang 400,57 13
9 Bayung
Lencir
Bayung Lencir 5.668,19 34
10 Plakat Tinggi Sido Rahayu 247,00 14
11 Lalan Bandar Agung 1.031,00 26
12 Lawan wetan - - -
13 Tungkai jaya - - -
14 Babat supat - - -
Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 14.265,96 218
Sumber : Musi Banyuasin dalam Angka 2010
1.2.1 KONDISI FISIK DASAR
Kondisi fisik yang akan diuraikan pada bagian ini meliputi kondisi topografi (kemiringan dan
ketinggian), kepekaan tanah, geologi dan jenis tanah, sumber daya mineral, iklim serta rawan
bencana.
a) Kondisi Topografi
Kemiringan lereng merupakan faktor utama yang menentukan suatu daerah apakah layak untuk
dibudidayakan atau tidak. Penggunaan lahan untuk kawasan fungsional seperti persawahan,
ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan kemiringan dibawah 15%,
sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40% akan sangat sesuai untuk penggunaan
I-7
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan. Secara umum, kondisi topografi Kabupaten
Musi Banyuasin adalah ; di sebelah timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah barat Kecamatan
Bayung Lencir kemudian di daerah pinggiran aliran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat
Toman, tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah
lainnya merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan
140 m di atas permukaan laut. (Gambar 1.3).
b) Jenis Tanah
Tekstur Tanah
Seluruh wilayah Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai tekstur tanah halus (liat) dan tekstur
tanah sedang (lempung). Tekstur halus memberikan konotasi bahwa bahan tanah tersebut
didominasi oleh fraksi liat, walaupun mungkin terdapat fraksi yang lain seperti debu dan pasir,
tetapi proporsinya relatif rendah. Dengan kondisi tekstur tanah tersebut, wilayah Kabupaten
Musi Banyuasin sangat berpotensi untuk pengembangan lahan pertanian (Tabel 1.2).
I-8
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.1 Peta Orientasi Kabupaten Musi Banyuasin
I-9
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Musi Banyuasin
I-10
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.3. Peta Topografi Kabupaten Musi Banyuasin
I-11
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.4. Peta Jenis Tanah Kabupaten Musi Banyuasin
I-12
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.2. Tekstur Tanah Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dirinci per Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Tekstur Tanah Jumlah (Ha)
Halus (Liat) Sedang
(Lempung)
Tidak Dinilai
1 Babat Toman 31.096,43 38.798,56 - 69.894,99
2 Batanghari Leko 120.437,54 114.300,97 - 234.738,51
3 Sanga Desa 2.607,82 48.704,54 - 51.312,36
4 Sungai Keruh 56.895,74 19.112,46 - 76.008,19
5 Sekayu 38.215,12 32.256,67 631,76 71.103,54
6 Lais 27.577,99 26.943,04 3.448,37 57.969,40
7 Sungai Lilin 33.257,26 42.543,11 21.088,18 96.888,55
8 Keluang 10.993,71 39.391,83 73,80 50.459,34
9 Bayung Lencir 298.393,40 10.649,73 257.136,57 566.179,70
10 Plakat Tinggi 8.877,46 44.957,28 - 53.834,74
11 Lalan 1.622,86 - 96.583,44 98.206,31
12 Lawan wetan - - - -
13 Tungkai jaya - - - -
14 Babat supat - - - -
Jumlah (Ha) 629.975,32 417.658,19 378.962,12 1.426.595,64
% Terhadap Wilayah Perencanaan 44,16 29,28 26,56 100,00 Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2010
Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang ada berdasarkan sistem taksonomi
tanah dari USDA dan Puslitanak (1999) adalah (Lihat Gambar 1.4) .
a) Jenis tanah entisol (alluvial) yang sebarannya terdapat di daerah dataran yang terbentuk
oleh aktivitas Sungai Musi. Selain di daerah dataran Sungai Musi, jenis tanah entisols ini
juga banyak ditemukan di daerah-daerah endapan sungai lainnya seperti Sungai Calik dan
Sungai Lalan.
b) Jenis tanah inceptisol (glei) sebarannya terdapat di daerah-daerah rawa belakang dan
dataran Sungai Musi, Sungai Calik dan Sungai Lalan, Jenis tanah ini juga mendominasi
daerah endapan pantai yang ada di sebelah timur Kecamatan Bayung Lencir. Sebagian
besar wilayah ini adalah merupakan daerah pasang surut, dengan fluktuasi muka air yang
relatif kontinyu.
c) Jenis tanah Histosols (tanah organik) yang sebarannya sebagian besar terdapat di
Kecamatan Bayung Lencir bagian timur.
I-13
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
d) Jenis tanah ultisols (podsolik) ini banyak menempati daerah-daerah dengan bentuk wilayah
berombak hingga berbukit.
Dengan kondisi jenis tanah tersebut diatas, maka wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dapat
dikatakan mempunyai jenis tanah yang tidak peka terhadap erosi dan sangat berpotensi untuk
pengembangan lahan pertanian dan perkebunan. Untuk lebih jelasnya kondisi jenis tanah di
wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Jenis Tanah Wilayah Perencanaan Dirinci per Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Jenis Tanah Jumlah (Ha)
Aluvial Glei Podsolik
1 Babat Toman 176.93 14.173.97 55.563.83 69.914.73
2 Batanghari Leko 4.833.17 20.473.08 209.521.71 234.827.95
3 Sanga Desa 10.611.32 11.733.74 28.999.32 51.344.38
4 Sungai Keruh - 0.03 76.028.88 76.028.91
5 Sekayu 15.964.69 29.127.94 26.031.31 71.123.94
6 Lais 17.542.78 20.382.37 20.083.46 58.008.60
7 Sungai Lilin 13.640.84 25.678.26 57.577.75 96.896.85
8 Keluang 6.161.31 2.582.46 41.729.71 50.473.47
9 Bayung Lencir 13.494.88 312.162.32 240.218.13 565.875.33
10 Plakat Tinggi 10.845.34 13.788.34 29.216.33 53.850.01
11 Lalan - 97.206.13 1.043.46 98.249.59
12 Lawan wetan
13 Tungkai jaya
14 Babat supat
Jumlah (Ha) 93.271.24 547.308.64 786.013.88 1.426,593.76
% Terhadap Wilayah Perencanaan 6.54 38.36 55.10 100.00
Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2010
Pada kedalaman efektif tanah > 90 cm, sangat ideal untuk pertumbuhan tanaman pada tanah
yang berdrainase baik. Pengalaman menunjukkan bahwa tanaman tahunan maupun tanaman
semusim memberikan hasil yang memuaskan pada tanah berdrainase baik dengan
kedalaman zone perakaran efektif tanah > 90 cm. Berdasarkan pengalaman ini maka
kemudian kedalaman efektif tanah > 90 cm dijadikan patokan untuk batas minimum tanah klas
1 dengan tingkat pengelolaan yang standar. Secara umum kedalaman efektif tanah di wilayah
I-14
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Kabupaten Musi Banyuasin adalah lebih dari 90 cm. Keadaan ini tentu secara dini dapat
memberikan indikasi bahwa lahan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin sangat kondusif
untuk pertumbuhan tanaman. Selain lahan-lahan dengan kedalaman efektif lebih dari 90 cm
juga ditemukan lahan yang kedalaman efektifnya antara 60 hingga 90 cm, namun penyebaran
luasannya relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan yang lebih dari 90 cm.
c) Klimatologi
Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara
74,2 – 360,6 mm sepanjang tahun 2009. Hari hujan pada tahun 2009 menunjukkan variasi antara
5,4 – 17,8 hari, hari hujan paling banyak pada bulan Desember 2009. Dengan kondisi iklim
tersebut, wilayah Kabupaten Musi Banyuasin sangat potensial untuk pengembangan berbagai
kegiatan pertanian (Tabel 1.4. dan Gambar 1.5).
Tabel 1. 4 Rata-rata Jumlah Curah Hujan per Kecamatan
di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008
No. Kecamatan Rata-rata
1 Babat Toman 264,75
2 Batanghari Leko -
3 Sanga Desa -
4 Sungai Keruh -
5 Sekayu 211,08
6 Lais -
7 Sungai Lilin 222,50
8 Keluang -
9 Bayung Lencir 129,42
10 Plakat Tinggi 192,25
11 Lalan -
12 Lawan wetan -
13 Tungkai jaya -
14 Babat supat -
Sumber :Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka Tahun 2009
I-15
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.5. Peta Klimatologi Kabupaten Musi Banyuasin
I-16
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
d) Hidrologi
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan
daerah rawa dan sungai besar serta kecil
seperti Sungai Musi, , Sungai Batanghari Leko
dan lain-lain. Untuk aliran Sungai Musi yang
berada di bagian Timur dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut. Disamping itu daerah
ini juga terdiri dari lebak dan danau-danau
kecil (Gambar 1.6). Wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin sangat jarang dijumpai sumber
mata air dan kalau ada debitnya kecil. Namun
pada beberapa lokasi pemunculan air tanah sebagai mata air dapat ditemukan walaupun debitnya
relatif kecil umumnya kurang dari 1 lt/det dan tidak ideal untuk dikembangkan disebabkan bersifat
rembesan dan dipengaruhi oleh keadaan musim.
Berdasarkan pola aliran sungai dan sifat tata airnya, wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dapat
dibedakan menjadi wilayah dataran kering dan rawa. Sungai-sungai yang ada pada daerah rawa
mempunyai pola aliran rectanguler (cabang sungai tegak lurus), sedangkan di wilayah dataran
kering pola aliran sungainya dendritik (menjari). Pada sungai-sungai besar aliran airnya ada
sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh perubahan musim secara signifikan, sehingga pada
sungai-sungai jenis ini dapat dipergunakan
sebagai moda transportasi antara lain Sungai
Musi, Sungai Teluk Tenggulang, dan Sungai
Lalan.
Pada daerah dataran kering dengan pola aliran
dendritik keberadaan air permukaan umumnya
ada pada musim hujan, sedangkan pada musim
kemarau keberadaan air permukaan umumnya
langka selain disebabkan menurunnya curah
hujan juga disebabkan batuan penyusunnya
umumnya kedap air sehingga pemunculan mata air langka di daerah ini. Menurut debit airnya,
sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin menunjukan DAS Musi memiliki
debit rata-rata 763 m3/detik, DAS Air Lalan seluas 8.605 km2 memiliki debit rata-rata 301,2
m3/detik, DAS Air Calik 227,6 m3/detik, debit rata-rata DAS Banyuasin 513 m3/detik dan DAS Air
Sugihan dengan luas 2.069 km2.
I-17
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.6. Peta Hidrologi Kabupaten Musi Banyuasin
I-18
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
e) Geologi
Kondisi geologi di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, sebagian besar dibentuk oleh batuan
sedimen dan aluvium yang terdiri dari lumpur, lempung, pasir dan kerikil. Endapan aluvium
umumnya bersifat lunak dan berdaya dukung untuk pondasi rendah. Sedangkan batuan sedimen
bersifat agak keras sampai dengan keras dan berdaya dukung sedang sampai dengan tinggi.
Fisiografi
Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin secara fisiografi termasuk daerah Cekungan Sumatera
Selatan yang dibatasi oleh Dataran Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah
tenggara, Pegunungan Bukit Barisan di sebelah baratdaya, serta Pegunungan Duabelas dan
Pegunungan Tigapuluh di sebelah barat laut. Cekungan Sumatera Selatan yang kaya
sumberdaya alam ini dibagi menjadi 2 (dua) sub-cekungan utama, yaitu sub-cekungan
Palembang dan sub-cekungan Jambi.
Tabel 1. 5 Kemiringan Lereng Wilayah Perencanaan dirinci Per Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Kelas Kemiringan Lereng (Ha) Jumlah
0 - 2 % 2 - 15 % 15 - 40 %
1 Babat Toman 109.790,83 17.469,62 12.489,55 139.750,00
2 Batangharileko 37.488,13 131.903,78 41.387,09 210.779,00
3 Sanga Desa 24.968,67 6.024,44 706,89 31.700,00
4 Sungai Keruh 13.558,15 48.783,03 558,82 62.900,00
5 Sekayu 59.958,65 10.201,35 0,00 70.160,00
6 Lais 51.725,75 23.827,25 0,00 75.553,00
7 Sungai Lilin 31.530,09 56.997,91 0,00 88.528,00
8 Keluang 11.080,26 28.842,81 133,93 40.057,00
9 Bayung Lencir 381.316,00 136.998,37 48.804,63 567.119,00
10 Plakat Tinggi 29.264,46 4.656,48 3.329,06 37.250,00
11 Lalan 69.120,03 2.483,.29 8.846,67 102.800,00
Jumlah 819.801,02 490.538,33 116.256,65 1.426.596,00
% Terhadap Luas
Wilayah Kabupaten 57,47 34,39 8,15 100,00
Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2010
I-19
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Stratigrafi
Berdasarkan peta Geologi Lembar Palembang (S. Gafoer, dkk., 1986), wilayah Kabupaten
Musi Banyuasin sebagian termasuk dalam Sub Cekungan Palembang bagian utara, dan
sebagian termasuk dalam Sub Cekungan Jambi. Kedua sub cekungan tersebut merupkan
bagian dari Cekungan Sumatera Selatan yang terbentuk pada Zaman Tersier. Pada awal
pembentukan antara kedua sub cekungan tersebut terdapat Tinggian Tamiang dan Iliran serta
Tinggian Melintang Bentayan. Di daerah ini terdapat dua satuan stratigrafi batuan yang
diendapkan selama Zaman Tersier, yakni Kelompok Telisa dan Kelompok Palembang.
Runtunan litologinya menunjukkan, bahwa Kelompok Telisa merupakan satuan batuan yang
terbentuk dalam fase genangan laut, terdiri dari Formasi Talangakar (tak tersingkap) dan
Formasi Gumai. Sebaliknya Kelompok Palembang terbentuk dalam fase susut laut, terdiri dari
Formasi Air benakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai.
Formasi Talangakar (tak tersingkap) merupakan satuan batuan tertua yang mendasari batuan
di daerah ini yang terbentuk pada kala Oligosen – Miosen Awal. Formasi ini tertindih selaras
oleh serpih Formasi Gumai yang berumur Miosen Awal – Miosen Tengah. Setelah
pengendapan Formasi Gumai yang merupakan tahap puncak genang laut, diendapkan
Formasi Air Benakat sebagai hasil dari awal fase susut laut. Formasi ini terdiri dari batu lanau
berkarbon dengan sisipan lanau kuarsa, umurnya Miosen Tengah – Miosen Akhir. Paling atas
adalah Formasi Kasai yang menindih selaras Formasi Muaraenim. Formasi ini terdiri dari tufa,
batu lempung, dan batu pasir tufaan, diduga berumur Plio – Plistosen. Batuan ini tertindih
endapan permukaan yang terdiri dari endapan sungai dan endapan rawa yang pelamparannya
hampir sepertiga daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Tabel 3.6 dan Gambar 1.7).
Tabel 1. 6 Jenis Geologi Wilayah Perencanaan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Jenis Geologi Jumlah (Ha)
Batu Lempung, dan Batu Lanau Tufaan dengan Sisipan Batu
Bara
Batu Lempung, Serpih di beberapa Tempat
Gampingan
Kerikil, Pasir,
Lanau dan Lempung
Lumpur, Lanau dan
Pasir
Perselingan Batu Lempung dengan Serpih
dan Batu Lanau,
Bersisipan Batu Pasir
Lainnya
1 Babat Toman 17,089.63 - - 2,856.42 4,011.89 0.02 69,724.50
2 Batanghari Leko 121,114.32 1,280.12 2,022.98 4,233.34 80,563.56 14.28 234,195.14
3 Sanga Desa 10,785.89 71.63 10,140.17 14,968.63 420.29 32.08 51,217.08
4 Sungai Keruh 14,299.90 - - - 41,805.77 3.34 75,824.07
5 Sekayu 17,664.89 - - 11,005.17 2,796.14 5.33 70,934.83
6 Lais 26,003.75 - - 21,625.94 6,251.58 118.34 57,831.26
I-20
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
7 Sungai Lilin 49,280.79 - - 28,857.04 17,018.80 - 96,653.20
8 Keluang 44,907.34 - 67.58 3,419.70 1,941.76 0.68 50,337.06
9 Bayung Lencir 168,882.58 - 41,856.54 224,123.41 54,416.69 230.15 567,147.75
10 Plakat Tinggi 16,842.31 - 240.31 355.10 2,265.81 0.91 53,704.66
11 Lalan - - - 93,490.59 5,523.43 12.05 99,026.08
12 Lawan wetan - - - - - - -
13 Tungkai jaya - - - - - - -
14 Babat supat - - - - - - -
Jumlah (Ha) 486,871.40 1,351.74 54,327.58 404,935.36 217,015.72 417.19 1,426,595.64
% terhadap Wilayah Perencanaan
34.13 0.09 3.81 28.38 15.21 0.03 100.00
Sumber : Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin dan Hasil Analisis, Tahun 2010
I-21
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.7. Peta Geologi Kabupaten Musi Banyuasin
I-22
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
1.2.2 KEPENDUDUKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
1.2.3.1 JUMLAH DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK
Secara administratif Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2004 memiliki 9 Kecamatan, mulai dari
tahun 2005 kecamatan Babat Toman dan Kecamatan Lalan dimekarkan, namun secara keseluruhan,
jumlah penduduk tidak menggambarkan dinamika jumlah penduduk yang signifikan. Dengan kondisi
tersebut, maka jumlah penduduk pada
Tahun 2004 yaitu 461.923 jiwa, Tahun
2005 sebesar 475.793 jiwa dan pada
Tahun 2006 meningkat menjadi 484.245
jiwa. Kemudian pada Tahun 2007
mengalami peningkatan menjadi 494.757
jiwa, pada Tahun 2008 sebesar 563.656
jiwa dan pada tahun terakhir menjadi
523.025 jiwa pada Tahun 2009.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam
kurun waktu 6 (enam) tahun Kabupaten
Musi Banyuasin mengalami peningkatan
jumlah penduduk dari tahun ke tahunnya. Secara keseluruhan, Kecamatan yang mendominasi
jumlah penduduk terbesar dalam setiap tahunnya adalah Kecamatan Bayung Lencir dan Kecamatan
Sekayu Tabel 1.7)
Berdasarkan data yang ada pertambahan penduduk dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mampunyai
rata-rata pertumbuhan mencapai 2,73 %. Namun presentase pertumbuhan setiap tahunnya sangat
bervariatif, dimana pada periode tahun 2004-2005 yaitu 3% sedangkan tahun 2005-2006 mengalami
perkembangan penduduk mencapai 1,78%, sedangkan pada periode tahun 2006-2007 meningkat
menjadi 2,17%, dan mengalami kenaikan yang sangat signifikan dan mencapai puncaknya pada
periode 2007-2008 yaitu 13,93%, dan periode tahun 2008-2009 pertumbuhan penduduk mengalami
penurunan menjadi minus 7% (Tabel 1.8).
I-23
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1. 7 Jumlah Penduduk dirinci Per Kecamatan
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004-2009
No Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 Babat Toman 65.559 46.075 46.892 47.870 53.514 50.649
2 Plakat Tinggi * 19.514 19.861 20.538 24.691 21.450
3 Batanghari Leko 16.540 21.445 21.826 22.097 19.414 23.174
4 Sanga Desa 26.924 28.946 29.460 29.784 33.058 31.112
5 Sungai Keruh 34.313 32.024 32.593 33.193 40.323 35.204
6 Sekayu 65.010 70.071 71.316 73.201 81.933 77.026
7 Lais 52.991 53.160 54.104 55.231 59.498 57.125
8 Sungai Lilin 66.280 65.952 67.124 68.656 77.808 72.499
9 Keluang 23.758 26.097 26.561 27.330 28.673 28.105
10 Bayung Lencir 109.918 75.294 76.632 78.210 105.371 88.155
11 Lalan * 37.215 37.876 38.647 39.373 38.526
12 Lawan wetan - - - - - -
13 Tungkai jaya - - - - - -
14 Babat supat - - - - - -
Jumlah 461.923 475.793 484.245 494.757 563.656 523.025
Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, Tahun 2004-2009, dan Musi banyuasin dalam Angka Tahun 2010
Gambar 1.8
Jumlah Penduduk dirinci Per Kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004-2009
0100002000030000400005000060000700008000090000
Bab
at T
om
an
Pla
kat
Tin
ggi
Bat
angh
ari L
eko
San
ga D
esa
Sun
gai K
eru
h
Seka
yu
Lais
Sun
gai L
ilin
Kel
uan
g
Bay
un
g Le
nci
r
Lala
n
jumlah penduduk
jumlah penduduk
I-24
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1. 8 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin 2004 - 2009
Uraian Tahun Rata-rata
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Penduduk 461.923 475.793 484.245 494.757 563.656 523.025
Pertambahan 13.870 8.452 10.512 68.899 -40.631 59.094
Persentase (%) 3,00 1,75 2,12 12,22 -7,77 2,25
Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, Tahun 2004-2009 dan Musi dalam Angka Tahun 2010
Dilihat dari perumbuhan rata-rata Kabupaten Musi Banyuasin periode tahun 2004-2009 mencapai
7,69%, namun bila dilihat pertumbuhan penduduk dirinci per kecamatan, dalam periode tahun 2005-
2009 sangat bervariatif. Adapun tahun yang dipergunakan untuk melihat perkembangan penduduk
yaitu tahu 2005 hingga tahun 2009. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 Kabupaten Musi Banyuasin
memiliki 11 (sebelas kecamatan) sehingga dapat mempermudah dalam melihat kecenderungan
perkembangan penduduk dan juga mempermudah dalam proses analisis dan proyeksi penduduk
(Tabel 1.9).
Tabel 1. 9 Laju Pertumbuhan Penduduk dirinci per Kecamatan
Kabupaten Musi Banyuasin 2005-2009
No
Kecamatan LPP Rata-Rata
2005 -2006
% 2006-2007
% 2007 -2008
% 2008 -2009
%
1 Babat Toman 817 1,773 978 2,086 5.644 11,790 -50649 14,753 7,601
2 Plakat TInggi 347 1,778 677 3,409 4.153 20,221 -2145 6,128 7,884
3 Batanghari Leko 381 1,777 271 1,242 -2.683 -12,142 -23174 20,557 2,858
4 Sanga Desa 514 1,776 324 1,100 3.274 10,992 -31112 9,384 5,813
5 Sungai Keruh 569 1,777 600 1,841 7.130 21,480 -35204 12,437 9,384
6 Sekayu 1.245 1,777 1.885 2,643 8.732 11,929 -77026 19,258 8,902
7 Lais 944 1,776 1.127 2,083 4.267 7,726 -57125 13,612 6,299
8 Sungai Lilin 1.172 1,777 1.532 2,282 9.152 13,330 -72499 10,949 7,085
9 Keluang 464 1,778 769 2,895 1.343 4,914 -28105 9,113 4,675
10 Bayung Lencir 1.338 1,777 1.578 2,059 27.161 34,728 -88155 13,024 12,897
11 Lalan 661 1,776 771 2,036 726 1,879 -38526 5,849 2,885
12 Lawan wetan - - - - - - - - -
13 Tungkai jaya - - - - - - - - -
14 Babat supat - - - - - - - - -
Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Angka Tahun 2005-2009
I-25
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.9 Laju Pertumbuhan Penduduk dirinci per Kecamatan
Kabupaten Musi Banyuasin 2005-2009
1.2.3.2 DISTRIBUSI DAN KEPADATAN PENDUDUK
Sejalan dengan pertumbuhan wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang berkembang, telah memacu
perkembangan penduduknya. Indikasi tersebut tercermin dari semakin tingginya tingkat kepadatan
penduduk pada sebagian wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, terutama wilayah tengah walaupun
secara keseluruhan relatif mengalami peningkatan. Hingga Tahun 2009 Kabupaten Musi Banyuasin
memiliki kepadatan penduduk tertinggi sebesar 110 jiwa/km2 yaitu Kecamatan Sekayu. Sedangkan
terendah berada di Kecamatan Batanghari Leko sebesar 12 jiwa/km2 dan Kecamatan Bayung Lencir
sebesar 16 jiwa/km2. Penyebaran penduduk yang ada tersebut secara geografis menyebabkan
ketidakmerataan sehingga menyebabkan terjadinya tingkat perbedaan kepadatan yang cukup besar
(Gambar 1.8).
02000400060008000
100001200014000
Bab
at T
om
an
Pla
kat
TIn
ggi
Bat
angh
ari L
eko
San
ga D
esa
Sun
gai K
eru
h
Seka
yu
Lais
Sun
gai L
ilin
Kel
uan
g
Bay
un
g Le
nci
r
Lala
n
Rata-Rata
Rata-Rata
I-26
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk dirinci per Kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-2009
No Kelurahan Km2 2005 2006 2007 2008 2009
1 Babat Toman 1.523,0 30 31 31 35 33
2 Plakat TInggi 247,0 79 80 83 100 87
3 Batanghari Leko 2.107,8 10 10 10 9 12
4 Sanga Desa 317,0 91 93 94 104 98
5 Sungai Keruh 629,0 51 52 53 64 56
6 Sekayu 701,6 100 102 104 117 110
7 Lais 755,5 70 72 73 79 76
8 Sungai Lilin 885,3 74 76 78 88 82
9 Keluang 400,6 65 66 68 72 70
10 Bayung Lencir 5.668,2 13 14 14 19 16
11 Lalan 1.031,0 36 37 37 38 38
12 Lawan wetan
13 Tungkai jaya
14 Babat supat
Jumlah 14.266,0 33 34 35 40 36,66
Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, 2005-2009
Gambar 1.10 Kepadatan Penduduk dirinci per Kecamatan
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-2009
Bila dilihat dari distribusinya pada tahun 2009, sebesar 18,72% penduduk Kabupaten Musi
Banyuasin terkosentrasi di Kecamatan Banyu Lencir, sedangkan penduduk yang terkosentrasi di
0
20
40
60
80
100
120
2005
2006
2007
2008
2009
I-27
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Kecamatan Sekayu yaitu 15,36%, di Kecamatan Batanghari Leko penduduk yang terdistribusi yaitu
hanya 3,68 % dari jumlah keseluruhan penduduk Kab.Musi Banyuasin (Tabel 1.11).
I-28
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.11. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin
I-29
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.11 Distribusi Penduduk dirinci per Kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-2009
No Kelurahan 2005 2006 2007 2008 2009
1 Babat Toman 9,684 9,684 9,68 9,49 9,65
2 Plakat TInggi 4,101 4,101 4,15 4,38 4,12
3 Batanghari Leko 4,507 4,507 4,47 3,44 3,68
4 Sanga Desa 6,084 6,084 6,02 5,86 5,68
5 Sungai Keruh 6,731 6,731 6,71 7,15 7,13
6 Sekayu 14,727 14,727 14,80 14,54 15,36
7 Lais 11,173 11,173 11,16 10,56 10,62
8 Sungai Lilin 13,861 13,862 13,88 13,80 13,57
9 Keluang 5,485 5,485 5,52 5,09 4,92
10 Bayung Lencir 15,825 15,825 15,81 18,69 18,72
11 Lalan 7,822 7,822 7,81 6,99 6,55
12 Lawan wetan - - - - -
13 Tungkai jaya - - - - -
14 Babat supat - - - - -
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Sumber : Kabupaten Musi Banyuasin dalam Angka, 2005-2009
1.2.3 POTENSI BENCANA ALAM
POTENSI BANJIR
Dilihat dari aspek fisik Kabupaten musi banyuasin merupakan kawasan rawa dan sungai
besar, dimana luasan rawa menghabiskan 56 persen lahan Kabupaten Musi banyuasin
sedangkan untuk sungai terdiri dari Sungai
Musi, Sungai Batanghari Leko dan lain-lain,
Untuk aliran Sungai Musi yang berada di
bagian Timur dipengaruhi oleh pasang
surutnya air laut. Disamping itu daerah ini
juga terdiri dari lebak dan danau-danau kecil
dengan kondisi secara fisik dikelilingi oleh
wilayah rawa dan sungai
I-30
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Kondisi tersebut memberikan efek potensi banjir yang besar,dimana pada tahun 2010 sekitar
52 desa di tujuh kecamatan dalam Kabupaten Muba rawan bencana banjir. Banjir
disebabkan meluapnya air Sungai Musi karena tingginya intensitas hujan. Kecamatan yang
rawan banjir yaitu Sekayu, Sungai Keruh, Sanga Desa, Lais,Babat Toman, Batang Hari
Leko, dan Keluang. Pada umumnya ketinggian air berkisar antara 15 cm hingga 1 meter.
Air biasanya merendam pekarangan rumah penduduk, sekolah, jalan, dan fasilitas umum
lainnya.
Selain akibat sungai yang meluap, potensi banjir juga di sebabkan karena faktor degradasi
kawasan hutan, Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas wilayah administrasi ± 14.265,96
km2 Dari luasan tersebut
719.976 ha merupakan hutan,
Artinya ± 50 % dari luas
wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin merupakan
kawasan hutan. Dari total
luasan tersebut, ± 89
persennya merupakan kawasan Hutan Produksi. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
kehutanan memiliki peran strategis di dalam pembangunan wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin secara berkelanjutan.
Namun demikian akibat implementasi pengelolaan hutan selama ini yang lebih
mengedepankan pertimbangan ekonomis daripada pertimbangan kelestarian atau daya
dukung lingkungan, sehingga kondisi saat ini kawasan hutan di Kabupaten Musi banyuasin
sudah lebih dari 50 % mengalami degradasi dan deforestasi.
Dengan berbagai permasalahan yang telah dijelaskan diatas diperlukan langkah langkah
strategi mitigasi bencana dalam upaya penanggulangan banjir yaitu dengan melakukan
pengumpulan basis data rawan bencana banjir, pemetaaan kawasan rawan bajir, hingga
rencana upaya jalur evakuasi hingga Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk
mengendalikan banjir; pembangunan tanggul sungai. Penanganan kawasan pengendalian
hutan.
I-31
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Potensi Bencana Angin Topan/Puting Beliung
Puting Beliung, yaitu angin kencang yang datang secara tiba – tiba dan bertekanan tinggi,
mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan
hilang dalam waktu singkat (3 – 5 menit) dan dalam radius 5 – 10 km. Kecepatan angin
berkisar antara 30 – 40 knots. Tetapi dalam skala Fujita kecepatan angin puting beliung
dibagi dua skala, yaitu:
* Skala F0 (Frekuensi nol) hingga F4 : Kecepatan antara 30-40 knot, dengan masa waktu
maksimal 5 menit dan luas daerah terkena imbas 5-10 km. Akibatnya, pohon dan papan
reklame patah, bergeser, hingga tumbang; rumah dengan pondasi kurang kokoh bisa rusak
bahkan ambruk dan * Skala F5 : Kecepatan 261 – 318 meter/volt, masa waktu maksimal 5
menit, luas yang terkena imbas 5-10 km. Akibatnya, pohon dan papan reklame tercabut dari
tanah, rumah hancur, dan seluruh yang ada di permukaan tanah bisa terangkat hingga 100
meter.
Wilayah yang terjadi Bencana angin puting beliung di Kabupaten Musi banyuasin terjadi di
Desa Rantau Panjang Kecamatan Babat toman Dusun II dan III Desa Rantau Panjang, yang
berada di pesisir Sungai Musi, puting beliung terjadi rata rata antara 15 menit hingga 30
menit, yang telah merusak rumah penduduk, seperti yang terjadi di Kelurahan Balai Agung
Kecamatan Sekayu. Dengan kondisi tersebut diperlukan penanganan dalam upaya
penangulangan puting beliung seperti upaya pra sebelum kejadian puting beliung,
penanganan evakuasi hingga persiapan bangunan perumahannya
Potensi Longsor
Sekitar 50 persen hutan di Kabupaten Musi Banyuasin mengalami degradasi atau
kerusakan, yang disebabkan ulah oknum tak bertanggung jawab. Dampaknya, sering terjadi
tanah longsor di wilayah Musi Banyuasin selalu terjadi setiap tahunnya
Berdasarkan informasi dari berbagai media massa Palembang pos tahun 2010 Sebanyak 13
keluarga yang menghuni 13 rumah di tepian Sungai Musi RT 13 Lk 2 Jl Merdeka Kelurahan
Balai Agung Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin terpaksa diungsikan karena
I-32
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
rumah warga terkena longsor Satu rumah ambruk, dua rumah bagian dapurnya ambruk dan
10 rumah dalam kondisi rusak ringan dan terancam ambruk.
I-33
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
PETA POTENSI BENCANA ALAM 1.12
I-34
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
1.2.4 POTENSI SUMBER DAYA ALAM
1) Potensi Pertanian
Pada dasarnya semua wilayah di kabupaten Musi Banyuasin memiliki potensi yang cukup besar
dalam sektor pertanian. Sektor ini merupakan sektor
yang memegang peranan yang sangat penting
terhadap perkembangan wilayah kabupaten Musi
Banyuasin, potensi pertanian yang tersedia di
Kabupaten Musi banyuasin terdiri dari
Pertanian Lahan Basah
Kawasan sumber daya pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Musi banyuasin adalah pertanian
lahan basah berjenis Sawah pasang surut, sawah lebak dan sawah tadah hujan, dengan rincian
sebagai berikut
1. Sawah berjenis Pasang Surut
Luas lahan Sawah ber jenis pasang surut terbesar berada di Kecamatan Lalan dengan
luas lahan 26.091 Ha di ikuti oleh Sungai Lilin dengan luas lahan 5.685 Ha dan yang
terkecil di kecamatan Keluang dengan luas lahan 146 Ha
2. Sawah Berjenis Sawah Lebak
Luas lahan sawah berjenis sawah lebak berada di 6 kecamatan, namun sawah lebak
terbesar berada di Kecamatan Sekayu dengan luas 5.789 Ha,Kecamatan Babat tomat
dengan luas 4.889 Ha, Kecamatan lais dengan luas 4.155 ha, Kecamatan Sanga Desa
dengan luas 3.362 Ha, dan yang terakhir sungai Lilin dengan luas 1500 ha
3. Sawah berjenis Tadah Hujan
Luasan lahan basah untuk jenis tadah hujan di kabupaten Musi banyuasin tergolong kecil
karena sawah tadah hujan hanya dimiliki 3 kecamatan dengan luasan terbesar berada di
sungai keruh dengan luasan hanya mencapai 355 Ha, kemudian kecamatan Bayung Lencir
mencapai 135 ha dan Kecamatan Plakat tinggi mencapai 18 Ha
I-35
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.12 Pertanian Lahan basah berdasarkan Jenisnya
Kabupaten Musi banyuasin 2010 No Kecamatan Pasang Surut
(Ha) Lebak (Ha)
Tadah Hujan (Ha)
1 Babat Toman - 4.889 -
2 Plakat Tinggi - - 18
3 Batanghari Leko - - -
4 Sanga Desa - 3.362 -
5 Sungai Keruh
- - 355
6 Sekayu - 5.786 -
7 Lais - 4.155 -
8 Sungai Lilin 5.685 1.500 -
9 Keluang 146 - -
10 Bayung Lencir 3.819 135
11 Lalan 26.091 - -
12 Lawan wetan - - -
13 Tungkai jaya - - -
14 Babat supat - - -
Jumlah 31.922 23511 508
Gambar 1.13 Pertanian Lahan basah berdasarkan Jenisnya
Kabupaten Musi banyuasin 2010
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Bab
at T
om
an
Pla
kat
Tin
ggi
Bat
angh
ari L
eko
San
ga D
esa
Sun
gai K
eru
h
Seka
yu
Lais
Sun
gai L
ilin
Kel
uan
g
Bay
un
g Le
nci
r
Lala
n
Pasang Surut
Lebak
Tadah Hujan
I-36
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Peta pertanian lahan basah 1.14
I-37
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Pertanian Lahan Kering
Kabupaten Musi banyuasin memiliki potensi lahan pertanian kering seperti palawija,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedele, kacang hijau dan kacang tanah, dimana dilihat
dari luasannya areal lahan kering di dominasi oleh palawija dan jagung yang berloksi di
Kecamatan Lalan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 1.13
Luas Areal lahan pertanian Kering (Ha) Kabupaten Musi banyuasin
Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Palawija 442 284 124 235 53 68 44 1394 503 1.602 8025 12.774
Jagung 143 30 41 13 16 152 21 709 8605 9.730
Ubi kayu 124 159 29 31 34 31 42 497 47 209 45 1.248
Ubi jalar 89 29 12 19 7 6 7 38 21 126 35 389
Kacang Kedele
61 40 19 54 39 80 59 147 519
Kacang Hijau 42 15 1 13 8 6 4 45 21 75 230
Kacang Tanah 57 54 2 16 26 12 52 24 140 383
Total 958 611 187 409 167 136 113 2.258 696 3.008 16.710 25.273
Sumber : Dinas Pertanian tahun 2010 Kecamatan Babat Toman 1 Lais 7 Plakat tinggi 2 Sungai lilin 8 Batanghari leko 3 Keluang 9 Sanga Desa 4 Bayung lencir 10 Sungai Keruh 5 lalan 11 Sekayu 6
Gambar 1.15
Luas Areal lahan pertanian Kering (Ha) Kabupaten Musi banyuasin
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Palawija
Jagung
Ubi kayu
Ubi jalar
Kacang Kedele
Kacang Hijau
Kacang Tanah
I-38
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Pertanian Hortikultura
Pertanian Hortikultura yang tersedia di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari kacang panjang,
cabai, tomat, terong, ketimun, kangkung, bayam dan buncis, Total luasan untuk pertanian
holtikultura mencapai 2.837 Ha dengan jumlah terbesar luasan pada pertanian kacang panjang
dan cabai.
Lokasi untuk luasan terbesar di Kecamatan berada di Kecamatan Babat Toman, dengan lahan
895 Ha dengan luasan terbesar untuk pertanian kacang panjang, Kecamatan Sungai lilin dengan
luasan terbesar untuk pertanian terong dan Kecamatan Bayung Lencir dengan luasan pertanian
terbesar cabai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tabel 1.14
Luasan pertanian Hortikultura (HA) Kabupaten Musibanyuasin
Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Kacang panjang 165 24 18 22 8 29 10 138 23 142 35 614
Cabai 132 47 31 23 4 20 23 136 20 153 23 614
Tomat 155 25 16 15 4 15 19 26 275
Terong 71 23 15 17 5 21 5 148 30 41 11 187
Ketimun 114 13 8 19 5 28 7 126 25 116 10 471
Kangkung 141 13 3 12 9 70 11 54 313
Bayam 117 8 3 14 10 55 12 47 266
Buncis 2 15 22 15 39 97
Total 895 128 105 123 22 147 49 710 155 618 79 2837
Sumber : Dinas Pertanian tahun 2010 Kecamatan Babat Toman 1 Lais 7 Plakat tinggi 2 Sungai lilin 8 Batanghari leko 3 Keluang 9 Sanga Desa 4 Bayung lencir 10 Sungai Keruh 5 lalan 11 Sekayu 6
I-39
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.16
Luasan pertanian Hortikultura (HA) Kabupaten Musibanyuasin
Pertanian tanaman Buah buahan
Potensi pertanian tanaman buah buahan yang di miliki oleh Kabupaten Musi banyuasin terdiri
dari Mangga, jeruk, papaya, sawo, durian, duku, rambutan, pisang, nangka, jambu biji, nanas
dan semangka, dengan luasan mencapai 5.869 Ha, sedangkan untuk potensi pertanian buah
buahan yang terbesar di Kabupaten Musi banyuasin adalah pertanian tanaman buah rambutan,
durian dan nangka. Dilihat dari identifikasi masing masing pertanian buah buahan per
kecamatan, durian terluas berada di Kecamatan Babat Toman, rambutan berada di Kecamatan
Sungai Lilin dan pertanian nangka berada di Babat Toman, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table di bawah ini:
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kacang panjang
Cabai
Tomat
Terong
Ketimun
Kangkung
Bayam
Buncis
I-40
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.15 Luasan pertanian buah-buahan (HA)
Kabupaten Musibanyuasin Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Mangga 53 4 8,5 17 27,5 59 27,5 25 27,5 2,5 251,5
Jeruk 21,25 2,88 10,25 38,93 9,19 7,5 118,75 38,07 21 8,75 276,57
Pepaya 4,1 1 3,33 6,15 0,28 1 2,1 6,42 6,92 0,25 25,13
Sawo 10 4 3,6 15,85 40 13,6 11,5 16,6 115,15
Durian 195,52 15,5 18,71 88 42,75 47,61 14,63 39 85,97 79,4 11,5 638,05
Duku 192 8,5 5 40 18,75 17,95 0,39 5 13,34 5,2 264,13
Rambutan 20 8,5 9,9 24 20,7 39,81 29,08 500 160 27,22 3,5 842,71
Pisang 3,5 1,2 6,02 4,5 2,48 2,5 6,15 105 20,43 14,20 1,3 167,28
Nangka 140 7 8,6 22,5 10,3 5,8 4,3 100 49,3 24 4,5 376,3
Jambu biji 0,5 8,3 1,9 3,3 3,3 1,2 0,5 10,5 18,5 9,0 8,2 65,2
Nanas 0,16 0,14 0,28 0,64 0,011 0,007 2,9 1,54 5,678
Semangka 28 4 7 22 22 53 4 47 187
Total 443 20 12 191 0 122 53 774 164 92 0 5.865
Gambar 1.17
Luasan pertanian buah-buahan (HA) Kabupaten Musibanyuasin
050
100150200250300350400450500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I-41
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Pertanian lahan kering 1.18
I-42
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
2) Potensi perkebunan
Perkebunan di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan
besar. Perkebunan besar terdiri dari perkebunan swasta nasional dan asing. Komoditi
perkebunan rakyat meliputi karet, kelapa, kelapa
sawit, cengkeh, kopi, gambir, coklat, jambu mete
dan lada. Komoditi perkebunan besar meliputi
karet, kelapa sawit dan kelapa. Diantara komoditi
di atas yang berpotensi untuk dikembangkan
adalah karet dan kelapa sawit. Luas areal
perkebunan karet rakyat sebesar 164.096 ha
dengan produksi 106.057 ton. Perkebunan kelapa
rakyat, luas arealnya meningkat sebesar 0,12 persen dan perkebunan kelapa sawit rakyat juga
mengalami peningkatan sebesar 1,74 persen dibanding tahun sebelumnya, sedangkan untuk
perkebunan sawit swasta merupakan potensi terbesar komoditas kelapa sawit karena
berdasarkan data dari perijinan Perkebunan terdapat 54 perusahaan swasta yang memiliki
produksi tanaman kelapa sawit.
KAWASAN LUAS AREAL DAN TANAMAN PRODUKSI KELAPA SAWIT SWASTA Kawasan Tanaman Produksi Kelapa sawit yang di kelola oleh swasta terdapat dua jenis
kegiatan yaitu produksi kelapa sawit yang dicadangkan dan produksi kelapa sawit yang telah di
realisasikan, jumlah besarnya komoditas kelapa sawit dapat di identifikasi dari data dari
perkebunan tahun 2010 bahwa kegiatan produksi kelapa sawit terdapat di 52 titik lokasi di
wilayah Kabupaten Musi banyuasin yang dimiliki oleh 52 perusahaan swasta. Berdasarkan
data dari perkebunan tahun 2010 jumlah total luasan kelapa sawit yang telah direalisasikan oleh
pihak swasta sebesar 861.414 ha, sedangkan luasan kegiatan yang di cadangkan oleh pihak
swasta berjumlah 583.022 kelapa sawit hingga mencapai 1.613.695 ton.
Lokasi Sebaran produksi kelapa sawit berada di Kecamatan Bayung Lencir, sungai lilin,
Keluang, lais, Batanghari leko dan sekayu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
I-43
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
TABEL
DAFTAR PERKEMBANGAN PERKEBUNAN BESAR SWASTA/NEGARA (BUMN) PERKEBUNAN INTI RAKYAT (PIR) KABUPATEN MUSI BANYUASIN
NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI
LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI
(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI
INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PT. Hindoli Kelapa Sawit
10.000 17.000 27.000 9.555 17.000 26.555 235.591 421.486 657.077 S.Lilin, By.Lencir, Keluang PMA
Pola PIR Trans
2 PT. Musi Banyuasin Indah Kelapa Sawit 6.000 9.000 15.000 4.509 6.150 10.659 59.403 33.981 93.385 S.Lilin, Keluang, Batang Hari Leko, Sekayu
PMDN Pola PIR Trans
3 PIR IV TASA / PTPN VII Kelapa Sawit
- 21.250 21.250 - 8.000 8.000 - 79.842 79.842 Lais, S.Lilin PMDN
Pola PIR Sus
4 PT. Pinago Utama Kelapa Sawit 11.600 12.000 23.600 9.654 12.034 21.688 34.760 209.685 244.445 B. Toman, By.Lencir, Plakat Tinggi, Babat Toman
PMDN Pola Plasma
karet 6.000 - 6.000 2.338 - 2.338 3.428 3.428
PMDN Pola Inti
5 PT. Guthrie Pecconina Indonesia(GPI)
Kelapa Sawit 15.390 4.495 19.885 12.469 440 12.909 106.541 - 106.541 Sekayu, Babat Toman, Sungai Keruh
PMA Pola Inti Plasma
6 PT. Hasudin Utama Karet 100 - 100 100 - 100 155 - 155 Lais PMDN Pola Inti
7 PT. Sentosa Mulia Bahagia Kelapa Sawit
12.612 - 12.612 10.771 - 10.771 2.722 - 2.722 Bayung Lencir PMDN Pola Inti
Karet 1.710 1.710 1.710 1.710 583 583
8 PT. Wana Potensi Guna Kelapa Sawit
7.352 - 7.352 4.660 - 4.660 41.370 - 41.370 Sangah Desa, babat Toman PMA Pola Inti
9 PT. Sawit Mas Sejahtera Kelapa Sawit 878 - 878 759 - 759 15.974 - 15.974 S.Keruh PMDN Pola Inti
10 PT. Pinang Witmas Sejati Kelapa Sawit 14.980 - 14.980 14.105 - 14.105 188.514 - 188.514 By.Lencir PMA Pola Inti
11 PT. Panca Tirta Budi Agung (Lonsum) Kelapa Sawit
20.000 - 20.000 7.603 1.675 9.278 88.132 7.286 95.418 By.Lencir PMA Pola Inti
12 PT. Berkat Sawit Sejati Kelapa Sawit 14.980 - 14.980 1.996 - 1.996 1.202 - 1.202 By.Lencir, PMA Pola Inti
I-44
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI
LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI
(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI
INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Keluang
13 PTPN VII Unit Usaha Bentayan Kelapa Sawit
5.682 - 5.682 4.242 - 4.242 35.370 - 35.370 Lais, S.Lilin PMDN Pola Inti
14 PTPN VII Unit Usaha Kerawo Kelapa Sawit 1.000 - 1.000 945 - 945 - - - S.Lilin PMDN Pola Inti
15 PT. Hamita Utama karsa Kelapa Sawit
3.000 4.400 7.400 1.758 1.532,21 3.290 - - - S. Lilin PMDN
Pola Inti Plasma
16 PT. Perdana Sawit Mas Kelapa Sawit
5.000 5.000 10.000 1.481 1.061,11 2.543 - - - By. Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
17 PT. Banyu Kahuripan Indonesia Kelapa Sawit
20.000 24.000 44.000 9.309 2.499,67 11.809 18.017 - 18.017 By. Lencir, Lalan PMDN
Pola Inti Plasma
18 PT. Dapur Sawit Kelapa Sawit
- 1.000 1.000 - 1.000 1.000 - - - By. Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
19 PT. Mitra Ogan Kelapa Sawit
5.000 5.000 10.000 1.307 1.282 2.590 - - - B. H.Leko PMDN
Pola Inti Plasma
20 PT. Ita Magureben Kelapa Sawit
4.000 4.000 8.000 3.800 - 3.800 - - - By. Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
21 PT. Mentari Subur Abadi Kelapa Sawit
13.849 5.441 19.290 12.242 5.441 17.683 - - - By. Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
22 PT. Inti Mega Bestari Pertiwi Kelapa Sawit
6.000 4.000 10.000 - - - - - - S. Keruh PMDN
Pola Inti Plasma
23 PT. Cangkul Bumi Subur Kelapa Sawit
8.000 3.000 11.000 - - - - - - S. Keruh PMDN
Pola Inti Plasma
24 PT. Swadaya Bhakti Negara Mas Kelapa Sawit
8.946 3.730 12.676 4.295 - 4.295 - - - By. Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
25 PT. Surya Cipta Kahuripan Kelapa Sawit
8.000 2.000 10.000 2.226 955,5 3.181 - - - By. Lencir, Lalan PMDN
Pola Inti Plasma
26 PT. Sari Persada Raya Kelapa Sawit
2.600 1.200 3.800 - - - - - - By. Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
27 PT. Agronusa Bumi Lestari Kelapa Sawit
12.180 5.120 17.300 - - - - - - By. Lencir, - Sungai Keruh PMDN
Pola Inti Plasma
28 PT. Bangun Tenera Sriwijaya Kelapa Sawit 3.000 600 3.600 431 431 862 - - - Keluang, PMDN Pola Inti
I-45
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI
LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI
(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI
INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
By.Lencir Plasma
29 Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan Kelapa Sawit
3.000 - 3.000 477 477 954 - - - Keluang PMDN Pola Inti
30 PT. Mega Hijau Bersama Kelapa Sawit 2.500 - 2.500 - - - - - - By. Lencir PMDN Pola Inti
31 PT. Anugrah Tani Bersama Kelapa Sawit
7.200 4.800 12.000 1.163 776 1.939 - - - Sekayu, Lais PMDN
Pola Inti Plasma
32 PT. Inti Agro Makmur Kelapa Sawit
4.800 3.200 8.000 538 - 538 - - - Sekayu, Lais PMDN
Pola Inti Plasma
33 PT. Tani Musi Persada Kelapa Sawit
16.000 4.000 20.000 - - - Kec. Sekayu dan Sangan Desa PMDN
Pola Inti Plasma
34 PT. Bumi Serasan Sawit Barokah Kelapa Sawit
3.000 2.000 5.000 - - - - - - By. Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
35 PT. Sumatera Agri Industri Kelapa Sawit 19.600 8.400 28.000 - - - - - - Kec. Plakat Tinggi dan Sungai Lilin
PMDN Pola Inti Plasma
36 PT. Muara Bungo Plantation Kelapa Sawit
5.400 3.600 9.000 - - - - - - Kec.Sekayu dan Sungai Keruh PMDN
Pola Inti Plasma
37 PT. Alamanda Lestari Alam Kelapa Sawit
13.000 3.600 16.600 - - - - - - Kec. Sungai Keruh PMDN
Pola Inti Plasma
38 PT. Mitra Agrolika Sejahtera Kelapa Sawit
3.534 - 3.534 2.895 - 2.895 - - - Kec. Bayung Lencir PMDN Pola Inti
39 PT. Pelangi Inti Pertiwi Kelapa Sawit
7.000 3.000 10.000 - - - - - - Kec. Sangah Desa, B.H Leko PMDN
Pola Inti Plasma
40 PT. Sriwijaya Nusantara Sejahtera Kelapa Sawit
1.600 400 2.000 - - - - - - Kec. Plakat Tinggi PMDN
Pola Inti Plasma
41 PT.Bumi Prada Kelapa Sawit
12.000 8.000 20.000 - - - - - - Kec.Sekayu babat Toman PMDN
Pola Inti Plasma
42 PT. Sepakat Siantar Kelapa Sawit
7.920 1.980 9.900 794 - 794 - - - Kec.Sungai Lilin PMDN
Pola Inti Plasma
43 PT. Bintang Sembilan Mandiri Kelapa Sawit
2.800 700 3.500 - - - - - - Kec.Sekayu PMDN
Pola Inti Plasma
I-46
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
NO NAMA PERUSAHAAN KOMODITI
LUAS LAHAN (HA) PRODUKSI (TON) LOKASI
(KECAMATAN) STATUS KET YANG DICADANGKAN REALISASI
INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH INTI PLASMA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
44 PT. Peirtiwi Subur Selaras Kelapa Sawit
7.000 3.000 10.000 - - - - - - Kec.B.H LekoB. Toman Sekayu PMDN
Pola Inti Plasma
45 PT. Sumatera Agri Sejahtera Kelapa Sawit
11.200 4.800 16.000 - - - - - - Kec.Sekayu PMDN
Pola Inti Plasma
46 PT. Dwi Reksa Usaha Perkas Kelapa Sawit
1.750 800 2.550 550 318 868 29.652 - 29.652 Kec.By Lencir B.H Leko PMDN
Pola Inti Plasma
47 PT. PP Londo Sumatera Industri tbk Kelapa Sawit
10.811,9 1.675 11.414 9.738,91
1.675 11.413,91
- - - Kec.Bayung Lencir PMDN
Pola Inti Plasma
48 PT.Restu Andhika Suraloka Kelapa Sawit
2.450 1.050 3.500 - - - - - - Kec.Sekayu S.Keruh PMDN
Pola Inti Plasma
49 PT. Bina Hutamo Agro Industri Kelapa Sawit
3.500 1.500 5.000 - - - - - - Kec.Lais PMDN
Pola Inti Plasma
50 Koperasi Karya Mandiri Kelapa Sawit
- 1.589 1.589 - 1.589 1.589 - - - Karang Agung PMDN
Pola Plasma
51 Koperasi Makmur Sakti Kelapa Sawit
- 635 635 - 635 635 - - - Desa Mangsang Kec. By.Lencir PMDN
Pola Plasma
52 PT. Makmur Sriwijaya Abadi Kelapa Sawit 4.011 402 4.413 - - - - - - Kec. Keluang dan Kec.Karang Agung
PMDN Pola Inti Plasma
53 PT. Proteksindo Agro Mulia Kelapa Sawit
5.760 1.440 7.200 - - - - - - Kec.Sekayu dan Kec.Lais PMDN
Pola Inti Plasma
54 PT.Indo Massel Kelapa Sawit 5.314 2.278 7.592 - - - - - - Desa Tanah Abang Kec.B.H Leko
PMDN Pola Inti Plasma
JUMLAH
389.010 195.085 583.022 138.421 64.971 203.394 861.414 752.280 1.613.695
Sumber : Dinas Perkebunan tahun 2010
I-47
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
KAWASAN LUAS AREAL DAN PRODUKSI TANAMAN KELAPA SAWIT RAKYAT
Kawasan produksi kelapa sawit di Kabupaten Musibanyuasin tersebar merata di seluruh
kecamatan Musi banyuasin, namun dari identifikasi luasan dan produksi tanaman kelapa sawit
rakyat terbesar berada di 3 Kecamatan
yaitu Kecamatan Bayung lencir dengan
luasan terbesar mencapai 14.411 Ha,
dengan produksi mencapai 212.529 ton,
kedua Kecamatan Sungai lilin dengan
luasan 4.155 Ha dengan produksi
mencapai 37.848 ton, ketiga kecamatan
keluang dengan luasan mencapai dengan
luasan mencapai 933 Ha dan produksi
mencapai 2.663 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebaran luasan produksi tanaman kelapa
sawit di bawah ini
Tabel 1.16 Luas areal dan produksi Tanaman kelapa sawit Rakyat
Kabupaten Musi Banyuasin No Kecamatan Luas areal (Ha) Produksi (Ton)
1 Babat Toman 202 391
2 Plakat Tinggi 253 288
3 Batanghari Leko 475 2654
4 Sanga Desa 63 130
5 Sungai keruh 225 875
6 Sekayu 212 617
7 Lais 239 1616
8 Sungai Lilin 4155 37848
9 Keluang 933 2663
10 Bayung lencir 14411 212529
11 Lalan 226 114
12 Lawan wetan - -
13 Tungkai jaya - -
14 Babat supat - -
Total 21394 259725 Sumber : Dinas Perkebunan tahun 2010
I-48
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.19
Luas areal dan produksi Tanaman kelapa sawit Rakyat Kabupaten Musi Banyuasin
LUAS AREAL DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN KARET
Kabupaten Musi Banyuasin memiliki perkebunan karet yang secara nilai jual memiliki nilai
ekonomi tinggi, perkebunan karet di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki tiga jenis kepemilikian
yaitu perkebunan rakyat, proyek PRPTE dan swasta nasional
Di lihat hasil identifikasi luasan terbesar dimiliki
oleh perkebunan rakyat dengan total luasan
mencapai 162.741,5 Ha dengan produksi
mencapai 104.708 ton, kemudian perkebunan
karet proyek PRPTE/SRDP memiliki luasan areal
mencapai 1.354,5 Ha dengan produksi 1.349 ha
dan yang terahir perkebunan karet milik swasta
nasional 4.148 ha dengan produksi mencapai
4.166 ton, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini
0
50000
100000
150000
200000
250000
Bab
at T
om
an
Pla
kat
Tin
ggi
Bat
angh
ari L
eko
San
ga D
esa
Sun
gai k
eru
h
Seka
yu
Lais
Sun
gai L
ilin
Kel
uan
g
Bay
un
g le
nci
r
Lala
n
Luas areal (Ha)
Produksi (Ton)
I-49
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.17 Luas Areal dan produksi tanaman perkebunan Karet
Kabupaten Musi banyuasin No Perkebunan Luas areal (Ha) Produksi (Ton)
1 Perkebunan rakyat 162.741,5 104.708
2 Proyek PRPTE/SRDP 1.354,5 1.349
3 Swasta Nasional 4.148 4.166
Jumlah Sumber : Dinas Perkebunan tahun 2010
Gambar 1.20
Luas Areal tanaman perkebunan Karet Kabupaten Musi banyuasin
Gambar 1.21
Produksi tanaman perkebunan Karet Kabupaten Musi banyuasin
010002000300040005000
Luas areal (Ha)
Luas areal (Ha)
0
50000
100000
150000
Perkebunan rakyat
Proyek PRPTE/SRDP
Swasta Nasional
Produksi (Ton)
Produksi (Ton)
I-50
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Peta kawasan perkebunan 1.22
I-51
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
3) Potensi kehutanan
Potensi kehutanan yang dimiliki Musi Banyuasin berdasarkan perhitungan dari peta kawasan
hutan lindung tahun 2010 terdapat dua jenis potensi kehutanan yaitu potensi hutan lindung dan
potensi hutan lindung produksi untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Potensi Hutan Lindung
Potensi hutan lindung yang tersedia di Kabupaten Musi banyuasin adalah jenis hutan savanna,
semakbelukar, semak belukar rawa, tubuh air, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa
sekunder dan primer, dengan total luasan kawasan hutan lindung di Kabupaten Musi Banyuasin
mencapai 490.098,37 Ha, dimana luasaan terbesar kawasan hutan lindung ada di Kecamatan
Bayung Lencir dengan luasan mencapai 252.099,68 Ha kemudian untuk luasan terbesar berada
di Kecamatan Batanghari Leko dengan luasan mencapai 118.085,29 ha dan luasan terbesar
ketiga berada di kecamatan Lalan dengan luasan mencapai 45.252,16 ha, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 1.18 Luas Kawasan Hutan Lindung
Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2010 Kec. Babat Toman Luas( Ha)
Savanna 589,521
Semak Belukar 5.921,384
Semak Belukar Rawa 896,549
Tubuh Air 1.122,208
Total 8.529,662
Kec. Batanghari Leko
Hutan Lahan Kering Sekunder 23.882,769
Hutan Rawa Sekunder 774,113
Savanna 3415,8
Semak Belukar 88.899,177
Semak Belukar Rawa 73,829
Tubuh Air 1039,606
Total 118.085,294
Kec. Bayung Lalan
Hutan Mangrove Sekunder 994,152
I-52
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Hutan Rawa Sekunder 3.798,433
Rawa 1.831,121
Semak Belukar 33.48,512
Semak Belukar Rawa 33.188,078
Tubuh Air 2.091,868
Total 45.252,164
Kec. Bayung Lencir
Hutan Lahan Kering Sekunder 608,875
Hutan Rawa Primer 70.798,537
Hutan Rawa Sekunder 32.397,702
Rawa 3.059,556
Semak Belukar 88.773,894
Semak Belukar Rawa 53.421,058
Tubuh Air 3.040,061
Total 252.099,683
Kec. Keluang
Semak Belukar 874,221
Semak Belukar Rawa 509,36
Tubuh Air 89,588
Total 1.473,169
Kec. Lais
Hutan Rawa Sekunder 5.281,855
Rawa 468,648
Savanna 92,314
Semak Belukar 790,504
Semak Belukar Rawa 6.783,115
Tubuh Air 1.448,531
Total 14.864,967
Kec. Plakat Tinggi
Savanna 67,845
Semak Belukar 2.260,56
Total 2.328,405
Kec. Sanga Desa
Rawa 1.126,62
Savanna 274,182
Semak Belukar 4.296,542
Semak Belukar Rawa 12.562,279
Tubuh Air 1.101,588
I-53
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Total 19.361,211
Kec. Sekayu
Hutan Rawa Sekunder 4.609,999
Rawa 142,777
Savanna 406,865
Semak Belukar 7.806,144
Semak Belukar Rawa 12.264,858
Tubuh Air 1016,541
Total 26.247,184
Kec. Sungai Keruh
Semak Belukar 46,516
Semak Belukar Rawa 674,43
Total 720,946
Kec. Sungai Lilin
Rawa 1008,917
Savanna 56,654
Semak Belukar 6517,016
Semak Belukar Rawa 12114,491
Tubuh Air 799,816
Total 20496,894
Total Keseluruhan 490.098,368 Sumber : Peta citra 2010
Potensi Hutan Produksi
Kawasan hutan Produksi berada di 9 Kecamatan yaitu Kecamatan Bayung Lencir dengan luas
269.031,02 Ha, Kecamatan Batanghari Leko 66.807,90 Ha, Kecamatan Lalan 16.135,11 Ha,
Kecamatan Sungai Lilin 4356,06 ha, Kecamatan Plakat Tinggi 1656,52 Ha, Kecamatan Sungai
Keruh 11923,51 Ha, Kecamatan lais 859,54 Ha, Kecamatan Sanga Desa 255,233 Ha,
Kecamatan Babat Toman 196,53 Ha
I-54
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.19 Luasan Budidaya hutan produksi Kabupaten Musi Banyuasin 2010
KLASIFIKASI Hutan Produksi KECAMATAN LUAS (Ha)
Budidaya Kehutanan Hutan Produksi Kec. Babat Toman 196,53
Kec. Batanghari Leko 66807,90
Kec. Lalan 16135,11
Kec. Bayung Lencir 269031,02
Kec. Lais 859,54
Kec. Plakat Tinggi 1656,62
Kec. Sanga Desa 255,23
Kec. Sungai Keruh 11923,51
Kec. Sungai Lilin 4356,06
Hutan Produksi terbatas
Sedangkan Kawasan Hutan Produksi terbatas berada di Kecamatan Batanghari Leko 81.404,31 Ha,
Kecamatan Lencir 19.414,31 Ha, Kecamatan Keluang 80,49 Ha, Kecamatan Sekayu 8417,75 Ha,
Kecamatan Sungai Lilin 1278,07 Ha
Tabel 1.20 Luasan Budidaya hutan produksi terbatas
Kabupaten Musi Banyuasin 2010
KLASIFIKASI Hutan Produksi KECAMATAN LUAS (Ha)
Hutan produksi Hutan Produksi Terbatas Kec. Batanghari Leko 81404,31
Kec. Bayung Lencir 19414,31
Kec. Keluang 80,49
Kec. Sekayu 8417,75
Kec. Sungai Lilin 1278,07
I-55
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Daftar Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Kawasan Hutan produksi hasil hutan kayu di Kabupaten Musi Banyuasin yang memiliki izin
pemanfaatan hasil Hutan produksi terdiri dari 13 perusahaan IUPHHK Definitif, 3 perusahaan
Pencadangan IUPHHK, dan sisanya merupakan hutan yang dimanfaatkan oleh rakyat, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1.21 Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat dan Carbon Trade
No Nama Perusahaan Luas (Ha)
IUPHHK Definitif
1 PT. Musi Hutan Persada 19300
2 PT Bumi pratama usaha Jaya 56000
3 PT Pakerin 43380
4 PT Tiecsico Cahaya Pertiwi 4800
5 PT Bumi Persada Permai 59345
6 PT Rimba Hutani Mas 67100
7 PT Restorasi Ekosistem Indonesia 52170
8 PT Bumi persada permai 24050
9 PT Sentosa bahagia Bersama 55055
10 PT Wahana Agro Mulia 6290
11 PT Wahana Lestari Makmur Sukses 14010
12 PT Tunas Hutan Pratama 10130
13 PT Sumber Hijau Permai 5100
Jumlah 416,730
Pencadangan IUPHHK
1 PT Rimba Hutani Mas 21560
2 PT Rickim Mas Jaya 8100
3 PT Rako Jaya Mandiri 11700
Hutan desa Definitif
1 Hutan Desa Muara Merang 7250
Jumlah 7250
Pencadangan (Rekom) Hutan Desa
1 Hutan Desa Muara Medak 7000
2 Hutan Desa kepayang 6000
Jumlah 13000
Pencadangan (Rekom) HTR
I-56
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
1 Hutan tanaman Rakyat 16802
Jumlah 16802
Pencadangan Areal carbon trade
1 Areal Konservasi gambut (MRPP) 24000
Jumlah 24000
Total 519142
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Musi banyuasin 2011
Gambar 1.23 Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat dan Carbon Trade
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
PT.
Mu
si H
uta
n P
ersa
da
PT
Bu
mi p
rata
ma
usa
ha
Jaya
PT
Pak
erin
PT
Tiec
sico
Cah
aya
Per
tiw
i
PT
Bu
mi P
ersa
da
Per
mai
PT
Rim
ba
Hu
tan
i Mas
PT
Res
tora
si E
kosi
stem
…
PT
Bu
mi p
ersa
da
per
mai
PT
Sen
tosa
bah
agia
Ber
sam
a
PT
Wah
ana
Agr
o M
ulia
PT
Wah
ana
Lest
ari M
akm
ur …
PT
Tun
as H
uta
n P
rata
ma
PT
Sum
ber
Hija
u P
erm
ai
PT
Rim
ba
Hu
tan
i Mas
PT
Ric
kim
Mas
Jay
a
PT
Rak
o J
aya
Man
dir
i
Hu
tan
Des
a M
uar
a M
eran
g
Hu
tan
Des
a M
uar
a M
edak
Hu
tan
Des
a ke
pay
ang
Pen
cad
anga
n (R
eko
m)
HTR
Hu
tan
tan
aman
Rak
yat
Are
al K
on
serv
asi g
amb
ut
(MR
PP
)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
I-57
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
4) Peternakan dan Perikanan
1. Peternakan
Peternakan di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 2 jenis peternakan yaitu peternakan kecil
dan peternakan besar, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini
a. Peternakan Kecil
Potensi peternakan di Kabupaten Musi Banyuasin
terdiri dari 3 jenis peternakan yaitu ayam daging
ayam buras dan itik dimana peternakan terbesar
berada di Kecamatan Bayung Lencir dengan
rincian ayam daging sebanyak 168.000 ekor, ayam
buras 126.580 ekor dan ituk 29.706 ekor , untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 1.22 Potensi peternakan kecil
Kabupaten Musi Banyuasin
No
Kecamatan Ayam pedaging Ayam Buras Itik
1 Babat Toman 18000 41000 5700
2 Plakat Tinggi 39183 2600
3 Batanghari Leko 2500 37.922 210
4 Sanga Desa 7272 36050 5100
5 Sungai keruh 5500 7754 1915
6 Sekayu 22000 10650 1890
7 Lais 2000 24000 4625
8 Sungai Lilin 18100 82709 4382
9 Keluang 24400 25565 906
10 Bayung lencir 168000 126580 29706
11 Lalan - 53000 2100
12 Lawan wetan
13 Tungkai jaya
14 Babat supat
Total 268772 484413 59134
I-58
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.24
Potensi peternakan kecil Kabupaten Musi banyuasin
b. Peternakan Besar
Potensi peternakan besar di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2009-2010 terdapat di sektor
peternakan sapi, kerbau, kambing dan domba, dimana mayoritas terbesar masyarakat lebih
banyak pada peternakan sapi dan kambing dengan total sapi sebanyak 34.089 ekor dan
kambing mencapai 25547 ekor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar di
bawah ini
Tabel 1.23 Jenis dan jumlah peternakan Besar
Kabupaten Musi banyuasin 2009-2010 No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Domba
1 Babat Toman 8650 310 2150 370
2 Plakat Tinggi 4412 46 1616 20
3 Batanghari Leko 813 58 1421 109
4 Sanga Desa 2200 71 1220 545
5 Sungai keruh 2377 61 1862 408
6 Sekayu 945 27 1730 35
7 Lais 2749 27 1790 242
8 Sungai Lilin 5700 208 4885 237
9 Keluang 2243 10 898 82
10 Bayung lencir 2550 74 5425 42
11 Lalan 1450 2550 10
12 Lawan wetan - - - -
13 Tungkai jaya - - - -
14 Babat supat - - - -
Total 34089 892 25547 2100 Sumber : Dinas Peternakan 2010
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
Ayam pedaging
#REF!
Itik
I-59
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.25
Jenis dan jumlah peternakan Besar Kabupaten Musi banyuasin 2009-2010
2. Perikanan
Jenis perikanan tangkap yang tersedia di Kabupaten Musi banyuasin berasal dari sungai
besar dan sungai kecil di wilayah sepanjang sungai musi banyuasin,dengan rincian produksi
dari masing masing kecamatan sebagai berikut :
Tabel 1.24 Produksi perikanan tangkap Kabupaten Musi banyuasin
No Kecamatan Perikanan darat
1 Babat Toman 1259,83
2 Plakat Tinggi 487,14
3 Batanghari Leko 1064,68
4 Sanga Desa 1186,98
5 Sungai keruh 933,79
6 Sekayu 2132,76
7 Lais 1458,63
8 Sungai Lilin 1711,12
9 Keluang 405,97
10 Bayung lencir 1026,85
11 Lalan 797,63
12 Lawan wetan -
13 Tungkai jaya -
14 Babat supat -
Total 12465.38
Sumber : Dinas Perikanan 2010
0100020003000400050006000700080009000
Sapi
Kerbau
#REF!
Domba
I-60
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.26 Produksi perikanan tangkap Kabupaten Musi banyuasin
5) Potensi Pertambangan
Kabupaten Musi Banyuasin memiliki sumber daya alam yang besar terutama energi primer,
namun pemanfaatan sumber energi primer tersebut belum optimal di manfaatkan bagi
pembangunan Kabupaten Musi
Banyuasin. Oleh karena itu, pengelolaan
sumber daya alam, perlu dikelola dengan
baik dan terpadu. Hal ini memerlukan
perencanaan yang matang, baik itu jangka
panjang, menengah maupun pendek.
Salah satu sektor unggulan di Kabupaten
Musi Banyuasin adalah sektor
pertambangan dan energi, sektor ini
diunggulkan karena merupakan penghasil
devisa bagi daerah ini untuk membiayai pembangunan yang sedang digalakkan.
Potensi bahan galian dalam sektor pertambangan umum yang terdapat di Kabupaten Musi
Banyuasin, yaitu batubara, bahan galian golongan C, dengan keadaan saat ini sebagai berikut :
0
500
1000
1500
2000
2500
Bab
at T
om
an
Pla
kat
Tin
ggi
Bat
angh
ari L
eko
San
ga D
esa
Sun
gai k
eru
h
Seka
yu
Lais
Sun
gai L
ilin
Kel
uan
g
Bay
un
g le
nci
r
Lala
n
Perikanan darat
Perikanan darat
I-61
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
a) Batubara
Besarnya sumberdaya batubara di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu 23.939.927.000 ton
dnegan nilai kalori 4.500-6.000 kkal/kg, yang berada pada formasi Muara Enim dan formasi
Talang Akar yang tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Banyung Lencir,
kecamtan Babat Toman, Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Keluang dan Kecamatan
Batang Hari Leko dengan besarnya cadangan batubara cukup banyak dan tebal dengan
rincian cadangan penyebarannya sebagai berikut.
Tabel 1.25 Potensi Sumberdaya Batubara Kabupaten Musi Banyuasin
No
Lokasi Measured Indicated Inferred Hypothetical Total (ribu ton)
1 Bayat 67.008 165.132 509.122 2.427.968 744.657
2 Lubuk Mahang 61.361 137.260 352.146 1.342.008 552.117
3 Sungai Lilin 216.042 102.709 80.797 72.857 472.405
4 Kota Tengah 65.258 117.437 369.392 1.069.656 553.812
5 Babat Toman 58.826 85.341 121.463 30.618 296.248
6 Babat 196.187 258.353 587.385 2.698.764 1045.387
7 Sekayu 395.077 765.081 1.747.972 5.181.160 1168.218
8 Bentayan - - 92.220 - 92.22
9 Bayung Lencir - - 323.500 - 323.5
10 Tamiang - 116.220 - - 116.22
11 Talang Ubi - 3.380.700 - - 4.08
12 Tanah Abang - 333.060 - - 333.06
13 Lokasi Tritama Benua
25.325 25.325 25.325 - 75.975
14 Lokasi PT.Duta Putra T
65.212 108.929 161.731 - 335.872
Jumlah 90.537 587.614 187.056 118.748 6113.771 Sumber : Hasil Penelitian JICA dan Badan Geologi Departemen ESDM
Berdasarkan undang undang RI no 4 tahun 2009, usaha pertambagan dilaksanakan dalam bentuk
IUP (Izin usaha pertambanga),IPR (izin pertambangan Rakyat) serta IUPK (izin usaha pertambangan
khusus) sampai akhir tahun 2009 pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah mengeluarkan 70 IUP
untuk bahan galian jenis batubara, dengan rincian dapat dilihat pada table di bawah ini:
I-62
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.26 Data perusahaan pemegang Izin usaha pertambangan (IUP)
Yang telah dikeluarkan Pemkab Musi Banyuasin No Perusahaan Lokasi Luas (ribu hektar) Status
1 PT. SWADAYA HUTANI ALAM
Desa pengaturan Desa Tanjung Bali Kecamatan Batanghari Leko
4.000 Operasi produksi
2 PT. NUSA INDAH PERMAI Desa pandan sari Desa Tampang baru Kecamatan bayung lencir
4.500 Operasi produksi
3 PT. RIMBA SUBUR LESTARI
Desa Rayun Kecamatan Bayung lencir
4.902 Operasi produksi
4 PT. WAHANA RIMBA LESTARI
Desa cinta karya Desa Rimba ukur Kecamatan plakat tinggi Kecamatan sekayu
4.938 Operasi produksi
5 PT. MAKARYA EKAGUNA Desa Gajah Matt, Desa Sukalali Desa tebing bulan Desa kertayau Kecamatan sungai keruh
4.972 Operasi produksi
6 PI BUANA INTI (ITRA PRIMA (BIC)
Desa pagar desa Desa swakarya,desa bayat ilir Desa pangkalan bayat Kecamatan bayung lencir
4.999 Operasi produksi
7 PT. MANGGALA ALAM LESTARI
Desa btampang baru Kecamatan bayung lencir
4.836 Operasi produksi
8 PT. CAHAYA NUSA PRATAMA
Desa srimulyo,desa sumber sari Desa banjar jaya Kecamatan bayung lencir
4.991 Operasi produksi
9 PT. BUANA BABA EKA PRATAMA
Desa telang,desa kali barau Desa siding marga Kecamatan bayung lencir
4.686 Operasi produksi
10 P1 BATTOMAN COAL Desa Bandar jaya Kecamatan Batanghari leko, kecamatan babat toman dan sekayu
12.670 Eksplorasi
11 PT. LAIS COAL MINE Desa teluk kijing II dan tanjung agung utara Kecamatan lais
1.022 Operasi produksi
12 PT. LAIS COAL MINE Desa petaling,tj agung utara Kecamatan Lais
14.340 Eksplorasi
13 PE MUBA COAL MINE Desa lubuk bintalo,pangkalan bulian,sungai Nepal,ulak kembang,kecamatan sungai keruh
13.320 Eksplorasi
I-63
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
14 PT. MUBA COAL MINE Sidang margadan tebing bulang Kecamatan sungai keruh
Eksplorasi
15 PT YODA IRPAN MAKMUR Desa sako suban Kecamatan Batanghari leko
5.000 Eksplorasi
16 PT. TITAN PRAWIRA SRIWIJAYA
Kecamatan bayung lencir dan lalan
7.227 Eksplorasi
17 PT. SRIWIJAYA ENERGI PERSADA
Kecamatan bayung lencir dan lalan
8.596 Eksplorasi
18 PT. BHUMI SRIWIJAYA PERDANA COAL
Desa Beroja Timur dan Desa Beji Kecamatan bayung lencir
8.058 Eksplorasi
19 PT. PUTRA MUBA COAL Desa mekar jadi Desa nusa serasan Kecamatan sungai lilin
3.716 Operasi produksi
20 PT. PUTRA MUBA COAL Kcamatan bayung lencir 1.906 Eksplorasi
21 PT INDONESIA BATU PRIMA ENERGI
Desa pinang banjar,Desa sumber jaya dan desa Bandar tenggulang Kecamatan Sungai lilin
19.870 Eksplorasi
22 PT. INTI PUTERA KANAAN
Desa Sumber harum Kecamatan bayung lencir
11.220 Eksplorasi
23 PT. REALITA JAYA MANDIRI
Desa sumber harum Desa berlian Lencir
1.642 Operasi produksi
24 PT, SOAR HARAPAN BANGSA
Desa tanjung dalam,ciptapraja kecamatan keluang
4.978 Eksplorasi
25 PT. KARYA PERINTIS SEJATI
Kecamatan bayung lencir 5.531 Eksplorasi
26 PI MADHUCON INDONESIA Kecamatan keluang,Batanghari leko,bayung lencir
8.663 Eksplorasi
27 PT. KAUTIM GLOBAL Desa bangun harji,desa warga mulyo kecamatan plakat tinggi
4.547 Operasi produksi
28 PT. PACIFIC GLOBAL RESOURCES
Desa Bandar jaya, desa sinar harapan Kecamatan bayung lencir
3.228 Operasi produksi
29 PC PACIFIC GLOBAL RESOURCES
Desa teluk dan desa epil kecamatan lasi dan Kecamatan sungai lilin
3.360 Eksplorasi
30 PT. BUKIT GLOBAL ABADI Desa pagar desa Kecamatan bayung lencir
9.955 Eksplorasi
31 PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA
Desa suka jaya Desa suka makmur Kecamatan plakat tinggi
4.495 Operasi produksi
I-64
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
32 PT. DIKA KARYA LINTAS NUSA
Kecamatan bayung lencir dan keluang
1.357 Eksplorasi
33 PT. UNITED COAL INDONESIA
Kecamatan bayung lencir 5.000 Eksplorasi
34 PT MANDUO Desa sumber harum Kecamatan bayung lencir
3984.400 Eksplorasi
35 PT. MASINDO ARTA RESOURCES
Desa pengaturan Desa pingap tanah abang Kecamatan Batanghari leko
5.475 Eksplorasi
36 PT. MASINDO ARTA RESOURCES
Desa ulak kembang Kecamatan Batanghari leko
1.602 Eksplorasi
37 PT. ARTA INDO ENERGI Desa sidorejo Kecamatan sungai lilin
6.283 Eksplorasi
38 PT. AN COAL RESOURCES Desa dawas, Desa Karya Maju Desa mekar sari Kecamatan keluang
5.000 Eksplorasi
39 PT. ADI COAL RESOURCES
Desa senawar jaya,desa muara bahar Kecamatan bayung lencir
4.9540 Eksplorasi
40 PT SAKTI GLOBAL PERSADA
Desa epil kecamatan lais Kecamatan sungai lilin
8.942 Eksplorasi
41 PT, MENSA BARA BUMI Desa sako suban Kecamatan Batanghari leko
2.382 Eksplorasi
42 PT. MENSA BARA BUMI Kecamatan Batanghari leko 7.903 Eksplorasi
43 PT. ENERGI SEJAHTERA MAKMUR
Kecamatan bayung lencir 5.000
Eksplorasi
44 PT. TEMPIRAI ENERGI RESOURCES
Kecamatan bayung lencir 5.000
Eksplorasi
45 PT. PAMPANGAN PALM RESOURCES
Kecamatan bayung lencir 3.493
Eksplorasi
46 PT BUMI ANDALAS PERKASA
Kecamatan Batanghari leko kecamatan babat toman
2.994 Eksplorasi
47 PT ANUGRAH BARA MUSTIKA
Desa Sanga Desa Kecamatan babat toman Kecamatan Batanghari leko
4.955 Eksplorasi
48 PT INDRA SAPTA RAHAYU Kecamatan bayung lencir 1.500 Eksplorasi
49 PT, SUMI MABARA UTAMA Kecamatan bayung lencir
11.420 Eksplorasi
50 PT. ANDALAN SATRIA ABADI
Kecamatan bayung lencir 8.685
Eksplorasi
I-65
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
51 PT. DUTA ALAM EKAPRATAMA
Kecamatan bayung lencir 11.100
Eksplorasi
52 PT. DUTA ALAM JAYA Kecamatan bayung lencir
10.440 Eksplorasi
53 PC CITRA ALAM GEMILANG
Kecamatan sungai keruh dan plakat tinggi
10.160 Eksplorasi
54 PT. SHAN MUTIARA ABADI LESTARI
Kecamatan sungai keruh 5.541 Eksplorasi
55 PT. CITRA ALAM CAHAYA Kecamatan bayung lencir
1.0173 Eksplorasi
56 PT. CITRA ALAM CAHAYA Kecamatan bayung lencir
20.240 Eksplorasi
57 PT. HASIL TAMBANG Desa simpang sari,ulak paceh,ulak tebereu,tanjung durian,kasmaran,mangunjaya kecamatan babat toman
7.936 Eksplorasi
58 PT TALANG UBI COAL Desa ulak paceh,ulak teberau,kasmaran dab babat toman kecamatan babat toman
19.860 Eksplorasi
59 PT. ENERGI INTI BARA PRATAMA
Kecamatan sungai lilin dan Lais 5.044 Eksplorasi
60 PC PRIMARAYA ENERGI Kecamatan lalan dan bayung lencir
19.970 Eksplorasi
61 PT ARTHACO PRIMA ENERGY
Kecamatan sungai lilin dan keluang
5.422 Eksplorasi
62 PT, DIKA KARYA LINTAS NUSA
Kecamatan bayung lencir 2.119
Eksplorasi
63 PT SENTOSA M ULIA BAHAGIA
Kecamatan bayung lencir 2.500
Eksplorasi
64 PT PERSADAMAKMURJAYA
Kecamatan sungai lilin dan
keluang
9.000 Eksplorasi
65 PT. SENTOSA KURNIA ENERGI
Kecamatan Batanghari leko dan bayung lencir
2.500 Eksplorasi
66 PT. CIPTAWANA DANA Kecamatan Batanghari leko 20.000 Eksplorasi
67 PT, LAPINDO BUMI MINERAL
Kecamatan bayung lencir 19.100 Eksplorasi
68 PT RACHMAT KELANTAN SAKTI
Kecamatan Batanghari leko 2000 Eksplorasi
I-66
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
69 PT CAHAYA BUMI Kecamatan bayung lencir dan sungai lilin
1.135 Eksplorasi
b) Bahan Galian Golongan C
Bahan galian golongan C terdapat pada sepanjang Sungai Musi dan anak-anak sungai
lainnya dan batu kali terdapat juga didalam Sungai Musi diketahui pada Kecamatan Sanga
Desa dengan kualitas dan kwatintasnya belum diketahui. Potensi tanah liat yang prospek
secara umum terdapat pada dataran-dataran tinggi di beberapa wilayah kecamatan dalam
Kabupaten Musi Banyuasin juga kwantitasnya dan kualitas belum diketahui. Selain itu
pengusahaan bahan galian golongan C (pasir) dan tanah liat dalam bentuk surat izin
pertambangan daerah (SIPD).
Tabel 1.27 Pemegang surat izin pertambangan Daerah (SIPD)
Kabupaten Musibanyuasin No Nama perusahaan/perorangan Lokasi Usaha Bahan galian Luas (Ha)
Kecamatan Sekayu
1 PT Putra Pratama raya Kelurahan balai agung
Pasir sungai 10
2 Azwan Kelurahan soak baru
Pasir sungai 2.45
3 CV mutiara musi Kelurahan balai agung
Pasir sungai 5
4 Senang bin oni Kelurahan serasan jaya
Pasir sungai 0.62
5 Musa Kelurahan serasan jaya
Pasir sungai 5
6 Rosihan Bin Muhammad Kelurahan balai agung
Pasir sungai 2.45
7 Petrus Sumber Kelurahan balai agung
Pasir sungai 4.8
8 Alfian bin zaini,MH Kelurahan soak baru
Pasir sungai 4.65
9 Asmayudin Kelurahan balai agung
Pasir sungai 3.9
10 Nurbaiti Kelurahan serasan jaya
Pasir sungai 3
11 Febri efendi Desa sukarami Pasir sungai 8
12 Arjuhan,ST Kelurahan Kayuara
Pasir sungai 1.93
13 A.Rafik Bin amir Hamzah Desa bailangu Pasir sungai 4.988
14 Musa firdaus Desa lumpatan Pasir sungai 4.95
15 Marjuni Bin madani Desa lumpatan Pasir sungai 4.85
16 Alex masykur Desa sukarami Pasir sungai 5
I-67
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
17 H.syarifuddin Desa lumpatan Pasir sungai 4.97
18 Petrus sumber Kelurahan balai agung
Tanah liat 0.97
19 Benny Hidayat bin H yusrizal Jakfar
Kel Soak Agung Tanah urug 4
20 Sodikin bin Rohidin Kelurahan balai agung
Tanah urug 300 meter
21 Ir Mikail Kelurahan balai agung
Tanah urug 2.5
22 Abu Bakar Kelurahan balai agung
Tanah liat 1.1
23 Amran Kelurahan balai agung
Pasir sungai 10
24 Hanapi Kel Soak Agung Pasir sungai 2.45
25 Aidil Fitri Kelurahan balai agung
Pasir sungai 5
Kecamatan Lais
26 Suradi bin sukawi Desa Tanjung agung barat
Pasir sungai 2
27 H aswan binti H nasri Desa Tanjung agung barat
Pasir sungai 5
Kecamatan Babat Toman
28 Gelendra Angga Saputra Kelurahan mangun jaya
Pasir sungai 1.62
29 Asra Desa Toman Pasir sungai
2.70
30 Alex Maskur Desa kasmaran Pasir sungai
3.80
31 Mu’min Hasan Desa karang anyar
Pasir sungai 2.80
32 Arpan Desa rantau panjang
Pasir sungai 2.83
33 H hasan Desa sereka Pasir sungai
1.75
34 Dendi Sumitro Desa karang anyar
Pasir sungai 2.22
35 Darwin bin idroes Desa beruge Pasir sungai
1.50
36 Mulyadi Desa ulak paceh Pasir sungai
8.20
Kecamatan Sanga Desa
37 Cekmat Desa Keban II Pasir sungai
5
I-68
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
38 Muhammad iqbal Arci bin sugianto
Desa Keban II Pasir sungai
5
39 Aidil Fitri Desa nganti Pasir sungai
4
Bidang Minyak dan Gas Bumi
Potensi Migas telah di ekspoitasi sejak lama
bahkan sebelum kemerdekaan RI. Perusahaan
yang pertama kali melakukan eksploitasi adalah
DUCH, jenis minyaknya bervariasi mulai dari
paraffin ringan sampai sedang (45-540 API),
parafin berat (35-370 API) dan ada juga yang
bersifat aspal (22-250 API).
Tabel 1.28 Cadangan Terbukti Minyak Bumi, Kondesat dan Gas Alam Kabupaten Musi Banyuasin
No Cadangan Terbukti Lapangan Yang Telah Diproduksi
Lapangan Yang Belum Diproduksi
1 Minyak Bumi 224.811,8 MSTB 3.700 MSTB
2 Kondesat 6.560 MSTB 11.737 MSTB
3 Gas Alam 2.059,104 BSCF 2.410,607 BSCF
Sumber: Hasil Penelitian LAPI ITB.
Tabel 1.29 Cadangan Mungkin Minyak Bumi, Kondesat dan Gas Alam Kabupaten Musi Banyuasin
No Cadangan Terbukti Lapangan Yang Telah Diproduksi
Lapangan Yang Belum Diproduksi
1 Minyak Bumi 47.122 MSTB 300 MSTB
2 Kondesat 236 MSTB 10.798 MSTB
3 Gas Alam 358,46 BSCF 2.046,678 BSCF
Sumber: Hasil Penelitian LAPI ITB.
I-69
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.12 Cadangan Harapan Minyak Bumi, Kondesat dan Gas Alam Kabupaten Musi Banyuasin
No Cadangan Terbukti Lapangan yang telah Diproduksi
Lapangan yang belum Diproduksi
1 Minyak Bumi 85.768,2 MSTB 2.031 MSTB
2 Kondesat 229 MSTB 33.368 MSTB
3 Gas Alam 2.346,228 BSCF 6.120,743 BSCF
Sumber: Hasil Penelitian LAPI ITB. Keterangan: MSTB = Milyar Standar Tank Barrel (Juta Barrel Standar Tank) BSCF = Billion Standar Cubic Feet (Milyar Kaki Kubik Standar)
Tabel 1.13
Data Produksi Migas per Perusahaan Tahun 2009 Kabupaten Musi Banyuasin
No Nama Perusahaan Migas Produksi Tahun 2009
Minyak & Kondesat
(Bbl)
Gas Alam
(Ribu MMBTU)
1 Conoco Phillips Grissik 6.263.994,00 790,86
2 Medco E & P Rimau 3.372.024,64 -
3 Conoco P – Coridor - 283.870,12
4 Babat Kukui Energi 29.599,00 -
5 Job Pertamina 13.197,7 -
6 Binatek Reka Kruh 206.524,98 -
7 Job Pertamina Hess Jambi Merang 65.491,00 -
8 Pertamina Doh Jambi 24.365,04 1.621,53
9 Pertamina Doh Prabumulih 999.251,00 -
10 Medco E & P Sum 29.300,7 -
11 Ubep benakat ex Srt 7.319,34 -
12 Elnusa Tristar 817.158,00 -
Jumlah 2342.204 54.621
Sumber : profil Potensi Pertambangan dan Energi Kab.Muba Keterangan : Bbl : Barrel MMBTU : Meters Metric British Thermal Unit
I-70
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Peta kawasan pertambangan 1.27
I-71
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
1.2.5 POTENSI EKONOMI WILAYAH
1.2.5.1 PERTUMBUHAN EKONOMI
Laju pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan.
Pertumbuhan tersebut menggambarkan riil karena dinilai dengan harga konstan yang sudah
dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga.
Tabel 1.14 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan
No Lapangan Usaha Tahun
2004 2005 2006 2007 2008
1 Pertanian 7.96 8.83 7.17 8.09 4.96
2 Pertambangan 0.43 0.54 0.68 0.04 1.05
3 Industri Pengolahan 4.93 5.63 5.34 5.64 2.90
4 Listrik, Gas dan Air Bersih, Gas dan Water 8.73 9.54 11.13 12.93 7.70
5 Bangunan 13.16 13.94 10.44 11.95 9.02
6 Perdagangan 7.29 7.78 6.94 7.91 7.06
7 Angkutan 12.70 15.51 9.37 11.52 11.11
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4.43 5.39 5.36 5.77 5.46
9 Jasa-jasa 5.58 6.91 7.54 7.71 8.42
PDRB dengan Migas 1.89 2.95 2.79 2.73 2.72
PDRB tanpa Migas 7.21 8.04 6.98 7.80 5.60
Sumber : PDRB 2004-2008 Kabupaten Musi Banyuasin
Perekonomian tanpa migas mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan 5,60% dibanding tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar 7,80 %. Pengaruh krisis ekonomi berdampak pada rendahnya
permintaan pada sektor non migas terhadap produk dalam negeri meskipun masih diimbangi dengan
ekspor yang tinggi untuk beberapa komoditi.
I-72
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Gambar 1.28
Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004-2008
Berdasarkan grafik diatas, tahun 2008 Kabupaten Musi Banyuasin mengalami pertumbuhan sebesar
2,72 % dengan migas, yang berarti mengalami pergerakan relative sama dibanding tahun
sebelumnya dengan pertumbuhan 2,73 %. Pada tahun ini, migas mengalami peningkatan produksi
ditambah eksplor batubata yang sudah menghasilkan walaupun produksinya relative kecil.
Diharapkan pertumbuhan ekonomi dengan migas di tahun mendatang akan mengalami peningkatan
dengan lebih efektifnya kegiatan produksi perusahaan gas dan batubara yang ada di wilayah
Kabupaten Musi Banyuasin ini.
1.2.5.2 STRUKTUR PEREKONOMIAN
Guna mengetahui secara jelas kondisi PDRB Kabupaten Musi Banyuasin dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.25.
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
2004 2005 2006 2007 2008
1,89
2,95 2,79 2,73 2,72
7,218,04
6,987,80
5,60
PDRB dengan Migas
PDRB tanpa Migas
I-73
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
Tabel 1.34 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun 2004 – 2008
No Lapangan Usaha Tahun
2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)
1 Pertanian 1.179.040 1.283.102 1.375.110 1.486.327 1.560.074
a. Tanaman Bahan Makanan 117.999 127.302 135.875 145.318 152.655
b. Tanaman Perkebunan 507.344 572.233 633.762 705.539 761.991
c. Peternakan 66.215 72.022 75.359 80.416 84.802
d. Kehutanan 300.291 315.125 326.697 342.854 343.882
e. Perikanan 187.191 196.42 203.417 212.2 216.744
2 Pertambangan dan Penggalian 6.638.700 6.674.845 6.720.258 6.722.734 6.793.269
a. Minyak dan Gas Bumi 6.550.001 6.583.406 6.624.372 6.621.060 6.688.257
b. Pertambangan Tanpa Migas 0 0 0 0 0
c. Penggalian 88.699 91.439 95.886 101.674 105.013
3 Penggalian 677.674 715.797 754.014 796.527 819.593
a. Industri Migas 0 0 0 0 0
1. Pengilangan Minyak Bumi 0 0 0 0 0
2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0
b. Industri Tanpa Migas 677.674 715.797 754.014 796.527 819.593
1. Makanan, minuman dan Tembakau 339.792 366.738 398.432 432.657 452.343
2. Tekstil, Brg. dari Kulit dan Alas Kaki 0 0 0 0 0
3. Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
290.646 299.046 302.439 307.066 307.132
4. Kertas dan Barang Cetakan 135 144 153 163 172
5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 34.351 36.68 39.293 42.378 45.125
6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 6.112 6.416 6.75 7.129 7.488
7. Logam Dasar Besi dan Baja 0 0 0 0 0
8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 6.638 6.773 6.947 7.134 7.333
9. Barang Lainnya 0 0 0 0 0
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.919 2.102 2.336 2.638 2.841
a. Listrik 1.576 1.738 1.941 2.207 2.365
b. Gas 0 0 0 0 0
c. Air Bersih 343 364 395 432 476
5 Bangunan 286.906 326.901 361.015 404.166 440.628
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 546.813 589.331 630.228 680.055 728.084
a. Perdagangan Besar dan Eceran 539.279 581.397 622.279 671.951 719.727
b. Hotel 877 744 755 771 804
c. Restoran 6.657 7.19 7.194 7.333 7.554
7 Pengangkutan dan Komunikasi 19.434 22.448 24.551 27.38 30.423
a. Pengangkutan 14.62 16.565 17.633 18.989 19.984
1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0
2. Angkutan Jalan Raya 11.282 13.06 13.973 15.154 15.981
I-74
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
3. Angkutan Laut 0 0 0 0 0
4. Angkutan sungai, Danau & Penyeber angan
3.14 3.297 3.437 3.589 3.731
5. Angkutan Udara 0 0 0 0 0
6. Jasa Penunjang Angkutan 198 208 223 246 272
b. Komunikasi 4.814 5.883 6.918 8.391 10.439
1. Pos dan Telekomunikasi 4.536 5.585 6.602 8.055 10.083
2. Jasa Penunjang Komunikasi 278 298 316 336 356
8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
105.17 110.834 116.771 123.51 130.255
a. Bank 7.647 8.569 9.29 10.099 10.804
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 1.929 2.026 2.152 2.309 2.472
c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0
d. Sewa Bangunan 86.504 90.405 94.711 99.592 104.582
e. Jasa Perusahaan 9.09 9.834 10.619 11.511 12.398
9 Jasa-jasa 240.347 256.966 276.352 297.666 322.734
a. Pemerintahan Umum&Pertahanan 159.869 170.403 182.731 196.036 211.336
1. Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 159.869 170.403 182.731 196.036 211.336
2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0 0 0 0 0
b. Swasta 80.478 86.563 93.621 101.63 111.398
1. Sosial Kemasyarakatan 38.217 41.202 44.549 48.426 52.915
2. Hiburan dan Rekreasi 525 549 569 592 622
3. Perorangan dan Rumah Tangga 41.736 44.812 48.503 52.612 57.861
PDRB dengan Migas 9.696.003 9.982.326 10.260.635 10.541.003 10.827.902
PDRB tanpa Migas 3.146.002 3.398.920 3.636.263 3.919.943 4.139.645
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2004 - 2008 Keterangan : r) : angka revisi *) : angka sementara **) : angka sangat sementara
Berdasarkan Tabel 1.34, Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan harga
konstan, masih bertumpu pada sektor pertanian, khususnya tanaman perkebunan. Sektor tanaman
perkebunan juga mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahun. Sektor tanaman perkebunan
pada Tahun 2004 sebesar 12,15%, Tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 12,79%, Tahun
2006 mengalami penurunan sebesar 10,75%, Tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 11,33%,
dan Tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 8,00%.
Distribusi persentase PDRB berdasarkan harga konstan (dengan migas), masih unggul pada sektor
pertambangan dan penggalian, khususnya sektor minyak dan gas bumi. Perkembangannya setiap
tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Sektor minyak dan gas bumi pada tahun 2004
sebesar 67,55%, tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 65,95%, tahun 2006 mengalami
I-75
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
penurunan sebesar 64,56%, tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 62,81%, dan tahun 2008
mengalami penurunan sebesar 61,77% (Tabel 1.35).
Tabel 1.35
Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (dengan migas) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004 – 2008
No Lapangan Usaha Tahun
2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)
1 Pertanian 12,16 12,85 13,40 14,10 14,41
a. Tanaman Bahan Makanan 1,22 1,28 1,32 1,38 1,41
b. Tanaman Perkebunan 5,23 5,73 6,18 6,69 7,04
c. Peternakan 0,68 0,72 0,73 0,76 0,78
d. Kehutanan 3,10 3,16 3,18 3,25 3,18
e. Perikanan 1,93 1,97 1,98 2,01 2,00
2 Pertambangan dan Penggalian 68,47 66,87 65,50 63,78 62,74
a. Minyak dan Gas Bumi 67,55 65,95 64,56 62,81 61,77
b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
c. Penggalian 0,91 0,92 0,93 0,96 0,97
3 Pengolahan 6,99 7,17 7,35 7,56 7,57
a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Industri Tanpa Migas 6,99 7,17 7,35 7,56 7,57
1. Makanan, minuman dan Tembakau 3,50 3,67 3,88 4,10 4,18
2. Tekstil, Brg. dari Kulit dan Alas Kaki 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3. Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
3,00 3,00 2,95 2,91 2,84
4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0,35 0,37 0,38 0,40 0,42
6. Semen & Barang Galian Bukan Logam
0,06 0,06 0,07 0,07 0,07
7. Logam Dasar Besi dan Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
9. Barang Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03
a. Listrik 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
c. Air Bersih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Bangunan 2,96 3,27 3,52 3,83 4,07
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,64 5,90 6,14 6,45 6,72
a. Perdagangan Besar dan Eceran 5,56 5,82 6,06 6,37 6,65
I-76
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
b. Hotel 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
c. Restoran 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28
a. Pengangkutan 0,15 0,17 0,17 0,18 0,18
1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Angkutan Jalan Raya 0,12 0,13 0,14 0,14 0,15
3. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4. Angkutan sungai, Danau & Penyeberangan
0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Komunikasi 0,05 0,06 0,06 0,08 0,10
1. Pos dan Telekomunikasi 0,05 0,06 0,06 0,08 0,09
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
1,08 1,11 1,14 1,17 1,20
a. Bank 0,08 0,09 0,09 0,10 0,10
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
d. Sewa Bangunan 0,89 0,91 0,92 0,94 0,97
e. Jasa Perusahaan 0,09 0,10 0,10 0,11 0,11
9 Jasa-jasa 2,48 2,57 2,69 2,82 2,98
a. Pemerintahan Umum&Pertahanan 1,65 1,71 1,78 1,86 1,95
1. Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 1,65 1,71 1,78 1,86 1,95
2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Swasta 0,83 0,87 0,91 0,96 1,03
1. Sosial Kemasyarakatan 0,39 0,41 0,43 0,46 0,49
2. Hiburan dan Rekreasi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
3. Perorangan dan Rumah Tangga 0,43 0,45 0,47 0,50 0,53
PDRB dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2004 - 2008 Keterangan : r) : angka revisi *) : angka sementara **) : angka sangat sementara
Sedangkan distribusi persentase PDRB berdasarkan harga konstan (tanpa migas), lebih unggul pada
sektor pertanian, khususnya sektor tanaman perkebunan, serta sektor perdagangan besar dan
eceran. Perkembangannya setiap tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Sektor tanaman
perkebunan pada tahun 2004 sebesar 16,13%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 16,84%,
tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 17,43%, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar
I-77
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
18,00%, dan tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 18,41%. Sedangkan Sektor perdagangan
besar dan eceran pada tahun 2004 sebesar 17,14%, tahun 2005 mengalami penurunan sebesar
17,11%, tahun 2006 tetap sebesar 17,11%, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 17,14%,
dan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 17,11% (Tabel 1.27).
Tabel 1. 36 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (Tanpa
migas) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2004 – 2008
No Lapangan Usaha Tahun
2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)
1 Pertanian 37,48 37,75 37,82 37,92 37,69
a. Tanaman Bahan Makanan 3,75 3,75 3,74 3,71 3,69
b. Tanaman Perkebunan 16,13 16,84 17,43 18,00 18,41
c. Peternakan 2,10 2,12 2,07 2,05 2,05
d. Kehutanan 9,55 9,27 8,98 9,75 9,31
e. Perikanan 5,95 5,78 5,59 5,41 5,24
2 Pertambangan dan Penggalian 2,82 2,69 2,64 2,59 2,54
a. Minyak dan Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
c. Penggalian 2,82 2,69 2,64 2,59 2,54
3 Pengolahan 21,54 21,06 20,74 20,32 19,80
a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Industri Tanpa Migas 21,54 21,06 20,74 20,32 19,80
1. Makanan, minuman dan Tembakau 10,80 10,79 10,96 11,04 10,93
2. Tekstil, Brg. dari Kulit dan Alas Kaki 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3. Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 9,24 8,80 8,32 7,83 7,42
4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1,09 1,08 1,08 1,08 1,09
6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 0,19 0,19 0,19 0,18 0,18
7. Logam Dasar Besi dan Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 0,21 0,20 0,19 0,18 0,18
9. Barang Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07
a. Listrik 0,05 0,05 0,05 0,06 0,06
b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
c. Air Bersih 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
5 Bangunan 9,12 9,62 9,93 10,31 10,64
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,38 17,34 17,33 17,38 17,34
a. Perdagangan Besar dan Eceran 17,14 17,11 17,11 17,14 17,11
b. Hotel 0,03 0,02 0,02 0,03 0,02
c. Restoran 0,21 0,21 0,20 0,21 0,21
7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,62 0,66 0,68 0,62 0,66
a. Pengangkutan 0,46 0,49 0,48 0,46 0,49
1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Angkutan Jalan Raya 0,36 0,38 0,38 0,36 0,38
3. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4. Angkutan sungai, Danau & Penyeberangan 0,10 0,10 0,09 0,10 0,10
I-78
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
No Lapangan Usaha Tahun
2004 2005 2006 r) 2007 *) 2008 **)
5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
b. Komunikasi 0,15 0,17 0,19 0,15 0,17
1. Pos dan Telekomunikasi 0,14 0,16 0,18 0,14 0,16
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 3,34 3,26 3,21 3,34 3,26
a. Bank 0,24 0,25 0,26 0,24 0,25
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
d. Sewa Bangunan 2,75 2,66 2,60 2,75 2,66
e. Jasa Perusahaan 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29
9 Jasa-jasa 7,64 7,56 7,60 7,64 7,56
a. Pemerintahan Umum&Pertahanan 5,08 5,01 5,03 5,08 5,01
1. Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 5,08 5,01 5,03 5,08 5,01
2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Swasta 2,56 2,55 2,57 2,56 2,55
1. Sosial Kemasyarakatan 1,21 1,21 1,23 1,21 1,21
2. Hiburan dan Rekreasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
3. Perorangan dan Rumah Tangga 1,33 1,32 1,33 1,33 1,32
PDRB Tanpa Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2004 - 2008
Keterangan : r) : angka revisi *) : angka sementara **) : angka sangat sementara
1.3 ISU STRATEGIS
Mencermati data yang telah ditabulasi, fakta lapangan yang terlihat saat obervasi/survey, informasi
yang tersampaikan pada saat konsultasi publik serta cermatan analisis terhadap data - data
sekunder, teridentifikasi isu strategis yang terkait dengan rencana penataan ruang Kabupaten Musi
Banyuasin.
ISU 01 : MENCIPTAKAN BASIS PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN YANG KUAT, YANG DIDUKUNG
OLEH SEKTOR-SEKTOR TANGGUH, PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING DENGAN BERTUMPU PADA
SUMBER DAYA ALAM SETEMPAT DAN KELESTARIAN DAYA DUKUNG WILAYAH;
Sebagai wilayah kabupaten baru, Kabupaten Musi Banyuasin mesti memiliki basis
kegiatan ekonomi yang kuat dengan mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan
sumberdaya yang ada disekitarnya. Kabupaten Musi Banyuasin kedepan mesti menjadi
wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari wilayah Propinsi Sumatera dalam rangka
mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten
Musi Banyuasin.
I-79
Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 2011-2031
ISU 02 : PENGEMBANGAN SISTEM PERKOTAAN YANG TERPADU DENGAN JARINGAN PRASARANA DAN
SARANA WILAYAH UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DAN,
PEMERATAAN PEMBANGUNAN
Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem perkotaan dan perdesaan
nampak dipengaruhi oleh keterbatasan pelayanan jaringan prasarana dan sarana
wilayah. Sistem pusat-pusat perkotaan mengalami perkembangan pembangunan yang
tidak merata. Oleh karena itu, untuk mewujudkan percepatan dan pemerataan
pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah–langkah strategis yang pelu dilakukan,
diantaranya adalah : mengintegrasikan pembangunan prasarana transportasi dalam
rangka melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan fisik, social dan ekonomi,
melakukan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal secara berkelanjutan,
untuk kepentingan pembangunan ekonomi wilayah dan mempersiapkan fasilitas
pelayanan sosal yang cukup dan ditempatkan sesuai kebutuhan dan merata pada setiap
pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan.
ISU 03 : ADANYA KECENDERUNGAN PERENCANAA WILAYAH YANG BERBASIS MITIGASI BENCANA.
Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati karakteristik wilayah yang
direncanakan. Karakteristik wilayah yang dimaksud tidak hanya menemukenali potensi
dan permasalahan perkembangan pembangunan wilayah, tetapi perlu juga mencermati
bila ada potensi bencana alam, seperti abrasi, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan,
banjir, longsor dan bencana lainnya. Adanya potensi bencana yang relatif beragam ini
perlu mendapat perhatian secara khusus, agar apa yang sudah direncanakan dan
dibangun sudah mempertimbangkan faktor resiko yang menimbulkan kerugian bagi
wilayah yang bersangkutan. Dalam RTRW Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya
harus sudah mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti: kebakaran
hutan dan permukiman perkotaan serta bencana abrasi pantai. Untuk meminimalisasi
munculnya kerugian akibat bencana alam, maka produk RTRW Kabupaten Musi
Banyuain mesti sudah mengantisipasi dengan mencermati dan mengakomodasikan
prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam produk perencanaan tata ruang tersebut.