Bab 1 populasi dan sampel

24
PEMBAHASAN A. POPULASI Menurut pendapat sugiyono ( 1997:57 ) bahwa “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”, menurut Nazir ( 1983:327 ) mengatakan bahwa “ Populasi adalah berkenaan dengan data bukan orang atau bendanya.”, menurut pendapat Nawawi ( 1985:141 ) bahwa “ Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.” Sedangkan menurut Riduwan dan Tita Lestari ( 1997:3 ) mengatakan bahwa “ Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau nilai hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa “ Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.” Populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas. 1. Populasi Terbatas Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasanya secarara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh : a) Jumlah mahasiswa jurusan TMT kelas 1E 40 orang b) Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa c) dll 2. Populasi Tak Terbatas Populasi tak terbatas sumber datanya tidak dapat ditentukan batas – batasannya sehingga relatif tidak dapat nyatakan dalam bentuk jumlah. 1

Transcript of Bab 1 populasi dan sampel

Page 1: Bab 1 populasi dan sampel

PEMBAHASAN

A. POPULASI

Menurut pendapat sugiyono ( 1997:57 ) bahwa “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”, menurut Nazir ( 1983:327 ) mengatakan bahwa “ Populasi adalah berkenaan dengan data bukan orang atau bendanya.”, menurut pendapat Nawawi ( 1985:141 ) bahwa “ Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.” Sedangkan menurut Riduwan dan Tita Lestari ( 1997:3 ) mengatakan bahwa “ Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau nilai hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa “ Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.”

Populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas.

1. Populasi Terbatas Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasanya secarara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.Contoh :

a) Jumlah mahasiswa jurusan TMT kelas 1E 40 orangb) Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwac) dll

2. Populasi Tak TerbatasPopulasi tak terbatas sumber datanya tidak dapat ditentukan batas – batasannya sehingga relatif tidak dapat nyatakan dalam bentuk jumlah.Contoh :

a) Meneliti berapa liter pasang surut air laut pada saat bulan purnamab) Dll

Berdasarkan sifatnya populasi debagi menjadi dua, yaitu populasi homogen dan populasi heterogen.

1) Populasi Homogen

Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlah secara kuantitatif.

2) Populasi Heterogen

Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang berbeda ( bervariasi ) sehingga perlu ditetapkan batas – batasannya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

1

Page 2: Bab 1 populasi dan sampel

B. SAMPEL

Menurut Siharsimi Arikunto ( 1998:117) mengatakan bahwa “ Sampel adalah bagian dari populasi ( sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”. Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono ( 1997:57) bahwa “ Sampel adalah sebagian dari jumlaha dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditari kesimpulan bahwa “ Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri atau keadaan tertentu yang dapat diteliti. Dalam hal ini sampel harus representatif disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel, teknik sampling dan karakteristik populasi dalam sampel.

Keuntungan menggunakan sampel, antara lain :

1. Memudahkan peneliti.2. Penelitian lebih efisien ( penghematan waktu, uang dan tenaga ).3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data.4. Penelitian lebih efektif.

a. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa hingga diperoleh sampel yang benar – benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yang umum dilakukan, yaitu:

1. Probability Sampling

Probability sampling ialah teknik samplinh untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik probability sampling, antara lain :

a) Simpel Random Sampling

Simpel random sampling merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan acak tanpa memperhatikan strata ( tingkatan ) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis).

Contoh :

2

Page 3: Bab 1 populasi dan sampel

Jumlah petani yang mendapatkan bantuan Jaring Pengaman Sosial ( JPS ) di Kabupaten Pasuruan.

Jumlah perusahaan tekstil asing yang diterima di Indonesia. Jumlah pegawai Dispenda kota Makassar yang dimutasi.

b) Propotionate Stratified Random Sampling

Propotionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proposional, sampling ini dilakukan apabila anggota populasinya heterogen ( tidak sejenis ).

Contoh :

Jumlah kursi anggota DPR dari partai besar pemenang pemilu tahun 1999:i. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) = 153 kursi

ii. Partai Golkar = 120 kursiiii. Partai Persatuan Pembangunan = 58 kursiiv. Partai Kebangkitan Bangsa = 51 kursiv. Partai Revormasi = 41 kursi

Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya dengan jumlah kursi di DPR dari partai besar pemenang pemilu.

c) Dispropotionate Stratified Random Sampling

Dispropotionated stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagaian ada yang kurang proporsinal pembagiannya, sampling ini dilakukan apabila populasinya heterogen ( tidak sejenis ). Contoh:

Jumlah pegawai pada Dinas Bsngunan Kota Bandung tahun 2000 :i. Kepala Dinas = 1 orang

ii. Kasubag Tata Usaha = 1 orangiii. Kepala Seksi pada Dinas = 5 orangiv. Kepala Sub Seksi pada Dinas = 19 orangv. Kepala Urusan pada Dinas = 4 orang

vi. Kepala Cabang Dinas = 6 orangvii. Kepala Urusan pada Cabang Dinas = 6 orang

viii. Kepala Sub Seksi pada Cabang Dinas = 12 orangix. Pelaksana / Staf = 128 orang

Dari jumlah pegawai yang berasal dari Kepala Dinas = 1 orang dan Kasubag Tata Usaha = 1 orang tersebut diambil dijadikan sampel karena terlalu kecil bila dibandingkan dengan staf lain.

d) Area Sampling

3

Page 4: Bab 1 populasi dan sampel

Area Sampling ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah / wilayah geografis yang ada.

Contoh : Peneliti akan melihat pelaksanaan imunisasi Vitamin A di seluruh wilayah Indonesia. Karena wilayah cukup luas teriri dari 30 provinsi dan masing – masing berbeda kondisinya, maka peneliti mengambil sampel dari provinsi, provinsi terdiri dari kabupaten, kebpaten terdiri dari kecamatan, kecamatan terdiri dari desa, desa terdiri dari RW, RW terdiri dari RT akhirnya RT terdiri keluarga – keluarga yang akan mendapat imunisasi Vitamin A. Sudjana ( 1992 : 173-174). Dengan demikian hasilnya akan mencerminkan pelaksanaan imunisasi Vitamin A seluruh Indonesia. Berikut gambar skema:

2. Non – Probability Sampling

Non – Probability Sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan ( peluang ) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Teknik Non – Probability Sampling, antara lain :

a) Sampling Sistematis

Sampling sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam.Contoh :

Peneliti akan mengadakan pemeriksaan metalorgi ( ilmu bahan )di perusahaan tertentu yang hasilnya menggunkan proses, maka pengambilan sampel dapat dilakukan pada jarak interval waktu tertentu, misalnya tiap 30 detik, 5 menit, 30 menit, 2 jam, 5 jam dan seterusnya.

Jumlah populasi 140 pegawai diberi nomor urut no. 1 s.d no.140. pengambilan sampel dilakukan berdasarkan nomor genap ( 2, 4, 6, 8, 10, sampai 140 ) atau nomor ganjil (1, 3, 5, 7, 9, sampai 140). Pengambilan sampel bisa juga dengan cara mengambil nomor kelipatan ( 7, 14, 21, 28 sampai 140 ).

b) Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan jumlah sampel yang diperlukan. Contoh :

4

PROVINSI KECAMATAN RW

KABUPATEN DESA RT

KELUARGA YANG AKAN DIIMUNISASI

VITAMIN A

Page 5: Bab 1 populasi dan sampel

Peneliti ingin mengetahui informasi tentang penempatan karyawan yang tinggal di Perumahan Pondok Hijau, dalam kategori jabatan tertentu dan pendapatannya termasuk kelas tertentu pula. Dalam pemilihan orangnya ( pengambilan sampel ) akan ditentukan pertimbangan oleh peneliti sendiri atau petugas yang diserahi mandat.

Diadakan penelitin prestasi kerja terhadap 1.250 orang peserta Diklat Spama yang menjabat Eselon III, penlitian dilakukan secara tim yang terdiri dari 25 orang. Caranya setiap anggota peneliti dapat memperoleh jatah sampel secara bebas sesuai dengan ciri – ciri dan prosedur yang ditentukan oleh 50 orang peserta.

c) Sampling Aksidental

Sampling aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka oeng tersebut dapat digunakan sebagai sampel ( responden ). Contoh :

Peneliti ingin mengetahui sejaun mana fluktuasi pemasaran parfum yang dipakai oleh pria dan wanita, peneliti mengambil stan di Bandung Indah Plaza ( BIP ). Cara pengamilan sampel, yaitu membatassi jumlah sampel misalnya 100 orang, maka setiap orang yang jalan – jalan di BIP dan yang berminat sesuai dengan karakteristik penggunaan parfum dijadikan responden.

d) Purposive Sampling

Purposive sampling dikenal juga denagn sampling petimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan – pertimbangab tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis. Contoh :

Peneliti ingin mengetahui model kurikulum SMU ( plus ), maka sampel yang dipilih adalah para guru yang ahli dalam bidang kurikulum pendidikan dan manajemen pendidikan, masyarakat yang berpengalaman, dan para ahli di bidang pendidikan.

Kasus bumbu masak yang pernah dinyatakan haram. Peneliti ingin mengetahui penyebabnya dengan cara mencari sampel ( responden ) yang ahli di bidang pembuatan bumbu masak, dan mencari responden dari kalangan ulama yang ahli dalam memberikan fatwa masalah tersebut.

e) Sampling Jenuh

Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Teknik ini dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang. Contoh :

Akan diadakan penelitian di laboratorium bahasa inggris UPI Bandung mengenai tingkat keterampilan percakapan para pegawai yang akan dikirim ke Australia. Dalam

5

Page 6: Bab 1 populasi dan sampel

hal ini populasi yang akan diteliti kurang dari 30 orang, maka seluruh populasi dapat dijadikan sampel.

f) Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian aggota sampel ( responden ) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya seperti bola salju yang menggelinding semakin jauh semakin besar. Contoh :

Seorang Manager di Perusahaan CJDW akan merekrut temannya untuk menjadi anggotanya ( down line ), dengan berbagai pelatihan yang diikutinya akhirnya temannya menjadi Ruby Agency Manager ( RAM ). Seorang manager ingin meneliti para anggotanya untuk dimintai pendapat atas keberhasilannya tersebut. Proses penelitiannya dapat digambarka sebagai berikut:

Sampel awal

Pilihan GAM 1 Pilihan GAM 2

Pilihan UM 2 Pilihan UM 5

b. Kesalahan Sampling dan Kesalahan Non – Sampling

6

RAM

GAM 1

GAM 2

UM 2 UM 5

D 2 D 5

UM 1 UM 3

UM 1

UM 4

UM 1

UM 6

UM 1

D 1 D 6D 4D 3

Page 7: Bab 1 populasi dan sampel

Sudjana ( 1992 : 167 ) mengatakn bahwa “ Berdasarkan pengalaman waktu penelitian ada dua macam kesalah pokok yang perlu dicermati dan dapat terjadi, yaitu kesalahan sampling dan non – sampling.

1. Kesalahan Sampling

Kesalahan ini terjadidisebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap tentang populasi dan peneliti hanya dilakukan berdasarkan sampel. Penelitian terhadap sampel yang diambil dari populasi dan penelitian terhadap populasi itu sendiri, hasilnya akan berbeda meskipun prosedur yang dilakukan sama. Para ahli statistika telah berusaha untuk mengukur dan mempertimbangkan kesalahan ini supaya dapat dikontrol. Adapun cara untuk melakukannya ialah dengan jalan mengambil sampel berdasarkan sampel acak ( random sampling ) dan memperbesar ukuran sampel.

2. Kesalahan Non- Sampling

Kesalahan ini dapat terjadi dalam setiap penelitian, baik berdasarkan sampling ataupun berdasarkan sensus. Beberapa penyebabnya adalah :

a) Populasi tidak diidentifikasi sebagaimana mestinya.b) Populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya dipelajari.c) Angket tidak dirumuskan sebagainama mestinya yang memenuhi standar

validitas.d) Istilah – istilah yang telah didefinisikan kurang tepat atau telah digunakan

tidak secara konsisten.e) Para responden tidak memberikan jawaban yang akurat.

Selain itu, kesalahan non – sampling bisa terjadi pada waktu mencatat data, melakukan tabulasi dan melakukan perhitungan – perhitungan.

Cara Menentukan Ukuran Sampel

Contoh :

1. Jumlah petugas pendamping IDT ( N ) = 424 orang, yang besarnya ditentukan oleh rumus Al – Rasyid ( 1994:156) sebagai berikut:

no = [Z α

2. BE]2

Dimana : α = taraf kesalahan yang besarnya ditetapkan sebesar 0,05

N = jumlah populasi

BE = Bound of Error diambil 15 %

Zα = nilai dalam tabel Z sebesar 1,99

7

Page 8: Bab 1 populasi dan sampel

no = = [Z α

2. BE]2 = [

1,992.(0,15)]2 = (6,63)2 = 43,96 dan

no = 0,05 N = 0,05 × 424 = 21,2

karena no > 0,05 N atau 43,96 > 21,2 maka besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus : n

= no

1+no−1

N

sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah sebagai berikut :

n = no

1+no−1

N =

43,96

1+43,96−1

424 =

43,961,1013

= 39,92 ≈ 40 orang

nilai 39,92 dibulatkan menjadi 40 orang responden.

a) Sampel 403 orang ketua Pokmas ditentukan berdasarkan rumus dari Al – Rasyid sebagai berikut :

UP=12

.∈( 1+ρ1−ρ )+( ρ

2. (n−1 ) )n=( (Z (1−α )+Z (1−β ) )

2

UP2 +3)UP=1

2.∈( 1+ρ

1−ρ )Dimana :

n = jumlah sampel yang dihitung melalui proses iterasi.

β= Peluang menerima Ho yang seharusnya ditolak atau menolak Ho yang salah = 0, 1

ρ = korelasi terkecil yang diperkirakan 0,45

Z = nilai dalam tabel distribusi normal

α = taraf signifikansi dari penelitian = 0,05

UP = nilai yang diperoleh dalam hitungan

Dari hitungan di atas, dapat dihitung jumlah sampel dari ketua pokmas sebagai berikut :

Iterasi Pertama

UP=12

.∈( 1+ρ1−ρ ) =

12

.∈( 1+0,451−0,45 )=1

2.∈( 1,45

0,55 ) = 12

. In ( 2,63 ) = 0,48

8

Page 9: Bab 1 populasi dan sampel

n 1=( (Z ( 1−α )+Z (1−β ))2

UP2 +3) = ( (1,99+1,28 )2

0,482 +3) = 10,690,23

+3 = 46,48

Iterasi Kedua

UP=12

.∈( 1+ρ1−ρ )+( ρ

2. (n−1 ) )= 12

.∈( 1+0,451−0,45 )+( 0,45

2. (46,48−1 ) )= 12

. In ( 2,6305 )=0,48

n 2=( (Z( 1−α )+Z ( 1−β ) )2

UP2 +3)= ( (1,99+1,28 )2

0,482 +3) = 10,690,23

+3 = 46,48

Iterasi Ketiga

UP=12

.∈( 1+ρ1−ρ )+( ρ

2. (n−1 ) )= 12

.∈( 1+0,451−0,45 )+( 0,45

2. (46,48−1 ) )= 12

. In ( 2,6305 )=0,48

n 3=( (Z (1−α )+Z ( 1−β ) )2

UP2 +3) = = ( (1,99+1,28 )2

0,482 +3) = 10,690,23

+3 = 46,48

Berdasarkan perhitungan di atas, ternyata nilai interasi ke – 2 dan ke – 3 memberikan hasil yang sama, maka proses iterasi dihentikan dengan jumlah sampel 47 orang. Disimpulkan bahwa, sampel petugas pendamping yang memberikan supervisi dan penyuluhan masyarakat sebanyak 47 orang dan untuk ketua Pokmas yang akan memanfaatkan dana IDT sebanyak 47 orang.

2. Jumlah kursi anggota DPR dari partai besar pemenang pemilu tahun 1999 sebesar ( N ) = 423 kursi.

Rumus Al – Rasyid sebagai berikut : no = [Z α

2. BE]2

Dimana :

α = taraf kesalahan yang besarnya ditetapkan sebesar 0,05

N = jumlah populasi

BE = Bound of Error diambil 10 %

Zα = nilai dalam tabel Z sebesar 1,99

no = = [Z α

2.BE]2 = [

1,992.(0,10)]2 = (9,95)2 = 99,0025 dan

no = 0,05 N = 0,05 × 423 = 21,15

9

Page 10: Bab 1 populasi dan sampel

karena no > 0,05 N atau 99,0025 > 21,15 maka besarnya sampel dapat dihitung dengan

rumus : n = no

1+no−1

N

sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah sebagai berikut :

n = no

1+no−1

N =

99,0025

1+99,0025−1

423 =

99,00251,232

= 80,36 ≈ 80 orang

Dalam penelitian ini nilai 80,36 dibulatkan menjadi 81 responden. Dari jumlah sampel tersebut jumlah masing – masing sampel menurut tingkatan (strata) pegawai secara proposional dengan rumus :

¿= ¿N

. n

Dimana :

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

¿ = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Jumlah kursi anggota DPR a) PDIP = 153/423 × 81= 29,30 ≈ 29 kursib) Partai Golkar = 120/423 × 81= 22,98 ≈ 23 kursic) PPP = 58/423 × 81= 11,11 ≈ 11 kursid) PKB = 51/423 × 81= 9,77 ≈ 10 kursie) Partai Reformasi = 41/423 × 81= 7,85 ≈ 8 kursi

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dibuat seperti berikut :

No.

PARTAI BESAR PEMENANG PEMILU POPULASI SAMPEL

1.2.3.4.5.

Partai Demokrasi Indonesia PerjuanganPartai GolkarPartai Persatuan PembangunanPartai Kebangkitan BangsaPartai Reformasi

153 orang120 orang58 orang51 orang41 orang

29 kursi23 kursi11 kursi10 kursi8 kursi

Jumlah 423 orang 81 kursi

C. DATA

10

Page 11: Bab 1 populasi dan sampel

a. Arti Data

Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan , baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Perolehan kata seyogyanya relevan artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian, mutakhir artinya data yang diperoleh masih hangat dibicarakan, dan diusahakan oleh orang pertama (data primer). Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian.

b. Jenis Data

1. Data Kualitatif

Data kuantitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata- kata. Contohnya: Wanita itu cantik, harga minyak turun harga dolar naik, rumah itu besar sekali dan sebagainya. Data ini biasanya didapat dari wawancara dan bersifat subjektif sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda. Data kualitatif dapat diangkakan dalam bentuk ordinal atau ranking.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka- angka. Contohnya: harga solar Rp. 900,00/liter, penghasilan PT hamidah sebesar 2 milyar/tahun, dan sebagainya. Data ini diperoleh dari pengukuran langsung maupun dari angka- angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditarsirkan sama oleh semua orang.

D. JENIS SKALA PENGUKURAN

Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya.

Jenis- jenis skala pengukuran:

a. Skala Nominal

Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya.

Ciri- ciri skala nominal:

Hasil penghitungan dan tidak dijumpai bilangan pecahan. Angka yang tertera hanya label saja.

11

Page 12: Bab 1 populasi dan sampel

Tidak mempunyai urutan(ranking) Tidak mempunyai ukuran baru. Tidak mempunyai nol mutlak.

Salah satu analisis yang cocok adalah Uji Chi Kuadrat Satu Sampel. Tes statistik yang digunakan ialah statistik non parametrik.

1. contoh data nominal sebenarnya:a. jenis kulit: 1)hitan, 2)putih, 3)kuning.b. Suku daerah: 1)jawa, 2)madura, 3)bugis.c. Agama yang dianut: 1)islam, 2)kristen, 3)hindu.

Angka 1,2, dan 3 hanya sebagai label saja.

2. Contoh data nominal tidak sebenarnya:a. 1)SD, 2)SMP, 3)SMA, dan 4)PT.b. Tahun produksi kendaraan bermotor: 1)2001, 2)2002, 3)2003, 4)2004.

Angka 1,2,3, dan 4 hanya sebagai label saja.

b.Skala Ordinal

Skala ordial ialah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. Salah satu analisis statistik yang cocok adalah Deret Satu Sampel. Analisis statistik yang digunakan ialah statistik non parametrik.

Contoh:

1. Mengukur tingkat prestasi kerja.2. Mengukur ranking kelas: I,II,III.3. Tingkat senioritas pegawai.

Langkah- langkah pengerjaan apabila terjadi sama nilainya dalam data skala ordinal:

a) Urutkan data dari yang terendah sampai yang tertinggi atau sebaliknya.b) Berilah angka 1(tertinggi) dan 4(terendah).

c. Skala Interval

Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Salah satu analisis statistik yang cocok adalah Uji t (t-test) dua sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik.

Contoh:

1) Skor ujian Perguruan tinggi: A, B, C, D, E.2) Skor IQ.3) Mengurutkan: kualitas pelayanan, keadaan persepsi pegawai, dan sikap pmpinan.

Sangat puas (5)

12

Page 13: Bab 1 populasi dan sampel

Puas (4)Cukup puas (3)Kurang puas (2)Tidak puas (1)

c. Skala Ratio

Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Misalnya umur manusia dan ukuran timbangan keduanya tidak memiliki angka nol negatif. Artinya seseorang tidak dapat berumur di bawah nol tahun dan seseorang harus memilii timbangan di atas nol pula. Contoh yang lain adalah beran badan, tinggi pohon, tinggi badan manusia, jarak, dan sebagainya. Analisis statistik yang cocok adalah : hampir sama dengan skala interval. Tes statistik yang digunakan ialah tes statistik parametrik.

E. TIPE SKALA PENGUKURAN

Selain keempat jenis skala pengukuran tersebut, ternyata skala interval yang sering digunakan untuk mengukur gejala dalam penelitian sosial. Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu :

a. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian. Yang termasuk tipe ini adalah skala sikap, skala moral, tes karakter, skala partisipasi sosial.

b. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek buadaya lain. Yang termasuk tipe ini adalah skala mengukur status sosial ekonomi, lembaga – lembaga swadaya masyarakat, dan lain – lain.

Dari tipe – tipe skala pengukuran tersebut, dalam pembahasan ini hanya dikemukakan untuk mengukur sikap. Perkembangan ilmu sosiologi dan psikologi, maka instrumen penelitian akan menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap.

Bentuk – bentuk skala sikap yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu :

1. Skala Likert

Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam gejala sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator – indikator yang dapat diukur. Indikator – indikator yang terukur dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata sebagai berikut :

Sangat puas

13

Page 14: Bab 1 populasi dan sampel

Puas Cukup puas Kurang puas Tidak puas Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Contoh :

a) Berilah jawaban pernyataan dengan tanda ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan (⃝�pendapat saudara.

No. PERNYATAANALTERNATIF JAWABAN

❺ ❹ ❸ ❷ ❶SS S N TS STS

1. Pedoman pembuatan struktur organisasi Dewan Sekolah telah disosialisasikan

�2. Dinas Pendidikan telah memiliki data sejumlah

sekolah yang telah memiliki struktur organisasi Dewan Sekolah

Keterangan :

Sangat Setuju ( SS ) = ❺

Setuju ( S ) = ❹

Netral ( N ) = ❸

Tidak Setuju ( TS ) = ❷

Sangat Tidak Setuju ( STS ) = ❶

b) Berilah lingkaran pada pilihan ganda di bawah ini. Pelibatan masyarakat bukan hanya memotivasi, tetapi aktif dalam

menghimpun dana, tenaga, dan materi guna menunjang mutu pendidikana. Sangat Setujub. Setujuc. Netrald. Tidak Setujue. Sangat Tidak Setuju

Masyarakat melakukan fungsi kontrol dalam pelaksanaan pendidikan a. Sangat Setujub. Setuju

14

Page 15: Bab 1 populasi dan sampel

c. Netrald. Tidak Setujue. Sangat Tidak Setuju

2. Skala Guttman

Digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas ( tegas ) dan konsisten. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikotomi ( dua alternatif berbeda ). Perbedaan antara skala likert dengan skala guttman adalah skala likert terdapat jarak ( interval ), sedangkan skala guttman hanya ada dua interval, yaitu benar dan salah.

Contoh :

Yakin atau tidakkah anda, pergantian presiden akan dapat mengatasi persoalan bangsa :

a. Yakin b. Tidak

Pernahkah direktur saudara mengajak makan bersama ?a. Pernah b. Tidak pernah

3. Skala Simantict Defferensial ( Semantic Defferensial Scale )

Skala defferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar ( dua kutub ). Seperti panas – dingin, baik – buruk, dan sebagainya.karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu:

a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objekb. Evaluasi, yaitu hal – hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan

suatu objekc. Aktivitas, yaitu tngkat gerakan suatu objek ( Jusman Iskandar dan Karolina

Nitimihardjo ( 2000:154 – 155 )

Para peneliti sosial menggunakan skala perbedaan semantik dalam berbagai cara, misalnya : menentukan kekuatan kandidat politisi diantara kelompok pemilih, memberikan penilaian kepribadian seseorang, menilai sifat hubungan interpersonal dalam organisasi, dan lain sebagainya. Pada skala perbedaan semantik, responden diminta untuk menjawab atau memberikan penilaianterjadap suatu objek atau konsep tertentu.

Contoh :

Berilah tanda ( ) pada skala yang paling cocok dengan anda. ⃝� Kontrol orang tua terhadap hubungan seksual di luar nikah.

1. Ketat Longgar

15

Page 16: Bab 1 populasi dan sampel

2. Sering Tidak

3. Lemah Kuat

4. Buruk Baik

5. Mendidik Menekan 6. Aktif Pasif 7. Positif Negatif

Berilah tanda silang (× ).

Hubungan antara sesama peserta Diklat Adum dalam satu kela, sebagai berikut :

Intim 3 2 1 0 -1 -2 -3 Renggang

4. Rating Scale

Rating scale adalah data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam rating scale responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang tersedia tersebut, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dengan demikian, rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap, tetapi untuk mengukur presepsi responden terhadap gejala atau fenomena lain. Pembuatan dan penyusunan instrumen menggunakan rating scale harus dapat mengartikan atau menafsirkan setiap angka yang diberikan dalam alternatif jawaban pada setiap item instrumen.

Contoh :

Peneliti ingin mengetahui seberapa harmoniskah hubungan suami istri untuk menciptakan keluarga sejahtera. Berilah tanda ( ) pada angka yang sudah disediakan : ⃝�No. Item

PERNYATAANINTERVAL JAWABAN

SB B CB KB STB❺ ❹ ❸ ❷ ❶

1. Masalah agama ❺ 4 3 2 12. Managemen pendidikan anak 5 ❹ 3 2 13. Pengaturan keuangan keluarga 5 4 ❸ 2 14. Aturan rumah tangga 5 4 3 ❷ 15. Perwujudan kasih sayang 5 4 3 ❷ 16. Masalah rekreasi 5 4 3 27. Memilih sahabat – sahabat ❺ 4 3 2 18. Adat kebiasaan ❺ 4 3 2 1

16

5 4 3 2 1

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

5 4 3 2 1

5 4 3 2 1

5 4 3 2 15 4 3 2 1

Page 17: Bab 1 populasi dan sampel

9. Pandangan hidup 5 4 3 ❷ 110. Cara bergaul dengan keluarga saudara 5 ❹ 3 2 111. Pekerjaan istri 5 4 ❸ 2 112. Keintiman hubungan suami istri 4 3 2 113. Pemeliharaan anak 5 ❹ 3 2 114. Pembagian tugas rumah tangga 5 4 3 ❷ 1

5. Skala Thrustone

Skala thrustone meminta responden untuk memilih pernyataan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang berbeda – deba. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 sampai dengan 10, tetapi tidak diketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentu pernyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut ( Subana, 2003:34 )

Perbedaan antara skala thrustone dengan skala likert adalah skala thurstone interval yang panjangnya sama memiliki intensistas kekuatan yang sama, sedangkan skala likert tidak perlu sama.

Contoh :

Merekrut Calon Dosen FPTK Jurusan Teknik Mesin. Tolong Pilihlah 5 dari 10 pernyataan yang sesuai dengan persepsi saudara:

1. Saya memilih pekerjaan sebagai dosen karena pekerjaan yang mulia dan terhormat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Bilasaya seorang mahasiswa PFTK Teknik Mesin, saya akan mengusulkan agar mahasiswa PFTK Teknik Mesin memakai simbul- simbul tertentu yang dapat dibanggakan.

3. Saya merasa tersinggung bila saya lebih memiliki kemampuan dalam mengajarkan sesuatu dari pada menguasai bidang study saja.

4. Apa yang bisa dibanggakan oleh seorang dosen; bila gaji hanya pas- pasan, berangkat mengajar jalan kaki, di kampus sering berhadapan tugas kerjaan dengan masalah yang rumit dan mahasiswa yang bandel, dll.

5. Senangnya menjadi dosen apabila berhasil mendemontrasikan pelajaran kepada mahasiswa yang menghadapi kesulitan di laboratorium.

6. Sebagai dosen, saya bangga karena dosenlah sebagai pewaris ilmuwan yang mengajarkan para mahasiswa untuk dipersiapkan menjadi manusia yang tangguh, berkualitas, kreatif dan profesional untuk mengisi pembangunan bangsa.

7. Semestinya gaji dosen lebih besar dari pada gaji pegawai lain.8. Apakah perlu dosen berbangga diri atas keberhasilan mahasiswa karena dosen sendiri

sering tidak pernah merasa diawasi oleh dekannya.

17

Page 18: Bab 1 populasi dan sampel

9. Sebaiknya dosen membimbing saya dengan sepenuh hati memberikan keilmuanya, karena jika saya menjadi dosen pembimbing nanti akan mewarisi ilmunya dan bisa dikembangkan sesuai dengan tuntunan zaman.

10. Jika saya mahasiswa FPTK Teknik Mesin, saya akan menyembunyikan identitas saya.

DAFTAR PUSTAKA

Riduwan.2003.Dasar – dasar Statistika.Bandung:ALFABETA.

18