BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO · PDF filePemerintahan di Pulau Dompak, penambahan Water...
Transcript of BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO · PDF filePemerintahan di Pulau Dompak, penambahan Water...
KajianEkonomiRegionalProvinsiKepulauanRiau
TriwulanIV2009
8
Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Penggunaan
BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
1.1. KONDISI UMUM
Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens.
Angka pertumbuhan berakselerasi lebih cepat yang diperkirakan sebesar 2,47% (year-on-
year) sehingga membawa laju perekonomian tahun 2009 ke level positif. Pertumbuhan
ekonomi tahun 2009 diestimasi sebesar 0,56%. Nilai tambah yang dihasilkan dari aktivitas
Ekspor mengalami kenaikan tajam setelah setahun terakhir tumbuh negatif. Bersamaan
dengan itu, komponen investasi dan konsumsi masyarakat tumbuh lebih baik merespon
naiknya daya beli domestik dan global di akhir tahun.
Imbasnya juga terlihat lebih nyata pada perkembangan sektor riil, terutama industri
manufaktur sebagai sektor dominan. Informasi Liaison1 dari beberapa perusahaan
manufaktur skala besar yang berorientasi ekspor mengindikasikan adanya kenaikan order
baru memasuki bulan Agustus dan September 2009, meski dalam skala yang terbatas.
Kuantitas pesanan semakin meningkat menjelang akhir tahun dan diperkirakan berlanjut di
tahun mendatang sejalan dengan pemulihan yang terus berlangsung di negara-negara
prinsipal.
1 Liaison merupakan suatu kegiatan survei berkala yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu upaya untuk memperoleh data/statistik dan informasi secara langsung mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi untuk mendukung formulasi kebijakan moneter.
Sumber : BPS Kepulauan Riau; MTI Singapore & BEA US Dept. of Commerce (diolah) *) angka sementara
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau, Singapura dan Amerika Serikat (y-o-y)
2008TwIV TwIII* TwIV** 2008 2009**
KOMPONENPENGGUNAAN
1. KonsumsiRumahTangga 17.45% 19.43% 22.99% 19.03% 18.22%2. KonsumsiLembagaSwasta 13.91% 24.18% 21.79% 13.41% 23.56%3. KonsumsiPemerintah 13.01% 21.20% 15.49% 13.26% 13.95%4. PembentukanModalTetapBruto 25.72% 13.48% 19.60% 29.38% 15.14%5. EksporBarangdanJasa 1.39% 6.46% 3.33% 6.18% 3.59%6. ImporBarangdanJasa 19.57% 3.69% 7.72% 2.94% 7.59%
SEKTOREKONOMI
1. Pertanian 0.72% 0.79% 4.98% 3.80% 1.32%2. Pertambangan&Penggalian 3.09% 0.81% 0.44% 2.71% 0.49%3. IndustriPengolahan 1.78% 2.04% 0.25% 4.56% 1.98%4. Listrik,Gas&AirBersih 1.65% 2.45% 4.50% 7.94% 2.08%5. Bangunan 24.03% 14.59% 10.68% 34.26% 13.36%6. Perdagangan,Hotel&Restoran 2.21% 0.73% 5.00% 7.77% 1.11%7. Pengangkutan&Komunikasi 9.64% 7.84% 7.28% 14.44% 6.57%8. Keuangan,Persewaan&JasaP'an 7.10% 4.56% 5.88% 9.71% 5.50%9. JasaJasa 10.36% 8.66% 7.71% 15.59% 8.44%
3.05% 0.54% 2.47% 6.65% 0.56%PDRB(termasukmigas)
2009yearonyear
yearoveryear
KajianEkonomiRegionalProvinsiKepulauanRiau
TriwulanIV2009
9
Secara umum, pemulihan di sektor traded berlangsung lebih cepat sebagaimana
diperkirakan sebelumnya. Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan tumbuh cukup baik di
akhir tahun. Sementara sektor Pertambangan di tahun 2009 mencatat level penurunan yang
lebih kecil dibanding tahun 2008. Adapun penguatan sektor-sektor non-traded didorong
oleh aktivitas Perdagangan, Hotel dan Restoran, Infrastruktur, serta Perbankan daerah.
1.2. SISI PERMINTAAN
1.2.1. Konsumsi
Secara umum, faktor penopang pertumbuhan ekonomi tahun 2009 berasal dari
konsumsi. Komponen konsumsi Rumah Tangga tumbuh meningkat di triwulan IV-2009
disebabkan naiknya permintaan masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Sebaliknya, konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba dan Pemerintah cenderung turun
mengkompensir tingginya pengeluaran pada periode-periode sebelumnya.
Kecenderungan nilai tukar Rupiah yang terus menguat disertai rendahnya tingkat
inflasi regional sangat fundamental mempengaruhi stabilnya konsumsi masyarakat di periode
ini. Di samping itu, tren peningkatan harga komoditas primer juga turut mendorong naiknya
konsumsi akibat bertambahnya pengeluaran sebagian masyarakat.
Namun jika dilihat secara tahunan, konsumsi Rumah Tangga belum sepenuhnya pulih
dan diperkirakan masih terbatas pada golongan menengah-atas. Sementara tingginya
konsumsi Swasta Nirlaba selama tahun 2009 dipengaruhi oleh perhelatan besar Pemilihan
Umum, baik Legislatif maupun Presiden. Adapun kenaikan konsumsi pemerintah sejalan
dengan peningkatan anggaran belanja daerah setiap tahunnya.
Sumber : Kurs Tengah Bank Indonesia
Grafik 1.2. Perkembangan Kurs IDR terhadap USD dan SGD
Sumber : Bloomberg
Grafik 1.3. Perkembangan Harga Minyak & Gas Dunia
KajianEkonomiRegionalProvinsiKepulauanRiau
TriwulanIV2009
10
Beberapa indikator konsumsi seperti pendaftaran kendaraan bermotor baru, realisasi
pengadaan semen, pertumbuhan kredit perbankan, serta indeks Nilai Tukar Petani cukup
mencerminkan kondisi tersebut. Terutama pada indikator pendaftaran kendaraan bermotor
baru, baik untuk jenis roda 2 maupun roda 4, dimana terjadi kenaikan permintaan yang
signifikan memasuki semester II-2009. Sementara itu konsumsi semen masih mengalami
kenaikan yang terbatas dengan tren pertumbuhan positif yang lebih menguat di akhir tahun.
Di sisi pembiayaan perbankan juga mulai mengindikasikan tingkat pertumbuhan yang
stabil setelah terus menurun pada periode sebulumnya. Kredit konsumsi di triwulan IV-2009
tumbuh rata-rata sekitar 20%, cukup mendukung pertumbuhan konsumsi masyarakat secara
umum. Terkait dengan konsumsi masyarakat golongan bawah yang belum pulih terindikasi
dari lemahnya pertumbuhan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) sepanjang tahun 2009.
Penghasilan yang diterima petani tidak cukup untuk menutup naiknya pengeluaran produksi
pertanian yang harus dibayar.
Grafik 1.6. Kredit Konsumsi Perbankan Kepri.
Sumber : Laporan Bulanan Bank
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah (diolah)
Grafik 1.5. Realisasi Pengadaan Semen di Kepulauan Riau
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia
Grafik 1.7. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau
Grafik 1.4. Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru
KajianEkonomiRegionalProvinsiKepulauanRiau
TriwulanIV2009
11
1.2.2. Investasi
Investasi fisik dalam bentuk barang modal semakin memperlihatkan pergerakan yang
positif. Pertumbuhan investasi tidak terlepas dari membaiknya permintaan global seiiring
dengan proses recovery ekonomi yang terus berjalan. Sektor industri yang paling banyak
menyerap investasi adalah industri shipyard (galangan kapal), baik untuk jasa perbaikan
maupun pembuatan kapal baru, serta industri logam.
Secara statistik, komponen investasi di triwulan IV diperkirakan tumbuh 19,6%, naik
dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,5%. Selain investasi di bidang industri
manufaktur, banyaknya proyek konstruksi yang berjalan seperti Hotel Harmony One,
Superblok Grand Quarter, Kepri Mall, Batam City Condominium, serta Mall Harbour Bay yang
telah memasuki tahap finishing. Selain itu masih terdapat proyek multiyears Kantor
Pemerintahan di Pulau Dompak, penambahan Water Treatment Plan (WTP) Duriangkang III
oleh PT. Adhya Tirta Batam, serta proyek-proyek properti residensial.
Peningkatan investasi antara lain dikonfirmasi oleh indikator pertumbuhan impor
barang modal (capital goods) yang masuk ke wilayah kepabeanan Kepulauan Riau, baik
secara nilai maupun volume impor. Tren kenaikan impor barang modal didorong oleh
naiknya impor barang-barang transportasi, terutama perlengkapan transportasi laut (kapal).
Indikator ini sekaligus mengkonfirmasi tingginya minat investasi di sektor perkapalan. Sejalan
dengan itu indikator pembiayaan kredit investasi perbankan mulai menunjukkan kenaikan di
bulan Desember dimana sebagian besar terserap untuk investasi di sektor industri
pengolahan.
Berdasarkan data Badan Pengusahaan (BP) Kawasan FTZ Batam, total aplikasi PMA
yang disetujui selama periode Januari - Desember 2009 tercatat sebanyak 82 proyek
(termasuk perluasan) dengan nilai investasi US$ 358.727.531. Sedangkan aplikasi proyek
Grafik 1.8. Pertumbuhan Nilai&Volume Impor Capital Goods
Sumber : SEKDA - BI Sumber : Laporan Bulanan Bank
Grafik 1.9. Kredit Investasi Perbankan Kepulauan Riau
KajianEkonomiRegionalProvinsiKepulauanRiau
TriwulanIV2009
12
PMDN yang disetujui sebanyak 2 proyek perluasan usaha dengan nilai mencapai
Rp71.400.000.000.
Aplikasi proyek PMA tersebut antara berasal dari beberapa negara seperti Singapura,
Inggris, Australia, Malaysia, India, Luxemburg, Taiwan, Jepang, RRC, Belanda, Korea Selatan,
British Virgin Island, Cayman Island, Austria, Amerika Serikat, Selandia Baru, Myanmar dan
Jerman dengan bidang usaha sebagai berikut:
1. Industri pembuatan / perbaikan Kapal (8 proyek);
2. Industri pallet kayu dan komponen bahan bangunan (1);
3. Perdagangan besar (Distributor Utama) Ekspor/Impor (19);
4. Industri peralatan lainnya dari logam dan industri paku, mur dan baut (3);
5. Penjualan langsung dari jaringan (direct selling) (1);
6. Jasa Engineering Procurement Construction (EPC) (2);
7. Industri panel listrik, switches dan rak kabel (1);
8. Perkebunan jarak pagar(jatropha curcas) (4);