Bab 1 Pendahuluan Revisi

6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan antara kebersihan rongga mulut dan penyakit jaringan penyangga gigi yang salah satunya adalah penyakit gusi (gingiva) sudah ditemukan sejak zaman purba. Dewasa ini sudah banyak bukti yang mendukung teori tersebut. Bukti-bukti berasal dari penelitian klinis, epidemiologis, dan mikrobiologi serta penelitian imunologi. Penelitian epidemiologis terhadap kelompok populasi di berbagai belahan dunia menunjukkan hubungan langsung antara jumlah deposit bakteri yang diukur dengan indeks kebersihan mulut dan keparahan radang gingiva. Keparahan radang gingiva dapat diukur dengan status gingiva. Percobaan klinis dilakukan Loe dkk (1965) pada 12 pelajar yang diinstruksikan menghentikan pembersihan rongga mulut dan gigi geliginya, sehingga plak gigi leluasa berkumpul di sekitar tepi gingiva, dan keradangan gingiva selalu timbul. Bila pembersihan

description

PKL

Transcript of Bab 1 Pendahuluan Revisi

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHubungan antara kebersihan rongga mulut dan penyakit jaringan penyangga gigi yang salah satunya adalah penyakit gusi (gingiva) sudah ditemukan sejak zaman purba. Dewasa ini sudah banyak bukti yang mendukung teori tersebut. Bukti-bukti berasal dari penelitian klinis, epidemiologis, dan mikrobiologi serta penelitian imunologi. Penelitian epidemiologis terhadap kelompok populasi di berbagai belahan dunia menunjukkan hubungan langsung antara jumlah deposit bakteri yang diukur dengan indeks kebersihan mulut dan keparahan radang gingiva. Keparahan radang gingiva dapat diukur dengan status gingiva. Percobaan klinis dilakukan Loe dkk (1965) pada 12 pelajar yang diinstruksikan menghentikan pembersihan rongga mulut dan gigi geliginya, sehingga plak gigi leluasa berkumpul di sekitar tepi gingiva, dan keradangan gingiva selalu timbul. Bila pembersihan dilakukan kembali dan plak dihilangkan, keradangan akan mereda (Manson dan Eley, 2004: 45).Berdasarkan data dokter gigi (PDGI) tahun 2009 menyebutkan prevalensi gingivitis di seluruh dunia adalah 75%-90%. Sedangkan data dari penelitian di rumah sakit gigi dan mulut pendidikan universitas Prof. Dr. Moestopo tahun 2004 mencatat 71,3% pasien di rumah sakit ini memiliki karang gigi sebagai pemicu timbulnya penyakit radang gusi, 3% menderita pendarahan gusi, dan 25,55% mengalami penurunan gusi. Dan penyakit gingivitis ini menduduki peringkat ke 2 setelah penyakit karies gigi. Berdasarkan data RISKESDAS 2007, Provinsi NAD termasuk dalam 5 Provinsi tertinggi masalah gigi dan mulut dengan prevalensi (30,5%) yang sebagian besar penderitanya adalah wanita hamil, lebih lanjut data RISKESDAS tersebut, prevalensi penduduk provinsi NAD yang melakukan konseling/kebersihan gigi hanya (13,2%) dan juga presentasi penduduk NAD yang berprilaku benar menggosok gigi (4,9%). Oleh karena hal tersebut kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari kesehatan, baik dokter maupun perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia. salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah faktor prilaku yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut (Notoatmodjo, 2004). Upaya pelayanan gigi merupakan salah satu tugas pokok dari perawat gigi dalam pelayanan asuhan sistematik yang meliputi upaya peningkatan pencegahan, pengobatan pemulihan, dan rujukan yang ditujukan pada kelompok rentan, khususnya ibu hamil. Pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok ibu hamil sangat diperlukan untuk memperoleh fungsi pengunyahan yang optimal, agar makanan dapat dicerna dengan baik sehingga zat nutrisi bisa diserap sempurna (Depkes RI, 2000 ).Pada masa kehamilan banyak ibu hamil yang membutuhkan makanan camilan, kebiasaan ini bisa merusak kesehatan gigi jika makanan kecil tersebut banyak mengandung gula, hal ini disebabkan karena nilai gizinya kurang,makanan tersebut sangat rawan akan penyakit pada gigi dan mulut. Penyakit dalam rongga mulut yang sering terjadi pada waktu hamil, yaitu gingivitis, kondisi ini disebabkan ibu hamil yang malas memelihara kebersihan gigi. Penyakit gingivitis ini juga disebabkan oleh faktor lokal (plak dan karang gigi) dan faktor sistemik seperti pengaruh hormonal, faktor umur kehamilan dan perilaku ibu hamil terhadap kesehatan gigi (Boediharjo, 1985).Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada tanggal 17 Februari 2014 di desa Purwodadi didapatkan beberapa kakus yang berupa data resiko karies gigi sedang pada anak-anak dan data status OHI untuk debris indek 93,3% dan kalkulus indek 60% serta kasus pada ibu-ibu hamil berupa kasus gingivitis pada ibu hamil dengan data ibu-ibu hamil yang mengalami gingivitis sebesar 60% dan 40% tidak mengalami gingivitis dari 30 sample. Karena terdapat beberapa kasus dalam desa tersebut maka peneliti memilih kasus gingivitis, Karena Menurut hasil penelitian Retnoningrum (2006) menunjukkan bahwa gingivitis pada ibu hamil juga merupakan faktor risiko terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) kurang bulan, dimana status gingiva dari ibu yang melahirkan bayi BBLR kurang bulan lebih buruk dari ibu yang melahirkan bayi normal (Retnoningrum, 2006: 54). Serta gingivitis merupaka masalah yang kurang diperhatika oleh ibu-ibu hamil di desa tersebut.1.2 Rumusan MasalahApakah ada hubungan tingkat kebersihan rongga mulut terhadap gingivitis pada ibu hamil

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMengetahui hubungan tingkat kebersihan rongga mulut terhadap gingivitis pada ibu hamil.1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui tingkat kebersihan rongga mulut ibu hamil di desa Purwodadi kecamatan Lawang2. Mengetahui kejadian gingivitis ibu hamil di desa Purwodadi kecamatan Lawang1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat Keilmuan Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.1.4.2 Manfaat InstitusionalSebagai masukan bagi pengambil keputusan dan pembuat kebijaksanaan Polindes (Pondok Bersalin Desa) dan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) untuk merencanakan program kesehatan gigi dan mulut bagi ibu hamil.1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat1 Untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut bagi ibu hamil yang berpengaruh terhadap kesehatan gingivanya