BAB 1 PENDAHULUAN -...

30
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permasalahan transportasi di Indonesia tidak akan ada habisnya apabila dibicarakan satu persatu. Transportasi merupakan hal yang sangat vital dalam sebuah kehidupan. Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Seiring dengan berjalannya waktu, maka mobilitas orang semakin meningkat. Mobilitas orang yang semakin dinamis tersebut membuat semakin berkembang pula alat transportasi. Mulai dari sepeda kayuh yang semakin berkembang hingga pesawat terbang yang semakin berkembang. Hal ini karena Transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi (Nasution H.M.N, 1996). Semakin meningkat mobilitas manusia, maka akan semakin maju dan berkembang pula moda transportasi yang ada. Namun, perkembangan moda transportasi apabila tidak diatur dengan baik akan menimbulkan suatu masalah tersendiri dikemudian hari. Permasalahan untuk mengatasi kemacetan saat ini menjadi focus utama para pemangku kebijakan. Tidak seimbangnya prasarana berupa pembangunan jalan baru dan sarana menjadi salah satu alasannya. Kendaraan pribadi yang semakin bertambah, dan jalan raya yang persentasenya tetap telah menimbulkan permasalahan kemacetan di kota besar maupun kecil sekalipun. Hal pasti ketika kemacetan timbul, maka akan banyak polusi yang ditimbulkan dari penambahan jumlah kendaraan pribadi yang kian tak terbendung. Bus umum maupun angkutan yang ada bahkan telah banyak ditinggalkan dengan alasan yang tidak tepat waktu, dan kondisi dalam angkutan umum yang tidak nyaman. Berbeda dengan kereta api yang tidak pernah mengalami

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Permasalahan transportasi di Indonesia tidak akan ada habisnya apabila

dibicarakan satu persatu. Transportasi merupakan hal yang sangat vital dalam

sebuah kehidupan. Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan

manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Seiring dengan berjalannya waktu,

maka mobilitas orang semakin meningkat. Mobilitas orang yang semakin dinamis

tersebut membuat semakin berkembang pula alat transportasi. Mulai dari sepeda

kayuh yang semakin berkembang hingga pesawat terbang yang semakin

berkembang. Hal ini karena Transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang

ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi

perkembangan ekonomi (Nasution H.M.N, 1996).

Semakin meningkat mobilitas manusia, maka akan semakin maju dan

berkembang pula moda transportasi yang ada. Namun, perkembangan moda

transportasi apabila tidak diatur dengan baik akan menimbulkan suatu masalah

tersendiri dikemudian hari. Permasalahan untuk mengatasi kemacetan saat ini

menjadi focus utama para pemangku kebijakan. Tidak seimbangnya prasarana

berupa pembangunan jalan baru dan sarana menjadi salah satu alasannya.

Kendaraan pribadi yang semakin bertambah, dan jalan raya yang persentasenya

tetap telah menimbulkan permasalahan kemacetan di kota besar maupun kecil

sekalipun. Hal pasti ketika kemacetan timbul, maka akan banyak polusi yang

ditimbulkan dari penambahan jumlah kendaraan pribadi yang kian tak terbendung.

Bus umum maupun angkutan yang ada bahkan telah banyak ditinggalkan

dengan alasan yang tidak tepat waktu, dan kondisi dalam angkutan umum yang

tidak nyaman. Berbeda dengan kereta api yang tidak pernah mengalami

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

2

kemacetan terutama pada saat jam sibuk. Kereta api juga memiliki tingkat polusi

yang relative kecil dari pada angkutan yang ada di jalan raya. Kemacetan yang

parah di jalan raya dan kondisi angkutan umum yang tidak aman dan nyaman

tersebut membuat para pengguna jalan ada yang beralih menggunakan moda

trasportasi kereta sebagai alternativnya. Alasan mengapa kereta api tidak

mengalami kemacetan dijalan raya adalah kerena jalur yang digunakannya

berbeda, yaitu rel khusus kereta.

Kereta api semakin digemari oleh masyarakat secara luas selain karena

anti macet, pada masa sekarang ini kereta api mengalami peningkatan pelayanan

yang cukup pesat. Jadi kesan yang tertempel pada kereta api yang hanya

digunakan oleh penumpang kelas ekonomi mulai luntur. Bahkan kereta dengan

jarak tempuh yang dekat atau sering disebut kereta komuterpun sudah dilengkapi

dengan sarana yang cukup baik.

Dalam tulisan ini akan membahas lebih dalam mengenai moda transportasi

Kereta Api (KA). Lokusnya pada KA Prambanan Ekspress (Prameks). Dengan

focus pembahasan keberadaan gerbong wanita yang saat ini dijalankan oleh PT.

Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daerah Operasional VI (Daop) Yogyakarta.

Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia belum sepenuhnya

mendukung keberadaan wanita sebagai sumber daya pembangunan Indonesia

yang signifikan. Penelitian menunjukkan sebagian besar mobilitas kaum

perempuan menggunakan angkutan umum sebagai sarana perpindahan mereka.

Keberadaan gerbong wanita ini menarik untuk dibahas dalam sebuah

laporan skripsi karena, kereta ini ada lantaran memberikan pelayanan yang

nyaman dan aman kepada pelanggan penumpang Kereta Prameks khususnya

wanita. Selama ini penumpang wanita banyak yang menjadi korban dari tindakan

kriminal seperti pelecehan seksual dan pencopetan dengan memanfaatkan

kelemahan dari wanita. Selain itu PT KAI juga berupaya menerapkan regulasi dari

pemerintah untuk ikut menjadi pelopor gerakan kesetaraan gender. Maka dari itu

ditetapkanlah kebijakan yang melindungi kaum perempuan di dalam kereta. Serta,

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

3

PT KAI DAOP VI mencoba untuk mengantisipasi tindakan yang lebih parah lagi

pada kaum wanita dengan mengadakan kereta khusus wanita.

Gerbong khusus wanita ini diresmikan pada tanggal 5 September 2010

oleh GKR Hemas dan mantan Walikota Yogyakarta Heri Zudianto. Setelah

peresmian kereta khusus wanita yang melayani rute Jabodetabek (Jakarta, Bogor,

Depok, Tangerang, dan Bekasi). Gerbong khusus wanita oleh kalangan penglaju

maupun PT KAI biasa disebut dengan Kereta Khusus Wanita (KKW).

Namun keberadaan kereta khusus wanita ini masih menemui banyak

permasalahan dalam proses kebijakannya. Ketiadaan partisipasi masyarakat dalam

proses agenda setting, sampai pada evaluasi kebijakan, membuat kebijakan yang

bagus ini menjadi pincang. Sosialisasi yang tidak ada membuat ketertarikan

terhadap gerbong ini kurang. Padahal regulasi ini sebagai pemenuhan kebutuhan

serta ikut berpartisipasi terhadap perjanjian Internasional tentang kesetaraan

gender, hingga membuat regulasi mengenai affirmative action. Pada tahun 2000,

Presiden kee-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid juga menerbitkan Instruksi

Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG). Hal ini

merupakan salah satu komitmen pemerintah untuk secara serius mewujudkan

kesetaraan gender. Sehingga banyak kebijakan yang pada akhir-akhir ini mulai

berpihak kepada perempuan, termasuk kebijakan pengadaan gerbong wanita ini.

Keberadaan alat transportasi khusus wanita sebenarnya telah banyak

dijalankan diberbagai Negara di dunia. DetikNews.com pada 1 Desember 2011

mengungkapkan bahwa di Asia pun kebijakan seperti ini bukan merupakan

kebijakan yang baru lagi. Di Malaysia, pada tahun 2011 meluncurkan taksi khusus

wanita dengan tujuan agar kaum hawa terhindar dari segala bentuk kriminalitas.

Taksi-taksi tersebut dikemudikan perempuan dan tertulis 'Teksi Wanita' di atas

kaca depannya.

Masih dalam laman detiknews.com, menjelaskan bahwa di Iran, kebijakan

ramah wanita juga berlangsung lebih dulu, yakni pengadaan gerbong khusus

wanita pada kereta komuter mereka. Berbeda dengan kereta prameks yang letak

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

4

gerbong wanitanya selalu menjadi tanda tanya, dengan kata lain tidak pasti

tempatnya kadang ditengah rangkaian kereta, terkadang dibelakang ataupun

paling depan dari rangkaian kereta. Gerbong wanita di Iran letaknya sangat jelas

yakni pada rangkaian kereta terdepan dan paling belakang serta tertulis disetiap

papan pengumuman. Hal ini memudahkan para turis asing yang baru datang ke

negara mereka untuk mudah menggunakan jasa transportasi umum.

Sedangkan di Indonesia kebijakan perlindungan terhadap kaum perempuan

yang bagus tersebut selalu dimimpikan oleh banyak konsumennya. Hal tersebut

juga dapat penulis rasakan. Seperti mendapat angin segar ketika gerbong wanita

mulai dioperasikan pada tanggal 5 September 2010, namun selama itu pula jarang

sekali pihak stasiun mengumumkan letak gerbong wanita yang letaknya tidak

pasti.

Ketiadaan sosialisasi kebijakan dalam tahapan implementasi kebijakan

merupakan masalah besar bagi sebuah instansi yang mengeluarkan kebijakan.

Termasuk dalam kasus gerbong wanita ini tidak adanya selebaran, ataupun

pengumuman dari pihak PT KAI terutama PT KAI Daerah Operasi (DAOP) VI

Yogyakarta. Selaku pemangku kebijakan keacuhan PT KAI akan membuat

efektivitas dan efisiensi serta esensi dari sebuah kebijakan akan kabur. Gerbong

wanita yang selama ini dipromosikan melaui media massa oleh PT KAI Daerah

Operasi VI Yogyakarta, namun alpa pada promosi keberadaan gerbong wanita

pada setiap stasiun pemberhentian, maka gerbong wanita tidak sepenuhnya

digunakan oleh kaum wanita. Ini yang membuat masih banyak penumpang pria

yang salah masuk kemudian langsung duduk dikereta wanita. Bahkan tahu ada

tulisan gerbong wanita tetapi tetap duduk digerbong wanita dengan alasan

gerbong lain sudah tidak tersedia tempat duduk.

Keadaan yang lebih parah adalah mana kala keadaan rangkaian kereta

penuh sesak. Banyak penumpang pria duduk digerbong yang tidak seharusnya

yakni gerbong wanita, petugas keamanan maupun kondektur hanya membiarkan

keadaan tersebut terjadi. Hal tersebut tidak akan terjadi pada gerbong wanita di

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

5

Iran. Karena di Iran, apabila ada pelanggaran sekecil apapun itu akan ditindak

tegas oleh petugas kemanan. Berbeda dengan di Indonesia, dimana pelanggaran di

gerbong wanita hanya akan ditegur tanpa diberikan sanksi ataupun denda. Paling

jauh hanya akan disuruh pindah ke gerbong lain yang bersebelahan dengan

gerbong wanita. Seolah kebijakan gerbong wanita ini hanya sebagai pemanis

perjanjian affirmative action yang sedang gencar dikampanyekan pemerintah.

Sarana transportasi yang mengkhususkan pengadaan gerbong wanita

masih sangat jarang ada di Indonesia. Sarana transportasi masih dianggap sama

dan setara untuk semua gender. Hal ini yang menambah ketertarikan peneliti,

alasan dari PT KAI DAOP VI Yogyakarta mengadakan gerbong wanita. Banyak

kereta komuter di Jawa ini namun yang menambahkan gerbong wanita hanya pada

Kereta Prameks dan Kereta Khusus Wanita di Jakarta. Bahkan sarana transportasi

umum yang jumlahnya lebih banyak seperti Bus selain di Jakarta, atau bahkan

pelayanan Pesawat terbang sepanjang penulisan proposal ini tidak ada

pengkhususan bagi penumpang perempuan. Hanya saja implementasi pengadaan

kereta khusus wanita ini tidak ditindak lanjuti dengan fasilitas penunjang lain

seperti, ruang tunggu khusus wanita terutama ibu menyusui ataupun wanita hamil,

penjagaan dari penumpang pria yang ketat, dan pihak pengawas keamanan yang

bukan pria namun seharusnya wanita pula. Kekurangan yang lain adalah karena

jarak gerbong kereta dengan peron umum itu terlalu tinggi bagi wanita, namun

tidak ada sarana kemudahan seperti, semua peron stasiun harus tinggi maupun

diadakannya tangga portable di depan gerbong wanita di setiap stasiun

pemberhentian kereta.

Penelitian yang akan peneliti lakukan menggunakan metode penelitian

kualitatif, dengan cara wawancara serta penelitian observasi untuk penguatan data

baik primer maupun sekunder. Dengan penelitian studi kasus akan membuat hasil

skripsi ini lebih tepat sasaran dan sesuai dengan realitas yang ada. Dengan tujuan

utama penelitian ini adalah perbaikan pada semua kebijakan mengenai perempuan

khususnya di PT KAI DAOP VI Yogyakarta. Karena harapan penelitian ini akan

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

6

menghasilkan temuan yang baik, dengan begitu peneliti dapat memberikan

rekomendasi yang sesuai realitas kebutuhan, dan tepat sasaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan kajian dari penulian diatas dapat disimpulkan bahwa

permasalahan yang peneliti fokuskan adalah Bagaimana Dinamika

Implementasi Kebijakan dalam Regulasi Pengadaan Gerbong Wanita Pada

Kereta Prameks ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana komitmen PT KAI

DAOP VI Yogyakarta untuk, memberikan pelayanan untuk melindungi dan

memberikan rasa nyaman bagi pelanggan kereta Prameks Khususnya penumpang

perempuan. Serta meninjau proses, pengimplementasian dan hasil dari kebijakan

pengadaan kereta khusus wanita pada kereta Prameks.

D. MANFAAT PENELITIAN

Setelah tujuan dari penelitian tercapai tentunya akan ada manfaat yang

diperoleh dari berbagai pihak dari hasil penelitian ini. Manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa, penelitian ini akan menambah pengetahuan yang

dapat dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah

diperoleh lewat bangku kuliah.

2. Bagi PT KAI, penelitian ini dapat dijadikan suatu masukkan berupa

sumbangan pemikiran yang mungkin bermanfaat dalam membantu

mengevaluasi kebijakan khususnya kereta khusus wanita. Yang terkait

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

7

dengan pelaksanaan kegiatan sosialisasi kebijakan, formulasi

kebijakan, pengagendaan, implementasi sampai dengan tahap evaluasi.

PT KAI juga dapat menggunakan penelitian ini sebagai alat bantu

perencanaan strategi pemasaran di masa mendatang. Tentu saja

manfaat ini tidak akan didapat dengan sendirinya, perusahaan harus

terlebih dahulu melakukan tindakan perbaikan terhadap aspek-aspek

kebijakan yang masih memiliki kekurangan dan terus mempertahankan

segala aspek yang sudah baik. Bila hal ini sudah terlaksana maka dapat

dipastikan perusahaan dapat tetap mempertahankan kualitas untuk

melangsungkan kegiatan bisnisnya.

3. Bagi Pengguna Jasa Kereta, peneliti mengharapkan adanya kesadaran

akan apa yang telah dilakukan dan belum dilakukan oleh PT KAI.

Pengguna jasa juga harus lebih mengerti kondisi PT KAI bukan hanya

pada sisi pelayanan yang saat ini ada, serta pelanggan tidak hanya

meminta pelayanan yang lebih baik, namun juga harus menjaga sarana

dan prasarana yang dimiliki PT KAI.

4. Bagi masyarakat luas, semoga penelitian ini dapat membuka mata bagi

semua pihak agar tidak hanya menilai PT KAI sebagai sisi

penumpang, namun juga sebagai sisi operator.

5. Harapan peneliti adalah penelitian ini bisa dijadikan bahan acuan,

sebagai perbandingan dengan penelitian yang lain yang sudah ada

ataupun akan dilaksanakan.

E. KERANGKA TEORI

E.a. Definisi Konseptual

E.a.1. Implementasi Kebijakan Menurut Grindle

Secara terminology ada banyak ilmuan yang mencoba untuk mengartikan,

menjelaskan dan memetakan mengenai kebijakan public. Dari banyak pengertian

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

8

kebijakan public yang ada tergantung pada penulis akan menggunakan teori yang

mana, tergantung pula pada sudut pandang penulis untuk melihat sebuah

kebijakan dimaknai. Sebuah kebijakan, menurut James E Anderson (1975)

merupakan serangkaian keputusan yang saling terkait berkenaan dengan tujuan

dan cara-cara untuk mencapainya dalam situasi tertentu. Sebuah kebijakan dapat

dikatakan kebijakan publik, jika dihasilkan oleh badan pemerintah untuk publik

atau masyarakat umum.

Menurut Dunn maupun Patton & Sawicky mengemukakan model-model

proses kebijakan yang lebih bersifat siklis daripada tahap-tahap/stages. Dunn

menambahkan proses forecasting, recommendation, dan monitoring. Hampir

sama seperti Anderson, dkk. maupun Dye, Dunn pun membuat analisis pada tiap

tahap dari proses kebijakan dari model Anderson, dkk. dan Dye. Pada penelitian

ini peneliti menitik beratkan pada konsep implementasi sebuah kebijakan.

Implementasi kebijakan publik sebagai salah satu aktivitas dalam proses

kebijakan publik, sering bertentangan dengan yang diharapkan, bahkan

menjadikan produk kebijakan itu sebagai menjadi batu sandungan bagi pembuat

kebijakan itu sendiri. Itulah sebabnya implementasi kebijakan publik, diperlukan

pemahaman yang mendalam tentang studi kebijakan publik, yang menurut Djadja

Saefullah dalam prakatanya pada buku Tachjan (2006:ix) bahwa studi kebijakan

publik tersebut dapat dipahami dari dua perspektif, yakni ;Pertama, perspektif

politik, bahwa kebijakan publik di dalamnya perumusan, implementasi, maupun

evaluasinya pada hakekatnya merupakan pertarungan berbagai kepentingan publik

di dalam mengalokasikan dan mengelola sumber daya (resources) sesuai dengan

visi, harapan dan prioritas yang ingin diwujudkan.

Kedua, perspektif administratif, bahwa kebijakan publik merupakan

ikhwal berkaitan dengan sistem, prosedur, dan mekanisme, serta kemampuan para

pejabat public (official officers) di dalam menterjemahkan dan menerapkan

kebijakan publik, sehingga visi dan harapan yang diinginkan dicapai dapat

diwujudkan di dalam realitas.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

9

Memahami kebijakan publik dari kedua perspektif tersebut secara

berimbang dan menyeluruh akan membantu kita lebih mengerti dan maklum

mengapa suatu kebijakan publik tersebut meski telah dirumuskan dengan baik

namun dalam implementasinya sulit terwujudkan. Hal seperti inilah yang amat

mencolok terjadi pada kasus gerbong wanita Kereta Prameks yang peneliti angkat

dalam penulisan skripsi ini.

Tahapan implementasi kebijakan merupakan salah satu dalam lingkaran

siklus kebijakan yang sangat krusial. Apabila kebijakan yang diambil salah maka

sebagus apapun implementasi kebijakannya tetap akan salah/tidak akan berhasil.

Selain itu kebijakan yang baik tidak dapat dipastikan bahwa pengimplementasian

kebijakannya pasti berhasil (Subarsono, 2005, h87).

Pada tahapan implementasi kebijakan diperlukan upaya dari pembuat

kebijakan untuk mempengaruhi birokrat pelaksana agar bersedia memberikan

pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran. Kasus gerbong wanita ini

yang menjadi pihak implementor kebijakan adalah PT KAI sendiri secara khusus

DAOP VI Yogyakarta. Jadi kerumitan dalam pengimplementasian kebijakan ini

tidak terlalu kompleks, karena hanya ada satu instansi yang menaungi kebijakan.

Pengimplementasian sebuah kebijakan akan lebih mudah dilakukan kerena pihak

yang terlibat tidak banyak, kelompok target kebijakan juga akan lebih mudah

diatur, sesuai dengan pelayanan yang telah dirumuskan.

Untuk memperkaya pemahaman tentang berbagai faktor yang terkait di

dalam implementasi, maka pada bagian ini peneliti akan menjelaskan teori

implementasi kebijakan model Merilee S Grindle yang dijadikan sebagai landasan

pijak dalam penelitian ini.

Model Merilee S. Grindle

Grindle mengemukakan teori implementasi sebagai proses politik dan

administrasi. Teori implementasi milik Grindle digunakan untuk kebijakan yang

telah dilaksanakan, sehingga dapat dilihat dari proses sampai dengan outcome dari

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

10

kebijakan. Sesuai dalam artikelnya berjudul Policy Content and Context in

Implementation, mengungkapkan pada halaman 6, bahwa secara umum maksud

implementasi kebijakan adalah “.. to establish a link that allows the goals of

public policies to be realized as outcomes of governmental activity.”

Dalam teori ini Grindle juga memandang bahwa suatu implementasi

sangat ditentukan oleh dua variable besar yakni mengenai isi kebijakan (content of

policy) dan konteks implementasinya (context of implementation). Dari dua

variable konteks dan konten sebuah kebijakan masih terpecah lagi menjadi

beberapa bagian. Grindle, menjelaskan bahwa proses implementasi kebijakan

hanya dapat dimulai apabila tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang semula telah

diperinci, program-program aksi telah dirancang dan sejumlah dana telah

dialokasikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tersebut.

Implementation as a Political and Administrative Process

Policy Goal Outcomes: Goal a. impact on society individuals Achived? implementing activitie and groups influence by: b. change and its acceptance Action Programs and Individual a. Content of Policy Project Designed and Funded 1. Interest affected

2. Type of benefits 3. Extent of change envisioned 4. Site of decision making 5. Program implementers 6. Resources committed

Program delivered b. Context of Implementation As designed? 1. Power, interest, and strategies of actors involved 2. Institution and regime characteristics 3. Compliance and responsiveness MEASURING SUCCESS

Tabel 1: Implementasi Kebijakan Grindle

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

11

Content of policy menurut Grindle mengacu pada muatan-muatan yang

terdapat dalam kebijakan yang dihasilkan. Isi kebijakan akan berpengaruh pada

tingkat keberhasilan implementasi. Kebijakan kontroversial, kebijakan-kebijakan

yang dipandang tidak populis, kebijakan menghendaki perubahan besar, biasanya

akan mendapatkan perlawanan baik dari kelompok sasaran bahkan mungkin dari

implementornya sendiri yang mungkin merasa kesulitan melaksanakan kebijakan

tersebut atau merasa dirugikan. Adapun Content of policy menurut Grindle ada

beberapa hal, yakni:

a. Interest Affected (Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan).

Theodore Lowi (dalam Grindle, 1980) mengungkapkan bahwa jenis

kebijakan publik yang dibuat akan membawa dampak tertentu terhadap

macam kegiatan politik. Suatu kebijakan apabila tidak menimbulkan

kerugian pihak lain tidak mustahil kebijakan yang dikeluarkan akan

diterima dengan baik oleh implementor maupun kelompok target yang

diharapkan. Suatu kebijakan jika akan diimplementasikan tentu akan

mempengaruhi banyak orang, sedangkan setiap orang memiliki

kepentingan yang masing-masing berbeda. Maka dapat disimpulkan

bahwa dalam pelaksanaan suatu kebijakan pasti memiliki banyak

kepentingan, kepentingaan yang terpengaruhi oleh kebijakan dapat berupa

kepentingan ekonomi, social, budaya, atau politik tertentu.

b. Type of Benefits (Jenis manfaat yang akan dihasilkan). Semakin bagus

kebijakan jika pengimplementasian kebijakannya tidak baik maka manfaat

yang dihasilkan juga tidak sebanding dengan apa yang diharapkan.

Kebijakan akan dikatakan berhasil apabila dalam pelaksanaannya

menghasilkan suatu hal yang positif. Kelompok yang memiliki persamaan

kepentingan akan mendukung program yang di implementasikan, namun

jika tidak sesuai dengan kelompok target dan kelompok kepentingan

lainnya, kebijakan yang telah dikeluarkan akan mendapat perlawanan dari

berbagai pihak, tidak menutup kemungkinan seorang implementor sendiri.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

12

c. Extent of Change Envision (Derajat/Jangkauan perubahan yang

diinginkan). Semakin besar perubahan yang diinginkan maka semakin

sulit pula pengimplementasian kebijakannya. Selain itu kredebelitas pesan

kebijakan tidak dapat terpenuhi karena isi kebijakan yang mengatur

tentang adanya sangsi tidak dijalankan secara konsisten.

d. Site of Decision Making (Kedudukan pembuat kebijakan). Semakin

tersebar kedudukan pengambil keputusan dalam kebijakan (baik secara

geografis ataupun organisatoris), akan semakin sulit pula

implementasinya. Karena secara otomatis akan banyak instansi yang

terlibat maka kerumitannya akan semakin besar juga.

e. Program Implementer (Siapa pelaksana program). Apabila tim pelaksana

program memiliki kemampuan dan dukungan yang dibutuhkan oleh

kebijakan, maka tingkat keberhasilannya juga akan tinggi.

f. Resources Committed (Sumber daya yang dikerahkan). Tersedianya

sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kebijakan,

dengan sendirinya akan mempermudah pelaksanaannya. Sumberdaya ini

berupa tenaga kerja, keahlian, dana, sarana, dll.

Sedangkan konteks implementasi (context of implementation) adalah

kondisi lingkungan yang mewarnai implementasi kebijakan. Konsep sebagus

apapun suatu kebijakan apabila implementasi tidak bagus maka kebijakan tidak

akan berjalan dengan baik akan terbukti pada konsep ini. Karena konteks dimana

dan oleh siapa kebijakan tersebut diimplemetasikan juga akan berpengaruh pada

tingkat keberhasilannya, dengan alasan seberapapun baik dan mudahnya

kebijakan dan seberapapun dukungan kelompok sasaran, hasil implementasi tetap

bergantung pada implementornya.

Karakter dari pelaksana akan mempengaruhi segala tindakan yang akan

diambil dalam pelaksanaan implementasi kebijakan. Karena pelaksana

/implementor kebijakan adalah seorang individu yang tidak mungkin bebas dari

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

13

kepercayaan, aspirasi dan kepentingan pribadi yang ingin mereka capai. Karena

karakter individu yang berbeda itulah maka ada celah bagi individu untuk

membelok dari tugasnya demi kepentingan dan keuntungan pribadi dari seorang

implementor. Sikap ketidakjujuran seorang implementor juga dapat

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, serta semakin dekat

dengan kebijakan yang diharapkan atau justru menjauh dari harapan.

Konteks implementasi yang berpengaruh pada keberhasilan implementasi

menurut Grindle adalah sebagai berikut:

a) Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (Kekuasaan, kepentingan,

dan strategi actor yang terlibat), semakin besar kekuasaan seseorang maka

secara tidak langsung berpengaruh terhadap keputusan suatu kebijakan.

Semakin banyak actor maka semakin banyak kepentingan yang ikut

berperan dalam suatu kebijakan. Kepentingan strategi aktor yang terlibat,

suatu kekuatan politik ataupun individu yang merasa berkepentingan atas

suatu program, maka mereka akan menyusun strategi guna memenangkan

persaingan yang terjadi dalam implementasi sehingga mereka dapat

menikmati outputnya.

b) Institution and Regime Characteristic (Karakteristik lembaga dan

penguasa). Implementasi suatu program dapat menimbulkan konflik bagi

yang kepentingan-kepentingannya dipengaruhi. Strategi penyelesaian

konflik mengenai ”siapa mendapatkan apa” dapat menjadi petunjuk tak

langsung mengenai ciri-ciri penguasa atau lembaga yang menjadi

implementor.

c) Compliance and Responsiveness (Kepatuhan dan daya tanggap pelaksana).

Menjadi hal yang juga sangat mempengaruhi suatu implementasi

kebijakan. Ini karena implementor yang patuh dan rasionya bagus maka

implementasi kebijakannya akan sebaik kebijakan yang telah

direncanakan. Keadaan ini dapat dikaitkan dengan kecepatan dan

kemampuan individu dalam merespons keadaan dilapangan.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

14

E.a.2. PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan

sebagai usaha/perihal melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah

membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 tahun 1993 menyatakan bahwa

pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah

pusat/daerah, BUMN/BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan merupakan salah satu

unsur yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan konsumen. Salah satu

cara untuk menempatkan hasil pelayanan yang lebih unggul daripada pesaing

adalah dengan memberikan pelayanan yang baik, efisien, dan cepat.

Salah satu fungsi-fungsi dari perusahaan negara penyedia jasa transportasi

seperti PT KAI adalah memberikan pelayanan bagi masyarakat. Dijelaskan

bahwa: ”pelayanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan

untuk mengamalkan atau mengabdikan diri.” Menurut keputusan Menteri

Pemberdayagunaan Aparatur Negara No 63 tahun 2004 tentang pedoman

penyelenggaraan pelayanan publik dan UU Pelayanan Publik No 25 tahun 2009

mendefinisikan pelayanan publik sebagai “kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil sebagai warga

negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan pelayanan yang di sediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik, yakni lembaga pemerintah.“

Kebutuhan pelanggan sangat menentukan kualitas yang akan diberikan

oleh perusahaan sehingga kualitas yang tinggi bukan berdasar pada persepsi

pelanggan. Seperti yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Berry (1988) bahwa

perusahaan harus menetapkan customer defined standards yang merupakan

pelaksanaan standar layanan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Untuk perusahaan

Negara seperti PT KAI, PT KAI telah menerbitkan costumer defined standards

berupa SOP (Standar Operating Procedurs) dan SPM (Standard Pelayanan

Minimum).

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

15

Sebuah perusahaan dalam menyediakan jasa, perlu mengerti tentang

makna kualitas jasa yang diberikan keada konsumen. Kualitas jasa adalah tingkat

keunggulan atas produk atau jasa yang diharapkan oleh konsumen dapat

memenuhi kebutuhannya, dengan demikian kualitas jasa memiliki hubungan yang

erat dengan kepuasan pelanggan.

Kebanyakan hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan

terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Cronin dan Taylor

(1992) menunjukan bahwa kualitas pelayanan yang diterima berpengaruh positif

terhadap consumer behavioral intension melalui kepuasan pelanggan. Berikut

adalah beberapa pengertian kualitas jasa menurut para ahli:

Menurut Bitner & Hubert dalam Rush & Oliver (1994, page 77), kualitas jasa

adalah:

“The consumer’s overall impression of the relative inferiority /

superiority of theorganization and its service”.

Menurut Wirasasmita, Sitorus dan Manurung (1999, hal 410), kualitas jasa

adalah:

“Suatu sifat atau ciri yang membedakan nilai dari suatu barang atau

jasa dengan nilai dari barang atau jasa yang lain yang sejenis”.

Menurut Zeithaml (1990, page 19), kualitas jasa adalah:

“Service Quality as perceived by customer, can be defined as the extent

of discrepancy between customer’s expectations or desires and their

perceptions.”

Beberapa pengertian kualitas jasa diatas dapat peneliti simpulkan bahwa

kualitas jasa adalah sebuah penilaian akan kesesuaian antara jasa layanan yang

diberikan sebuah instansi dengan harapan dari konsumen. Salah satu cara

meningkatkan kualitas jasa adalah memberikan pelayanan sesuai dengan SPM dan

keinginan dari masyarakat, tentunya dengan mengindahkan logika pelayanan.

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

16

Sebuah kualitas jasa pelayanan akan dinilai baik oleh pelanggan apabila

paling tidak pelayanan sudah mendekati SPM yang ada. Kepuasan pelanggan akan

terbentuk dari pengalaman yang didapatkan oleh pelanggan. Sebuah iklan yang

didasari dari pengalaman individu, saran yang disampaikan oleh orang lain, akan

jauh lebih berpengaruh terhadap penilaian masyarakat terhadap penyedia jasa.

Indicator dari kepuasan pelanggan dapat dinilai dari beberapa hal. Pagano

dan McKnight dalam Masri (2002), mengembangkan pengukuran kepuasan

pelanggan yang sering digunakan pada jasa transportasi, meliputi delapan aspek

pelayanan, masing-masing dipercayai mewakili kebutuhan dasar dari keseluruhan

dimensi kualitas, yaitu:

1. Keandalan dan Kinerja Tepat Waktu (Reliability And On-Time

Performance)

Pengumuman penundaan/pembatalan keberangkatan (notification of delays and

cancellations) waktu tunggu (wait times), alasan kedatangan yang tepat waktu

(reasonably on-time arrivals), minimal penundaan atas kendaraan (minimal on-

vehicle delays).

2. Kenyamanan (Comfort)

Adanya jaminan (guaranteed space), kondisi dan kebersihan kendaraan (condition

and cleanliness of vehicles), kemulusan perjalanan (smoothness of ride), ventilasi

dan penyejuk udara (air conditioning and ventilation), tempat berlindung (shelter)

dan tempat duduk untuk menunggu di luar ruang.

3. Kemudahan Membuat Reservasi

Akomodasi yang berubah (Accomodation to changes) menentukan pengendara

atau menyusun waktu penjemputan (rider determined or preset pick-up times),

memperpendek waktu pemesanan atau reservasi (shortness of reservation time)

dan prosedur reservasi yang mudah (easy of procedure).

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

17

4. Perluasan Layanan (Extend Of Service)

Layanan total 24 jam (total hour of availability); pembatasan jarak (distance

restriction); layanan akhir minggu dan sore hari (weekend and evening service);

penolakan perjalanan yang rendah disebabkan pembatasan kapasitas (low rate of

trips denial due to capacity constraint).

5. Akses Kendaraan (Vehicles Access)

Lebar lorong antar tempat duduk (aisle width) di gerbong kereta api, tinggi

pijakan kaki pertama di pintu masuk gerbong (first step height), jumlah tangga

masuk (number of steps), tingkat bantuan yang disediakan dari kendaraan sampai

ke tujuan (level of assistance provided from vehicles to destination), bantuan

bagasi (assistance with packages).

6. Keamanan (Safety)

Tingkat kemungkinan terjadi kecelakaan yang rendah (low probability of assault

or accidental injury), masinis yang mendahulukan keamanan, lintasan kereta api

yang aman dan jalur rel kereta api yang aman.

7. Karakteristik Masinis Dan Kru (Driver & Crew Characteristic)

Kemampuan menangani medis dalam keadaan darurat (ability to handle medical

emergencies), jujur dan ramah (courteous and friendly), sensitive dan memahami

kebutuhan penumpang KA (sensitive and knowledgeable about riders need),

sensitive pada kebutuhan individual, tingkat profesionalisme dan berpengalaman.

8. Tanggung Jawab Pada Individual (Responsiveness To Individual)

Operator telepon yang meyakinkan dan ramah, kemudahan memperoleh informasi

yang jelas, bertanggung jawab pada keluhan dan pemberian saran dan mengikuti

prosedur.

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

18

8 aspek kepuasan pelanggan terhadap pelayanan transportasi diatas, dapat

peneliti gunakan untuk menilai hasil dari implementasi sebuah kebijakan.

Keterkaiatan antara implementasi kebijakan, pelayanan yang diberikan serta

kepuasan dari penumpang kereta api akan menjadi dasar bagi peneliti untuk

menilai efektivitas, dan evisiensi sebuah kebijakan public.

E.a.3. Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender sering dikaitkan dengan diskriminasi antara jenis

kelamin pria dan wanita. Diskriminasi gender pun sudah banyak didengungkan

dalam berbagai macam dialog, baik itu agama, budaya, social, ekonomi, maupun

politik. Penulis dalam karya ini lebih menitik beratkan pada tema social politik

yang berpengaruh pada perekonomian wanita. Wanita yang lebih sering dianggap

lemah, manja, dan tidak bisa apa-apa. Gender menjadikan wanita setara, serasi,

selaras dan seimbang dalam bermitra dengan pria untuk mewujudkan sumber daya

manusia yang memiliki kualitas yang sama. Setara dalam mendapatkan hak dan

kewajiban, dan perempuan berhak mendapatkan perlindungan yang lebih baik dari

pria.

Fokus penelitian ini pada kebijakan public mengenai pengadaan kereta

khusus wanita pada rangkaian kereta api Prameks. PT KAI DAOP VI sebagai

pihak operasional yang mengadakan gerbong khusus wanita tentu memiliki

maksud dan tujuan yang jelas. Utamanya adalah untuk melayani penumpang

khususnya wanita, dengan latar belakang apapun yang menyertainya. Pelayanan

terhadap penumpang wanita ini tidak dapat dipisahkan dari pemikiran tentang

kesetaraan gender (gender mainstreaming).

Pemantapan program kesetaraan gender untuk pertama kalinya dikemas

dalam konsep Gender And Development (GAD), disetujui pada tahun 1990. Hasil

dari pertemuan di Vienna, dengan strategi gender mainstreaming, yang

menekankan pentingnya perencanaan sensitif gender.

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

19

Menurut definisi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB dalam Sufiarti, gender

mainstreaming adalah strategi agar kebutuhan dan pengalaman perempuan dan

laki-laki menjadi bagian tak terpisahkan dari desain, Implementasi, monitoring,

dan evaluasi kebijakan dan program dalam seluruh lingkup politik, ekonomi, dan

sosial sehingga perempuan dan laki-laki sama-sama mendapatkan keuntungan,

dan ketidakadilan tak ada lagi.

Kesetaraan Gender dalam Inpres No 9 Tahun 2000 yang dipublikasikan

oleh Pemerintah menyatakan bahwa:

.. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan

perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai

manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan

politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan

kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. ..

Dengan tujuan utama:

.. terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksana, pemantauan,

dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang

berperspektif gender dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan

gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara ..

Kesetaraan gender menurut peneliti adalah kondisi dimana adanya

persamaan hak antara pria dan wanita dalam berbagai bidang seperti ekonomi,

social, politik dan budaya, untuk memperoleh sumber daya yang penting dalam

proses pembangunan nasional.

Ketika pengertian dari kesetaraan gender telah dijabarkan lengkap dengan

tujuan utamanya maka pemerintah tidak hanya diam ditempat menunggu reaksi.

Pemerintah Indonesia dibawah Presiden Abdurrahman Wahid kala itu juga

menginstruksi kepada seluruh jajaran dibawahnya untuk melaksanakan Inpres

No.9, inpres ditunjukkan kepada:

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

20

1. Menteri; 2. Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen; 3. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara; 4. Panglima Tentara Nasional Indonesia; 5. Kepala Kepolisian Repulik Indonesia; 6. Jaksa Agung Republik Indonesia; 7. Gubernur; 8. Bupati/Walikota;

Untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya

perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan

dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan

bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Dibutuhkan kebijakan dan program yang proaktif untuk memperbaiki

ketidaksetaraan yang telah lama berlangsung antara pria dan wanita. Perlu adanya

kerelaan dari pria untuk meningkatkan pentingnya kesetaraan gender. Karena

seluruh kebijakan pulik yang berkaiatan dengan kesetaraan gender utamanya

wanita mustahil untuk berhasil tanpa kerelaan dari pria. Kebijakan kesetaraan

gender mutlak diperlukan untuk melakukan perubahan institusi dan pembangunan

ekonomi, serta perlu memperhatikan dan mengatasi ketidaksetaraan gender dalam

hak, sumber daya, dan aspirasi.

Bukti yang ada telah memberi cukup dasar bagi diterapkannya tiga

langkah strategis untuk meningkatkan kesetaraan gender. (Rangkuman

Pembangunan Berprespektive Gender, h 17-30):

1. Mereformasi Institusi untuk Menetapkan Hak-hak dan Kesempatan yang

Sama bagi Perempuan dan Laki-laki.

2. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi untuk Memantapkan Insentif demi

Kesetaraan Sumber Daya dan Partisipasi.

1. Mengambil Langkah Kebijakan Pro Aktif untuk Mengatasi

Ketidaksetaraan Gender dalam Penguasaan Sumber Daya dan Partisipasi

Politik.

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

21

PT KAI selaku perusahaan Negara dibawah naungan Kementrian

Perhubungan mencoba untuk menerapkan Inpres No 9 tahun 2000 dengan dasar

kepedulian untuk melindungi kaum perempuan. Implementasi kebijakan seperti

ini sudah sepatutnya mendapat apresiasi dari masyarakat. Meskipun sudah

memiliki dasar hukum yang kuat tidak menutup kemungkinan implementasi

mengalami kegagalan. Oleh karenanya peneliti akan lebih mudah mengusut

mengenai kebijakan pengadaan gerbong khusus wanita.

E.b. Definisi Operasional

Kebijakan public yang ramah wanita masih sangat jarang ditemui di

Indonesia ini. Ketika kaum perempuan banyak dianggap lebih lemah dari kaum

pria, maka diperlukan adanya kesesuaian kesetaraan antara hak dan kewajiban

antara pria dengan wanita untuk mendapatkan sumber daya secara adil.

Penelitian ini menitik beratkan pada kebijakan public khusus wanita, yakni

pengadaan kereta khusus wanita pada rangkaian kereta Prameks. Kerangka

penelitiannya adalah mengenai pelayanan trnasportasi khusus wanita. Sesuai

dengan hasil kajian Worldbank pada tahun 1999 dalam jurnal PS PKW UNISBA

yang mengungkapkan:

“Transport can make a big difference in increasing women’s

productivity and promoting social equity.”

Banyaknya wanita yang bekerja pada sector public memicu pengunaan

moda transportasi baik pribadi maupun umum. Kereta api merupakan salah satu

pilihan moda transportasi umum yang dipilih kaum wanita. Selain cepat, dan anti

macet, akses penggunaan kereta api tergolong mudah untuk kaum wanita. Kereta

api Prameks yang melayani rute Solo-Yogya-Kutoarjo bahkan telah

mengimplementasikan kebijakan pengadaan kereta khusus wanita dalam setiap

rangkaiannya. Inilah yang menjadi focus peneliti, ketika kebutuhan akan

kebijakan kesetaraan gender dalam bidang transportasi semakin dinantikan, dan

pelayanan yang baik selalu dimimpikan namun kenyataan yang berjalan tidak

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

22

sesuai dengan harapan. Peneliti akan mengkerangkai seluruh temuan penelitian

mengenai kebijakan kereta khusus wanita ini dalam 3 landasan teori yakni

kebijakan public, pelayanan public, dan kesetaraan gender.

Pada bab selanjutkan peneliti akan menjelaskan bagaimana transportasi

yang ramah terhadap perempuan, apa seharusnya yang dilakukan dan tidak

dilakukan oleh pemangku kebijakan, serta apa yang seharusnya dilakukan oleh

masyarakat untuk medukung kebijakan yang telah diimplementasikan. Dan

bagaimana sikap pemerintah dalam mendorong penggunaan transportasi massal.

F. METODE PENELITIAN

a. Metode Pendekatan Masalah

Pada penulisan penelitian skripsi ini penulis menggunakan pendekatan

proses berfikir yang bersifat deduktif. Deduktif adalah sebuah penelitian yang

dilakukan dengan mendekati sisi konsep dan teori yang berkaitan dengan

terminology birokrasi dalam pelayanan public. Telah banyak penelitian yang

menulis, menyoroti, mengembangkan, dan mengkaji masalah pelayanan publik.

Dengan pemilihan metode kualitatif sebagai penguat data. Bogdan dan Taylor

menyebutnya sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati (Moleong, 1994:3).

Penggunaan metode penelitian kualitatif, dengan alasan data kualitatif

tetap diperlukan sebagai data pendukung untuk kelengkapan analisis data

penelitian, serta alur berpikir dalam rumusan masalah peneliti adalah untuk

mencari informasi yang mendalam yang berkaitan dengan alasan dan penjalbaran

dari pengadaan gerbong khusus wanita pada kereta Prameks. Tidak banyak

penelitian yang memfokuskan diri untuk meneliti dinamika kebijakan public yang

terjadi didalam gerbong wanita kereta Prameks, oleh karena itu penulis ingin

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

23

menjalbarkan topic ini secara lebih terperinci. Tujuannya adalah agar dari pihak

PT KAI dan masyarakat secara lebih memahami kondisi yang ada di dalam

gerbong wanita. Dengan memfokuskan diri pada penelitian studi kasus maka

batasan waktu dan tempat tema yang ditulis lebih jelas dan tidak melebar terlalu

jauh.

Menurut Yin (1996:1) dalam Herdiansyah (2010:76) studi kasus

merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian

berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang

untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus

penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks

kehidupan nyata.

Creswell (1998) menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu model yang

menekankan pada eksplorasi dari suatu “system yang berbatas” (bounded system)

pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian

data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya

akan konteks. Yang dimaksud dengan system yang berbatas adalah adanya

batasan dalam hal tempat dan waktu serta kasus yang diangkat.

Tujuan pemilihan study kasus sebagai model penelitian yang penulis

lakukan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan

sekarang, dan interaksi lingkungan suatu kebijakan public yang menyangkut

permasalahan social: individu, kelompok, lembaga atau masyarakat, yang

diangkat oleh penulis.

Hal yang penting adalah penulis perlu mengingat untuk tetap

mempertahankan ketertarikan pembaca terhadap masalah yang diangkat. Penulis

harus mampu membuat pembaca seolah-olah ikut mengalami setiap situasi yang

tertulis. Dengan cara memberikan informasi yang jelas dan sesuai dengan

kenyataan yang ada. Kemudian kesesuaian sudut pandang penulis dengan

pembaca dalam melihat informasi yang dilaporkan penulis. Karena perbedaan

sudut pandang dalam awal akan berakibat fatal pada akhir sebuah laporan,

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

24

lantaran muncul kesalah pahaman dan ketidak sesuaian antara tujuan dari penulis

dengan yang diharapkan oleh pembaca.

Sesuai dengan tujuan penelitian maka penulis menggunakan model Stake

(1995) dalam Herdiansyah (2010:78-79), dalam mengemukakan bentuk studi

kasus intrinsic. Strategi ini ditempuh bukan karena suatu kasus mewakili kasus-

kasus lain ataupun menggambarkan sifat atau bahkan problem tertentu, namun

karena dalam seluruh aspek kekhususan dan kesederhanaannya, kasus itu sendiri

menarik minat untuk diteliti lebih dalam. Kelebihan dari bentuk ini adalah lebih

bisa memahami tujuan penelitian secara lebih baik dan, mendalam suatu

fenomena, keteraturan serta, kekhususan suatu kasus.

Model studi kasus memungkinkan posisi penulis juga sebagai

alat/instrumen penelitian. Kelebihan dari penulis sebagai alat adalah penulis dapat

berperan aktif dalam mengumpulkan data, sehingga tidak ada silang pendapat

dengan peneliti lain. Urgensi peran peneliti sebagai instrument nampak dalam

proses penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian yang meliputi:

menentukan informan, wawancara dengan informan, meneliti dokumentasi,

membuat rekaman arsip, membuat reduksi data, menyajikan data, menganalisis

data, menguji validitas data, dan menginterpretasi hasil penelitian, serta observasi

atau melihat keadaan dan aktivitas yang senyatanya dilapangan.

b. Unit Analisis

i. Subjek Penelitian

Studi mengenai kebijakan publik sudah banyak dilakukan, kritik terhadap

kebijakan publik sudah banyak pula dilontarkan baik melalui media massa,

bahkan secara langsung melalui artikel kepada kantor perwakilan pemangku

kebijakan. Bahkan revisi seluruh konten dan konteks kebijakan sudah

dikumandangkan, dan dilaksanakan oleh pemerintah. Namun tetap saja, tidak ada

perubahan yang mencolok pada pelayanan public kepada masyarakat.

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

25

Salah satu produk kebijakan public yang menjadi focus penelitian ini

adalah kebijakan mengenai keberadaan gerbong wanita pada kereta prameks.

Kebijakan ini sering mendapat keluhan dari para penumpang kereta komuter

jurusan Solo-Jogja-Kutoarjo ini. Permasalahan yang muncul baik dari penumpang

sendiri maupun implementor kebijakan akan menjadi dasar bagi penulisan

penelitian ini.

ii. Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan dalam kereta Prameks ini menggunakan sumber

data primer maupun sekunder. Data primer datanya berkaitan langsung dengan

kasus yang diteliti. Data primer didapatkan dari penumpang dan pemangku

kebijakan secara langsung. Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang

datanya tidak berkaitan langsung atau hanya sebagai data pendukung dengan

kasus yang diteliti. Data sekunder ini penulis dapatkan dari media cetak dan

elektronik.

Perlu diketahui bahwa ada banyak cara untuk mendapatkan data primer

dan sekunder. Cara mendapatkan data menurut Yin, dalam studi kasus terdapat

enam sumber bukti yang dapat dijadikan sebagai fokus bagi pengumpulan data

yaitu dokumen, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi peran

serta, dan perangkat fisik (Yin 2008: 103).

Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber terpilih

dan acak. Narasumber terpilih didapatkan berasal dari para pemangku kebijakan

dan penumpang tetap kereta Prameks. Metode wawancara yang penulis lakukan

adalah dengan beberapa narasumber sebagai berikut:

1. Humas PT KAI DAOP VI Yogyakarta selaku pesjabat pembuat akta

kebijakan pengadaan gerbong wanita,

2. Pegawai diatas Kereta Api Prameks,

3. Penumpang KA Prameks secara umum pada gerbong umum, dan

Page 26: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

26

4. Penumpang KA Prameks secara umum (pria dan wanita) pada gerbong

wanita, serta

5. Penumpang KA Prameks khusus wanita pada gerbong wanita.

Wawancara pada penumpang mutlak dilakukan karena penumpang

merupakan kelompok sasaran kebijakan yang dikeluarkan oleh PT KAI. Dari

pengalaman penumpang inilah yang membuat penilaian antara peneliti dan

pemangku kebijakan dapat dikonfirmasikan untuk kemudian melihat efekivitas

dan evisiensi sebuah kebijakan. Dari penilaian sudut evektivitas dan evisiensi

kebijakan, maka evaluasi kebijakan dapat dilakukan agar lebih tepat sasaran.

Metode observasi langsung dilapangan telah peneliti lakukan dengan

menjadi penumpang kereta api Prameks. Harapan penulis untuk menggunakan

metode observasi ini adalah argument yang penulis tulis lebih baik dan dapat

dipertangung-jawabkan.

Metode selanjutnya yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi dan

arsip. Pada laporan skripsi ini penulis menggunakan data dokumentasi baik yang

berasal dari media cetak maupun elektronik, serta beberapa foto lapangan untuk

memperkuat argument peneliti.

iii. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan didalam kereta api Prambanan ekspress (Prameks)

yang melayani rute Solo-Jogja-Kutoarjo. Pertimbangan pemilihan lokasi kereta

komuter Prameks ini sebagai lokasi penelitian adalah karena jalur kereta ini

merupakan jalur krusial yang menghubungkan beberapa kota dalam 2 (dua)

provinsi. Kepadatan penumpang yang terjadi sering menimbulkan masalah sendiri

dalam pelayanannya. Dengan aktivitas rute perjalanan dan kepenuhan penumpang

yang tergolong tinggi, menarik penulis untuk meneliti keberadaan kereta Prameks

ini. Apalagi, dengan adanya gerbong wanita yang secara khusus menjadi kekhasan

dan daya tarik bagi peneliti untuk memahami dan meneliti lebih jauh kereta ini.

Page 27: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

27

Fokus penelitiannya adalah studi mengenai implementasi kebijakan

adanya gerbong wanita dalam kereta api Prambanan ekspress. Hal ini karena

dalam beberapa pengamatan masih banyak penumpang pria yang nekat berada

dalam gerbong wanita dengan alasan apapun. Petugas yang masih sering ragu

menindak terhadap pelanggaran yang dilakukan penumpang pria yang duduk di

gerbong wanita.

c. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan jenis penelitiannya maka metode analisis datanya pun

menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Analisis terhadap data memiliki fungsi

yang sangat penting yakni, sebagai proses menilai suatu data hingga data

penelitian dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya. Inti dari analisis data

kualitiaf diskriptif ini adalah mengurai dan mengolah data “mentah” data yang

diapatkan langsung dari lapangan hingga menjadi data yang mudah dipahami dan

dibaca oleh pembaca.

Analisis data dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan piranti lunak

(software) ataupun dengan cara manual. Penelitian ini akan menggunakan cara

manual untuk menganalisis data. Analisis secara manual memiliki kelebihan dari

piranti lunak yang tidak bisa membaca mimic/ekspresi orang yang diteliti, jargon

yang digunakan, dan analisis secara manual bisa membuat peneliti lebih peka

terhadap respondennya. Hal ini dikarenakan biasanya data kualitatif berbentuk

narasi, kalimat, dan pernyataan. Berbeda halnya dengan data kuantitatif yang bisa

dan lebih mudah jika digunakan dengan data kuantitatif yang bisanya berbentuk

angka.

Proses analisis data kualitatif dalam kasus gerbong wanita sudah dilakukan

sejak awal penelitian hingga akhir penelitian. Tujuannya adalah, agar data yang

disuguhkan kepada pembaca lebih valid dan tidak terkesan ambigu.

Page 28: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

28

Menurut Miles dan Huberman (1992:16), secara umum analisis data

kualitatif terdiri dari 3 (tiga) alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan masing-

masing adalah :

1. Reduksi Data.

Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang memanajemen, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

dan mengoordinasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data.

Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis data adalah penyajian data

dalam bentuk sekumpulan informasi yang tersusun secara lebih sistematis yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan melihat penyajian data kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi

dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan

berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian data tersebut.

Data dapat disajikan dalam bentuk matriks, jaringan grafik, bagan dan sebagainya

yang mempermudah peneliti memahami pola umum dari data atau informasi yang

diperoleh.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi.

Pengambilan kesimpulan pada hakekatnya adalah memberi pemaknaan dari

data yang diperoleh. Untuk itu sejak pengumpulan data awal, peneliti berusaha

memaknai data yang diperoleh dengan cara mencari pola, model, tema, hubungan

persamaan, alur sebab-akibat dan hal lain yang sering muncul. Pada awalnya

kesimpulan itu masih kabur tetapi semakin lama kesimpulan akan semakin jelas

setelah dalam proses selanjutnya didukung oleh data yang semakin banyak.

Page 29: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

29

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Singkatnya makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,

kekokohannya dan kecocokannya sehingga akan diperoleh satu keyakinan

mengenai kebenarannya.

Perlu kita ketahui bahwa penelitian studi kasus memang dianggap mudah,

namun apabila terjadi kesalahan dari awal, baik itu pandangan maupun dalam

teknik pengambilan data dapat berakibat fatal. Semoga dengan adanya tulisan ini

sedikit membuka pikiran kita semua untuk lebih memahami kekurangan

kelebihan, teknik pengumpulan data, dan lainnya. Agar pada penelitian

mendatang kita menjadi peneliti yang lebih baik.

G. SISTEMATIKA BAB

Sebagai suatu penelitian social, penulisan ini dikelompokkan menjadi bab

dan terdiri dari sub-sub bab. Penjelasan secara umum peneliti uraikan sebagai

berikut:

Bab 1. Pendahuluan, pada bab ini penulis menjelaskan mengenai beberap sub bab

antara lain:

a. Latar belakang, berisi mengenai latar belakang penulis menentukan

pilihan untuk penulis mengenai keberadaaan gerbong wanita.

b. Tujuan Penelitian, berisi ulasan mengenai tujuan pilihan dari tema

yang penulis pilih.

c. Manfaat Penelitian, berisi harapan yang didapat peneliti untuk semua

pihak.

d. Rumusan Masalah, berisi pertanyaan besar atas penelitian yang

dilakukan.

e. Kerangka teori, mendiskripsikan mengenai teori implementasi

kebijakan yang akan direlevansikan dengan temuan dari masalah yang

ada.

Page 30: BAB 1 PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71906/potongan/S1-2014... · Alasannya adalah sector transportasi yang ada di Indonesia ... Taksi-taksi

30

f. Metodologi Penelitian, yang berisi mengenai pilihan metode studi

kasus yang penulis pilih.

Bab 2. Outcomes Kebijakan Gerbong Wanita, berisi mengenai asal dari

keberadaaan gerbong wanita. Dan membahas outcomes kebijakan.

a. Proses Kebijakan, meliputi siapa saja actor yang berpengaruh, serta

latar belakang dari PT KAI mengadakan gerbong khusus wanita, serta

kebijakan yang telah berjalan.

b. Outcomes kebijakan, meliputi dampak adanya kereta khusus wanita.

Bab 3. Content of Policy. Menjelaskan tentang seberapa jauh keterlibatan

masyarakat.

Bab 4. Context of Imlementation. Menjelaskan seluruh pelayanan yang diberikan

PT KAI terhadap penumpang khususnya di rangkaian gerbong khusus wanita.

Bab 5. Kesimpulan. Berisi laporan hasil analisis dan penelitian terhadap gerbong

wanita KA Prameks.

DAFTAR ISI

LAMPIRAN