BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.unisnu.ac.id/423/2/bab 1.pdf · 2016-05-10 · tetapi...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.unisnu.ac.id/423/2/bab 1.pdf · 2016-05-10 · tetapi...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia yang notabennya adalah mahluk sosial tentunya tidak
dapat hidup dengan individual, mau tidak mau seseorang harus
berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Tidak akan
mungkin seseorang dapat hidup sendirian untuk memenuhi kebutuhannya,
makan, minum, tempat, pakaian dan lain sebagainya yang merupakan
kebutuhan pokoknyapun tidak dapat di penuhinya sendiri tanpa bantuan
orang lain.
Sebagai mahluk sosial manusiapun dituntut untuk melakukan
kegiatan sosial agar tidak terjadi kesenjangan dalam hidup bersosial,
misalnya saling tolong menolong bagi orang yang membutuhkan
pertolongan, menjenguk orang yang sakit, saling menyapa antar sesama
dan lain sebagainya. Bukankah semuamuslim adalah saudara yang
selanyaknya saling membantu dengan lainnya. Dalam sebuah hadits di
terangkan :
ان ك ن م و و م ل س ي ل و و م ل ظ ي ل م ل س م ال و خ أ م ل س م ل ا ان ك و ي خ أ ة اج ح ف للا ت ب ر ك ن م ة ب ر ك و ن ع للا ج ر ف ة ب ر ك م ل س م ن ع ج ر ف ن م و و ت اج ح ف
.ة ام ي ق ال م و ي للا ه ر ت س ام ل س م ر ت س ن م و ة ام ي لق ا م و ي
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak
menzaliminya, dan tidak menyerahkannya kepada musuhnya.
2
Barangsiapa memberi pertolongan akan hajat saudaranya, maka
Allah selalu menolongnya dalam hajatnya. Dan barangsiapa
memberi kelapangan kepada seseorang Muslim dari suatu
kesusahan, maka Allah akan melapangkan orang itu dari suatu
kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan
barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan
menutupi aib orang itu pada hari kiamat”.(HR. Muslim)1
Sebagai saudara selain harus saling membantu, Islam pun mengajarkan
untuk saling mendoakan, salah satunya dengan mengucapkan salam.
Dalam hadits disebutkan :
وإجابةالعاطسوتشميتالسالم ردأخيوعلىللمسلمجتبمخس
اجلنائزواتباعاملريضوعيادةالدعوة
“Kewajiban seorang muslim terhadap sesama muslim ada lima: (1)
Menjawab salam. (2) Mendoakan yg bersin. (3) Memenuhi
undangan. (4) Mengunjungi yg sakit, & (5) Ikut mengantar
jenazah”. (Muttafaq Alaih)2
Mungkin hal ini sering di abaikan dan anggap sepele bagi sebagian
orang, padahal salam ini mempunyai makna yang besar. Dengan salam
tersebut tentunya akan selalu menyambung tali silaturrahmi antar sesama
dan alangkah baiknya saling berjabat tangan saat bertemu agar jiwa
kekeluargaan akan semakin erat dan terciptanya kehidupan yang sejahtera.
Namun dalam hal berjabat tangan ini menimbulkan dilema bagi
yang akan melakukannya, mungkin tidak akan ada masalah jika yang
1Imam Muslim, Shahih Muslim, Kitab Al Birr Wa Al-Shilah Wa Al-Adab, Maktabah
Syamilah 2Ahmad Mudjab Mahalli, Hadits-Hadits Muttafaq Alaih, (Jakarta:Prenada Media, 2004),
hlm. 373
3
melakukannya antara laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan
perempuan. Tapi akan berbeda masalahnya jika yang melakukannya antar
lawan jenis, memang di perbolehkan bagi yang mahrom, lalu bagaimana
dengan yang bukan mahrom. Padahal berjabat tangan ini seakan-akan
tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang, misalnya berjabat tangan
dengan guru, dengan teman, dengan sanak saudara, lebih-lebih waktu
lebaran. Lalu apakah bagi mereka yang takut dosa harus meninggalkan hal
ini walau harus siap di katakan sombong bahkan tidak menghormati orang
lain terlebih orang tua.
Jika hal ini di hubungkan dengan salah satu budaya dalam
kehidupan bermasyarakat contohnya memberi selamat pada pasangan
pengantin, apakah berdosa untuk memberi selamat tersebut sambil berjabat
tangan, padahal biasanya hal tersebut bertujuan untuk memberi sumbangan
( buwoh istilah jawanya). Bukankah bagi pasangan pengantin di anjurkan
untuk meramaikan pesta pernikahan yang tentunya melibatkan orang
banyak, dalam sebuah hadits di katakana :
لدف وف أ ع ل ن د و اض ر ب واع ل ي و ب ال م س اج ع ل وه ف االن ك اح و اج .واى ذ
“Umumkanlah nikah, adakanlah di masjid, & pukullah rebana
untuk mengumumkannya”. (HR. Tirmidzi).
Hadits tersebut menganjurkan untuk meramaikan pesta pernikahan
agar pernikahan itu di saksikan oleh orang banyak dan bertujuan untuk
menghindarkan kedua mempelai dari fitnah di kemudian hari.
4
Memang banyak pendapat yang mengatakan haram berjabat tangan
bagi laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom, tapi dalam
kenyataannya tidak sedikit bahkan mungkin semua orang melakukannya,
toh tidak ada yang mempersoalkan masalah berjabat tangan ini. Dalam hal
berjabat tangan ini memang kebanyakan ulama‟ mengharamkannya, akan
tetapi ada beberapa ulama kontemporer seperti Doktor Yusuf Al-
Qaradhawi, Sheikh „Athiyah Shoqr dan juga yang lainnyayang
membolehkan jabat tangan antara laki-laki dan perempuan dengan
persyaratan yaitu :
1. Terjaga dari fitnah,
2. Tidak disertai syahwat dan kenikmatan.
Jadi jika terjadi fitnah dengan bersalaman itu, atau yang
bersalaman merasakan nikmat dan syahwat, maka hukumnya menjadi
haram3.
Jika di telusuri apa sebabnya berjabat tangan ini di haramkan,
tentunya ada alasan syar‟i yang mendasarinya, salah satunya mengandung
unsur syahwat dan akan menimbulkan fitnah bagi pelakunya4. Lalu yang
jadi pertanyaannya adalah apakah alasan tersebut masih relevan dengan
keadaan zaman sekarang. Jika di lihat dari segi sosialnya, berjabat tangan
ini akan lebih membawa kemanfaatan dari pada kemadorotannya. Dan
jangan samakan berjabat tangan ini dengan pegangan tangan, karena
3 Murod Mahmud haidar, Hokum Bersalaman Antara Laki-Laki Dan Perempuan,
http://rumahfiqih.net/murod/detail/5/Hukum-Bersalaman-Antara-Laki-Laki-dan-Wanita Akses 14
Agustus 2015 4Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid 2, (Jakarta:Gema Insani Press, 1998),
hlm. 419
5
biasanya pegangan tangan ini di lakukan oleh orang-orang yang sedang
pacaran, jelas hal ini hukumnya haram karena pasti di dalamnya
mengandung nafsu syahwat dan merupakan berkholwat yang di larang
oleh agama.
Berkholwat atau bersenang-senang dengan yang bukan haknya
memang haram, lalu apakah berjabat tangan ini termasuk kholwat yang di
larang tersebut. Maka dari itu perlunya mengetahuai apa itu berkholwat
dan sejauh mana ketentuannya. Tentunya ada aturan atau batasan-batasan
sehingga seseorang di katakana berkholwat.
B. Penegasan Istilah
Untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan persepsi dalam
memahami judul penelitian yang penulis inginkan, maka penulis ingin
menegaskan atau menguraikan setiap kata dari judul penelitian agar lebih
mudah di pahami.
1. Analisis
Analisis atau analisa berarti sifat uraian, penguraian, kupasan5.
2. Hukum
1 peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg
dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; 2 undang-undang,
peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; 3 patokan
(kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb) yg tertentu; 4
5Rosnia, wati.Kamus Lengkap Ilmiahpopular.2005.Karya Ilmu.Surabaya.hal:29.
6
keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan);
vonis;
3. Islam
4. Berjabat tangan / bersalaman
1 saling menyalami; memberi salam dng saling berjabat tanganketika
bertemu, : mereka - sebelum berpisah;6
5. Pada pesta pernikahan
perayaan resepsi pernikahan, pernikahan atau Perkawinan ialah ikatan
lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.7
C. Pembatasan Masalah
Jika kita lihat dari kehidupan sehari-hari, maka salaman ini pasti
dapat kita temui di mana-mana, sekolahan, kampus, tempat organisasi,
taman dan tempat-tempat lain sebagainya, antara laki-laki dengan laki-
laki, perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan perempun, kecil,
muda, tua, hal ini sudah menjadi sesuatu yang lumprah di kalangan
masyarakat. Agar pembahasan ini tidak terlalu luas maka penulis ingin
membatasi penelitian ini dalam lingkup pesta pernikahan yang seakan-
akan sudah menjadi budaya di sekitar kita.
6KBBI online, http://kbbi.web.id akses 14 agustus 2015
7Lihat, UU. No.1 Tahun 1974 Pasal 1
7
D. Rumusam Masalah
Dari peneletian ini, penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang
hukum yang terkandung dalam permasalahan di atas secara lebih jelas,
anatara lain :
1. Apa hukum Islam berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan
?
2. Bagaimana pendapat dan sikap sebagian orang-orang yang
melakukannya ?
E. Tujuan Penelitian
Dari diskripsi masalah yang telah penulis uraikan dalam
permasalahan di atas tentunya penulis mempunyai alasan/tujuan mengapa
penulis berhasrat untuk mgetahui hukumnya lebih jauh, dan pastinya
selain untuk menambah pengetahuan penulis sendiri, dalam penelitian ini
penulis berharap agar hasil penelitian ini juga dapat menjadi manfaat buat
semuanya, dan tujuan penelitian ini antaranya :
1. Penulis ingin memperdalam pengetahuan hukum Islam tentang
masalah berjabat tangan antara laki-laki dengan perempuan yang
sudah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat.
2. Mengingat penelitian ini bersifat setudi kasus, maka penulis ingin
mengetahui pendapat dan sikap pelaku jabat tangan.
F. Manfaat Penelitian
Segala sesuatu yang di lakukan atas nama kebaikan pastilah
mengandung bermacam manfa‟at, begitu pula dengan penelitian ini
8
pastilah mengandung manfa‟at. Dan manfa‟at yang penulis inginkan antara
lain ;
1. Untuk diri penulis sendiri, selain untuk memenuhi tugas ahir atau
pembuatan sekripsi, penulis juga dapat menambah wawasan keilmuan
penulis itu sendiri serta untuk mendalami hukum-hukum yang tersirat
di dalamnya.
2. Untuk orang lain atau pembaca hasil karya ilmiyah tersebut. Dengan
hasil penelitian ini penulis harapkan supaya karya ini dapat memberi
manfa‟at dan kebaikan bagi semua orang yang membacanya.
G. Telaah Pustaka
No Nama Judul
Penelitian
Tahun Bentuk Isi
1 Siti
Istirokah
Dampak
Pembiasaan
Berjabat
Tangan
Dan
Mengucapkan
Salam
Terhadap
2010 skripsi 1. mengenai respon
siswa terhadap
pembiasaan yang
dilakukan sekolah
tentang berjabat tangan
dan mengucapkan
salam;perubahan sikap
tawadhu‟ siswa
9
Terbentuknya
Sikap
Tawadhu‟
Kepada Kedua
Orang Tua Di
Sdn
Candigaron Ii
Kecamatan
Sumowono
Kabupaten
Semarang
Tahun 2010
terhadap kedua orang
tuanya,pengaruh atau
dampak i antara
pembaisaan berjabat
tangan dan
mengucapkan salam
terhadap perubahan
sikap tawadhu‟ siswa
SD Negeri Candigaron
II kepada kedua orang
tuanya pada Tahun 2010
2 Halimatus
Sa‟diah
Profesi Tukang
Pijat Dalam
Perspektif
Hukum Islam
2010 skripsi Tentang bagaimana
hukum islam mengenai
profesi tukang pijit
3 Ahmad
Khoshi
Bahrowi
Jima‟DanImpli
kasi
Hukumnya
2007 skripsi Ketentuan-ketentuajn
dan dalil yang
menerangkan tentang
jima‟. Dan apakah jabat
tangan termasuk jima‟
tersebut.
10
4 Akhmad
Syamsul
Muniri
Jabat tangan
dalam akad
Nikah (studi
Sosiologis
makna berjabat
tangan di kua
kota malang
2007 skripsi Hakum tradisi jabat
tangan pada waktu akad
nikah
5 Asmahad
y
Berboncengan
lawan jenis
yang bukan
mahram
2014 skripsi Tentang bagaimana
hukum berboncengan
menurut syari‟at Islam
6 Muham
mad
Abduh
Tuasikal,
MSc
Hukum Jabat
Tangan dengan
Wanita Non
Mahram
2012 jurnal Hukum berjabat tangan
antara laki-laki dan
perempuan dan di
bedakan antara yang
muda dengan yang tua
7 Abu
Muawiah
Memandang
dan Berjabat
Tangan
Dengan Wanita
2008 jurnal Menerangkan tentang
apa hukum memandang
dan dan berjabat tangan
dengan non mahrom
11
Selain Mahram
8 Nawawi
B.
Subandi
jurnal hukum
bersentuhan
non
mahrom.pdf
2011 jurnal Mendalami hukum
bersentuhan kulit antara
non mahrom yang pada
saat ini sudah di anggap
hal biasa oleh
kebanyakan orang
9 Nawawi
bin
subandi
175- Dalil-dalil
Yang
Mengharamka
n Bersalaman
dan
Bersentuhan di
Antara Lelaki
Dengan Wanita
Bukan Mahram
2010 jurnal Menerangkan beberapa
pendapat tentang hukum
bersalaman antara laki-
laki dengan perempuan
10 Ahkam,
Muamala
h, Rizki
hukum berjabat
tangan dengan
wanita atau
laki-laki yang
2011 jurnal Menerangkan dalil-dalil
tentang hukum berjabat
tangan antara laki-laki
dan perempuan non
12
bukan mahram
mahrom
Dari berbagai skripsi dan jurnal di atas yang membahas tentang
jabat tangan dan bersentuhan dengan laki-laki, semuanya membahas
tentang apa hukum Islam menyangkut hal tersebut. Yang membedakan
dengan skripsi yang penulis susun yaitu skripsi ini membahas tentang apa
hukum Islam berjabat tangan pada pesta pernikahan yang sudah menjadi
kebisaan masyarakat Bandung Lor, Kunir, Kecamatan Dempet, Kabupaten
Demak.
H. Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian terdapat berbagai macam cara
atau metode penelitian yang bisa di gunakan seorang peneliti demi
memudahkan dan demi keberhasilan penelitian tersebut. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
metode kualitatif yang memenuhi berbagai gejala sebagai suatu hal yang
saling terkait dalm hubungan fungsional dan merupakan satu kesatuan8.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisanya pada
proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika
8Sugino, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif, R&D, (Bandung:
Alfabeta,2006) hlm.105
13
hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika
alamiah.9
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian setudi kasus yang di
antaranya menggunakan metode :
1. Jenis Penelitian
Metode Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengkonsumsikan bahwa
kenyataan-kenyataan empiris yang terjadi dalam suatu kompleks sosial
kultural yang saling terkait satu sama lain10
.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, artinya penelitian ini adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin
tentang manusia, keadaan atau gejala- gejala lainnya.11
guna
mendeskripsikan hukum berjabat tangan antara laki-laki dan
perempuan pada saat pesta pernikahan, dan selanjutnya dilakukan
analisis hukum Islam untuk mendapatkan kejelasan hukumnya.
3. Tekhnik Pengumpulan Data
Dengan meneliti hukum berjabat tangan antara laki-laki dan
perempuan pada saat pesta pernikahan Dalam Kajian Hukum Islam,
data yang di pakai meliputi:
9Saifudin azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010),Cet.Ke-X, hlm.5
10
M. Sayuti Ali. Metodologi Penelitian Agama. (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada,
2012), hlm 59 11
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press,1994), hlm.10
14
a. Wawancara
Metode penelitian ini menggunkana metode wawancara
mendalam (Depth Interview).12
Peneliti melakukan wawancara
mendalam terhadap para pihak yang biasanya melakukan praktek
jabat tangan pada pesta pernikahan. Dan Dalam melakukan
wawancara ini peneliti dituntut harus melakukan pengumpulan data
sendiri dan tidak boleh diwakilkan.13
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemutusan perhatian
terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra14
.
Disini penulis menggunakan teknik observasi partisipasi
(participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan dimana peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.15
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode dengan cara menggali
kumpulan data variael, baik yang berbentuk tulisan artifac foto,
tape recorder dan monument.16
12 Burhan Ashshofa. Metode Penelitian Hukum. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004).
hlm. 61 13
Suharsimi arikunto,Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka
cipta,2010) , Cet- XIV, hlm. 28 14
Sedarmayanti,dkk, Metodelogi Penelitian,(Bandung:CV. Mandar maju, 2002), hlm.81
15Op.cit
16Koenjtoroningrar, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta:Gramedia,1991),
hlm.46.
15
4. Tekhnik Analisis Data
Analisa yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, menganalisa dan menginterpretasikan
suatu kejadian yang terjadi pada saat itu agar diperoleh informasi yang
lengkap dan jelas.17
Dengan pendekatan yuridis dalam hal ini penulis
mencoba menganalisa tentang praktek jabat tangan pada pesta
pernikahan dalam kajian hukum Islam yang ada dalam teori mata
kuliah fiqh muamalah.
I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan
pokok pembahasan yang akan dibahas, maka penulis menyusun
sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
1. Bagian Muka, terdiri dari:
Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan,
halaman motto, halaman persembahan, abstrak, halaman kata pengantar
dan halaman daftar isi.
2. Bagian isi dan Batang Tubuh ,terdiri dari beberapa bab:
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang:
A. Latar belakang masalah
17
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
Cet. Ke-2, hlm. 269
16
B. Penegasan judul
C. Pembatasan masalah
D. Rumusan masalah
E. Tujuan penelitian
F. Manfaat penelitian
G. Telaah pustaka
H. Metode penelitian
I. Sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Ketentuan Umum berjabat tangan :
A. Pengertian salaman atau jabat tangan
B. Ketentuan hukum Islam berjabat tangan menurut beberapa
pendapat ulama‟
BAB III : dalam bab ini meliputi :
A. Profil desa
B. Praktik pelaksanaan
BAB IV : Meliputi :
A. Analisis hukum Islam berjabat tangan
B. Analisis terhadap pihak yang melakukan praktik berjabat
tangan.
BAB V : penutup, meliputi
A. Simpulan
B. Kritik dan saran
C. penutup
17
bagian terahir meliputi :
A. daftar pustaka
B. daftar riwayat hidup
C. lampiran-lampiran