BAB 1 PENDAHULUAN -...

29
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern di era globalisasi seperti saat ini, setiap perusahaan otomotif pasti memiliki strategi yang dianggap paling jitu dan tepat agar kegiatan otomotif pada perusahaannya dapat terus berjalan lancar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa mengurangi kapasitas dan kualitas produksinya. Dengan suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik tentu saja proses produksi yang dilakukan juga akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengalami keterlambatan akibat habisnya bahan baku ketika produksi sedang berjalan. Dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses produksi segera dapat mengubah bentuknya menjadi barang untuk memenuhi kebutuhan dari produksi itu sendiri. Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi di PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) yaitu merencanakan agar target produksi tercapai dan sesuai dengan target delivery ke pelanggan, dan juga mengelola serta mengendalikan K3 serta dampak lingkungan dari aktivitas seksi PCP (planning production control and purchasing). PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PPL) sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif, dan memproduksi mobil Isuzu Panther dengan berbagai tipe telah memiliki strategi dalam merencanakan dan mengendalikan

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern di era globalisasi seperti saat ini, setiap perusahaan otomotif

pasti memiliki strategi yang dianggap paling jitu dan tepat agar kegiatan otomotif

pada perusahaannya dapat terus berjalan lancar dengan memanfaatkan sumber daya

yang ada tanpa mengurangi kapasitas dan kualitas produksinya. Dengan suatu

perencanaan dan pengendalian produksi yang baik tentu saja proses produksi yang

dilakukan juga akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengalami

keterlambatan akibat habisnya bahan baku ketika produksi sedang berjalan.

Dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses produksi segera dapat

mengubah bentuknya menjadi barang untuk memenuhi kebutuhan dari produksi itu

sendiri. Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi di PT. Pulogadung

Pawitra Laksana (PT. PPL) yaitu merencanakan agar target produksi tercapai dan

sesuai dengan target delivery ke pelanggan, dan juga mengelola serta mengendalikan

K3 serta dampak lingkungan dari aktivitas seksi PCP (planning production control

and purchasing). PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PPL) sebagai perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri otomotif, dan memproduksi mobil Isuzu Panther

dengan berbagai tipe telah memiliki strategi dalam merencanakan dan mengendalikan

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

2

proses produksinya. Strategi itu dianggap sebagai yang paling sesuai dengan kondisi

perusahaan dan juga dipercaya mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sistem produksi pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PPL) adalah berdasarkan

pesanan konsumen (make to order) yang diterima oleh Departemen Pemasaran, lalu

diturunkan ke Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk

dibuat rencana produksinya. Setiap bulannya Departemen PPIC selalu menerima data

mengenai rapat produksi, surat rencana produksi, ranking LOT, Purchase order (PO)

dari Departemen Pemasaran.

Tujuan dari perencanaan produksi yang dilakukan oleh Departemen PPIC yaitu

merencanakan agar target produksi tercapai dan sesuai dengan target delivery ke

pelanggan, dan juga mengelola serta mengendalikan K3 serta dampak lingkungan

dari aktivitas seksi PCP.

Adapun perumusan masalah dalam pembuatan skripsi ini adalah :

Kurangnya bahan baku khususnya untuk cat Platinum Silver, karena cat

ini merupakan bahan baku yang paling banyak digunakan dalam

memenuhi pembuatan barang jadi, sehingga efisiensi waktu dalam

pembuatan barang jadi nantinya dapat berpengaruh pada permintaan

konsumen, akibat dari kurangnya bahan baku cat Platinum Silver.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

3

Dari masalah-masalah yang ada, perlu diterapkan sistem perencanaan untuk

kebutuhan bahan baku yang lebih efektif dan efisien untuk mengatasi produksi

barang jadi. Sehingga kebutuhan konsumen akan produksi otomotif dapat terpenuhi.

1.3 Ruang Lingkup

Berdasarkan permasalahan yang diangkat menjadi topik pada skripsi ini, maka

penulis membuat beberapa batasan dalam rangka memecahkan masalah yang

dihadapi oleh perusahaan tersebut yaitu :

1. Melakukan penelitian di PT. Pulogadung Pawitra Laksana pada departemen

PPIC

2. Mengambil data-data yang diperlukan untuk menganalisa sistem MRP yang

hanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil penjualan.

Dengan adanya observasi yang dilakukan peneliti, maka diharapkan dapat

menjadi bahan evaluasi atas strategi perencanaan dan pengendalian produksi yang

telah digunakan selama ini.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

Merancang suatu sistem persediaan bahan baku yang lebih tepat dan

terencana dengan baik, dan dengan total biaya yang terendah yang

nantinya dapat diterapkan pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

4

Manfaat penulisan skripsi ini adalah :

Sebagai bahan evaluasi atas strategi perencanaan dan pengendalian

produksi yang telah digunakan selama ini, dan dapat meminimalkan

terjadinya kekosongan bahan baku, agar semua pesanan konsumen dapat

terpenuhi

Dengan adanya sistem ini maka perusahaan dapat menganalisa harga yang

termurah untuk produksi, sehingga dapat membantu untuk memudahkan

perusahaan dalam melakukan pemasaran, serta menjadi referensi untuk

perbandingan sistem persediaan bahan bakunya.

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

1.5.1 Sejarah Perusahaan

PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT.PPL) adalah salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri otomotif khususnya dalam bidang karoseri kendaraan

roda empat, dan PT. PPL merupakan Astra Group yang masuk ke dalam divisi Astra

Motor III (Asmo III) yang merupakan kelompok usaha Astra yang memiliki core

business dalam bidang manufaktur otomotif kendaraan bermotor roda empat non-

Toyota, jenis industri dalam Asmo III ini sangat beragam mulai dari industri casting,

stamping, engine, assembling, body press, dies jigs, sampai Agen Tunggal Pemegang

Merk (ATPM). PT PPL didirikan berdasarkan kebijakan pemerintah tahun 1980

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

5

tentang pengembangan industri besar, menengah, dan kecil dimana industri karoseri

otomotif harus pisah dari ke-agenan tunggal dan assembler.

PT. PPL yang berbentuk perseroan terbatas merupakan swasta nasional, dimana

pada saat pertama didirikan pada tanggal 21 Agustus 1980 merupakan industri

karoseri otomotif yang berlokasi di kawasan industri Pulogadung dengan

memproduksi berbagai merk mobil. Pada saat itu, PT. PPL merupakan salah satu

perusahaan yang tergabung dalam Gemala Group. Kemudian pada tahun 1989, PT.

PPL bergabung dengan PT. Astra International,Tbk. PT. PPL pada saat itu resmi

menjadi anak perusahaan PT. Astra International,Tbk. Pada tahun 1991 mulailah

direlokasi pabrik didaerah sunter, tepatnya dijalan Gaya Motor II, No. 1 Sunter II,

Jakarta Utara dengan luas area 65.697 m2 yang kemudian ditempati hingga saat ini.

Pada tahun 1992, tepatnya tanggal 2 April 1992, PT. PPL memperoleh Ijin Tetap

Usaha Industri No. 058/M/SK/IV/192, dengan jenis produksi adalah Karoseri

Kendaraan Bermotor Roda Empat, pada tahun 1992 juga PT. PPL mulai melakukan

produksi dilokasi yang baru dengan jenis utama ialah Isuzu Panther dan Daihatsu

Zebra.

Ditahun 1995, produk Daihatsu Zebra diganti dengan produk Daihatsu Espass

yang kemudian pada tahun 1997 tidak diproduksi lagi PT. PPL melainkan dialihkan

ke PT. Gaya Motor yang juga merupakan anak perusahaan PT Astra International.

PT. PPL seperti yang diketahui sesuai dengan bidang industri yang dijalankan

bergerak dibidang perakitan mobil Isuzu Panther yang memproduksi berbagai type.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

6

Produk ini dibedakan secara umum berdasarkan penampilan eksterior yang

dilengkapi dengan penampilan interior dan warna yang makin mewah dan lengkap

serta spesifikasi teknis berbagai type. Terdapat empat jenis produk yang oleh PT.

PPL, produk-produk ini dibedakan secara umum berdasarkan penampilan eksterior

serta interiornya pada tiap-tiap jenisnya. Tipe tersebut ialah :

1. Sporty (Touring)

Penampilan Eksterior produk ini dilengkapi dengan SBM (Side Body Moulding)

di sisi luar body, penghapus kaca belakang (back wiper), bumper depan yang besar

dengan lampu kabut (fog lamp), foot step di kiri-kanan, velg racing dan ban dengan

ukuran besar yaitu 6 inch dan 235/70R15 membuat mobil jenis ini terlihat tinggi dan

besar seperti pada gambar 1. Sedangkan interiornya dilengkapi dengan AC (air

conditioner) double blower, power window, audio system dengan 4 speaker dan dua

tweater, semua tempat duduk penumpang menghadap kedepan dengan model

reclining, trimpad cembung dengan arm rest dan berbagai kelengkapan lain ini

diproduksi dengan 2 type transmisi yaitu :

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

7

Automatic Transmission adalah transmisi yang proses perpindahan giginya

secara otomatis akibat dari sensor perputaran mesin sehingga pedal kopling

(clutch pedal) tidak digunakan lagi pada tipe transmisi ini.

Manual Transmission adalah transmisi yang proses perpindahan giginya

dilakukan secara manual oleh pengemudi dengan memindahkan tuas pemindah

gigi bersamaan dengan menekan pedal kopling (clutch pedal).

Gambar 1.1 Isuzu Panther Sporty (Touring)

2. Royale (LV)

Penampilan Eksterior mobil jenis ini tidak lagi dilengkapi dengan penghapus

kaca belakang dan lampu kabut pada bumper depan, sedangkan velg yang digunakan

tetap menggunakan tipe racing dengan ukuran lebih kecil 5,5 nchi dan ban dengan

ukuran 185R14. Secara penampilan eksterior produk ini tidak jauh berbeda dengan

jenis mobil type Hi-Grade (LV) seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Sedangkan

interiornya, hanya dilengkapi AC single blower, tanpa power window, audio system

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

8

dengan 2 speaker saja, tempat duduk penumpang paling belakang menghadap

kesamping dan trimpad flat tanpa arm rest. Jenis mobil ini hanya diproduksi dengan

satu type transmisi saja yaitu manual transmission.

Gambar 1.2 Isuzu Panther Royale (LV)

3. Hi-Grade (LS)

Penampilan Eksterior mobil jenis ini yaitu hanya dilengkapi dengan

penghapus kaca belakang, lampu kabut pada bumper depan dan menggunakan velg

racing serta ban dengan ukuran 6 inch dan 205/65R15 pada rodanya sehingga mobil

jenis ini kelihatan lebih rendah dan kecil dibandingkan dengan mobil jenis sporty

(touring). Sedangkan interiornya masih tetap dilengkapi dengan AC double blower,

power window, audio system dengan 4 speaker dan 2 tweater dan semua tempat

duduk penumpang menghadap kedepan dengan model reclining namun model

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

9

trimpad menggunakan desain flat tanpa arm rest. Jenis mobil ini diproduksi dengan 2

type transmisi yaitu : automatic dan manual transmission.

Gambar 1.3 Isuzu Panther Hi-Grade (LS)

4. Super (LM)

Penampilan eksterior produk ini tidak jauh berbeda dengan jenis produk

Royale (LV), hanya saja velg yang digunakan menggunakan tipe standar dengan

ukuran 5 inch dan ban dengan ukuran 165/R14. Untuk interior, produk ini tidak

dilengkapi dengan AC, power window dan audio system. Tempat duduk penumpang

paling belakang masih menghadap kesamping seperti jenis produk Royale (LV),

sedangkan trimpad model flat tanpa arm rest. Jenis produk ini hanya diproduksi

dengan satu tipe transmisi saja yaitu manual transmission.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

10

Gambar 1.4 Isuzu Panther Super ( LM)

1.5.2 Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1998 dilakukan pengembangan kapasitas dan peralatan produksi

dengan penambahan proses dan fasilitas Welding dan Automatic Spray Machine pada

proses Painting, sehingga saat ini PT. PPL mempunyai kemampuan kapasitas

produksi pertahun sebanyak 67.000 unit/tahun dengan utama yang diproduksi ialah

Isuzu Panther. Dengan adanya pengembangan kapasitas produksi tersebut, PT. PPL

saat ini, mempunyai proses utama yaitu proses welding, proses painting, proses

assembling dengan pelanggan utama adalah PT. Pantja Motor sebagai ATPM (Agen

Tunggal Pemegang Merek) Isuzu Panther. Saham PT. PPL saat ini dipegang dua

perusahaan besar nasional yaitu PT.Astra International, Tbk dan PT. Aryaloka

Sentana dengan besar masing-masing saham sebagai berikut :

PT. Astra International, Tbk = 99,99%

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

11

PT. Aryaloka Sentana = 0,001%

Untuk menjamin kualitas setiap produk Isuzu Panther agar sesuai dengan

keinginan konsumen dan memndukung program pemerintah alam menciptakan

produk hijau (Green Producy), maka PT. PPL pada tahun 1997 mendapatkan ISO

9002-1994 untuk bidang manajemen kualitas dan tahun 1997 mendapatkan ISO

14001-1996 untuk bidang manajemen lingkungan.

Pada tahun 2001 PT. PPL melakukan penggabungan system ISO 9002 dan 14001

serta SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan Kerja) menjadi system dan kemudian

tahun 2002 sistem ISO 9001-2000.

Perkembangan perusahaan PT. PPL dari tahun ke tahun adalah:

Sejak mulai berdiri sampai tahun 1990, lokasi berada di kawasan industri

Pulogadung memproduksi berbagai merk mobil.

Tahun 199,1 mulai relokasi di sunter II

Tahun 1992, mulai melakukan kegiatan produksi dengan produk utama

adalah Isuzu Panther TBR 52 (2300 cc) dan Daihatsu Zebra S89.

Tahun 1994, ada penambahan produk berupa Daihatsu Feroza.

Tahun 1995, produk Daihatsu Zebra diganti dengan Daihatsu Espass.

Tahun 1996, produk Isuzu Panther TBR 52 diganti 54 (2500 cc).

Tahun 1996, mendapatkan ISO 9002 – 1994.

Tahun 1997, mendapatkan ISO 14001 – 1996.

Tahun 1997, produk Daihatsu Espass tidak di produksi lagi.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

12

Tahun 1999, pengembangan kapasitas dan peralatan produksi dengan

penambahan proses dan fasilitas welding dan ASM painting.

Tahun 2000, mulai produksi Isuzu Panther TBR 160.

Tahun 2001, penggabungan system ISO 9002 dan 14001 serta SMK3

menjadi satu sistem .

Tahun 2001, mulai produksi export komponen welding body ke Philipina.

Tahun 2002, mulai produksi Cheverolet Tavera

Tahun 2002, upgrading system ISO 9002 menjadi ISO 9001 : 2000.

Tahun 2004, pengecetan plastik part sepeda motor PT AHM.

1.5.3 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan

Visi Perusahaan PT. PPL adalah :

1. Menjadi sebuah kekayaan serta kebanggan bagi Negara.

2. Memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumennya.

3. Menghargai pribadi dan kesatuan sebuah tim kerja.

4. Selalu berusaha menjadi yang terbaik.

Misi Perusahaan PT. PPL adalah ”Menjadi perusahaan otomotif yang paling

efisien serta produktif sebagian dari anak perusahaan PT.Astra International”.

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

13

Kebijakan Mutu PT. PPL yaitu :

PT. PPL, salah satu industri karoseri, kendaraan bermotor akan menyerahkan

hasil produksinya ke pelanggan. Dan perusahaan sadar akan akibat yang ditimbulkan

dari kegiatan produksi terhadap lingkungan serta keselamatan dan kesehatan kerja.

Oleh karena itu, perusahaan bersama karyawan bertekad :

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai sistem ISO 9001, ISO 14001, AMS (Astra

Manajemen Sistem).

2. Standar mutu tiap proses dapat dicapai agar kepuasan pelanggan dapat terpenuhi.

3. Mencegah dan mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan serta kecelakaan.

4. Meminimasi konsumsi energi.

5. Menjadikan tempat bekerja yang aman dan nyaman baik untuk aset maupun

karyawan dan lingkungan.

6. Memenuhi peraturan lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja yang

berlaku.

7. Melakukan perbaikan berkesinambungan.

Kebijakan ini harus dimengerti, dilaksanakan, ditinjau dan evaluasi secara berkala

didokumentasikan. Kebijakan mengenai lingkungan terbuka untuk masyarakat.

1.5.4 Produk Yang Dihasilkan

1. NSL / LM (New Super Long)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

14

Mineral Blue

Mauritius Blue

Platinum Silver

Stone Gray

2. NSP / SMART (New Super Plus)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Mineral Blue

Mauritius Blue

Platinum Silver

Achat Green

North White

3. NSP / SMART FF (Facing)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Platinum Silver

Black

4. RYL / LV (ROYAL)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Mineral Blue

Mauritius Blue

Platinum Silver

Achat Green

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

15

5. RYN / LV UP (Royal New)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Achat Green

Smart Red

Black PM

Platinum Silver

6. RYF / LV FF (Royal Face)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Mineral Blue

Mauritius Blue

Platinum Silver

Achat Green

7. HMF / LS MT FF (High Grade Manual Face)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Artic / Platinum Silver

Mauritius Blue

Smart Red

Black PM

8. HMT / LS Turbo (High Grade Manual Turbo)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Artic / Platinum Silver

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

16

Moonmist Grey

Smart Red

Black PM

Platinum Silver

9. SMF / TRG M/T (Sporty Manual Face)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Moonmist Grey

Astra Blue

Smart Red

Black

Platinum/Artic Silver

10. SMN / GT TRG M/T (Sporty Manual New)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Smart Red

Excellent Biege

Black

Artic /Platinum Silver

11. SAN / G-TRG A/T (Sporty Automatic New)

Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

Smart Red

Excellent Biege

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

17

Black

Artic/Platinum Silver

1.5.5 Struktur Organisasi

Manajemen dapat diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota dan menggunakan semua sumber

daya organisasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sedangkan

pengorganisasian adalah proses managerial untuk merancang struktur formal,

mengelompokkan dan mengatur serta membagi-bagi tugas-tugas atau pekerjaan

dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh

kegiatan dari organisasi seperti hubungan antar divisi-divisi atau fungsi-fungsi,

wewenang serta tanggung jawab. Struktur oraganisasi suatu perusahaan terbentuk

karena terbatasnya kemampuan pimpinan dalam menghadapi masalah-masalah yang

sangat kompleks dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja. Untuk itu

diperlukan adanya suatu pembagian tugas dan tanggung jawab serta pendelegasian

wewenang kepada kepada unit –unit yang tergambar unit-unit yang tergambar jelas

dalam kerangka organisasi perusahaan dalam rangka kepada unit-unit yang tergambar

jelas dalam kerangka organisasi perusahaan dalam rangka melaksanakan kegiatan

pokok perusahaan dan sudah menjadi falsafah dalam dunia perusahaan bahwa

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

18

kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan sangat tergantung pada

kepemimpinan yang ada untuk mengelola usaha tersebut.

Terdapat dua divisi yang secara besar membagi PT. PPL menjadi dua bagian

besar, yaitu divisi manufakturing serta administrasi dan keuangan. Kepala divisi

inilah yang memegang jabatan tertinggi secara operasional. PT. PPL memilki struktur

organisasi fungsional, dimana setiap bagian atau sie pada PT. PPL memiliki kepala

sie atau kepala bagian yang merupakan penangungjawab yang dibawahinya. Namun

diatas kepala bagian juga terdapat kepala departement inilah yang bertanggungjawab

secara penuh atas sebuah departemen yang dipimpinya.

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

19

Security & Screening P2K3LL & ISO

BP-PMT

Manuf. Div Finance & Adm. Div

Prod. Dept Tech. Service Tech. Service HRD

Welding

Painting

Assembling

PPC/PCH

Ware House

Quality

Maintenance

Engineering

SEN

Acc & BGT

Finance & Gdg

MIS/EDP

Personalia

Gambar 1.5 Struktur Organisasi PT. PPL

Board Of Director

G.AFF & Security

Dibawah ini adalah struktur organisasi PT. PPL :

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

20

1.5.6 Job Description

Job description dari PT. Pulogadung Pawitra Laksana adalah sebagai berikut :

1. Wakil Manajemen

Bertanggung Jawab Kepada : Board Of Directors.

Mempunyai wewenang untuk:

- Memutuskan Pemecahan masalah mutu dan dampak penting perusahaan.

- Merubah pedoman sistem manajemen agar memenuhi kebutuhan dengan

harapan pelanggan tetapi tetap mengacu kepada persyaratan ISO 9001 – 2000,

ISO 14001, AMS (Astra Management System) dan SMK3

- Memutuskan rencana program lingkungan dan K3 yang sesuai bagi

perusahaan.

- Menetapkan bentuk dan materi komunikasi tentang lingkungan dan K3

- Menentukkan pelaksanaan Audit Internal (Mutu, Lingkungan dan K3).

- Memutuskan pemakaian dana perusahaan untuk pengelolaan lingkungan dan

K3

Mempunyai tanggung jawab untuk:

- Memastikan sistem manajemen diterapkan dan berjalan secara efektif.

- Memastikan sistem manajemen memenuhi persyaratan ISO 9001 – 2000, ISO

14001, AMS dan SMK3.

- Mengendalikan dan memelihara pedoman sistem manajemen dan prosedur,

serta dokumentasi terkait lainnya.

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

21

- Mengatur jadwal dan pelaksanaan audit internal dan tinjuan sistem

manajemen.

- Memastikan kebijakan perusahaan dilaksanakan di perusahaan.

- Melaporkan kinerja sistem manajemen kepada Board Of Directors.

- Menyelesaikan masalah sistem manajemen sehari – hari.

- Merencanakan dan mengevaluasi :

• Sistem manajemen (Mutu. Lingkungan, AMS dan K3)

• Pelaksanaan audit internal.

• Pelaksanaan perbaikan sistem manajemen.

• Objective, Target dan Program.

• Identifikasi dampak lingkungan dan K3.

• Sistem komunikasi tentang pelaksanaan program lingkungan dan K3

2. Kepala Divisi Manufacturing

Bertanggung jawab untuk :

- Operasional produksi.

- Pencapaian policy copy level divisi.

- Future strategy and plan.

Mempunyai wewenang untuk :

- Memutuskan pembelian dengan harga tertentu.

- Membuat divisi policy.

- Organisasi setting.

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

22

3. Kepala Departemen Produksi

Bertanggung jawab untuk :

- Melaksanakan activity plan departemen.

- Deployment activity departemen kesektor activity.

- Mengendalikan biaya produksi (labor cost dan material cost).

- Membina improvement activity.

- Memastikan terlaksananya system ISO 9002, 14001, SMK3LH.

- Menjalankan tugas sesuai etika kerja dan etika bisnis perusahaan.

Mempunyai wewenang untuk :

- Memberikan persetujuan AKL (akan kerja lembur).

- Memberikan persetujuan permohonan pembelian.

- Memberikan penilaian karya dan bimbingan kepada karyawan.

- Mengajukan promosi jabatan karyawan.

- Memberikan sanksi SP (surat peringatan) sesuai peraturan perusahaan.

4. Kepala Departemen HRD

Mempunyai tanggung jawab untuk :

- Menentukan cara terbaik untuk pelaksanaan rekrutmen karyawan, pemberian

kompensasi, dan administrasi kepersonaliaan.

- Menyiapkan program pelatihan yang dibutuhkan, melaksanakan dan

mengevaluasinya agar pengetahuan, kemampuan serta performance dapat

dikembangkan atau ditingkatkan sejalan dengan kemajuan perusahaan.

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

23

- Mengupayakan tersedianya sarana kerja agar dapat menunjang kegiatan-

kegiatan perusahaan pada umumnya.

Mempunyai wewenang untuk :

- Memberikan penilaian karya dan mengusulkan pengembangan bawahan.

- Mengusulkan kebutuhan trainning untuk departemennya.

- Memberikan sangsi-sangsi tertulis terhadap pelanggaran bawahannya.

5. Kepala Departemen Financial

Mempunyai tanggung jawab untuk :

- Mengupayakan agar selalu cukup memenuhi kebutuhan perusahaan.

- Mengetahui dan melaksanakan peraturan perusahaan.

- Mengatur pengeluaran uang sesuai prioritas kebutuhan dan mengupaya agar

cash management dapat terealisasi sebaik mungkin.

- Menciptakan team work yang baik untuk mencapai sasaran departemen

kepuasan pelanggan.

Mempunyai wewenang untuk :

- Memberikan penilaian karya dan mengusulkan pengembangan bawahan.

- Mengusulkan kebutuhan trainning untuk departemennya.

- Memberikan sanksi-sanksi tertulis terhadap pelanggaran bawahannya.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

24

1.5.7 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah pekerja pria dan wanita yang melakukan hubungan kerja

dengan perusahaan, setelah melalui prosedur penerimaan pekerja dan

menandatangani surat perjanjian kerja. Adapun PT. PPL terdapat tingkat jenjang

karier guna terus memotivasi karyawan agar semakin giat bekerja dan menjadi

semakin produktif dalam bekerja. Jenjang karier tersebut dibedakan secara golongan,

terdapat 7 tingkat golongan pada karyawan PT. PPL.

Perekrutan secara mandiri dilakukan PT. PPL untuk karyawan golongan 1 hingga

golongan 3, namun untuk karyawan golongan 4 dan seterusnya melalui proses

perekrutan secara khusus yang diselenggarakan oleh Astra International sebagai

induk perusahaan dari PT.PPL yang dikenal dengan sistem ARC (Astra Recruitment

Centre). Karyawan yang lolos pada seleksi ARC ini akan ditempatkan pada

perusahaan-perusahaan otomotif naungan Astra, salah satunya PT. PPL.

Seorang karyawan tidak dapat secara langsung diterima sebagai karyawan tetap di

PT. PPL, namun tergantung kebutuhan PT. PPL sendiri. Setiap karyawan akan

menjalani sebagai karyawan kontrak selama 1 tahun, dan apabila perusahaan memang

membutuhkan tambahan tenaga kerja, maka akan diangkat menjadi karyawan tetap

dengan surat pengangkatan resmi dari perusahaan.

Pada dasarnya sistem kerja yang baik memilki 3 kriteria sebagai pengukur yaitu

waktu, tenaga, juga dampak psikologis dan sosiologis. Suatu sistem kerja akan

dikatakan baik, apabila produk yang dikerjakan dapat di selesaikan dalam waktu yang

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

25

sesuai dengan yang telah direncanakan, tenaga yang dibutuhkan sedikit dan murah,

serta dampak psikologis dan sosiologis yang mungkin untuk di timbulkan sangat

kecil.

Jam kerja adalah waktu yang ditetapkan kepada pekerja untuk melakukan

pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepada pekerja untuk

menghasilkan standar hasil kerja yang diberikan kepada pekerja. Jam kerja pada PT.

PPL terdiri atas lima hari kerja dalam satu minggu, mulai hari Senin hingga hari

Jumat setiap minggunya. Pada hari Sabtu dan Minggu seluruh karyawan kantor

maupun pabrik libur.

Karyawan di PT. PPL berjumlah sekitar 573 orang yang mana terdiri atas

karyawan tetap dan kontrak, yang terdiri dari 317 orang pekerja tetap dan 256 orang

pekerja kontrak.

Para karyawan diberikan upah dalam bulanan dan untuk lembur karyawan akan

mendapatkan upah tambahan, maksimum kerja lembur adalah 4 jam. Adapun

pembagian jam kerja di PT.PPL adalah:

1. Senin – Kamis : 07.15 WIB – 16.00 WIB

Istirahat : 11.50 WIB – 12.35 WIB (makan siang)

2. Jumat : 07.15 WIB – 16.30 WIB

Istirahat : 11.50 WIB – 13.05 WIB (makan siang dan shalat

Jumat bagi umat muslim)

Page 26: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

26

1.5.8 Proses Produksi

Pada proses pembuatan mobil Isuzu Panther terdapat berbagai macam bahan

baku, bahan-bahan itu dikelompokkan sebagai berikut :

• Bahan baku utama yaitu :

1. Body mobil, dengan metal ketebalan 0,8 mm.

2. Chasis, dengan metal ketebalan 0,4 mm

• Bahan baku penolong

1. TKD ( Anti Karat )

2. Amplas.

3. Sealer.

4. Polishing Compond.

5. Masking.

6. Solar.

7. Oil SAE-40

8. Grease

9. Mobil Oil ATF 220.

10. Oil PRESTONE DOT 3.

11. Kawat Las.

12. Double Face

Proses Produksi yang dilaksanakan PT. PPL adalah sebagai berikut :

Proses Welding

Tahap ini merupakan tahap pertama, dimana tahap ini terdiri dari :

Frame

Chasis diproses dengan cara pengelasan yang bahan - bahannya dari PT .

IPPI (Inti Pantja Press Industri), setelah selesai pengelasan dilakukan proses

electrodipping, yang dilakukan di PT. Gaya Motor. Selanjutnya kembali ke

PT. PPL untuk proses assembling.

Page 27: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

27

Heming

Proses penggabungan bagian body mobil seperti pintu kemudian engine

hood yaitu dengan cara proses spot dan proses pengepresan yang

selanjutnya di suplay ke bagian body welding.

Body

Penggabungan dari bagian body mobil seperti pintu depan, belakang, floor,

engine hood lalu digabungkan menjadi body mobil dengan dilakukan

proses spot dan selanjutnya dilakukan eletrodipping di PT Gaya Motor,

kemudian di bawa ke PT PPL untuk proses painting.

Proses Painting

Setelah tahap proses welding, body yang telah jadi dapat dilakukan proses

pengecetan, yang terdiri dari :

Body Preparation

Body yang sudah dicat dasar di PT. Gaya Motor kembali ke PT. PPL

kemudian di lakukan pengecekan ulang dan jika ditemukan defect maka

dilakukan repair ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Body

yang telah di bawa dari PT. Gaya Motor setelah itu di anti rush tujuannya

untuk anti karat agar pintu mobil tidak berkarat.

Slight Sanding ED

Melakukan pengamplasan light pada unit ED dan melakukan pengecekan

defect apabila ditemukan ketika sedang di repair ringan

Page 28: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

28

Primer

Tahap ini untuk pengecetan cat dasar dan kemudian diberi pewarnaan.

Sanding ( Slight dan Wet )

Proses ini berupa pengamplasan dan dilakukan secara manual. Tujuannya

agar badan kendaraan benar-benar mulus dan meratakan body kendaraan

agar siap untuk proses pengecetan ( Top Coat ).

Top Coat (Proses pengecatan warna)

Setelah di wet sanding kemudian di Top Coat untuk pengecetan terakhir,

dilakukan dengan menggunakan robot dan manusia.

Proses Assembling

Setelah tahap pengecetan maka dilakukan perakitan atau penggabungan,

tahap ini dilakukan sebagai berikut :

Trimming

Chasis yang di bawa dari PT. Gaya Motor di gabungkan dengan body yang

telah melakukan tahap welding dan tahap pengecetan.

Final

Setelah di gabungkan antara chasis dengan body maka dilakukan tahap

pemasangan mesin dan pemasangan assesoris. Assesoris yang dimaksud

adalah kelengkapan kendaraan, seperti lampu, kaca, kabel-kabel, panel-

panel instrumen serta kelengkapan-kelengkapan lain sesuai dengan jenis

kendaraan.

Page 29: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2006-2-01093-TI-bab 1.pdfhanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil ... engine, assembling,

29

Inspection.

Setelah mobil telah di rakit dan di pasangkan aksesoris maka mobil itu di

inspection tujuan untuk agar mobil itu siap di distribusikan. Cara

inspeksinya dengan cara mobil di masukkan ke tempat inspeksi yang

pemprosesannya terdiri dari :

- Inspeksi rem

- Lampu

- Tahan banjir atau ada kebocoran.