BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB 1...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB 1...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, minum kopi sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia
sejak zaman dahulu kala. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu penghasil biji kopi
terbaik di dunia. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi biji kopinya adalah
Aceh, Lampung, Medan, Jawa, Ternate, Sulawesi, dan Flores. Bahkan bagi
masyarakat Eropa zaman dahulu, sedapnya seduhan kopi yang mereka seruput lebih
akrab disebut java. Di Indonesia, usia penikmat kopi hampir tidak pandang usia
mulai dari remaja hingga orang dewasa bahkan manula, sehingga tidak terhitung
jumlahnya. Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan merupakan bagian
makanan dan minuman sehari-hari. Konsumsi nasional untuk kopi di Indonesia
sendiri terhitung tinggi pada tahun 2011 konsumsi nasional kopi di Indonesia
mencapai 3,333,000 dan melonjak pada tahun 2014 sebanyak 4,167,000 (Sumber :
International Coffee Organization Konsumsi Domestik Kopi Indonesia).
Perkembangan zaman telah membawa manusia ke dalam kebutuhan-
kebutuhan baru yang harus dipenuhi. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan
manusia tersebut, bidang usaha juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di
kota-kota besar, bertambahnya kebutuhan manusia dimanfaatkan sebagai sebuah
peluang bisnis yang cukup potensial. Mengingat peluangnya yang bagus, para pelaku
dunia usaha berusaha untuk mengemas usahanya baik produk maupun jasa yang
ditawarkan secara menarik untuk mendapatkan simpati dari konsumen. Berbagai
macam bidang usaha saat ini sedang mengalami perkembangan, salah satunya adalah
usaha kedai kopi, hal ini terlihat dari banyak bermunculannya kedai-kedai kopi di
berbagai kota, terutama di Ibu Kota Jakarta. Kedai kopi merupakan salah satu tempat
yang digemari oleh banyak orang, mulai dari kalangan profesional, eksekutif, hingga
remaja. Pada umumnya mereka yang berkunjung ke kedai kopi ini karena ingin
menikmati minuman dan makanan khas yang disediakan sambil menikmati musik,
melepas lelah setelah bekerja maupun sekadar untuk bersosialisasi. Menurut
Sudarsana Eunike (2016), berdasarkan laporan Euromonitor, 2010 dalam market
analysis report : The food service Indonesia Industry, pertumbuhan kafe dengan
konsep restoran di Indonesia sejak tahun 2008 mencapai 9% setiap tahunnya. Begitu
pula halnya dengan pertumbuhan kafe dengan konsep kedai kopi mencapai angka
2
16% setiap tahunnya. Dengan tren konsumsi kopi dan kafe kopi masa kini, membuat
para pebisnis berlomba membuat dan mendirikan kafe kopi.
Para pemasar untuk bisnis kedai kopi ini pun sudah mempelajari mengenai
studi kelayakan dari usaha kedai kopi, yang artinya mereka sudah mempunyai
gambaran untuk keberlangsungan dari usaha mereka. Apakah akan dapat
memberikan keuntungan kepada mereka atau tidak. Meningkatnya intensitas
persaingan dan jumlah pesaing menuntut pengusaha untuk selalu memperhatikan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi harapan konsumen
dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang di berikan
oleh pesaing. Kedai-kedai kopi yang ada di Jakarta memiliki segmentasi yang
mayoritas adalah anak muda. Sebab anak muda memiliki kecenderungan untuk
berkumpul, bersosialisasi atau untuk sekedar hang out bersama teman-temannya.
Beberapa alasan yang mendasari anak muda untuk berkumpul diantaranya adalah:
1. untuk berkomunikasi, saling bertukar informasi
2. bersosialisasi – untuk membentuk self-identity mereka
3. mencari ruang publik
Beberapa alasan tersebut didasari adanya perubahan atau perkembangan gaya
hidup masyarakat sekarang. Mereka membutuhkan suatu ruang publik yang sekarang
ini sudah jarang ditemui dan kedai kopi inilah yang dijadikan sebagai salah satu
pilihan ruang publik.
Selain kemasan dan cita rasa yang baik, produsen juga harus memberikan
nilai lebih kepada konsumennya. Untuk memberikan nilai lebih kepada konsumen,
produsen harus memahami bagaimana konsumen itu berperilaku, dan hal ini yang
menjadi dasar produsen dapat memberikan nilai lebih sesuai dengan apa yang
diinginkan konsumennya. Dengan segmentasi pasar yang jelas, maka akan
memudahkan produsen dalam menerapkan pola komunikasi yang tepat untuk
mencapai sasaran yang dituju.
Dalam menyampaikan suatu pesan, setiap kegiatan seseorang pasti
menggunakan komunikasi, baik komunikasi secara verbal, non-verbal maupun secara
tertulis. Termasuk untuk usaha yang bergerak di bidang jasa seperti kedai kopi ini,
komunikasi yang baik diperlukan untuk menjaring konsumen. Dengan komunikasi
pemasaran yang tepat, maka tujuan dari perusahaan ini akan dapat tercapai. Dalam
kegiatan komunikasi, sebuah efektivitas dari kegiatan tersebut sangat diusahakan.
Artinya, pesan yang disampaikan oleh sumber atau pengirim pesan melalui suatu
3
media, dapat diterima oleh penerima atau khalayak yang dituju dengan harapan akan
memperoleh umpan balik (feedback) sesuai dengan yang diharapkan oleh pengirim
pesan. Jika umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan bersifat positif, berarti
pesan yang disampaikan berhasil diterima dan umpan baliknya sesuai dengan yang
diharapkan. Ini berarti kegiatan komunikasi yang dilakukan efektif, sebab
mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Salah satu komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen adalah dengan melakukan promosi, disini produsen akan
memberitahukan apa saja kegiatan dan promo yang akan mereka berikan serta yang
sedang berjalan. Pelaksanaan kegiatan promosi tentunya disesuaikan dengan
perkembangan yang ada saat ini, sehingga selalu dinamis dengan tren yang sedang
berkembang. Maraknya usaha kedai kopi di beberapa lokasi yang strategis di Jakarta
mendorong kedai-kedai kopi tersebut untuk lebih kreatif dalam merancang kegiatan
promosi yang efektif sesuai dengan khalayak yang dituju.
Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat membuat
perubahan di segala aspek kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan adanya
perubahan era yang baru, yaitu era digital. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah
saling berkomunikasi untuk bertukar informasi dalam menciptakan berbagai
keputusan. Kemajuan pesat dalam teknologi digital ditopang oleh tingginya penetrasi
internet. Tanpa disadari internet telah mengubah cara seseorang dalam berbisnis,
berbelanja, bekerja hingga dalam hidup. Kini, jarak tidaklah menjadi halangan lagi
karena dalam perkembangan teknologi komunikasi khususnya internet, telah berhasil
mendobrak jarak antara manusia untuk melancarkan proses komunikasi.
Dunia digital di Indonesia mulai berkembang pesat sejak tahun 2007 pada era
masuknya teknologi 3G di Indonesia. Internet juga dengan sangat mudah dapat di
akses melalui berbagai jenis gadget seperti tablet dan smartphone yang merupakan
perangkat handy yang dapat di bawa kemanapun sehingga memudahkan pengguna
internet untuk mengakses internet. Kini jaringan 4G telah banyak tersedia di wilayah
Indonesia, dengan datangnya jaringan 4G ini lebih membantu konsumen dalam
kecepatan dalam mengakses internet. Perkembangan teknologi di Indonesia
tercermin dari pengguna internet di Indonesia yang selalu bertambah setiap tahunnya.
Salah satu fenomena yang cukup menarik dari perkembangan teknologi dan
informasi adalah kehadiran internet yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Internet hadir sebagai sebuah media baru (new media) yang berperan
aktif mengubah kegiatan masyarakat dan termasuk kedalamnya mengubah strategi
4
perusahaan dalam menjaring konsumennya. Berdasarkan hasil survei dari Asosiasi
Penyedian Jasa Internet Indonesia (APJII, 2016) jumlah pengguna internet Indonesia
tumbuh signifikan mencapai 132,7 juta dari jumlah total penduduk Indonesia
sebanyak 256,2 juta orang, artinya penetrasi internet di Indonesia saat ini sudah
mencapai 51.8% (apjii.or.id).
Gambar 1. 1 Statisik Pengguna Internet di Indonesia 2016
Sumber: apjii.or.id Diakses Oktober, 2017
Menurut eMarketer yang dimuat dalam website kominfo.go.id menjelaskan
bahwa pada 2017, eMarketer memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112
juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah
pengguna internetnya lebih lamban. Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di
seluruh dunia diproyeksikan bakal mencapai 3 miliar orang pada 2015. Tiga tahun
setelahnya, pada 2018, diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di bumi bakal
mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan. Berdasarkan survei yang
dilakukan oleh emarketer, Indonesia menduduki peringkat ke-6 negara dengan
pengguna internet terbesar didunia.
Gambar 1.2 Peringkat Negara Berdasarkan Pengguna Internet
Sumber : kominfo.go.id, diakses Oktober 2017
5
Berikut adalah media sosial yang paling sering dikunjungi di Indonesia
berdasarkan survei APJII (2016) yang dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :
Gambar 1.3 Peringkat Sosial Media Yang Paling Sering Di Kunjungi
Sumber : apjii.or.id, diakses Oktober 2017
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Instagram menempati peringkat ke
dua setelah Facebook sebagai media sosial yang paling sering di kunjungi hingga
tahun 2016. Berkembangnya teknologi internet tersebut mendukung berbagai macam
aplikasi media sosial juga berkembang belakangan ini, salah satunya Instagram.
Aplikasi foto yakni Instagram yang kini menjadi salah satu aplikasi media sosial
favorit. Total dari pengguna yang melakukan login mencapai 400 juta pengguna
(www.tekno.kompas.com). Bahkan jumlah pengguna Instagram kini telah
mengalahkan Twitter yang hanya memiliki pengguna sebanyak 316 juta pengguna
(www.tekno.kompas.com, 2015).
Tabel 1.1 Tabel Pengguna Instagram
Tahun Pengguna
2016 500.000.000
2015 400.000.000
2014 300.000.000
2013 150.000.000
Sumber : tekno.kompas.com 2017
Pengguna Instagram di dominasi oleh pengguna yang berasal dari negara
Indonesia, Jepang dan Brazil (www.tekno.kompas.com, diakses 2107). Terdapat 80
juta foto dan video yang dibagikan setiap harinya dalam Instagram
(www.rappler.com, diakses 2017). Hasil riset mengenai Instagram yang dilakukan
oleh L2 dan Olapic yang merupakan perusahaan teknologi pemasaran sosial
6
mengatakan bahwa terdapat basis penggemar di Instagram yang meningkat sebanyak
26% selama satu tahun terakhir (www.marketing.co.id, diakses 2017).
Dalam segi komunikasi, sebagai makhluk sosial, manusia dalam hidupnya
membutuhkan sarana komunikasi dengan yang lainnya. Begitupun perusahaan yang
berusaha mempertahankan eksistensinya dengan melakukan kegiatan komunikasi
dengan pihak eksternal (konsumen). Hanya saja perusahaan melakukan komunikasi
dilatarbelakangi oleh tujuan pemasaran. Sehingga mereka melakukan kegiatan
komunikasi pemasaran. Untuk mempertahankan eksistensinya, perusahaan harus
mengikuti perilaku konsumen, permintaan pasar dengan diiringi dengan inovasi yang
dapat di terima oleh pasar. Dalam perkembangan online yang sangat pesat,
perusahaan offline harus berjalan seimbang dengan online karena pasar offline sangat
terbatas jangkauannya. Perusahaan pada era milenium memilih media sosial sebagai
jalur distribusi informasinya, agar informasi tersebut dapat di jangkau oleh semua
orang. Sama halnya dengan toko offline toko online pun perlu adanya strategi agar
bisa menarik perhatian konsumen.
Banyak strategi yang bisa di lakukan oleh perusahaan salah satunya adalah
penyampaian pesan oleh artis atau idola yang dikenal oleh mayarakat, dalam
marketing di sebut dengan celebrity endorse. Celebrity endorse adalah salah satu
cara untuk memasarkan produknya agar lebih diterima oleh masyarakat. Celebrity
endorse salah satu alat promosi dan pemasaran yang efektif dilakukan oleh para
pemasar di seluruh dunia. Saat ini banyak kalangan artis yang memiliki usahanya
sendiri seperti kedai kopi, makanan ringan, baju, toko kue, oleh-oleh khas daerah dan
lainnya, mereka menggunakan ketenaran yang mereka miliki untuk
mengkomunikasikan produk mereka sendiri dan menarik para pembeli. Selain untuk
mengkomunikasikan produk, ternyata celebrity endorse memiliki banyak
keunggulan, salah satunya adalah membangun citra merek yang tinggi di mata
konsumennya. Tentunya hal ini dilakukan untuk tujuan sales yaitu untuk
meningkatkan penjualan dan membangun usaha yang berkelanjutan.
Untuk menimbulkan minat beli hingga pada keputusan pembelian produk,
perusahaan harus melakukan banyak hal, salah satunya adalah mengkomunikasikan
produknya, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengkomunikasikan produk agar
di kenal oleh banyak orang, salah satunya dengan cara mengiklankan produk
tersebut. Periklanan yang efektif akan menimbulkan minat beli hingga keputusan
pembelian produk, dan menimbulkan kesadaran konsumen terhadap merek yang
7
sudah ada, juga memberikan nilai tambah pada produk tersebut, periklanan juga
mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek
dipandang lebih elegan, bergaya, bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing,
assisting (mendampingi) peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang
memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.
Untuk itu perusahaan melakukan cara dengan beriklan menggunakan celebrity
endorser.
Saat ini sedang marak artis memiliki usaha sendiri, setidaknya sudah 30 artis
yang memiliki usaha sendiri menurut hipwi.com diakses 2018, usaha yang di
jalankan oleh para artis itu pun beragam mulai dari produk fashion, kuliner, tour and
travel, dan masih banyak lagi lainnya. Semua usaha artis tersebut banyak di pasarkan
dengan cara endorsement, hal ini dilakukan karena berdasarkan teori, celebrity
endorse dapat menjadi salah satu pemasaran yang bisa menaikkan penjualan.
Mengandalkan nama besar sang artis, banyak artis yang memiliki usaha berlomba-
lomba berfoto dengan produknya sendiri guna pemasaran secara online dan offline.
Hal tersebut sangat berguna, mengingat artis tersebut mempunyai banyak masa baik
di dunia nyata maupun di dunia maya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
food.idntimes.com diakses Januari 2017, banyak sekali artis yang memiliki usaha
kuliner seperti Laudya Cynthia Bella, Teuku Wisnu, Zaskia Sungkar, Hengky
Kurniawan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Yang menarik adalah para artis yang menjalankan usaha ini memaksimalkan
sosial media milik mereka untuk membantu memasarkan produk atau usahanya.
8
Gambar 1.4 Bisnis Kuliner Selebriti Indonesia
Sumber: Instagram, 2018
Salah satu artis yang berkolaborasi membuat usaha di bidang kuliner yakni
Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. Menggandeng nama besar dan kesuksesan film
yang juga kini menjadi usaha mereka, Chicco Jerikho dan Rio Dewanto terjun dalam
dunia bisnis khususnya dibidang kuliner. Usaha ini diberi nama sesuai dengan judul
film yang mereka bintangi, yaitu Filosofi Kopi. Filosofi Kopi Café terlahir dengan
mengutip kesuksesan film yang berjudul Filosofi Kopi yang di sutradarai oleh Angga
Dwimas Sasongko. Ide untuk mewujudkan kedai kopi ini datang dari para pemain
film Filosofi Kopi sendiri. Awalnya Filosofi Kopi hanya ada di dalam film yang di
perankan oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto, namun karena kesuksesan dan nama
besar sang aktor akhirnya terciptalah kedai kopi yang sama persis dengan yang ada di
film Filosofi Kopi. Pada awal berdiri, kedai kopi ini berada di Jalan Melawai Blok
M, kedai kopi ini berhasil menyedot perhatian konsumen dengan banyaknya orang
yang datang, akhirnya pihak manajemen memutuskan untuk membuka cabang kedai
kopi ini di dua tempat berbeda, satu kedai kopi berada di Bintaro, Tangerang Selatan
dan satu kedai lainnya berada di kota Jogja. Hingga saat ini kedai kopi Filosofi Kopi
berada di tiga tempat yaitu di jalan Melawai Blok M sebagai pusat dan kedai
pertamanya, di Bintaro dan di kota Jogja. Kedai Filosofi Kopi berada dibawah
naungan PT Filosofi Kopi HQ, beralamat di Jl. Cempaka Lestari Raya Blok G No.24,
RT.13/RW.7, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Jakarta, 12440. Pemilik dari
kedai ini tidak lain adalah pemeran utama dari film Filosofi Kopi sendiri yaitu
Chicco Jerikho dan Rio Dewanto.
Seperti halnya para artis yang memaksimalkan sosial media untuk
memasarkan atau mengkomunikasikan usahanya, dimana mereka sebagai selebriti
menjadikan dirinya sebagai resepresentatif usahanya melalui sosial media tersebut
atau yang dikenal dengan istilah selebgram. Dalam kegiatan marketing yang Filosofi
9
Kopi lakukan adalah menjadikan owners-nya sebagai bintang iklan untuk semua
konten marketing yang di publikasikan. Salah satu tujuan dari kegiatan marketing
tersebut adalah untuk menaikkan citra Filosofi Kopi di mata konsumen, yang tujuan
akhirnya adalah tercapainya tujuan perusahaan.
Narasumber yang digunakan dalam iklan disebut endorser (Kertamukti,
2015:68). Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau populer dapat
mencapai perhatian yang tinggi dan diingat, itulah mengapa pengiklan sering
menggunakan celebrity endorsement sebagai spoke people (Kotler dan keller,
2012:507). Iklan yang menggunakan endorser adalah iklan dengan tokoh atau idola
masyarakat. Penggunaan endorser dimaksudkan untuk memberikan dorongan
kepada pesan iklan agar lebih mudah diterima oleh konsumen dan
mempermudah tumbuhnya keyakinan konsumen atas produk yang diiklankan
(Kertamukti, 2015:71).
Filosofi Kopi menyampaikan pesannya melalui Chicco Jerikho dan Rio
Dewanto sebagai selebriti sekaligus owner yang diyakini mampu mengiklankan
Filosofi Kopi karena selebriti merupakan orang populer yang dapat meraih perhatian
pasar yang tinggi dan mudah diterima oleh konsumen. Atas dasar tersebut, peneliti
memilih Filosofi Kopi sebagai objek penelitian yang dinilai menarik karena
dipromosikan sendiri oleh pemiliknya yang merupakan selebriti yang digandrungi
para pemuda di Indonesia.
Gambar 1.5 Diagram Data Penjualan Tahun 2016
Sumber : Filosofi Kopi Management, Diakses Januari 2017
10
Gambar 1.6 Diagram Data Penjualan Tahun 2017
Sumber : Filosofi Kopi Management, Diakses Januari 2017
Diagram 1.5 dan 1.6 merupakan data ringkasan penjualan Filosofi Kopi dari
awal berdiri pada Februari 2016 yang dibandingkan dengan penjualannya satu tahun
kemudian pada Februari 2017. Dari rincian data tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian karena celebrity endorsement yang dilakukan Filosofi Kopi kemungkinan
tidak cukup dapat meningkatkan penjualan, dan hal tersebut diperkuat dengan catatan
penjualan diatas yang menunjukkan penjualan mengalami kenaikan yang tidak
signifikan, atau dinilai stagnan. Berdasarkan dengan data diatas hal ini yang
melatarbelakangi alasan peneliti ingin meneliti lebih dalam terkait dengan minat beli
(purchase intention), karena peneliti menganalisa terjadinya fenomena penjualan
yang tidak meningkat signifikan ini disebabkan karena minat beli yang menurun dari
para konsumen.
Peneliti melakukan pengkajian terkait dengan minat beli, dari sekian banyak
yang mempengaruhi pada minat beli peneliti mengkaji dari penelitian terdahulu
bahwa brand image dapat mempengaruhi pada minat beli. Hal ini dinyatakan pada
penelitian “The Impact of L’Oreal Paris Fall’s Repairs Celebrity Endorsement
Towards Consumer Purchase Intention with Brand Image as a Mediating Variable”.
Dilain pihak peneliti melakukan analisa dan kajian empiris terkait dengan citra merek
dari Filosopi Kopi itu sendiri, berdasarkan dari situs
https://www.zomato.com/indonesia, diakses Oktober 2017, menunjukkan bahwa
citra merek dari Filosopi Kopi itu sendiri masih kurang baik atau secara rating masih
dibawah dari nilai rata-rata. Hal ini yang melatarbekangi peneliti menduga bahwa
citra merek dapat mempengaruhi minat beli konsumen.
11
Selain itu peneliti juga mengkaji dan menganalisa bahwa banyak faktor yang
dapat mempengaruhi brand image dan dampaknya terhadap minat beli, seperti pada
penelitian “How Does Celebrity Endorsement Affect Consumers’ Perception on
Brand Image and Purchase Intention?” yang menyatakan bahwa selebgram
mempengharui image dan minat beli. Hal ini juga di dukung pada aktifitas strategi
pemasaran dari pihak Filosopi Kopi itu sendiri, dimana memaksimalkan keberadaan
pemiliknya yaitu Chicco Jerikho dan Rio Dewanto sebagai selebriti yang
memaksimalkan status selebritinya dan melakukan promosi melalui postingan di
sosial media. Berikut ini merupakan dokumentasi event-event, dan berbagai promosi
yang telah dijalankan oleh Filosofi Kopi sebagai salah satu strategi pemasaran guna
meningkatkan penjualan Filosofi Kopi dan mempertahankan eksistensi mereka epada
seluruh penikmat kopi di Indonesia.
Gambar 1.7 Celebrity Endorse Chicco Jerikho dan Rio Dewanto
Sumber : www.instagram.com/filosofikopi, Diakses Desember, 2017
Menurut Kotler & Keller, 2012: 508, Celebrity bisa memainkan peran
strategis yang lebih mendasar bagi brand mereka, tidak hanya mendukung
produk tetapi juga membantu untuk merancang, posisi dan menjual barang
dagangan dan jasa. Celebrity endorser berperan untuk memberikan kesaksian
12
tentang suatu produk dalam iklan, memberikan penguatan atau dorongan
penggunaan suatu produk, berperan sebagai aktor dalam iklan, dan berperan sebagai
juru bicara perusahaan (Suryani, 2013:171). Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
meneliti Filosofi Kopi karena meskipun owner sekaligus endorser Filosofi Kopi
adalah selebriti populer, namun hasil penjualannya dapat dikatakan cenderung
stagnan atau tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Berdasarkan latar belakang serta data-data yang telah dijelaskan, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian pada PT. Filosofi Kopi HQ dengan judul
“PENGARUH CELEBRITY ENDORSE TERHADAP BRAND IMAGE DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PURCHASE INTENTION STUDI KASUS
FILOSOFI KOPI”, dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah
untuk penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh Visibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi?
2. Bagaimana pengaruh Credibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi?
3. Bagaimana pengaruh Attractiveness terhadap Brand Image Filosofi Kopi?
4. Bagaimana pengaruh Power terhadap Brand Image Filosofi Kopi?
5. Bagaimana pengaruh Brand Image terhadap Purchase Intention Filosofi
Kopi?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Visibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi.
2. Untuk mengetahui pengaruh Credibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi.
3. Untuk mengetahui pengaruh Attractiveness terhadap Brand Image Filosofi
Kopi.
4. Untuk mengetahui pengaruh Power terhadap Brand Image Filosofi Kopi.
5. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image terhadap Purchase Intention
Filosofi Kopi.
13
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Aspek Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh
celebrity endorse dan brand image terhadap minat beli konsumen. Selain itu
memberikan kontribusi sebagai referensi untuk penelitian sejenis.
1.4.2 Aspek Praktisi
Dipraktikkan dan bahan pertimbangan bagi praktisi dan perusahaan
yang akan mengambil kebijakan perusahaan dalam menentukan stategi
berikutnya dan melihat pengaruh celebrity endorse yang telah di terapkan
terhadap brand image dan timbalbaliknya terhadap minat beli konsumen.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
yang akan dilakukan, hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dari celebrity endorse terhadap variabel brand image, dan dampaknya terhadap
purchase intention pada kafe Filosofi Kopi. Keluasan cakupan penelitian membatasi
variabel yang akan dikaji, dan membatasi subjek penelitian, maka ruang lingkup
penelitian yang dirangkum dalam konsep 5W + 1 H, yaitu sebagai berikut:
a. What : Celebrity Endorse, citra merek, dan minat beli Filosofi Kopi
b. Why : Penjualan Filosofi Kopi diduga tidak meningkat signifikan
walaupun pemiliknya adalah para selebriti
c. Where : Jabodetabek
d. Who : Konsumen, dan Non Konsumen Filosofi Kopi, Followers
akun Instagram resmi @riodewanto @chicco.jerikho dan @filosofikopi
e. When : Maret – April 2018
f. How : menyebarkan kuesioner online kepada 157 responden
14
1.6 State of The Art
Peneliti Seyed Ibne Ali
Jaffari, dan Dr.
Ahmed Imran
Hunjra
Anastasia
Andrea Widjaja
Ruchi Gupta,
Nawal
Kishore, dan
DPS Verma
Made Sintha
Ayu Saraswati
Sujana, dan I
Gusti Ayu Ketut
Siantari
Martin
Johansson, dan
Omer Bozan
Shaista Kamal
Khan, Aroobah
Rukhsar, dan
Maria Shoaib
Judul
Karya
Ilmiah
Mediating Impact
of Celebrity
Endorsement in
Relationship of
Celebrity
Characteristics
and Consumers
Purchase
Intention
The Impact of
L’Oreal Paris
Fall’s Repairs
Celebrity
Endorsement
Towards
Consumer
Purchase
Intention with
Brand Image as
a Mediating
Variable
Impact of
Celebrity
Endorsements
on Consumers
Purchase
Intention: A
Study of
Indian
Consumers
Peran Brand
Image
Memediasi
Hubungan
Celebrity
Endorser
Dengan
Purchase
Intention
How Does
Celebrity
Endorsement
Affect
Consumers’
Perception on
Brand Image
and Purchase
Intention?
Influence of
Celebrity
Endorsement on
Consumer
Purchase
Intention
Publikasi 2017 2015 Juli 2015 2017 2017 Januari 2016
Hasil
Penelitian
Studi ini
menunjukkan
bahwa dukungan
selebriti dapat
efektif untuk
meningkatkan
keinginan
responden karena
muncul di Iklan,
audiens
menghubungkan
merek dan
selebriti dan
berdasarkan pada
kesungguhan
selebritas itu,
penonton
memutuskan
Masalah rambut
rontok telah
berada di
peringkat kedua
untuk masalah
rambut yang
paling umum
dihadapi oleh
wanita di
Indonesia sejak
2010 hingga
2014. Oleh
karena itu,
L'Oréal Paris
Fall Repair yang
baru
diluncurkan
pada tahun 2013
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
dukungan
selebriti
memiliki
dampak yang
signifikan
terhadap niat
pembelian
konsumen.
Namun,
seperti yang
diungkapkan
oleh koefisien
beta (r), ada
tingkat
Berdasarkan
hasil
pembahasan,
maka dapat
disimpulkan
bahwa semakin
baik celebrity
endorser dalam
mempromosika
n keunggulan
produk
minuman
merek You C
1000, maka
semakin tinggi
pula tingkat
purchase
intention terkait
Memiliki
selebriti yang
mendukung
produk dalam
penelitian
sebelumnya
telah terbukti
meningkatkan
kesadaran
penjualan dan
merek untuk
perusahaan.
Dukungan
selebriti juga
dapat digunakan
oleh perusahaan
sebagai strategi
komunikasi
Hasil studi
entah
bagaimana
berbeda dengan
literatur yang
ada tetapi
praktis dalam
konteks
Pakistan karena
orang-orang
adalah merek
yang setia,
selera dan
pilihan pilihan
mereka bukan
karena
karakteristik
selebriti tetapi
15
untuk membeli
produk tersebut
(Mowen & Brown
, 1981). Hasilnya
lebih lanjut
menunjukkan
bahwa ada
perbedaan dalam
persepsi pria dan
wanita, selebriti
dan non-selebriti,
kota, pendidikan,
usia yang
berbeda, profesi,
media iklan dan
pengaruh
dukungan
selebriti,
kelompok
selebriti, minat
beli, daya tarik
selebriti, dapat
dipercaya
selebriti,
keakraban
selebriti, keahlian,
dan keselarasan
merek. Dalam
literatur temuan
yang sama dari
studi sebelumnya
yang dilakukan
oleh peneliti yang
berbeda tersedia
(Rafique, 2012;
Chan, Hung, Tse
& Tse, 2008).
Hasil dari
penelitian ini
secara praktis
memiliki
peluang
potensial untuk
memenuhi
kebutuhan
pasar. Namun,
L'Oréal Paris
Fall Repair
perlu bersaing
dengan merek
rambut rontok
terkenal lainnya.
Oleh karena itu,
penelitian ini
dilakukan untuk
membantu
menganalisis
dukungan
selebriti L'Oréal
Paris Fall
Repair saat ini.
Data primer dari
penelitian ini
berasal dari 117
kuesioner yang
diisi. Setelah
itu, analisis jalur
digunakan untuk
mengidentifikas
i hubungan
variabel
independen,
mediasi, dan
dependen.
Hasilnya
menunjukkan
bahwa ada
pengaruh positif
yang signifikan
dari dukungan
korelasi
rendah antara
keduanya.
produk
minuman merek
You C 1000
pada konsumen.
Selain itu,
semakin baik
celebrity
endorser dalam
mempromosika
n produk
minuman merek
You C 1000,
maka tingkat
brand image
pada produk
minuman
merek You c
1000 juga
semakin tinggi.
Untuk brand
image semakin
tinggi tingkat
brand image
terkait produk
minuman merek
You C 1000,
maka semakin
tinggi pula
tingkat
purchase
intention
produk
minuman merek
You C 1000
pada konsumen.
Saran yang
dapat diberikan
berdasarkan
simpulan adalah
saran bagi pihak
pemasaran
untuk
membangun
citra merek.
Sebagai
akibatnya,
perusahaan
membayar
jutaan dolar
untuk memiliki
selebriti yang
mendukung
produk mereka.
Oleh karena itu,
area ini sangat
menarik untuk
diteliti dan
dilakukan
penelitian lebih
lanjut. Dengan
menggunakan
penelitian
kualitatif,
skripsi ini
mengeksplorasi,
mendeskripsika
n dan
menganalisa
bagaimana
pengaruh
celebrity
endorsement
terhadap
persepsi
konsumen
terhadap citra
merek dan niat
membeli. Untuk
menjawab
pertanyaan
karena
pengalaman
mereka
sebelumnya
dengan produk
atau layanan.
Jadi organisasi
harus menjaga
kualitas produk
mereka vise
yang tinggi
yang pada
akhirnya akan
menciptakan
pilihan mereka.
Tidak diragukan
lagi dukungan
selebritis
memiliki efek
kuat pada
penciptaan
pemasaran
tetapi tidak
perlu menyewa
selebriti mahal
untuk mencapai
aspirasi di
Pakistan.
Produk yang
baru
dikembangkan
dapat
diperkenalkan
oleh model yang
menarik, lebih
murah dan
berpengalaman
untuk
menciptakan
kesadaran
16
signifikan bagi
para pemasar
untuk
mempertimbangk
an memilih
selebriti untuk
iklan. Pertama,
pengaruh masing-
masing atribut
pada pembelian
lelang.
Selanjutnya,
hasilnya juga
membantu bagi
para pemasar
untuk memilih
selebriti untuk
iklan produk
mereka.
selebriti L'Oréal
Paris Fall
Repair terhadap
niat pembelian
konsumen
dengan citra
merek sebagai
variabel
mediasi.
You C 1000
agar lebih
menekankan
pada testimony
dalam
mempromosika
n produk
supaya
konsumen lebih
percaya
terhadap produk
yang ditawarkan
perusahaan
sehingga berniat
untuk membeli
produk tersebut.
Selain itu
celebrity
endorser yang
digunakan agar
berpenampilan
menarik
sehingga
karisma dari
seorang
endorser ini
dapat terpancar.
Pihak You C
1000 dalam
mengenalkan
mereknyaagar
memberikan
tampilan-
tampilan baru.
penelitian,
wawancara telah
dilakukan.
Temuan utama
dari tesis ini
adalah bahwa
gambar dari
celebrity
endorser
transfer ke citra
merek. Lebih
jauh lagi,
kepercayaan dan
kesuksesan telah
ditunjukkan
sebagai faktor
penting dalam
celebrity
endorser.
Terakhir,
penelitian
menunjukkan
bahwa atribut
seperti
keakraban, daya
tarik, dan
kesamaan dalam
celebrity
endorser
memengaruhi
niat membeli
konsumen.
produk di pasar.
Untuk
mendapatkan
pangsa pasar,
biaya yang
cukup dan
benar-benar
perlu
berdasarkan
produk harus
diperkenalkan
kepada
pelanggan
rasanya sulit
untuk tetap di
pasar dalam
jangka panjang.
Industri University of
Arts, Science and
Technology,
University
Institute of
International
Business
Management
Program, Petra
Christian
Australian
Journal of
Business and
Management
Research New
Program Studi
Manajemen,
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis,
Luleå
University of
Technology
Department of
Business
Department of
Business
Administration,
Jinnah
university for
17
Management
Sciences
University South Wales
Research
Centre
Australia
(NSWRCA)
Universitas
Udayana, Bali,
Indonesia
Administration,
Technology and
Social Sciences
women
Persamaa
n
Memiliki variabel
X yang sama
yaitu Celebrity
Endorsement,
Memiliki variabel
Z yang sama yaitu
Purchase
Intention
Memiliki
variabel X yang
sama yaitu
Celebrity
Endorsement,
Memiliki
variabel Y yang
sama yaitu
Brand Image,
Memiliki
variabel Z yang
sama yaitu
Purchase
Intention
Memiliki
variabel X
yang sama
yaitu Celebrity
Endorsement,
Memiliki
variabel Z
yang sama
yaitu
Purchase
Intention
Memiliki
variabel Z yang
sama yaitu
Purchase
Intention
Memiliki
variabel X yang
sama yaitu
Celebrity
Endorsement,
Memiliki
variabel Y yang
sama yaitu
Brand Image,
Memiliki
variabel Z yang
sama yaitu
Purchase
Intention
Memiliki
variabel X yang
sama yaitu
Celebrity
Endorsement,
Memiliki
variabel Z yang
sama yaitu
Purchase
Intention
Perbedaan Objek Penelitian
berbeda
Objek dan
Metode
Penelitian
berbeda
Objek dan
Metode
Penelitian
berbeda
Objek Penelitian
berbeda
Objek dan
Metode
Penelitian
berbeda
Objek Penelitian
berbeda