BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB 1...

18
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, minum kopi sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu penghasil biji kopi terbaik di dunia. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi biji kopinya adalah Aceh, Lampung, Medan, Jawa, Ternate, Sulawesi, dan Flores. Bahkan bagi masyarakat Eropa zaman dahulu, sedapnya seduhan kopi yang mereka seruput lebih akrab disebut java. Di Indonesia, usia penikmat kopi hampir tidak pandang usia mulai dari remaja hingga orang dewasa bahkan manula, sehingga tidak terhitung jumlahnya. Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan merupakan bagian makanan dan minuman sehari-hari. Konsumsi nasional untuk kopi di Indonesia sendiri terhitung tinggi pada tahun 2011 konsumsi nasional kopi di Indonesia mencapai 3,333,000 dan melonjak pada tahun 2014 sebanyak 4,167,000 (Sumber : International Coffee Organization Konsumsi Domestik Kopi Indonesia). Perkembangan zaman telah membawa manusia ke dalam kebutuhan- kebutuhan baru yang harus dipenuhi. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia tersebut, bidang usaha juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di kota-kota besar, bertambahnya kebutuhan manusia dimanfaatkan sebagai sebuah peluang bisnis yang cukup potensial. Mengingat peluangnya yang bagus, para pelaku dunia usaha berusaha untuk mengemas usahanya baik produk maupun jasa yang ditawarkan secara menarik untuk mendapatkan simpati dari konsumen. Berbagai macam bidang usaha saat ini sedang mengalami perkembangan, salah satunya adalah usaha kedai kopi, hal ini terlihat dari banyak bermunculannya kedai-kedai kopi di berbagai kota, terutama di Ibu Kota Jakarta. Kedai kopi merupakan salah satu tempat yang digemari oleh banyak orang, mulai dari kalangan profesional, eksekutif, hingga remaja. Pada umumnya mereka yang berkunjung ke kedai kopi ini karena ingin menikmati minuman dan makanan khas yang disediakan sambil menikmati musik, melepas lelah setelah bekerja maupun sekadar untuk bersosialisasi. Menurut Sudarsana Eunike (2016), berdasarkan laporan Euromonitor, 2010 dalam market analysis report : The food service Indonesia Industry, pertumbuhan kafe dengan konsep restoran di Indonesia sejak tahun 2008 mencapai 9% setiap tahunnya. Begitu pula halnya dengan pertumbuhan kafe dengan konsep kedai kopi mencapai angka

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB 1...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya, minum kopi sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia

sejak zaman dahulu kala. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu penghasil biji kopi

terbaik di dunia. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi biji kopinya adalah

Aceh, Lampung, Medan, Jawa, Ternate, Sulawesi, dan Flores. Bahkan bagi

masyarakat Eropa zaman dahulu, sedapnya seduhan kopi yang mereka seruput lebih

akrab disebut java. Di Indonesia, usia penikmat kopi hampir tidak pandang usia

mulai dari remaja hingga orang dewasa bahkan manula, sehingga tidak terhitung

jumlahnya. Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan merupakan bagian

makanan dan minuman sehari-hari. Konsumsi nasional untuk kopi di Indonesia

sendiri terhitung tinggi pada tahun 2011 konsumsi nasional kopi di Indonesia

mencapai 3,333,000 dan melonjak pada tahun 2014 sebanyak 4,167,000 (Sumber :

International Coffee Organization Konsumsi Domestik Kopi Indonesia).

Perkembangan zaman telah membawa manusia ke dalam kebutuhan-

kebutuhan baru yang harus dipenuhi. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan

manusia tersebut, bidang usaha juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di

kota-kota besar, bertambahnya kebutuhan manusia dimanfaatkan sebagai sebuah

peluang bisnis yang cukup potensial. Mengingat peluangnya yang bagus, para pelaku

dunia usaha berusaha untuk mengemas usahanya baik produk maupun jasa yang

ditawarkan secara menarik untuk mendapatkan simpati dari konsumen. Berbagai

macam bidang usaha saat ini sedang mengalami perkembangan, salah satunya adalah

usaha kedai kopi, hal ini terlihat dari banyak bermunculannya kedai-kedai kopi di

berbagai kota, terutama di Ibu Kota Jakarta. Kedai kopi merupakan salah satu tempat

yang digemari oleh banyak orang, mulai dari kalangan profesional, eksekutif, hingga

remaja. Pada umumnya mereka yang berkunjung ke kedai kopi ini karena ingin

menikmati minuman dan makanan khas yang disediakan sambil menikmati musik,

melepas lelah setelah bekerja maupun sekadar untuk bersosialisasi. Menurut

Sudarsana Eunike (2016), berdasarkan laporan Euromonitor, 2010 dalam market

analysis report : The food service Indonesia Industry, pertumbuhan kafe dengan

konsep restoran di Indonesia sejak tahun 2008 mencapai 9% setiap tahunnya. Begitu

pula halnya dengan pertumbuhan kafe dengan konsep kedai kopi mencapai angka

2

16% setiap tahunnya. Dengan tren konsumsi kopi dan kafe kopi masa kini, membuat

para pebisnis berlomba membuat dan mendirikan kafe kopi.

Para pemasar untuk bisnis kedai kopi ini pun sudah mempelajari mengenai

studi kelayakan dari usaha kedai kopi, yang artinya mereka sudah mempunyai

gambaran untuk keberlangsungan dari usaha mereka. Apakah akan dapat

memberikan keuntungan kepada mereka atau tidak. Meningkatnya intensitas

persaingan dan jumlah pesaing menuntut pengusaha untuk selalu memperhatikan

kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi harapan konsumen

dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang di berikan

oleh pesaing. Kedai-kedai kopi yang ada di Jakarta memiliki segmentasi yang

mayoritas adalah anak muda. Sebab anak muda memiliki kecenderungan untuk

berkumpul, bersosialisasi atau untuk sekedar hang out bersama teman-temannya.

Beberapa alasan yang mendasari anak muda untuk berkumpul diantaranya adalah:

1. untuk berkomunikasi, saling bertukar informasi

2. bersosialisasi – untuk membentuk self-identity mereka

3. mencari ruang publik

Beberapa alasan tersebut didasari adanya perubahan atau perkembangan gaya

hidup masyarakat sekarang. Mereka membutuhkan suatu ruang publik yang sekarang

ini sudah jarang ditemui dan kedai kopi inilah yang dijadikan sebagai salah satu

pilihan ruang publik.

Selain kemasan dan cita rasa yang baik, produsen juga harus memberikan

nilai lebih kepada konsumennya. Untuk memberikan nilai lebih kepada konsumen,

produsen harus memahami bagaimana konsumen itu berperilaku, dan hal ini yang

menjadi dasar produsen dapat memberikan nilai lebih sesuai dengan apa yang

diinginkan konsumennya. Dengan segmentasi pasar yang jelas, maka akan

memudahkan produsen dalam menerapkan pola komunikasi yang tepat untuk

mencapai sasaran yang dituju.

Dalam menyampaikan suatu pesan, setiap kegiatan seseorang pasti

menggunakan komunikasi, baik komunikasi secara verbal, non-verbal maupun secara

tertulis. Termasuk untuk usaha yang bergerak di bidang jasa seperti kedai kopi ini,

komunikasi yang baik diperlukan untuk menjaring konsumen. Dengan komunikasi

pemasaran yang tepat, maka tujuan dari perusahaan ini akan dapat tercapai. Dalam

kegiatan komunikasi, sebuah efektivitas dari kegiatan tersebut sangat diusahakan.

Artinya, pesan yang disampaikan oleh sumber atau pengirim pesan melalui suatu

3

media, dapat diterima oleh penerima atau khalayak yang dituju dengan harapan akan

memperoleh umpan balik (feedback) sesuai dengan yang diharapkan oleh pengirim

pesan. Jika umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan bersifat positif, berarti

pesan yang disampaikan berhasil diterima dan umpan baliknya sesuai dengan yang

diharapkan. Ini berarti kegiatan komunikasi yang dilakukan efektif, sebab

mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Salah satu komunikasi antara perusahaan

dengan konsumen adalah dengan melakukan promosi, disini produsen akan

memberitahukan apa saja kegiatan dan promo yang akan mereka berikan serta yang

sedang berjalan. Pelaksanaan kegiatan promosi tentunya disesuaikan dengan

perkembangan yang ada saat ini, sehingga selalu dinamis dengan tren yang sedang

berkembang. Maraknya usaha kedai kopi di beberapa lokasi yang strategis di Jakarta

mendorong kedai-kedai kopi tersebut untuk lebih kreatif dalam merancang kegiatan

promosi yang efektif sesuai dengan khalayak yang dituju.

Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat membuat

perubahan di segala aspek kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan adanya

perubahan era yang baru, yaitu era digital. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah

saling berkomunikasi untuk bertukar informasi dalam menciptakan berbagai

keputusan. Kemajuan pesat dalam teknologi digital ditopang oleh tingginya penetrasi

internet. Tanpa disadari internet telah mengubah cara seseorang dalam berbisnis,

berbelanja, bekerja hingga dalam hidup. Kini, jarak tidaklah menjadi halangan lagi

karena dalam perkembangan teknologi komunikasi khususnya internet, telah berhasil

mendobrak jarak antara manusia untuk melancarkan proses komunikasi.

Dunia digital di Indonesia mulai berkembang pesat sejak tahun 2007 pada era

masuknya teknologi 3G di Indonesia. Internet juga dengan sangat mudah dapat di

akses melalui berbagai jenis gadget seperti tablet dan smartphone yang merupakan

perangkat handy yang dapat di bawa kemanapun sehingga memudahkan pengguna

internet untuk mengakses internet. Kini jaringan 4G telah banyak tersedia di wilayah

Indonesia, dengan datangnya jaringan 4G ini lebih membantu konsumen dalam

kecepatan dalam mengakses internet. Perkembangan teknologi di Indonesia

tercermin dari pengguna internet di Indonesia yang selalu bertambah setiap tahunnya.

Salah satu fenomena yang cukup menarik dari perkembangan teknologi dan

informasi adalah kehadiran internet yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

masyarakat. Internet hadir sebagai sebuah media baru (new media) yang berperan

aktif mengubah kegiatan masyarakat dan termasuk kedalamnya mengubah strategi

4

perusahaan dalam menjaring konsumennya. Berdasarkan hasil survei dari Asosiasi

Penyedian Jasa Internet Indonesia (APJII, 2016) jumlah pengguna internet Indonesia

tumbuh signifikan mencapai 132,7 juta dari jumlah total penduduk Indonesia

sebanyak 256,2 juta orang, artinya penetrasi internet di Indonesia saat ini sudah

mencapai 51.8% (apjii.or.id).

Gambar 1. 1 Statisik Pengguna Internet di Indonesia 2016

Sumber: apjii.or.id Diakses Oktober, 2017

Menurut eMarketer yang dimuat dalam website kominfo.go.id menjelaskan

bahwa pada 2017, eMarketer memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112

juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah

pengguna internetnya lebih lamban. Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di

seluruh dunia diproyeksikan bakal mencapai 3 miliar orang pada 2015. Tiga tahun

setelahnya, pada 2018, diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di bumi bakal

mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan. Berdasarkan survei yang

dilakukan oleh emarketer, Indonesia menduduki peringkat ke-6 negara dengan

pengguna internet terbesar didunia.

Gambar 1.2 Peringkat Negara Berdasarkan Pengguna Internet

Sumber : kominfo.go.id, diakses Oktober 2017

5

Berikut adalah media sosial yang paling sering dikunjungi di Indonesia

berdasarkan survei APJII (2016) yang dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :

Gambar 1.3 Peringkat Sosial Media Yang Paling Sering Di Kunjungi

Sumber : apjii.or.id, diakses Oktober 2017

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Instagram menempati peringkat ke

dua setelah Facebook sebagai media sosial yang paling sering di kunjungi hingga

tahun 2016. Berkembangnya teknologi internet tersebut mendukung berbagai macam

aplikasi media sosial juga berkembang belakangan ini, salah satunya Instagram.

Aplikasi foto yakni Instagram yang kini menjadi salah satu aplikasi media sosial

favorit. Total dari pengguna yang melakukan login mencapai 400 juta pengguna

(www.tekno.kompas.com). Bahkan jumlah pengguna Instagram kini telah

mengalahkan Twitter yang hanya memiliki pengguna sebanyak 316 juta pengguna

(www.tekno.kompas.com, 2015).

Tabel 1.1 Tabel Pengguna Instagram

Tahun Pengguna

2016 500.000.000

2015 400.000.000

2014 300.000.000

2013 150.000.000

Sumber : tekno.kompas.com 2017

Pengguna Instagram di dominasi oleh pengguna yang berasal dari negara

Indonesia, Jepang dan Brazil (www.tekno.kompas.com, diakses 2107). Terdapat 80

juta foto dan video yang dibagikan setiap harinya dalam Instagram

(www.rappler.com, diakses 2017). Hasil riset mengenai Instagram yang dilakukan

oleh L2 dan Olapic yang merupakan perusahaan teknologi pemasaran sosial

6

mengatakan bahwa terdapat basis penggemar di Instagram yang meningkat sebanyak

26% selama satu tahun terakhir (www.marketing.co.id, diakses 2017).

Dalam segi komunikasi, sebagai makhluk sosial, manusia dalam hidupnya

membutuhkan sarana komunikasi dengan yang lainnya. Begitupun perusahaan yang

berusaha mempertahankan eksistensinya dengan melakukan kegiatan komunikasi

dengan pihak eksternal (konsumen). Hanya saja perusahaan melakukan komunikasi

dilatarbelakangi oleh tujuan pemasaran. Sehingga mereka melakukan kegiatan

komunikasi pemasaran. Untuk mempertahankan eksistensinya, perusahaan harus

mengikuti perilaku konsumen, permintaan pasar dengan diiringi dengan inovasi yang

dapat di terima oleh pasar. Dalam perkembangan online yang sangat pesat,

perusahaan offline harus berjalan seimbang dengan online karena pasar offline sangat

terbatas jangkauannya. Perusahaan pada era milenium memilih media sosial sebagai

jalur distribusi informasinya, agar informasi tersebut dapat di jangkau oleh semua

orang. Sama halnya dengan toko offline toko online pun perlu adanya strategi agar

bisa menarik perhatian konsumen.

Banyak strategi yang bisa di lakukan oleh perusahaan salah satunya adalah

penyampaian pesan oleh artis atau idola yang dikenal oleh mayarakat, dalam

marketing di sebut dengan celebrity endorse. Celebrity endorse adalah salah satu

cara untuk memasarkan produknya agar lebih diterima oleh masyarakat. Celebrity

endorse salah satu alat promosi dan pemasaran yang efektif dilakukan oleh para

pemasar di seluruh dunia. Saat ini banyak kalangan artis yang memiliki usahanya

sendiri seperti kedai kopi, makanan ringan, baju, toko kue, oleh-oleh khas daerah dan

lainnya, mereka menggunakan ketenaran yang mereka miliki untuk

mengkomunikasikan produk mereka sendiri dan menarik para pembeli. Selain untuk

mengkomunikasikan produk, ternyata celebrity endorse memiliki banyak

keunggulan, salah satunya adalah membangun citra merek yang tinggi di mata

konsumennya. Tentunya hal ini dilakukan untuk tujuan sales yaitu untuk

meningkatkan penjualan dan membangun usaha yang berkelanjutan.

Untuk menimbulkan minat beli hingga pada keputusan pembelian produk,

perusahaan harus melakukan banyak hal, salah satunya adalah mengkomunikasikan

produknya, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengkomunikasikan produk agar

di kenal oleh banyak orang, salah satunya dengan cara mengiklankan produk

tersebut. Periklanan yang efektif akan menimbulkan minat beli hingga keputusan

pembelian produk, dan menimbulkan kesadaran konsumen terhadap merek yang

7

sudah ada, juga memberikan nilai tambah pada produk tersebut, periklanan juga

mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek

dipandang lebih elegan, bergaya, bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing,

assisting (mendampingi) peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang

memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

Untuk itu perusahaan melakukan cara dengan beriklan menggunakan celebrity

endorser.

Saat ini sedang marak artis memiliki usaha sendiri, setidaknya sudah 30 artis

yang memiliki usaha sendiri menurut hipwi.com diakses 2018, usaha yang di

jalankan oleh para artis itu pun beragam mulai dari produk fashion, kuliner, tour and

travel, dan masih banyak lagi lainnya. Semua usaha artis tersebut banyak di pasarkan

dengan cara endorsement, hal ini dilakukan karena berdasarkan teori, celebrity

endorse dapat menjadi salah satu pemasaran yang bisa menaikkan penjualan.

Mengandalkan nama besar sang artis, banyak artis yang memiliki usaha berlomba-

lomba berfoto dengan produknya sendiri guna pemasaran secara online dan offline.

Hal tersebut sangat berguna, mengingat artis tersebut mempunyai banyak masa baik

di dunia nyata maupun di dunia maya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh

food.idntimes.com diakses Januari 2017, banyak sekali artis yang memiliki usaha

kuliner seperti Laudya Cynthia Bella, Teuku Wisnu, Zaskia Sungkar, Hengky

Kurniawan dan masih banyak lagi yang lainnya.

Yang menarik adalah para artis yang menjalankan usaha ini memaksimalkan

sosial media milik mereka untuk membantu memasarkan produk atau usahanya.

8

Gambar 1.4 Bisnis Kuliner Selebriti Indonesia

Sumber: Instagram, 2018

Salah satu artis yang berkolaborasi membuat usaha di bidang kuliner yakni

Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. Menggandeng nama besar dan kesuksesan film

yang juga kini menjadi usaha mereka, Chicco Jerikho dan Rio Dewanto terjun dalam

dunia bisnis khususnya dibidang kuliner. Usaha ini diberi nama sesuai dengan judul

film yang mereka bintangi, yaitu Filosofi Kopi. Filosofi Kopi Café terlahir dengan

mengutip kesuksesan film yang berjudul Filosofi Kopi yang di sutradarai oleh Angga

Dwimas Sasongko. Ide untuk mewujudkan kedai kopi ini datang dari para pemain

film Filosofi Kopi sendiri. Awalnya Filosofi Kopi hanya ada di dalam film yang di

perankan oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto, namun karena kesuksesan dan nama

besar sang aktor akhirnya terciptalah kedai kopi yang sama persis dengan yang ada di

film Filosofi Kopi. Pada awal berdiri, kedai kopi ini berada di Jalan Melawai Blok

M, kedai kopi ini berhasil menyedot perhatian konsumen dengan banyaknya orang

yang datang, akhirnya pihak manajemen memutuskan untuk membuka cabang kedai

kopi ini di dua tempat berbeda, satu kedai kopi berada di Bintaro, Tangerang Selatan

dan satu kedai lainnya berada di kota Jogja. Hingga saat ini kedai kopi Filosofi Kopi

berada di tiga tempat yaitu di jalan Melawai Blok M sebagai pusat dan kedai

pertamanya, di Bintaro dan di kota Jogja. Kedai Filosofi Kopi berada dibawah

naungan PT Filosofi Kopi HQ, beralamat di Jl. Cempaka Lestari Raya Blok G No.24,

RT.13/RW.7, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Jakarta, 12440. Pemilik dari

kedai ini tidak lain adalah pemeran utama dari film Filosofi Kopi sendiri yaitu

Chicco Jerikho dan Rio Dewanto.

Seperti halnya para artis yang memaksimalkan sosial media untuk

memasarkan atau mengkomunikasikan usahanya, dimana mereka sebagai selebriti

menjadikan dirinya sebagai resepresentatif usahanya melalui sosial media tersebut

atau yang dikenal dengan istilah selebgram. Dalam kegiatan marketing yang Filosofi

9

Kopi lakukan adalah menjadikan owners-nya sebagai bintang iklan untuk semua

konten marketing yang di publikasikan. Salah satu tujuan dari kegiatan marketing

tersebut adalah untuk menaikkan citra Filosofi Kopi di mata konsumen, yang tujuan

akhirnya adalah tercapainya tujuan perusahaan.

Narasumber yang digunakan dalam iklan disebut endorser (Kertamukti,

2015:68). Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau populer dapat

mencapai perhatian yang tinggi dan diingat, itulah mengapa pengiklan sering

menggunakan celebrity endorsement sebagai spoke people (Kotler dan keller,

2012:507). Iklan yang menggunakan endorser adalah iklan dengan tokoh atau idola

masyarakat. Penggunaan endorser dimaksudkan untuk memberikan dorongan

kepada pesan iklan agar lebih mudah diterima oleh konsumen dan

mempermudah tumbuhnya keyakinan konsumen atas produk yang diiklankan

(Kertamukti, 2015:71).

Filosofi Kopi menyampaikan pesannya melalui Chicco Jerikho dan Rio

Dewanto sebagai selebriti sekaligus owner yang diyakini mampu mengiklankan

Filosofi Kopi karena selebriti merupakan orang populer yang dapat meraih perhatian

pasar yang tinggi dan mudah diterima oleh konsumen. Atas dasar tersebut, peneliti

memilih Filosofi Kopi sebagai objek penelitian yang dinilai menarik karena

dipromosikan sendiri oleh pemiliknya yang merupakan selebriti yang digandrungi

para pemuda di Indonesia.

Gambar 1.5 Diagram Data Penjualan Tahun 2016

Sumber : Filosofi Kopi Management, Diakses Januari 2017

10

Gambar 1.6 Diagram Data Penjualan Tahun 2017

Sumber : Filosofi Kopi Management, Diakses Januari 2017

Diagram 1.5 dan 1.6 merupakan data ringkasan penjualan Filosofi Kopi dari

awal berdiri pada Februari 2016 yang dibandingkan dengan penjualannya satu tahun

kemudian pada Februari 2017. Dari rincian data tersebut, peneliti tertarik melakukan

penelitian karena celebrity endorsement yang dilakukan Filosofi Kopi kemungkinan

tidak cukup dapat meningkatkan penjualan, dan hal tersebut diperkuat dengan catatan

penjualan diatas yang menunjukkan penjualan mengalami kenaikan yang tidak

signifikan, atau dinilai stagnan. Berdasarkan dengan data diatas hal ini yang

melatarbelakangi alasan peneliti ingin meneliti lebih dalam terkait dengan minat beli

(purchase intention), karena peneliti menganalisa terjadinya fenomena penjualan

yang tidak meningkat signifikan ini disebabkan karena minat beli yang menurun dari

para konsumen.

Peneliti melakukan pengkajian terkait dengan minat beli, dari sekian banyak

yang mempengaruhi pada minat beli peneliti mengkaji dari penelitian terdahulu

bahwa brand image dapat mempengaruhi pada minat beli. Hal ini dinyatakan pada

penelitian “The Impact of L’Oreal Paris Fall’s Repairs Celebrity Endorsement

Towards Consumer Purchase Intention with Brand Image as a Mediating Variable”.

Dilain pihak peneliti melakukan analisa dan kajian empiris terkait dengan citra merek

dari Filosopi Kopi itu sendiri, berdasarkan dari situs

https://www.zomato.com/indonesia, diakses Oktober 2017, menunjukkan bahwa

citra merek dari Filosopi Kopi itu sendiri masih kurang baik atau secara rating masih

dibawah dari nilai rata-rata. Hal ini yang melatarbekangi peneliti menduga bahwa

citra merek dapat mempengaruhi minat beli konsumen.

11

Selain itu peneliti juga mengkaji dan menganalisa bahwa banyak faktor yang

dapat mempengaruhi brand image dan dampaknya terhadap minat beli, seperti pada

penelitian “How Does Celebrity Endorsement Affect Consumers’ Perception on

Brand Image and Purchase Intention?” yang menyatakan bahwa selebgram

mempengharui image dan minat beli. Hal ini juga di dukung pada aktifitas strategi

pemasaran dari pihak Filosopi Kopi itu sendiri, dimana memaksimalkan keberadaan

pemiliknya yaitu Chicco Jerikho dan Rio Dewanto sebagai selebriti yang

memaksimalkan status selebritinya dan melakukan promosi melalui postingan di

sosial media. Berikut ini merupakan dokumentasi event-event, dan berbagai promosi

yang telah dijalankan oleh Filosofi Kopi sebagai salah satu strategi pemasaran guna

meningkatkan penjualan Filosofi Kopi dan mempertahankan eksistensi mereka epada

seluruh penikmat kopi di Indonesia.

Gambar 1.7 Celebrity Endorse Chicco Jerikho dan Rio Dewanto

Sumber : www.instagram.com/filosofikopi, Diakses Desember, 2017

Menurut Kotler & Keller, 2012: 508, Celebrity bisa memainkan peran

strategis yang lebih mendasar bagi brand mereka, tidak hanya mendukung

produk tetapi juga membantu untuk merancang, posisi dan menjual barang

dagangan dan jasa. Celebrity endorser berperan untuk memberikan kesaksian

12

tentang suatu produk dalam iklan, memberikan penguatan atau dorongan

penggunaan suatu produk, berperan sebagai aktor dalam iklan, dan berperan sebagai

juru bicara perusahaan (Suryani, 2013:171). Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk

meneliti Filosofi Kopi karena meskipun owner sekaligus endorser Filosofi Kopi

adalah selebriti populer, namun hasil penjualannya dapat dikatakan cenderung

stagnan atau tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan latar belakang serta data-data yang telah dijelaskan, peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian pada PT. Filosofi Kopi HQ dengan judul

“PENGARUH CELEBRITY ENDORSE TERHADAP BRAND IMAGE DAN

DAMPAKNYA TERHADAP PURCHASE INTENTION STUDI KASUS

FILOSOFI KOPI”, dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah

untuk penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh Visibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi?

2. Bagaimana pengaruh Credibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi?

3. Bagaimana pengaruh Attractiveness terhadap Brand Image Filosofi Kopi?

4. Bagaimana pengaruh Power terhadap Brand Image Filosofi Kopi?

5. Bagaimana pengaruh Brand Image terhadap Purchase Intention Filosofi

Kopi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Visibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi.

2. Untuk mengetahui pengaruh Credibility terhadap Brand Image Filosofi Kopi.

3. Untuk mengetahui pengaruh Attractiveness terhadap Brand Image Filosofi

Kopi.

4. Untuk mengetahui pengaruh Power terhadap Brand Image Filosofi Kopi.

5. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image terhadap Purchase Intention

Filosofi Kopi.

13

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk

meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh

celebrity endorse dan brand image terhadap minat beli konsumen. Selain itu

memberikan kontribusi sebagai referensi untuk penelitian sejenis.

1.4.2 Aspek Praktisi

Dipraktikkan dan bahan pertimbangan bagi praktisi dan perusahaan

yang akan mengambil kebijakan perusahaan dalam menentukan stategi

berikutnya dan melihat pengaruh celebrity endorse yang telah di terapkan

terhadap brand image dan timbalbaliknya terhadap minat beli konsumen.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian

yang akan dilakukan, hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

dari celebrity endorse terhadap variabel brand image, dan dampaknya terhadap

purchase intention pada kafe Filosofi Kopi. Keluasan cakupan penelitian membatasi

variabel yang akan dikaji, dan membatasi subjek penelitian, maka ruang lingkup

penelitian yang dirangkum dalam konsep 5W + 1 H, yaitu sebagai berikut:

a. What : Celebrity Endorse, citra merek, dan minat beli Filosofi Kopi

b. Why : Penjualan Filosofi Kopi diduga tidak meningkat signifikan

walaupun pemiliknya adalah para selebriti

c. Where : Jabodetabek

d. Who : Konsumen, dan Non Konsumen Filosofi Kopi, Followers

akun Instagram resmi @riodewanto @chicco.jerikho dan @filosofikopi

e. When : Maret – April 2018

f. How : menyebarkan kuesioner online kepada 157 responden

14

1.6 State of The Art

Peneliti Seyed Ibne Ali

Jaffari, dan Dr.

Ahmed Imran

Hunjra

Anastasia

Andrea Widjaja

Ruchi Gupta,

Nawal

Kishore, dan

DPS Verma

Made Sintha

Ayu Saraswati

Sujana, dan I

Gusti Ayu Ketut

Siantari

Martin

Johansson, dan

Omer Bozan

Shaista Kamal

Khan, Aroobah

Rukhsar, dan

Maria Shoaib

Judul

Karya

Ilmiah

Mediating Impact

of Celebrity

Endorsement in

Relationship of

Celebrity

Characteristics

and Consumers

Purchase

Intention

The Impact of

L’Oreal Paris

Fall’s Repairs

Celebrity

Endorsement

Towards

Consumer

Purchase

Intention with

Brand Image as

a Mediating

Variable

Impact of

Celebrity

Endorsements

on Consumers

Purchase

Intention: A

Study of

Indian

Consumers

Peran Brand

Image

Memediasi

Hubungan

Celebrity

Endorser

Dengan

Purchase

Intention

How Does

Celebrity

Endorsement

Affect

Consumers’

Perception on

Brand Image

and Purchase

Intention?

Influence of

Celebrity

Endorsement on

Consumer

Purchase

Intention

Publikasi 2017 2015 Juli 2015 2017 2017 Januari 2016

Hasil

Penelitian

Studi ini

menunjukkan

bahwa dukungan

selebriti dapat

efektif untuk

meningkatkan

keinginan

responden karena

muncul di Iklan,

audiens

menghubungkan

merek dan

selebriti dan

berdasarkan pada

kesungguhan

selebritas itu,

penonton

memutuskan

Masalah rambut

rontok telah

berada di

peringkat kedua

untuk masalah

rambut yang

paling umum

dihadapi oleh

wanita di

Indonesia sejak

2010 hingga

2014. Oleh

karena itu,

L'Oréal Paris

Fall Repair yang

baru

diluncurkan

pada tahun 2013

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

dukungan

selebriti

memiliki

dampak yang

signifikan

terhadap niat

pembelian

konsumen.

Namun,

seperti yang

diungkapkan

oleh koefisien

beta (r), ada

tingkat

Berdasarkan

hasil

pembahasan,

maka dapat

disimpulkan

bahwa semakin

baik celebrity

endorser dalam

mempromosika

n keunggulan

produk

minuman

merek You C

1000, maka

semakin tinggi

pula tingkat

purchase

intention terkait

Memiliki

selebriti yang

mendukung

produk dalam

penelitian

sebelumnya

telah terbukti

meningkatkan

kesadaran

penjualan dan

merek untuk

perusahaan.

Dukungan

selebriti juga

dapat digunakan

oleh perusahaan

sebagai strategi

komunikasi

Hasil studi

entah

bagaimana

berbeda dengan

literatur yang

ada tetapi

praktis dalam

konteks

Pakistan karena

orang-orang

adalah merek

yang setia,

selera dan

pilihan pilihan

mereka bukan

karena

karakteristik

selebriti tetapi

15

untuk membeli

produk tersebut

(Mowen & Brown

, 1981). Hasilnya

lebih lanjut

menunjukkan

bahwa ada

perbedaan dalam

persepsi pria dan

wanita, selebriti

dan non-selebriti,

kota, pendidikan,

usia yang

berbeda, profesi,

media iklan dan

pengaruh

dukungan

selebriti,

kelompok

selebriti, minat

beli, daya tarik

selebriti, dapat

dipercaya

selebriti,

keakraban

selebriti, keahlian,

dan keselarasan

merek. Dalam

literatur temuan

yang sama dari

studi sebelumnya

yang dilakukan

oleh peneliti yang

berbeda tersedia

(Rafique, 2012;

Chan, Hung, Tse

& Tse, 2008).

Hasil dari

penelitian ini

secara praktis

memiliki

peluang

potensial untuk

memenuhi

kebutuhan

pasar. Namun,

L'Oréal Paris

Fall Repair

perlu bersaing

dengan merek

rambut rontok

terkenal lainnya.

Oleh karena itu,

penelitian ini

dilakukan untuk

membantu

menganalisis

dukungan

selebriti L'Oréal

Paris Fall

Repair saat ini.

Data primer dari

penelitian ini

berasal dari 117

kuesioner yang

diisi. Setelah

itu, analisis jalur

digunakan untuk

mengidentifikas

i hubungan

variabel

independen,

mediasi, dan

dependen.

Hasilnya

menunjukkan

bahwa ada

pengaruh positif

yang signifikan

dari dukungan

korelasi

rendah antara

keduanya.

produk

minuman merek

You C 1000

pada konsumen.

Selain itu,

semakin baik

celebrity

endorser dalam

mempromosika

n produk

minuman merek

You C 1000,

maka tingkat

brand image

pada produk

minuman

merek You c

1000 juga

semakin tinggi.

Untuk brand

image semakin

tinggi tingkat

brand image

terkait produk

minuman merek

You C 1000,

maka semakin

tinggi pula

tingkat

purchase

intention

produk

minuman merek

You C 1000

pada konsumen.

Saran yang

dapat diberikan

berdasarkan

simpulan adalah

saran bagi pihak

pemasaran

untuk

membangun

citra merek.

Sebagai

akibatnya,

perusahaan

membayar

jutaan dolar

untuk memiliki

selebriti yang

mendukung

produk mereka.

Oleh karena itu,

area ini sangat

menarik untuk

diteliti dan

dilakukan

penelitian lebih

lanjut. Dengan

menggunakan

penelitian

kualitatif,

skripsi ini

mengeksplorasi,

mendeskripsika

n dan

menganalisa

bagaimana

pengaruh

celebrity

endorsement

terhadap

persepsi

konsumen

terhadap citra

merek dan niat

membeli. Untuk

menjawab

pertanyaan

karena

pengalaman

mereka

sebelumnya

dengan produk

atau layanan.

Jadi organisasi

harus menjaga

kualitas produk

mereka vise

yang tinggi

yang pada

akhirnya akan

menciptakan

pilihan mereka.

Tidak diragukan

lagi dukungan

selebritis

memiliki efek

kuat pada

penciptaan

pemasaran

tetapi tidak

perlu menyewa

selebriti mahal

untuk mencapai

aspirasi di

Pakistan.

Produk yang

baru

dikembangkan

dapat

diperkenalkan

oleh model yang

menarik, lebih

murah dan

berpengalaman

untuk

menciptakan

kesadaran

16

signifikan bagi

para pemasar

untuk

mempertimbangk

an memilih

selebriti untuk

iklan. Pertama,

pengaruh masing-

masing atribut

pada pembelian

lelang.

Selanjutnya,

hasilnya juga

membantu bagi

para pemasar

untuk memilih

selebriti untuk

iklan produk

mereka.

selebriti L'Oréal

Paris Fall

Repair terhadap

niat pembelian

konsumen

dengan citra

merek sebagai

variabel

mediasi.

You C 1000

agar lebih

menekankan

pada testimony

dalam

mempromosika

n produk

supaya

konsumen lebih

percaya

terhadap produk

yang ditawarkan

perusahaan

sehingga berniat

untuk membeli

produk tersebut.

Selain itu

celebrity

endorser yang

digunakan agar

berpenampilan

menarik

sehingga

karisma dari

seorang

endorser ini

dapat terpancar.

Pihak You C

1000 dalam

mengenalkan

mereknyaagar

memberikan

tampilan-

tampilan baru.

penelitian,

wawancara telah

dilakukan.

Temuan utama

dari tesis ini

adalah bahwa

gambar dari

celebrity

endorser

transfer ke citra

merek. Lebih

jauh lagi,

kepercayaan dan

kesuksesan telah

ditunjukkan

sebagai faktor

penting dalam

celebrity

endorser.

Terakhir,

penelitian

menunjukkan

bahwa atribut

seperti

keakraban, daya

tarik, dan

kesamaan dalam

celebrity

endorser

memengaruhi

niat membeli

konsumen.

produk di pasar.

Untuk

mendapatkan

pangsa pasar,

biaya yang

cukup dan

benar-benar

perlu

berdasarkan

produk harus

diperkenalkan

kepada

pelanggan

rasanya sulit

untuk tetap di

pasar dalam

jangka panjang.

Industri University of

Arts, Science and

Technology,

University

Institute of

International

Business

Management

Program, Petra

Christian

Australian

Journal of

Business and

Management

Research New

Program Studi

Manajemen,

Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis,

Luleå

University of

Technology

Department of

Business

Department of

Business

Administration,

Jinnah

university for

17

Management

Sciences

University South Wales

Research

Centre

Australia

(NSWRCA)

Universitas

Udayana, Bali,

Indonesia

Administration,

Technology and

Social Sciences

women

Persamaa

n

Memiliki variabel

X yang sama

yaitu Celebrity

Endorsement,

Memiliki variabel

Z yang sama yaitu

Purchase

Intention

Memiliki

variabel X yang

sama yaitu

Celebrity

Endorsement,

Memiliki

variabel Y yang

sama yaitu

Brand Image,

Memiliki

variabel Z yang

sama yaitu

Purchase

Intention

Memiliki

variabel X

yang sama

yaitu Celebrity

Endorsement,

Memiliki

variabel Z

yang sama

yaitu

Purchase

Intention

Memiliki

variabel Z yang

sama yaitu

Purchase

Intention

Memiliki

variabel X yang

sama yaitu

Celebrity

Endorsement,

Memiliki

variabel Y yang

sama yaitu

Brand Image,

Memiliki

variabel Z yang

sama yaitu

Purchase

Intention

Memiliki

variabel X yang

sama yaitu

Celebrity

Endorsement,

Memiliki

variabel Z yang

sama yaitu

Purchase

Intention

Perbedaan Objek Penelitian

berbeda

Objek dan

Metode

Penelitian

berbeda

Objek dan

Metode

Penelitian

berbeda

Objek Penelitian

berbeda

Objek dan

Metode

Penelitian

berbeda

Objek Penelitian

berbeda

18