Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

12

Click here to load reader

Transcript of Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

Page 1: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

Bab 1Pendahuluan

Tujuan Pembangunan Milenium Analisis Situasi Implementasi Strategi MPS di Indonesia

Desentralisasi Tujuan Umum

Tujuan Khusus Sasaran

Struktur Buku

Page 2: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

Salah satu hasil Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2000 adalah adanya komitmen internasional untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goal/MDG) pada tahun 2015 sebagai solusi dari ketergantungan antar negara dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk dunia. Ada 8 sasaran MDG (lihat kotak 1) dimana sasaran keempat dan kelima terkait langsung dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Sebagai langkah antisipasi bagi pencapaian target MDG, Departemen Kesehatan melalui Perpres nomor 7 tahun 2005 telah menetapkan 3 dari 4 target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu penurunan angka kematian bayi dari 35 menjadi 26/1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu dari 307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Target Nasional yang terkait dengan 2 sasaran MDG adalah dengan menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Balita (AKBAL) sebesar 2/3 dari angka tahun 1990 (68 dan 97 per 1000 kelahiran hidup) menjadi 32 dan 32 per 1000 kelahiran hidup dan menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 1990 (450 per 100.000 kelahiran hidup) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Target MDG dikategorikan sangat ambisius tetapi bukan berarti tidak mungkin dicapai apabila mobilisasi dan relokasi sumberdaya, baik nasional maupun Internasional dapat dilakukan secara optimal. Keberhasilan pencapaian target tersebut, juga sangat tergantung dari adanya kebijakan dan dukungan politis yang dapat mendukung upaya-upaya pencegahan kematian Ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Analisis Situasi Implementasi Strategi MPS di Indonesia

Walaupun telah dilakukan berbagai upaya untuk memperbaiki sistem pelayanan dan status kesehatan tetapi Survey Kesehatan dan Demografi Indonesia tahun 2002/2003 tidak menunjukkan penurunan AKI, AKB dan AKBAL secara bermakna. Pada tahun 2000, WHO mengenalkan program Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai upaya untuk percepatan penurunan AKI. Tanggal 12 Oktober 2000, Presiden Republik Indonesia yang didampingi oleh Direktur Jenderal WHO, mencanangkan program MPS yang akan lebih

Tujuan Pembangunan Milenium1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan 2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan

perempuan4. Menurunkan angka kematian anak5. Meningkatkan kesehatan ibu6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan

2

Page 3: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

difokuskan pada peningkatan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan bagi ibu hamil, bersalin dan nifas.

Strategi MPS ini diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan rakyat Indonesia yang akan ditunjukkan melalui penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita. Peningkatan status kesehatan tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya pembenahan metoda perencanaan dan implementasi strategi MPS di dalam program kesehatan. Untuk mendukung hal tersebut maka Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan buku “Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer di Indonesia 2001-2010”.

Enam tahun setelah pencanangan program dan pemberdayaan staf kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam melaksanakan strategi MPS, ternyata belum juga memberi dampak perbaikan seperti yang diharapkan. Perencanaan tanpa data yang akurat atau sesuai dengan masalah yang ada dan pilihan intervensi yang belum teruji efektifitasnya terlihat pada rencana kerja kesehatan di hampir semua daerah. Kondisi seperti ini diakibatkan oleh kurang dipahaminya strategi dan metoda perencanaan MPS oleh pengelola program Kesehatan Ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita di daerah. Demikian pula dengan pemahaman pengelola program kesehatan anak di daerah akan strategi kelangsungan hidup anak.

Berdasarkan SDKI, Indonesia telah berhasil menurunkan angka kematian ibu dari 390/100.000KH (1992) menjadi 334/100.000KH (1997), selanjutnya turun menjadi 307/100.000KH (2002) dan pada tahun 2007 menjadi 228/100.000KH.

Penyebab kematian Ibu di Indonesia menurut SKRT 2001 adalah perdarahan (30%), eklampsia (25%), infeksi (12%), komplikasi masa nifas (8%), partus lama/macet (5%), abortus (5%) dan penyebab lain (12%).

Demikian juga, dengan angka kematian bayi dari 68/1.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 menjadi 35/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002. Namun terjadi kesenjangan yang sangat besar antar provinsi. AKB tertinggi terjadi di provinsi Gorontalo (77) dan terendah di provinsi Bali (14). Kesenjangan AKB yang besar juga terlihat pada perbedaan tingkat pendidikan, tempat tinggal (pedesaan dan perkotaan) serta tingkat kesejahteraan. Sebagian besar (57%) kematian bayi terjadi dalam periode neonatal (SDKI 2002-2003). Berbeda dengan AKB, penurunan kematian neonatal terjadi sangat lambat dari 29 tahun 1992 menjadi 20 pada 2002. Berdasarkan data tersebut, penurunan kematian neonatal perlu mendapat perhatian yang lebih besar dalam menurunkan AKB secara keseluruhan.

Penurunan angka kematian balita (AKBAL) sudah cukup tajam yaitu dari 79/1.000 kelahiran hidup (SDKI 1988-1992) menjadi 46/1.000 kelahiran hidup tahun 2002. Seperti halnya AKB, terdapat perbedaan AKBAL yang cukup besar antar provinsi. Berdasarkan SDKI 2002-2003, AKBAL tertinggi di provinsi Nusa Tenggara Barat (103) dan terendah di provinsi Bali (19).

3

Page 4: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

Berdasarkan SKRT 2001, penyebab utama kematian neonatal di Indonesia adalah komplikasi BBLR (29 %), asfiksia (27%), tetanus neonatorum (10%) dan masalah gangguan pemberian ASI (10%). Sedangkan penyebab utama kematian bayi adalah gangguan perinatal (36%), infeksi saluran nafas (28%) dan diare (9%) dan penyebab utama kematian balita adalah penyakit saluran nafas (23%), diare (13%), penyakit syaraf termasuk meningitis dan ensefalitis (12%) dan tifus (11%). Sepertiga dari AKBAL sangat terkait dengan keadaan gizi kurang.

Masih tingginya AKI, AKB dan AKBAL menunjukkan rendahnya status kesehatan ibu, bayi dan balita yang disebabkan oleh rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan, rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga dalam pengenalan tanda bahaya dan perawatan bayi baru lahir, bayi dan balita sakit, perilaku yang belum mendukung hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun serta pola pemberian makan yang salah. Pemberian ASI eksklusif juga masih sangat rendah. Berdasarkan data Susenas, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah 18,1% tahun 2005 dan 21,2% tahun 2006.

Cakupan imunisasi campak secara nasional menunjukkan angka yang cukup tinggi, tapi juga terdapat perbedaaan yang sangat besar antar provinsi dimana provinsi DI Yogyakarta dengan cakupan tertinggi (91,1%) dan terendah provinsi Banten (44%).

Hasil evaluasi program Kesehatan Ibu dan anak di berbagai daerah menunjukkan perlu adanya pedoman pelaksanaan Strategi MPS untuk penguatan pemahaman dan operasionalisasi Strategi MPS dan Child survival bagi pimpinan dan pengelola program KIA di tingkat pusat maupun daerah. Untuk tujuan tersebut maka Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat menyusun Pedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan Child Survival.

Desentralisasi

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan kewenangan yang besar kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan program. Konsekuensi logisnya, pedoman pelaksanaan Strategi MPS dan Child survival akan lebih diutamakan untuk pemerintah kabupaten/kota. Otonomi juga menuntut peningkatan kemampuan pengelolaan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota. Dalam implementasi program, daerah bertanggung-jawab untuk mencapai target yang ditentukan dan disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia, serta mengacu pada standar nasional yang telah ditetapkan. Strategi, Luaran dan Kegiatan MPS dan Child survival adalah acuan bagi daerah untuk merencanakan dan melaksanakan program perbaikan status Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Balita di daerah.

Tujuan Umum

Buku Pedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan Child Survival merupakan acuan bagi pimpinan dan pengelola program KIBBLA untuk menyusun dan

4

Page 5: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

menerapkan empat strategi utama MPS dan startegi kelangsungan hidup anak secara efektif dengan menggunakan pendekatan koordinatif, integratif dan komprehensif bagi perbaikan dan peningkatan derajat KIBBLA

Tujuan Khusus

Pedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan Child Survival diharapkan dapat menjadi pedoman operasional bagi pimpinan dan pengelola KIBBLA agar mampu mengimplementasikan strategi MPS dan strategi kelangsungan hidup anak dalam:

Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir, bayi dan anak balita berdasarkan prioritas masalah, efektifitas dan efisiensi sumberdaya yang tersedia, keterpaduan dan kemitraan lintas program dan sektor.

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir,bayi dan anak balita.

Penguatan peran dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan secara adekuat dalam upaya menurunkan jumlah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita

Perbaikan kinerja tenaga kesehatan melalui pelatihan klinik yang berdasarkan kompetensi dan mengacu pada pencapaian kualifikasi dan penerapan praktik terbaik di institusi pelayanan kesehatan

Perbaikan kinerja lembaga pendidikan tenaga kesehatan dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil dan handal

Advokasi bagi lembaga pemerintah, badan legislatif dan pemegang otoritas bidang kesehatan (pusat dan daerah) untuk mendukung program KIA, alokasi sumberdaya, dan menjamin kualitas pelayanan kesehatan Ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita

Mobilisasi masyarakat untuk mewujudkan keluarga dan budaya hidup sehat, pemanfaatan fasilitas kesehatan, berperan-serta dalam penyediaan dan kualitas pelayanan kesehatan

Menggalang kemitraan dengan pengampu (stakeholders) dan mitra strategis dalam pengkayaan sumberdaya dan melaksanakan program KIA yang efektif

Berbagai panduan, instrumen, standard dan modul pelatihan telah dikembangkan sehubungan dengan intervensi untuk mendukung tercapainya tujuan strategi MPS. Berikut adalah deskripsi singkat masing-masing intervensi MPS, sedangkan rangkumannya dapat dilihat pada lampiran 3, halaman 111.

Pedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan Child SurvivalAdalah Panduan operasional bagi Perencana dan Pelaksana program di Kabupaten/Kota dalam merencanakan dan mengimplementasikan strategi MPS dan child survival. Dalam panduan ini juga diuraikan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk membantu upaya percepatan penurunan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

5

Page 6: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

Pedoman DTPS KIBBLA Adalah Panduan untuk penyusunan rencana kegiatan KIBBLA melalui pendekatan tim perencanaan kabupaten Suatu Proses Pemecahan Masalah. Pendekatan ini akan sangat membantu pengelola program di Kabupaten yang bertanggung jawab untuk KIBBLA untuk dapat memecahkan masalah di Kabupaten dalam menurunkan AKI, AKB dan AKBAL

Pedoman Pelatihan APNAdalah Panduan pelatihan yang berisikan panduan pelatihan standarisasi persalinan normal bagi petugas kesehatan yang membantu persalinan normal di berbagai tingkatan.

Pedoman PPGDONAdalah Panduan pelatihan standardisasi dan implementasi Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal bagi petugas kesehatan.

Pedoman Pelatihan PONEDAdalah Panduan pelatihan standardisasi dan implementasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar bagi petugas kesehatan.

Pedoman Pelatihan PONEKAdalah Panduan pelatihan standardisasi dan implementasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi komprehensif

Manajemen Asfiksia Bayi Baru LahirAdalah Panduan pelatihan standardisasi dan implementasi Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir bagi bidan.

Manajemen BBLRAdalah Panduan pelatihan standardisasi dan implementasi Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah untuk Bidan di Desa

Pedoman Teknis pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis pada Bayi Baru LahirAdalah Panduan pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis pada Bayi Baru Lahir bagi tenaga kesehatan

Kualifikasi dan AkreditasiAdalah Panduan pelatihan dan pelaksanaan kualifikasi petugas dan akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan.

Pedoman MTBSAdalah merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya pengobatan terhadap penyakit: pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit meliputi imunisasi, pemberian Vitamin A dan konseling pemberian makan.

6

Page 7: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

Buku KIAAdalah Buku kesehatan ibu dan anak yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak.

Paket Penyeliaan FasilitatifAdalah Panduan pelatihan dan pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif yang dilakukan oleh Pengelola KIA, Bidan Koordinator pengelola KIA Puskesmas Kepala Puskesmas, Bidan Koordinator Puskesmas di Kabupaten terhadap Bidan di Desa., Bidan Praktek swasta, BPS, Bidan Pustu, Bidan Puskesmas Keluarahan.

Pedoman KPPAdalah Panduan Pelatihan bagi petugas Dinkes Kabupaten untuk meningkatkan kapasitas komunikasi perubahan perilaku.

Pedoman Praktis P4KAdalah Panduan dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan P4K

Pedoman AdvokasiAdalah Panduan pelatihan advokasi bagi tim advokasi Kabupaten

Petunjuk Pelaksanaan Dana DekonAdalah Panduan bagi pelaksana program KIA di Kabupaten untuk melaksanakan dana dekon sesuai dengan peraturan yang ada

Pedoman Bidan DelimaAdalah Panduan manajemen dan petunjuk teknis pelaksanaan program Bidan Delima yang dilengkapi dengan instrumen Pra Kualifikasi, Kajian Mandiri, Validasi dan panduan fasilitator

Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis HAM dan Keadilan Gender: Adalah pedoman pelaksanaan program kesehatan ibu dan bayi baru lahir dalam upaya mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.

Pedoman PWS KIA Adalah panduan manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah secara terus menerus, untuk tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah.

Pedoman AMP Adalah Pedoman untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian dengan tujuan untuk mencegah kesakitan dan kematian di masa yang akan datang.

7

Page 8: Bab 1 MPS and Child survival Indonesia.doc

Buku pedoman pelaksanaan MPS dan Child Survival merupakan referensi yang harus dipergunakan bersama dengan paket program, modul atau instrumen terkait lainnya, seperti yang tertera di atas.

SasaranPedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan Child Survival ditujukan bagi para:pimpinan, perencana, pengelola dan pelaksana program kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita untuk menyusun perencanaan, implementasi, pemantauan dan evaluasi program ditingkat Nasional, Propinsi, kabupaten / Kota hingga Kecamatan.

Struktur Buku

Pedoman ini disajikan dalam 6 bab dan pengantar. Bagian pengantar menjelaskan latar belakang dan perlunya strategi Making Pregnancy Safe dan Child Survival diimplementasikan dengan tepat dan juga menjelaskan penggunaan buku panduan strategi MPS dan child survival pada saat proses perencanaan, implementasi, monitoring dan implementasi program KIBBLA.  

                                 Bab 1 Menjelaskan tentang keterkaitan dari upaya penurunan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita dengan Perpres No 7 tahun 2005 dan MDG goals 4 dan goals 5, analisa situasi dan tujuan dari pedoman

Bab 2 Strategi Making Pregancy Safer dan Child Survival, menguraikan 4 strategi utama MPS, 3 pesan kunci dan prinsip dasar yang perlu dipahami dalam strategi MPS serta strategi untuk kelangsungan hidup anak bagi pengampu utama (stakeholder) di tingkat Nasional, Propinsi, Kabupaten dan Kecamatan dalam implementasi program strategi MPS dan Child Survival.

Bab 3. Tiga komponen utama program KIBBLA  menjelaskan tentang manajemen program, rencana kerja, advokasi dan persiapan pelaksanaan, penyiapan pelayanan kesehatan berkualitas, model sistem pelayanan terpadu, pengembangan ketrampilan dan mobilisasi masyarakat.

Bab 4. Aplikasi Strategi MPS dan Child Survival, menjelaskan tentang implementasi, pemantauan dan evaluasi

Bab 5. Luaran dan Kegiatan MPS dan Child Survival, menjelaskan tentang meningkatkan akses dan cakupan pelayanan, kemitraan, pemberdayaan wanita dan keluarga serta mendorong keterlibatan masyarakat.

Bab 6. Penutup membahas tentang pencapaian MDG dan program pendukung implementasi MPS dan Child Survival.

8