Bab 1 Investasi Dalam Saham Tugas Adv2

download Bab 1 Investasi Dalam Saham Tugas Adv2

of 46

Transcript of Bab 1 Investasi Dalam Saham Tugas Adv2

Bab 1 investasi dalam saham

INVESTASI DALAM SAHAM

1.INVESTASI1.1DEFINISI INVESTASIDefinisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.Menurut Sunariyah Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatanoutputyang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.

1.2JENIS-JENIS INVESTASIMenurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain:a.Tabungan dibankDengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.b.Deposito di bankProduk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.c.SahamSaham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebutcapital gainmaupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.d.PropertiInvestasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah ataurumah.Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :(a)Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.(b)Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.e.Barang-barang koleksiContoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.f.EmasEmas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia,Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.g.Mata uang asingSegala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing diIndonesiamenganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.h.ObligasiObligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.i.Reksa danaWadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen Investasi.

1.3BEBERAPA ALASAN MELAKUKAN INVESTASIa.Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.b.Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.c.Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan.

2.SAHAM2.1DEFENISI SAHAMSaham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodai membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capitat gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden dan capital gain.Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai buku-buku teks, antara lain:a)Menurut Gitman:Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. (Gitman:2000, 7)b)Menurut Bernstein:Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197)c)Menurut Mishkin:Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin:2001, 4).

2.2SEJARAH SAHAMPerusahaan pertama yang mengeluarkan saham diperkirakan adalah Stora Kopparberg pada abad 13. Stora adalah perusahaan terbuka tertua dan masih ada sampai sekarang. Awalnya dikenal dengna nama Stora Kopparberg, Perusahaan ini diijinkan oleh oleh King Magnus IV dari Swedia pada tahun 1347. Saham pertama perusahaan ini bahkan tercatat pada tahun 1288, dan kegiatan pertambangannya mungkin lebih jauh sebelumnya. Dengan menggunakan tahun mulai berdiri 1288, maka menjadikan Stora Kopparberg menjadi bisnis tertua yang ke 18 di dunia. Pada tahun 2000 perusahaan ini mendirikan Consolidated Papers, Inc di Amerika Serikat. Pada tahun 2000 Stora Enso dan AssoDomn membentuk joint company dengan nama Billerud AB, untuk memproduksi Kertas Pembungkus.Stora Enso Oyj (NYSE: SEO) adalah sebuah pabrik bubuk kertas dan kertas yang dimiliki oleh orang Finish-Swediais, yang dibentuk dari merger antasa perusahaan Swedia yang bergerak dibidang pertambangan dan perhutanan dengan nama Stora dan sebuah perusahaan Perhutanan dari Finnish bernama Enso-Gutzeit Oy pada tahun 1998. Perusahaan ini berkantor pusat di Helsinki, dan mempekerjakan sebanyak 46.000 karyawan. Pada tahun 2002 perusahaan ini adalah perusahaan bubuk kayu dan kertas terbesar kelima dalam hal pendapatan. Dan pada tahun 2005 perusahaan ini menjadi perusahaan pupuk kayu dan kertas terbesar di dunia dalam hal kapasitas produksi. Negara bagian Finnish adalah pemegang saham terbesar di perusahaan ini.Enso-Gutzeit Oy didirikan pada abad ke 19 di Norwegia dengan nama W. Gutzeit & Co. oleh Wilhelm Gutzeit, saudara tiri dari Benjamin Wegner seorang indutrialis. Anaknya Hans Gutzeit memindahkan perusahaannya ke Finlandia, dimana akhirnya menjadi perusahaan perhutanan terbesar di negara itu. Dari 1926 sampai dengan merger dengan Stora pada tahun 1998, perusahaan ini dikenal dengan nama Enso-Gutzeit Oy.

2.3JENIS-JENIS SAHAMDalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas iinjuk. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stoks) dan saham preferen (preffered stocks).a.Saham Biasa (Common Stock)Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta daiam pembagian laba daiam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba.Menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri - ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:1)Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.2)Memiliki hak suara (one share one vote).3)Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.b.Saham Preferen (Preferred Stock)Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.Adapun ciri - eiri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat (1995:385)adalah:1)Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.2)Tidak memiliki hak suara,3)Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.4)Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.c.Saham Harta (Treasury Stock)Saham harta adalah saham yang dibeli kembali dari masyaratakatd.Saham Kelas Ganda (Dual Class Stock)Saham kelas ganda adalah saham yang memiliki beberapa kelas saham yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.

3.INVESTASI DALAM SAHAM3.1INVESTASI DALAM SAHAMSuatu perusahaan mengalami kelebihan dana lantaran usahanya mengalami boomimg atau mampu mencapai sasaran targetnya. Manajer keuangan sebagai orang yang mempunyai accountability di dalam mengatur lalu lintas dana perusahaan (cash flow) harus mampu mengoptimalkan penggunaan dana. Artinya jangan sampai ada dana yang menganggur (idle money). Sebab jika tidak maka perusahaan akan banyak mengalami kerugian. Perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan dan peluang bisnis yang menguntungkan. Ada beberapa cara untuk memanfaatkan kelebihan dana sekalian mengais keuntungan, salah satunya melalui investasi dalam bentuk saham.Investasi dalam bentuk saham, atau biasa disebut investasi saham merupakan pembelian atau penyertaan atau kepemilikan saham perusahaan lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan lainnya. Keuntungan diperoleh dari bagian dividen yang dibagikan sesuai dengan penyertaan modal atau bagian sahamnya. Keuntungan lainnya bisa berupa control management yaitu hak menentukan kebijakan atas perusahaan yang dibeli. Control management diperoleh jika kepemilikan saham mencapai jumlah mayoritas. Perusahaan yang melakukan investasi saham disebut perusahaan induk (parent company), sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut perusahaan anak (subsidiary company). Hubungan keduanya biasa disebut perusahaan yang berafiliasi (parent-subsidiary affiliation).Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk saham mempunyai maksud atau beberapa alasan, antara lain; untuk menebarkan resiko (risk spread), memperkokoh jaringan pasar, memperkuat distribusi, menjaga suplai bhan baku jika perusahaan yang dibeli merupakan penyuplai (suplier) bahan baku dan memperkuat manajemen.

3.2KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INVESTASI SAHAM1.Keuntungan Investasi Sahama.DividenDividen yaitupembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa devien tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa deviden stock yang artinya setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah saham sehingga sejumlah saham yang dimiliki investor bertambah dengan adanya pembagian di=eviden stock tersebut.b.Capital GainCapital gainmerupakan selisih antara harga beli dan harga jual, dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli,capital gainterbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan di pasar sekunder. Misalnya seorang pemodal membeli saham BUMI dengan harga per lembar Rp.5000 kemudian menjualnya dengan harga Rp.5500 per lembarnya, yang berarti pemodal tersebut telah mendapatkancapital gainsebesar Rp.500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek untuk mengejar keuntungan melaluicapital gain.c.Saham BonusDisamping 2 keuntungan tersebut, maka pemegang saham juga di mungkinkan untuk mendapatkanSaham Bonus.Saham bonus (jika ada) yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham yang diambil dari agio saham, agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum dipasar perdana, misalnya setiap saham dengan nilai nominal Rp.500 dijual dengan harga Rp.800 maka setiap saham akan memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp.300 setiap sahamnya.2.Kerugian Investasi Sahama.Tidak mendapat devidenPerusahaan akan membagikan deviden jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan pemodal untukmendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.b.Capital LossDalam aktifitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor menjual sahamnya lebih rendah harganya dari harga belinya, dengan demikian investor mengalamicapital loss. Misalnya seorang investor membeli saham BUMI pada harga Rp.5000 per lembarnya, namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga Rp.4500 per lembarnya, berarti investor tersebut mengalami kerugian sebesar Rp.500 per lembarnya, kerugian tersebut yang disebutcapital loss.Dalam jual beli saham, terkadang seorang investor untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham, maka investor tersebut rela menjual sahamnya dengan harga lebih rendah dari harga belinya, istilah ini dikenal denganCut Loss.c.Perusahaan bangkrut dan dilikuidasiJika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemeganng saham akan mendapat posisi lebih rendah dibandingkan kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa baru akan dibagikan kepada pemegang saham.d.Saham didelistdari bursa(delisting)Resiko lain yang di hadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek(delist). Suatu saham perusahaan didelistdi bursa umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa. Adapula perusahaan yang didelistkeluar dari bursa dengan tujuanGo Private, perusahan yang melakukanGo Privatetidak merugikan investor karena perusahaan penerbit saham tersebut melakukanBuy Backterhadap saham yg diterbitkan.e.Saham diSuspendJika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga saham yang disuspendtersebut dicabut dari status suspend. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat misalnya dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang menyebabkan saham di suspend yaitu suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk kemudian diminta konfirmasi lainnya. Sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi, jika setelah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka statussuspendatas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.

Akuntansi memberikan batasan kuantitatif tingkat kepentingan kepemilikan dalam menentukan apakah suatu investasi dikatakan pasif, berpengaruh signifikan, atau mengendalikan. Tingkat kepemilikan kurang dari 20% diasumsikan sebagai investasi pasif, antara 20% sampai dengan 50% diasumsikan berpengaruh signifikan, dan di atas 50% dianggap mengendalikan (controlling interest).Meskipun demikan, asumsi tersebut harus dipahami sebagai asumsi awal (default assumption). Dalam praktik, akuntan harus memperhitungkan semua bukti untuk menentukan apakah investasi tergolong pasif, berpengaruh signifikan, atau mengendalikan.IAS 27Consolidated and Separate Financial Statements, misalnya, memberikan panduan terkait kemungkinan adanya kendali (control) meskipun kepentingan kepemilikan kurang dari 50%. Di samping itu,hak suara potensial(potential voting rights) juga harus diperhitungkan.IASB mengatur pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, termasuk investasi dalam instrumen ekuitas (saham), di dalam IAS 39Financial instruments Recognition and Measurement. Dengan demikian, perlakuan akuntansi untuk investasi yang tergolong pasif mengacu kepada standar ini.Sebagaimana dibahas padapost sebelumnya, jika sebuah perseroan mengendalikan sebuah kelompok usaha (group), IAS 27Consolidated and Separate Financial Statementsmengharuskan pelaporan keuangan pada dua tingkatan. Pada tingkatan badan hukum, investor pengendali (disebut juga perusahaan induk parent) dan entitas-entitas lainnya di dalamgroupyang berbadan usaha perseroan diharuskan untuk menyusunlaporan keuangan terpisah(separate financial statements). Di samping itu, perusahaan induk juga diharuskan mengkonsolidasikan laporan-laporan keuangan entitas-entitas yang berada di bawah kendalinya (dikenal dengan istilah perusahaan anak subsidiaries).Pada tingkatan badan hukum, laporan keuangan terpisah harus memperlakukan investasi dalam saham dengan metode kos (harga pokok) atau mengacu kepada IAS 39, terlepas dari apakah investasinya itu mengendalikan (controlling) atau berpengaruh signifikan (significant influence).Perlakuan yang berbeda harus diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Investasi dalam saham yang tergolong mengendalikan (investasi dalam perusahaan anak) harus dieliminasi atau dihilangkan dari laporan keuangan konsolidasi. Sebagai penggantinya, transaksi-transaksi dan saldo-saldo sejenis di dalam laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak digabungkan.Sementara itu, jika perusahaan induk juga memiliki investasi dalam saham yang tergolong berpengaruh signifikan (disebut jugainvestasi dalam perusahaan asosiasi), di dalam laporan keuangan konsolidasi, investasi ini harus deperlakukan dengan metode ekuitas (equity method).Tan & Lee (2009) menyajikan dua tingkatan pelaporan kelompok usaha (group) sebagaimana dalam tabel berikut:Laporan keuangan terpisahLaporan keuangan konsolidasi

Investasi dalam perusahaan anak (jika perusahaan induk mengendalikan perusahaan anak)IAS 27Investasi diperlakukan dengan:(1) Metode kos, atau(2) Mengacu kepada IAS 39, sebagai instrumen keuangan.IAS 27Investasi dieliminasi dan asset netto perusahaan anak dikonsolidasi dengan asset netto perusahaan induk

Investasi dalam perusahaan asosiasi (jika investor mempunyai pengaruh signifikan terhadap investee)IAS 28Investasi diperlakukan dengan:(1) Metode kos, atau(2) Mengacu kepada IAS 39, sebagai instrumen keuanganIAS 27Investasi diperlakukan dengan metode ekuitas

konsep dasar fair value / biaya dan metode ekuitasAkuntansi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah input (data-data transaksi) menjadi output (laporan keuangan) yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Suatu entitas akan menggunakan akuntansi untuk menunjukkan bahwa kondisi keuangannya layak untuk mendapatkan tambahan kredit, atau untuk menunjukkan bahwa entitas tersebut aman untuk dijadikan tempat berinvestasi. Suatu entitas juga akan menggunakan akuntansi untuk meninjau apakah pemasoknya masih layak, apakah entitas sudah mengalahkan pesaing, atau apakah strategi bisnis yang dicanangkannya sudah berhasil.Dalam konsep perekonomian saat ini, setiap entitas bebas untuk melakukan aktivitas ekonomi. Setiap entitas juga bebas untuk mengoptimalkan input dan proses untuk mendapatkan output. Prinsip ekonomi ini jika ditambah dengan sifat dasar manusia yaitu keserakahan (greed) akan menjadikan akuntansi sebagai alat untuk melakukanfraud.Sejak akuntansi pertama kali ditemukan, pelaporan keuangan telah diatur sedemikian rupa sehingga laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang benar-benar dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, akuntan menemukan banyak celah dalam pendekatan-pendekatan pelaporan keuangan yang telah ada, untuk melakukanfraud. Hal ini merupakan salah satu sebab munculnya pengaturan akuntansi baru yang berbasis prinsip yaitu IFRS.Dalam IFRS dikembangkanlah pendekatan-pendekatan baru dalam pelaporan keuangan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan keterbandingan laporan keuangan. Misalnya, ditingkatkannya pengungkapan informasi kualitatif transaksi, pengaturan untuk pelaporan keuangan menggunakan pendekatan prinsip bukan lagi aturan, dihapusnya pos-pos luar biasa, penyajian laporan keuangan diubah untuk mencerminkan sifat laporan keuangan, dan penggunaan pendekatan pengukuran nilai wajar (fair value).Sebelum digunakannya International Financial Reporting Standards (IFRS), akuntansi menggunakan dasar kos historis (historical cost) untuk pengukuran transaksinya. Dalam konsep ini, pos-pos laporan keuangan diukur sebesar kos pada waktu terjadinya transaksi. Kos ini kemudian akan menjadi dasar pelaporan besarnya suatu pos untuk periode selanjutnya, selama pos tersebut masih dilaporkan. Keuntungan dari digunakannya pendekatan kos historis ini adalah, besarnya pos laporan keuangan dapat dibuktikan dengan mudah karena berdasarkan transaksi yang telah terjadi. Namun, ketika terjadi penurunan atau peningkatan nilai suatu pos di pasar (bisa jadi karena inflasi atau deflasi, atau karena kelangkaan produk, dan lain sebagainya), pos yang dilaporkan tidak akan mencerminkan nilai yang berubah ini. Misalnya, menggunakan kos historis suatu gedung dicatat sebesar Rp100.000.000 pada tahun pertama. Pada tahun kelima, nilainya menjadi Rp50.000.000 (asumsi digunakan depresiasi garis lurus untuk umur ekonomik 10 tahun). Karena peningkatan nilai strategis lingkungan, nilai gedung-gedung di lingkungan sekitar untuk perolehan di tahun yang sama, meningkat 5 kali lipat (berarti untuk gedung yang dimiliki menjadi sekitar 250 juta). Dalam hal ini, kos historis tidak mencerminkan nilai dari aset tetap pada saat pelaporan. Konsep ini bisa saja disanggah oleh para penganut kos historis (termasuk Amerika yang agak sulit untuk mau melakukan konvergensi dengan IFRS), karena peningkatan aset sebesar 250 juta tadi sebetulnya akan diakui jika gedung dijual pada saat itu. Namun pada kenyataanya gedung belum dijual (sesuai dengan konsep kos melekat), sehingga peningkatan nilai gedung karena nilai wajar(pasar)nya meningkat tidak bisa diakui, kecuali transaksi sudah terjadi.Tetapi, inilah keuntungan dan tujuan dari penggunaan nilai wajar. Suatu aset dan liabilitas yang dimiliki, dinilai berdasar seberapa bernilainya (worth) pos-pos dari elemen tersebut pada saat pelaporan. Seberapa bernilai ini artinya, entitas menampilkan nilai sesungguhnya dari entitas pada saat pelaporan, bukan nilai masa lalunya pada saat pelaporan.Apa sebetulnya nilai wajar itu, dan untuk mengukur apa?Nilai wajar didefinisikan dalam IFRS sebagai, the amount for which an asset could be exchanged between knowledgeable, willing parties in an arms length transaction. Nilai wajar ini digunakan untuk mengukur:1. Satu aset2. Sekelompok aset3. Satu liabilitas4. Sekelompok liabilitas5. Konsiderasi bersih dari satu atau lebih aset dikurangi satu atau lebih liabilitas terkait6. Satu segmen atau divisi dari sebuah entitas7. Satu lokasi atau wilayah dari suatu entitas8. Satu keseluruhan entitasYang dimaksud dengan pengukuran di atas bukan merupakan pengukuran awal. Untuk pengukuran awal (saat aset diakuisisi atau liabilitas muncul), entitas tetap menggunakan dasar kos pada saat terjadinya transaksi. Setelah pengukuran awal (biasa disebut sebagai pengukuran setelah pengukuran awal), yaitu saat pelaporan keuangan (dan untuk pelaporan seterusnya, selama aset masih dikuasai), entitasboleh memilihmodel kos (berdasar kos historis) atau model revaluasi (berdasar nilai wajar) untuk mengukur pos-pos laporan keuangannya.Dari definisinya, dapat disimpulkan bahwa nilai wajar diukur menggunakan dasar ketika aset (atau liabilitas) dapat ditukar, bukan ketika aset (liabilitas) benar-benar ditukar. Cara mengukur ketika aset (liabilitas) dapat ditukar adalah menggunakan:1. Pendekatan Pasar. Dalam pendekatan ini, nilai wajar diukur berdasarkan harga pasar atau informasi relevan lain yang dihasilkan dari transaksi di pasar. Hal ini termasuk harga aset (liabilitas) sejenis yang ada di pasar, dan metode penilaian lain yang konsisten dengan pendekatan pasar. Urutan yang digunakan jika nilai wajar menggunakan pendekatan pasar adalah, pertama harga pasar aset (liabilitas) pada saat pelaporan, jika tidak terdapat harga pasar aset (liabilitas) maka menggunakan harga pasar aset (liabilitas) sejenis, jika tidak terdapat harga pasar aset (liabilitas) sejenis maka menggunakan model yang konsisten dengan pendekatan pasar (contohnya modelmatrix pricing, dll)2. Pendekatan Penghasilan. Pendekatan ini menggunakan teknik penilaian untuk mengubah nilai masa depan (contohnya aliran kas atau laba) ke nilai kininya terdiskonto (discounted). Pengukuran nilai wajar dalam pendekatan ini menggunakan dasar nilai yang dilihat dari harapan pasar kini atas nilai aset (liabilitas) masa depan. Pendekatan ini termasuk menggunakan nilai kini (present value, option pricing).3. Pendekatan Kos. Pendekatan kos disebut juga pendekatan kos pengganti kini (current replacement cost). Kos pengganti ini adalah jumlah yang diperlukan untuk menggantikan suatu aset.Pendekatan nilai wajar seperti yang ditunjukkan di atas memiliki banyak celah untuk dilakukannyafraud. Pertama, jika nilai wajar didasarkan pada harga pasar, maka akan ada kemungkinan bahwa harga pasar suatu aset ada dalam kisaran tertentu. Misalnya, mobil kijang tahun 1998 pada saat pelaporan di tahun 2002 harganya belum tentu sama antara satu penjual dengan penjual lain. Mobil kijang ini pasti akan ada dalam kisaran harga. Oleh karena itu, penilai harus menentukan harga pasar yang mana yang akan diambil untuk disajikan. Dalam hal ini,frauduntuk meningkatkan nilai aset dapat terjadi. Namun kembali lagi bahwa kisaran harga yang akan diambil seharusnya cukup wajar. Kemungkinanfraudkedua adalah, jika tidak tersedia pasar, maka penilai akan menggunakan model yang konsisten dengan pendekatan pasar. Penggunaan model untuk menentukan nilai wajar ini merupakan celah untuk dilakukannyafraud. Kemungkinanfraudketiga adalah, jika pengukuran nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan, maka akan ada celah dalam melakukan perhitungan nilai harapan pasar masa kini atas nilai masa depannya. Kemungkinan keempat adalah, penentuan estimasi kos pengganti. Estimasi merupakan suatu hal yang sangat sulit ditentukan kebenarannya. Entitas maupun penilai dapat melakukan justifikasi atas dasar estimasi yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu celah untuk dilakukannyafraud.Berbagai kemungkinan lain dapat terjadi dalam pengukuran nilai wajar. Hal ini dikarenakan nilai wajar tidak berdasarkan pada bukti historis, namun didasarkan pada seberapa bernilainya aset (liabilitas) pada saat pelaporan. Tidak adanya bukti historis ini (kecuali untuk pendekatan pasar yang observable), merupakan suatu celah untuk dilakukannyafraud. Entitas biasanya cenderung untuk meningkatkan nilai aset dan pendapatannya atau menurunkan nilai liabilitas dan biayanya. Oleh karena itu, penggunaan nilai wajar merupakan suatu tantangan baru bagi profesi jasa penilai dan auditor.

Akuntansi metode ekuitas pada dasarnya adalah akuntansi akrual untuk investasi ekuitas yang memungkinkan perusahaan investor menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan investi. Definisi pengaruh signifikan dijelaskan dalam APB OpinionNo.18paragraf 17 sebagai berikut:Dewan menyimpulkan bahwa akuntansi metode ekuitas untuk investasi pada saham biasa seharusnya digunakan oleh investor yang investasinya pada saham berhak suara memberikan kemampuan yang signifikan untuk mempengaruhi kebijakan operasi dan financial dari investi meskipun kepemilikannya atas saham berhak suara 50% atau kurang

Kemampuan untuk menggunakan pengaruh signifikan didasarkan pada tes kepemilikan 20% seperti yang dijelaskan oleh APB:Jika investor memiliki (baik langsung maupun tidak langsung) melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada perusahaan investi, maka investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan atau jika investor memiliki (baik langsung maupun tidak langsung) melalui anak perusahaan, kurang dari 20% dari hak suara pada perusahaan investi, maka investor dipandang tidak mempunyai pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. (Floyd A. Beams)Metode ekuitas didsarkan pada teori bahwa akuntansi untuk suatu investasi dalam sebuah perusahaan anak harus parallel dengan akuntansi perusahaan induk. Hubungan perusahaan induk dan anak tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu perubahan yang terjadi dalam kepemilikan modal pada perusahaan anak memerlukan perlakukan atau penyesuaian pada perusahaan induk. Berdasarkan metode ekuitas, maka:1. Investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian dan deviden.2. Investor akan mencatat laba dari perusahaan investi, bila perusahaan investi memperoleh laba dan akun investasi akan bertambah.3. Investor akan mencatat kerugian dari perusahaan investi, bila perusahaan investi menderita kerugian dan ini akan dicatat sebagai pengurang akun investasi.Dapat disimpulkan, bahwa bila memiliki investasi antara 20-50% saham biasa sebuah perusahaan, maka umumnya investor tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atas kegiatan-kegiatan keuangan dan operasi perusahaan penerbit saham. Setiap akhir periode harga pokok tersebut akan disesuaikan dengan L/R yang diperoleh perusahaan penerbit saham. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang saldo perkiraan investasi dalam saham. Jadi ekuitas perusahaan pemegang saham anak akan berubah akibat:1. Adanya L/R yang diperoleh perusahaan anak.2. Adanya pembagian deviden perusahaan anak.3. Akibat penanaman modal baru.Dalam hal pencatatan investasi saham pada perusahaan anak, selalu diadakan penyesuaian terhadap adanya perubahan yang terjadi dalam perusahaan anak, sehingga rekening investasi saham senantiasa mengikuti perkembangan yang terjadi pada perusahaan anak, maka metode yang dipakai adalah metode ekuitas.Metode Pencatatan Investasi Dalam Saham

Metode Pencatatan Investasi Dalam SahamYang dimaksud dengan persentase pemilikan saham adalah persentase jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Persentase pemilikan saham dan metode pencatatannya adalah sbb:Persentase pemilikan:Metode Pencatatan :Kurang dari 20%Metode nilai wajar20% sampai dengan 50%Metode akuitas

Metode Nilai wajar (Pemilikan kurang dari 20%)Persentase saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% maka investor memandang investasi trsbt tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang saham dimilikinya. Sistem akuntansi dalam saham yang persentase pemilikannya kurang dari 20% dapat dibedakan menjadi 2 bagian adalah a) Investasi saham tersedia untuk dijual (available for sale), b) Invetasi untuk dapat diperdagangkan (trading).Perlakuan akuntansi investasi untuk kepemilikan yang persentasenya kurang dari 20% akan menggunakan nilai wajar (fair value method), menurut PSAK no.50 diartikan jumlah yang dapat diperoleh dari pertukaran instrumen keuangan dalam transaksi antar pihak-pihak yang bebas,bukan karena paksaan atau dilikuidasi.lin dan penjualan tinggi (sangat sering dilakukan) dan investor memilikinya dalam rangka menapatkan laba dari perbedaan harga jangka pendek, maka investasi ini harus dikelompokkan dalam kelompok diperdagangkan dan dineraca disajikan dalam kelompok aktiva lancar.Menurut PSAK no 50, investasi yang masuk kelompok tersedia untuk dijual dapat disajikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar dalam neraca berdasarkan keputusan manajemen. Bila skala frekuensi pembSaham dibuat laporan keuangan nilai wajar saham yang dimili oleh investor berbeda dengan harga perolehannya,maka perbedaan tersebut dicatat dalam rekening perusahaan laba atau rugi belum direalisasi.saldo rekening laba atau rugi tersebutbelum direalisasi yang berasal dari investasi saham dari kelompok diperdagangkan (trading) harus diakui sebagai laba.saldo rekening laba atau rugi yang belum direalisasi berasal dari invetasi saham dari kelompok tersedia untuk dijual (available for sale) harus dimasukkan kedalam komponen modal yang disajikan secara terpisah dan tidak boleh diakui sebagai laba samapi laba tersebut dapat direalisasi.berikut adalah pencatatan transaksi investasi dalam saham.Jurnal dibuat untuk mencatat investasi saham Jika pembelian saham secara tunai adalah :Tersedia untuk dijualDiperdagangkanInvestasi saham tersedia utk dijualxxInvetasi saham diperdagangkanxxKasxxxKasxxx

Ketika investor memiliki kepentingan kepemilikan kurang dari 20%, maka dianggap investor memiliki pengaruh yang kecil ataupun tidak memiliki pengaruh terhadap pemilik saham (investee). Jika harga pasar tersedia, maka sekuritas ekuitas dinilai dan dilaporkan menggunakan metode nilai wajar (fair value method). Namun, apabila nilai pasar wajar tidak tersedia, makainvestasi dinilai dan dilaporkan sebesar kos perolehan (Cost Method). Metode nilai wajar mengharuskan perusahaan mengklasifikasi sekuritas ekuitas pada saat pemerolehan sebagai Sekuritas siap jual (Available for sale securities) ataupun Sekuritas Perdagangan (Trading securities). Sekuritas siap jualContoh:Pada 3 November 2004 PT. Republik membeli saham biasa dari bebrapa perusahaan (kepemilikan