bab 1 edit

14
POTENSI CINCAU HITAM UNTUK KESEHATAN : KAJIAN PUSTAKA Healthy Potential of Black Grass Jelly (Mesona palustris Bl.): A Review Dwiratie Regina Cahyani Program Studi Farmasi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung ( UNISBA ) Jl. Ranggamalela No. 1, Bandung Email: [email protected] Abstrak Tanaman janggelan atau yang biasa dikenal dengan cincau hitam (Mesona palustris Bl.) adalah salah satu bahan pangan yang digunakan sejak zaman dahulu sebagai pengobatan tradisional. Banyak peneliti yang telah mengembangkan produk pangan berbasis cincau hitam dalam bentuk minuman. Cincau sangat baik dikonsumsi oleh semua kalangan. Bahan ini sangat kaya mineral terutama kalsium dan fosfor. Cincau hitam juga memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti antioksidan, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan lain-lain. Kandungan senyawa bioaktif dari bahan-bahan tersebut menjadikan cincau hitam sebagai produk fungsional yang mampu berperan sebagai imunomodulator, hepatoprotektor, antikanker, antihipertensi, antimutagenik, antidiabetes, antiradang, dan lain-lain. Kata kunci: Cincau Hitam, Kesehatan Abstract Janggelan or black grass jelly (Mesona palustris Bl.) is one of the foods are used since ancient times as a traditional medicine. Researchers have developed a black grass jelly based

description

bab

Transcript of bab 1 edit

Page 1: bab 1 edit

POTENSI CINCAU HITAM

UNTUK KESEHATAN : KAJIAN PUSTAKA

Healthy Potential of Black Grass Jelly (Mesona palustris Bl.): A Review

Dwiratie Regina Cahyani

Program Studi Farmasi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Islam Bandung ( UNISBA )

Jl. Ranggamalela No. 1, Bandung Email: [email protected]

Abstrak

Tanaman janggelan atau yang biasa dikenal dengan cincau hitam (Mesona palustris Bl.) adalah salah satu bahan pangan yang digunakan sejak zaman dahulu sebagai pengobatan tradisional. Banyak peneliti yang telah mengembangkan produk pangan berbasis cincau hitam dalam bentuk minuman. Cincau sangat baik dikonsumsi oleh semua kalangan. Bahan ini sangat kaya mineral terutama kalsium dan fosfor. Cincau hitam juga memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti antioksidan, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan lain-lain. Kandungan senyawa bioaktif dari bahan-bahan tersebut menjadikan cincau hitam sebagai produk fungsional yang mampu berperan sebagai imunomodulator, hepatoprotektor, antikanker, antihipertensi, antimutagenik, antidiabetes, antiradang, dan lain-lain.

Kata kunci: Cincau Hitam, Kesehatan

Abstract

Janggelan or black grass jelly (Mesona palustris Bl.) is one of the foods are used since ancient times as a traditional medicine. Researchers have developed a black grass jelly based food products in the form of drinks. Black grass jelly very well taken by all circles. This material a lot of minerals, especially calcium and phosphorus. Black grass jelly also contains bioactive compounds such as antioxidants, flavonoids, alkaloids, tannins, saponins,etc. The content of bioactive compounds of these materials makes the black grass jelly as a functional product that is capable of acting as an immunomodulator, hepatoprotective, anticancer, antihypertensive, antimutagenic, antidiabetic, anti-inflammatory, etc.

Keywords: Black Grasss Jelly, Healthy

Page 2: bab 1 edit

Pendahuluan

Perubahan gaya hidup yang terjadi di kota-kota besar, berpengaruh pada pola hidup dan pola makan masyarakat yang kurang baik, yaitu makanan tinggi kalori, lemak, dan kolesterol menjadi makanan yang banyak digemari masyarakat. Kurang olahraga, seringnya konsumsi minuman alkohol serta merokok juga menjadi kebiasaan yang kurang sehat bagi sebagian masyarakat [1]. Selain itu, penggunaan obat–obat kimia yang beredar luas memiliki tingkat keberhasilan rendah dan menimbulkan efek samping [2].

Beberapa tahun terakhir ini, tanaman cincau hitam (Mesona palustris) mendapat perhatian sangat besar karena adanya fakta empiris serta bukti penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa tanaman cincau hitam berkhasiat untuk mengobati penyakit degeneratif [3]. Penyakit

degeneratif adalah penyakit akibat penurunan fungsi organ / alat tubuh [4]. Sehingga dengan adanya fakta tersebut, maka cincau hitam berpotensi dikembangkan sebagai pangan fungsional [3].

Cincau hitam (Mesona palustris Bl.) yang sering dikenal sebagai janggelan merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam suku Labiate. Tanaman ini berbentuk perdu tingginya antara 30 – 60 cm dan tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 75 – 2300 m di atas permukaan laut, serta dapat tumbuh baik pada musim kemarau maupun penghujan. Tanaman cincau hitam banyak terdapat di Indonesia, diantaranya Sumatera Utara, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa dan Sulawesi [5].

Ciri-ciri tanaman ini adalah berbatang kecil dan ramping, pada ujung batang tumbuh batang-batang kecil, ada yang tumbuh menjalar ke tanah dan ada pula yang tegak. Tanaman ini memiliki bentuk daun yang lonjong dan berujung runcing. Bentuk bunganya mirip dengan kembang kemangi berwarna merah muda atau putih keunguan. Berasal dari daun dan batang inilah yang kemudian menghasilkan gelatin hijau kehitaman [6].

Tanaman Janggelan diklasifikasikan sebagai berikut [7]:Kingdom: Plantae (Tumbuhan)     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)                     Sub Kelas: Asteridae                         Ordo: Lamiales                             Famili: Lamiaceae                                  Genus: Mesona                                     Spesies: Mesona palustris Bl

Bagian tanaman cincau hitam yang mempunyai kegunaan adalah bagian daun dan bagian batangnya yang dapat menghasilkan ekstrak gel cincau [5]. Pembudidayaan tanaman ini sangat mudah karena tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus, karena setelah berumur 3 – 4 bulan tanaman bisa dilakukan pemanenan pertama dengan cara memotong sebagian

Page 3: bab 1 edit

tanaman menggunakan sabit sehingga bagian yang tertinggal dapat tumbuh kembali. Tanaman cincau hitam yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara menghamparkannya di atas permukaan tanah, sehingga warnanya berubah menjadi coklat tua. Tanaman yang telah kering ini merupakan bahan baku utama pembuatan cincau hitam atau dapat disebut dengan simplisia cincau hitam [8].

Farmakologi Cina dan pengobatan tradisional mengatakan bahwa tanaman cincau bermanfaat untuk anti demam, anti racun, bahkan menurunkan tekanan darah. Manfaat ini bisa didapatkan dari penggunaan rimpang dan daunnya [9]. Pada sebuah penelitian diketahui cincau hitam dapat mengobati tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit gangguan hati. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa kandungan senyawa fenol dan antioksidan lain seperti KPG (Komponen Pembentuk Gel) yang merupakan hidrokoloid berwarna coklat kehitaman pada cincau hitam secara signifikan berkontribusi pada aktivitas antioksidan dan inhibitor hormon maupun enzim dalam tubuh yang erat kaitannya dengan darah tinggi [10].

Beberapa komponen aktif cincau hitam yang memiliki nilai fungsional di antaranya flavonoid, polifenol, glikosida saponin, terpenoid dan steroid [11].Cincau hitam juga mengandung senyawa oleanolic acid, ursolic acid dan ceffeic acid yang bersifat antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetes dan imunomodulator. Imunomodulator membuat sistem imun tubuh lebih aktif dalam menjalankan fungsinya. Senyawa bioaktif pada cincau hitam dapat bersifat sebagai imunomodulator karena mampu meningkatkan proliferasi sel limfosit. Dalam pengaplikasiaanya, cincau hitam sangat potensial digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi atau antihipertensi. [12]

Secara umum, kandungan zat gizi daun cincau hitam setiap 100 g bahan dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1 : Kandungan zat gizi daun cincau hitam

Komponen Kimia Jumlah dalam tiap 100 gramKalori 122 kalProtein 6 gramLemak 1 gram

Karbohidrat 26 gramKalsium 0,1 gramFosfor 0,1 gramBesi 0,0033 gram

Vitamin A 10,71 SIVitamin B1 0,08 gramVitamin C 0,017 gram

Air 66,0 gramBahan yang dapat dicerna (b.d.d) (%) 40

Sumber : [13]

Page 4: bab 1 edit

Cincau hitam sebagai pangan fungsional

Pangan fungsional merupakan pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung didalamnya. Para ilmuwan Jepang menekankan pada tiga fungsi dasar pangan fungsional yaitu sensori (warna dan penampilan menarik serta citarasa yang enak), nutrisional (bergizi tinggi) dan fisiologikal (memberi pengaruh fungsi fisiologis bagi tubuh). Beberapa fungsi fisiologis yang diharapkan antara lain pencegah dari timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi ritme fisik tubuh, memperlambat proses penuaan dan penyehatan kembali [14].

Pangan fungsional adalah segolongan makanan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah penyakit tertentu. Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah [15]:

a. Harus merupakan produk pangan (bukan bentuk kapsul, tablet atau puyer) yang berasal dari bahan alami

b. Dapat dan layak dikonsumsi sebagai diet atau menu sehari-haric. Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses

tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan

d. Jelas fisik dan kimianya serta mutu dan jumlahnya dan aman untuk dikonsumsie. kandungannya tidak boleh menurunkan nilai gizinya.

Salah satu pengolahan cincau hitam sebagai pangan fungsional adalah minuman herbal. Tanaman herbal telah digunakan untuk mengobati infeksi dan berbagai penyakit. Tanaman-tanaman tersebut sering dikonsumsi dalam bentuk minuman “teh”, contohnya rebusan dari bagian-bagian tanamannya (daun, bunga, biji, akar dan kulit kayu) yang diseduh dengan air mendidih. Minuman herbal menjadi terkenal karena aroma, kandungan antioksidan dan aplikasinya dalam bidang kesehatan [16]. Minuman herbal memiliki banyak manfaat dan kegunaan diantaranya alami dan mengandung sejumlah senyawa organik. Beberapa dapat bersifat sebagai stimulan, dan dapat digunakan sebagai pengganti kopi, lainnya dapat merilekskan dan menenangkan pikiran sehingga dapat membantu mengatasi masalah kesulitan tidur. Herbal jenis lainnya ada yang mengandung vitamin C sehingga dapat meningkatkan sistem imun, meredakan gejala demam dan flu, dan beberapa ada yang digunakan untuk meredakan sakit tenggorokan [17].

Konsumen di negara berkembang seperti Indonesia mulai mencari minuman fungsional, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Apalagi dengan adanya urbanisasi yang juga menjadi faktor pendorong meningkatnya permintaan terhadap pangan fungsional [18], yang salah satunya adalah minuman herbal yang terbuat dari cincau hitam disamping kandungan bioaktif

Page 5: bab 1 edit

dan khasiatnya, bahan tersebut merupakan tanaman herbal yang mudah didapat, karena tersebar hampir di seluruh bagian Indonesia [6,19,20].

Efek kesehatan dari minuman herbal tergantung dari komposisi bahan-bahan herbal yang digunakan. Namun pada umumnya, efek kesehatan yang diberikan sebagian besar berasal dari kandungan senyawa fenol yang bersifat antioksidan. Beberapa penelitian menunjukkan kandungan senyawa fenol yang diekstrak dari tanaman herbal merupakan antioksidan yang baik dalam melawan peroksidasi lipid pada lapisan fosfolipid [21,22,23], sistem biologis serta dalam melawan tumorigenesis dan kerusakan DNA [24,25]. Selain itu, minuman herbal juga dilaporkan mampu menurunkan tingkat kolesterol dan menghambat hipertensi serta mutagenesis [26].

Pengolahan cincau hitam menjadi minuman herbal termasuk dalam langkah diversifikasi dan inovasi produk, mengingat cincau hitam selama ini hanya dikenal sebagai suatu minuman tradisional yang memang telah lama dihasilkan oleh para pengrajin atau industri kecil dalam bentuk gel [27]. Oleh karena itu, cincau hitam berpotensi untuk diolah menjadi minuman herbal yang alami serta bermanfaat dan berefek kesehatan bagi tubuh.

Proses pembuatan minuman herbal sangat sederhana. Pada umumnya minuman herbal dibuat dari bahan-bahan herbal yang diinginkan yang dicampur dengan air mendidih (diseduh). Bahan-bahan herbal (kering ataupun segar) disiapkan sebanyak ± 3 g dan diseduh dengan air panas (100°C) dan didiamkan selama 5 – 10 menit [28,29] setelah itu dikonsumsi. Cara yang lainnya yaitu bahan-bahan herbal direbus dalam sejumlah air dengan lama waktu yang spesifik kemudian airnya disaring [30] dan dikonsumsi. Air/ ekstrak itulah yang dinamakan minuman herbal, namun pada umumnya orang-orang menyebutnya “teh” herbal. Cara yang lain namun masih jarang adalah dengan maserasi. Sejumlah bahan- bahan herbal setara dengan berat ±6 buah tea bag disiapkan dan dilakukan maserasi dengan ± 200 g air dingin selama 12 jam di suhu ruang, kemudian dipanaskan selama 1 menit [31]. Minuman herbal bisa disajikan dengan tetap membiarkan rasa pahit aslinya atau bisa ditambahkan pemanis agar lebih enak [32].

Potensi Cincau Hitam Untuk Kolesterol

Cicau hitam memberikan pengaruh yang nyata terhadap efek pencegahan terhadap kenaikan kadar kolesterol darah, trigliserida, LDL, dan menaikkan kadar HDL [31,32,33]. Hal ini dikarenakan cincau hitam mempunyai kadar antioksidan, fenol, flavonoid, dan serat larut yang mampu menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, LDL dan meningkatkan HDL dalam darah [33]. Kadar HDL mampu mengangkut kolesterol dari hati menuju jaringan. Dengan mengkonsumsi cincau hitam mampu memberikan pertahanan tubuh terhadap timbulnya penyakit seperti kanker usus besar, penyakit kardiovaskular, dan kegemukan [34].

Potensi Cincau hitam untuk antikanker

Cincau hitam sangat kaya akan mineral terutama kalsium dan fosfor. Cincau hoitam rendah kalori namun tinggi serat. Serat pada cincau hitam bermanfat untuk membersihkan organ pencernaan dari zat karsinogen penyebab kanker.

Page 6: bab 1 edit

Daun cincau hijau mengandung senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida. Zat ini bermanfaat untuk mengendurkan otot. Senyawa lain seperti isokandrodendrin dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas. Cincau juga mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S-tetandrin yang berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang dan menurunkan tekanan darah tinggi. [35].

Antioksidan dalam cincau hitam

Senyawa bioktif dalam peranan sebagai antioksidan, yaitu menghambat dihasilkannya agen oksidatif seperti produksi Reactive Oxygen Spesies (ROS) oleh sel darah perifer, atau dengan menghambat paparan oksidatif dalam tubuh yang melindungi lipid dan protein agar tidak berubah menjadi lipid peroksida dan protein teroksidasi akibat paparan asap-asap seperti rokok, gas CO2 bahkan juga bisa dari tingginya seseorang mengkonsumsi alkohol. senyawa bioaktif membantu hormon endogen glutathione yang berfungsi menghilangkan peroksida menjadi asam lemak hidroksil tidak beracun. Antioksidan lain yang dapat membantu turunnya tekanan darah adalah serat pangan atau polisakarida. Serat pangan berpengaruh pada peningkatan pengeluaran kolesterol melalui feses dengan jalan meningkatkan waktu transit bahan makanan melalui usus kecil. Selain itu konsumsi serat sayuran dan buah akan mempercepat rasa kenyang. Keadaan ini menguntungkan karena dapat mengurangi pemasukan energy dan obesitas, dan akhirnya akan menurunkan resiko hipertensi dengan mengurangi vasodilatasi pembuluh darah [36].

Kesimpulan

Tanaman cincau hitam bermanfaat bagi kesehatan tubuh dalam mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit degeneratif. Tanaman cincau hitam telah terbukti memiliki beberapa senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh. Cara mudah untuk menikmati cincau hitam yaitu dengan mengkonsumsi dalam bentuk minuman herbal. Minuman herbal adalah minuman yang dibuat dari bahan-bahan herbal yang diinginkan dalam bentuk daun, bunga, biji, akar dan kulit kayu, yang dicampur dengan air mendidih. Kelebihan dari mengkonsumsi minuman ini antara lain mampu menurunkan tingkat kolesterol, menghambat hipertensi, mencegah kanker, dan membantu mengatasi berbagai macam penyakit degeneratif lainnya.

Page 7: bab 1 edit

Daftar Pustaka

1. Polychronopoulos, Evangelos, Panagiotakos, Demosthenes B dan Polystipioti, Anna. Diet, Lifestyle Factors & Hypercholesterolemia In Eldery Men & Women From Cyprus. 2005. Journal of Lipids Health Disease 4;17.

2. Kamaluddin, MT. 1992. Farmakologi Obat Anti Hiperlipidemia. http://www.cermindunia kedokteran.com. Tanggal akses: 10 Desember 2014

3. Tuminah, S. 2004. Cincao hitam sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. No. 144: 52

4. Anonim. 2012. Gizi dan Penyakit Degeneratif. http://www.rsudkudus.com/gizi-dan-penyakit-degeneratif/ . Tanggal akses: 10 Desember 2014

5. Anonim. 2012. Informasi spesies. http://www.plantamor.com/index.php?plant=841 . Tanggal akses: 10 Desember 2014

6. Widyaningsih T.D. 2007. Olahan Cincau Hitam. Trubus Agrisarana:Surabaya 7. Supriharso H. 1991. Identifikasi Mineral Abu Qi yang Berperan dalam Pembentukan Gel

Cincau Hitam dari Tanaman Cincau Hitam (Mesona palustris Bl.). 8. Setyorini A. 2012. Efek Antihipertensi Tablet Effervescent Herbal Cincau Hitam

(Mesona palustris Bl.) Secara In Vivo pada Tikus Putih (Rattus norwegicus). Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang

9. Ruhnayat. A. 2002. Cincau Hitam Tanaman Obat Penyembuh. Penebar Swadaya. Jakarta10. Hung, C. Y., and Yen, C. C. 2002. Antioxidant Activity of Phenolic Compound Isolated

from Mesona rocumbens Hemsl. Department Food Science. National Chung Hsing University. Chin

11. Melodita, R. 2011. Identifikasi Pendahuluan Senyawa Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Cincau Hitam (Mesona palustris BL.) dengan Perlakuan Jenis Pelarut. Skripsi. Universitas Brawijaya: Malang

12. Tasia, W. R. N. 2014. Formulasi Minuman Teh Liang Cincau Hitam (Mesona palustris Bl.) Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan dan Kayu Manis Serta Pendugaan Umur Simpan Dengan Pendekatan Arrhenius. Skripsi Sarjana. UB. Malang

13. Supriharso, H. 1991. Identifikasi Mineral Abu Qi yang Berperan Dalam Pembentukan Gel Cincau Hitam dari Tanaman Cincau Hitam (Mesona palustris Bl.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor

14. Muchtadi D. 1989. Aspek Biokimia dan Gizi dalam Keamanan Pangan. Dalam Ferdiana A. 2004. Evaluasi Mutu Minuman Teh-Kayu Manis Selama Penyimpanan. Skripsi. IPB. Bogor

15. Widyaningsih T.D. 2006. Pangan Fungsional: Makanan Untuk Kesehatan. Universitas Brawijaya. Malang

16. Chiang C.E.W., Ying E.S., Tan Y.P., Wong Z.C., Lye P.Y., and Tan L.N. 2012. Antioxidant and Sensory Properties of Thai Herbal Teas with Emphasis on Thunbergia laurifolia Lindl. Chiang Mai J. Sci.: 39(4): 599-60

17. Vox D. 2011. Drinking Herb Teas: The Various Health Benefits. http://ezinearticles.com/?Drinking-Herb-Teas:-The-Various-Health-Benefits&id= 6681488. Tanggal akses: 10 Desember 2014

Page 8: bab 1 edit

18. Poeradisastra F. 2011. Food Review Indonesia: Prospek dan Perkembangan Industri Minuman Ringan di Indonesia. http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=56483 #.Ufyya9JHLVE. Tanggal akses: 10 Desember 2014

19. Ery W.A.D. 2009. Pengaruh Ekstrak Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 6 mg/g BB Terhadap Waktu Induksi Tidur dan Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C yang Diinduksi Thiopental 0.546 mg/20mg BB. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponogoro. Semarang

20. Rismunandar dan Paimin F.B. 2001. Kayu Manis: Budi Daya dan Pengolahan. Dalam Ferdiana A. 2004. Evaluasi Mutu Minuman Teh-Kayu Manis Selama Penyimpanan. Skripsi. IPB. Bogor

21. Terao J., Piskula M., and Yao Q. 1994. Protective Effect of Epicatechin, Epicatechin Gallate And Quercetin on Lipid Peroxidation in Phospholipid Bilayers. Archives of Biochemistry and Biophysics 308: 278–284 30)

22. Naithani V., Nair S., and Kakkar P. 2006. Decline in Antioxidant Capacity of Indian Herbal Teas During Storage and Its Relation To Phenolic Content. Food Research International 39:176–181 31)

23. Aoshima H., Hirata S., and Ayabe S. 2007. Antioxidative and Anti-Hydrogen Peroxide Activities of Various Herbal Teas. Food Chemistry 103: 617–622

24. Guo Q., Zhao B., Li M., Shen S., and Xin W. 1996. Studies on Protective Mechanisms of Four Components of Green Tea Polyphenols Againts Lipid Peroxidation in Synaptosomes. Biochemica et Biophysica Acta 1304: 210–222

25. Anderson R.F., Fisher L.J., Hara Y., Harris T., Mak W.B., and Melton L.D. 2001. Green Tea Catechin Partially Protect DNA From OH Radical-Induced Strand Break And Base

26. Yokozawa T., Nakagawa T., and Kitani K. 2002. Antioxidative Activity of Green Tea Polyphenol in Cholesterol-Fed Rats. Journal of Agricultural and Food Chemistry 50: 3549–3552

27. Rahmawansah Y. 2006. Pengembangan Produk Minuman Cincau Hitam (Mesona palustris) dalam Kemasan Cup Propilen di PT Fits Mandiri Bogor. Skripsi. IPB. Bogor

28. Moraes-de-Souza R.A., Oldoni T.L.C, Regitano-d‟Arce M.A.B., and Alencar S.M. 2008. Antioxidant Activity and Phenolic Composition of Herbal Infusions Consumed in Brazil. Cienc. Tecnol. Aliment 6(1) 41-47 (2008)

29. Jäger S., Beffert M., Hoppe K., Nadberezny D., Frank B., and Scheffler A. 2010. Preparation of Herbal Tea as Infusion or by Maceration at Room Temperature Using Mistletoe Tea as An Example. Scientia Pharmaceutica 2011; 79: 145–155

30. Panse S. 2012. What is Chinese Herb Tea. http://www.wisegeek.com/what-is-chinese- herb-tea.htm. Tanggal akses: 10 Desember 2014

31. Dhesti, Adin P. 2014. Pengaruh Pemberian Liang Teh Berbasis Cincau Hitam (Mesona Palustris Bl.) Terhadap Kadar Kolesterol Tikus Wistar. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

32. Amelia, Rizki. 2014. Efek Hipokolesterolemik Teh Instan Berbasis Cincau Hitam (Mesona palustris Bl) Yang Diuji Secara In Vivo. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Page 9: bab 1 edit

33. Etikasari, Mey. 2014. Efek Preventif Serbuk Effervescent Berbasis Cincau Hitam Terhadap Kadar Kolesterol. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

34. Mayes, P.A. 1997. ‘Lipid Transport & Storage’. Dalam : Murry R.K., D.K. Granner., P.A, Mayes., dan V.W. Rodwel. 2003. Harper Biochemistry 24th ed. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

35. Ahfan. 2009. Khasiat cincau (janggelan) bagi kesehatan. http://ahfan21.blogspot.com/2009/08/khasiat-cincau-janggelan-bagi-kesehatan.html Tanggal akses : 10 Desember 2014

36. Krisnatuti, D., dan Yenrina, S. 2005. Menyiapkan Makanan Pendamping Asi. Jakarta:Pustaka Swara