BAB I edit.....
-
Upload
novri-andre -
Category
Documents
-
view
44 -
download
0
Transcript of BAB I edit.....
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, dikenal dua macam bakteri berdasarkan
peranannya, yaitu ada bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan
terutama bagi kesehatan. Supaya terhindar dari bakteri patogen (bakteri penyebab
penyakit), kita perlu melakukan sterilisasi yaitu pembebasan atau pencucian alat-
alat dan bahan makanan dari bakteri dan mikroorganisme lain serta kotoran-
kotoran yang berpotensi membawa penyakit.
Industri pangan merupakan industri yang berhubungan dengan pengolahan
bahan makanan yang dikonsumsi manusia. Kebersihan dan kesterilan alat yang
digunakan untuk pengolahan alat-alat yang dipakai untuk pengolahan bahan
makanan tersebut. Itu merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh
bakteri/mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba digunakan alat dan
medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat
atau bahan –bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan pencucian dan sterilisasi alat industri makanan ini
adalah :
1. Mempelajari prinsip pencucian dan sterilisasi alat pada industr makanan
2. Mengetahui prinsip dan prosedur kerja autoklaf
3. Melihat dan mengamati pertumbuhan mikroba setelah proses sterilisasi
4. Mengetahui steril atau tidaknya suatu alat dan bahan hasil sterilisasi
5. Mengetahui murni atau tidaknya suatu biakan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah pembebasan alat dan bahan makanan dari bakteri dan
mikroorganisme atau pencucian alat dan bahan makanan dari hama. Semua alat
dan bahan yang telah disterilkan harus dimasukkan ke dalam suatu tempat yang
tertutup rapat dan tidak terhubung dengan udara luar. Jika tidak tertutup, alat dan
bahan tersebut akan terkontaminasi oleh bakteri. Hal ini juga harus dilakukan
pada ruang operasi agar pasien operasi tidak terinfeksi bakteri.
Sterilisasi dapat dilakukan pada alat dan bahan makanan. Sterilisasi alat
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan pemanasan dan
penguapan. Pemanasan dapat dilakukan dengan memasukkan alat yang telah
dibersihkan kedalam oven dengan suhu 1800C selama 2 jam. Keadaan ini dapat
mematikan mikroorganisme dan spora. Selain itu pemanasan juga dapat dilakukan
dengan menggunakan alat pensteril yang disebut autoklaf.
2.2 Bakteri yang Merusak Bahan Makanan
a. Acetobacter
Merubah ethanol (alkohol) menjadi asam cuka sehingga merugikan
perusahaan anggur
b. Pseudomonas
Membentuk asam bongkrek (racun) pada tempe bongkrek
c. Clostridium botulinum
Penghasil racun makanan
2.3 Sterilisasi Alat
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologi,
sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila
penanaman specimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan
3
tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang
berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi
dari alat-alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril
bila alat atau bahan tersebutbebas dari mikroba baik dalam bentuk begetatif
maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik
disebut sterilisasi.
Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari
alat/bahan yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Pemanasan
Dengan pemanasan kering
Pembakaran
Alat yang digunakan adalah lampu spirtus/bunsen.
Pembakaran dapat dilakukan dengan cara :
Memijarkan
Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk
alat-alat logam. Dengan cara ini seluruh
mikroorganisme termasuk spora dapat dibasmi
Menyalakan
Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung
pinset, bibir tabung, mulut Erlenmeyer) melalui
nyala api. Cara ini merupakan hal darurat daan tidak
memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang
melekat pada alat dengan pasti terbunuh
Dengan udara panas
Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering,
serta berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan
dengan udara panas digunakan untuk sterilisasi alat-alat
laboratorium dari gelas misalnya petri, tabung gelas, botol pipet
dan lain-lain. Cara ini juga digunakan untuk bahan-bahan minyak
dan powder seperti talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa
tidak dapat disterilkan dengan cara ini.
4
Dengan pemanasan basah
Dengan merebus
Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting,
pinset, scalpel, jarum, spuit injeksi dengan cara direbus
dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.
Dengan uap air panas
Digunakan teruatama untuk mensterilkan media-media
yang akan mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan
sterilisasi uap air panas dengan tekanan (autoklaf) ataupun
untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan
pemanasan 1000C selama 1 jam. Perlu diingat bahwa
dengan cara ini spora belum dimatikan, dan ada beberapa
media yang tidak tahan pada panas tersebut.
Dengan autoklaf
Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklaf, maka dapat
dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk
sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan tinggi.
Sterilisasi biasanya dijalankan untuk mencapai panas yang
diinginkan dengan cara menggunakan panas 1200C selama
10-70 menit tergantung kebutuhan.
b. Sterilisasi dengan penyinaran (radiasi)
Sterilisasi ini diperlukan jika sterilisasi panas maupun dinding tidak
dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi mengakibatkan letak terhadap jasad-
jasad renik dan mikroorganisme lain. Jenis radiasi termasuk bagian dari
spectrum elektromagnetik misalnya sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar-x,
dan juga sinar elektro cepat tinggi.
c. Sterilisasi dengan cara kimia (khemis)
Merupakan cara sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia.
Beberapa istilah yang perlu diketahui :
Desinfektan
Suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetative dan
jasad renik.
5
Antiseptik
Suatu bahan/zat yang dapat mencegah pertumbuhan dan kegiatan
jasad renik. Biasanya digunakan untuk tubuh.
Biosidal
Suatu zat yang aksinya dipakai untuk membunuh mikroorganisme.
Biostatik
Zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
Jenis peralatan yang dapat disterilkan:
Peralatan yang terbuat dari logam
Misalnya : pinset, gunting, dan speculum
Peralatan yang terbuat dari kaca
Misalnya : semprit (spuit), tabung kimia
Peralatan yang terbuat dari karet
Misalnya : sarung tangan, kateter
Peralatan yang terbuat dari ebonit
Misalnya : kanule rectum, kanule trachea
Peralatan yang terbuat dari email
Misalnya : bengkok (merbekken), baskom
Peralatan yang terbuat dari porselin
Misalnya : mangkok, cangkir, piring
Peralatan yang terbuat dari plastik
Misalnya : selang infus
Peralatan yang terbuat dari tenunan
Misalnya : kain kasa, tampon
2.4 Tahap Sterilisasi
Dalam pembuatan sediaan steril, tahap sterilisasi bertujuan untuk
menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Suatu
produk dapat disterilkan dengan sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau
6
dengan cara aseptik (aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan,
yaitu :
1. Terminal Sterilization
Menurut PDA technical monograph dibagi menjadi 2 yaitu
Overkill Method
Metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas
pada suhu 1210c selama 15 menit. Penggunaan metode ini biasanya
dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat organic.
Dasar pemilihan metode ini adalah karena lebih efisien, cepat dan
aman.
Bioburden sterilization
Suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring
terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di
beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi
lanjutan dengan tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SAL 10-6.
Dalam metode ini digunakan suatu zat yang dapat mengalami
degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yang sangat
tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan dextrose yang bila
dipanaskan dapat menghasilkan senyawa hidro methyl furfural
(HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik
2. Aseptic Processing
Metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter
khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasi
dan dimasukkan ke dalam container steril dalam lingkungan terkontrol.
Suplai udara, material, peralatan dan petugas telah terkontrol
sedemikian hingga kontaminai mikroba tetap berada pada level yang
dapat diterima (acceptable) dalam clear zone.
2.5 Autoklaf
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilkan
suatu benda dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15
lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf dimaksudkan
untuk meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan
7
membunuh mikroorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh
endospora, yaitu sel resistem yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap
pemanasan, kekeringan dan antibiotic.
Pada saaat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf.
Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan air, katup udara ditutup
sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai suhu dan tekanan
yang sesuai. Maka proses sterilisasi dimulai dan timer akan mulai menghitung
waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan
dibiarkan turun hingga mencapai 0 psi. autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai 0 psi. untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan
sempurna dapat digunakan spore kip dengan memasukkannya ke dalam autoklaf
dan disterilkan. Setelah proses sterilissasi lalu ditumbuhkan pada media, jika
media tetap bening maka menujukkan autoklaf bekerja dengan baik.
Untuk mencegah terjadinya pencoklatan (media menjadi coklat) dan
hancurnya substrat pada saat sterilisasi dengan autoklaf dapat dilakukan
pencegahan dengan :
Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino
Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
Media memiliki pH >7,5 dan jangan disterilkan dengan autoklaf
Tidak disterilkan larutan agar dengan pH < 6
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total
volumenya.
Prinsip Autoklaf Laboratorium Teknologi Bioproses
Autoklaf merupakan suatu alat yang menerapkan fungsi pemanasan
dengan uap air panas bertekanan. Uap air jenuh yang akan digunakan adalah uap
air jenug yang bertekanan pada suhu 121oC. Cara ini dapat membunuh jasad
renik atau mikroorganisme karena uap panas dapat menyebabkan terjadinya
denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel.
8
Gambar 2.1 Autoklaf
Pada saat sumber panas dinyalakan, air di dalam autoklaf lama- kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan memdesak udara yang mengisi autokalaf. Setel;ah semua udara dalam autoklaf di ganti dengan air, katup udara ditutp sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai suhu dan tekanan yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun hingga mencapai 0 Psi. Autuklaf tidak boleh di buka sebelum tekana mencapai 0 psi. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapai digunakan spore strip dengan memasukkannya ke dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisasi selesai lalu ditumbuhkan pada media, jika media tetap bening maka menunjukkan bahwa autoklaf bekerja dengan baik.
Kelemahan autoklaf ini adalah perlunya penjagaan dan pengaturan proses serta panas secara manual selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi, keuntungan yang diberikan autokalf ini adalah :
Proses sederhana Harga relatif murah Tidak tergantung kepada suplai aliran listrik.
9
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan :
1. Autoklaf 1 unit
2. Botol sampel 2 unit
3. Pipet ukur 10 ml 3 unit
4. Cawan petri 3 unit
5. Tabung reaksi 3 unit
6. Lampu spiritus 1 unit
3.2 Bahan yang Digunakan
Bahan – bahan yang digunakan :
1. NaCl 9%
2. Media agar : NA, PDA
3.3 Parameter dan Variabel
3.3.1 Parameter yang ditetapkan :
Tekanan Autoklaf 15 psi
Temperatur autoklaf 1210C
Media yang digunakan PDA dan NA
Bahan yang digunakan air garam steril
Biakan murni jamur dan bakteri
Waktu sterilisasi 15 menit
3.3.2 Variabel :
Jumlah garam steril : 4 x pengenceran dalam 10 ml aquadest
Alat yang tidak steril
10
3.3.3 Parameter yang diamati :
Ada atau tidaknya mikroba pada alat steril
Ada atau tidaknya mikroba pada bahan steril
Murni atau tidaknya biakan murni yang dibuat
3.4 Prosedur Percobaan
Langkah percobaan pada pencucian dan sterilisasi alat industri makanan:
1. Sterilisasi alat dan bahan
a. Disterilkan semua area kerja
b. Dicuci dan dikeringkan semua alat yang akan disterilkan kemudian
dibungkus dengan aluminium foil
c. Ditutup dengan kapas bahan yang akan disterilkan dalam tabung
reaksi dan dalam Erlenmeyer kemudian dibungkus dengan
aluminium foil
d. Dimasukkan air sebanyak ± 1 liter ke dalam autoklaf
e. Disusun alat dan media yang akan disterilkan di atas ransang di
dalam autoklaf
f. Dibiarkan katup aliran udara dalam posisi terbuka
g. Dipanaskan hingga keluar uap pertama dari katup aliran udara pada
suhu 1210c dan tekanan 15 psi.
h. Dikencangkan tutup katup aliran udara dan dibiarkan/dipanaskan
selama ± 15 menit.
i. Dimatikan kompor dan ditunggu sampai dingin atau sama dengan
suhu kamar.
j. Dikeluarkan alat dan bahan yang telah distreilkan.
2. Uji sterilisasi bahan
a. Diencerkan air garam steril 1,25 ml dalam 10 ml larutan
(pengenceran 4 x)
b. Dipipet air garam stelah pengenceran sebanyak 1 ml ke dalam
cawan petri steril dan ditambahkan PDA/NA
c. Diputar supaya homogen dan kemudian cawan petri ditutup
d. Ditunggu hingga membentuk agar
11
e. Dibungkus cawan dengan aluminium foil dan posisinya dibalikkan
f. Diinkubasi pada suhu kamar
g. Dilakukan pengamatan terhadap hasil inkubasi
3. Uji sterilisasi alat
a. Dimasukkan media agar PDA dan NA ke masing-masing cawan
petri steril dan kemudian ditutup
b. Ditunggu hingga membentuk agar
c. Diinkubasi pada suhu kamar
d. Dilakukan pengamatan terhadap hasil inkubasi
e. Diulangi langkah diatas untuk cawan petri yang tidak disterilkan
dalam autoklaf sebagai perbandingan
12
3.5 Blok Diagram
3.5.1 Sterilisasi Alat dan Bahan
Gambar 3.1 Blok Diagram Sterilisasi Alat dan Bahan
Pemanasan dan Pengringan
Pemanasan Autoklaf padaT=1210C, P= 15 Psi
Alat dan Bahan yang akan disterilisasi
Alat dan Bahan Steril
Pembungkusan
Penyusunan diatas ransang di dalam Autoklaf
Pemanasan hingga keluar uap pertama
Penutupan Katup Aliran Udara
Pembukaan Katup Aliran Udara dan Pendinginan hingga Suhu Kamar
13
3.5.2 Uji Sterilisasi Bahan
Gambar 3.2 Blok Diagram Uji Sterilisasi Bahan
Air Garam Steril 1 ml Media PDA : Jamur
Media NA : Bakteri
Cawan Petri
Pemutaran
Pendinginan
Inkubasi 2 x 24 jamT= suhu kamar
Pembungkusan
Pengamatan
Hasil Pengamatan
14
3.5.3 Uji Sterilisasi Alat
Gambar 3.3 Blok Diagram Uji Sterilisasi Alat
3.5.4 Pembuatan Biakan Murni
Gambar 3.4 Blok Diagram Pembuatan Biakan Murni
Penambahan ke dalam cawan petri steril
Pendinginan hingga terbentuk agar beku
Pengamatan
Inkubasi pada suhu kamar
Pembungkusan
Media agar (PDA,NA)
Hasil Pengamatan
Inokulasi ke agar miring steril dengan jarum ose
Sampel jamur dan bakteri
Inkubasi pada suhu kamar
Pengamatan
Hasil Pengamatan
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Sterilisasi Alat
4.1.1 Uji Sterilisasi Alat dengan penambahan PDA
Gambar 4.1 Hasil pengamatan steriilisasi alat dengan penambahan PDA
Berdasarkan hasil pengamatan uji kesterilan alat terhadap
mikroorganisme, khususnya jamur dengan menggunakan media PDA didapatkan
hasil bahwa alat tersebut steril dari jamur. Hal ini terlihat dari tidak adanya jamur
yang tumbuh pada media tersebut setelah diinkubaasi paada suhu kamar. Kondisi
ini sesuai dengan teori bahwa proses sterilisasi dengan mengunakan autoklaf
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Gambar 4.2 Perbandingan alat yang tidak disterilkan dengan penambahan PDA
16
Gambar diatas adalah perbandingan untuk alat yang tidak disterilkan
dengan menggunakan media PDA. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh hasil
bahwa pada alat yang tidak disterilkan akan tumbuh koloni jamur yang ditandai
dengan bercak-bercak putih medium PDA. Hal ini sesuai dengan teori bahwa alat
yang tidak disterilkan dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme.
4.1.2 Uji Sterilisasi alat dengan penambahan NA
Gambar 4.3 Hasil pengaamatan sterilisai alat dengan penambahan NA
Berdasarkan hasil pengamatan uji kesterilan alat terhadap
mikroorganisme, khusunya bakteri dengan menggunakan media NA didapatkan
hasil bahwa alat tersebut tidak steril. Hal ini terlihat dari adanya koloni bakteri
yang tumbuh pada media yang ditandai dengan bercak-bercak putih. Kondisi ini
disebabkan oleh adanya kontaminasi dari udara yang mngandung bakteri pada
saat pengerjaan akibat tidak ditutupnya plastik incubator dan banyaknya praktikan
yang berada di area kerja. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kondisi ligkungan
kerja yang tidak steril dapat mengakibatkan tumbuhnya koloni mikroorganisme
pada media.
Gambar 4.4 Perbandingan alat yang disterilkan dengan penambahan NA
17
Gambar di atas adalah perbandigan untuk alat yang tidak disterilkan
dengan media NA. berdasarkan gambar tersebut diperoleh hasil bahwa alat yang
tidak disterilkan akan tumbuh koloni bakteri yang ditandai dengan bercak-bercak
putih pada medium NA. Hal ini sesuai dengan teori bahwa alat yang tidak
disterilkan dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme.
4.2 Analisis Sterilisasi Bahan
4.2.1 Uji Sterilisasi Bahan (pengenceran 4 x) dengan penambahan PDA
Gambar 4.5 Hasil pengamatan sterilisasi bahan dengan penambahan PDA
Berdasarkan hsil pengamatan uji sterilisasi bahan dengan penambahan
PDA didapatkan hasil bahwa bahan tersebut tidak steril dari mikroorganisme,
khusunya jamur. Hal ini terlihat dari adanya dua koloni jamur yang tumbuh pada
medium PDA. Kontaminasi oleh jamur ini dapat terjadi pada saat pemindahan
media dan garam ke dalam cawan petri akibat banyaknya praktikan di sekitar area
kerja serta kurang memadainya jumlah lampu spiritus yang digunakan untuk
mensterilkan area kerja. Kondisi ini sesuai dengan teori baha bahan yang tidak
steril dapat di tumbuhi mikroorganisme.
18
4.2.2 Uji Sterilisasi bahan (pengenceran 4 x) dengan penambahan NA
Gambar 4.6 Hasil pengamatan sterilisasi bahan dengan penambahan NA
Berdasarkan hasil pengamatan uji dterilisasi bahan dengan penambahan
NA didapatkan hasil bahwa bahan tersebut steril dari mikroorganisme, khususnya
bakteri. Hal ini terlihat dari tidak adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media
tersebut setelah diinkubasi pada suhu kamar. Kondisi ini sesuai dengan teoti
bahwa proses sterilisasi dengan menggunakan autoklaf dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
4.3 Analisis Biakan Murni
4.3.1 Biakan Murni dari Roti Basi dengan Penambahan PDA
Gambar 4.7 Hasil pengamatan biakan dari roti basi dengan penambahan PDA
Berdasarkan hasil pengamatan dari roti basi dengan penambahan PDA
didapatkan hasil bahwa biakan yang diperoleh tidak murni, yaitu Penicillim sp
yang berwarna kehijauan dan Monilia sp yang berwarna jingga. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh tempat sampel roti basi yang disatukan dengan dengan sampel
19
tongkol jagung. Spora Monilia sp dari tongkol jagung dapat berpindah ke roti
akibat kontak langsu ng ataupun tertiup oleh angin. Hal inilah yang menyebabkan
biakan tersebut menjadi tidak murni.
4.3.2 Biakan Murni dari Acetobacter xylinum dengan penambahan NA
Gambaar 4.8 Hasil pengamatan biakan Acetobacter xylinum dengan penambahan
NA
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap biakan Acetobacter xylinum pada
medium NA didapatkan hasil bahwa biakan yang diperoleh murni, yaitu
Acetobacter xylinum. Hal ini ditandai oleh terbentuknya lapisan putih pada
permukaan medium yang merupakan koloni Acetibacter xylinum. Kondisi ini
sesuai dengan teori bahwa biakan murni akan terbentuk pada medium dan alat
yang steril dari kontamninan dengan penambahan koloni tunggal pada medium.
20
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Autoklaf adalah alat sterilisasi yang bekerja pada tekanan 15 psi dan
suhu 1210C selama 15-30 menit.
2. Cawan petri yang telah disterilkan dan ditambahkan PDA terbukti steril
dari mikroorganisme, khususnya jamur. Sedangkan cawan petri steril
dan ditambahlan NA terlihat ditumbuhi koloni bakteri
3. Cawan petri dan air garam yang telah disterilkan serta kemudian
ditambahkan NA terbukti steril dari mikroorganisme khususnya
bakteri. Sedangkan cawan petri dan garam steril yang ditambahkan
PDA terlihat ditumbuhi 2 koloni jamur.
4. Media Na digunakan untuk pertumbuhan bakteri sedangkan media PDA
untuk pertumbuhan jamur
5. Proses pengerjaan sterilisasi dengan autoklaf berlangsung tidak steril,
terbukti dari ditemukannya koloni jamur ataupun bakteri pada medium
pertumbuhan.
V.2 Saran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan percobaan
ini adalah sebagai berikut :
1. Saat inokulasi sebaiknya hanya 1 orang praktikan yang bekerja di ruang
steril untuk menjaga kesterilan lingkungan kerja
2. Untuk membuat biakan murni sebaiknya sampel yang akan dibiakkan
diletakkan pada tempat yang berbeda.
3. Saat bekerja sebaiknya digunakan APD yang lengkap dan kurangi
berbicara.