Bab 1 Bps Lamandau 2013
-
Upload
abu-aisyah -
Category
Documents
-
view
20 -
download
3
description
Transcript of Bab 1 Bps Lamandau 2013
Halaman 1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) merupakan salah
satu program pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan
mengarusutamakan percepatan pembangunan sektor sanitasi, dalam rangka pencapaian
target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015. Untuk mendukung program pemerintah
tersebut Pemerintah Kabupaten Lamandau membentuk pokja sanitasi Kabupaten
Lamandau dimana salah satu kegiatannya adalah menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS)
dan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Lamandau Tahun 2013.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Lamandau Tahun 2013 berisi hasil
pengkajian dan pemetaan sanitasi awal, yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai
aspek, tidak terbatas pada aspek teknis semata, juga analisis akar masalah yang
sebenarnya terjadi di bidang sanitasi. Selain itu juga Buku Putih Sanitasi
merupakan baseline data tentang kondisi sanitasi saat ini (existing) di Kabupaten
Lamandau yang memberikan dasar, atau justifikasi, mengapa diperlukan langkah-
langkah perbaikan sanitasi.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Lamandau Tahun 2013 ini merupakan
Buku Putih Sanitasi pertama yang disusun berdasarkan data sekunder yang tersedia di
masing-masing SKPD terkait. Untuk mendukung data sekunder tersebut, juga
dilakukan survey lapangan yang hasilnya merupakan data primer seperti :
Environmental Health Risk Assesment (EHRA). Buku Putih Sanitasi yang tersusun dari
hasil kajian yang akurat serta analisa yang terstruktur nantinya akan menjadi dasar yang
kuat bagi pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan prioritas peningkatan
pembangunan serta masalah sanitasi di Kabupaten Lamandau. Buku Putih Sanitasi
juga merupakan informasi awal yang diperlukan sebagai langkah menyusun Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK) dan mekanisme monitoring dan evaluasi nya.
Halaman 2
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
1.2 Landasan Gerak
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP SANITASI
Defenisi dan ruang lingkup sanitasi dalam Buku Putih Sanitasi berdasarkan buku
Opsi sistem dan teknologi sanitasi, TTPS, 2010 yakni upaya membuang limbah cair
domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan Lingkungan hidup sehat baik di
tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan.
Adapun ruang lingkup sanitasi terbagi dalam 3 (tiga) sub sektor, yaitu Air
Limbah, Persampahan dan Drainase tersier, dengan mempertimbangkan komponen
terkait sanitasi seperti Air bersih, Limbah industri rumah tangga dan limbah medis.
Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah
(sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat
lingkungan hidup di rumah dan lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Lamandau adalah sebagai
berikut:
1. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari
kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah
Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan
sistem :
1. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
2. Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan
secara terpusat.
3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan
lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer ke Tempat Pengolahan
Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai
penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan.
Halaman 3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Lamandau untuk
menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non
PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
WILAYAH KAJIAN BUKU PUTIH SANITASI DAN SSK KABUPATEN
LAMANDAU
Selanjutnya dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi dan SSK Lamandau tahun
2013 ini, telah disepakati bersama Pokja Sanitasi dan Stake Holder terkait pada acara
Lokalatih dan penyamaan persepsi program PPSP pada Tanggal 30 April s/d 1 Mei 2013
tentang wilayah kajian. Dalam kegiatan lokalatih I tersebut telah disepakati bersama
untuk wilayah kajian adalah seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Lamandau yakni
Kecamatan Bulik, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan
Menthobi Raya, Kecamatan Lamandau, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Batang
Kawa, dan Kecamatan Delang.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Lamandau memuat gambaran umum
wilayah, profil sanitasi Kabupaten Lamandau yang dikaji dari aspek teknis dan non
teknis, serta berisi program pengembangan sanitasi, indikasi permasalahan sanitasi dan
posisi pengelolaan sanitasi saat ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Lamandau (SSK) memuat rencana pembangunan
sanitasi jangka menengah kota yang bersifat komprehensif dan terintegrasi yang menjadi
acuan pembagian peran antar pelaku pembangunan sanitasi, sebagai kendali bagi
realisasi pembangunan sanitasi berbasis kinerja dan gambaran kebutuhan pendanaan
sanitasi tahunan dan jangka menengah.
Dalam kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Lamandau seperti yang
termuat dalam RPJMD Kabupaten Lamandau periode 2009-2013, bahwa visi
Kabupaten Lamandau 2009-2013 adalah:
“Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamandau dan
terselenggaranya tata kelola kepemerintahan yang baik; bebas dari kolusi, korupsi
Halaman 4
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
dan nepotisme( KKN ), yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa”
Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas ditetapkan delapan (8) butir Misi, yaitu:
1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan cara; memperkuat dan meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui pengembangan dan diversifikasi usaha masyarakat
di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dengan memperkuat
pengembangan UKM dan Koperasi serta industri kecil.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan pendidikan yang
berkualitas mulai dari tingkat TK sampai dengan PerguruanTinggi.
3. Mewujudkan pola hidup masyarakat sehat mulai dari kota dan dikembangkan sampai
dengan ke desa-desa.
4. Menciptakan ketentraman, keamanan dan kenyamanan masyarakat secara
keseluruhan yang berada di kabupaten Lamandau dimanapun dia berada.
5. Membuka keterisolasian daerah pedesaan dan kecamatan agar supaya berkembang
dan menyerap manfaat pembangunan serta lancarnya arus angkutan umum maupun
distribusi barang dan jasa.
6. Meningkatkan martabat masyarakat Kabupaten Lamandau melalui keterlibatan aktif
dalam berbagai kegiatan (event) baik antar daerah kabupaten, propinsi maupun di
tingkat nasional.
7. Mewujudkan tata kelola ke pemerintahan yang baik, bebas dari KKN menuju
pembangunan yang berkelanjutan.
8. Menumbuh kembangkan kehidupan beragama agar mempunyai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Kabupaten Lamandau tahun 2013 ini juga tentu dengan memperhatikan keselarasan
dengan Visi dan Misi Kabupaten Lamandau tersebut serta dokumen-dokumen
Halaman 5
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
perencanaan lain yang sudah ada dan sejalan dengan Visi dan Misi Kabupaten yakni
RTRW, Renja dan Renstra.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan pembangunan wilayah yang lebih
komprehensif, terarah dan terencana dengan baik, dalam dokumen RTRW Kabupaten
Lamandau periode 2010 – 2020 disebutkan bahwa tujuan penataan ruang wilayah
Kabupaten Lamandau adalah Terwujudnya kabupaten Lamandau sebagai kabupaten
yang berbasis agropolitan, minapolitan, dan mitigasi bencana, meningkatkan
pengelolaan potensi Kabupaten Lamandau sebagai daerah pertanian, perkebunan dan
perikanan di Kabupaten Lamandau yang berbasis pada peningkatan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat.
Tujuan penataan wilayah juga merupakan arahan perwujudan dan ruang wilayah
kabupaten yang ingin di capai pada masa yang akan datang. Dan tujuan penataan ruang
wilayah kabupaten memiliki fungsi :
a. Sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten;
a) Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
kabupaten; dan,
b) Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud utama dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten
Lamandau adalah untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan
Halaman 6
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
kondisi sanitasi Kabupaten Lamandau saat ini sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang.
Adapun tujuan dari penyusunan Buku Putih Kabupaten lamandau sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini.
2. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga
zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan
lingkungan/area resiko sanitasi
3. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam bersinergi dan
menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi di kabupaten
Lamandau ke depan.
4. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di
masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang telah disepakati bersama.
5. Menjadi bahan masukan untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) kabupaten
Lamandau jangka menengah.
1.4 Metodologi
Metodologi yang digunakan pada proses kegiatan penyusunan Buku Putih
Sanitasi (BPS) ini melalui beberapa proses yakni melalui rapat koordinasi antara
anggota Pokja Sanitasi, observasi lapangan serta diskusi. Buku putih sanitasi Kabupaten
Lamandau disusun berdasarkan kesepakatan yang mengacu pada karakteristik daerah,
kapasitas kebijakan, kemampuan riil daerah, kesepakatan masyarakat, kepentingan
daerah serta aturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengambilan data
Adapun jenis data yang diperlukan dalam Buku Putih Sanitasi yaitu Buku putih
sanitasi disusun dengan penggabungan data sekunder yang didukung oleh data primer,
dan data sekunder sebagai berikut :
a. Data Sekunder: (1) Data populasi dan proyeksi, (2) Kepadatan penduduk, (3)
Kemiskinan dan jumlah keluarga miskin, (4) Kesehatan masyarakat, (5) Cakupan
Halaman 7
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
layanan sanitasi, (6) Sarana dan prasarana sanitasi, (7) Pembangunan Kota dan
Tren/Kecenderungannya (8) Data kelembangaan, ((9) Data keuangan, dan (10) lain-
lain.
b. Data Primer: (1) Survey Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk
Assessment/EHRA), (2) Pemetaan Media dan (3) Survey Penyedia Layanan Sanitasi
(Sanitation Supply Assessment/SSA) (4) survey pemberdayaan masyarakat, jender
dan kemiskinan (PMJK).
Survey Enviromental Health Risk Assesment (EHRA) atau penilaian risiko
kesehatan karena lingkungan, Survey peran media dalam perencanaan sanitasi,
survey kelembagaan, survey keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi,
survay keuangan, survay priority setting area beresiko serta survay peran serta
masyarakat dan gender, merupakan data primer.
Sedangkan Dokumen yang berkaitan dengan SKPD masing-masing dinas/kantor
terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik,
proposal, laporan, foto dan peta, narasumber merupakan data sekunder, adapun proses
pengolahan data ;
1. Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian
dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program
yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang
erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.
2. Proses penulisan
Dalam proses penulisan / dokumensi buku putih ini mengingat waktu yang tersedia
sesuai jadwal dan target kesepakatan sangat terbatas, maka tim pokja PPSP sebagai
penyusun Buku Putih Sanitasi melakukan penulisan juga secara bertahap sesuai data
sekunder maupun primer yang diperoleh secara bertahap tersebut. Pertemuan rutin
tiap dua minggu sekali juga dilakukan Pokja PPSP untuk membahas penyusunan draft
Bab demi Bab yang telah ada sambil mensortir data yang terkumpul dari tiap
kecamatan dan Stake Holder terkait serta validasi data.
Halaman 8
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lamandau didasarkan pada
beberapa peraturan dan produk hukum seperti undang-undang, peraturan Pemerintah
pusat, peraturan pemerintah propinsi dan peraturan pemerintah daerah kabupaten.
Di tingkat kabupaten / kota ada dua produk hukum yang diatur serta diakui
dalam tata urutan perundangan yaitu berupa Peraturan daerah (Perda) yang ditetapkan
bersama pihak eksekutif dan legislatif di daerah dan Surat Keputusan Kepala Daerah
(SK Bupati) atau dan Peraturan Bupati yang dikeluarkan/ditandatangani kepala daerah.
Perbub bersifat mengatur sedangkan surat keputusan (SK) bersifat menetapkan.
Direncanakan dan sesuai desain disepakati bersama buku putih sanitasi yang
tersusun nantinya akan diusulkan untuk diperkuat dasar hukumnya lewat peraturan
bupati/Perbub, sehingga buku putih sanitasi nantinya akan menjadi salah satu dokumen
perencanaan di daerah yang memiliki dasar hukum sama seperti dokumen RPJMD,
RTRW dan Renstra lima tahun SKPD.
UNDANG-UNDANG
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alami
Hayati dan Ekosistemnya,
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah.
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.
Halaman 9
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
10. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah.
14. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
16. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
17. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan.
18. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2006 tentang Irigasi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah.
Halaman 10
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Perkotaan.
12. Peraturan pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Peran Masyarakat
Dalam Penataan Ruang.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan.
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan
atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
1. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengeloaan
Sumber Daya Air.
KEPUTUSAN MENTERI
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
Halaman 11
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1997 Tentang Kualitas Air Bersih
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001
tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/IV/2002
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.
6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat
Pakai Air (SPA).
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Penyusunan Pola Sumber Daya Air.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
9. Permendagri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan.
10. Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 660/4919/SJ, Tanggal 30
November 2012, Tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman Di Daerah
Peraturan Provinsi Kalimantan Tengah dan Peraturan Gubernur Kalimantan
Tengah
1. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
2. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 04/Tahun 2010, Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2005-2025 ( Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 Nomor 04,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 34 ).
3. Peraturan Daerah Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-
2015.
Halaman 12
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
4. Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 188.44/354/2013 Tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi Kalimantan Tengah
Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau dan Peraturan Bupati Kabupaten
Lamandau
1. Keputusan Bupati Lamandau Nomor : 188.55/34/1/HUK/2013 Tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Lamandau 2013
2. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 26 Tahun 2012 Tentang APBD
Tahun Anggaran 2013
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
A. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD
RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi.
Oleh karena itu, Buku Putih Sanitasi ini merupakan penjabaran operasional dari
RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat
lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan
konsep dasar pemikiran RPJMD. Munculnya isu kerusakan lingkungan,
ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsip-prinsip penataan ruang,
maupun tumpang tindih penataan ruang menjadikan pengelolaan tata ruang kota
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dijadikan sebagai Misi Kedua
Pembangunan Pemerintahan Kabupaten Lamandau untuk periode 2012-2032 yang
tertuang dalam RPJMD (masih dalam tahap proses pengesahan).
B. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra SKPD
Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai
bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi. Renstra SKPD dipergunakan sebagai
dasar dari penyusunan Buku Putih Sanitasi ini maka implementasi
pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
SKPD yang terkait dengan sanitasi.
C. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Halaman 13
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
(RTRW) Kabupaten Lamandau
RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Buku
Putih Sanitasi, dimana untuk rencana tahun 2012 perkiraan jumlah penduduk dan
volume sektor sanitasi diperhitungkan sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam
RTRW. Buku Putih Sanitasi mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus
sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
terlaksana pula implementasi dari Buku Putih Sanitasi.
D. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Aksi Daerah ( RAD)
Millenium Development Goals (MDGs)
Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi adalah memberikan bahan dasar
penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi dimasa yang akan datang
dalam rangka mencapai Millenium Development Goals bidang Kelestarian
Lingkungan Yaitu mengurangi separuh dari jumlah masyarakat yang belum
memiliki akses terhadap sanitasi yang berkelanjutan pada tahun 2015.