Bab 1 Besaran Dan Satuan

42
1 BAB 1 BESARAN DAN SATUAN Sumber: Serway dan Jewett, Physics for Scientists and Engineers, 6 th edition, 2004 Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari persoalan ukur mengukur suatu benda, karena pengukuran yang dilakukan untuk membantu siapa saja agar dapat melakukan sesuatu dengan benar. Dalam ilmu pengetahuan biasanya pengukuran dilakukan untuk menguji kebenaran suatu teori. Lord Kelvin, seorang fisikawan berkata “Bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu”. Pada saat kita mulai melakukan pengukuran kuantitatif, maka kita perlu suatu sistem satuan untuk memungkinan kita berkomunikasi dengan orang lain dan juga untuk membandingkan hasil pengukuran kita.

Transcript of Bab 1 Besaran Dan Satuan

1

BAB 1BESARAN DAN SATUAN

Sumber: Serway dan Jewett, Physics for Scientists and Engineers, 6th edition, 2004

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari persoalan ukur mengukur suatu benda, karena pengukuran yang dilakukan

untuk membantu siapa saja agar dapat melakukan sesuatu dengan benar. Dalam ilmu pengetahuan biasanya pengukuran dilakukan untuk menguji kebenaran suatu teori. Lord Kelvin,

seorang fisikawan berkata “Bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka

berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu”. Pada saat kita mulai melakukan pengukuran kuantitatif, maka

kita perlu suatu sistem satuan untuk memungkinan kita berkomunikasi dengan orang lain dan juga untuk

membandingkan hasil pengukuran kita.

2

PETA KONSEP

BESARAN FISIKA Pengukuran

Satuan

Dimensi

Besaran Pokok

Besaran Turunan

Kesalahan

Ketelitian

Ketepatan

Menurunkan Persamaan

Memeriksa Rumus

terdiri darimengandung

Berkaitan denganmemiliki

Berguna untuk

Besaran Vektor

Besaran Skalar

Penjumlahan VektorPengurangan Vektor

Metode Grafis

Metode AnalitisDioperasikan

dengan

Diselesaikan dengan

Diselesaikan dengan

Perkalian Vektor

Perkalian Vektor dan Skalar

Perkalian Vektor dan Vektor (Operasi Titik/

Dot Product)

Perkalian Vektor dan Vektor (Operasi

Silang/Cross Product)

Angka Penting:- Penjumlahan dan Pengurangan- Perkalian dan Pembagian- Pembulatan

Notasi Ilmiah

Terdiri dari

memenuhi

Pra Syarat Agar dapat mempelajari bab ini dengan baik, Anda dituntut sudah tuntas melakukan operasi aljabar matematik yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan menggunakan bilangan bulat, pecahan bentuk desimal, dan bilangan baku.

Cek Kemampuan

3

1. Apakah yang dimaksud dengan besaran, besaran pokok, dan besaran turunan? Berilah masing-masing tiga contoh

besaran pokok dan turunan yang Anda temukan dalam kehidupan sehari-hari, beserta satuannya!

2. Apakah yang dimaksud dengan dimensi? Jelaskan bahwa analisis dimensi sangat bermanfaat dalam menguji kaitan berbagai besaran!

3. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan pengukuran? Mengapa penggunaan satuan baku dalam suatu pengukuran adalah hal yang sangat penting? Berikan contoh untuk memperjelas jawaban Anda!

4. Apakah yang dimaksud dengan angka penting? Sebutkan kriteria sehingga suatu angka tergolong sebagai angka penting! Mengapa angka penting perlu diperhatikan dalam pelaporan hasil pengukuran?

5. Sebutkan operasi yang dilakukan untuk menjumlahkan dua atau lebih besaran vektor!

1.1 Besaran dan Satuan Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa.

Dahulu orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya jari, hasta, kaki, jengkal, dan depa. Namun satuan-satuan tersebut menyulitkan dalam komunikasi, karena nilainya berbeda-beda untuk setiap orang. Satuan semacam ini disebut satuan tak baku. Untuk kebutuhan komunikasi, apalagi untuk kepentingan ilmiah, pengukuran harus menggunakan satuan baku, yaitu satuan pengukuran yang

Diskusikan dengan teman-temanmu, mungkinkah suatu besaran nonfisis suatu saat akan menjadi besaran fisis?

4

nilainya tetap dan disepakati secara internasional, misalnya meter, sekon, dan kilogram.

Adanya kemungkinan perbedaan penafsiran terhadap hasil pengukuran dengan berbagai standar tersebut, memacu para ilmuwan untuk menetapkan suatu sistem satuan internasional yang digunakan sebagai acuan semua orang di penjuru dunia. Pada tahun 1960, dalam The Eleventh General Conference on Weights and Measures (Konferensi Umum ke-11 tentang Berat dan Ukuran) yang diselenggarakan di Paris, ditetapkanlah suatu sistem satuan internasional, yang disebut sistem SI (Sistem International). Sampai saat ini ada dua jenis satuan yang masih digunakan, yaitu:

1) Sistem metrik 2) Sistem Inggris (imperial sistem)

Sistem metrik dikenal sebagai: meter, kilogram, dan sekon (disingkat MKS), sistem Inggris dikenal sebagai: foot,pound dan second (disingkat FPS). Dalam Sistem Internasional dikenal dua besaran yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran yang satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi internasional mengenai berat dan ukuran. Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok ada tujuh, yaitu panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, temperatur, jumlah zat, dan intensitas cahaya. Tabel 1.1 menunjukkan tujuh besaran pokok tersebut beserta satuan dan dimensinya.

Tabel 1.1 Besaran Pokok dan Satuannya dalam SI

No Besaran Satuan dasar SI

Simbol Dimensi

1 Panjang meter m [L] 2 Massa kilogram kg [M] 3 Waktu sekon s [T] 4 Arus Listrik ampere A [I] 5 Suhu kelvin K [ ]

5

6 Jumlah Zat mol mol [N] 7 Intensitas

Cahayakandela cd [J]

Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh dari besaran-besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan besaran pokok yang menurunkannya, seperti terlihat dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Contoh besaran turunan

Besaran Rumus Satuan DimensiVolume Panjang × lebar × tinggi m3 [L3]Kecepatan Perpindahan/waktu m.s-1 [LT-1]Momentum Massa × kecepatan kg.m.s-1 [MLT-1]

Tabel 1.3. Satuan besaran mekanika

Sistem Satuan Panjang Massa Waktu GayaStatis Besar Statis Kecil Dinamis Besar Dinamis Kecil Inggris Absolut Inggris Teknik

Mcm mcm ft (foot) ft

Kgm grm kggrlbm (pound mass) slug

ssssss

kg.gayag.gaya Newton dyne pdl (poundal) lbf(pound force)

Di samping diperoleh dari penjabaran satuan besaran pokok yang terkait, satuan besaran turunan sering juga diambil dari nama orang yang berjasa di bidang tersebut. Sebagai contoh, satuan gaya (F) adalah kg.m.s-2 sering dinyatakan dengan newton (N), satuan usaha (W) adalah kg.m2.s-2 sering dinyatakan dengan joule (J).

1.2 Standar Satuan BesaranStandar untuk Satuan Panjang

6

Satuan standar untuk panjang adalah meter. Panjang merupakan besaran pokok yang digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik dan ukuran geometri sebuah benda. Sebagai contoh, panjang sebuah silinder adalah 15 cm dan diameternya 6 cm, jarak kota A ke kota B adalah 1000 m.

Standar untuk satuan panjang adalah meter (m), secara orisinal dinyatakan dengan dua goresan pada batang meter standar yang terbuat dari campuran platinum-iridium yang disimpan di the International Bureau of Weights and Measures (Sevres, Frances). Jarak yang ditetapkan untuk satu meter adalah jarak antara equator dan kutub utara sepanjang meridian melalui Paris sebesar 10 juta meter, seperti pada terlihat Gambar 1.2.

Pada tahun 1960, mengenai suatu standar atomik untuk panjang, satu meter didefinisikan sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas Krypton-86 (Kr-86) di dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik. Pada bulan November 1983, definisi standar meter diubah lagi dan ditetapkan menjadi “satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) pada selang waktu 1/299.792.458 sekon”. Perubahan ini dilakukan berdasarkan nilai kecepatan cahaya yang dianggap selalu konstan 299.792.458 m/s.

Gambar 1.2. Satu meter ditetapkan sebagai jarak antara equator (katulistiwa) dan kutub utara melalui Paris

(Sumber: Tipler, Physics for Scientists and Engineers, 5th edition)

Standar untuk Satuan Massa Standar untuk satuan massa adalah sebuah silinder

platinum-iridium yang disimpan di lembaga Berat dan Ukuran

7

Internasional dan berdasarkan perjanjian Internasional disebut sebagai massa sebesar satu kilogram. Standar sekunder dikirimkan ke laboratorium standar di berbagai negara dan massa dari benda-benda lain dapat ditentukan dengan menggunakan neraca berlengan-sama dengan ketelitian 2 bagian dalam 108.Turunan standar massa internasioanl untuk Amerika Serikat dikenal dengan Kilogram prototip No.20, ditempatkan dalam suatu kubah di Lembaga Standar Nasional, seperti terlihat pada Gambar 1.3.a.

Standar untuk Satuan Waktu Standar untuk satuan waktu adalah sekon (s) atau detik.

Standar waktu yang masih dipakai sekarang didasarkan pada hari matahari rata-rata. Satu sekon atau satu detik didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya.

Jam atomik jenis tertentu, yang didasarkan atas frekuensi karakteristik dari isotop Cs133, telah digunakan di Laboratorium Fisis Nasional, Inggris sejak tahun 1955. Gambar 1.3.b memperlihatkan jam yang serupa di Lembaga Standar Nasional, Amerika Serikat.

Standar untuk satuan Arus listrik, Suhu, Intensitas Cahaya dan Jumlah Zat Secara singkat standar untuk Arus listrik, Suhu, Intensitas Cahaya dan Jumlah Zat dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Satu Ampere adalah jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25.1018 elektron ) yang melewati suatu penampang dalam 1 detik.

2. Suhu titik lebur es pada 76 cmHg adalah : T = 273,15 K, Suhu titik didih air pada 76 cmHg adalah : T = 373,150 K.

3. Satuan Kandela adalah benda hitam seluas 1 m2 yang bersuhu hk lebur platina ( 1773 oC ) akan memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 x 105 kandela.

4. Satu mol zat terdiri atas 6,025 x 1023 buah partikel. ( 6,025 x 1023 disebut dengan bilangan Avogadro ).

8

Gambar 1.3 a) Kilogram standar No.20 yang disimpan di Lembaga Standar Nasional Amerika Serikat. Kilogram standar berupa silinder platinum, disimpan di bawah dua kubah kaca berbentuk lonceng. b) Standar frekuensi atomik berkas cesium di laboratorium Boulder di Lembaga Standar Nasional (Sumber: Serway dan Jewett, Physics for Scientists and Engineers, 6th edition, 2004)

Tabel 1.4 Awalan-awalan SI

Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol101 deka (deca) da 10-1 desi (deci) d 102 hekto

(hecto)H 10-2 senti (centi) c

103 Kilo K 10-3 mili (milli) m 106 Mega M 10-6 mikro

(micro)109 Giga G 10-9 nano n 1012 Tera T 10-12 piko (pico) p 1015 Peta P 10-15 Femto f 1018 eksa (exa) E 10-18 atto a

1.3 Macam Alat Ukur Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya

9

A. Mistar Alat ukur panjang yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah mistar. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm (0,1 cm) dan ketelitiannya setengah skala terkecil 0, 5 mm (0,05 cm).

(a) (b)

Gambar 1.4 Mistar : a) Mistar dengan jangkauan pengukuran 10,5 cm,

b) Contoh mengukur panjang menggunakan mistar

B. Jangka Sorong Dalam praktiknya, mengukur panjang kadang-kadang memerlukan alat ukur yang mampu membaca hasil ukur sampai ketelitian 0,1 mm (0,01 cm), untuk pengukuran semacam ini kita bisa menggunakan jangka sorong.

(a)

10

(b)

Gambar 1.5 Jangka Sorong a) Skala utama dan skala nonius. b) Cara membaca skala (Sumber: http://www.e-dukasi.net)

Kegiatan 1:

Tugas:Coba ulangi kegiatan 1 dengan dua macam benda yang berbeda.

a) Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda yang anda ukur.

b) Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

11

Kegiatan 2:

Tugas:Coba ulangi kegiatan 2 dengan dua macam benda yang berbeda.

a) Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda yang anda ukur.

b) Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

Kegiatan 3:

Tugas:Coba ulangi kegiatan 3 dengan dua macam benda yang berbeda.

12

a) Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda yang anda ukur.

b) Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

C. Mikrometer Sekrup Alat ukur panjang yang paling teliti adalah mikrometer sekrup yang memiliki ketelitian 0,001 mm, biasanya digunakan oleh para teknisi mesin, terutama pada saat penggantian komponen mesin yang mengalami keausan.

Gambar 1.6 Pembacaan skala Mikrometer. (Sumber: http://www.e-dukasi.net)

Kegiatan 4: Pembacaan skala diameter ulir

Tugas:

13

Coba ulangi kegiatan 4 dengan dua macam benda yang berbeda. a) Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda

yang anda ukur. b) Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

Kegiatan 5: Pembacaan skala ketebalan benda

Tugas:Coba ulangi kegiatan 5 dengan dua macam benda yang berbeda.

a) Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda yang anda ukur.

b) Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

Kegiatan 6: Pembacaan skala diameter mur

14

Tugas:Coba ulangi kegiatan 6 dengan dua macam benda yang berbeda.

a) Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda yang anda ukur.

b) Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

Alat Ukur Massa Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Seorang astronot ketika berada di Bulan beratnya berkurang, karena gravitasi Bulan lebih kecil dibanding gravitasi Bumi, tetapi massanya tetap sama dengan di Bumi. Bila satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg), satuan SI untuk berat adalah newton (N). Massa diukur dengan neraca lengan, berat diukur dengan neraca pegas, sebagaimana terlihat pada Gambar 1.7. Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Sekarang, sudah banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih teliti, yaitu neraca elektronik. Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-satuan lain, misalnya: gram (g), miligram (mg), dan ons untuk massa-massa yang kecil; ton (t) dan kuintal (kw) untuk massa yang besar. 1 ton = 10 kuintal = 1.000 kg 1 kg = 1.000 g = 10 ons

Gambar 1.7 a) Neraca lengan b) Neraca pegas (Sumber: Dikmenjur, Bahan Ajar Modul Manual Untuk SMK Bidang Adaptif Mata Pelajaran Fisika, 2004)

Alat Ukur Waktu

15

Waktu adalah selang antara dua kejadian/peristiwa. Misalnya, waktu siang adalah sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam, waktu hidup adalah sejak dilahirkan hingga meninggal. Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih besar, misalnya: menit, jam, hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain.

Sedangkan, untuk kejadian-kejadian yang cepat sekali bisa digunakan satuan milisekon (ms) dan mikrosekon ( s).Untuk keperluan sehari-hari, telah dibuat alat-alat pengukur waktu, misalnya stopwatch dan jam tangan seperti terlihat pada Gambar 1.8.

Gambar 1.8 Stopwatch dan Jam (Sumber: Dikmenjur, Bahan Ajar Modul Manual Untuk SMK Bidang Adaptif Mata Pelajaran Fisika, 2004)

1.4 Konversi Satuan Dengan adanya sistem satuan, maka diperlukan pengetahuan untuk dapat menentukan perubahan satuan dari satu sistem ke sistem yang lain yang dikenal dengan istilah konversi satuan. Berikut ini diberikan konversi satuan-satuan penting yang biasa digunakan.

Panjang1 yard = 3ft = 36 in 1 in = 0,0254 m = 2,54 cm 1 mile = 1609 m 1 mikron = 10-6 m 1 Angstrom = 10-10 m

Luas1 ft2 = 9,29 x 10-2 m2

1 are = 100 m2

16

Massa1 lb = 0,4536 kg 1 slug = 14,59 kg 1 ton = 1000 kg

Volume1 liter = 10-3 m3

1 ft3 = 2,832 x 10-2 m3

1 gallon (UK) = 4,546 liter 1 gallon (US) = 3,785 liter 1 barrel (UK) = 31, 5 gallon 1 barrel (US) = 42 gallon

Massa Jenis1 lb/ft3 = 16,0185 kg/m3

Kecepatan1 mile/jam = 1,609 km/jam 1 knot = 1,852 km/jam 1 ft/s = 0,3048 m/s

Gaya1 lbf = 4,448 N 1 dyne = 10-5 N 1 kgf = 9,807 N

Tekanan1 atm = 76 cm Hg = 1,013 x 105 N/m2

= 1013 millibar = 14,7 lb/in2

1 Pa = 1 N/m2

1 bar = 106 dyne/cm2

= 105 PaEnergi1 BTU = 1055 J = 252 kal 1 kal = 4, 186 J 1 ft lb = 1, 356 J 1 hp jam = 2, 685 x 106 J 1 erg = 10-7 J

Daya1 hp = 745,4 W 1 kW = 1,341 hp 1 BTU/jam = 0,293 W 1 kal/s = 4,186 W

Waktu1 hari = 24 jam 1 jam = 60 menit 1 menit = 60 sekon

Contoh Soal 1:

17

Kapal pesiar Panji Asmara melaju dari pelabuhan Tanjung Priok ke pelabuhan Tanjung Emas dengan kecepatan rata-ratanya sebesar 5 knot. Berapakah kecepatan kapal tersebut bila dinyatakan dalam m/s, dan bila dalam perjalanannya menempuh jarak sejauh 300 km, berapa waktu dalam detik yang digunakan untuk menempuh jarak tersebut?

Penyelesaian:Diketahui: kecepatan = 5 knot dan jarak tempuh = 300 km Mengingat 1 knot = 1,852 km/jam = 1,852 x (1000 m/3600 s) = 0,51444 m/det, maka kecepatan kapal pesiar tersebut adalah = 5 knot = 5 x (0,51444 m/s) = 2,5722 m/s. Ingat hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu yang membentuk sebuah persamaan gerak, yaitu:

tempuhWaktutempuhJaraktanKecepa

sehingga untuk mencari waktu tempuh didapatkan hubungan,

s68,116631s/m5722,2

m300000km300tanKecepa

tempuhJaraktempuhWaktu

Waktu yang diperlukan kapal pesiar untuk menempuh jarak 300 km adalah: 116631, 68 s atau sekitar 32 jam.

Contoh Soal 2:Harga minyak mentah di pasar dunia pada bulan ini berkisar Rp. 578.900,00 per barrel (UK). Berapakah harga per liternya?

Penyelesaian:Ingat, 1 barrel (UK) = 31,5 gallon = 31,5 x 4,546 liter = 143,199 literJadi harga per liternya = Rp. 578.900,00 : 143,199 liter = Rp. 4042,626

1.5 Dimensi

18

Untuk menyederhanakan pernyataan suatu besaran turunan dengan besaran pokok digunakan dengan simbol yang disebut dimensi besaran, lihat tabel 1.5. Apabila suatu persamaan fisika terdiri dari banyak suku yang berisi besaran-besaran, maka setiap suku tersebut harus berdimensi sama.

Tabel 1.5 Lambang dimensi besaran pokok

No Besaran Dimensi1 Panjang [L] 2 Massa [M] 3 Waktu [T] 4 Arus Listrik [I] 5 Suhu [ ]6 Jumlah Zat [N] 7 Intensitas

Cahaya[J]

Contoh Soal 3:Tuliskan dimensi dari satuan besaran fisis berikut (a). tekanan, (b). daya, (c). kecepatan anguler.

Penyelesaian:(a). Satuan (SI) tekanan adalah newton/m2, dengan newton = kg m/s2

yang berdimensi MLT-2 dan m2 berdimensi L2 maka dimensi

tekanan adalah : 212

2

TMLL

MLT

(b). Satuan daya (SI) adalah watt = joule/sekon, dengan Joule = Newton.meter sehingga dimensi daya adalah MLT-2.L = ML2

T-2.(c). Kecepatan anguler mempunyai rumus:

= m

s/mradius

liniertankecepaRv = s-1 sehingga berdimensi

T-1.

19

Kegunaan dimensi adalah: a) Mengungkapkan adanya kesamaan atas kesataraan antara dua

besaran yang kelihatanya berbeda. b) Menyatakan benar tidaknya suatu persamaan yang ada

hubungannya dengan besaran fisika.

1.6 Angka Penting Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (angka taksiran). Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran:

1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Contoh: 72,753 (5 angka penting). 2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka

bukan nol adalah angka penting.Contoh: 9000,1009 (9 angka penting).

3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting.

Contoh: 3,0000 (5 angka penting). 4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol

yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting.

Contoh: 67,50000 (7 angka penting). 5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol

yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting.

Contoh: 4700000 (2 angka penting). 6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang

pertama adalah angka tidak penting.Contoh: 0,0000789 (3 angka penting).

Ketentuan - Ketentuan Pada Operasi Angka Penting:

20

1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat Satu Angka Taksiran saja. Contoh: 2,34 angka 4 = angka taksiran 0,345 + angka 5 = angka taksiran 2,685 angka 8 dan 5 (dua angka terakhir) taksiran maka ditulis: 2,69 (Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka di belakang koma yang paling sedikit). 13,46 angka 6 = angka taksiran 2,2347 - angka 7 = angka taksiran 11,2253 angka 2, 5 dan 3 (tiga angka terakhir) taksiran maka ditulis : 11,23

2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit. Contoh: 8,141 (empat angka penting) 0,22 x (dua angka penting) 1,79102

Penulisannya: 1,79102 ditulis 1,8 (dua angka penting)

1,432 (empat angka penting) 2,68 : (tiga angka penting) 0,53432

Penulisannya: 0,53432 ditulis 0,534 (tiga angka penting)

3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan, Jika angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap. Contoh: Bulatkanlah sehingga mempunyai tiga angka penting:

a) 24,48 (4 angka penting) 24,5 b) 56,635 (5 angka penting) 56,6 c) 73,054 (5 angka penting) 73,1 d) 33,127 (5 angka penting) 33,1

21

1.7 Notasi Ilmiah (Bentuk Baku) Dari hasil pengukuran besaran fisika banyak dijumpai bilangan-bilangan yang memiliki angka yang banyak, sehingga dalam penulisannya memerlulkan tempat lebar. Untuk menyingkat penulisan bilangan tersebut diambil kesepakatan yaitu bentuk bilangan sepeluh berpangkat yang disebut notasi ilmiah. Secara umum Notasi Ilmiah atau Cara Baku dapat ditulis sebagai berikut: R . 10 xdengan: R, ( angka-angka penting ) 10x disebut orde x bilangan bulat positif atau negatif

Contoh: - Massa bumi = 5,98 . 10 24 (tiga angka penting) - Massa elektron = 9,1 . 10 -31 (dua angka penting) - 0,00000435 = 4,35 . 10 -6 (tiga angka penting) - 345000000 = 3,45 . 10 8 (tiga angka penting)

1.8 Pengukuran Pengukuran merupakan kegiatan sederhana, tetapi sangat penting dalam kehidupan kita. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya. Misalnya, Anda mengukur panjang buku dengan mistar, artinya Anda membandingkan panjang buku tersebut dengan satuan-satuan panjang yang ada di mistar, yaitu milimeter atau centimeter, sehingga diperoleh hasil pengukuran, panjang buku adalah 210 mm atau 21 cm. Fisika merupakan ilmu yang memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca indera. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep fisika. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran, pertama masalah ketelitian (presisi) dan kedua

22

masalah ketepatan (akurasi). Presisi menyatakan derajat kepastian hasil suatu pengukuran, sedangkan akurasi menunjukkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi bergantung pada alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Umumnya, semakin kecil pembagian skala suatu alat semakin presisi hasil pengukuran alat tersebut. Mistar umumnya memiliki skala terkecil 1 mm, sedangkan jangka sorong mencapai 0,1 mm atau 0,05 mm, maka pengukuran menggunakan jangka sorong akan memberikan hasil yang lebih presisi dibandingkan menggunakan mistar. Meskipun memungkinkan untuk mengupayakan kepresisian pengukuran dengan memilih alat ukur tertentu, tetapi tidak mungkin menghasilkan pengukuran yang tepat (akurasi) secara mutlak. Keakurasian pengukuran harus dicek dengan cara membandingkan terhadap nilai standard yang ditetapkan. Keakurasian alat ukur juga harus dicek secara periodik dengan metode the two-point calibration. Pertama, apakah alat ukur sudah menunjuk nol sebelum digunakan? Kedua, apakah alat ukur memberikan pembacaan ukuran yang benar ketika digunakan untuk mengukur sesuatu yang standar?

A. Sumber-sumber ketidakpastian dalam pengukuran Mengukur selalu menimbulkan ketidakpastian. Artinya, tidak ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat sama. Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:

1. Ketidakpastian Sistematik Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:

Ketidakpastian Alat Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya,

23

kuat arus listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A. Karena selalu ada penyimpangan yang sama, maka dikatakan bahwa Ampermeter itu memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2 A.Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus di kalibrasi setiap akan dipergunakan.

Kesalahan Nol Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.

Waktu Respon Yang Tidak Tepat Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu yang diukur sering tidak tepat karena pengukur terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.

Kondisi Yang Tidak Sesuai Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misalkan mengukur panjang kawat baja pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi objek yang diukur maupun alat pengukurnya.

2. Ketidakpastian Random (Acak) Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita.

24

Misalnya: Fluktuasi pada besaran listrik. Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik. Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya. Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random. Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-galvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.

3. Ketidakpastian Pengamatan Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.

Gambar 1. 1 Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B yang benar.

Seiring kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih dan kompleks, sehingga banyak hal yang harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila yang mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar kemungkinan untuk melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang besar pula.

25

Besarnya ketidakpastian berpotensi menghasilkan produk yang tidak berkualitas, sehingga harus selalu diusahakan untuk memperkecil nilainya, di antaranya dengan kalibrasi, menghindari gangguan luar, dan hati-hati dalam melakukan pengukuran.

B. Melaporkan hasil pengukuran Dengan melakukan pengukuran suatu besaran secara

langsung, misalnya mengukur panjang pensil dengan mistar atau diameter kelereng dengan mikrometer sekrup, Anda tidak mungkin memperoleh nilai benar x0. Bagaimana Anda melaporkan hasil pengukuran suatu besaran?

Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai: x = x0± x, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x0dan x adalah ketidakpastiannya.

Pengukuran tunggal dalam kegiatan eksperimen sebenarnya dihindari karena menimbulkan ketidakpastian yang sangat besar. Namun, ada alasan tertentu yang mengharuskan sehingga suatu pengukuran hanya dapat dilakukan sekali saja. Misalnya, mengukur kecepatan mobil yang lewat. Bagaimana menuliskan hasil pengukuran tunggal tersebut? Setiap alat memiliki skala terkecil yang memberikan kontribusi besar pada kepresisian pengukuran. Skala terkecil adalah nilai atau hitungan antara dua garis skala bertetangga. Skala terkecil pada mistar adalah 1 mm. Umumnya, secara fisik mata manusia masih mampu membaca ukuran hingga skala terkecil tetapi mengalami kesulitan pada ukuran yang kurang dari skala terkecil. Pembacaan ukuran yang kurang dari skala terkecil merupakan taksiran, dan sangat berpeluang memunculkan ketidakpastian. Mengacu pada logika berfikir demikian, maka lahirlah pandangan bahwa penulisan hasil pengukuran hingga setengah dari skala terkecil. Tetapi ada juga kelompok lain yang berpandangan bahwa

Setiap pengukuran berpotensi menimbulkan ketidakpastian. Ketidakpastian yang besar menggambarkan kalau pengukuran itu tidak baik. Usahakan untuk mengukur sedemikian sehingga ketidakpastian bisa ditekan sekecil-kecilnya

26

membaca hingga skala terkecil pun sudah merupakan taksiran, karena itu penulisan hasil pengukuran paling teliti adalah sama dengan skala terkecil.

1.9 VektorDalam fisika besaran dapat dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu besaran yang hanya dinyatakan dengan nilai dan satuannya disebut besaran skalar dan besaran yang dinyatakan dengan nilai, satuan beserta arahnya disebut besaran vektor.Contoh besaran fisis yang merupakan besaran skalar adalah massa, panjang, waktu, densitas, energi, dan suhu. Perhitungan besaran-besaran skalar dapat dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan aljabar biasa. Contoh besaran fisis yang termasuk besaran vektor adalah percepatan, kecepatan, gaya, momentum, dan pergeseran. Perhitungan besaran-besaran vektor harus menggunakan aturan yang dikenal dengan operasi vektor.

Vektor secara visualisasi digambarkan berupa garis lurus beranak panah, dengan panjang garis menyatakan besar vektor dan arah panah menyatakan arah vektor, lihat Gambar 1.9.

Gambar 1.9 Gambar vektor dan vektor .

A. Komponen Vektor dan Vektor Satuan Untuk memudahkan operasi vektor dari suatu besaran

fisika, setiap vektor dapat diuraikan menjadi komponen-komponen vektor ke arah sumbu-sumbu koordinat di mana vektor berada. Contoh dalam bidang dua dimensi (bidang xy ) dari koordinat kartesian, vektor b dapat diuraikan menjadi komponen

xb (pada arah sumbu x) dan yb (pada arah sumbu y) seperti Gambar 1.10.

ABB

A

a

27

xb = b cos dan yb = b sin dan

besar vektor 22yx bbbb

serta arah vektor b terhadap sumbu x positip dapat dihitung dengan rumus

tan = x

y

bb

.

cos = 222

zyx

x

bbb

b;

cos = 222

zyx

Y

bbb

b;

cos = 222

zyx

Z

bbb

b

bx

by

bz

X

Y

Z

ßa

?

b

b

Gambar 1.10 Komponen vektor dalam bidang dua dimensi (bidang xy).

Apabila sebuah vektor berada dalam ruang tiga dimensi dari koordinat kartesian dengan mengapit sudut terhadap sumbu x, y dan z berturut-turut , dan maka: xb = b cos , yb = b cos , zb = b cos

dan besar vektor b = 222zyx bbb serta arah-arah vektor b

berturut-turut terhadap sumbu x, y dan z dapat dihitung dengan:

Gambar 1.11 Komponen vektor dalam ruang

Suatu vektor dapat dituliskan dengan besar vektor dikalikan vektor satuannya, dimana vektor satuan adalah vektor yang panjangnya satu satuan yang berarah searah dengan vektor

Cos2 + cos2 + cos2

= 1

28

ab

tersebut. Contoh vektor b = b .b, dengan b disebut vektor satuan b dan b besar dari vektor b . Untuk penggunaan berikutnya vektor satuan ke arah sumbu x, y dan z dari koordinat kartesian berturut-turut disimbolkan i , j dan k , lihat Gambar 1.12.

i

j

k

Gambar 1.12 Vektor satuan dalam koordinat kartesian

B. Operasi Vektor B.1 Penjumlahan Vektor Penjumlahan Vektor dengan Metode Grafis Jika kita ingin menjumlahkan vektor, misalkan vektor dan vektor , maka vektor digeser sejajar dengan dirinya hingga pangkal vektor berimpit dengan ujung vektor , vektor

adalah vektor dari pangkal vektor ke ujung vektor .

Gambar 1.13 Penjumlahan vektor dan vektor

Penjumlahan Vektor dengan Metode Analitis

Sehingga vektor b yang digambarkan

pada Gambar 1.12 dapat ditulis sbb:

b = bx i + by j + bz k , dengan

notasi seperti ini memudahkan untuk

melakukan operasi vektor .

a

bba

29

b

a

Apabila dalam vektor satuan, a = ax i + ay j + az k dan b = bx i + by j + bz k maka jumlah vektor a dan b adalah:

ba = (ax+ bx) i + (ay + by) j + (az + bz) k (1.1) dan yang dapat dioperasikan penjumlahan adalah komponen-komponen vektor yang sejajar.

B.2 Pengurangan Vektor Pengurangan Vektor dengan Metode Grafis Dua vektor a dan b besarnya sama tetapi arahnya berlawanan maka vektor a dinamakan juga dengan vektor negatif dari vektor batau sebaliknya. Misalnya, vektor a dikurangi vektor b , lihat Gambar 1.14.

Gambar 1.14 Pengurangan vektor dan vektor

Pengurangan Vektor dengan Metode Analitis Apabila dalam vektor satuan, a = ax i + ay j + az k dan b = bx i + by j + bz k maka pengurangan vektor a dan b

adalah: ba = (ax - bx) i + (ay - by) j + (az - bz) k (1.2) dan yang dapat dioperasikan pengurangan adalah komponen-komponen vektor yang sejajar.

B.3 Perkalian Vektor

Penjumlahan vektor bersifat komutatif, abba dan asosiatif, ( ba ) + )( cbac

a b ba

30

Perkalian Vektor dengan Skalar Sebuah vektor dikalikan dengan skalar adalah vektor baru dengan besar m (skalar) kali dengan besar vektor tersebut dengan arah yang sama bila m positif atau berlawanan bila m bertanda negatif. Perkalian vektor dengan skalar bersifat komutatif, m. a = a m.

Perkalian Skalar dari dua Vektor Operasi perkalian skalar dari dua vektor juga dapat disebut dengan perkalian titik dari dua vektor atau perkalian dotdari dua vektor, dimana hasilnya merupakan skalar. Perkalian skalar dari vektor a dan b ditulis a . b dengan hasilnya :

a . b = a b cos = (a cos ) b (1.3) dengan sudut yang diapit oleh vektor a dan b .

Apabila dalam vektor satuan, a = ax i + ay j + az k dan b =

bx i + by j + bz k maka :

a . b = ax bx ii ˆ. + axby ji ˆ.ˆ + axbz ki ˆ. + aybx ij ˆ.ˆ + ayby jj ˆ.ˆ +

aybz kj ˆ.ˆ + azbx ik ˆ.ˆ + azby jk ˆ.ˆ + azbz kk ˆ.ˆ = ax bx .1 + axby. .0 + axbz .0 + aybx .0 + ayby..1+ aybz .0 + azbx .0 + azby .0 + azbz .1 = ax bx + ayby.+ azbz (1.4)

Perkalian vektor dari dua vektor Perkalian vektor dari dua vektor, a dan b disebut juga dengan perkalian silang dari dua vektor atau perkalian cross daridua vektor, menghasilkan vektor baru dengan besar sama

Perkalian skalar dari dua vektor bersifat komutatifa . b = b . a atau a b cos = b a cos

Ingat; kkjjii ˆ.ˆˆ.ˆˆ. = 1.1 cos 0o = 1 dan ikkjji ˆ.ˆˆ.ˆˆ. = 1.1 cos 90o = 0.

31

dengan a b sin dengan arah searah gerak sekrup putar kanan apabila diputar dari arah vektor a ke arah vektor b melewati sudut apit kecil.

ax b = a b sin (1.5)

Apabila dalam vektor satuan, a = ax i + ay j + az k dan b

= bx i + by j + bz k maka:

ax b = ax bx ixi ˆˆ + axby jxi ˆˆ + axbz kxi ˆ.ˆ + aybx ixj ˆˆ + ayby jxj ˆˆ +

aybz kxj ˆˆ + azbx ixk ˆˆ + azby jxk ˆˆ + azbz kxk ˆˆ = ax bx .0 + axby. k +

axbz .(- j ) + aybx .(- k ) + ayby..0+ aybz . i + azbx . j + azby .(- i ) + azbz .0= axby. . k + axbz .(- j ) + aybx .(- k ) + aybz . i + azbx j + azby .(- i )

= (aybz – azby) i + (azbx-axbz) j + (axby – aybx) k (1.6)

Persamaan (1.6) dapat ditulis juga dalam bentuk determinan sebagai berikut:

(1.6a)

Contoh Soal 4:Diketahui tiga titik dalam koordinat kartesian masing-masing berkoordinat sebagai berikut, titik M (2,4,2); N (4,-2,1) dan P (1,4,-2).

Ingat; kxkjxjixi ˆˆˆˆˆˆ = 1.1 sin 0o = 0 dan ,ˆˆˆ kjxi ikxj ˆˆˆ , jixk ˆˆˆ , ,ˆˆˆ jkxi ,ˆˆˆ ijxk

dan kixj ˆˆˆ

32

a. Hitung besar dan arah vektor MN .b. Hitung besar dan arah vektor MN + MP .c. Hitung besar dan arah vektor MN - MP .

Penyelesaian:Ingat vektor posisi adalah vektor suatu posisi dalam koordinat dengan mengambil acuan pada pusat koordinat, sehingga vektor posisi PNM ,, adalah:

M = 2i + 4j + 2k; N = 4i + (-2j) + k; P = 1i + 4j + (-2k)a). MN = MN = (4 – 2)i + (-2 – 4)j + (1- 2)k = 2i + (-6)j + (-1k)Besar MN = 222 )1()6(2 = 41

Arah vektor MN mengapit sudut , dan terhadap sumbu x, y dan z yang dapat dihitung dengan:

= cos-1

412 ; = cos-1

416 ; = cos-1

411

b). Dengan cara yang sama didapat vektor MP = -1i + 0j + (-4k) sehingga:

MN + MP = (2 + (-1))i + (-6 + 0)j + (-1 + (-4))k = 1i + (-6j) + (-5k)

Besar vektor MN + MP = 222 )5()6(1 = 62Arah vektornya mengapit sudut , dan terhadap sumbu x, y dan z yang dapat dihitung dengan:

= cos-1621

; = cos-1626

; = cos-1

625

c). Dengan cara yang sama didapat vektor NP = -3i + 6j + (-3k) sehingga :

MN – NP = (2 – (-3)) i + (-6 – 6)j + (-1 – (-3))k = 5i + (-12j) + 2k

33

Besar vektor MN – NP = 222 2)12(5 = 173 Arah vektornya mengapit sudut , dan terhadap sumbu x,

y dan z yang dapat dihitung dengan:

= cos-1 1735

; = cos-117312

; = cos-1

1732

Contoh Soal 5:Dua bua gaya masing-masing 24 newton dan 7 newton bekerja pada sebuah benda. Berapakah besarnya jumlah gaya (gaya resultan), jika keduanya:

a) Segaris dan arahnya sama b) Segaris dan berlawanan arah c) Saling tegak lurus d) Membuat sudut 530

Penyelesaian:Dikeatahui: F1 = 24 N F2 = 7 N Ditanyakan:

a) F3, jika F1 dan F2 searah b) F3, jika F1 dan F2 berlawanan arah c) F3, jika F1 dan F2 saling tegak lurus d) F3, jika F1 dan F2 membentuk sudut 530

Jawab:a. F3 = F1 + F2 = 24 + 7 = 31 N b. F3 = F1 - F2 = 24 - 7 = 17 N c. NFFF 256252

22

13

d. NFFFFF 75,286,82653cos2 021

22

213

Contoh Soal 6:Sebuah partikel berada pada koordinat kartesian, dengan koordinat (1,2,4) dinyatakan dalam meter, mengalami pengaruh gaya F sebesar 100 N yang mengapit sudut 45o, 60o dan 60o

34

terhadap sumbu x, y dan z. Jika momen gaya merupakan perkalian silang dari vektor posisi (titik) tangkap dengan vektor gaya yang bekerja, hitunglah besar momen gaya yang dialami partikel tersebut.

Penyelesaian:Vektor posisi partikel, dan vektor

kji

kjiF

50507,70

)60cos100()60cos100()45cos100( 000

sehingga vektor momen gaya yang dialami partikel adalah:

Jadi besar momen gaya yang bekerja pada partikel adalah 222 )4,91()8,232()100( = 269,35 N.m

Kegiatan 7: Menemukan Tujuan: Menemukan sifat penjumlahan dan selisih vektor Alat dan Bahan: Kertas, pensil, dan mistar Langkah Kerja:

1) Pada selembar kertas kosong, gambarlah dua buah vektor

dan vektor yang mempunyai besar dan arah sembarang. (Tentukan sendiri besar dan arahnya)

2) Pada kertas tersebut: a) Lukis jumlah vektor , dengan metode

grafis/polygon, tetapi vektor dilukis lebih dahulu.

b) Lukis jumlah vektor , dengan metode

grafis/polygon, tetapi vektor dilukis lebih dahulu. 3) Siapkan kertas kosong yang lain, salin kembali vektor

dan vektor yang anda gambar pada langkah 1. Kemudian,

35

lukislah masing-masing vektor selisih dan

.

Pertanyaan dan Kesimpulan:I. Bandingkan gambar vektor dan yang telah anda lukis pada

langkah kerja 2. Apakah pada penjumlahan vektor berlaku hukum komutatif? Berikan komentar Anda.

II. Bandingkan gambar vektor dan yang telah anda lukis pada langkah kerja 2. Apakah pada penjumlahan vektor berlaku hukum komutatif? Berikan komentar Anda.

Kegiatan 8: Melakukan Diskusi Diskusikan dengan teman sebangku Anda, manakah yang lebih efektif dalam menggambarkan vektor resultan dari dua buah vektor atau lebih: metode grafis/polygon ataukah metode jajarangenjang? Berikan alasan Anda.

1.10 Rangkuman Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:

1. Fisika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari keadaan, sifat-sifat benda dan perubahannya serta mempelajari fenomena-fenomena alam dan hubungan satu fenomena dengan fenomena lainnya. Keadaan dan sifat-sifat benda yang dapat diukur disebut besaran fisika.

2. Besaran dapat dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.

3. Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (Angka taksiran).

4. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, yang dalam aljabar vektor kita mengenal tentang penjumlah, pengurangan (baik menggunakan metode grafis atau analitis) dan perkalian antar dua vektor.

1.11 Tugas Mandiri 1. Carilah dimensi besaran-besaran berikut ini:

a. Kecepatan (v = jarak tiap satuan waktu) b. Energi Potensial (Ep = mgh) c. Jika diketahui bahwa :

36

F = G . 221.

Rmm

F = gaya; G = konstanta gravitasi; m = massa; R = jarak.

Carilah : dimensi konstanta gravitasi. d. Percepatan gravitasi (g = gaya berat : massa) e. Jika diketahui bahwa :

P.V = n R . T P = tekanan; V = volume; n = menyatakan jumlah mol;

T = suhu dalam Kelvin ( 0K ); R = tetapan gas Carilah : dimensi R

2. Sebutkanlah alat-alat ukur yang kamu ketahui dan carilah kegunaan serta batas ketelitiaan pengukuran (jika ada).

3. Sebutkan berapa banyak angka-angka penting pada angka-angka di bawah ini. a. 2,7001 b. 0,0231 c. 1,200

d. 2,9e. 150,27f. 2500,0

g. 0,00005h. 2,3.10-7

i. 200000,34. Ubahlah satuan-satuan di bawah ini, ditulis dalam bentuk baku.

a. 27,5 m3 = ............................................................. cm3

b. 0,5.10-4 kg = .............................................................. mg

c. 10 m/det = ........................................................km/jam

d. 72 km/jam = ......................................................... m/det

e. 2,7 newton = ............................................................ dyne

f. 5,8 joule = .............................................................. erg

g. 0,2.10-2 g/cm3 = .......................................................... kg/m3

h. 3.105 kg/m3 = .......................................................... g/cm3

i. 2,5.103 N/m2 = .................................................... dyne/cm2

37

j. 7,9 dyne/cm3 = ........................................................... N/m3

k. 0,7 . 10-8 m = .......................................................... mikro

l. 1000 kilo joule = .................mikro joule = ........... Giga Joule

5. Bulatkan dalam dua angka penting. a. 9,8546b. 0,000749c. 6,3336d. 78,98654

6. Hitunglah dengan penulisan angka penting. a. 2,731 + 8,65 = …. b. 567,4 - 387,67 = …. c. 32,6 + 43,76 - 32,456 = ..... d. 43,54 : 2,3 = ..... e. 2,731 x 0,52 =...... f. 21,2 x 2,537 =...... g. 57800 : 1133 = ...... h. 4,876 + 435,5467 + 43,5 = ...... i. 3,4 + 435,5467 + 43,5 =...... j. 1,32 x 1,235 + 6,77 =......

1.12. Soal Uji Kompetensi 1. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok

besaran pokok dalam sistem Internasional adalah …. A. Panjang, luas, waktu, jumlah zat B. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu C. Volume, suhu, massa, kuat arus D. Kuat arus, panjang, massa, tekanan E. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu

2. Kelompok besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan adalah …

A. Panjang lebar dan luas B. Kecepatan, percepatan dan gaya C. Kuat arus, suhu dan usaha

38

D. Massa, waktu, dan percepatan E. Intensitas cahaya, banyaknya mol dan volume

3. Tiga besaran di bawah ini yang merupakan besaran skalar adalah ….

A. Jarak, waktu dan luas B. Perpindahan, kecepatan dan percepatan C. Laju, percepatan dan perpindahan D. Gaya, waktu dan induksi magnetik E. Momentum, kecepatan dan massa

4. Dari hasil pengukuran di bawah ini yang termasuk vektor adalah … A. Gaya, daya dan usaha B. Gaya, berat dan massa C. Perpindahan, laju dan kcepatan D. Kecepatan, momentum dan berat E. Percepatan, kecepatan dan daya

5. Dimensi ML-1T-2 menyatakan dimensi : ….. A. Gaya B. Energi C. Daya D. Tekanan E. Momentum

6. Dimensi dari kelajuan sudut adalah : … A. L-2

B. M-2

C. T-2

D. T-1

E. T

7. Rumus dimensi momentum adalah …… A. MLT-3

B. ML-1T-2

C. MLT-1

D. ML-2T2

39

E. ML-1T-1

8. Rumus dimensi daya adalah … A. ML2T-2

B. ML3T-2

C. MLT-2

D. ML2T-3

E. MLT-3

9. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu persegi panjang masing-masing 12,61 dan 5,2 cm. Menurut aturan penulisan angka penting, luas bangunan tersebut adalah …… cm2

A. 65 B. 65,572 C. 65,275 D. 65,60 E. 66

10. Hasil pengukuran panjang, lebar dan tinggi suatu balok adalah 5,70 cm, 2,45 cm dan 1,62 cm. Volume balok hasil pengukuran tersebut adalah ……. cm3

A. 23,0 B. 22,60 C. 22,62 D. 623 E. 6233

11. Hasil pengukuran pelat seng panjang = 1,50 cm dan lebarnya 1,20 cm. Luas pelat seng menurut aturan penulisan angka penting adalah ……. cm2

A. 1,8012 B. 1,801 C. 1,800 D. 1,80 E. 1,8

12. Daya listrik dapat diberi satuan …. A. WH B. KWH

40

C. MWH D. Volt dan amper E. Volt2 dan ohm

13. Dari hasil pengukuran panjang batang baja dan besi masing-masing 1,257 m dan 4,12 m, Jika kedua batang disambung, maka berdasarkan aturan penulisan angka penting, panjangnya adalah ….. m

A. 5,380 B. 5,38 C. 5,377 D. 5,370 E. 5,37

14. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu ruangan adalah 3,8 m dan 3,2 m. Luas ruangan itu menurut aturan penulisan angka penting adalah ….. m2

A. 12 B. 12,1 C. 12,16 D. 12,20 E. 12,2

15. Dari hasil pengukuran di bawah ini yang memiliki tiga angka penting adalah ….

A. 1,0200 B. 0,1204 C. 0,0204 D. 0,0024 E. 0,0004

16. Dari hasil pengukuran pelat seng, didapatkan panjang 13,24 mm dan lebar 5,27 mm. Luas pelat tersebut jika ditulis dengan angka penting adalah …. mm2

A. 69,7748 B. 69,78 C. 69,7 D. 69,9 E. 69,8

41

17. Vektor F1 = 20 N berimpit sumbu x positif, Vektor F2 = 20 N bersudut 1200 terhadap F1 dan F3 = 24 N bersudut 2400 terhadap F1.Resultan ketiga gaya pada pernyataan di atas adalah :

A. 4 N searah F3B. 4 N berlawan arah dengan F3C. 10 N searah F3D. 16 N searah F3E. 16 N berlawanan arah dengan F3

18. Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 meter dan kecepatan arus airnya 4 m/s. Bila perahu di arahkan menyilang tegak lurus sungai dengan kecepatan 3 m/s, maka setelah sampai diseberang perahu telah menempuh lintasan sejauh …. meter

A. 100 B. 240 C. 300 D. 320 E. 360

19. Dua buah vektor V1 dan V2 masing-masing besarnya 20 satuan dan 15 satuan. Kedua vektor tersebut membentuk sudut 120o. Resultan kedua gaya tersebut mendekati ……

A.18B. 30 C. 35 D. 38 E. 48

20. Jika sebuah vektor dari 12 N diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus dan yang sebuah dari padanya membentuk sudut 30o dengan vektor itu, maka besar masing-masing adalah :

A. 3 N dan B. 3 N dan C. 6 N dan D. 6 N dan 6E. 6 N dan

42