Bab 1 Baru (Adi Irawan)

12
EFEKTIFITAS TERAPI ES (CRYOTHERAPY) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PEKERJA BURUH ANGKUT DI UD.SOPONYONO BANYUWANGI PROPOSAL SKRIPSI Oleh: ADI IRAWAN NIM. 09060123 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

description

bab 1

Transcript of Bab 1 Baru (Adi Irawan)

Page 1: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

EFEKTIFITAS TERAPI ES (CRYOTHERAPY) TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW

BACK PAIN) PEKERJA BURUH ANGKUT DI

UD.SOPONYONO BANYUWANGI

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

ADI IRAWAN

NIM. 09060123

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Page 2: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluhan Nyeri Punggung Bawah(Low Back Pain) sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari dan dapat menyerang semua orang, jenis kelamin,

usia, ras, status pendidikan dan profesi. Nyeri Punggung Bawah(Low Back

Pain) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah punggung

bagian bawah dan merupakan work related musculoskeletal disorders.

Penyebab Nyeri Punggung Bawah(Low Back Pain) yang paling umum

adalah keregangan otot atau postur tubuh yang tidak tepat. Hal-hal yang

dapat mempengaruhi timbulnya Nyeri Punggung Bawah(Low Back Pain)

adalah kebiasaan duduk, bekerja membungkuk dalam waktu yang relatif

lama, mengangkat dan mengangkut beban dengan sikap yang tidak

ergonomis, tulang belakang yang tidak normal, atau akibat penyakit

tertentu seperti penyakit degeneratif (Widyastuti,2009). Aktivitas sehari-

hari yang menuntut banyak gerak ke depan maupun membungkuk

dibanding ke belakang, duduk, berdiri terlalu lama atau postur batang

tubuh lainnya yang janggal akan mengakibatkan nyeri pinggang non

spesifik (Harianto, 2010).

Page 3: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

Nyeri Punggung Bawah(Low Back Pain) sering dijumpai dalam

praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Diperkirakan 70-

85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode Nyeri Punggung

Bawah(Low Back Pain) ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya

bervariasi dari 15-45%. Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan penyebab

urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia

kurang dari 45 tahun, urutan ke 2 untuk alasan paling sering berkunjung ke

dokter, urutan ke 5 alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab

yang paling sering untuk tindakan operasi. Nyeri Punggung Bawah(Low

Back Pain) ini bisa menyerang setiap tingkatan usia, terutama pada mereka

yang berusia antara 45-65 tahun.

Dalam penelitian multisenter di 14 rumah sakit pendidikan Indonesia,

yang dilakukan kelompok studi nyeri (pokdi nyeri) PERDOSSI pada bulan

Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri sebanyak 4456 orang (25%

dari total kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%) merupakan penderita

nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah penderita Nyeri Punggung

Bawah(Low Back Pain) (Meliala, 2004). Keluhan Nyeri Punggung

Bawah(Low Back Pain) ini ternyata menempati urutan kedua tersering

setelah nyeri kepala. Dari data mengenai pasien yang berobat ke poliklinik

Neurologi menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang

datang dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah(Low Back Pain) ternyata

jumlahnya cukup banyak (Seanin,S, 2002:2).

Page 4: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

Nyeri Punggung Bawah(Low Back Pain) sering dapat disembuhkan

dengan mudah tanpa operasi atau obat-obatan. Sejatinya, 60 persen

penderita nyeri punggung akut dapat bekerja kembali dalam waktu

seminggu, dan 90 persen penderita dapat bekerja kembali setelah enam

pekan. Cara-cara untuk mencegah dan mengatasi nyeri punggung ada

berbagai cara,misalnya dengan meregangkaan punggung setiap pagi,

menyempatkan diri berjalan-jalan, mengistirahatkan punggung, berlutut

dan jangan membungkuk, memperhatikan tempat tidur dan berhenti

merokok.

Saat ini ada tren pengobatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)

yang baru yaitu dengan cara menggunakan terapi dengan metode

hidroterapi (terapidengan memanfaatkan air) yaitu Terapi Es

(Cryotherapy). Terapi Es (Cryotherapy) juga bisa digunakan untuk

menyembuhkan Trauma Musculoskeletal, Mengurangi kekakuan otot,

Sprain dan Strain.

Terapi Es (Cryotherapy) adalah teknik yang menggunakan cairan

yang sangat dingin atau instrumen untuk membekukan dan menghancurkan

normal sel kulit yang membutuhkan penghapusan. Inti dari Terapi Es

(Cryotherapy) adalah menyerap kalori area lokal cedera sehingga terjadi

penurunan suhu. Berkait dengan hal ini, jenis terapi dengan terapi es basah

lebih efektif menurunkan suhu dibandingkan es dalam kemasan, mengingat

pada kondisi ini lebih banyak kalori tubuh yang dipergunakan untuk

mencairkan es (Ernst et al., 1994:56). Semakin lama waktu terapi, penetrasi

Page 5: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

dingin semakin dalam. Pada umumnya terapi dingin pada suhu 3,5 °C

selama 10 menit dapat mempengaruhi suhu sampai dengan 4 cm dibawah

kulit (Ernst et al., 1994:56). Jaringan otot dengan kandungan air yang tinggi

merupakan konduktor yang baik sedangkan jaringan lemak merupakan

isolator suhu sehingga menghambat penetrasi dingin (Ernst et al., 1994:56).

Terapi Es (Cryotherapy) dapat dipakai dalam beberapa model, seperti

penggunaan Es dan Masase Es, Ice Packs, Vacpocoolant Sprays dan Cold

Baths / Water Immersion. Aplikasi dingin dapat mengurangi suhu daerah

yang sakit, membatasi aliran darah dan mencegah cairan masuk ke jaringan

di sekitar luka. Hal ini akan mengurangi nyeri dan pembengkakan. Aplikasi

dingin dapat mengurangi sensitivitas dari akhiran syaraf yang berakibat

terjadinya peningkatan ambang batas rasa nyeri. Aplikasi dingin juga akan

mengurangi kerusakan jaringan dengan jalan mengurangi metabolisme

lokal sehingga kebutuhan oksigen jaringan menurun.

Secara fisiologis, pada 15 menit pertama setelah pemberian Terapi Es

(Cryotherapy) (suhu 10 °C) terjadi vasokontriksi arteriola dan venula secara

lokal. Vasokontriksi ini disebabkan oleh aksi reflek dari otot polos yang

timbul akibat stimulasi sistem saraf otonom dan pelepasan epinehrin dan

norepinephrin. Walaupun demikian apabila es tersebut terus diberikan

selama 15 sampai dengan 30 menit akan timbul fase vasodilatasi yang

terjadi intermiten selama 4 sampai 6 menit (Hurme et al., 1993:46). Periode

ini dikenal sebagai respon hunting. Respon hunting terjadi untuk mencegah

Page 6: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

terjadinya kerusakan jaringan akibat dari jaringan mengalami anoxia

jaringan (Ernst et al., 1994:56).

Selain menimbulkan vasokontriksi, sensasi dingin juga menurunkan

eksitabilitas akhiran saraf bebas sehingga menurunkan kepekaan terhadap

rangsang nyeri. Terapi Es (Cryotherapy) juga dapat mengurangi tingkat

metabolisme sel sehingga limbah metabolisme menjadi berkurang.

Penurunan limbah metabolisme pada akhirnya dapat menurunkan spasme

otot.

Pada umumnya dingin lebih mudah menembus jaringan dibandingkan

dengan panas. Ketika otot sudah mengalami penurunan suhu akibat aplikasi

dingin, efek dingin dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan panas

karena adanya lemak subcutan yang bertindak sebagai insulator. Di sisi lain

lemak sub kutan merupakan barier utama energi dingin untuk menembus

otot. Pada individu dengan tebal lemak sub kutan setebal 2 cm, energi

dingin dapat menembus jaringan otot dalam waktu 10 menit (Ernst et al.,

1994:56).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian apakah ada “Efektifitas Terapi Es (Cryotherapy)

Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)” untuk para

bekerja buruh angkut di UD Soponyono Banyuwangi dengan menggunakan

cara Masase Es dengan menggunakan Ice Packs.

1.2 Rumusan Masalah

Page 7: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat

dirangkum adalah sebagai berikut: Bagaimanakah Efektifitas Terapi Es

(Cryotherapy) Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah (Low Back

Pain) Pada Pekerja Buruh Angkut di UD Soponyono Banyuwangi.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas Terapi Es (Cryotherapy) terhadap

penurunan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada

pekerja buruh angkut di UD Soponyono Banyuwangi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengidentifikasi tingkat Nyeri Punggung Bawah

(Low Back Pain) sebelum dilakukan Terapi Es

(Cryotherapy)

Untuk mengidentifikasi tingkagt Nyeri Punggung Bawah

(Low Back Pain) setelah dilakukan Terapi Es

(Cryotherapy)

Menganalisa keefektifan penurunan Nyeri Punggung

Bawah (Low Back Pain) pada responden sebelum dan

sesudah Terapi Es (Cryotherapy)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Akademis

Page 8: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah

informasi bagi perawat tentang pengobatan Nyeri Punggung

Bawah (Low Back Pain) dengan Terapi Es (Cryotherapy)

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Meningkatkan pengetahuan perawat tentang manfaat Terapi Es

(Cryotherapy) dan dapat menjadi bahan masukan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan tentang Nyeri Punggung

Bawah (Low Back Pain)

1.4.3 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu yang

diperoleh selama perkuliahan untuk diaplikasikan kepada diri

sendiri dan msyarakat

1.4.4 Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan tentang khasiat Terapi Es

(Cryotherapy) dalam kegunaan untuk menurunkan tingkat Nyeri

Punggung Bawah (Low Back Pain)

1.5 Keaslian Penelitian

Menurut penelitian Eva Nurlis (2010) mengenai “Pengaruh

Terapi Dingin Ice Massage terhadap perubahan intensitas nyeri pada

Page 9: Bab 1 Baru (Adi Irawan)

penderita Low Back Pain” dengan menggunakan analisis T-test

dependent menunjukan bahwa adanya pengaruh pemberian terapi

dingin ice massage terhadap perubahan itensitas nyeri berupa

penurunan nyeri.

Menurut jurnal Gregory Garra,dkk (2010) mengenai “Heat or

Cold Packs for Neck and Back Strain (Kompres Hangat atau Dingin

untuk Leher dan Punggung Tegang)” menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan antara kelompok panas dan dingin dalam keparahan nyeri

sebelum atau setelah terapi.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Eva Nurlis (2010) yaitu

penelitian menggunakan Terapi Dingin Ice Massage terhadap

perubahan intensitas nyeri pada penderita Low Back Pain, sedangkan

penelitian ini berbeda yaitu menggunakan Terapi Es (Cryotherapy)

terhadap penurunan tingkat Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)

pekerja buruh angkut di UD.Soponyono Banyuwangi, dengan

menggunakan Ice Packs. Penelitian yang dilakukan Gregory Garra

(2010) yaitu “Heat or Cold Packs for Neck and Back Strain ( Kompres

Hangat atau Dingin untuk Leher dan Punggung Tegang)” dengan

membandingkan antara Terapi Panas (Thermotherapy) dengan Terapi

Es (Cryotherapy) untuk cedera leher dan cedera punggung sedangkan

dalam penelitian ini hanya menggunakan Terapi Es ( Cryotherapy)

untuk penderita Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain).

Page 10: Bab 1 Baru (Adi Irawan)