Bab 1, Bab 2, Daftar Pustaka

download Bab 1, Bab 2, Daftar Pustaka

of 19

Transcript of Bab 1, Bab 2, Daftar Pustaka

Bab IPendahuluan1.1 Latar BelakangDi Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar tiga sampai enam kali per tahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak tiga sampai enam kali setahun. (1) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia di bawah lima tahun pada setiap tahunnya (WHO 2003). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun rickettsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru. (2)Terjadinya Infeksi Saluran Pernafsan Akut (ISPA) dipengaruhi atau ditimbulkan oleh tiga hal yaitu adanya kuman (terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan rickettsia), keadaan daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi), dan keadaan lingkungan (rumah yang kurang ventilasi, lembab, basah, dan kepadatan penghuni). (1)Sampai saat ini ISPA masih menjadi masalah kesehatan dunia. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA (Kemenkes RI, 2010). Kematian akibat penyakit ISPA pada balita mencapai 12, 4 juta pada balita golongan umur 0-4 tahun setiap tahun diseluruh dunia, dimana dua pertiganya adalh bayi, yaitu golongan umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3% kematian ini terjadi di Negara berkembang (WHO 2007). Merujuk hasil konferensi internasional mengenai ISPA di Canbera, Australia pedauli 1997 yang menemukan empat juta akibat ISPA di Negara berkembang. (3)Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA berat. Paling sering kematian terjadi karena infeksi telah mencapai paru-paru. Keadaan ini disebut sebagai radang paru mendadak atau pneumonia. Sebagian besar keadaan ini terjadi karena penyakit ringan (ISPA ringan ) yang diabaikan. Seringkali penyakit dimulai dengan batuk pilek biasa, tetapi karena daya tahan tubuh anak lemah maka penyakit dengan cepat menjalar ke paru-paru. Jika penyakitnya telah menjalar ke paru-paru dan anak tidak mendapat pengobatan serta perawatan yang tepat, anak tersebut dapat meninggal. (4)Penularan atau penyebaran Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sangat mudah terjadi melalui batuk dan bersin yang membentuk partikel infeksius di udara yang dapat berpindah dari orang sakit kepada orang yang mempunyai resiko tertular. Penularan lain dapat melalui kontak langsung seperti pada sapu tangan, sprei, dan handuk. (5)Berbagai cara dan upaya yang dilakukan untuk memberantas Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Indonesia, upaya-upaya tersebut meliputi upaya pencegahan, peningkatan jangkauan penemuan dini penderita ISPA. Upaya pencegahan primer yang dapat dilakukan antara lain : penemuan nutrisi serta istirahat, menciptakan rumah yang sehat, menghindari balita dari polusi udara, personal hygiene dan mencari informasi tentang ISPA.(6)Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga. Di dalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-perilaku masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan pada tatanan ini. Karena orang tua, terutama ibu merupakan peletak dasar perilaku, terutama perilaku kesehatan bagi anak-anak mereka. (7)1.2 Rumusan Masalah :Bagaimana hubungan prevalensi terjadinya ISPA pada balita yang terpapar obat nyamuk ?1.3 Tujuan Penelitian :I. Tujuan penelitian umum Mengetahui pengaruh penggunaan obat nyamuk terhadap prevalensi kejadian ISPA pada balita. II. Tujuan penelitian khusus Mengetahui gambaran pengetahuan orang tua terhadap penggunaan obat nyamuk dengan prevalensi ISPA pada balita Mengetahui karakteristrik sirkulasi udara tempat tinggal terhadap penggunaan obat nyamuk dengan prevalensi ISPA pada balita.1.4 Kegunaan PenelitianUntuk memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat mengetahui pengaruh penggunaan obat nyamuk terhadap prevalensi kejadian ISPA dan memberikan informasi kepada masyarakat akan bahaya penyakit ISPA pada anak. Sebagai wawasan dan informasi tentang ISPA bagi masyarakat luas dan dapat dikembangkan menjadi data-data untuk penelitian lanjutan bagi para peneliti.

BAB IITinjauan Pustaka2.1 Definisi ISPAInfeksi saluran pernafasan akut sering disingkat dengan ISPA, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut : Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. (2)2.2 Etiologi ISPAEtiologi ISPA adalah bakteri, virus, dan ricketsia dengan jumlah lebih dari 300 jenis. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah genus streptococcus, staphylococcus, pneumococcus, haemophilus, bordetella, dan corynebacterum. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan myxovirus, adenovirus, coronavirus, picomavirus, mycoplasma, dan lain-lain sekitar 90-95% penyakit ISPA disebabkan oleh virus.Faktor umur dapat mengarahkan kemungkinan penyebab ISPA atau etiologinya :a. Grup B streptococcus dan gram negative bakteri enteric merupakan penyebab yang paling umum pada neonatal ( bayi berumur 1-28 hari ) dan merupakan transmisi vertical dari ibu sewaktu persalinan.b. Pneumonia pada bayi berumur 3 minggu sampai 3 bulan yang paling sering adalah bakteri, biasanya bakteri streptococcus Pneumonia.c. Balita usia 4 bulan sampai 5 tahun, virus merupakan penyebab tersering dari pneumonia, yaitu respiratory syncytial virus.d. Pada usia 5 tahun sampai dewasa pada umumnya penyebab dari pneumonia adalah bakteri. (8)2.3 Tanda dan GejalaPada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan- keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala- gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda- tanda laboratoris.

Tanda-tanda klinis Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak. Tanda-tanda laboratoris hypoxemia, hypercapnia dan acydosis (metabolik dan atau respiratorik) Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin. (4)2.4 KlasifikasiISPA diklasifikasikan menjadi infeksi saluran pernafasan atas dan bawah.

I. infeksi saluran pernafasan atasa. Batuk pilekBatuk pilek (common cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit ini cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus para nasal, telinga tengah, dan nasofaring disertai demam yang tinggi. Faktor predisposisi antara lain kelelahan, gizi buruk, anemia.b. Sinusitis sinusitis adalah radang sinus yang ada di sekitar hidung, dapat berupa sinusitis maksilaris atau sinusitis frontalis. Biasanya paling sering terjadi adalah sinusitis maksilaris, disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan nafas bagian atas, dibantu oleh adanya factor predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman tunggal, namun dapat juga disebabkan oleh campuran kuman seperti streptococcus, pneumococcus, hemophilus influenza dan klebsiella pneumonia. Jamur dapat juga menyebabkan sinusitis.c. TonsilitisTonsillitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel. Organism penyebabnya yang utama meliputi streptococcus atau staphylococcus. Hipertrofi yang disebabkan infeksi bila menyebabkan tonsil membengkak sehingga bisa menghambat keluar masuknya udara. Manifestasi klinis yang ditimbulkan meliputi pembengkakan tonsil yang mengalami edema dan berwarna merah, sakit tenggorokkan , sakit ketika menelan, demam tinggi dan eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil, selain itu juga muncul abses pada tonsil.

d. FaringitisFaringitis adalah proses peradangan pada tenggorokan. Penyakit ini juga sering dilihat sebagai inflamasi virus. Namun juga bisa disebabkan oleh bakteri, seperti hemolytic streptococcy, staphylococci, atau bakteri lainnya. Tanda dan gejala faringitis antara lain membrane mukosa dan tonsil merah, demam, malaise, sakit tenggorokan, anoreksia, serak, dan batuk.e. laryngitisLaryngitis adalah proses peradangan dari membrane mukosa yang membentuk laring. Penyebab laryngitis umumnya adalah streptococcus hemolyticus, streptococcus viridians, pneumococcus, staphylococcus hemolyticus dan haemophlis influenza. Tanda dan gejalanya antara lain demam, batuk, pilek, nyeri menelan,dan pada waktu bicara, suara serak, sesak nafas, stridor.II.Infeksi saluran pernafasan bawaha. BronchitisBronchitis merupakan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian bawah, terjadi peradangan di daerah laring, trakea, dan bronkus. Disebabkan oleh virus, yaitu : rhinovirus, respiratory sincytial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsakie virus. Dengan factor predisposisi berupa alergi, perubahan cuaca, dan polusi udara. Dengan tanda dan gejala batuk kering, suhu badan rendah dan tidak ada demam, kejang, kehilangan nafsu makan, stridor.

b. BronkiolitisBronkiolitis akut merupakan penyakit saluran pernafasan yang lazim, akibat dari obstruksi radang saluran pernafasan kecil. Disebabkan oleh virus sinsisium respiratorik (USR), virus para influenza, mikroplasma. Dan adenovirus. Yang didahului oleh infeksi saluran bagian atas disertai dengan batuk, pilek beberapa hari , tanpa disertai kenaikan sushu, sesak nafas, batuk, gelisah.c. PneumoniaPneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yaitu streptococcus pneumonia dan haemophilus influenza. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab pneumonia yang berat dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi. Gejala-gejala yang sering didapatkan pada anak adalah sesak nafas, sulit bernafas, mengi, batuk, demam, mengiggil, sakit kepala, dan hilang nafsu makan.d. Tuberkulosis Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis. Penyakit tuberculosis pada bayi dan anak disebut tuberculosis primer merupakan suatu penyakit sistemik, dan berlangsung secara perlahan-lahan.ditandai dengan gejala batuk, demam, berkeringat malam, penurunan aktivitas, sukar bernafas.e. KomplikasiPenyakit ini merupakan self limited disease yang sembuh sendiri 5 sampai 6 hari, jika tidak terjadiinvasi kuman lain. Tetapi penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan komplikasi seperti : sinusitis paranasal, penutupan tuba eustachii, emfisema, meningitis dan bronkopneumonosa serta berlanjut pada kematian karena adanya sepsis yang menular. (9)2.5 Penularan ISPAPada umumnya ISPA termasuk kedalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara. Sumber penularan adalah penderita ISPA yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman penyebab ISPA ke dalam saluran pernafasan yaitu bersama udara yang dihirup, disamping itu terdapat juga cara penularan langsung yanitu melalui percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara kepada orang disekitar penderita. (5)2.6 klasifikasi sesuai dengan beratnya penyakit :1. ISPA ringanTanda dan gejala ispa ringan meliputi satu atau lebih tanda dan gejalasebagai berikut : Batuk dan pilek Demam Suara serak dan nafas cepat Frekuensi nafas bayi > 50 kali/ menit dan balita . > 40 kali/ menit2. ISPA sedangTanda dan gejala ISPA sedang meliputi ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut : Pernafasan yang cepat > 50 kali per menit (tanda utama) Wheezing (nafas menciu-ciut) Panas < 39 cYang termasuk klasifikasi ISPA sedang ialah: Sakit telinga Keluar cairan dari hidung < 2 minggu Campak3. ISPA beratTanda dan gejala ISPA berat meliputi ISPA ringan dan sedang ditambah satu atau lebih tanda dan gejala sebagai berikut : Penarikan dada kedalam saat menarik nafas (tanda utama) pada bayi Nafas cepat dengan frekuensi > 60 kali per menit atau adanya penarikan yang kuat dinding dada sebelah bawah ke dalam pada bayi. Stridor (pernafasan ngorok) Tidak mampu atau tidak nafsu makanTanda dan gejala ISPA berat antara lain : cyanosis (kulit kebiru-biruan) nafas cuping hidung (cuping ikut bergerak kempis saat bernafas). Kejang dan kesadaran menurun Dehidrasi (tanda-tanda kekurangan cairan) Terdapatnya membrane (selaput) difteri). (10)2.7 PatogenesisSaluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga guna mengatasinya dibutuhkan suatu system pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan terhadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada diudara amat tergantung pada tiga unsure alami yang selalu terdapat pada orang sehat, yaitu :1. keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia2. makrofag alveoli terjadi3. antibody setempatSudah menjadi suatu kecenderungan bahwa infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya rusak, akibat infeksi terdahulu. Selain itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah :1. asap rokok dan gas SO2 yang merupakan polutan utama dalam pencemaran udara2. sindrom immotile3. pengobotan dengan O2 konsentrasi tinggi ( 25% atau lebih)Makrofag banyak terdapat di alveolus dan akan dimobilisasikan ke tempat lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat menurunkan kemampuan makrofag membunuh bakteri, sedangkan alcohol akan menurunkan mobilitas sel-sel ini.Antibody setempat yang ada pada saluran pernafasan ialah immunoglobulin A (IgA). Antibody ini banyak terdapat di mukosa.kekurangan antibody ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan,seperti yang terjadi pada anak. Gambaran klinik radang yang disebabkan oleh infeksi sangat tergantung pada :1. karakteristrik inokulum meliputi ukuran aerosol, jumlah dan tingkat virulensi jasad renik yang masuk2.Daya tahan tubuh seseorang tergantung pada utuhnya sel epitel mukosa, gerak mukosilia, makrofag alveoli dan IgA.3. Umur mempunyai pengaruh besar. ISPA yang terjadi pada anak dan bayi akan memberikan gambaran klinis yang lebih buruk dan tampak lebih berat tersebut terutama disebabkan oleh infeksi virus pada bayi dan anak yang belum memperoleh kekebalan alamiah. (11) (12)2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi ISPAI. UmurPrevalensi infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah (pneumonia) lebih tinggi pada umur yang lebih muda. Ini terlihat dari hasil SDKI tahun 1997 yang menunjukkan pneumonia paling tinggi terdapat pada kelompok umur 6-11 bulan yaitu 12%.II. Jenis KelaminBerdasarkan hasil SDKI tahun1997 menunjukkan adanya perbedaan pravelensi 2 minggu pada balita dengan batuk dan nafas cepat (yang merupakan cirri khas pneumonia ) antara anak laki-laki dengan perempuan, dimana prevalensi untuk anak laki-laki adalah 9,4% sedangkan anak perempuan 8,5 %.III. Status ImunisasiTelah diketahui secara teoritis bahwa imunisasi adalah cara untuk menimbulkan kekebalan terhadap berbagai penyakit. Proporsi kasus balita penderita ISPA terbanyak terdapat anak yang imunisasinya tidak lengkap.

IV. status ASI EkslusifPenelitian-penelitian yang dilakukan pada sepuluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ASI kaya akan factor antibody cairan tubuh untuk melawan infeksi bakteri dan virus. Penelitian dinegara-negara sedang berkembang menunjukkkan bahwa ASI melindungi bayi terhadap infeksi saluran pernafasan berat.V. Berat Badan LahirBerat badan lahir rendah ditetapkan sebagai suatu berat lahir yang kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena bayi rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran pernafasan bagian bawah.VI. pencemaran udara dalam lingkunganPencemaran udara didalam rumah selain berasal dari luar ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam rumah terutama aktivitas penghuninya antara lain, penggunaan biomassa untuk memasak maupun pemanas ruangan, asap dari sumber penerangan yang menggunakan bahan bakar, asap rokok, penggunaan obat anti nyamuk, pelarut organik yang mudah menguap (formadehid) yang banyak dipakai pada peralatan perabot rumah tangga dan sebaginya.Penggunaan obat nyamuk bakar sebagai alat untuk menghindari gigitan nyamuk dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan karena hasilnya asap dan bau yang tidak sedap. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernafasan.Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya :1. Iritasi pada saluran pernafasan, hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat, bahkan berhenti sehingga mekanisme pembersihan saluran pernafasan menjadi terganggu.2. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi bahan pencemaran.3. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan4. Rusaknya sel pembunuh bakteri saluran pernafasan.5. Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel sehingga saluran pernafasan menjadi menyempit6. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendirAkibatnya hal tersebut di atas maka menyebabkan terjadinya kesakitan bernafas sehingga benda asing termasuk mikroorganisme tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.VII. VentilasiVentilasi adalah suatu usaha untuk menyediakan udara segar, mencegah akumulasi gas beracun dan mikroorganisme, memelihara temperatur dan kelembabab optimum terhadap di dalam ruangan. Ventilasi yang baik akan memberikan rasa nyaman dan menjaga kesehatan penghuninya.VIII. Kepadatan hunianKepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah, dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam rumah akan mengalami pencemaran. Rumah dengan penghuni kamar yang padat akan memudahkan terjadinya penularan penyakit saluran pernafasan.IX. Pendidikan orang tuaTingkat pendidikan orang tua menunjukkan adanya hubungan terbalik antara angka kejadian dan kematian ISPA. Tingkat pendidikan ini berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi, dan juga berkaitan dengan pengetahuan orang tua. Kurangnya pengetahuan menyebabkan sebagian kasus ISPA tidak diketahui oleh orang tua dan tidak diobati.X. Status sosial dan ekonomiStatus sosial ekonomi berpengaruh terhadap pendidikan dan faktor-faktor lain seperti nutrisi, lingkungan, dan penerimaan layanan kesehatan. Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah mempunyai resiko lebih besar mengalami episode anak. (13) (14) 2.9 Penanganan penyakit ISPAHampir seluruh kematian karena ISPA pada anak kecil disebabkan oleh ISPA bagian atas, paling sering adalah pneumonia. Bayi baru lahir dan bayi berusia satu bulan atau disebut bayi muda yang menderita pneumonia dapat tidak mengalami batuk dan frekuensi pernafasannya secara normal sering 50 kali permenit. Infeksi ini dapat cepat fatal pada bayi muda yang telah diobati dengan sebaik-baiknya di rumah sakit dengan antiobiotik parenteral.Cara yang paling efektif untuk mengurangi angka kematian karena pneumonia adalah dengan memperbaiki manajemen kasus dan memastikan adanya penyediaan antibiotik yang tepat secara teratur melalui fasilitas perawatan tingkat pertama dokter praktik umum . langkah selanjutnya untuk mengurangi angka kematian karena pneumonia dapat dicapai dengan menyediakan perawatan rujukan untuk anak yang mengalami ISPA bagian atas berat memerlukan oksigen , antibiotik dini, serta keahlian klinis yang lebih hebat.Pengobatan Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen dan sebagainya. Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari. Perawatan dirumah Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA antara lain : Mengatasi panas (demam) Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian dihaluskan dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). Mengatasi batuk Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari. Pemberian makanan Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusui tetap diteruskan. Pemberian minuman Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. Lain-lain Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.Pencegahan dan pemberatasanPencegahan dapat dilakukan dengan : Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. Immunisasi. Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA. Pemberantasan yang dilakukan adalah : Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu. Pengelolaan kasus yang disempurnakan Immunisasi (6) (15)

DAFTAR PUSTAKA1.RI DK. Profil Kesehatan Indonesia 2008. wwwdepkesgoidpdf. 2008.2.Alsagaff H MA. Dasar- Dasar Ilmu Penyakit Paru2008 3.Indonesia DKR. HEALTH STATISTICS2007.4.Crofton J. Respiratory Disaeses: Blackwell Scientific Publication; 2000.5.Ranuh I, G. Pendekatan Resiko Tinggi Dalam Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Anak.1980.6.Rasmaliah. Infeksi Saluran Akut (ISPA) dan penanggulangan. http://libraryusuacid/download/fkm/fkmrasmaliah9pdf. 2004.7.S N. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta2007.8.Misnadiarly. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut2008.9.H RHDR. ISPA Gangguan Pernapasan Pada Anak Medika N, editor.10.Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Richard E Behrman RMK, editor2004.11.Anderson PS. Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit1985.12.Corwin EJ. patofisiologi2009.13.I S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan ISPA. http://digilibunnesacid/gsdl/cgi-bin/library. 2007.14.Oktaviani VA. Hubungan antara Sanitasi Fisik rumah dengan Kejadian ISPA pada Balita. Http://etdeprintsunisacid/5965/. 2009.15.Habeahan EM. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung.. http://repositoryusuacid/handle/. 2009.