BAB 1
-
Upload
nabila-ulfany-ulfa -
Category
Documents
-
view
29 -
download
10
description
Transcript of BAB 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangBanyak factor yang ikut berperan menimbulkan penyakit pada manusia. Faktor-faktor
ini terdapat di lingkungan dan masing-masing individu. Hanya sedikit penyakit yang semata-
mata disebabkan oleh salah satu faktor di atas. Pemahaman atas karakteristik faktor-faktor
ini akan membantu kita dalam mengobati dan mencegah penyakit pada manusia.
Sedangkan Gen merupakan factor-faktor keturunan yang terdapat dalam kromosom
yang terdiri atas DNA (Deoxyribonukleicacid). DNA terdiri dari dua utas benang
polinukleotida yang saling berpilin (double helix=berpilin ganda). Seutas tali nukleotida
tersusun atas rangkaian nukleotida yang terdiri dari gugusan gula deoksiribosa, gugusan
asam pospat dan gugusan basa nitrogen.
Susunan kromosom yang berurutan menurut panjang dan bentuk sentromernya
kariotipe (karton:inti, types: bentuk). Karena setiap mahluk hidup memilki jumlah
kromosom yang berbeda-beda, maka kariotipnya pun berbeda pula. Penentuan kariotip
diambil dari kromosom suatu sel yang sedang membelah pada metaphase dengan cara
memberikan kolkisin pada sel tersebut. Pada saat metaphase, kromosom sedang berada
dibidang ekuator (pembelahan), apabila dilihat dari salah satu kutubnya menunjukan
gambaran struktur kromosom yang sangat jelas. Kelompok kromosom tersebut diambil
gambarnya. Diperbesar, kemudian disusun menurut kelompok strukturnya.
Akibat banyaknya jenis gen sehingga banyak juga penyakit yang timbul akibat
kelainan gen tersebut. Kelainan dan penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum
atau sifat rata-rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak
berfungsinya faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh
manusia.
Page 1
B. Rumusan MasalahDari latar belakang seperti yang diuraikan di atas, dapat ditarik atau dibuat beberapa rumusan
masalah, antara lain:
1. Apa faktor ekstrinsik dan intrinsik penyakit ?
2. Apa sifat genom ?
3. Bagaimana ekspresi fenotipe dari kelainan genetik ?
C. Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka disimpulkan beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui faktor ekstrinsik dan intrinsik penyakit
2. Untuk mengetahui sifat genom
3. Untuk mengetahui ekspresi fenotipe dari kelainan genetik
Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyakit
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.
Penyakit merupakan sebuah kondisi tidak normalnya sebuah perangkat organ yang ada di
dalam tubuh manusia yang menyebabkan rasa sakit yang dapat mengancam keberlangsungan
kehidupan orang yang menderitanya.
Selain definisi tersebut, ada banyak sekali definisi dari kata penyakit yang telah diutarakan
oleh para ahli yang berasal dari dunia pendidikan dan juga praktisi dunia kesehatan. Beberapa
defenisi tersebut yaitu :
1. DR. Beate Jacob
Menurut Dr. Beate Jacob, penyakit merupakan sebuah penyimpangan dari kondisi tubuh normal
menuju ke ketidakharmonisan jiwa.
2. Thomas Timmreck
Menurut Thoma Timmreck, penyakit dapat diartikan sebagai sebuah keadaan dimana terdapat
gangguan terhadap bentuk ataupun fungsi salah satu bagian tubuh yang menyebabkan tubuh
menjadi tidak dapat bekerja dengan normal.
3. Elizabeth J. Crown
Menurut Elizabeth J. Crown, penyakit merupakan perihal hadirnya sekumpulan respons tubuh
yang tidak normal terhadap agen, yang mana manusia memiliki toleransi yang sangat terbatas
atau bahkan tidak memiliki toleransi sama sekali.
4. Kathleen Meehan Arias
Menurut Kthleen Meehan Arias, penyakit adalah suatu kesakitan yang biasanya mempunyai
setidaknya dua sifat dari beberapa kriteria berikut ini : perubahan anatomi yang konsisten, telah
diketahuinya agen atiologik, atau telah teridentifikasinya beberapa tanda ataupun gejala tertentu.
5. George Pickett & John J. Hanlon
Menurut George Pickett & John J. Hanlon, penyakit merupakan sebuah fungsi dari kekuatan
agen penyebabnya dan sistem kekebalan tubuh manusia.
6. Munadjad Iskandar
Page 3
Menurut Munadjad Iskandar, penyakit merupakan sebuah proses alami yang normal terjadi di
dalam tubuh manusia yang harus dihadapi dan tidak perlu dimusuhi.
7. Azizan haji Baharuddin
Menurut Azizan Haji Badaruddin, penyakit dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
disebabkan oleh rusaknya keseimbangan fungsi tubuh dan beberapa bagian badan manusia.
8. Dr.Eko Dudiarto
Menurut Dr.Eko Dudiarto, penyakit merupakan jegalan mekanisme adaptasi suatu organisme
untuk beraksi secara tepat terhadap setiap tekanan ataupun rangsangan yang menimbulkan
gangguan pada fungsi ataupun struktur organ dan sistem dalam tubuh.
9. Wahyudin Rajab, M.Epidan
Menurut Wahyudin Rajab,M.Epid, penyakit merupakan sebuah keadaan yang bersifat objektif
dan rasa sakit merupakan dampaknya yang bersifat subjektif.
Dari pengertian penyakit tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa adanya suatu
keadaan yang tidak normal, dan gangguan pada tubuh maupun pikiran seseorang, yang menyebabkan
rasa tidak nyaman, bisa disebut sebagai sebuah penyakit.
Sumber : Faisal Yatim.2010. Macam-Macam Penyakit dan Cara Pencegahannya Jilid II. Yogyakarta :
Pustaka Obor Populer.
B. Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Penyakit
Berbagai faktor ikut berperan menimbulkan penyakit pada manusia. Faktor-faktor ini
terdapat di lingkungan dan masing-masing individu. Hanya sedikit penyakit yang semata-
mata disebabkan oleh salah satu faktor di atas. Pemahaman atas karakteristik faktor-faktor
ini akan membantu kita dalam mengobati dan mencegah penyakit pada manusia.
1. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik atau eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu.
Sebagai contoh, faktor-faktor seperti asap rokok, regimen diet, obat, dan pajanan ke
polutan diketahui ikut berperan dalam timbulnya penyakit. Seberapa besar seseorang
memiliki kendali atas faktor-faktor ini bervariasi, berkisar darikemungkinan kontrol total
terhadap diet sampai kontrol minimal terhadap polutan yang terdapat di air. Selain itu,
Page 4
seberapa besar masing-masing faktor berperan dalam pembentukan dan perkembangan
penyakit juga bervariasi.
Sebagai contoh, makan makanan rendah lemak membantu mencegah penyakit
jantung ; tetapi makanan saja bukan satu-satunya prediktor timbulnya penyakit, dan
mengkonsumsi makanan rendah-lemak saja tidak mencegah semua kasus penyakit
jantung. Karena setiap orang akan berespons secara berbeda terhadap tipe diet ini,
bergantung pada kontribusi intrinsik masing-masing.
2. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik atau internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam masing-
masing orang dan jarang berada di bawah kontrol orang yang bersangkutan. Faktor-faktor
ini mencakup usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Serupa dengan faktor ekstrinsik,
konstribusi masing-masing faktor bervariasi. Mungkin faktor intrinsik yang paling
signifikan adalah susunan genetik masing-masing orang. “Gene pool” yang diterima saat
konsepsi menimbulkan pengaruh yang kuat pada pertumbuhan dan perkembangan
manusia.
Walaupun tidak semua penyakit bersifat genetik perse, namun pada tahap tertentu
semua penyakit pada manusia dipengaruhi oleh genom. Sebagai contoh, seseorang
mungkin mengidap sakit akibat suatu infeksi yang ditularkan melalui udara (faktor
ekstrinsik) yang nampaknya bukan penyakit genetik. Namun, susunan genetik orang
tersebut akan sangat menentukan respon imun terhadap ancaman mikroorganisme
tersebut.
3. Interaksi Antara Faktor Ekstrinsik dan Intrinsik
Mengetahui definisi sejumlah sejumlah istilah kunci yang berkaitan dengan
penyakit merupakan hal yang esensial. Kongenital mengacu pada penyakit atau anomali
yang terdapat sejal lahir ; penyakit herediter mengacu pada penyakit yang secara genetis
diwarisi dari salah satu orang tua; dan penyakit familial adalah penyakit yang mengenai
anggota keluarga yang sama tanpa harus bersifat herediter.
Page 5
Dengan pengecualian kecelakaan seperti kecelakaan lalu lintas, sebagian besar
penyakit manusia disebabkan oleh interaksi antara faktor ekstrinsik dan intrinsik.
Interaksi ini membentuk suatu kelanjutan, dengan sebagian penyakit terutama
disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan demikian sebaliknya. Sebagai contoh, walaupun
kontribusi genetik terhadap kanker paru masih belum jelas sampai saat ini, namun
merokok adalah suatu prediktor dan faktor risiko yang sudah terbukti untuk prose
penyakit ini.
Sebaliknya, walaupun faktor ekstrinsik dapat mempengaruhi keparahan trisomi 21
(sindrom Down), namun penyakit ini disebabkan oleh adanya sebuah kromosom 21
ektra. Kontribusi susunan genetik disebut sebagai heretabilitas penyakit. Memahami
hubungan dan kontribusi faktor-faktor ini memungkinkan kita memberikan pengobatan
yang sesuai dan merancang strategi untuk mencegahnya. Namun, masih banyak yang
belum diketahui tentang kontribusi faktor-faktor ini pada sebagian besar penyakit.
Interaksi faktor-faktor ini menggarisbawahi perlunya dokter memperoleh riwayat
kesehatan keluarga yang akurat dan lengakap, serta rincian yang akurat mengenai
riwayat atau aktivitas sosial dan lingkungan.
Sumber : Sylvia A. Price dan Lorraine M.Wilson. 2013. Buku Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta : Cahaya Medika
C. GEN
1. Pengertian Gen
Gen adalah unit bahan genetis. Istilah gen dikemukakan pertama kali oleh
W.Johanssen (1909). Istilah ini sebagai pengganti istilah determinant factor atau elemen
yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Menurut Thomas Hunt Morgan, gen
merupakan materi yang kompak dan mengandung satuan informasi genetik yang
mengatur sifat-sifat menurun, memenuhi lokus suatu kromosom. Gen mengatur berbagai
macam karakter fisik maupun karakter psikis. Contoh karakter fisik adalah morfologi,
anatomi, dan fisiologi. Sementara itu, contoh karakter psikis adalah pemalu, pemarah,
dan pendiam.
Sumber : Ferdinand P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Visindo :
Jakarta
Page 6
2. Letak Gen dalam Kromosom
Gen terdiri atas DNA (deoxyribonucleic acid yang diselubungi dan diikat oleh
protein sehingga secara kimia DNA adalah unit bahan genetis. Gen akan diwariskan
melalui pembelahan sel.
Gen terletak pada lokus-lokus yang berderet di dalam kromosom. Jarak lokus
ditentukan dari sentromernya, satuannya disebut unit atau milimorgan (mM). Pada
umumnya, kromosom ditemukan dalam keadaan keadaan berpasangan. Pasangan
kromosom tersebut dinamakan kromosom homolog. Suatu kromosom akan berpasangan
dengan kromosom lain yang memiliki kesamaan bentuk, ukuran, maupun jumlah jenis
gen yang dikandungnya. Pada pasangan kromosom homolog terdapat pasangan lokus
yang berada dalam satu garis horizontal yang disebut lokus yang bersesuaian. Gen-gen
yang terletak pada lokus bersesuaian dengan pasangan kromosom homolognya dan
memberikan pengaruh yang berlawanan terhadap sifat yang dikendalikan disebut alel.
Penulisan kromosom digambarkan dengan garis vertikal beserta garis pendek
horizontal untuk menunjukkan posisi gen. Simbol gen tersebut dilambangkan dengan
huruf Latin yang berupa huruf kapital atau huruf kecil, sesuai dominasinya. Sebagai
contoh, huruf kapital H berarti kulit hitam, yang dominasinya terhadap gen h yang berarti
kulit putih. Demikian pula dengan sifat lainnya uang dilambangkan dengan huruf lain
pula. Contohnya Aa, Bb, MmHh, AA, dan CC.
Sumber : Ferdinand P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Visindo :
Jakarta
3. Struktur Kromosom
Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon.
Dari Ikatan ini dihasilkan Nukleosom, yang memiliki ukuran panjang sekitar 10 nm.
Kemudian nukleosom akan membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi
penyusun dari kromatid (lengan kromosom) , satu lengan kromosom ini kira-kira
memiliki lebar 700 nm.
Page 7
Struktur Penyusun Kromosom
Gambar di bawah ini merupakan bentuk kromosom secara umum
Bentuk Kromosom
Berikut adalah penjelasan dari bagian-bagian kromosom
1) Kromatid
Kromatid merupakan bagian lengan kromosom yang terikat satu sama
lainnya, 2 kromatid kembar ini diikat oleh sentromer. Nama jamak dari kromatid
Page 8
adalah kromonema. Kromonema biasanya terlihat pada pembelahan sel masa profase
dan kadang – kadang interfase.
2) Sentromer
Pada kromosom terdapat satu daerah yang tidak mengandung gen (informasi
genetik), daerah ini dinamakan Sentromer. Pada masa pembelahan, sentromer
merupakan struktur yang sangat penting, di bagian inilah lengan kromosom
(kromatid) saling melekat satu sama lain pada masing-masing bagian kutub
pembelahan. Bagian dari kromosom yang melekat pada sentromer dikenal dengan
istilah ‘kinetokor’.
3) Kromomer
Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan
akumulasi dari materi kromatid yang kadang-kadang terlihat pada pembelahan masa
interfase. Pada kromosom yang telah mengalami pembelahan berkali-kali, biasanya
kromomer ini sangat jelas terlihat.
4) Telomer
Telomer adalah bagian berisi DNA pada kromosom, fungsinya untuk
menjaga stabilitas ujung kromosom agar DNA nya tidak terurai.
4. Tipe Kromosom
Apabila dibedakan berdasarkan letak sentromer pada lengan kromatid, maka akan ada
4 tipe kromosom.
1) Talosentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di ujung kromosom.
2) Metasentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di tengah kromatid
sehingga secara relatif membagi kromatid menjadi dua bagian.
3) Submetasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah,
namun tidak pada bagian tengah, sehingga kromatid nya terlihat sedikit panjang
sebelah.
4) Akrosentrik, yaitu kromosom yang letak sentromer nya berada diantara tengah dan
ujung lengan kromatid.
Page 9
Tipe Sentromer
5. Jumlah Kromosom
Dalam tubuh suatu organisme terdapat jumlah kromosom yang berbeda-beda. Pada
Organisme terdapat dua macam kromosom, yaitu :
1) Kromosom Seks (Genosom) yang menentukan jenis kelamin
2) Kromosom Tubuh (Autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin
Kromosom pada makhluk hidup biasanya ditemukan dalam keadaan berpasang-
pasangan, oleh karena itu disebut diploid. Kromosom diploid dipertahankan dari generasi
ke generasi dengan pemebelahan mitosis (pembelahan yang menghasilkan dua anak yang
bersifat sama dengan induknya). Kromosom yang berpasangan (kromosom homolog)
memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama.
Pada manusia setiap sel somatik berjumlah 46 (kecuali sel sperma dan ovum,
karena memiliki set tunggal kromosom) kromosom atau 23 pasang. 46 kromosom
manusia ini merupakan dua set kromosom yang terdiri dari masing-masing 23 kromosom,
yaitu satu set maternal (dari ibu) dan satu set paternal (dari ayah). Gambar di bawah
merupakan bentuk 23 pasang kromosom manusia
Page 10
Kromosom Manusia
Berikut adalah jumlah kromosom pada makhluk hidup lainnya :
Page 11
6. Konsep Penentuan Jenis Kelamin
Ada satu konsep penting dalam mempelajari kromosom homolog pada sel somatik,
yaitu adanya kromosom unik, yang disebut kromosom X dan Y. Dari 23 pasang
kromosom 22 pasang diantaranya merupakan autosom (tidak menentukan jenis kelamin)
dan 1 pasang genosom
1) Wanita memiliki kromosom homolog X (XX), Meskipun kaum wanita memiliki dua
kromosom X, salah satunya akan menjadi tidak aktif saat masa embrio.
2) Pria memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y
Jadi Kromosom X dan Y ini akan menentukan kelamin individu, apabila kromosom
anak yang lahir XX maka ia perempuan, apabila kromosomnya XY maka ia adalah
laki-laki.
Sumber : Setiowati,Tetty. 2007. Biologi Interakif kls. XII. Jakarta : Azka Press.
Aryulina, Diah, dkk. 2011. BIOLOGY 3A Bilingual. Jakarta : Erlangga.
Ariebowo, Moekti. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Visindo Media Persada.
D. Sifat Genom
1. Pengertian Genom
Genom (Genome), dalam genetika dan biologi molekular modern, adalah
keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya
keseluruhan asam nukleat yang memuat informasi tersebut. Secara fisik, genom dapat
terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau
plasmid), sementara secara fungsi, genom dapat terbagi menjadi gen-gen. Istilah genom
diperkenalkan oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman, pada tahun 1920,
mungkin sebagai gabungan dari kata gen dan kromosom atau dimaksudkan untuk
menyatakan kumpulan gen.
Genom adalah gugus atau himpunan gen lengkap dari suatu organisme yang
mengendalikan keseluruhan metabolisme sehingga organisme tersebut dapat hidup
dengan sempurna. Genom terdiri dari satu set lengkap kromosom yang diturunkan dari
Page 12
tetuanya. Banyaknya gen yang terdapat dalam suatu genom berbeda antar organisme.
Semakin rumit suatu organisme, semakin banyak gen yang dikandung di dalam
genomnya. Istilah genom dipakai untuk menunjukkan keseluruhan kode genetik pada
kromosom yang ada pada suatu organisme. Baru pada tahun 1944 diketah ui, materi dari
kode genetik itu adalah DNA yang ada pada setiap organisme.
Sekarang ini istilah genom telah dikenal luas mas yarakat. Tidak semua rangkaian
DNA itu mengkode suatu gen, kebanyakan justru bagian yang tak berfungsi apaapa atau
yang biasa d ikenal dengan DNA sampah ( junk DNA ). Genom eukariot lebih komplek
dibandingkan dengan genom prokariot. Selain itu genom tana man diketahui memiliki
kompleksitas lebih tinggi dibanding dengan genom eukariot lainnya. Gen-gen tersebut
mengandung info rmasi untuk semua protein yang diperlukan dalam kehidupan suatu
organisme. Protein-protein ini berfu ngsi antara lain memberi bentuk organisme,
membantu tubuh memproses makanan, menentukan bagaimana organisme bertingkah
laku ataupun beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya.
DNA terdiri dari empat struktur kimia yang hampir sama susunannya, dinama kan
nukleotida, yaitu Adenin (A), Timin (T), Sitosin (C) dan Guanin (G). Empat basa ini
diulang-ulang ribuan samp ai jutaan kali jumlahnya dalam genom, mulai dari organisme
sederhana bersel tunggal seperti bakteri sampai yang kompleks dengan sel ba nyak
seperti tanaman, hewan dan manusia. Sebagai perbandingan, genom Eschericia coli,
sang bakteri dalam usus perut kita, berukuran 4,5 juta basa, Arabidopsis berjumlah 150
juta basa, tanaman padi berjumlah 453 juta basa, sedangkan manusia memiliki genom
sebesar tiga miliar basa. Urutan (sekuen) DNA yang tersusun dari empat nukleotida ini
sangatlah penting, karena sekuen ini me landasi perbedaan da ri setiap makhluk hidup.
Bahkan menentukan spesies suatu organisme. Dalam sel tumbuhan terdapat tiga je ni s
genom yaitu genom inti sel, genom kloroplas dan genom mitokondria. Ukuran genom
yang tersimpan dalam inti sel akan lebih besar daripada inti sel itu sendi ri. Ukuran inti
sel tumbuhan berkisar 3-10 m dengan kandungan DNA sekitar 10 11 pasang basa. Organ
mitokondria dan kloroplas juga mengandung bahan gentik ya ng penting tetapi biasanya
dalam jumlah gen yang sangat kecil dan bersifat pewarisan maternal. Informasi dalam
Page 13
DNA harus terorganisasi dengan cara te rtentu supaya dapat disimpan dalam organel dan
tetap bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi.
Setiap organisme memiliki genom yang mengandung informasi biologis yang
diperlukan untuk membangun tubuhnya dan mempertahankan hidupnya serta diwariskan
ke generasi berikutnya. Dengan sejumlah interaksi kompleks, urutan nukleotida
komponen penyusun asam nukleat digunakan untuk membuat semua protein pada suatu
organisme pada waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen pembentuk
tubuh organisme atau memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh
tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang diperlukan untuk hidup. Kebanyakan
genom, termasuk milik manusia dan makhluk hidup bersel lainnya, terbuat dari DNA
(asam deoksiribonukleat), namun sejumlah virus memiliki genom RNA (asam
ribonukleat).
Kajian yang mempelajari genom dikenal sebagai genomika (genomics). Saat ini,
urutan nukleotida pada genom sejumlah organisme telah dipetakan seluruhnya dengan
teknik sekuensing DNA dalam berbagai proyek genom, misalnya Proyek Genom
Manusia yang diselesaikan pada tahun 2003. Perbandingan genom organisme dapat
memberikan informasi mengenai karakteristik organisme tersebut, evolusinya, dan
berbagai proses biologis.
2. Organisasi genom
DNA unting ganda (double stranded, "ds") merupakan komponen pembentuk
genom kebanyakan organisme dan semua sel. Namun demikian, virus RNA memiliki
genom RNA ds atau unting tunggal (single stranded, "ss"). Secara umum, setiap molekul
asam nukleat genom dapat disebut sebagai kromosom.
Genom prokariota (organisme tanpa inti sel, contohnya bakteri) biasanya berupa
molekul tunggal dsDNA sirkular, walaupun dapat pula terdapat DNA ekstrakromosom
berbentuk plasmid sirkular yang menyandikan produk gen yang menguntungkan namun
tidak esensial. Sementara itu, genom eukariota (organisme berinti sel, contohnya
manusia) biasanya berupa sejumlah molekul dsDNA linear. Istilah genom inti (nuclear
genome) pada eukariota mengacu pada informasi genetik berupa kromosom, dan kadang
Page 14
kala juga fragmen DNA ekstrakromosom, di dalam inti sel. Genom ekstranuklear sel
eukariotik mencakup genom mitokondria dan kloroplas, yang berupa molekul dsDNA
sirkular seperti pada prokariota.
Kebanyakan prokariota memiliki satu kromosom saja. Karena itu, prokariota
umumnya mengandung satu salinan setiap gen dan dengan demikian bersifat haploid.
Sementara itu, eukariota umumnya memiliki dua salinan setiap gen dan secara genetik
bersifat diploid. Ada pula organisme (misalnya, tumbuhan) yang memiliki lebih dari dua
set kromosom dalam inti setiap sel tubuhnya, atau disebut bersifat poliploid.
Sumber : Syalfinaf Manaf. 2006. Biologi SMA. Jakarta : ESIS
3. Ukuran genom, jumlah gen, dan densitas gen
Secara umum, terdapat perbedaan ukuran genom, jumlah gen, dan densitas gen
antara prokariota dan eukariota. Prokariota memiliki genom yang lebih kecil dengan
jumlah gen lebih sedikit dan densitas gen lebih besar bila dibandingkan dengan eukariota.
Bakteria dan arkea umumnya memiliki genom berukuran sekitar 1–6 juta pasangan basa
(Mb) yang mengandung 1.500–7.500 gen. Misalnya, genom bakteri Escherichia coli
berukuran 4,6 Mb dan mengandung sekitar 4.300 gen. Sebaliknya, eukariota memiliki
genom lebih besar dengan jumlah gen lebih banyak. Genom khamir bersel tunggal
Saccharomyces cerevisiae (tergolong fungi), misalnya, berukuran sekitar 12 Mb,
sedangkan kebanyakan tumbuhan dan hewan multisel memiliki genom lebih dari 100 Mb.
Sementara itu, jumlah gen dalam genom eukariota dapat mencapai 5.000 pada fungi
bersel tunggal sampai dengan 40.000 pada makhluk multiselular. Selain itu, eukariota
secara umum memiliki jumlah gen yang lebih sedikit per pasangan basa dibandingkan
dengan prokariota, yaitu densitas gennya lebih rendah. Misalnya, manusia memiliki
genom dengan ukuran ratusan sampai ribuan kali lebih besar daripada bakteri, tetapi
jumlah gennya hanya 5 sampai 15 kali lebih banyak.
Page 15
Ukuran genom dan perkiraan jumlah gen
Jenis
organismeOrganisme
Ukuran genom
(pasangan basa)Jumlah
gen
Densi
tas
gen
(gen/
Mb)
Juml
ah
kro
moso
m
hapl
oid
Keterangan
VirusBakteriofag
MS23.569
3,6
kb4 1.121 1
Genom (ssRNA)
yang pertama
disekuensing, 1976.
VirusBakteriofag
Φ-X1745.386
5,4
kb11 2.042 1
Genom ssDNA yang
pertama
disekuensing, 1977.
Virus Megavirus 1.259.1971,3
Mb1.120 890 1
Genom virus
terbesar yang
diketahui saat ini.
Bakteria
Mycoplasm
a
genitalium
580.070580
kb470 810 1
Genom bakteri
nonsimbiotik yang
terkecil.
Bakteria
Haemophilu
s
influenzae
Rd
1.830.1371,8
Mb1.703 930 1
Genom organisme
selular yang pertama
disekuensing, 1995
BakteriaEscherichia
coli K-124.639.221
4,6
Mb4.288 924 1
BakteriaSorangium
cellulosum
13.033.77
9
13
Mb9.367 721 1
Genom bakteria
terbesar yang
diketahui saat ini.
Arkea Nanoarchae
um equitans
490.885 490
kb
552 1.125 1 Genom selular
nonsimbiotik yang
Page 16
terkecil.
Arkea
Methanocal
dococcus
jannaschi
i(sebelumny
a Methanoc
occus
jannaschii)
1.664.9761,7
Mb1.738 1.044 1
Genom arkea yang
pertama
disekuensing, 1996.
Eukariota
Encephalito
zoon
cuniculi
(fungi)
2.900.0002,9
Mb1.997 689 11
Genom eukariota
terkecil yang
diketahui saat ini.
Eukariota
Saccharomy
ces
cerevisiae (f
ungi)
12.068.00
0
12
Mb5.885 486 16
Genom eukariota
yang pertama
disekuensing, 1996.
Eukariota
Caenorhabd
itis
elegan
s(nematoda)
97.000.00
0
97
Mb
19.09
9197 6
Genom hewan
multiselular yang
pertama
disekuensing, 1998
Eukariota
Arabidopsis
thaliana
(tumbuhan
berbunga)
125.000.0
00
125
Mb
25.49
8204 5
Genom tumbuhan
yang pertama
disekuensing, 2000.
Eukariota
Drosophila
melanogast
er (lalat
buah)
180.000.0
00
180
Mb
13.60
076 4
Eukariota Populus
trichocarpa
410.000.0
00
410
Mb
45.55
5
111 19 Genom tumbuhan
berkayu yang
pertama
Page 17
disekuensing.
Eukariota
Oryza
sativa (padi
)
430.000.0
00
430
Mb
45.00
0105 12
Eukariota
Mus
musculus (
mencit)
2.493.000.
000
2,5
Gb
22.01
18,8 23
Eukariota
Homo
sapiens (ma
nusia)
3.200.000.
000
3,2
Gb
20.50
06,4 23
Hasil Proyek Genom
Manusia.
Sumber :
1. Syalfinaf Manaf. 2006. Biologi SMA. Jakarta : ESIS
2.http://zero-zeos.blogspot.co.id/2014/12/genetika-genom-struktur-kromosom-dan_17.html
4. Struktur gen
Gen merupakan fragment DNA yang da pat ditranskripsikan menjadi RNA dan
diterjemahkan menjadiprotein, yang selanjutnya mampu mempengaruhiproses fisiologi
tanaman maupun fenotipenya. Pada dasarnya gen tersusun oleh empat komponen:
1) Regulator.
Merupakan bagian dari gen ya ng berperan dalam pola aktivasi suatu gen (pada
rangkaian fisiologis apa, kondisi apa, fase perke mbangan apa, atau pada organ apa).
Regulator terdapat pada awal sebuah gen mendahului promotor. Regulator terdiri dari
tiga elemen responsif yaitu HSE (Heat Shock response Element), GRE
(Glucocorticoid Response Element ) dan SRE ( Serum Response Element).
2) Promotor.
Merupakan bagian dari gen yang berperan dalam penentuan utas yang akan dikode
untuk dit raskripsikan dan kapan titik awal transkripsi akan dilakukan. Letak
Page 18
promotor berada sebelum titik awal transkripsi, sehingga jarak dari titik inisiasi
dinotasikan de ngan tanda '-', atau disebut arah downstream. Promotor yang paling
umum terdapat da lam gen tanaman adalah TATA box. Selain TATA box
(TATAAA, 10 bp), jenis promotor lainnya adalah CAAT box (GGCCAATCT, 22
bp), GC box ( GGGCGG, 20bp), Octamer (ATTTGCAT, 20 bp), kB
(GGGACTTTCC, 10 bp) dan ATF (GTGACGT, 20 bp).
3) Transcribed Region.
Merupakan bagian gen yang akan ditranskripsikan menjadi RNA. Bagian ini dimulai
dari titik awal transkripsi (start s ite) hingga titik akhir transkripsi ( termination site ).
Notasi mulai start site adalah `+' atau uptream. Dalam bagian i ni terdapat bagian
ya ng akan dibawa keluar dari inti sel yang disebut exon, dan bagian yang akan tetap
ditinggalkan di dalam i nti sel, yang disebut intron. Pada bagian exon mRNA,
terdapat bagian yang akan diterjemahkan menjadi rantai asam amino ( Open Reading
Frame/ORF ) dan bagian yang tidak diterjemahkan (Un-translated Region/UTR).
4) Terminator.
Merupakan bagian sekuens DNA dari suatu gen yang memberi tanda kepada enzim
penyus un RNA (RNApolymerase) untuk menghentikan proses pemanjangan rantai
RNA.
Sumber : Campbell, Neil. A dkk. 2007. Biologi Edisi ke 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Page 19
5. Genom Prokariotik dan Eukariotik
Terdapat dua kelompok organisme yaitu Eukariot dan Prokariot. Eukariot
merupakan kelompok yang memiliki sel dengan kompartemen yangdikelilingi membrane
(membrane-bound compartments) termasuk nukleus, organel-organel seperti mitokondria,
kloroplas dan lain-lain. Termasuk ke dalam eukariot adalah hewan, tanaman, fungi dan
protozoa.
Sedangkan Prokariot merupakan kelompok yang selnya tidak memiliki
kompartemen internal. Terdapat dua kelompok dalam prokariot yang dibedakan
berdasarkan karakteristik gentik dan biokimia yaitu:
1) Bakteri : termasuk didalam kelompok ini adalah prokariota umum seperti bakteri
gram negative (misalnya E. coli), bakteri gram positif (misal Bacillus subtilis),
tcyanobacteria (misal Anabaena).
2) Archaea: belum dipelajari secara luas dan intensif dan ditemukan pada lingkungan
ekstrim seperti pada sumber air panas, kolam-kolam air asin atau dasar danau
anaerobik.
Eukariot dan prokariot memliki tipe genom yang berbeda. Gambar berikut menunjukkan
perbedaan struktur sel eukariot dan prokariot.
Page 20
a) Genom Eukariot
Genom manusia merupakan model yang baik bagi genom eukariot secara umum.
Genom nuclear eukariotik memiliki molekul DNA linear yang terdapat di dalam
kromosom. Semua eukariot juga memiliki genom yang lebih kecil yang berbentuk
sirkular yaitu genom mitokondria. Pada tumbuhan, terdapat genom lain yaitu genom
kloroplas.
Walaupun struktur dasar eukariot mirip tetapi satu hal penting yang sangat
berbeda adalah ukuran genom. Genom eukariot yang terkecil berukuran kurang dari
10Mb panjangnya. Sedangkan genom yang terbesar berukuran lebih dari 100 000 Mb.
Variasi ukuran genom dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Ukuran genom eukariot
Spesies Ukuran genom (Mb)
Fungi
Saccharomyces cerevisiae 12.1
Aspergillus nidulans 25.4
Protozoa
Tetrahymena pyriformis 190
Invertebrates
Caenorhabditis elegans 97
Drosophila melanogaster 180
Bombyx mori (silkworm) 490
Strongylocentrotus purpuratus (sea urchin) 845
Page 21
Locusta migratoria (locust) 5000
Vertebrates
Takifugu rubripes (pufferfish) 400
Homo sapiens 3200
Mus musculus (mouse) 3300
Plants
Arabidopsis thaliana (vetch) 125
Oryza sativa (rice) 430
Zea mays (maize) 2500
Pisum sativum (pea) 4800
Triticum aestivum (wheat) 16 000
Fritillaria assyriaca (fritillary) 120 000
Seperti terlihat pada tabel, ukuran genom bervariasi dan berhubungan dengan
kekompleksan organisme. Eukariot yang lebih sederhana seperti fungi memiliki genom yang
paling kecil, dan eukariot yang lebih tinggi seperti vertebrata dan tanaman berbunga memiliki
genome yang lebih besar.
b) Genom Prokariot
Genom prokariot berbeda dengan genom eukariot. Terdapat beberapa overlap
dalam ukuran antara genom prokariotik terbesar dengan prokariotik terkecil. Tetapi
secara keseluruhan prokarotik genom berukuran lebih kecil. Misalnya genom E. coli K12
adalah 4639 kb, hanya 2/5 dari genom yeast dan hanya memiliki 4405 gen. Organisasi
Page 22
fisik genom juga berbeda antara eukariot dengan prokariot. Pandangan tradisional adalah
bahwa seluruh prokariot memiliki satu molekul DNA sirkular . Selain ‘kromosom’
tunggal ini, prokariot juga dapat memiliki gen tambahan yang independen, sirkular yang
disebut plasmid.
Gen yang dibawa oleh plasmid berguna, karena mengkode sifat-sifat ketahanan terhadap
antibiotik atau kemampuan untuk memanfaatkan komponen kompleks seperti toluene sebagai
sumber karbon. Tetapi prokariot dapat bertahan secara efektif tanpa plasmid.
Page 23
E. Genom DNA dan RNA
Asam nukleat yang ada sangkut pautnya dengan sifat hereditas adalah ADN
(asam deoksiribo nukleat) dan ARN (asam ribonukleat). DNA dan RNA bertanggung jawab
terhadap sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat keturunan.
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen-
komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Pasangan
basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin dan pirimidin. 'Basa purin terdiri
atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki struktur cincin-ganda, sedangkan basa
pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang memiliki struktur cincin-tunggal. Ketika
Guanin berikatan dengan Sitosin, maka akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan
ketika Adenin berikatan dengan Timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan hidrogen. Satu
komponen pembangun (building block) DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat
dan satu pasang basa yang disebut nukleotida
Sumber : Lewis 2003: 176 - 178
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter
pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap materi genetik (DNA) yang
dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom.
Asam Ribonukleat (RNA) adalah salah satu dari tiga besar makromolekul (bersama
dengan DNA dan protein ) yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui.
Sumber : Human Genome Project 2005: 1)
Seperti DNA, RNA terdiri dari rantai panjang komponen yang disebut nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri dari nucleobase (kadang-kadang disebut basa nitrogen), suatu
ribosa gula, dan fosfat kelompok. Urutan nukleotida RNA memungkinkan untuk
mengkodekan informasi genetik. Sebagai contoh, beberapa virus menggunakan RNA, bukan
DNA sebagai material genetik mereka, dan semua organisme menggunakan messenger RNA
(mRNA) untuk membawa informasi genetik yang mengarahkan sintesis protein.
Seperti protein, beberapa molekul RNA berperan aktif dalam sel oleh katalis
reaksi biologis, pengendalian ekspresi gen, atau sensing dan berkomunikasi tanggapan
terhadap sinyal seluler. Salah satu dari proses-proses aktif sintesis protein , fungsi universal
dimana mRNA molekul mengarahkan perakitan protein pada ribosom. Proses ini
menggunakan RNA transfer (tRNA) molekul untuk memberikan asam amino ke ribosom,
Page 24
dimana ribosomal RNA (rRNA) link asam amino untuk membentuk protein.
Struktur kimia RNA sangat mirip dengan DNA , dengan dua perbedaan - (a) RNA
mengandung gula ribosa, sedangkan DNA mengandung gula sedikit berbeda deoksiribosa
(sejenis ribosa yang tidak memiliki satu atom oksigen), dan (b) RNA memiliki nucleobase
urasil , sedangkan DNA mengandung timin (urasil dan timin memiliki sifat basa-pasangan
yang serupa).
Tidak seperti DNA, RNA kebanyakan molekul untai tunggal. Single-stranded
RNA molekul mengadopsi struktur tiga-dimensi yang sangat kompleks, karena mereka tidak
terbatas pada bentuk heliks ganda berulang-ulang DNA beruntai ganda. RNA dibuat dalam
sel-sel hidup oleh RNA polimerase , enzim yang bertindak untuk menyalin atau template
RNA untai DNA menjadi RNA baru melalui proses yang dikenal sebagai transkripsi atau
replikasi RNA , masing-masing.
Seperti DNA, RNA dapat membawa informasi genetik. RNA virus memiliki
genom yang terdiri dari RNA, dan berbagai protein yang disandikan oleh genom tersebut.
Genom virus ditiru oleh beberapa dari mereka protein, sedangkan protein lain melindungi
genom sebagai partikel bergerak virus ke sel host baru. viroid adalah kelompok lain dari
patogen, tetapi mereka hanya terdiri dari RNA, tidak mengkode protein apapun dan
direplikasi oleh sel inang.
Sumber : Michelle Kumar Abbas Fausto : 2006
1. Perbedaan DNA dan RNA
DNA RNA
Ditemukan hanya di dalam kromosom,
mitokondria, plastida, dan sentriol
Ditemukan di dalam sitoplasma terutama di
dalam ribosom dan juga di dalam nukleus
Berupa rantai panjang dan ganda (double
helix)
Berupa rantai pendek dan tunggal
Fungsinya berhubungan erat dengan
penurunan sifat dan sintesis protein
Fungsinya berhubungan dengan sintesis
protein
Page 25
Kadarnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas
sistesis protein
Kadarnya dipengaruhi oleh aktivitas sintesis
protein
Basa nitrogennya terdiri atas purin: Adenin
dan Guanin ; pirimidin : Timin dan Sitosin
Basa nitrogennya terdiri atas purin: Adenin
dan Guanin ; pirimidin : Urasil dan Sitosin
Komponen gulanya deoksiribose, yaitu
deoksiribosa yang kehilangan satu atom
oksigennya.
Komponen gula ribose (pentosa)
Sumber : http://dianiindah98.blogspot.co.id
2. Konsep Patofisiologis dari kelainan DNA dan RNA
1) Mutasi
Mutasi adalah kesalahan dalam sekuen DNA. Mutasi dapat terjadi secara spontan,
atau setelah suatu sel terpajan radiasi, bahan kimia tertentu, atau berbagai virus.
Sebagian besar mutasi akan teridentifikasi dan diperbaiki oleh enzim-enzim yang
bekerja didalam sel. Apabila tidak terdeteksi atau diperbaiki maka mutasi akan
diwariskan kesemua sel anak. Mutasi pada gamet (sel telur/sperma) menyebabkan
cacat kongenital pada keturunan.
Penyebab mutasi
a. Mutasi spontan
Perubahan secara alamiah yang disebabkan oleh panas,radiasi,sinar kornis, radio
aktif, sinar UV, mikroorganisme, kesalahan DNA dalam metabolisme.
b. Mutasi buatan
Penggunaan senjata nuklir, pemakaian bahan kimia, fisika dan biologi,
penggunaan bahan radioaktif, penggunaan roket, televisi,dll
2) Cacat Kongenital
Cacat atau defek kongenital, disebut juga cacat lahir, mencakup kesalahan genotif
serta fenotif dalam embrio atau janin yang sedang tumbuh. Cacat genetik dapat terjadi
stabil, kesalahan jumlah kromosom, atau gangguan-gangguan lingkungan.
3) Penyakit keturunan
Page 26
Penyakit keturunan adalah penyakit akibat abnormalnya genetik yang diturunkan oleh
orang tuanya. Penyakit menurun tidak menular,tidak dapat disembuhkan dan akan
terus diwariskan pada keturunannya. penyakit menurun biasanya bersifat resesif
sehingga baru muncul jika dalam keadaan homozigot . dalam keadaan
heterozigot,fenotife penyakit tidak muncul karena tertutup oleh gen pasangannya
yang dominan. Contohnya :
a. Hemofili
Tidak dapat memproduksi faktor pembeku darah Luka-luka kecil(lecet,memar)
bisa menyebabkan kematian
b. Buta warna
Tidak dapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu Buta warna
parsial:tidak bisa membedakan biru-hijau,biru-merah dan merah-hijau.
c. Albino
Tidak adanya pigmen warna melanin Rentan terhadap kanker kulit dan tidak
tahan sinar
d. Gangguan mental
Kerusakan saraf karena kadar asam fenilpirufat di dalam darah terlalu tinggi.
Sumber : Buku Ajar Patologi Edisi 7
Karangan : Kumar, Cotran, Robbins
F. Ekspresi Fenotipe dari Kelainan Genetik
1. Pengertian Genotip dan Fenotip
Genotipe atau Genotipa ialah Komposisi pewarisan individu dengan ataupun
tanpa ekspresi fenotip dari satu atau beberapa sifat. Klasifikasi gen dari komposisi
tersebut akan dinyatakan dalam satu rumus. Genotip terutama ditentukan dari
penampakan keturuanan ataupun kerabatnya. Genotip itu berasal dari kata “gen” yang
menentukan suatu sifat dasar dari suatu makhluk hidup dan juga bersifat tetap. Gen itu
tidak tampak (tidak terlihat), oleh karena itu ditulis dengan menggunakan simbol huruf
dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu. Contohnya : Individu
dengan genotip BB disebut homozigot dominan, sedangkan individu dengan genotip bb
Page 27
disebut homozigot resesif. Interaksi Genotip dengan Lingkungannya akna membentuk
FENOTIP.
Sedangkan fenotip atau fenotif ialah Penampakan atau sifat yang dapat terlihat, yang
menunjukan bentuk, dapat juga dideskripsi atau tingkat dari ekspresi karakter.
Fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan
pancaindra. Misalnya warna bunga merh, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis
dan sebagainya. Fenotp merupakan peraduan dari genotop dengan faktor lingkungan
sehingga suatu individu dengan fenotip sama belum tentu mempuyai genotip yang sama.
2. Pengertian Kelainan Genetik
Kelainan dan penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-
rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor-
faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia. Berdasarkan
sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan autosomal
2. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif autosomal
3. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom
seks / kelamin
4. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi kromosom
Pembagian kelainan genetik berdasarkan pewarisan alel dan ekspresi fenotipe dari
masing-masing kelainan genetik.
a. Pewarisan alel dominan autosomal
Individu penderita biasanya memiliki genotipe heterozigot.
1) Akondroplasia
Akondroplasia disebabkan oleh tidak terbentuknya komponen tulang rawan pada
kerangka tubuh secara benar. Individu akondroplasia dewasa mempunyai kaki dan
lengan yang tidak normal (pendek) dengan tinggi tubuh kurang dari 1,2 meter. Namun
intelejensi, ukuran kepala, dan ukuran tubuh normal. Individu penderita akondroplasia
Page 28
mempunyai genotipe KK atau Kk. Sedangkan individu normal bergenotipe homozigot
resesif (kk).
a. Defenisi
Istilah Achondroplasia pertama kali digunakan oleh Parrot (1878).
Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani yaitu; achondros: tidak ada kartilago
dan plasia: pertumbuhan. Secara harfiah Achondroplasia berarti tanpa
pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun sebenarnya individu
dengan Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah gangguan pada
proses pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang-tulang
panjang.
Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh
gangguan osifikasi endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth
factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3.Sindroma ini ditandai
oleh adanya gangguan pada tulang-tulang yang dibentuk melalui proses osifikasi
endokondral, terutama tulang-tulang panjang. Selain itu, Achondroplasia
memberikan karakteristik pada kraniofasial.Achondroplasia juga dikenal dengan
nama Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia Fetalis, Chondrodystrophy
Syndrome atau Osteosclerosis Congenital.
b. Epidemiologi
Achondroplasia adalah tipe dwarfisme yang paling sering dijumpai. Insiden
yang paling umum menyebabkan Achondroplasia adalah sekitar 1/26.000 sampai
1/66.000 kelahiran hidup. Achondroplasia bersifat autosomal dominant
inheritance, namun kira-kira 85-90% dari kasus ini memperlihatkan de novo gene
mutation atau mutasi gen yang spontan. Ini artinya bahwa kedua orang tua tanpa
Achondroplasia, bisa memiliki anak dengan Achondroplasia. Jika salah satu orang
tua mempunyai gen Achondroplasia, maka anaknya 50% mempunyai peluang
untuk mendapat kelainan Achondroplasia yang diturunkan heterozigot
Achondroplasia. Jika kedua orang tua menderita Achondroplasia, maka peluang
untuk mendapatkan anak normal 25%, anak yang menderita Achondroplasia 50%
Page 29
dan 25% anak dengan homozigot Achondroplasia (biasanya
meninggal). Achondroplasia dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan
dengan frekwensi yang sama.
c. Etiologi
Penyebab akondroplasia terjadi karena adanya mutasi pada gen
FGFR3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom
4p16.3. FGFR3 berfungsi memberi instruksi dalam hal pembentukan protein
yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya
pembentukan tulang secara osifikasi endokondral.
d. Patogenesis
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen
FGFR3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom
4p16.3. Gen FGFR3 berfungsi memberi instruksi dalam hal pembentukan protein
yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya
pembentukan tulang secara osifikasi endokondral.
Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir
semua kasus Achondroplasia. Sekitar 98% kasus, terjadi mutasi G ke A pada
nukleotida 1138 pada gen FGFR3. Sebesar 1% kasus disebabkan oleh mutasi G ke
C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja sebagaimana mestinya,
sehingga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang. Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana
sel mesenkim yang tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan
berdifferensiasi membentuk kondroblas. Kondroblas berproliferasi dan
berdifferensiasi membentuk kondrosit yang secara bertahap menjadi matur
membentuk hipertrofik kondrosit. Setelah itu, hipertrofik kondrosit akan
mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio tersebut terjadi kalsifikasi
matriks ekstraseluler. Proses ini akan membentuk pelat pertumbuhan (growth
plate) dan pertumbuhan normal tulang panjang tercapai melalui differensiasi dan
maturasi kondrosit yang sinkron.
Page 30
Adanya mutasi gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan
gangguan pada proses osifikasi endokondral, dimana kecepatan perubahan sel
kartilago menjadi tulang pada pelat pertumbuhan (growth plates) menurun
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang terganggu.
Pada lingkup kraniofasial yang terpengaruh adalah basis kranium dan
bagian tengah wajah (midface) karena bagian-bagian ini dibentuk secara osifikasi
endokondral. Rongga kranium dan maksila dibentuk secara osifikasi
intramebranosa, sedangkan mandibula dibentuk melalui osifikasi periosteal dan
aposisi.
Basis kranium yang kurang berkembang pada penderita Achondroplasia
berpengaruh pada perkembangan maksila, karena pertumbuhan basis kranium
akan mendorong maksila ke anterior dan ke bawah. Saat perlekatan maksila ke
ujung anterior basis kranium, perpanjangan atau pertumbuhan basis kranium akan
mendorong maksila ke anterior. Sampai usia 6 tahun, pergerakan dari
pertumbuhan basis kranium adalah bagian penting dalam pertumbuhan maksila ke
anterior.
Kegagalan perkembangan atau pertumbuhan basis kranium secara
normal pada penderita Achondroplasia, memberikan karakteristik midface
deficiency atau hypoplasia midface. Hal ini yang mengakibatkan maksila menjadi
retrognatik, sedangkan mandibula normal atau sedikit prognatik, sehingga
menghasilkan hubungan rahang Klas III (Gambar 1).
Page 31
Sumber :
1. Agustina, Nova. Akondroplasia. Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonsia.
[Cited 2010].[online] 2012 Mey 27. [Screen 5] Availlable from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19703/3/Chapter%20II.pdf
Page 32
2. National Human Genome Research Institute National institute of health. Learning of
Achondroplasia. [cited May 11, 2012]. [online ]2012 Mey 27. [Screen ]. Availlable
from : http://www.genome.gov/19517823
2) Brakidaktili
Brakidaktili adalah suatu kelainan yang dicirikan dengan jari tangan atau kaki
yang memendek karena memendeknya ruas-ruas tulang jari. Penderita brakidaktili
memiliki gen dalam keadaan heterozigot (Bb). Individu yang memiliki gen dalam
keadaan homozigot dominan (BB) menyebabkan kematian pada masa embrio,
sedangkan dalam keadaan heterozigot hanya mempunyai dua ruas jari , karena ruas
jari yang tengah sangat pendek dan tumbuh menyatu dengan ruas jari lain. Individu
dengan gen homozigot resesif (bb) merupakan individu normal.
Anak-anak yang menderita kondisi ini dapat menunjukkan gejala penurunan
rentang pergerakan jari tangan dan jari kaki. Ketika penyebab pasti dari kondisi ini
tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan riwayat keluarga adanya kondisi
medis seperti ini. Terdapat lima tipe utama Brakidaktili, tergantung dari jari tanga
atau jari kaki spesifik yang terkena. Untungnya, cacat lahir ini tidak mengancam jiwa
dan biasanya tidak memerlukan penanganan. Pada kasus berat, pembedahan plastik
dapat dilakukan untuk memperbaiki fungsi tangan.
a. Karena penyebabnya kelainan genetika, maka tidak dapat dicegah karena kelainan
bawaan bayi sejak lahir.
Page 33
b. Bentuknya bisa berupa terjadinya pemendekan pada kelima jari pada masing-
masing tangan dan kaki. Atau, kadangkala selain ukuran jari lebih pendek, ada
satu atau dua jari yang “hilang” karena mengalami kekerdilan pertumbuhan,
sehingga menjadi sindaktili. Pada beberapa kasus sindroma Down, juga disertai
dengan brakidaktili.
c. Cara mengatasinya tergantung kasus. Bila disertai sindaktili maka dilakukan
operasi pemisahan jari oleh dokter ortopedi, dan bila tidak disertai sindaktili,
dilakukan terapi fungsi jari-jari. Pada kasus tertentu dapat dilakukan operasi
rekonstruksi dan pemanjangan jari untuk meningkatkan kualitas hidup setelah
dewasa.
3) Huntington
Huntington merupakan suatu penyakit karena terjadi degenerasi sistem saraf yang
cepat dan tidak dapat balik. Penderita menggelengkan kepala pada satu arah.
Huntington disebabkan oleh alel dominan (H). Oleh karena itu, dengan satu alel H
saja semua individu yang heterozigot akan mendapatkan Huntington. Individu
normal mempunyai alel resesif (hh).
4) Polidaktili
Polydactyly ialah terdapatnya jari tambahan pada satu atau kedua tangan / kaki.
Tempat jari tambahan itu berbeda - beda , ada yang terdapat dekat ibu jari dan ada
pula yang terdapat dari jari kelingking.
Penyakit ini merupakan kelainan berupa kelebihan jumlah jari tangan dan kaki. Cacat
menurun ini diwariskan gen autosom dominan P. Orang normal memiliki genotip pp
sedangkan orang polidaktili genotipnya PP atau P.
Page 34
b. Pewarisan alel resesif autosomal
Perlu diingat bahwa setiap gen mengkode protein yang memiliki fungsi khusus.
Alel yang menyebabkan kelainan genetik, mengkode protein yang tidak berfungsi atau
tidak mengkode protein sama sekali. Pada kelainan yang bersifat resesif, heterozigot
dikatakan normal dalam fenotipnya karena salah satu pasangan gen yang “normal”,
dapat menghasilkan jumlah protein khusus yang cukup banyak. Dengan demikian, suatu
penyakit yang diwarisi secara resesif, hanya muncul pada individu yang homozigot atau
yang memiliki alel homozigot resesif. Kita dapat melambangkan genotipe penderita
sebagai aa dan individu yang tidak memiliki kelainan dengan AA dan Aa.
Namun heterozigot ( Aa ) yang secara fenotipe normal disebut karier secara
genotipe, karena orang-orang seperti ini dapat saja menurunkan salah satu gen
resesifnya kepada keturunan mereka. Sebagian orang yang memiliki kelainan resesif
lahir dari orang tua yang bergenotipe karier (Aa x Aa) ataupun dihasilkan dari
perkawinan (Aa x aa) serta (aa x aa).
Beberapa contoh penyakit terkait dengan pewarisan sifat dari alel resesif :
1) Anemia sel sabit
Penyakit anemia sel sabit disebabkan oleh substitusi suatu asam amino tunggal
dalam protein hemoglobin berisi sel sel darah merah. Ketika kandungan oksigen
darah individu yang diserang, dalam keadaan rendah (misalnya pada saat berada
ditempat yang tinggi atau pada waktu mengalami ketegangan fisik), hemoglobin sel
sabit akan mengubah bentuk sel-sel darah merah menjadi bentuk sabit. Individu yang
Page 35
menderita anemia sel sabit disimbolkan dengan ss. Sedangkan individu normal
memiliki genotipe SS dan karier anemia sel sabit disimbolkan dengan Ss.
Yaitu penyakit kurang darah yang parah karena sel darah merah berbentuk bulan
sabit sehingga kemampuan darah untuk mengikat dan mengangkut oksigen
berkurang. Penyakit ini ditemukan di afrika Tengah yang dilanda malaria pada tahun
1940 oleh Linus Pauling.
Kelainan ini disebabkan oleh gen homozigot dominan.
Genotipe Fenotipe Keterangan
SS Anemia sel sabit Mati sebelum dewasa
Ss Carrier anemia sel sabit Tidak menderita anemia
Ss Normal Sehat
Pada penderita anemia sel sabit ini, Hb S (Hemoglobin Sickle Cell) mengendap pada
daerah tertentu di eritrosit, sehingga eritrosit bentuknya seperti bulan sabit dan
afinitas terhadap oksigen rendah.
Perhatikan persilangan berikut
P : Ss >< Ss
Gamet: S dan s S dan s
F1 : SS, Ss, Ss, ss
Normal (25%) dan Anemia sel sabit (25%) dan carrier (50%)
2) Fibrosis sistik
Page 36
Fibrosis sistik disebabkan oleh tidak adanya protein yang membantu transpor
ion klorida melalui membran plasma. Oleh karenanya dihasilkan banyak lendir yang
mempengaruhi pankreas, saluran pernapasan, kelenjar keringat, dll. Fibrosis sistik
disebabkan oleh alel homozigot resesif (cc). Individu heterozigot (Cc) tidak
menderita gejala penyakit ini, namun merupakan karier.Sedangkan individu normal
bergenotipe (CC).
3) Galaktosemia
Galaktosemia disebabkan tidak dapat menggunakan galaktosa (laktosa dari ASI
ibu) karena tidak dihasilkan enzim pemecah laktosa. Pada keadaan normal
seharusnya laktosa dirombak menjadi glukosa dan galaktosa, kemudian menjadi
glukosa-1-fosfat yang kemudian dirombak melalui proses glikolisis atau diubah
menjadi glikogen). Tingkat galaktosa yang tinggi pada darah dapat menyebabkan
kerusakan mata, hati dan otak. Gejala galaktosemia adalah malnutrisi, diare dan
muntah-muntah. Gejala ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan sampel urin. Gejala
galaktosemia dapat dihindari dengan diet bebas laktosa. Alel homozigot resesif yang
menyebabkan galaktosemia (gg). Individu yang normal mempunyai alel (GG),
sedangkan individu karier dengan alel (Gg).
4) Albino
Kata albino berasal dari albus yang berarti putih. Kelainan terjadi karena tubuh
tidak mampu membentuk enzim yang diperlukan untuk merubah asam amino tirosin
menjadi beta-3, 4-dihidroksipheylalanin untuk selanjutnya diubah menjadi pigmen
melanin. Pembentukan enzim yang mengubah tirosin menjadi melanin, ditentukan
oleh gen dominan A, sehingga orang normal mempunyai genotipe AA atau Aa, dan
albino aa
5) Phenylketonuria
Phenylketonuria merupakan suatu penyakit keturunan yang disebabkan oleh
ketidakberesan metabolisme,dimana penderita tidak mampu melakukan metabolisme
fenilalanin dengan normal. Asam amino ini merupakan bahan untuk mensintesis
protein, tirosin dan melanin.Sebagian fenilalanin diubah menjadi fenil piruvat. Gejala
penyakit ditandai dengan bertimbunnya asam amino dalam darah yang banyak
Page 37
terbuang melalui urin, mental terbelakang (IQ 30), rambut putih, mata kebiruan
(produksi melanin kurang baik), bentuk tubuh khas seperti orang psychotic, gerakan
menyentak-nyentak dan bau tubuh apak.
Bayi yang menderita phenylketonuria mengandung kadar fenilalanin yang
tinggi di dalam darah dan jaringan, karena tidak memiliki enzim phenylalanin
hidroxylase, yang mengubah fenilalanin menjadi tirosin. Asam phenylpiruvatpun
meningkat, diekskresi melalui urin dan keringat, sehingga tubuh berbau apak. Kadar
fenilalanin yang tinggi dapat merusak otak bayi, dan mundurnya kejiwaan setelah
berumur 6 tahun. Penderita mempunyai genotip phph (homozigot resesif). Orang
normal mempunyai genotip PhPh (homozigot dominan) dan Phph (heterozigot).
6) Thalassemia
Istilahnya berasal dari kata thalasa = laut dan anemia. Thalassemia
merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak sama
sekali sintesa rantai hemoglobin, sehingga hanya mempunyai kemampuan sedikit
untuk mengikat oksigen. Pada thalassemia di
mana eritrosit mempunyai gambaran : microcytic (kecil), leptocytic (lonjong)
dan polycythemic (banyak), bercampur baur membentuk apa yang disebut “target
cell”.
Thalassemia dibedakan atas dua macam, yaitu :
a) Thalassemia mayor, sangat parah, sering menyebabkan kematian waktu bayi.
b) Thalassemia minor, tidak parah, mempunyai gejala pembengkakan limpa
sedikit.
c. Kelainan dan penyakit karena alel resesif tertaut kromosom sex “x”
1) Hemofilia
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter yang paling sering dijumpai.
Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII atau faktor IX sehingga dapat
dikelompokkan menjadi hemofilia A dan hemofilia B. Kedua gen tersebut terletak
pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait X, yang disebabkan
karena tidak adanya protein tertentu yang diperlukan untuk penggumpalan darah, atau
kalaupun ada kadarnya rendah sekali. Umumnya luka pada orang normal akan
Page 38
menutup (darah akan membeku) dalam waktu 5-7 menit. Tetapi pada penderita
hemofilia, darah akan membeku 50 menit sampai 2 jam, sehingga mudah
menyebabkan kematian karena kehilangan terlalu banyak darah.
Perempuan yang homozigot resesif untuk gen ini merupakan penderita (XhXh),
sedangkan perempuan yang heterozigot (XhXH) pembekuan darahnya normal namun
ia hanya berperan sebagai pembawa/carier. Seorang laki-laki penderita hanya
mempunyai satu genotip yaitu (XhY).
Hemofilia dibedakan atas 3 macam :
a) Hemofilia A
Karena penderita tidak memiliki zat anti hemofili globulin (faktor VIII). Tipe ini
terdapat ± 80 % dari penderita hemofilia. Seorang yang normal mampu
membentuk anti hemofili globulin (AHG) dalam serum darahnya karena
mempunyai gen dominan H, sedangkan alel yang resesif tidak dapat membentuk
zat tersebut. Karena gennya terangkai X Perempuan yang homozigot resesif untuk
gen ini merupakan penderita (XhXh), sedangkan perempuan yang heterozigot
(XhXH) pembekuan darahnya normal namun ia hanya berperan sebagai
pembawa / carier dan laki-laki penderita hanya mempunyai satu genotip yaitu
(XhY).
b) Hemofilia B (Cristmast)
Karena penderita tidak memiliki komponen plasma tromboplastin (KTP atau faktor
IX). Diberi nama Christmas karena mengacu pada nama seorang anak laki-laki
yang terluka pada waktu Inggris dibom oleh Jerman selama Perang Dunia ke II.
Terdapat ± 20 % dari penderita hemofili.
c) Hemofili C
Karena penderita tidak mampu membentuk zat plasma tromboplastin anteseden
(PTA).Penyakit ini tidak disebabkan oleh gen resesif yang terangkai-X, melainkan
oleh gen resesif yang jarang dijumpai pada autosom. Hanya terjadi sedikit dari
penderita. Tidak lebih dari 1 %
Secara keseluruhan hemofili terjadi karena tidak terbentuknya tromboplastin. Dimana
tromboplastin ini pada tubuh yang normal berguna sebagai zat aktivasi protrombin saat luka,
sehingga protrombin dapat diubah menjadi trombin. Hemofilia diklasifikasikan sebagai :
Page 39
1) Berat, dengan kadar aktivitas faktor yang tersedia kurang dari 1%
2) Sedang, dengan kadar aktivitas faktor yang ada antara 1% - 5%
3) Kecil, dengan kadar aktivitas faktor yang tersedia kurang dari 5 %
2) Buta Warna
Buta warna merupakan kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang
tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini
dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna.
Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita.
Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu
kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara
fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada
umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta
warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor
buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.
Penderita tidak dapat membedakan warna hijau dan merah, atau semua warna.
Individu yang buta terhadap warna hijau (tipe deutan) dan merah (tipe protan)
dikarenakan individu tersebut tidak mempunyai reseptor yang dapat mendeteksi
cahaya pada panjang gelombang hijau atau merah. Buta warna merupakan penyakit
yang disebabkan oleh gen resesif c (color blind) yang terdapat pada kromosom X.
Perempuan normal mempunyai genotip homozigotik dominan CC dan
heterozigotik Cc, sedangkan yang buta warna adalah homozigotik resesif cc. Laki-
laki hanya mempunyai sebuah kromosom-X, sehingga hanya dapat normal XY atau
buta warna XcY.
Buta warna dapat kita tes dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran
berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya
dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna. Untuk lebih jelas
dapat mengamati tabel pewarisan buta warna pada manusia.
Pewarisan pada ♂ Normal ♂ cb
X Y Xcb Y
Page 40
♂ dan ♀♀ Normal X XX XY XcbX XY
X XX XY XcbX XY
♀ Carrier Xcb XcbX XcbY XcbXc
b
XcbY
X XX XY XcbX XY
♀ cb Xcb XcbX XcbY XcbXc
b
XcbY
Xcb XcbX XcbY XcbXc
b
XcbY
Keterangan :
Genotif XX : menunjukkan wanita normal
Genotif XcbX : menunjukkan wanita carrier buta warna
Genotif XcbXcb : menunjukkan wanita buta warna
Genotif XY : menunjukkan laki-laki normal
Genotif XcbY : menunjukkan laki-laki buta warna.
3) Distrofi Otot
Kelainan tersebut ditandai dengan makin melemahnya otot-otot dan hilangnya
koordinasi. Kelainan ini terjadi karena tidak adanya satu protein otot penting yang
disebut distrofin, yang terletak pada lokus yang spesifik pada kromosom X.
4) Sindrom Fragile X
Nama sindrom fragile diambil dari penampakan fisik kromosom X yang tidak
normal. Bagian kromosom X yang mengalami konstriksi (pelekukan) di bagian ujung
Page 41
lengan kromosom yang panjang. Dari semua bentuk keterbelakangan mental yang
disebabkan oleh faktor genetik, bentuk yang paling umum adalah fragile.
5) Sindrom Lesch-Nyhan
Penyakit ini timbul karena adanya pembentukan purin yang berlebihan.
Sebagai hasil metabolisme purin yang abnormal ini, penderita memperlihatkan
kelakuan yang abnormal, yakni kejang otak yang tidak disadari serta menggeliatkan
anggota kaki dan jari-kari tangan. Selain dari itu penderita juga tuna mental,
menggigit serta merusak jari-jari tangan dan jaringan bibir. Semua penderita adalah
laki-laki dibawah umur 10 tahun, dan belum pernah ditemukan pada perempuan.
Penyakit yang jarang dijumpai ini disebabkan oleh gen resesif dalam kromosom-X.
d. Kelainan genetik karena tertaut kromosom “y”
Gen tertaut krosom Y merupakan gen tertaut kelamin sempurna, artinya kelainannya
hanya terjadi pada laki-laki.
1) Hypertrichosis
Hypertrichosis, tumbuh rambut pada bagian bagian tertentu ditepi dan telinga.
Pada laki laki normal, akan memiliki gen dominan H. Gen resesif h menyebabkan
hypertrichosis.
2) Weebed Toes
Disebabkan oleh gen resesif wt sehingga tumbuh kulit diantara tangan atau kaki
mirip dengan kaki katak atau burung air. Alel dominan Wt menentukan keadaan
normal.
3) Hystrixgravier
Gen resesif hg menyebabkan pertumbuhan rambut panjang dan kaku
dipermukaan tubuh, sehingga terlihat menyerupai hewan landak yang tubuhnya
berduri. Alel dominan Hg menentukan pertumbuhan rambut normal.
e. Kelainan genetik karena aberasi kromosom
1) Sindrom Jacobs (47, XYY atau 44A + XYY)
Penderita dengan sindrom ini memiliki 47 kromosom mendapat tambahan pada
sebuah kromosom seks Y), diderita oleh pria. Ukuran tubuh ekstrim tinggi,
Page 42
intelegensinya mempunyai IQ antara 80-118, dan bersifat agresif. Penderita
mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XYY). Kelainan ini ditemukan
oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965 dengan ciri-ciri pria bertubuh normal,
berperawakan tinggi, bersifat antisosial, perilaku kasar dan agresif, wajah
menakutkan, memperlihatkan watak kriminal, IQ di bawah normal.
2) Sindrom Down (47,XY + 21 dan 47,XX + 21 )
Penderita mengalami kelebihan satu autosom pada kromosom nomor 21 dan
dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Kelainan ini ditemukan J. Langdon
Down pada tahun 1866 dengan ciri-ciri tinggi badan sekitar 120 cm, kepala lebar dan
pendek, bibir tebal, lidah besar dan menjulur, liur selalu menetes, jari pendek dan
gemuk terutama kelingking, telapak tangan tebal, mata sempit miring kesamping,
gigi kecil-kecil dan jarang, IQ rendah, umumnya steril.
Tubuh pendek dan puntung, lengan atau kaki bengkok, kepala lebar, wajah
membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, kedua
lubang hidung terpisah lebar, jarak kelopak mata lebar, kelopak mata mempunyai
lipatan epikantus sehingga mirip dengan orang oriental, iris mata kadang berbintik,
IQ rendah antar 25-75, mempunyai kelainan jantung dan tidak resisten terhadap
penyakit. Penderita ini mempunyai satu buah kromosom pada kromosom normal,
yaitu 21. Sehingga jumlah kromosomnya ditulis 2n+1.
Dari sudut sitologi sindrom ini dibagi 2 yaitu:
a. Sindroma Down Triplo 21 atau Trisomi 21, sehingga penderita memiliki 47
kromosom. Penderita laki-laki 47,XY, +21 sedangkan penderita perempuan
47,XX, +21. Diperkirakan 92,5% dari semua kasus sindroma Down tergolong
dalam tipe ini.
b. Sindroma Down Translokasi, translokasi adalah peristiwa terjadinya perubahan
struktur kromosom, karena potongan kromosom bersambung dengan potongan
kromosom lainnya yang bukan homolognya.
3) Sindrom Klinefelter (47, XXY atau 44A + XXY)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XXY). Kelainan ini
ditemukan oleh H.F. Klinefelter tahun 1942. Penderita berjenis kelamin laki-laki
Page 43
tetapi cenderung bersifat kewanitaan, testis mengecil dan mandul, payudara
membesar, dada sempit, pinggul lebar, rambut badan tidak tumbuh, tubuhnya
cenderung tinggi (lengan dan kakinya panjang), mental terbelakang. Memiliki 22
pasang autosom ditambah kromosom seks XXY sehingga genotipnya 22AA + XXY
yang berasal dari gamet gagal berpisah antara (22A+ XY) dan gamet normal (22A +
X). Sehingga sindrom ini memiliki 22 pasang autosom ditambah XXXY namun
jarang terjadi. Dengan kata lain, sindrom ini keleihan kromosom X yang diderita oleh
pria.
Tumbuh payudara, pertumbuhan rambut kurang, lengan dan kaki ekstrim panjang
sehingga seluruh tubuh tampak tinggi, suara tinggi seperti wanita, testis kecil, alat
genitalia tampak normal tapi spermatozoa biasanya tidak dibentuk.
4) Sindrom Turner (45,XO atau 44A + X)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan hanya 1 kromosom kelamin yaitu X.
Kelainan ini ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1938. Penderita Sindrom Turner
berkelamin wanita, namun tidak memiliki ovarium, alat kelamin bagian dalam
terlambat perkembangannya (infatil) dan tidak sempurna, steril, kedua puting susu
berjarak melebar, payudara tidak berkembang, badan cenderung pendek (kurang lebih
120 cm), dada lebar , leher pendek, mempunyai gelambir pada leher, dan mengalami
keterbelakangan mental.
5) Sindrom Edward (47,XY + 18 dan 47, XX + 18)
Penderita mengalami trisomi atau kelebihan satu Autosom nomor 18. Ciri-ciri
penderita adalah memiliki kelainan pada alat tubuh telinga dan rahang bawah
kedudukannya rendah, mulut kecil, mental terbelakang, tulang dada pendek,
umumnya hanya mencapai umur 6 bulan saja. Sindroma yang menempatkan
kromosom nomor, dapat juga penambahan pada kromosom kelamin, misalnya 22AA
+ XXX (wanita) atau 22AA + XYY (pria). Dengan kata lain, Sindroma
Edwards, bagipenderita mempunyai 47 kromosom, dimana kromosom tambahan
Page 44
menjadi kromosom ketiga pada pasangan kromosom 18. Tambahan kromosom inilah
yang menimbulkan berbagai gangguan pada penderita.
Memiliki banyak bentuk kelainan yaitu telinga rendah, rahang bawah rendah, mulut
kecil, tuna mental, ginjal dobel dan tulang dada pendek.
6) Sindrom Patau (47,XY + 13 dan 47, XX + 13)
Penderita mempunyai 45 Autosom, sehingga disebut trisomi. Trisomi dapat
terjadi pada kromosom nomor 13, 14 atau 15. Ciri-ciri penderita kepala kecil, mata
kecil, sumbing celah langit langit, tuli, polidaktili, mempunyai kelainan otak, jantung,
ginjal dan usus serta pertumbuhan mentalnya terbelakang. Biasanya penderita
meninggal pada usia kurang dari 1 tahun.
7) Sindrom Cri du chat
Anak yang dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5 ini mempunyai
mental terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan penampakan wajah yang tidak
biasa, dan memiliki tangisan yang suaranya seperti suara kucing. Penderita biasanya
meninggal ketika masih bayi atau anak-anak
Sumber : Setiowati, Tetty dan Deswati Furqonita. 2007. Penyakit Genetik dan Pengobatannya.
Jakarta : Azka Press
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Page 45
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang ikut berperan
menimbulkan penyakit pada manusia. Faktor-faktor ini terdapat di lingkungan ( ekstrinsik )
dan juga pada masing-masing individu ( intrinsik ).Pemahaman atas karakteristik faktor-
faktor ini akan membantu kita dalam mengobati dan mencegah penyakit pada manusia.
Dan perlu kita ketahui terlebih dahulu, penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari
tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang
yang dipengaruhinya.
Sedangkan Genom merupakan keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel
atau organisme, atau khususnya keseluruhan asam nukleat yang memuat informasi tersebut
genom dapat terbagi atas gen-gen yang terdiri atas DNA (Deoxyribonukleicacid). DNA
terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin (double helix=berpilin
ganda). Seutas tali nukleotida tersusun atas rangkaian nukleotida yang terdiri dari gugusan
gula deoksiribosa, gugusan asam pospat dan gugusan basa nitrogen. Genom dibedakan
menjadi dua yaitu genom prokariot dan genom eukariot yang masing-masingnya mempunyai
perbedaan.
Akibat banyaknya jenis gen sehingga banyak juga penyakit yang timbul akibat
kelainan gen tersebut. Kelainan dan penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum
atau sifat rata-rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak
berfungsinya faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh
manusia.
Page 46