Bab 1
-
Upload
fernando-fredo-h-x-v-i -
Category
Documents
-
view
14 -
download
2
description
Transcript of Bab 1
![Page 1: Bab 1](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081807/563db979550346aa9a9da63d/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode kehidupan manusia setelah usia remaja adalah memasuki tahap usia dewasa.
Dewasa muda dianggap telah melewati masa remaja dan mampu hidup secara mandiri
(Atwater & Duffy, 1999). Masa ini merupakan titik tolak yang cukup signifikan bagi
seseorang yang memulai hidupnya sebagai individu yang cukup independen dalam
menentukan masa depan dan mengatur kehidupannya, setelah ia melewati masa remaja yang
dianggap masa peralihan dari masa kanak-kanak yang masih memiliki ketergantungan
dengan figur orang tua menuju masa kedewasaaan. Terdapat beberapa pendapat beberapa
rentang usia dewasa muda ini, diantaranya Turner & Helms (1995) mengatakan bahwa
dewasa muda berada dalam kisaran usia 20-30 tahun, dan dalam tahapan perkembangan
psikososial Erikson mengatakan bahwa dewasa muda dimulai dari usia 20 tahun hingga 40
tahun
Menurut perkembangan psikososial Erikson (dalam Papalia, 2004), tugas
perkembangan ketika memasuki masa dewasa muda yaitu intimacy vs isolation yang tugas
utamanya adalah perkembangan rasa intim (intimacy). Masih menurut Erikson, tugas ini
dapat terpenuhi melalui hubungan heteroseksual atau lawan jenis yang bersifat intim seperti
berpacaran yang pada akhirnya diresmikan dalam suatu ikatan perkawinan. Ketika seseorang
pada tahap dewasa muda ini tidak berhasil dalam membina hubungan intim dapat
memberikan dampak munculnya rasa keterasingan (isolation). Munculnya perasaan terasing
tersebut juga dapat membawa dampak yang lebih jauh yakni terhambatnya perkembangan
psikologis orang tersebut di tahap selanjutnya. Intimacy vs Isolation akan timbul menjadi
krisis pada masa dewasa muda ini apabila mereka tidak berhasil membina hubungan yang
bersifat intim serta menemukan seorang partner romantis dalam hidupnya dan jika terjadi
mereka akan menjadi orang-orang yang paling kesepian (Cutrona, 1982; Peplau, Bikson,
Rook & Goodchilds, 1982; Shaver, Furman & Buhrmester, 1985).
Salah satu keinginan dewasa muda dalam hidupnya adalah melakukan pernikahan
dengan pasangan yang dicintai. Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam
hidup manusia. Duvall dan Miller (1985) mengatakan bahwa pernikahan adalah suatu
hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang diakui secara sosial, menyediakan
![Page 2: Bab 1](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081807/563db979550346aa9a9da63d/html5/thumbnails/2.jpg)
hubungan seksual dan pengasuhan anak yang sah, dan di dalamnya terjadi pembagian
hubungan kerja yang jelas bagi masing-masing pihak baik suami maupun isteri seseorang
yang telah memasuki usia dewasa muda memiliki tugas perkembangan yang krusial untuk
mengembangkan intimate relationship dengan orang lain (Erikson dalam Papalia, 2007). Di
Indonesia khususnya, usia rata- rata menikah berdasarkan BPS tahun 2010 bagi pria yaitu
25,7 tahun dan wanita 22,3 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia
memulai kehidupan pernikahan pada usia dewasa muda.
Dalam pernikahan, seseorang akan mendapatkan dukungan sosial dari pasangannya.
Winarni (2009) dalam skripsinya menemukan bahwa dewasa muda yang menikah memiliki
nilai kebahagiaan yang lebih tinggi daripada dewasa muda yang tidak menikah. Menurut
Duvall (1985) fungsi dari keluarga modern juga termasuk memberikan kepuasan. Dalam
keluarga, individu akan menikmati hidup bersama anggota keluarga lain dalam aktivitas-
aktivitas yang mereka lakukan. Kepuasan dalam pernikahan mencerminkan apakah suami
dan istri dalam ikatan pernikahan menggambarkan kepuasan dalam menjalani hidup mereka
bersama. (Hendrick & Hendrick, 1992) menjelaskan bahwa kepuasan pernikahan merupakan
evaluasi yang dilakukan oleh pasangan suami istri terhadap hubungan pernikahannya, apakah
pernikahan mereka memuaskan atau tidak. Menurut Myers (2002), orang yang menikah
umumnya lebih bahagia daripada mereka yang tidak menikah. Laki-laki menikah dan
perempuan menikah lebih bahagia daripada mereka yang tidak pernah menikah, bercerai atau
berpisah. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa pernikahan heteroseksual (antara laki-
laki dan perempuan) adalah jenis pernikahan yang paling penuh cinta dan paling memuaskan
(Kurdek dan Schmitt, 1986).