Bab 1

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode kehidupan manusia setelah usia remaja adalah memasuki tahap usia dewasa. Dewasa muda dianggap telah melewati masa remaja dan mampu hidup secara mandiri (Atwater & Duffy, 1999). Masa ini merupakan titik tolak yang cukup signifikan bagi seseorang yang memulai hidupnya sebagai individu yang cukup independen dalam menentukan masa depan dan mengatur kehidupannya, setelah ia melewati masa remaja yang dianggap masa peralihan dari masa kanak-kanak yang masih memiliki ketergantungan dengan figur orang tua menuju masa kedewasaaan. Terdapat beberapa pendapat beberapa rentang usia dewasa muda ini, diantaranya Turner & Helms (1995) mengatakan bahwa dewasa muda berada dalam kisaran usia 20-30 tahun, dan dalam tahapan perkembangan psikososial Erikson mengatakan bahwa dewasa muda dimulai dari usia 20 tahun hingga 40 tahun Menurut perkembangan psikososial Erikson (dalam Papalia, 2004), tugas perkembangan ketika memasuki masa dewasa muda yaitu intimacy vs isolation yang tugas utamanya adalah perkembangan rasa intim (intimacy). Masih menurut Erikson, tugas ini dapat terpenuhi melalui hubungan heteroseksual atau lawan jenis yang bersifat intim seperti berpacaran yang pada akhirnya diresmikan dalam suatu ikatan perkawinan. Ketika seseorang pada tahap dewasa muda ini tidak berhasil dalam membina hubungan intim dapat memberikan dampak munculnya rasa keterasingan (isolation). Munculnya perasaan terasing tersebut

description

Makalah

Transcript of Bab 1

Page 1: Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Periode kehidupan manusia setelah usia remaja adalah memasuki tahap usia dewasa.

Dewasa muda dianggap telah melewati masa remaja dan mampu hidup secara mandiri

(Atwater & Duffy, 1999). Masa ini merupakan titik tolak yang cukup signifikan bagi

seseorang yang memulai hidupnya sebagai individu yang cukup independen dalam

menentukan masa depan dan mengatur kehidupannya, setelah ia melewati masa remaja yang

dianggap masa peralihan dari masa kanak-kanak yang masih memiliki ketergantungan

dengan figur orang tua menuju masa kedewasaaan. Terdapat beberapa pendapat beberapa

rentang usia dewasa muda ini, diantaranya Turner & Helms (1995) mengatakan bahwa

dewasa muda berada dalam kisaran usia 20-30 tahun, dan dalam tahapan perkembangan

psikososial Erikson mengatakan bahwa dewasa muda dimulai dari usia 20 tahun hingga 40

tahun

Menurut perkembangan psikososial Erikson (dalam Papalia, 2004), tugas

perkembangan ketika memasuki masa dewasa muda yaitu intimacy vs isolation yang tugas

utamanya adalah perkembangan rasa intim (intimacy). Masih menurut Erikson, tugas ini

dapat terpenuhi melalui hubungan heteroseksual atau lawan jenis yang bersifat intim seperti

berpacaran yang pada akhirnya diresmikan dalam suatu ikatan perkawinan. Ketika seseorang

pada tahap dewasa muda ini tidak berhasil dalam membina hubungan intim dapat

memberikan dampak munculnya rasa keterasingan (isolation). Munculnya perasaan terasing

tersebut juga dapat membawa dampak yang lebih jauh yakni terhambatnya perkembangan

psikologis orang tersebut di tahap selanjutnya. Intimacy vs Isolation akan timbul menjadi

krisis pada masa dewasa muda ini apabila mereka tidak berhasil membina hubungan yang

bersifat intim serta menemukan seorang partner romantis dalam hidupnya dan jika terjadi

mereka akan menjadi orang-orang yang paling kesepian (Cutrona, 1982; Peplau, Bikson,

Rook & Goodchilds, 1982; Shaver, Furman & Buhrmester, 1985).

Salah satu  keinginan dewasa muda dalam hidupnya adalah melakukan pernikahan

dengan pasangan yang dicintai. Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam

hidup manusia. Duvall dan Miller (1985) mengatakan bahwa pernikahan adalah suatu

hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang diakui secara sosial, menyediakan

Page 2: Bab 1

hubungan seksual dan pengasuhan anak yang sah, dan di dalamnya terjadi pembagian

hubungan kerja yang jelas bagi masing-masing pihak baik suami maupun isteri seseorang

yang telah memasuki usia dewasa muda memiliki tugas perkembangan yang krusial untuk

mengembangkan intimate relationship dengan orang lain (Erikson dalam Papalia, 2007).  Di

Indonesia khususnya, usia rata- rata menikah berdasarkan BPS tahun 2010 bagi pria yaitu

25,7 tahun dan wanita 22,3 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia

memulai kehidupan pernikahan pada usia dewasa muda.

Dalam pernikahan, seseorang akan mendapatkan dukungan sosial dari pasangannya.

Winarni (2009) dalam skripsinya menemukan bahwa dewasa muda yang menikah memiliki

nilai kebahagiaan yang lebih tinggi daripada dewasa muda yang tidak menikah. Menurut

Duvall (1985) fungsi dari keluarga modern juga termasuk memberikan kepuasan. Dalam

keluarga, individu akan menikmati hidup bersama anggota keluarga lain dalam aktivitas-

aktivitas yang mereka lakukan. Kepuasan dalam pernikahan mencerminkan apakah suami

dan istri dalam ikatan pernikahan menggambarkan kepuasan dalam menjalani hidup mereka

bersama. (Hendrick & Hendrick, 1992) menjelaskan bahwa kepuasan pernikahan merupakan

evaluasi yang dilakukan oleh pasangan suami istri terhadap hubungan pernikahannya, apakah

pernikahan mereka memuaskan atau tidak. Menurut Myers (2002), orang yang menikah

umumnya lebih bahagia daripada mereka yang tidak menikah. Laki-laki menikah dan

perempuan menikah lebih bahagia daripada mereka yang tidak pernah menikah, bercerai atau

berpisah. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa pernikahan heteroseksual (antara laki-

laki dan perempuan) adalah jenis pernikahan yang paling penuh cinta dan paling memuaskan

(Kurdek dan Schmitt, 1986).