BAB 1
-
Upload
lyla-cieendutzznisszz -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of BAB 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembangunan kesehatan yang lebih memprioritaskan upaya
promotif dan preventif dibandingkan kuratif dan rehabilitatif. Program
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif yang telah terbukti
sangat efektif menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta
kecacatan pada bayi dan balita.
Imunisasi merupakan program yang dijalankan hampir seluruh
negara di dunia dan salah satu cara untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada bayi dan anak. Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak seseorang terkena pada antigen yang serupa tidak
akan menimbulkan penyakit. Antigen yang digunakan berasal dari bibit
penyakit (virus/bakteri) yang dilemahkan atau dimatikan disebut vaksin
(Depkes RI, 2009 : 3).
Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk mengimunisasi
semua anak Indonesia agar terwujud masyarakat yang sehat dan
sejahtera. Berdasarkan hal tersebut pemerintah mengupayakan agar
cakupan imunisasi di Indonesia selalu meningkat. Dengan dilaksanakan
imunisasi dimulai dari Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit baik di
daerah terpencil maupun di Ibu Kota dan Kabupaten, maka akan
mempersulit pengawasan rantai dingin (cold chain). Sehingga akan
1
2
menimbulkan masalah untuk pemenuhan persyaratan rantai dingin di
lapangan yang dapat mempengaruhi potensi vaksin. (Made, S; Sudiyanto;
Dahlan, A; Muljati, P, 1993 : 41)
Sebagai produk biologis, vaksin memiliki karakteristik tertentu dan
memerlukan penyimpanan yang khusus sejak awal produksi di pabrik
hingga dipakai di unit pelayanan. Vaksin tidak boleh terpapar panas atau
terkena cahaya matahari langsung karena dapat mengurangi atau
merusak kualitas vaksin. Suhu +2°C s/d +8°C merupakan suhu yang baik
untuk menyimpan vaksin, namun tidak semua vaksin dapat disimpan pada
suhu tersebut, ada beberapa vaksin yang disimpan pada suhu -15°C s/d -
25°C. (Depkes RI, 2009 : 2)
Menurut Farmakope Indonesia edisi ketiga (1979), cara
penyimpanan vaksin kecuali dinyatakan lain, vaksin cair disimpan pada
suhu 2˚C hingga 10˚C, hindarkan terjadi pembekuan; vaksin kering
disimpan pada suhu tidak lebih dari 20˚C; terlindung dari cahaya.
Menurut hasil studi kasus yang dilakukan oleh Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang (2011), didapatkan bahwa masih ada beberapa
Puskesmas yang menyimpan bahan lain di dalam cold chain dan masih
ada sarana yang seharusnya tersedia tapi tidak ada seperti freezer
tag/freezer watch. Ada 64% Puskesmas yang tidak memiliki freezer
tag/freezer watch. Selain itu juga susunan vaksin dalam lemari es dari
beberapa Puskesmas masih belum sesuai standar yaitu sebanyak 35,7%.
3
Puskesmas yang ada di Kabupaten Pidie menurut Dinas
Kesehatan Kota Sigli terdapat ada 25 Puskesmas yang letaknya
dipendalaman kota.
Berdasarkan survey awal pada bulan Desember 2014 di
Puskesmas Reubee Kabupaten Pidie menemukan penyimpanan vaksin
yang tidak disimpan di dalam cold chain, melainkan disimpan didalam
lemari pendingin biasa. Penulis juga menemukan ada beberapa vaksin
yang sudah kadaluarsa yang masih disimpan didalam lemari pendingin,
dan penulis juga melihat didalam lemari pendingin terdapat makanan dan
minuman, hal ini tidak dibolehkan dalam penyimpanan vaksin. ada
beberapa vaksin yang kondisi VVM (Vaccine Vial Monitor) sudah kategori
C, hal ini dapat dikhawatirkan vaksin yang sudah kategori C tersebut akan
digunakan oleh petugas. Selain tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan, vaksin tersebut juga sudah rusak atau sudah tidak
mempunyai potensi dan daya antigennya karena vaksin harus disimpan di
dalam cold chain pada suhu 2˚C sampai dengan 8˚C.
Sedangkan Puskesmas Delima, Puskesmas Padang Tji dan
Puskesmas Grong-Grong penyimpanan vaksin menggunakan lemari
pendingin buka atas (Cold chain), tetapi ada beberapa vaksin yang sudah
kadaluarsa masih di simpan dilemari pendingin. Namun dilemari pendingin
tidak tersedianya freezer tag/freezer watch sehingga mengakibatkan tidak
adanya pengontrolan suhu vaksin.
4
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Penyimpanan Vaksin di
Seluruh Puskesmas Kabupaten Pidie”.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penyimpanan vaksin di
seluruh Puskesmas Kabupaten Pidie sesuai dengan standar.
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui penyimpanan vaksin di seluruh Puskesmas
Kabupaten Pidie.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk mengembangkan wawasan penulis terhadap masalah
yang sedang diteliti.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Menjadi masukan yang positif bagi Puskesmas dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
1.4.3 Bagi Akademi Farmasi
Memberikan informasi bagi mahasiswa/i Akademi Farmasi
mengenai penyimpanan vaksin yang sesuai prosedur dan
menjadi tambahan bahan bacaan di perpustakaan.