BAB 1

28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi menurut UU Republik Indonesia No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian merupakan badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi. Dalam praktiknya koperasi terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi pemasaran, koperasi kredit/simpan pinjam. Sedangkan berdasarkan profesi anggotanya dapat digolongkan antara lain, koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri sipil, koperasi TNI, koperasi mahasiswa, koperasi pedagang pasar, koperasi nelayan, koperasi petani, koperasi

description

Koperasi

Transcript of BAB 1

BAB 1PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang MasalahKoperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi menurut UU Republik Indonesia No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian merupakan badan usaha yang beranggotakan orang orang atau badan hukum koperasi.Dalam praktiknya koperasi terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi pemasaran, koperasi kredit/simpan pinjam. Sedangkan berdasarkan profesi anggotanya dapat digolongkan antara lain, koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri sipil, koperasi TNI, koperasi mahasiswa, koperasi pedagang pasar, koperasi nelayan, koperasi petani, koperasi kerajinan dan masih banyak lagi koperasi yang dibentuk berdasarkan profesi anggotanya.Sudah kita ketahui bersama, bahwa koperasi memiliki daya tarik sendiri bagi para anggotanya karena diupayakan untuk kesejahteraan anggotanya. Salah satu yang diupayakan ialah bagaimana koperasi dapat menjalankan usahanya secara baik sehingga hasil usahanya maksimal. Hasil usaha koperasi yang maksimal akan berdampak dengan baiknya SHU (Sisa Hasil Usaha) yang akan dibagikan kepada para anggotanya. Berdasarkan UU No. 25/1992, pasal 45 ayat 1 berbunyi pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.Jadi kesadaran akan Kontribusi Anggota Koperasi Terhadap SHU (Sisa Hasil Usaha) sangat di perlukan karena dengan tujuan akhirnya adalah meningkatnya partisipasi anggota dalam usaha koperasinya atau juga sebagai motivasi anggota-anggotanya terutama yang pasif di koperasi dalam hal ini anggota-anggota koperasi yang aktif akan mendapatkan SHU lebih tinggi di banding dengan anggota yang pasif karena bagaimanapun juga anggota koperasi yang aktif dapat memberikan kontribusi yang besar bagi koperasinya agar lebih maju.Koperasi adalah salah satu kegiatan usaha oleh karena itu koperasi haruslah mencapi profit yang lebih agar meningkatkan SHU nya,jika suatu koperasi menderita kerugian bagaimana suatu koperasi tersebut untuk mempunyai modal bagi usaha-usaha nya serta adakah sisa hasil usahanya (SHU).

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas yang dipaparkan dalam latar belakang masalah pokok penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh partisipasi anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha (SHU) yang didapat oleh anggota koperasi.

1.3. Tujuan PenelitianTujuan yang dapat dijabarkan dalam penelitian ini adalah :Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha (SHU) yang diterima oleh anggota dan mengetahui jumlah sisa hasil usaha yang didapat oleh anggota koperasi karyawan Lestari.

1.4. Manfaat PenelitianDalam penelitian ini penulis berharap agar tulisan ini dapat memberi kegunaan bagi :1. Dunia akademik, untuk memberi kontribusi serta dapat memperkaya pengetahuan mengenai Koperasi.2. Dunia praktisi, untuk menjadi masukan data sekaligus bahan rekomendasi yang berarti dan bermanfaat dalam pelaksanaan di masa yang akan datang.2

3. Untuk memberikan motivasi dan saran kepada anggota koperasi untuk meninggkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) mereka dengan cara meningkatkan partisipasi mereka dikoperasinya karyawan lestari PT.SLJ Global,Tbk.BAB 2LANDASAN TEORI2.1. Pengertian KoperasiPengertian Koperasi menurut UU Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian : Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas kekeluargaan. Menurut Drs. A. Chaniago memberi definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmani para anggotanya. Aliansi Koperasi Sedunia (International Cooperative Alliance/ICA), memberikan definisi koperasi sebagai Perkumpulan otonom dari orang orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya, bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis.Menurut Muhamad Hatta (1994): Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan.ILO (dikutip oleh Edilius & Sudarsono, 1993): Koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.Dr. G. Mladenata, di dalam bukunya Histoire Desdactrines Cooperative mengemukakan bahwa koperasi sendiri atas produsen produsen yang tergabung secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama, dengan saling bertukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko bersama, dengan mengerjakan sumber sumber yang disumbangkan anggota.H.E. Erdman, dalam bukunya Passing Monopoly as an aim of Cooperative bahwa koperasi ialah usaha bersama, merupakan badan hukum, anggota ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya terhadap anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan dengan koperasi.

2.2. Jenis Jenis Koperasi1. Jenis koperasi berdasarkan bidang usahaa. Koperasi Konsums iadalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.b. Koperasi Produksi adalah yang kegiatan utamanya memproses bahan baku menjadi barang jadi/ setengah jadi. Tujuannya adala huntuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna meningkatkan barang - barang tertentu melalui proses yang meratakan pengelolaan dan memilkisendiri.c. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya dalam memasarkan barang - barang yang dihasilkannya.d. Koperas iKredit/SimpanPinjam adalah koperasi yang bergerak dalam pemupukan simpanan dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggotanya yang membutuhkan bantuan modal usahanya.

2. Koperasi berdasarkan jenis komoditia. Koperasi Ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau memanfaatkan sumber sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat.b. Koperasi Pertaniandan PeternakanKoperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha berhubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan peternakan tertentu.c. Koperasi Industri dan Kerajinan Koperasi Industri dan Kerajinan adalah koperasi yang melakukan usaha di bidang industry dan kerajinan tertentu.d. Koperasi Jasa JasaKoperasi jasa hamper sama dengan koperasi industry lainnya, yang membedakan ialah bahwa koperasi jasa mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasukkan kegiatan kegiatan tertentu.

3. Koperasi berdasarkan profesi anggotanyaa. Koperasi Karyawanb. Koperasi Pegawai Negeri Sipilc. Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polrid. Koperasi Mahasiswae. Koperasi Pedagang Pasarf. Koperasi Veteran RIg. Koperasi Nelayanh. Koperasi Kerajinan dan Sebagainya

4. Koperasiberdasarkandaerahkerjanyaa. Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggotakan orang yang biasanya didirikan pada lingkup wilayah terkecil tertentu.b. Koperasi Pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi - koperasi primer biasanya didirikan sebagai pemusatan dari berbagai koperasi primer dalam lingkup wilayah tertentu.c. Koperasi Gabungan, Koperasi gabungan hamper sama dengan koperasi pusat., koperasi gabungan tidak beranggotakan orang - orang, melainkan beranggotakan koperasi - koperasi pusat yang berasal dari wilayah tertentu.d. Koperasi induk ialah koperasi yang beranggotakan berbagai koperasi pusat atau koperasi - koperasi gabungan yang berkedudukan di ibukota Negara.

2.3. Pengertian Sisa Hasil UsahaPengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut UU RI No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan : SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan, dan kewajiban lainya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 bab IX pasal 45 memberi aturan tentang Sisa Hasil Usaha sebagai berikut:1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan, perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.3. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.Jadi dari penjelasan tersebut Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh dalam satu tahun buku. Transaksi sangat erat kaitannya dengan SHU, karena SHU dihitung secara proporsional berdasarkan jumlah transaksi dan partisipasi modal. artinya, semakin besar transaksi, maka semakin besar pula peluang seorang anggota untuk mendapatkan SHU. Hal ini terjadi jika transaksi anggota tercatat dengan baik dan benar.SHU bagian anggota ditentukan secara proporsional berdasarkan besarnya transaksi dan kontribusi modal anggota, disamping itu SHU juga dapat digunakan untuk memperkuat struktur modal. Dalam neraca disebutkan dana cadangan (modal bersama). Bisanya, dana cadangan ini disisihkan dari SHU yang dipakai untuk memperkuat modal koperasi.Transaksi adalah kegiatan ekonomi dalam bentuk jual beli barang atau jasa. Transaksi di koperasi merupakan pemanfaatan pelayanan oleh anggotannya, tetapi tidak hanya terbatas pada Pemindahan barang atau jasa, juga ada fungsi kontrol di dalamnya. Hal ini terjadi, karena status anggota tidak hanya sebagai pamilik, tetapi pengguna pelayanan koperasi juga.Sementara itu yang dimaksud dengan partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memodali koperasinya. Ini akibat dari peran anggota sebagai pemilik koperasi. Bentuk partisipasi modal adalah simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok dibayarkan hanya sekali selama menjadi anggota, simpanan wajib dibayarkan secara periodik. bisa per bulan atau per tahun, tergantung AD dan ART koperasi yang bersangkutan.SHU dibagi berdasarkan Anggaran Dasar Koperasi yang akan diadakan pembagian yang adil berdasarkan kesepakatan rapat anggota. 2.4. Rumusan Hipotesis PenelitianBerdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka penulis akan mencoba untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya, apakah hasil penelitian akan menerima atau menolak hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi OperasionalUntuk menguji hipotesis yang diajukan, maka setiap variable perlu diberi ukuran dan didefinisikan dengan lebih jelas dahulu. Adapun pengertian variable yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:1) Variabel Bebas Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi variabel dependent, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Augusty,2007).Variabel bebas pada penelitian ini ialah :a. Jumlah Karyawan (X1)Banyanknya anggota koperasi karyawan lestari PT.SLJ Global,Tbk pada tahun buku 2011-2012b. Jumlah Simpanan Anggota (X2)Banyaknya jumlah simpanan anggota koperasi pada tahun buku 2011-2012c. Jumlah Pinjaman Anggota (X3)Banyaknya jumlah pinjaman yang diberikan oleh koperasi kepada anggota koperasi pada tahun buku 2011-20123.2. Sampel Penelitian3.2.1. Proses Pengambilan SampelDesain sampel yang digunakan dalam pengujian hipotesis makalah Pengaruh Peranan Feedback Terhadap Kinerja Auditor Independen adalah Desain Sampel Non-Prabilitas (Non-Probability Sampling) karena sampel yang dipilih adalah beberapa mahasiswa dari 2 perguruan tinggi di Yogyakarta dan bersifat sukarela atau bagi yang mau menjadi partisipan sehingga sama sekali tidak tahu seperti apa mahasiswa mahasiswa yang akan diuji nantinya.3.2.2. Jumlah SampelJumlah sampel dari pengujian hipotesis tersebut adalah sebanyak 84 mahasiswa dari 2 perguruan tinggi di Yogyakarta3.2.3. Unit SampelPenelitian ini menggunakan partisipan mahasiswa S1 jurusan akuntansi yang telah lulus mata kuliah pengauditan satu dan sedang menempuh mata kuliah pengauditan dua. Eksperimen dilakukan peneliti di dua perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan keikutsertaan partisipan bersifat sukarela. Peneliti bekerjasama dengan dosen pengampu mata kuliah pengauditan dua dalam memotivasi keikutsertaan mahasiswa pada eksperimen. Eksperimen dilakukan setelah proses belajar mengajar mata kuliah pengauditan dua selesai.3.2.4. Metode Pengambilan SampelJenis desain sampel non-probabilitasnya adalah Judgement karena dari jumlah sample sebanyak 84 mahasiswa harus yang merupakan mahasiswa S1 Akuntansi dan mereka juga harus telah lulus mata kuliah pengauditan satu dan sedang menempuh mata kuliah pengauditan dua. Artinya selain mahasiswa jurusan akuntansi dan mahasiswa akuntansi yang belum mengambil atau menyelesaikan mata kuliah pengauditan satu tidak bisa menjadi partisipan.

3.3. Metode Pengumpulan Data PenelitianPada penelitian ini, pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 18 pertanyaan yang akan dijawab dengan tanggapan oleh peserta dengan jawaban Sempurna, Bagus, Rata-rata, Perlu Perbaikan dan Jelek kemudian peserta memberikan Komentar/Alasan mengapa dia menjawab dengan tanggapan tersebut.Berikut kuesioner yang akan diberikan kepeserta penelitian

Tabel 3.2 : KuesionerArea untuk Umpan Balik (Feedback)SempurnaBagusRata - RataPerlu PerbaikanJelekKomentar

Kerja Audit :

Perencanaan

1Kualitas Pertemuan Awal ketepatan waktu sebelum audit, kesepakatan tanggal audit dan lingkup

2Komunikasi fektivitas yang mengarah ke kesepakatan Brief Audit, penjelasan tujuan audit, tujuan dan konsekuensi dari proses audit

3Penerimaan Brief Audit ketepatan waktu sebelum audit, kesesuaian penerima

4Kualitas Brief Audit tujan dan ruang lingkup yang disepakati, kejelasan, isu kunci yang dialamatkan

Tugas Lapangan

5Membuka Pertemuan Pendekatan setuju untuk audit, identifikasi kontak staf kunci, dilakukan pada waktu yang telah disepakati, auditor diidentifikasi, penjelasan peran auditor selama studi lapangan

6Komunikasi efektivitas selama review, pembahasan isu-isu / pertanyaan yang muncul

7Keluar Pertemuan Pembahasan temuan audit, rekomendasi, dan opini audit keseluruhan yang akan dilaporkan; kesempatan untuk mengkonfirmasi / mengubah fakta-fakta

LAPORAN AUDIT :

Draft Laporan

8Temuan Audit ada kejutan, konsisten dengan diskusi Rapat

9Pendapat representasi adil temuan

10Format Metode komunikasi, panjang, kejelasan, keringkasan, akurasi, presentasi

11Rekomendasi relevansi, kesesuaian, praktis, peningkatan kontrol, ditujukan risiko yang teridentifikasi

12Isu laporan ketepatan waktu dari exit meeting, kecocokan penerima, kecukupan manajemen waktu respon diperbolehkan

Hasil Laporan

13Isu laporan ketepatan waktu masalah sejak diterimanya tanggapan, kecocokan penerima

KESELURUHAN PROSES AUDIT:

Audit

14Fokus audit menangani isu-isu kunci dalam wilayah; pencapaian tujuan audit

15Menambahkan Nilai identifikasi masalah tambahan / daerah berisiko, kecocokan rekomendasi

16Kinerja audit gangguan minimal terhadap aktivitas sehari-hari; efisiensi kerja audit, keterlibatan personil kunci

Auditor

17Profesionalisme ketepatan waktu, gaun, sikap, selama pertemuan, pengiriman temuan audit dan laporan

18Pengetahuan pemahaman daerah audit, demonstrasi pengalaman sebelumnya, kecerdasan, kemampuan teknis

DAFTAR PUSTAKAAbdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgment. The Accounting Review. Vol. LXII. No. 1. (Januari): 1-13.Arunachalam, V. dan Bonita A. Daly. 1996. An Empirical Investigation of Judgment Feedback and Computerized Decision Support in A Prediction Task. Accounting Management & Information Thechnology. Vol. 6. No. 3: 139-156.Bakken, Bent E. 2008. On Improving Dynamic Decision Making: Implications from Multiple Process Cognitive Theory. Systems Research and Behavioral Science. 25: 493-501. Bonner, S. E. dan Paul L. Walker. 1994. The Effects of Instruction and Experience o The Acquisition of Auditing Knowledge. The Accounting Review. Vol. 69. No. 1. (Januari): 157-178.Boynton, W. C. dan R. N. Johnson. 2006. Modern Auditing. Eight Edition. John Wiley and Sons, Inc.Bryant, S., U. Murthy, dan P. Wheeler. 2009. The Effects of Cognitive Style and Feedback Type on Performance in an Internal Control Task. Behavioral Research in Accounting. Vol. 21. No. 1. page: 37-58. Chung, Janne dan Gary S. Monroe. 2000. The Effects of Experience and Task Difficulty on Accuracy and Confidence Assessments of Auditors. Accounting and Finance (40), 135-152.Davis, Jefferson T. 1996. Experience and Auditors Selection of Relevant Information for Preliminary Control. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 15. No. 1. Spring. page: 16-37.Earley, Christie E. 2001. Knowledge Acquisition in Auditing: Training Novice Auditors to Recognize Cue Relationships in Real Estate Valuation. The Accounting Review. Vol.76. No. 1. (Januari); 81-97. ________. 2002. The Differential Use of Information by Experienced and Novice Auditors in The Performance of Ill-Structured Audit Tasks. Contemporary Accounting Research. Vol. 19. No. 4. (Winter): 595-614. ________.2003. A Note on Self Explanation as A Training Tool for Novice Auditors: The Effects of Outcome Feedback Timing and Level of Reasoning on Performance. Behavioral Research in Accounting. Vol. 15: 110-124.Earley, P. Christopher, Gregory B. Northcraft, Cynthia L., dan Terrr R. Lituchy. 1990. Impact of Process and Outcome Feedback on The Relation of Goal Setting to Task Performance. Academy of Management Journal. Vol. 33. No. 1: 87-105. Frederick, David M. dan R. Libby. 1986. Expertise and Auditors Judgments of Conjunctive Events. Journal of Accounting Research. Vol. 24. No. 2. (Autumn): 270-290. Hirst, Mark K. dan Peter F. Luckett. 1992. The Relative Effectiveness of Different Types of Feedback in Performance Evaluation. Behavioral Research in Accounting. Vol. 4: 1-22._______, Peter F. Luckett dan Ken T. Trotman. 1999. Effects of Feedback and Task Predictability on Task Learning and Judgement Accuracy. ABACUS. Vol. 35. No. 3: 286-301.Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2006. Standard Profesional Akuntan Publik. Penerbit Salemba Empat.Lehman, Constance M. dan Carolyn S. Norman. 2006. The Effects of Experiences on Complex Problem Representation and Judgment in Auditing: An Experimental Investigation. Behavioral Research in Accounting. Vol. 18: 65-83.Libby, R. 1985. Availability and The Generation of Hypotheses in Analytical Review. Journal of Accounting Research. Vol. 23. No. 2. (Autumn): 648-667._______.1993. The Role of Knowledge and Memory in Audit Judgment. In Ashton, Robert H. dan A. H. Ashton. Judgment and Decision Making Research in Accoounting and Auditing. Chambridge, University Press: 176-206.________ dan David M. Frederick. 1990. Experience and The Ability to Explain Audit Findings. Journal of Accounting Research. Vol. 28. No. 2. (Autumn): 348-367.________ dan H. T. Tan. 1994. Modelling The Determinats of Audit Expertise. Accounting, Organizations and Society. Vol. 19. No. 8: 701- 716.Moekel, C. 1990. The Effect of Experience on Auditors Memory Errors. Journal of Accounting Research. Vol. 28. No. 2. (Autumn): 368-387.Pincus, Karen V. 1991. Audit Judgment Confidence. Behavioral Research in Accounting. Vol. 3: 39-65.Romney, M. B. dan P. J. Steinbart. 2000. Accounting Information System. Eighth Edition. Prentice Hall. New Jersey.Sengupta, K. dan Tarek K. Abdel-Hamid. 1993. Alternative Conceptions of Feedback in Dynamic Decision Environments: An Experimental Investigation. Management Science. Vol. 39.4. (April): 411-426.Tan, Hung T. 1995. Effects of Expectations, Prior Involvement, and Review Awareness on Memory for Audit Evidence and Judgment. Journal of Accounting Research. Vol. 33. No. 1. (Spring): 113-135. Taylor III, Lewis A., Phillip D. Hall, Richard A. Cosier, dan Vicki L. Goodwin. 1996. Outcome Feedback Effects on Risk Propensity in an MCPLP Task. Journal of Management. Vol. 22. No. 2: 299-311. Tubbs, Richard M. 1992. The Effects of Experience on The Auditors Organization and Amount of Knowledge. The Accounting Review. Vol. 67. No. 4. (Oktober): 783-801.Tuttle, Brad M. dan Morris H. Stocks. 1998. The Use of Outcome Feedback and Task Property Information by Subjects with Accounting Domain Knowledge to Predict Financial Distress. Behavioral Research in Accounting. Vol.10: 76-108.Wright, William F. 2007. Academic Instruction as a Determinant of Judgment Performance. Behavioral Research in Accounting. Vol. 19: 247-259.