BAB 1

3
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood (!"!# memasukkan kecoa ke dalam ordo $lattaria dengan salah satu %amilinya $lattidae& 'mith (! )# dan *oss (!"+# memasukkan kecoa kedal ordo icyoptera dengan sub ordonya $lattaria& sedangkan para ahli serang lainnya memasukkan kedalam ordo rthoptera dengan sub ordo $lattaria dan %amili $lattidae (Munif, 2012). Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. 'erangga ini sangat dek kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, Hidupnya berkelompok, dapat terbang, akti% pada malam hari seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersembunyi dicelah-celah. 'erangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup ditempat kotor dan dalam keadaan terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap (Depkes, 2007 #. Kecoa mempunyai peran yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peran tersebut antaranya ialah sebagai ektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen. 'elain itu, kecoa /uga bertindak sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing dan bisa menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi aler seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata ( Depkes, 2007 #. 'erangga ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain,Streptococcus, Salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain, isentri, iare, 0holera, 1irus Hepatitis A, Pol pada anak-anak. Penularan penyakit dapat ter/adi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dima organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa,

description

tugas kahir

Transcript of BAB 1

3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood (1969) memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae; Smith (1973) dan Ross (1965) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub ordonya Blattaria; sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae (Munif, 2012).Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada malam hari seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersembunyi dicelah-celah. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup ditempat kotor dan dalam keadaan terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap (Depkes, 2007).Kecoa mempunyai peran yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peran tersebut antaranya ialah sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen. Selain itu, kecoa juga bertindak sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing dan bisa menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata (Depkes, 2007).Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain, Streptococcus, Salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain, Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada anak-anak. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan (Rentokil, 2012).Hingga saat ini, pemberantasan serangga banyak menggunakan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kimia memang sangat mudah dan membunuh organisme penggangu dengan cepat. Namun begitu, efek yang ditinggalkan adalah berupa residu yang dapat masuk ke dalam komponen lingkungan karena bahan aktif sangat sulit terurai di alam. Dampak negatif lain dari insektisida kimia yang penggunaannya tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya adalah resistensi serangga sasaran sehingga memungkinkan berkembangnya strain baru, adanya residu insektisida dalam makanan maupun lingkungan, dan efek lain yang tidak diinginkan terhadap manusia (Evi N., 2005).Dampak negatif penggunaan insektisida kimia perlu dihindarkan. Salah satu alternatif yang perlu dicoba adalah menggunakan insektisida nabati. Pemanfaatan tumbuhan yang mengandung zat pestisidik sebagai pengendalian hayati merupakan pilihan yang dapat dikembangkan dan diterapkan di rumah tangga. Terdapat banyak tanaman yang bisa digunakan sebagai alternatif insektisida kimiawi. Salah satunya adalah daun serai (Andropogen nardus). Tanaman ini bisa digolongkan dalam bioinsektisida karena diantara kandungan senyawa yang ditemukan terdapat kandungan senyawa sitronella dan geraniol yang berturut-turut merupakan racun kontak. Senyawa sitronella mempunyai sifat racun dehidrasi (desiscant) yang dapat mengakibatkan kematian karena kehilangan cairan terus menerus (Kesehatan Masyarakat, 2011).Jadi, dalam penelitian ini, ekstrak serai (Andropogen nardus) sebagai insektisida yang ramah lingkungan dan tidak merbahaya terhadap manusia akan dikaji, dan efektivitasnya dalam membunuh kecoa (Peripaneta sp).1.2 Rumusan Masalah

Apakah ekstrak serai (Andropogon nardus) memiliki potensi sebagai insektisida terhadap kecoa (Periplaneta sp)?1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum

Untuk membuktikan ekstrak serai (Andropogon nardus) mempunyai potensi sebagai insektisida terhadap kecoa (Periplaneta sp).1.3.2Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk menentukan konsentrasi terendah ekstrak serai (Andropogon nardus) yang dapat membunuh paling banyak kecoa (Periplaneta sp).1.3.2.2 Untuk menganalisis hubungan antara tingginya konsentrasi ekstrak serai (Andropogon nardus) dengan potensi insektisida.

1.3.2.3Untuk menganalisis hubungan antara waktu paparan dan potensi ekstrak serai (Andropogon nardus) sebagai insektisida. 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Akademik

Sebagai sumbangan informasi dan ilmu yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian yang lebih lanjut mengenai insektisida kecoa Periplaneta sp. Menghasilkan insektisida yang ramah lingkungan dari bahan alami dan tidak membahayakan manusia.1.4.2 Manfaat Praktis

Memberi informasi kepada masyarakat tentang efek dari ekstrak serai

sebagai insektisida dalam membunuh kecoa Periplaneta sp. Sebagai cara alternatif dalam pemberantasan kecoa dewasa justru mengurangi penyakit yang tertular ke masyarakat dari kecoa Periplaneta sp. Mengoptimalkan pemanfaatan serai selain dibuat bahan makanan oleh masyarakat.

Menghasilkan insektisida yang mudah didapat, murah dan diterima oleh

masyarakat.