Bab 1

19
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kandidiasis adalah infeksi primer atau sekunder dari genus Candida, terutama Candida albicans (C.albicans). Manifestasi klinisnya sangat bervariasi dari akut, subakut dan kronis ke episodik. Kelainan dapat lokal di mulut, tenggorokan, kulit, kepala, vagina, jari- jari tangan, kuku, bronkhi, paru, atau saluran pencernaan makanan, atau menjadi sistemik misalnya septikemia, endokarditis dan meningitis. Proses patologis yang timbul juga bervariasi dari iritasi dan inflamasi sampai supurasi akut, kronis atau reaksi granulomatosis. Karena C.albicans merupakan spesies endogen, maka penyakitnya merupakan infeksi oportunistik. 1 Candida albicans merupakan jamur yang dapat bersifat saprofit dan flora normal pada kulit dan membrane mukosa. Pada individu sehat, Candida Albicans bekisar 60% didapatkan pada orofaring, gastrointestinal dan urogenital. Adanyaa berbagai faktor, menyebabkan terjaadinya ketidakseimbangan

Transcript of Bab 1

Page 1: Bab 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kandidiasis adalah infeksi primer atau sekunder dari genus Candida,

terutama Candida albicans (C.albicans). Manifestasi klinisnya sangat

bervariasi dari akut, subakut dan kronis ke episodik. Kelainan dapat lokal di

mulut, tenggorokan, kulit, kepala, vagina, jari-jari tangan, kuku, bronkhi,

paru, atau saluran pencernaan makanan, atau menjadi sistemik misalnya

septikemia, endokarditis dan meningitis. Proses patologis yang timbul juga

bervariasi dari iritasi dan inflamasi sampai supurasi akut, kronis atau reaksi

granulomatosis. Karena C.albicans merupakan spesies endogen, maka

penyakitnya merupakan infeksi oportunistik.1

Candida albicans merupakan jamur yang dapat bersifat saprofit dan flora

normal pada kulit dan membrane mukosa. Pada individu sehat, Candida

Albicans bekisar 60% didapatkan pada orofaring, gastrointestinal dan

urogenital. Adanyaa berbagai faktor, menyebabkan terjaadinya

ketidakseimbangan patogenitas alamiah Candida Albicans dengan mekanisme

penjamu, sehingga terjadi kandidiasis.2

Kandidosis pseudomembranosa (oral thrush) muncul sebagai lesi

berwarna putih di mukosa mulut. Infeksi secara tradisional dianggap sebagai

kondisi akut sering mempengaruhi bayi yang baru lahir di mana ada sistem

kekebalan tubuh yang belum matang. Pada individu yang lebih tua, kandidosis

pseudomembranosa akut sering terjadi ketika ada keterbatasan nutrisi,

penekanan kekebalan lokal (misalnya inhaler administrasi steroid untuk

pengobatan asma), atau penyakit yang mendasari terutama HIV-AIDS dan

infeksi.3

Page 2: Bab 1

Tanaman mimba merupakan satu suku dengan tanaman mahoni telah

digunakan sebagai obat sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, Berdasarkan

penelitian, sediaan mimba dapat menghambat bahkan membunuh 14 jenis

jamur patogen. Antidermatofita ekstrak air dan etanolik daun mimba terhadap

88 isolat dermatofita dari klinik.4

Famili tumbuhan tanaman mimba sumber potensial sebagai antifungi

atau anticandida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae,

Piperaceae dan Rutaceae. Family Meliaceae khususnya tanaman mimba

(Azadirachta Indica Juss), mengandung unsure biologi aktif diantaranya

Nimbin dan azadiracthin umunya berguna untuk sebagai anticandida.5

Beberapa penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa daun mimba

dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi, antirematik dan antipiretik, penurun

gula darah, anti tukak lambung, pelindung hati, imunopotensiasi, antifertilitas,

antivirus, serta antikanker. Adapun tanaman mimba dapat dimanfaatkan untuk

insektisida alami, fungisida, antibakteri, spermisida, sabun minyak mimba,

dan pelumas minyak mimba. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung

senyawa aktif utama azadiraktin yang bersifat anticandida, yang dapat

digunakan sebagai obat untuk terapi penyakit yang disebabkan oleh jamur.4

Penelitian ini dilakukan pada mencit sebagai hewan model karena

terbatasnya etika penelitian jika dilakukan pada manusia. Oleh karena itu

perlu diteliti pengaruh pemberian ekstrak etanol daun mimba pada mencit

model Kandidiasis Pseudomembranosa terhadap penurunan jumlah sel

makrofag.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian Ekstrak etanol Daun Mimba (Azadirachta Indica Juss)

pada mencit model Kandidiasis Pseudomembranosa dapat menurunkan

jumlah sel makrofag?

Page 3: Bab 1

1.3 Tujuan

1. Membuktikan pemberian Ekstrak etanol Daun Mimba (Azadirachta Indica

Juss) pada mencit model Kandidiasis Pseudomembranosa dapat

menurunkan jumlah sel makrofag.

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penulisan proposal

penelitian.

3. Memperkaya khasanah pengetahuan dibidang pengembangan tanaman

obat.

1.4 Manfaat

1. Memperoleh dasar pengetahuan secara seluler tentang efek ekstrak etanol

daun mimba (Azadirachta Indica Juss) pada kejadian Kandidiasis

Pseudomembranosa dapat menurunkan jumlah sel makrofag, lesi mukosa

mulut dan gambaran histologi Pharynx

2. Memberikan terobosan baru tentang efek daun mimba untuk terapi

penyakit rongga mulut yang disebabkan oleh jamur khususnya kelompok

Candida albicans

3. Mendukung penelitian dan pengembangan tanaman obat Indonesia untuk

terapi penyakit khususnya dibidang Kedokteran Gigi

Page 4: Bab 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Mimba (Azadirachta Indica Juss)

2.1.1 Definisi

Di Indonesia tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan

jenis tanaman yang sudah sangat dikenal dekat oleh masyarakat. Selain

produk kayunya, tanaman mimba sangat potensial sebagai tanaman penghasil

obat (biofarmaka).

Tanaman mimba merupakan satu suku dengan tanaman mahoni telah

digunakan sebagai obat sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, tercantum

dalam Ayurveda; dalam bahasa Sansekerta disebut “nimba” dan ini berasal

dari kata “nimbati ivasthyamdadati” yang berarti “neem, to give good

health”.4

Azadirachtin sebagai bahan aktif pestisida biologis dari tanaman

mimba dapat diproduksi dengan cara mengisolasi langsung dari tanaman utuh,

terutama dari biji. Setiap gram biji mimba setidaknya mengandung 3,6 mg

azadirahtin (Schmutterer, 1995 dalam Zakiah, 2008), namun keberadaan

mimba di Indonesia relatif sedikit karena daerah penyebarannya terbatas di

Jawa dan Bali berbeda dengan mindi yang tersebar hampir di seluruh wilayah

indonesia.6

Tanaman mimba (Azadirachta indica) termasuk familia Meliaceae.

Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen

dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam

bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan

obatobatan). Diantarnya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan

Page 5: Bab 1

nimbidin yang merupakan kandungan bermanfaat baik dalam bidang

pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan).5

2.1.2 Klasifikasi

Sistematika tumbuhan mimba menurut (Soegihardjo C.J. 2007) adalah

sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Anak kelas : Sympetalae

Bangsa : Rutales

Anak bangsa : Rutinae

Suku : Meliaceae

Anak suku : Melioideae

Tribus : Melieae

Marga : Azadirachta

Jenis : Azadirachta indica A. Juss.

Sinonim : Antelaea azadirachta (L.) Adelb. Melia azadirachta L.

Nama daerah : Imba, mimba (Jawa); membha, mempheuh (Madura); intaran,

mimba (Bali).

Page 6: Bab 1

Nama asing : neem, margosa, Indian lilac (Inggris), margosier (Belanda),

nim, nimba

(Sansekerta), sabah-bah, azad, darkhtu Hind (Arab), dawoon, nambu,

baypay (Malaysia), margosa, nimbo (Portugis), tamabin, kamakha (Burma),

Indischer zadrach (Jerman).

2.1.3 Morfologi

Mimba merupakan pohon dengan ketinggian 10-15 meter. Mimba

terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Batang tegak, berkayu,

berbentuk bulat, permukaan kasar, dan berwarna coklat. Daun majemuk, letak

berhadapan, bentuk lonjong, tepi bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing,

pertulangan menyirip, panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, tangkai daun panjangnya

8-20 cm, dan berwarna hijau. Buah bulat telur dan berwarna hijau. Biji bulat,

diameter 1 cm, dan berwarna putih. Mimba tumbuh baik di daerah panas,

diketinggian 1-700 meter dari permukaan laut dan tahan tekanan air.7

Page 7: Bab 1

Gambar 1. Foto bunga (A), buah (B), buah masak (C), daun mimba (D); serta daun (E); daun (F),

bunga (G), bunga (H), dan buah mindi (I)7

2.1.4 Kandungan kimia

Kandungan zat aktif dalam tumbuhan Mimba terutama dalam biji

dan daun mengandung produksi metabolit sekunder yang diduga sangat

bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun

farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah

azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin. Daun dan biji Mimba

mengandung berbagai senyawa kimia, misalnya fenol, quinon, alkaloid dan

substansi nitrogen lain, asam-asam dan terpena, dapat digunakan sebagai obat

alternatif alami unutk mengobati diabetes mellitus (DM) hepatitis, kanker,

lever, gatal-gatal dan penambah nafsu makan. Adapun zat yang dapat

menghambat pertumbuhan jamur yang dimaksud adalah azadirachtin, nimbim,

minyak atsiri dan glikosida.

2.2 Thrush (Pseudomembranous Kandidiasis)

Kandidiasis oral merupakan salah satu infeksi jamur yang umum

mempengaruhi mukosa mulut. Lesi ini disebabkan oleh Candida albicans.

Candida albicans adalah salah satu komponen mikroflora normal mulut dan

sekitar 30% sampai 50% orang membawa organisme ini. Tingkat kereta

meningkat dengan usia pasien. Candida albicans adalah pulih dari 60% dari

mulut pasien dentate atas usia 60 tahun. Ada hampir lima jenis candida sp

yang terlihat di rongga mulut.

Klasifikasi infeksi Candida oral penuh dengan kesulitan karena

manifestasi bervariasi dari penyakit. Hal ini berlaku umum bahwa kandidosis

oral yang dapatdibagi menjadi dua kategori besar, yaitu, kandidosis primer

dan sekunder. Dengan demikian, infeksi kandida terbatas pada lisan dan peri-

oral jaringan dianggap candidoses primer,dan gangguan di mana kandidosis

Page 8: Bab 1

oral manifestasi suatu dari infeksi kandida sistemik umum dikategorikan

sebagai kandidosis sekunder. Para candidoses primer adalah subclassified

menjadi tiga varian utama, yaitu: pseudomembran, eritematosa, dan

hiperplastik, yang masing-masing dapat bermanifestasi sebagai lesi akut atau

kronis.8

Pseudomembranous Kandidiasis adalah suatu infeksi akut, tetapi

bisa kambuh selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun pada pasien

yang menggunakan kortikosteroid topikal atau dengan aerosol, dan

immunocompromised pasien. Hal ini juga dapat dilihat pada neonatus dan

antara pasien sakit parah, khususnya berkaitan dengan kondisi yang

mendasarinya serius seperti leukemia dan keganasan lainnya, seperti terlihat

pada penyakit HIV. Sariawan ditandai dengan bercak putih pada permukaan

dari mukosa mulut, lidah, dan di tempat lain. Itu lesi membentuk plak

konfluen yang menyerupai didih susu dan dapat dihapus untuk

mengungkapkan eritematosa, baku, dan kadang-kadang perdarahan dasar.

Esophageal kandidosis, atau kandidosis dari atas saluran pernapasan,

merupakan kemungkinan komplikasi oro-faringeal kandidiasis. Kombinasi

oral dan kandidosis esofagus sangat umum di HIV infeksi.9

BAB 3

Page 9: Bab 1

KONSEP MAPPING

Page 10: Bab 1

S

O1

O2

O3

O4

K

P1

P3

P2

O1

O2

O3

O4

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitiana ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium

memakai kelompok control dengan menggunakan rancangan Pre and post test

only control group design. Bagan rancangan penelitian sebagai berikut:

Keterangan:

S: Sampel

4.2 Sampel Penelitian

Page 11: Bab 1

Sampel penelitian ini adalah mencit yang diinfeksi dengan Candida

albicans. Untuk mendapatkan jumlah sampel dihitung dengan leam shaw

yaitu:

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel bebas

a. Ekstrak etanol daun mimba

4.3.2 Variabel terikat

a. Pertumbuhan sel makrofag

4.3.3 Variabel terkendali

a. kandang hewan percobaan

b. ruang penelitian

c. pemilihan alat ukur

d. hasil penelitian

e. bahan-bahan yang digunakan pada penelitian.

4.4 Definisi Operasional Variabel

Ekstrak daun mimba adalah

Sel makrofag adalah

Mencit kandidiasis adalah

Dosis ekstrak daun mimba adalah

4.5 Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian

Page 12: Bab 1

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Airlangga selama 3 bulan.

4.6 Bahan dan Alat Penelitian

4.6.1 Bahan:

a. mencit jantan umur 3 bulan

b. ekstrak air daun mimba

c. jamur Candida sp

d. formalin 10 %

e. Alkohol 70%

f. kertas tissue steril

g. gliserol

h. aquades.

4.6.2 Alat:

a. petridish gelas

b. Erlenmeyer

c. shyring dispossible

d. gunting

e. pinset

f. gelas ukur

g. pipet Pasteur

h. pembakar Bunsen

i. jarum suntik 18-G

j. baker glass

k. mikroppipet otomatis

l. gelas obyek

m. gelas penutup

4.7. Prosedur Penelitian

Page 13: Bab 1

Penelitian ini dibagi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :

1. Pembuatan Ekstrak etanol daun mimba

Serbuk kering daun mimba dengan aquadest beberapa kali sampai

filtrat berwarna jernih, kemudian sisa serbuk kering (residu) ditambah

aquadest dengan volume 1,5 kali berat residu. Selanjut dibasakan dengan

NaOH 2N sampai didapatkan PH 11-11,5, lalu didiamkan pada suhu kamar

selama 1 jam. Rendaman kemudian disaring. Filtrat selanjutnya diasamkan

dengan larutan HCL 2N sampai pH 4,2-4,5, kemudian dioven antara 40-45oC

selama 12-24 jam. Ekstrak etanol ini yang digunakan untuk penelitian.

2. Pembuatan mencit model kandidiasis Pseudomembranous

a. Mencit diinfeksi dengan jamur Candida sp pada daerah rongga muluta dengan

menyemprotkan

b. Pemberian infeksi jamur Candida sp dilakukan selama 10 hari

c. Pada hari ke sebelas dilakukan pengamatan lesi pada mukosa mulut.

d. Pengambilan darah

e. Mencit didekaputasi untuk membuat preparat Pharynx melalui gambaran

mikroskopis

3. Pemeriksaan Jumlah Sel Makrofag

- Pemeriksaan sel makrofag yaitu dengan mengambil darah dari jantung,

kemudian dibawa kelaboratorium patologi klinik untuk menghitung jumlah

sel makrofag.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Bab 1

1. Suyoso S. 2011. KANDIDIASIS MUKOSA. Surabaya. Indonesia. Hal: 1-18

2. Melok Tin H, Hepsari T, dan Hardyanto Soebono. 2007. Kandidiasis Mukokutan Kronik.

Berkala Kesehatan Klinik. Vol.XIII, No.2, hal:130-138

3. David Williams and Michael Lewis. 2011. Pathogenesis and treatment of oral candidosis.

Journal of Oral Microbiology 2011, 3: 5771

4. Soegihardjo C.J. 2007. Mimba (Azadirachta Indica A. Juss, Suku Meliaceae), Tanaman Multi

Manfaat Yang Dapat Menanggulangi Persoalan Rakyat Indonesia. Sigma, Vol. 10, No. 1,

Hal: 83-102

5. Ashry Sikka Aradilla. 2011. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba

(Azadirachta Indica) Tehadap Larva Aedes Aegypti. Semarang. Hal 62-63

6. Teguh Setyaji, S Hut. 2010. Peningkatan Produktivitas Bahan Aktif Untuk

Biofarmakaibiopestisida (Azadirachtin) Pada Tanaman Mimba (Azadirachta Indica A. Juss)

Melalui Teknologi Pemuliaan Pohon. Yogyakarta. Hal 1-26

7. Retno Sintowatia, Ambarwatib Dan Yuli Kusumawati. 2008. Efektivitas Zat Antifungi Biji

Mimba (Azadirachta Indica) Terhadap Trichophyton Mentagrophytesjurnal Kesehatan, Vol.

I, No. 2, Hal 97-102

8. Gravina, Hg, De Morán, Eg, Zambrano, O, Chourio, Ml, De Valero, Sr, Robertis, S, Mesa L

(2007). Oral Candidiasis In Children And Adolescents With Cancer. Identification Of

Candida.Spp Med Oral Patol Oral Cir Bucal, 12: E419-23.

9. A.N.B. Ellepola and L.P. Samaranayake. 2000. Oral Candidal Infections and Antimycotics.

Sage Journal. 11(2):172-198