Bab 1
-
Upload
faradiahhayati -
Category
Documents
-
view
48 -
download
8
Transcript of Bab 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kandidiasis adalah infeksi primer atau sekunder dari genus Candida,
terutama Candida albicans (C.albicans). Manifestasi klinisnya sangat
bervariasi dari akut, subakut dan kronis ke episodik. Kelainan dapat lokal di
mulut, tenggorokan, kulit, kepala, vagina, jari-jari tangan, kuku, bronkhi,
paru, atau saluran pencernaan makanan, atau menjadi sistemik misalnya
septikemia, endokarditis dan meningitis. Proses patologis yang timbul juga
bervariasi dari iritasi dan inflamasi sampai supurasi akut, kronis atau reaksi
granulomatosis. Karena C.albicans merupakan spesies endogen, maka
penyakitnya merupakan infeksi oportunistik.1
Candida albicans merupakan jamur yang dapat bersifat saprofit dan flora
normal pada kulit dan membrane mukosa. Pada individu sehat, Candida
Albicans bekisar 60% didapatkan pada orofaring, gastrointestinal dan
urogenital. Adanyaa berbagai faktor, menyebabkan terjaadinya
ketidakseimbangan patogenitas alamiah Candida Albicans dengan mekanisme
penjamu, sehingga terjadi kandidiasis.2
Kandidosis pseudomembranosa (oral thrush) muncul sebagai lesi
berwarna putih di mukosa mulut. Infeksi secara tradisional dianggap sebagai
kondisi akut sering mempengaruhi bayi yang baru lahir di mana ada sistem
kekebalan tubuh yang belum matang. Pada individu yang lebih tua, kandidosis
pseudomembranosa akut sering terjadi ketika ada keterbatasan nutrisi,
penekanan kekebalan lokal (misalnya inhaler administrasi steroid untuk
pengobatan asma), atau penyakit yang mendasari terutama HIV-AIDS dan
infeksi.3
Tanaman mimba merupakan satu suku dengan tanaman mahoni telah
digunakan sebagai obat sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, Berdasarkan
penelitian, sediaan mimba dapat menghambat bahkan membunuh 14 jenis
jamur patogen. Antidermatofita ekstrak air dan etanolik daun mimba terhadap
88 isolat dermatofita dari klinik.4
Famili tumbuhan tanaman mimba sumber potensial sebagai antifungi
atau anticandida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae,
Piperaceae dan Rutaceae. Family Meliaceae khususnya tanaman mimba
(Azadirachta Indica Juss), mengandung unsure biologi aktif diantaranya
Nimbin dan azadiracthin umunya berguna untuk sebagai anticandida.5
Beberapa penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa daun mimba
dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi, antirematik dan antipiretik, penurun
gula darah, anti tukak lambung, pelindung hati, imunopotensiasi, antifertilitas,
antivirus, serta antikanker. Adapun tanaman mimba dapat dimanfaatkan untuk
insektisida alami, fungisida, antibakteri, spermisida, sabun minyak mimba,
dan pelumas minyak mimba. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung
senyawa aktif utama azadiraktin yang bersifat anticandida, yang dapat
digunakan sebagai obat untuk terapi penyakit yang disebabkan oleh jamur.4
Penelitian ini dilakukan pada mencit sebagai hewan model karena
terbatasnya etika penelitian jika dilakukan pada manusia. Oleh karena itu
perlu diteliti pengaruh pemberian ekstrak etanol daun mimba pada mencit
model Kandidiasis Pseudomembranosa terhadap penurunan jumlah sel
makrofag.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian Ekstrak etanol Daun Mimba (Azadirachta Indica Juss)
pada mencit model Kandidiasis Pseudomembranosa dapat menurunkan
jumlah sel makrofag?
1.3 Tujuan
1. Membuktikan pemberian Ekstrak etanol Daun Mimba (Azadirachta Indica
Juss) pada mencit model Kandidiasis Pseudomembranosa dapat
menurunkan jumlah sel makrofag.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penulisan proposal
penelitian.
3. Memperkaya khasanah pengetahuan dibidang pengembangan tanaman
obat.
1.4 Manfaat
1. Memperoleh dasar pengetahuan secara seluler tentang efek ekstrak etanol
daun mimba (Azadirachta Indica Juss) pada kejadian Kandidiasis
Pseudomembranosa dapat menurunkan jumlah sel makrofag, lesi mukosa
mulut dan gambaran histologi Pharynx
2. Memberikan terobosan baru tentang efek daun mimba untuk terapi
penyakit rongga mulut yang disebabkan oleh jamur khususnya kelompok
Candida albicans
3. Mendukung penelitian dan pengembangan tanaman obat Indonesia untuk
terapi penyakit khususnya dibidang Kedokteran Gigi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun Mimba (Azadirachta Indica Juss)
2.1.1 Definisi
Di Indonesia tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan
jenis tanaman yang sudah sangat dikenal dekat oleh masyarakat. Selain
produk kayunya, tanaman mimba sangat potensial sebagai tanaman penghasil
obat (biofarmaka).
Tanaman mimba merupakan satu suku dengan tanaman mahoni telah
digunakan sebagai obat sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, tercantum
dalam Ayurveda; dalam bahasa Sansekerta disebut “nimba” dan ini berasal
dari kata “nimbati ivasthyamdadati” yang berarti “neem, to give good
health”.4
Azadirachtin sebagai bahan aktif pestisida biologis dari tanaman
mimba dapat diproduksi dengan cara mengisolasi langsung dari tanaman utuh,
terutama dari biji. Setiap gram biji mimba setidaknya mengandung 3,6 mg
azadirahtin (Schmutterer, 1995 dalam Zakiah, 2008), namun keberadaan
mimba di Indonesia relatif sedikit karena daerah penyebarannya terbatas di
Jawa dan Bali berbeda dengan mindi yang tersebar hampir di seluruh wilayah
indonesia.6
Tanaman mimba (Azadirachta indica) termasuk familia Meliaceae.
Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen
dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam
bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan
obatobatan). Diantarnya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan
nimbidin yang merupakan kandungan bermanfaat baik dalam bidang
pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan).5
2.1.2 Klasifikasi
Sistematika tumbuhan mimba menurut (Soegihardjo C.J. 2007) adalah
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Anak kelas : Sympetalae
Bangsa : Rutales
Anak bangsa : Rutinae
Suku : Meliaceae
Anak suku : Melioideae
Tribus : Melieae
Marga : Azadirachta
Jenis : Azadirachta indica A. Juss.
Sinonim : Antelaea azadirachta (L.) Adelb. Melia azadirachta L.
Nama daerah : Imba, mimba (Jawa); membha, mempheuh (Madura); intaran,
mimba (Bali).
Nama asing : neem, margosa, Indian lilac (Inggris), margosier (Belanda),
nim, nimba
(Sansekerta), sabah-bah, azad, darkhtu Hind (Arab), dawoon, nambu,
baypay (Malaysia), margosa, nimbo (Portugis), tamabin, kamakha (Burma),
Indischer zadrach (Jerman).
2.1.3 Morfologi
Mimba merupakan pohon dengan ketinggian 10-15 meter. Mimba
terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Batang tegak, berkayu,
berbentuk bulat, permukaan kasar, dan berwarna coklat. Daun majemuk, letak
berhadapan, bentuk lonjong, tepi bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, tangkai daun panjangnya
8-20 cm, dan berwarna hijau. Buah bulat telur dan berwarna hijau. Biji bulat,
diameter 1 cm, dan berwarna putih. Mimba tumbuh baik di daerah panas,
diketinggian 1-700 meter dari permukaan laut dan tahan tekanan air.7
Gambar 1. Foto bunga (A), buah (B), buah masak (C), daun mimba (D); serta daun (E); daun (F),
bunga (G), bunga (H), dan buah mindi (I)7
2.1.4 Kandungan kimia
Kandungan zat aktif dalam tumbuhan Mimba terutama dalam biji
dan daun mengandung produksi metabolit sekunder yang diduga sangat
bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun
farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah
azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin. Daun dan biji Mimba
mengandung berbagai senyawa kimia, misalnya fenol, quinon, alkaloid dan
substansi nitrogen lain, asam-asam dan terpena, dapat digunakan sebagai obat
alternatif alami unutk mengobati diabetes mellitus (DM) hepatitis, kanker,
lever, gatal-gatal dan penambah nafsu makan. Adapun zat yang dapat
menghambat pertumbuhan jamur yang dimaksud adalah azadirachtin, nimbim,
minyak atsiri dan glikosida.
2.2 Thrush (Pseudomembranous Kandidiasis)
Kandidiasis oral merupakan salah satu infeksi jamur yang umum
mempengaruhi mukosa mulut. Lesi ini disebabkan oleh Candida albicans.
Candida albicans adalah salah satu komponen mikroflora normal mulut dan
sekitar 30% sampai 50% orang membawa organisme ini. Tingkat kereta
meningkat dengan usia pasien. Candida albicans adalah pulih dari 60% dari
mulut pasien dentate atas usia 60 tahun. Ada hampir lima jenis candida sp
yang terlihat di rongga mulut.
Klasifikasi infeksi Candida oral penuh dengan kesulitan karena
manifestasi bervariasi dari penyakit. Hal ini berlaku umum bahwa kandidosis
oral yang dapatdibagi menjadi dua kategori besar, yaitu, kandidosis primer
dan sekunder. Dengan demikian, infeksi kandida terbatas pada lisan dan peri-
oral jaringan dianggap candidoses primer,dan gangguan di mana kandidosis
oral manifestasi suatu dari infeksi kandida sistemik umum dikategorikan
sebagai kandidosis sekunder. Para candidoses primer adalah subclassified
menjadi tiga varian utama, yaitu: pseudomembran, eritematosa, dan
hiperplastik, yang masing-masing dapat bermanifestasi sebagai lesi akut atau
kronis.8
Pseudomembranous Kandidiasis adalah suatu infeksi akut, tetapi
bisa kambuh selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun pada pasien
yang menggunakan kortikosteroid topikal atau dengan aerosol, dan
immunocompromised pasien. Hal ini juga dapat dilihat pada neonatus dan
antara pasien sakit parah, khususnya berkaitan dengan kondisi yang
mendasarinya serius seperti leukemia dan keganasan lainnya, seperti terlihat
pada penyakit HIV. Sariawan ditandai dengan bercak putih pada permukaan
dari mukosa mulut, lidah, dan di tempat lain. Itu lesi membentuk plak
konfluen yang menyerupai didih susu dan dapat dihapus untuk
mengungkapkan eritematosa, baku, dan kadang-kadang perdarahan dasar.
Esophageal kandidosis, atau kandidosis dari atas saluran pernapasan,
merupakan kemungkinan komplikasi oro-faringeal kandidiasis. Kombinasi
oral dan kandidosis esofagus sangat umum di HIV infeksi.9
BAB 3
KONSEP MAPPING
S
O1
O2
O3
O4
K
P1
P3
P2
O1
O2
O3
O4
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitiana ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium
memakai kelompok control dengan menggunakan rancangan Pre and post test
only control group design. Bagan rancangan penelitian sebagai berikut:
Keterangan:
S: Sampel
4.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah mencit yang diinfeksi dengan Candida
albicans. Untuk mendapatkan jumlah sampel dihitung dengan leam shaw
yaitu:
4.3 Variabel Penelitian
4.3.1 Variabel bebas
a. Ekstrak etanol daun mimba
4.3.2 Variabel terikat
a. Pertumbuhan sel makrofag
4.3.3 Variabel terkendali
a. kandang hewan percobaan
b. ruang penelitian
c. pemilihan alat ukur
d. hasil penelitian
e. bahan-bahan yang digunakan pada penelitian.
4.4 Definisi Operasional Variabel
Ekstrak daun mimba adalah
Sel makrofag adalah
Mencit kandidiasis adalah
Dosis ekstrak daun mimba adalah
4.5 Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga selama 3 bulan.
4.6 Bahan dan Alat Penelitian
4.6.1 Bahan:
a. mencit jantan umur 3 bulan
b. ekstrak air daun mimba
c. jamur Candida sp
d. formalin 10 %
e. Alkohol 70%
f. kertas tissue steril
g. gliserol
h. aquades.
4.6.2 Alat:
a. petridish gelas
b. Erlenmeyer
c. shyring dispossible
d. gunting
e. pinset
f. gelas ukur
g. pipet Pasteur
h. pembakar Bunsen
i. jarum suntik 18-G
j. baker glass
k. mikroppipet otomatis
l. gelas obyek
m. gelas penutup
4.7. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :
1. Pembuatan Ekstrak etanol daun mimba
Serbuk kering daun mimba dengan aquadest beberapa kali sampai
filtrat berwarna jernih, kemudian sisa serbuk kering (residu) ditambah
aquadest dengan volume 1,5 kali berat residu. Selanjut dibasakan dengan
NaOH 2N sampai didapatkan PH 11-11,5, lalu didiamkan pada suhu kamar
selama 1 jam. Rendaman kemudian disaring. Filtrat selanjutnya diasamkan
dengan larutan HCL 2N sampai pH 4,2-4,5, kemudian dioven antara 40-45oC
selama 12-24 jam. Ekstrak etanol ini yang digunakan untuk penelitian.
2. Pembuatan mencit model kandidiasis Pseudomembranous
a. Mencit diinfeksi dengan jamur Candida sp pada daerah rongga muluta dengan
menyemprotkan
b. Pemberian infeksi jamur Candida sp dilakukan selama 10 hari
c. Pada hari ke sebelas dilakukan pengamatan lesi pada mukosa mulut.
d. Pengambilan darah
e. Mencit didekaputasi untuk membuat preparat Pharynx melalui gambaran
mikroskopis
3. Pemeriksaan Jumlah Sel Makrofag
- Pemeriksaan sel makrofag yaitu dengan mengambil darah dari jantung,
kemudian dibawa kelaboratorium patologi klinik untuk menghitung jumlah
sel makrofag.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suyoso S. 2011. KANDIDIASIS MUKOSA. Surabaya. Indonesia. Hal: 1-18
2. Melok Tin H, Hepsari T, dan Hardyanto Soebono. 2007. Kandidiasis Mukokutan Kronik.
Berkala Kesehatan Klinik. Vol.XIII, No.2, hal:130-138
3. David Williams and Michael Lewis. 2011. Pathogenesis and treatment of oral candidosis.
Journal of Oral Microbiology 2011, 3: 5771
4. Soegihardjo C.J. 2007. Mimba (Azadirachta Indica A. Juss, Suku Meliaceae), Tanaman Multi
Manfaat Yang Dapat Menanggulangi Persoalan Rakyat Indonesia. Sigma, Vol. 10, No. 1,
Hal: 83-102
5. Ashry Sikka Aradilla. 2011. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba
(Azadirachta Indica) Tehadap Larva Aedes Aegypti. Semarang. Hal 62-63
6. Teguh Setyaji, S Hut. 2010. Peningkatan Produktivitas Bahan Aktif Untuk
Biofarmakaibiopestisida (Azadirachtin) Pada Tanaman Mimba (Azadirachta Indica A. Juss)
Melalui Teknologi Pemuliaan Pohon. Yogyakarta. Hal 1-26
7. Retno Sintowatia, Ambarwatib Dan Yuli Kusumawati. 2008. Efektivitas Zat Antifungi Biji
Mimba (Azadirachta Indica) Terhadap Trichophyton Mentagrophytesjurnal Kesehatan, Vol.
I, No. 2, Hal 97-102
8. Gravina, Hg, De Morán, Eg, Zambrano, O, Chourio, Ml, De Valero, Sr, Robertis, S, Mesa L
(2007). Oral Candidiasis In Children And Adolescents With Cancer. Identification Of
Candida.Spp Med Oral Patol Oral Cir Bucal, 12: E419-23.
9. A.N.B. Ellepola and L.P. Samaranayake. 2000. Oral Candidal Infections and Antimycotics.
Sage Journal. 11(2):172-198