b
-
Upload
meeyghaa-thayhaankkszaiinyiikwu -
Category
Documents
-
view
8 -
download
1
description
Transcript of b
PENGARUH KONSENTRASI AROMATIK MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP AKTIVITAS
LOKOMOTOR MENCIT PUTIH GALUR ddY
PRAPOPOSAL SIKRIPSI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
yang di bina oleh Dra. Susilowati, M.pd
oleh:
Megawati 120342422462/HZ
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI
Februari 2015
1
2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya tanaman Aromatik yang berasal dari Indonesia, sudah
dibuktikan bahwa dapat dijadikan bahan Aromaterapi, hal ini berhubungan
dengan pernyataan Muchtaridi yang menyatakan bahwa banyak tanaman
Indonesia yang dapat dijadikan Aromaterapi, dalam penelitiannya terdapat
beberapa tanaman yang digunakan yaitu, Kemangi (Ocimum basilicum L.), kayu
putih (Melaleuca leucadendron L.), biji pala (Myristica fragrans Hout), bunga
kenanga (Cananga odoratum), rimpang laja gowah (Alpinia malaccensis Roxb.),
kulit batang ki lemo (Litcea cubeba L) dan serai dapur (Cymbopogon citratus).
Komponen yang beperan dalam beberapa tanaman itu yaitu minyak atsiri. Pada
penilitian ini, penulis ingin mengkaji tentang aktivitas dari senyawa aktif Minyak
atsiri pada Daun Kemangi.
Daun kemangi (Ocimum basilicum L) merupakan salah satu tumbuhan
alam yang mudah diperoleh di Asia seperti di Indonesia. Daun Kemangi
berpotensi sebagai anti mikroba, anti inflamasi, antioksidan dan analgesik. Daun
kemangi memiliki kandungan flavonoid bersifat anti inflamasi yang dapat
mengurangi rasa sakit apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan pada luka.
Selain itu, flavonoid bersifat sebagai antibakteri dan antioksidan yang dapat
meningkatkan kerja sistem imun dan membantu proses penyembuhan luka
(Olivia H.,2013). Selain itu juga terdapat kandungan Minyak atsiri pada Daun
Kemangi, Komposisi minyak atsiri kemangi yang diperoleh dengan rendemen
0,07 % didominasi oleh sitral (19,12 %). Kadar terbesar kedua adalah linalool
(8,17 %), α- bergamotena (7,27 %), α-mirsena (4,61 %), (E)-kariofilena (4.12 %),
α-terpineol (2,85 %), dan nerol (2,83 %) sedangkan komponen yang lainnya
memiliki kadar di bawah 1 %. (Muchtaridi,2004). Senyawa yang terdeteksi dalam
darah mencit setelah inhalasi minyak atsiri daun kemangi pada penelitian ini
adalah linalool dan linalil asetat, senyawa ini yang terbukti berperan dalam
aktivitas lokomotor pada pepniltian yang di lakukan Muchtarid, senyawa ini
beredar di plasma darah Mencit.
3
Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan
aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabe-litas membran
pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada
sistem syaraf pusat (Gilman dalam Muchtaridi,2004 ).Kurangnya informasi
tentang Konsentrasi Minyak atsiri daun Kemangi yang dapat Sebagai Aromaterapi
Sehingga, dapat di tarik permasalaha oleh peneliti, yaitu (1) Adakah pengaruh
pengaruh konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum
L.) terhadap Penurunan aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY?, kemudian
(2) Berpakah konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum
basilicum L.) yang paling efektif terhadap penurunan aktivitas lokomotor mencit
putih galur ddY?
B. Tujuan
Dari latar belakang diatas dapat ditarik tujuan yaitu ;
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi
(Ocimum basilicum L.) terhadap Penurunan aktivitas lokomotor mencit putih
galur ddY.
2. Mengetahui berapa kadar konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi
(Ocimum basilicum L.) yang paling efektif terhadap penurunan aktivitas
lokomotor mencit putih galur ddY.
C. Hipotesis Penelitian
Konsentrasi Aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.)
berpengaruh terhadap penurunan aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis, memberi pengetahuan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh Konsentrasi Aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum
basilicum L.) terhadap penurunan aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY.
2. Memberikan informasi kepada masyrakat, tentang kemampuan dari daun
kemangi (Ocimum basilicum L.) dapat dijadikan sebagai aromaterapi Herbal.
4
3. Mengurangi penggunaan Aromatik sintetik yang dapat membuat
ketergantungan.
E. Asumsi Penelitian
Penelitian mengasumsikan bahwa suhu, umur mencit putih galur ddY , dan
lingkungan di anggap sama, tidak perlu diuji.
F. Definisi Istilah atau Defenisi Oprasional
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma dan memiliki komponen
atsiri yang khas pada tumbuhan kemangi, khusnya pada daun kemangi.
Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya
perubahan aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabelitas
membran pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron
prasinaptik pada sistem syaraf pusat (Gilman dalam Muchtaridi, 2004 ).
5
BAB 2 KAJIAN PUSATAKA
Aromaterapi merupakan relaksasi dalam pernafasan dengan menggunakan
minyak esensial, yang mana mudah di absorbsi kedalam aliran darah atau di
ekskresikan melalui sistem urinaria atau mudah di hembuskan dan dihirup ketika
bernafas. Aromaterapi ini juga dapat digunakan dalam penyembuhan,
keseimbangan, dan relaksasi tubuh, otak yang digunakan untuk menstimulasi
imun (Isabelle S.2007). beberapa tanaman yang dapat dijadikan sebagai
aromaterapi yaitu, Kemangi (Ocimum basilicum L.), kayu putih (Melaleuca
leucadendron L.), biji pala (Myristica fragrans Hout), bunga kenanga (Cananga
odoratum), rimpang laja gowah (Alpinia malaccensis Roxb.), kulit batang ki lemo
(Litcea cubeba L) dan serai dapur (Cymbopogon citratus). Komponen yang
beperan dalam beberapa tanaman itu yaitu minyak.
A. Minyak kemangi (Ocimum basilicum L.)
Kandungan yang terdapat pada daun kemangi adalah saponin, flavonoid dan
tannin Flavonoid yang terisolasi dalam daun kemangi tersebut antara lain vicenin,
galutenolin, cirsilineol. Berbagai penelitian telah membuktikan tanaman kemangi
(Ocimum sanctum L) potensial untuk dikembangkan sebagai herbal medicines.
Daun kemangi memiliki aktivitas neuroprotektif, hipoglikemik), , antibakteri dan
antiinflamasi (Nurwaini.2011) . Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah
menguap dan tidak dapat bercampur dengan air. Untuk menaikkan kelarutannya
diperlukan emulgator yang bersifat inert. Dua cairan yang tidak dapat campur satu
sama lain umumnya menunjukkan karakter hidrofil dan lipofil. Emulgator
memiliki dua sisi dengan sifat yang berlainan yaitu hidrofil dan lipofil sehingga
dapat menjadi perantara dalam pencampuran cairan dengan karakter yang berbeda
(Voight, 1984).
6
Klasifikasi Tanaman Kemangi (Ocimum basilicum L.)
Gambar 01. Tanaman Kemangi
Taksonomi dari kemangi yaitu:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Tubiflorae
Suku : Labiatae
Marga : Ocimum
Jenis : Ocimum basilicum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)
Tanaman kemangi mudah didapatkan, tersebar hampir di seluruh Indonesia, dan
dapat tumbuh secara liar atau pun dibudidayakan. Kemangi merupakan salah satu
tanaman berkhasiat yang tidak hanya tumbuh di Indonesia tetapi juga di India,
Taiwan, Cina, dan Asia Tenggara Deskripsi tanaman kemangi adalah sebagai
berikut : Perawakan: herba tegak atau semak, tajuk membulat, bercabang banyak,
sangat harum, tinggi 0,3-1,5 meter. Batang: batang pokok tidak jelas, bercabang
banyak, hijau sering keunguan, berambut atau tidak. Daun: tunggal, berhadapan,
tangkai daun 0,25-3 cm, helain daun, bulat telur – elip – memanjang, ujung
meruncing-runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai membulat, di
kedua permukaan berambut halus, berbinti-bintik kelenjar rapat 0,75-7,5 x 0,5-
2,75 cm, tepi daun; bergerigi lemah-bergelombang-rata. Bunga: susunan majemuk
berkarang atau tandan, terminal, 2,5-14 cm, di ketiak daun ujung, daun pelindung
elip atau bulat telur, panjang 0,5-1 cm. Kelopak: 5, berlekatan berbentuk bibir, 1
membentuk bibir atas, bentuk bulat telur 2-3,5 mm, 1 bibir bawah membentuk 4
gigi, sisi luar berambut kelenjar, ungu atau hijau. Mahkota: berbibir 3 bibir atas 2
7
bibir bawah, panjang tabung 1,5-2 mm, cuping mahkota 3-5 mm, putih. Benang
sari: 4, tersisip di dasar mahkota, 2 panjang. Putik: kepala putik bercabang dua,
tidak sama. Buah: kelopak ikut menyusun buah, buah tegak dan tertekan, ujung
bentuk kait melingkar, panjang kelopak buah 6-9 mm. Biji: tipe keras, coklat tua,
gundul, waktu dibasahi segera membengkak ( Hendrawati, 2009).
B. Pengaruh Komponen Minyak Atsiri Terhadap Aktivitas Lokomotor
Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan
aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabe-litas membran
pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada
sistem syaraf pusat ( Gilman dalam Muchtaridi, 2004 ).
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat ber-interaksi saat dihirup,
senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merang-
sang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf
pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral ( Buckle, 1999 ). Senyawa-
senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan
telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor ( Buchbauer,
Muchtaridi,2004 ). Senyawa aromaterapi yang dapat mempengaruhi aktivitas
lokomotor yaitu linalool dan linalil asetat. Dua senyawa aktif ini dapatditemukan
di plasma darah yang memicu menurunkan aktivitas lokomotor. Menurut
Aoshima dan Hamamoto dalam Muchtaridi, 2004 senyawa-senyawa aroma ini
berikatan pada bagian α dan β GABA. Penelitian ini membuktikan bahwa
senyawa aroma yang masuk baik melalui kulit, hidung, ataupun mulut dapat
memodulasi transmisi syaraf dalam otak pada ionotropic reseptor GABAA hingga
memunculkan rasa mood, kreatif dan kecerdasan. Hossain, Aoshima, Hamamoto
dan dalam Muchtaridi,2004. menegaskan bahwa senyawa-senyawa alkohol
termasuk terpen alkohol berikatan dengan GABA menjadi GABAA dan
mempotensiasi kerja reseptor GABA sehingga saluran ion Cl- terkonduksi, dan
kerja syaraf diperhambat.
BAB 3 METEDO PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Malang,
berlangsung selama 3 bulan, dimulai dari Mei hingga Juli 2015. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimental laboratoris secara kuantatif berdesain
posttest only control group. Bahan yang digunakan adalah daun kemangi dengan
berbagai Konsentrasi berdasarkan uji Kadar minyak atsiri daun kemangi (Ocimum
basilicum L.) terhadap mortalitas serangga kedelai. Pembuatan ekstrak dilakukan
di Laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang dengan metode Destilasi Uap
dan Air pelarut N-heksana.
Variabel terikat : Aktivitas Lokomotor Mencit Putih Galur ddY
Variabel bebas : Konsentrasi Aromatik Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum
basilicum L.)
Variabel kontrol : Konsentrasi Minyak atsiri Daun kemangi (Ocimum basilicum
L.)
a. Prosedur Kerja
1. Malakukan ektrakan terhadap daun kemangi dengan cara metode destilasi uap
dan air. Daun kemangi di timbang terlebih dahulu . Bagian kemangi yang
digunakan untuk penyulingan adalah daun. Daun kemangi dilayukan kurang
lebihselama 24 jam untuk mengurangi kadar airnya dengan cara kering angin
tampa dipaparkan dibawah matahari. Selanjutnya daun kemangi di haluskan
dengan bantuan penggilingan, kemudian di seaker dengan ditambahan pelarut
N-heksana selama 1 X 24 jam. Hasil dari seaker disaring dan di masukkan
kedalam penyulingan untuk memperoleh minyaknya. Alat penyuling berupa
kukusan yang berisi air yang dilengkapi dengan saluran tabung penyuling
dengan bagian ujungnya berupa kran yang tertutup. Kukusan ini diletakkan di
atas bunsen yang telah dinyalakan. Daun kemangi yang telah dilayukan
dimasukkan dalam kukusan, kemudian kukusan ditutup rapat-rapat, agar uap
daun kemangi keluar melalui saluran tabung penyuling dan nyala api bunsen
tetap kecil. Uap daun kemangi yang mengalami pendinginan akan berubah
menjadi air dan minyak. Air akan selalu berada di bawah minyak karena berat
8
9
jenis air lebih berat dari pada berat jenis minyak. Air yang berada dibawah
minyak harus dibuang terlebih dahulu sehingga minyak dapat dikeluarkan.
Setelah air dikeluarkan dengan tuntas maka minyak yang keluar segera
ditampung dalam wadah dan minyak siap digunakan untuk pengujian.
Konsentrasi minyak kemangi dianggap 100% (Sudaryani 1990).
2. Minyak atsiri yang sudah di terpisah di campur dengan pertroleum eter
sehingga di hasilkan 5 macam kadar yang berbeda, yaitu 0%, 10%,
25%, 50%, 75%,90% .
3. Hasil ekstrakan di inhalasi pada mencit putih galur ddY dengan model
kotak berukuran 20x20x30 cm3 Alat inhalator yang dibuat dari fiber
glass, , dilengkapi dengan kipas angin elektrik untuk menguapkan
ekstrak minyak atsiri.
Gambar 3. Inhalator (Muchtaridi, 2004)
10
4. Pemberian Ekstrakan selama 20 hari dengan pemberikan berkala, yaitu
2 hari sekali.
5. Dilihat aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY dengan metode
Wheel Cage.
Gambar 4. Alat Ukur Lokomotor Hewan Percobaan (Whell Cage) (Muchtaridi,
2004)
6. Kemudian data di analisis dengan uji statistik, analisis varian.
B. Populsi dan Samplel
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun kemangi yang
didapatkan dari pembelian di Pasar daerah Kota Malang dan hasil kebun di daerah
Probolinggo. Sample yang digunakan yaitu Mencit Putih Galur ddY jenis kelamin
jantan, berat rata-rata 20-30 gram, dengan cara memperoleh dari pembelian di
Surabaya . Sedangkan populasi yang diamati yaitu putaran roda pada alat ukur
Whell Cage yang dikendalikan oleh Mencit putih galur ddY yang sudah di
inhalasi selama 30 menit dengan ekstrak minyak atsiri daun Kemangi, terdiri dari
6 konsentrasi beserta kontrol 0%, 10%, 25%, 50%, 75%,90% .
C. Instrumen Penelitian
Penelitian ini Instrumen yang dilakukan dengan cara pemberian
ekstrakan minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) kepada Mencit
Putih Galur ddY secara berkala dengan kadar yang berbeda, namun waktu
pemberian di utamakan serentak. Misalnya, pemberian ekstrakan minyak atsiri
11
daun kemangi (Ocimum basilicum L.) pada pukul 07.00 WIB maka semua
konsetrasi ekstrakan aromatik minyak atsiri daun Kemangi sudah berada di
masing-masing kotak inhalator. Kemudian dilakukan menyalakan alat
inhalator untuk mennguapkan ekstrak minyak atsiri daun Kemangi selama 30
menit. Kemudian mencit yang sudah di inhalasi di letakkan di alat pengukur
aktivitas lokomotor dengan model whell cage, kemudian dicatat hasilnya. Alat
dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Alat dan bahan
Alat Bahan
- 1 set alat penyulingan
- Kotak inhalator
- Alat ukur aktivitas lokomotor
Whell Cage
- Kandang
- Botol
- Toples
- Alat seaker
- Mencit putih galur ddY jantan
- N-heksana
- Petroleum eter
- Daun kemangi
- Air
D. Pengumpulan Data
Penelitian ini diawali dengan determinasi tanaman, untuk memastikan
bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar tanaman kemangi.
Kemudian dilakukan isolasi minyak atsiri dengan metode destilasi uap dan air.
Minyak atsiri yang diperoleh kemudian ditetapkan sifat fisiknya, yaitu bobot
jenis dan indeks bias. Penetapan bobot jenis dilakukan dengan alat
pikonometer, sedangkan indeks bias ditetapkan dengan Hand refraktometer
type N-3. Penetapan sifat fisik minyak atsiri ini dimaksudkan untuk
mengetahui kualitas minyak atsiri. Langkah selanjutnya adalah uji kadar
ekstrakan minyak atsiri daun kemangi terhadap serangga kedelai. Pertama
dibuat 6 seri konsentrasi minyak atsiri dari larutan stok (100% v/v) yaitu
konsentrasi 0%,10%, 25%, 50%, 75%,90% dengan ulangan 5 kali. Perlakuan
yang diberikan pada mencit, yaitu ada 6 perlakuan;
12
1. Perlakuan pertama tampa esktrak minyak atsiri daun kemangi 0%.
2. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 10%.
3. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 25%.
4. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 50%.
5. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 75%.
6. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 90%.
Kedua, pemberian ekstrak minyak atsiri daun kemangi pada kotak inhalator. Data
yang dikumpulkan adalah data primer hasil penelitian yaitu aktivitas lokomotor
mencit putih galur ddY dengan menghitung putaran roda alat ukur aktivitas
lokomotor Whell Cage. Data yang dikumpulkan kemudian diedit, dikoding,
ditabulasi dan entering.menggunakan uji hipotesis analisis statistik.
Tabel 1. Tabel pengaruh konsentrasi ekstrak aromatik minyak atsiri
pada daun kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap penurunan aktivitas
lokomotor mencit putih galur ddY
No.
Kadar ekstrak
minyak atsiri daun
(Ocimum basilicum
L.) kemangi
Diameter zona hambatan (mm)
Rata-rataUlangan 1 ....... Ulangan 5
1 0%
2 10%
3 25%
4 50%
5 75%
6 90%
13
E. Analisis Data
Analisis statistik yang digunakan yaitu analisi varian tunggal. Teknik
Anava digunakan mulai dari percobaan-percobaan yang sederhana sampai
yang kompleks, terutama dilakukan ketika terdapat perlakuan pada
percobaannya. Analisi varian yanag dipilih adalah Anava Tunggal, yaitu
percobaan yang dilaksanakan hanya dengan satu faktor saja atau satu variabel
yaitu konsentrasi dari ekstrak minyak atsiri daun kemangi. Penerapan dan
Penggunaan Anava Tunggal dalam percobaan ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK). RAK adalah suatu rancangan yang dipakai karene
media dan waktau dalam melaksanakan percobaan tidak homogen, karena
keadaan yang tidak homogen, maka tahap yang harus kita kerjakan yang
membuat pembagian dalam suatu kelompok tertentu agar di peroleh kelompok
yang homogen, sehingga di tetapkan setiap ulangan harus terdapat konsentrasi
yang sudah ditentukan. Dalam percobaan ini terdapat 6 perlakuan yaitu, 0%,
10%, 25%, 50%, 75%, 90%. Ulangan yang dilakukan dalam percobaan ini
yaitu, ada 5 kali ulangan.
DAFTAR RUJUKAN
Waji, Agestia Resti dkk. 2009. Makalah Kimia Organik Bahan Alam:
Flavonoid (Quercetin). Malang: DigilibUIN Malang
Pitojo, Setijo. 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran: Trubus Agriwidya.
Sudarmo, S., 1991. Pestisida. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sudaryani T. 1990. Budidaya dan Penyulingan Nilam. Swadaya.Jakarta.
Syamsuhidayat SS dan Hutapea JR. 1991. Inventaris tanaman obat
Indonesia I.Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 420-421.
Nurwaini, Setyo., & Erindyah Retno Wikantyasning. 2011. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.): Pengaruh Kadar Natrium Karboksimetil Selulosa Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 12(1) : 45 – 57Hendrawati, Anindita Rosenda Eka. 2009. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi ( Ocimum Sanctum Linn. ) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test ( Bst ). Karya ilmiah tidak diterbitkan. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
PENELITIAN PENGEMBANGAN MINYAK ATSIRI SEBAGAI AROMATERAPI DAN POTENSINYA SEBAGAI PRODUK SEDIAAN FARMASI
Muchtaridi J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),80-88
14