b

3
Hubungan Antara Preeklampsia dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Mohamad Suwandhie - Surabaya Hubungan Antara Tingkat Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kejadian Preeklampsia “Shiga Toksin (Stx) Bakteri Shigella spp. Sebagai Agen Proapoptosis Sel Kanker Payudara: Pendekatan Biomolekuler Terapi Kanker” “ARTDECT: Arthritis Detection Test, Upaya Pengembangan Kit Deteksi Dini Penderita Rematoi Artritis di Indonesia Berbasis Autoimun Marker Matrix Metalloproteinase-3 (MMP-3)” “Si ntesis 1,3-bis-(4-nitrobenzilidene)-urea Hasil Modifikasi Gamavuton sebagai Upaya Peni Aktivitas Antikanker” Seawed noodle kaya kandungan serat dan iodium dlm mencegah penyakit degeneratif dan GAK (gangguan akibat kekurangan iodium) inovatif Digital anthropometry: aplikasi software pertumbuhan dan perkembangan anak seba upaya pencegahan dan pendeteksi dini terjadinya kasus gizi buruk, GAMBARAN ANALISIS GAS DARAH ARTERI UMBILIKALIS NEONATUS PADA PREEKLAMPSIA BERAT Judul Latar belakang Tujuan Metode Penelitian Bahan dan Cara Kerja : Hasil Simpulan Kat Gambaran analisis gas darah arteri umbilikalis neonatus pada preeklampsia bent. Penyeb kematian janin bare lahir terbanyak adalah karena asfiksia. Faktor penyebab asfiksia te adalah hipoksia intrauterin. Pada preeklampsia berat terjadi penurunan perfusi uteropla sehingga akan menyebabkan janin mengalami asidosis. Mengetahui hubungan antara preeklamps berat dengan analisis gas darah pada neonatus. Potong lintang Segera setelah bayi lahir pengekleman tali pusat dengan 2 'dem, darah arteri umbilikalis diantara 2 klem diambil de lcc yang sudah dibilas dengan heparin 1000U/mL sebanyak 0,5 cc, kemudian jarum spuit dibengkokkan selanjutnya dikirim ke laboratorium dalam termos es. Rerata (SB) pH pada PE (0,78) sedangkan normotensi 7,28 (0,57) dimanap < 0,05. Rerata (SB) p02 pada PEB 20,30 sedangkan normotensi 25,65 (4,68) dimanap < 0,05. Rerata (SB) pCO2 pada PEB 49,80 (7,7 sedangkan normotensi 46,24 (6,56) dimanap < 0,05. Rerata (SB) HCO3 pada PEB 17,58 (3,3 sedangkan normotensi 22,74 (2,67) dimanap < 0,05. Janin yang dilahirkan dari ibu deng preeklampsia berat cenderung mengalami asidosis respiratorik atau campuran. Preeklampsia neonatus, analisis gas darah, asidosis HUBUNGAN PREEKLAMPSIA/EKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Transcript of b

Hubungan Antara Preeklampsia dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Mohamad Suwandhie - Surabaya Hubungan Antara Tingkat Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kejadian Preeklampsia Shiga Toksin (Stx) Bakteri Shigella spp. Sebagai Agen Proapoptosis Sel Kanker Payudara: Pendekatan Biomolekuler Terapi KankerARTDECT: Arthritis Detection Test, Upaya Pengembangan Kit Deteksi Dini Penderita Rematoid Artritis di Indonesia Berbasis Autoimun Marker Matrix Metalloproteinase-3 (MMP-3) Sintesis 1,3-bis-(4-nitrobenzilidene)-urea Hasil Modifikasi Gamavuton sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Antikanker Seawed noodle kaya kandungan serat dan iodium dlm mencegah penyakit degeneratif dan GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium) inovatif Digital anthropometry: aplikasi software pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai upaya pencegahan dan pendeteksi dini terjadinya kasus gizi buruk,

GAMBARAN ANALISIS GAS DARAH ARTERI UMBILIKALIS NEONATUS PADA PREEKLAMPSIA BERATJudul Latar belakang Tujuan Metode Penelitian Bahan dan Cara Kerja : Hasil Simpulan Kata kunci Gambaran analisis gas darah arteri umbilikalis neonatus pada preeklampsia bent. Penyebab kematian janin bare lahir terbanyak adalah karena asfiksia. Faktor penyebab asfiksia terpenting adalah hipoksia intrauterin. Pada preeklampsia berat terjadi penurunan perfusi uteroplasenter sehingga akan menyebabkan janin mengalami asidosis. Mengetahui hubungan antara preeklampsia berat dengan analisis gas darah pada neonatus. Potong lintang Segera setelah bayi lahir dilakukan pengekleman tali pusat dengan 2 'dem, darah arteri umbilikalis diantara 2 klem diambil dengan spuit lcc yang sudah dibilas dengan heparin 1000U/mL sebanyak 0,5 cc, kemudian jarum spuit dibengkokkan selanjutnya dikirim ke laboratorium dalam termos es. Rerata (SB) pH pada PEB 7,17 (0,78) sedangkan normotensi 7,28 (0,57) dimanap < 0,05. Rerata (SB) p02 pada PEB 20,30 (5,71) sedangkan normotensi 25,65 (4,68) dimanap < 0,05. Rerata (SB) pCO2 pada PEB 49,80 (7,76) sedangkan normotensi 46,24 (6,56) dimanap < 0,05. Rerata (SB) HCO3 pada PEB 17,58 (3,30) sedangkan normotensi 22,74 (2,67) dimanap < 0,05. Janin yang dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia berat cenderung mengalami asidosis respiratorik atau campuran. Preeklampsia bent, neonatus, analisis gas darah, asidosis

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA/EKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

NTISARI: Latar Belakang: Preeklampsia adalah keadaan hipertensi disertai dengan proteinuria, oedem atau keduanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat hidatiformis yang luas pada villi khorialis. Risiko kejadian asfiksia bayi baru lahir pada kasus preeklampsia banyak diketahui, sehingga perlu diketahui seberapa besar risiko preeklampsia terhadap kejadian asfiksia bayi baru lahir. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan preeklampsia dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian asfiksia bayi baru lahir. Metode: Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah observasional dengan rancangan kasus kontrol (casecontrol study). Sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi baru lahir di kamar bersalin RSI Klaten dari 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2010. Kelompok kasus adalah bayi baru lahir dengan asfiksia pada usia kehamilan 34-42 minggu. Kelompok kontrol adalah bayi baru lahir normal dengan usia kehamilan 34-42 minggu. Analisis data univariabel secara distribusi frekuensi karakteristik masingmasing variabel, bivariabel dengan menggunakan uji X 2 (chi square) dan analisis multivariabel secara regresi logistik untuk menentukan nilai OR dan 95% CI risiko melahirkan bayi asfiksia pada kasus ibu hamil dengan preeklampsia. Hasil :Kasus preeklampsia pada ibu hamil mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir (OR: 2,20; 95% CI=1,10-4,41). Paritas dan kunjungan ANC mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir. Usia ibu saat hamil dan pendidikan ibu tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir. Kesimpulan : Kasus preeklampsia meningkatkan risiko terjadinya asfiksia bayi baru lahir.

Lihat versi terhubungnya saja (terhubung = online). Versi terhubungnya bisa dijumpai di dorlands.com Namun sayang, untuk melihatnya diperlukan registrasi dan memasukkan nomor PIN yang ada di stiker di balik sampul bukunya. Kalau kita beli versi terjemahan Bahasa Indonesia terbitan EGC, kita tidak mendapatkan nomor PIN tersebut. Ada alternatif sumber lain, yaitu di mercksource.com. Taut langsung ke bagian kamus Dorland cukup panjang (bisa kamu klik langsung dari sini). Untuk memudahkan, ingat saja alamat mercksource.com, lalu klik tab Resource Library, lalu di bawah tajuk Medical References, klik taut Medical Dictionary di sini kamu bisa merambah istilah-istilah kedokteran. Antarmukanya cukup mudah dipahami. Tinggal pilih huruf inisial kata tersebut lalu pilih rentang kata yang kira-kira mencakup istilah yang ingin kita cari. Misalnya kita ingin mencari istilah neurofibroma, berarti kita klik huruf M-N, lalu masuk ke bagian net neurofilament Tapi sepertinya versi cetaknya lebih lengkap ya. Biasanya di Dorland, setiap kata juga dijelaskan kata-kata latin yang membentuknya, beserta arti harfiah dari kata latin tersebut, baru dijelaskan arti istilah dalam konteks medis. Di sini sepertinya tidak (CMIIW). http://www.abc.net.au/science/lcs/heart.htm http://scienceroll.com/

http://hudatoriq.web.id/2007/12/03/mainan-coronary-bypass/