Azzam Muhammad Jundi NIM :...
Transcript of Azzam Muhammad Jundi NIM :...
PENGARUH FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, PRIBADI, DAN
MOTIVASI TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI PANGAN
POKOK NON BERAS DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
Azzam Muhammad Jundi
NIM : 109092000009
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
PENGARUH FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN
MOTIVASI TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI PANGAN
POKOK NONBERAS DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
AZZAM MUHAMMAD JUNDI NIM : 109092000009
Skipsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 /1436 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Februari 2015
Azzam Muhammad Jundi109092000009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Azzam Muhammad Jundi
JenisKelamin : Laki - laki
Tempat,TanggalLahir
: Jakarta, 2 Mei 1991
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Komplek Pertamina Jl.Bontang V kav.81 rt 02/03 Gas AlamCimanggis Depok
No. HP : 089699338208
Email : [email protected]
1996-1997 : TKIT Az Zahrah
1997-2003 : SDIT Al Hikmah
2003-2006 : SMPIT Al Kahfi
2006-2009 : SMAN 4 Depok
2009-2014 : Strata I Jurusan Agribisnis,Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Data Diri
RiwayatPendidikan
RINGKASAN
Azzam Muhammad Jundi. 109092000009. Pengaruh Faktor Sosial, Budaya, Pribadi dan Motivasi terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur Dibawah bimbingan Ujang Maman dan Siti Rochaeni
Indonesia memiliki tantangan untuk mencapai ketahanan pangan dengan laju pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan produksi pangan. Salah satu solusinya adalah dengan diversifikasi pangan, dan belum optimalnya diversifikasi pangan karena faktor psokologis masyarakat Indonesia. Baiknya kita mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Indonesia terhadap pangan pokok non beras. Faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya adalah faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi karakteristik responden di Jakarta Timur. 2) Mengidentifikasi indikator-indikator faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi sterhadap perspsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur 3) Menganalisis pengaruh faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur.
Lokasi penelitian dilakukan di Jakarta Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kueisoner dan wawancara dengan pihak yang terkait, sedangkan data sekunder meliputi gambaran umum wilayah penelitian, data penduduk, dan data potensi pangan lokal dari sumber-sumber yang relevan seperti buku, Badan Pusat Statistik (BPS), jurnal dan data dari dinas instansi terkait. Metode penentuan sampel dilakukan dengan cara stratified, purposive, random sampling. Pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda dibantu software SPPS 14.0.
Berdasarkan faktor sosial masyarakat Jakarta Timur kurang menerima adanya pangan non beras. Faktor budaya, masyarakat Jakarta timur adaptif terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Faktor pribadi pada masyarakat Jakarta Timur terbuka akan adanya pangan pokok non beras, kurangnya motivasi masyarakat untuk mengkonsumsi pangan pokok non beras, sehingga pada perilaku konsumen dalam mengkonsumsi pangan pokok non beras keseluruhannya masyarakat Jakarta Timur kurang responsive terhadap konsumsi pangan pokok non beras
Terdapat pengaruh variabel faktor sosial, budaya, pribadi dan motivasi terhadap persepsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur. Terbukti dari pengaruh yang positif dan sangat signifikan variabel faktor sosial, budaya, pribadi
dan motivasi dengan Uji F (uji menyeluruh) terhadap ppersepsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur. Uji determinasi (R2) variabel nilai persepsi konsumsi pangan pokok non beras di wilayah Jakarta Timur yang dapat dijelaskan oleh factor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi, 8,9 %. Dan sisanya 91,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Berdasarkan hasil Uji regresi terlihat bahwa variabel faktor pribadi (X3) adalah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di wilayah Jakarta Timur. Kata kunci : factor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi, pesepsi konsumsi, pangan pokok non beras, Jakarta Timur
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka
penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan bejalan dengan lancar. Oleh karna itu
pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang telah menganugerakan kepada penulis segala nikmat-Nya
dan memberikan kemampuan berfikir sehingga skripsi ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
2. Ummi dan Abi tersayang, terimakasih atas cintamu, kasih sayang, kesabaran,
do’a, motivasi, dan segalanya yang telah diberikan oleh ananda baik secara
moril maupun materiil sehingga Alhamdullilah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Syukron jazakumullah atas perjuangan ummi dan abi tercinta.
Ananda tidak mungkin bisa membalasnya, semoga Allah SWT memberikan
balasan yang setimpal atas semua yang telah diberikan oleh ummi dan abi.
3. Adik-adik tersayang, Ghulam, Asyraq, Rakha, Jabran, terimakasih atas
motivasi dan apapun yang diberikan baik materiil maupun moril. Semoga
kalian selalu sukses dan dapat terus membahagiakan ummi dan abi.
4. Bapak Dr. Agus Salim, M. Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
5. Bapak Dr. Elpawati, MP selaku ketua Program Studi Agribisnis Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan serta
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran disela-sela kesibukanya dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing, memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan serta
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran disela-sela kesibukanya dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Dr. Iskandar Andi Nuhung, MS selaku dosen penguji I yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk menguji skripsi penulis serta
memberikan saran dan arahan.
9. Bapak Dr. Edmon Daris, MS selaku dosen penguji II yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya untuk menguji skripsi penulis serta memberikan saran
dan arahan.
10. Para dosen Agribisnis yang telah membantu dalam memberikan semangat
dan do’a bagi penulis.
11. Benita Fitriana, kekasih hatiku. Terimakasih atas hari-hari, motivasi, dan do’a
yang telah diberikan.
12. Sahabat-sahabat Al-Kahfi, Zainun, Agip, Nadi, Julio, Aji, dkk. Terimakasih
atas motivasi, dukungan, pengalaman hidup, dan segalanya yang kalian
berikan.
13. Sahabat-sahabat Basis, Ridwan, Ijong, Odang, Isal, Ilham, Kia, Wiki, Daniel,
Rehan, Upi, Jimmy, Ayung, Desta. Terimakasih atas dukungan, pengalaman
hidup, dan segalanya yang kalian berikan.
14. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2009, Rahman, Endang, Jamal,
Bimbim, Tyo, Ihsan, Hariry, Ade, Eriza, Untung, Slamet, Bukhari, Jazil,
Anto, Arif, Bambang, Amin, Hilman, Hana, Novi, Uki, Vinka, Eka, Fifah,
Iwat, Dian, Tiana, Laily, Nena, Arum, Dewi, Ika, Nita, Elis, Sarah, Silvi, Mia,
Nauli, Ponika, Riska. Terimakasih atas segalanya yang diberikan, bangga
berada di tengah-tengah kalian. Semoga silaturahmi selalu terjaga. Barakallah.
15. Kawan-kawan Prima Motor, Inu, Opi, Danang, Jordi, Fajar, Fahmi, Dede,
Ocon, Dimas. Terima kasih atas segala bentuk dukungan yang kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
sestematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, penulis harapkan
komentar, saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini memberikan wawasan
yang lebih luas bagi pembaca dan semoga bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2015
Azzam Muhammad Jundi
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 6
1.3 Tujuan .............................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi ............................................................................ 8
2.2 Faktor Sosial .................................................................... 14
2.3 Faktor Budaya ................................................................. 16
2.4 Faktor Pribadi .................................................................. 18
2.5 Motivasi ........................................................................... 19
2.6 Pangan ............................................................................. 20
2.7 Penelitian Terdahulu........................................................ 26
2.8 Kerangka Pemikiran ........................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ........................... 30
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................. 30
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................... 32
3.4 Metode Pengambilan Sample .......................................... 33
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................ 39
ii
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografi ................................................................. 46
4.2 Penduduk ......................................................................... 48
4.2.1 Jumlah Penduduk ................................................... 48 4.2.2 Agama .................................................................... 49 4.2.3 Pekerjaan ................................................................ 51 4.2.4 Pendidikan.............................................................. 52
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden ................................................. 54
5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................. 57
5.3 Analisis Data Kuantitatif ................................................. 61
5.4 Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur ................... 66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ...................................................................... 74
6.2 Saran ................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 77
LAMPIRAN ............................................................................................ 79
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Konsumsi Pangan Pokok Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2007-2011 ................................................................................... 2
2. Ketersediaan Pangan Pokok untuk Konsumsi Rumah tangga di Indonesia Tahun 2007-2011 ........................................................ 3
3. Variabel, Definisi Operasional, Indikator dan Skala
Pengukuran ................................................................................ 31
4. Jumlah Penduduk dan Jumlah Keluarga Wilayah Jakarta Timur Tahun 2013 ................................................................................. 34
5. Jumlah Keluarga Wilayah Kecamatan Cengkareng 2013........... 34
6. Jumlah RW, RT, KK, dan Penduduk Menurut Kelurahan di
Kecamatan Cakung 2013 ............................................................ 36
7. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Jakarta Timur.............. 47
8. Jumlah Penganut Agama di Jakarta Timur Tahun 2013 ............. 50
9. Jumlah Penduduk berdasarkan Status Pekerjaan di Jakarta
Timur 2013 .................................................................................. 51
10. Jumlah Penduduk dengan Pendidikan Tertinggi di Jakarta
Timur Tahun 2013 ...................................................................... 52
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pekerjaan,
Pendidikan Terakhir, dan Pendapatan per Bulan di Wilayah
Jakarta Timur .............................................................................. 55
12. Tolerance dan VIF ...................................................................... 59
13. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 61
14. Analisis Data Responden Variabel Faktor Sosial Sosial............. 62
15. Analisis Data Responden Varibel Faktor Budaya ....................... 63
16. Analisis Data Responden Varibel Faktor Pribadi ....................... 64
17. Analisis Data Responden Varibel Faktor Motivasi ..................... 64
18. Analisis Data Responden Variabel Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras ........................................................................ 65
19. Hasil Regresi Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Pangan Pokok Non Beras di wilayah Jakarta Timur................................................... 67
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Faktor Sosial, Budaya, Pribadi dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur .................................................. 29
2. Teknik pengambilan sampel Pengaruh Faktor Sosial, Budaya, Pribadi dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur............................... 38
3. Kurva Uji Normalitas .................................................................. 58
4. Kurva Uji Heterokedastisitas ...................................................... 60
v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner Responden ................................................................. 80
2. Tabulasi Data Hasil Kuesioner ................................................... 85
3. Hasil Analisis Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok di Wilayah Jakarta Timur ................................................ 111
4. Hasil Uji Validitas ...................................................................... 113
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan diarahkan
untuk menopang kekuatan ekonomi domestik sehingga mampu menyediakan
pangan yang cukup secara berkelanjutan bagi seluruh penduduk terutama dari
produksi dalam negeri, dalam jumlah dan keragaman yang cukup, aman dan
terjangkau dari waktu ke waktu. Indonesia dalam pemenuhan konsumsi
masyarakat menghadapi tantangan cukup besar karena jumlah penduduknya yang
cukup besar. Pemerintah berupaya memantapkan ketahanan pangan masyarakat
melalui Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian sejak tahun 2002
mengembang-kan tujuh model pemberdayaan di kabupaten/ kota di seluruh
propinsi. Adapun model pemberdayaan ketahanan pangan tersebut adalah: 1)
Lumbung pangan, 2) Sistem tunda jual, 3) Pangan lokal, 4) Pemanfaatan
pekarangan, 5) Daerah rawan pangan, 6) Participatory integrated development in
rainfed areas (PIDRA) dan 7) Special program for food security (Hermanto
2005).
Mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sebagai bahan
makanan pokok, namun hingga saat ini pemerintah belum mampu memenuhi
kebutuhan beras nasional. Jumlah penduduk yang kian bertambah disandingkan
dengan situasi geografis yang seringkali tidak menentu menciptakan besarnya
permintaan yang tidak sebanding dengan penawaran beras. Hal ini mendorong
2
diversifikasi pangan pokok menjadi suatu alternatif yang mulai dilirik oleh
konsumen beras.
Perum Bulog sudah melakukan analisa mengantisipasi pertambahan
penduduk yang berpotensi mengurangi ketersediaan pangan berupa beras.Dalam
analisanya, ada dua komponen yang perlu disadari,yakni menekan potensi
penyusutan (losses) dalam penanganan pascapanen padi,serta menggalakkan
program diversifikasi pangan. Sebagai langkah mengantisipasi krisis pangan
akibat ledakan penduduk, Bulog mendorong supaya masyarakat melakukan
diversifikasi pangan.
Tabel 1. Konsumsi Pangan Per Kapita di Indonesia Tahun 2007-2011
Komoditi Konsumsi (Kg/Kapita/Tahun) Laju
Pertumbuhan (%) 2007 2008 2009 2010 2011
Beras 100,05 104,89 102,21 100,75 102,87 0,74
Jagung 4,75 3,23 1,36 2,66 1,93 -20,29
Ubi Kayu 6,99 1,83 5,53 5,06 5,79 33,73
Ubi Jalar 2,40 1,83 2,24 2,29 2,87 6,57
Sagu 0,73 1,83 0,42 0,37 0.469 22,23
Kentang 2,09 2,03 1,72 1,83 1,56 -5,53 Sumber : SUSENAS, BPS 2012
Tabel 1 menggambarkan bahwa perkembangan konsumsi pangan pokok di
Indonesia cenderung meningkat kecuali untuk komoditi jagung dan kentang.
Jagung mengalami penurunan laju pertumbuhan konsumsi pangan sebesar -
20,29%, sedangkan Ubi kayu menjadi komoditi yang mengalami peningkatan laju
pertumbuhan paling signifikan yaitu 33,73%. Laju pertumbuhan konsumsi beras
hanya mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,74% , berbanding terbalik dengan
3
laju pertumbuhan konsumsi pangan non beras yang jika dirata-rata meningkat
sebesar 7,34%. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada rumah
tangga di Indonesia dalam mengonsumsi pangan pokok non beras.
Ketersediaan Pangan untuk konsumsi rumah tangga yang ditunjjukan
Tabel 2 cenderung mengalami peningkatan. Ketersediaan beras untuk konsumsi
rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 2,47 % , sedangkan rata-rata
ketersediaan pangan non beras adalah 17,372%. Hal tersebut menujukkan bahwa
laju pertumbuhan ketersediaan pangan untuk konsumsi rumah tangga lebih
signifikan pangan pokok non beras dari pada beras. Mengacu pada Tabel 1 dan
Tabel 2, jumlah ketersediaaan untuk pangan pokok non beras untuk rumah tangga
lebih banyak dari jumlah konsumsinya, sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsumsi rumah tangga untuk pangan pokok non beras baiknya ditingkatkan lagi
sehingga kegiatan diversivikasi pangan dapat berjalan dengan maksimal.
Tabel 2. Ketersediaan Konsumsi Pangan Pokok Per Kapita di Indonesia Tahun 2007-2011
Konsumsi
(Kg/Kapita)
Konsumsi (Kg/Kapita/Tahun) Laju
Pertumbuhan
(%) 2007 2008 2009 2010 2011
Beras 147,91 153,42 157,50 162,08 163,02 2,47
Jagung 42,56 52,15 54,05 55,23 55,43 7,18
Ubi Kayu 17,76 91,27 28,42 44,31 43,81 99,96
Ubi Jalar 7,31 7,21 7,80 7,45 7,86 1,96
Sagu 0,80 0,57 0,46 0,28 0,29 -20,90
Kentang 4,18 4,42 4,82 4,22 3,99 -1,34
Sumber : Neraca Bahan Pangan, BKP Kementan 2012
Pada keadaan krisis dan kritis, sesungguhnya semuanya masih boleh
ditawar atau ditunda, kecuali makanan. Itulah sebabnya, pangan dapat dikatakan
4
merupakan ibu dari semua kebutuhan, artinya di sanalah bermuara semua
kehidupan dan penghidupan. (Hafsah, 2006). Banyaknya sumber pangan lokal
yang dapat menggantikan beras sebagai pangan pokok menjadi satu poin positif.
Sebut saja jagung, sagu, kentang, ubi jalar, singkong, dan lain-lain. Memperkaya
ragam pangan pokok yang dikonsumsi dapat meningkatkan ketahanan keluarga
dan secara tidak langsung akan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Hasil studi Harya dalam Ariani (2003) menjelaskan bahwa belum
optimalnya diversifikasi pangan salah satunya yaitu karena terdapat faktor
psikologis yang sangat mempengaruhi. Faktor-faktor psikologis tersebut yaitu
budaya makan nasi yang sudah sulit diubah, merasa belum makan jika belum
makan nasi, perasaan gengsi karena beras menjadi indikator kesejahteraan
masyarakat, dan rasa nasi yang cocok di lidah masyarakat Indonesia. Mengingat
faktor-faktor psikologis tersebut alangkah tepat jika kita mengetahui bagaimana
persepsi masyarakat terhadap pangan pokok non-beras.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi di antaranya adalah
faktor sosial, faktor budaya, faktor pribadi, dan faktor motivasi. Faktor sosial
seperti keluarga dan status sosial berpengaruh pada persepsi dan prilaku
konsumen. (Kottler dan Keller,2009). Kebudayaan merupakan faktor penentu
paling dasar dari keinginan dan prilaku seseorang. Keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan
tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta
kepribadian dan konsep diri pembeli (Setiadi,2003).
5
Diversifikasi pangan ini harus menghadapi beberapa kendala, salah
satunya ialah persepsi sebagian besar masyarakat Indonesia yang sudah sangat
lekat dengan beras sebagai pangan pokok. Sikap masyarakat terhadap bahan
pangan pengganti tersebut akan mempengaruhi persepsi mereka. Perilaku
konsumsi ini dilihat dari apakah mereka mengonsumsi bahan pangan tersebut
atau tidak dan juga apakah mereka menganggapnya sebagai bahan pangan pokok.
Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki sejumlah kawasan-kawasan
potensial atau unggulan untuk dapat dikembangkan. Kawasan unggulan
merupakan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan sektor strategis, seperti
industri, pariwisata, perdagangan, pertanian, permukiman dan lain-lain. Sektor
strategis menjadi prioritas utama karena tingkat peranannya dalam pembangunan.
Kawasan strategis kota adalah kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap
pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, serta pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tinggi untuk mengembangkan, dan melestarikan
serta mengkoordinasikan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan
dalam mendukung penataan ruang wilayah.
Aktivitas perdagangan di Jakarta Timur sebagian besar berkangsung di
pasar, baik pasar moderen maupu tradisional. Jakarta Timur memiliki dua pasar
induk untuk penyedia pangan sehari-hari yaitu pasar Induk Kramat Jati dan pasar
Induk Cipinang. Pasar Induk tersebut merupakan tempat belanja utama komoditi
pangan pokok DKI Jakarta.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa hal telah dipaparkan sebelumnya, menjadi suatu
pertanyaan tentang bagaimana persepsi mampu mempengaruhi peilaku suatu
keluarga dalam mengonsumsi pangan pokok nonberas. Masalah yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik responden di Jakarta Timur?
2. Apakah faktor sosial, faktor budaya, faktor pribadi dan motivasi
berpengaruh terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di
wilayah Jakarta Timur?
3. Bagaimana pengaruh faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi
terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di wilayah
Jakarta Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi karakteristik responden di Jakarta Timur.
2. Mengidentifikasi indikator-indikator faktor sosial, faktor budaya,
faktor pribadi, dan motivasi terhadap persepsi konsumsi pangan pokok
non beras di wilayah Jakarta Timur.
3. Menganalisis pengaruh faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi
terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di wilayah
Jakarta Timur.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat berguna untuk memperkaya wawasan peneliti tentang
persepsi konsumsi pangan pokok non beras. Selain itu juga dapat menjadi salah
satu pengembangan dalam bidang ilmu konsumen. Bagi masyarakat luas,
penelitian ini dapat menjadi pendorong agar masyarakat termotivasi untuk
memperkaya pangan yang dikonsumsinya. Penelitian ini juga dapat menjadi salah
satu masukan bagi pemerintah dalam pelaksanaan program diversifikasi pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan
persepsinya terhadap produk tersebut (Sumarwan 2004). Persepsi menurut Kotler
(2009), persepsi merupakan suatu proses di mana seseorang dapat memilih,
mengatur, dan mengartikan imformasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di
dunia. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995), terdapat lima tahap dalam
pengolahan informasi, yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman, peneriman, dan
retensi. Persepsi sendiri disebutkan melingkupi tahap pemaparan, perhatian, dan
pemahaman (Mowen & Minor 1999).
Mowen dan Minor (1999) mengartikan persepsi sebagai proses keseluruhan
di mana individu terpapar pada informasi, mengikuti informasi tersebut, dan
memahaminya. Schiffman dan Kanuk (2000) mengartikan persepsi sebagai proses di
mana individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus menjadi
gambaran yang bermakna dan koheren. Menurut Robbins (2001), persepsi adalah
suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk
memberi arti pada lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi
menjadi informasi yang bermakna.
9
2.1.1. Proses persepsi
Proses terjadinya persepsi meliputi :
1. Proses Fisis
Dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat
indera.
2. Proses Fisiologis
Stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh
saraf sensoris ke otak.
3. Proses Psikologis
Terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari
tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari
stimulus yang diterima.
2.1.2. Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan
mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam
lingkungan mereka (Robbins, 2001) . persepsi konsumen ini sangat penting
dipelajari karena perilaku konsumen karena perilaku konsumen didasarkan
oleh persepsi mereka tentang apa itu kenyataan dan bukan kenyataan itu
sendiri. Menurut shiffman dan kanuk (2000) persepsi akan sesuatu berasal
dari interaksi antara dua jenis faktor :
1. Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran,
berat, warna atau bentuk. Tampilan suatu produk baik kemasan
10
maupun karakteristik akan mampu menciptakan suatu rangsangan
pada indra manusian, sehingga mampu menciptakan sesuatu
persepsi mengenai produk yang dilihatnya.
2. Faktor individu, yang termasuk proses didalamnya bukan hanya
pada panca indra akan tetapi juga pada proses pengalaman yang
serupa dan dorongan utama serta harapan dari individu itu sendiri.
Dalam persepsi seseorang juga melalui proses seleksi. Seleksi adalah
proses seseorang memilih dan menentukan marketing stimuli karena tiap
individu adalah unik dalam kebutuhan, keinginan dan pengalaman, sikap dan
karakter pribadi masing-masing orang.
Menurut Shiffman dan Kanuk (2000) dalam seleksi ada proses yang
disebut selective perception concept. Adapun selective perception concept,
yaitu :
1. Selective Exposure
Konsumen secara efektif mencari pesan menemukan kesenangan
atau simpati mereka secara aktif menghindari kesakitan atau ancaman
disisi lainnya. Mereka secara efektif membuka diri mereka kepada
iklan-ikaln yang menentramkan hati mereka mengenai kebijaksanaan
tentang kepuasaan pembeliannya.
2. Selective Attention
Konsumen mengadakan transaksi pemilihan yang bagus dengan
tujuan perhatian mereka berikan pada rangsangan komersial. Mereka
11
mempunyai kesadaran tinggi terhadap rangsangan yang sesuai dengan
minat dan kebutuhan mereka. Jadi konsumen mungkin untuk
mengingat iklan untuk prodek yang dapat memuaskan kebutuhan
mereka dan mengabaikan yang tidak mereka butuhkan.
3. Perceptual Defense
Konsumen secara bawah sadar menyaring rangsangan yang mereka
temukan ancaman psikological, meskipun telah terdapat pembukaan.
Jadi ancaman atau sebaliknya rangsangan yang merusak mungkin lebih
sedikit diterima secara sadar daripada rangsangan netral pada level
pembukaan yang sama.
4. Perceptual Blocking
Konsumen melindungi diri mereka dari rangsangan-rangsangan
yang mereka anggap negatif dan mempunyai pengaruh buruk bagi diri
mereka.
2.1.3. Karakteristik seseorang mempengaruhi persepsi
Menurut Robbins (2001) persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter
seseorang. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :
1. Attitudes, Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat
itu berbeda satu dengan yang lain.
2. Motives, Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan
mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.
12
3. Interests, Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita,
karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang
diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan
yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda
dari apa yang dirasakan oleh orang lain.
4. Experiences, Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan
pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang
individu merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu
tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
5. Expectations, Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu
tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi
sekarang.
Menurut Nugroho J. Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi
penglihatan. Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-
sifat individu yang melihatnya,, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu :
1. Sikap, Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan
yang akan diberikan seseorang.
2. Motivasi, Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap
tindakan yang dilakukannya.
13
3. Minat, Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang
terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun
ketidaksukaan terhadap objek tersebut.
4. Pengalaman masa lalu, Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita
biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah
dilihat dan didengar.
5. Harapan, Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita
akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai
dengan apa yang kita harapkan.
6. Sasaran, Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan
mempengaruhi persepsi.
7. Situasi, Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita
lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang
kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang
berbeda pula.
2.1.4. Persepsi dan Keputusan Pembelian
Menurut Dowling dalam Ferrinadewi (2008) persepsi terhadap resiko
(perceived risk) adalah persepsi negatif konsumen atas sejumlah akitivitas
yang didasarkan pada hasil yang negatif dan memungkinkan bahwa hasil
tersebut menjadi nyata. Hal ini merupakan masalah yang senantiasa dihadapi
konsumen dan menciptakan suatu kondisi yang tidak pasti misalkan ketika
konsumen menentukan pembelian produk baru
14
Berbagai penelitiann berhasil dilakukan oleh beberapa ahli dan
hasilnya dIrangkum oleh Mowen dan Minor (2001) : 1) Resiko keuangan,
resiko yang hasilnya akan merugikan konsumen secara keuangan.; 2) Resiko
kinerja, resiko bahwa produk tidak akan memberika kinerja yang diharapkan ;
3) Resiko fisik, resiko bahwa produk secara fisik akan melukai konsumen ; 4)
Resiko psikologis, resiko bahwa produk akan menurunkan citra diri konsumen
; 5) Resiko sosial, resiko bahwa lingkungan sekitar akan mengejek pembelian
produk. ; 6) Resiko waktu, resiko bahwa sebuah keputusan akan
menghabiskan banyak waktu ; 7) Opportunity Loss, resiko bahwa dengan
melakukan sebuah tindakan konsumen akan merasa rugi jika melakukan hal
lin yang benar-benar ingin ia lakukan.
Dapat disimpulkan bahwa ketika konsumen menerima stimuli : 1.
Harga produk yang sangat mahal; 2. Penilaian orang lain terhadap pilihan
konsumen sangat berpengaruh; 3. Ancaman fisik, psikologi, maupun sosial
yang besr akibat pemakaian produk; 4. Konsekuensi untuk menghentikan
pemakaian produk lain yang disukai; 5.Hasil pemakaian masih belum dapat
terbukti maka konsumen akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut
berisko atau persepsi terhadap resikonya tinggi.
2.2 Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok
kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang
15
dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai sasaran individu atau bersama (Kotler dan Keller,2009). Macam macam
kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto (2004) :
1. In-group dan Out-group
In-group adalah Kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan
dirinya dalam kelompok tersebut. Out-group adalah kelompok yang berada di
luar kelompok dirinya.
2. Kelompok primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki
hubungan dekat, personal dan langgeng, contoh keluarga. Kelompok sekunder
adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan
tertentu dan hubungan antar anggotanya bersifat impersonal sehingga
biasanya tidak langgeng, contoh club sepak bola.
Menurut Spredley dan Allender (1996), keluarga adalah satu atau lebih
individu yang tinggal bersama sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan interaksi sosial, peran, dan tugas. Keluarga merupakan organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota
keluarga menjadi kelompok aacuan primer yang paling berpengaruh. Istri biasanya
bertindak sebagai petugas pembelian utama keluarga, terutama untuk makanan,
berbagai barang yang kecil nilainya, dan pakaian sehari-har (Kotler,2009).
16
Menurut Ralph Linton, status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajinan
yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial
yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan
dengan orang yang status sosialnya rendah. Kelas sosial adalah stratifikasi sosial
menurut ekonomi (Barger, 1990). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi
juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada
zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
2.3 Faktor Budaya
Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu (Herskovit dalam Sukanto 2004)
Budaya merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Bila makhluk – makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka
perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapat
seperangkat nilai persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi
yang melibatkan keluarga dan lembaga – lembaga sosial penting lainnya (Kottler dan
Keller,2009). Setiap kebudayaan terdiri dari sub – budaya – sub - budaya yang lebih
kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Mitchell, Terence R (1997) budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti,
kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan
17
oleh individu - individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang
bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Menurut
Koentjaraningrat (2000) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa
sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau
“akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang
berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan
rasa itu. Jadi, kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat
merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”
Faktor budaya yang diduga mempengaruhi konsumsi pangan masyarakat
merupakan penyesuaian seseorang terhadap budaya-budaya baru yaitu mengonsumsi
pangan non beras yang dicanangkan oleh pemerintah yang biasa kita sebut
diversifikasi pangan. Pola konsumsi pangan sangat dipengaruhi oleh adat istiadat
setempat, termasuk didalamnya pengetahuan mengenai pangan, sikap terhadap
pangan dan kebisaaan makan. Seringnya suatu bahan pangan dikonsumsi oleh
masyarakat maka akan besar pula peluang pangan tersebut tergolong dalam pola
konsumsi pangan individu atau masyarakat. Faktor budaya merupakan penentu
keinginan, persepsi dan perilaku paling dasar. Faktor budaya memberikan pengaruh
paling luas dan dalam pada persepsi konsumen. Perusahaan harus mengetahui
peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
18
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya (Kotler 2009).
Perilaku konsumsi pangan masyarakat dilandasi oleh kebiasaan makan (food
habit) yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga melalui proses
sosialisasi. Kebiasaan makan tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan ekologi (ciri
tanaman pangan, ternak dan ikan yang tersedia dan dapat dibudidayakan setempat),
lingkungan budaya dan sistem ekonomi (Suhardjo, 2003).
2.4 Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli (Setiadi,2003).
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan
tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau
transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi
barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-
kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu. (Kotler dan Keller 2009).
19
Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah
hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya
dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta
sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
gaya hidup adalah konsep diri. Gaya hidup menurut Hair dan McDaniel adalah cara
hidup, yang diidentifikasi melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat
seseorang.
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli (Setiadi,2003).
2.5 Motivasi
Faktor pribadi seseorang merupakan kecenderungan seseorang untuk
mengonsumsi pangan pokok non beras. Menurut T. Hani Handoko (2003),
mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang
dihadapi. Menurut Robbins (2001) menyatakan definisi dari motivasi yaitu kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan
individual. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian sebagai-mana dikutip oleh Soleh
Purnomo (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan
20
kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) mengemukakan motif adalah
“kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan
tersebut”. Psikolgis telah mengembangkan beberapa teori motivasi. Dua yang paling
terkenal teori Sigmund Freud dan Abraham Maslow-telah memberikan arti yang
berbeda untuk analisis konsumen dalam pemasaran.Menurut Herzberg (1966), ada
dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan
menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi
seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan
antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),
sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
2.6 Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk didalamnya adalah tambahan
21
panganpangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam penyiapan,
pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan cara
perolehannya, pangan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pangan segar
Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan. Pangan
segar dapat dikonsumsi langsung atau tidak langsung, yakni dijadikan bahan
baku pengolahan pangan.
2. Pangan olahan
Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses pengolahan
dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Contoh:
teh manis, nasi, pisang goreng dan sebagainya. Pangan olahan bisa dibedakan
lagi menjadi pangan olahan siap saji dan tidak saji. Pangan olahan siap saji
adalah makanan dan minuman yang sudah diolahdan siap disajikan di tempat
usaha atau di luar tempat usaha atau dasar pesanan.Pangan olahan tidak siap
saji adalah makanan atau minuman yang sudah mengalami proses pengolahan,
akan tetapi masih memerlukan tahapan pengolahan lanjutan untuk dapat
dimakan atau diminum.
3. Pangan olahan tertentu
Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi
kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas
kesehatan. Contoh: ekstrak tanaman mahkota dewa untuk diabetes melitus,
22
susu rendah lemak untuk orang yang menjalankan diet rendah lemak, dan
sebagainya (Saprianto, 2006).
Konsumsi pangan ialah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang
atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Sedangan pola konsumsi pangan
merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau
sekelompok orang pada waktu tertentu. Kebiasaan makan sendiri didefinisikan
sebagai cara seseorang atau sekelompok orang dalam memilih pangan dan
memakannya sebagai reaksi terhadap pengaruh- pengaruh fisiologis, psikologis,
budaya, dan sosial. (Sanjur,1982)
Beras merupakan bahan pangan yang diperoleh dari hasil pengolahan gabah.
Gabah sendiri terbentuk dari butir padi yang telah dipisahkan dari tanaman padi
(Oryza sativa L.). Tanaman padi diperkirakan berasal dari Asia bagian timur dan
India bagian utara. Tanaman padi tumbuh di daerah dengan letak geografis 30o LU
sampai 30o LS dan tumbuh pada ketinggian 0 – 2500 m dpl. Di Indonesia padi
mengalami adaptasi pada kisaran ketinggian 0 sampai dengan 1500 m dpl. Suhu
optimum untuk pertumbuhan padi adalah 30-37 oC, suhu minimum 10-12 oC dan
maksimum 40-42 oC (Sadjat,1976).
Budidaya tanaman padi banyak dilakukan di lahan basah atau lahan yang
tergenang oleh air. Waktu yang tepat untuk memulai tanam padi sangat menentukan
produktifitas pertanaman. Waktu yang sangat tepat tersebut adalah pada awal musim
penghujan. Selain memperoleh air dari hujan, lahan sawah juga dapat memperoleh air
23
dari irigasi atau sering disebut dengan istilah sawah irigasi. Sedangkan sawah yang
mendapatkan kebutuhan air dari hujan disebut sawah tadah hujan.
Beras adalah salah satu sereal paling penting untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi manusia yang dikonsumsi oleh sekitar 75% penduduk dunia (Anjum et
al,2007). Beras menjadi salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia.
Peranan beras dalam komposisi makanan penduduk Indonesia cukup dominan. Beras
adalah salah satu sereal paling penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia
yang dikonsumsi oleh sekitar 75% penduduk dunia (Anjum et al,2007). Beras
menjadi salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Peranan beras dalam
komposisi makanan penduduk Indonesia cukup dominan.
Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekamnya) yang
menjadi dedak kasar (Sediotama,1989). Beras adalah gabah yang bagian kulitnya
sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan
penggiling serta alat penyosoh (Astawan,2004).
Umumnya masyarakat Indonesia memiliki jenis makanan pokok yang sama
yaitu beras. Hanya sedikit yang mengonsumsi pangan selain beras sebagai makanan
pokok. Menurut penelitian Jarona (1996), pada masyarakat Balim makanan pokok
mereka adalah ubi jalar. Pengetahuan mereka mengenai ubi jalar sangat tinggi, karena
sudah diperkenalkan sejak zaman nenek moyang mereka. Jenis makanan pokok
masyarakat Balim yang berbeda dengan masyarakat lainnya juga disebabkan oleh
faktor lingkungan yaitu kondisi tanah yang berbukit-bukit sehingga hanya dapat
ditanami oleh ubi jalar. Masyarakat yang memiliki jenis makanan pokok beras sangat
24
banyak di Indonesia. Menurut Indaryanti (2002), dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa masih tingginya konsumsi beras disebabkan oleh cara berpikir masyarakat
Indonesia yang menganggap bahwa beras sebagai makanan pokok utama sehingga
muncul pernyataan yang mengatakan bahwa “belum makan jika belum makan nasi”.
Oleh sebab itu, tingginya konsumsi pada beras merupakan kebiasaan yang harus
diubah.
Pangan pokok non beras diartikan sebagai bahan makanan yang memiliki
fungsi substitusi dengan beras, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Pangan
pokok nonberas yang dimaksudkan ialah pangan pokok berupa pangan lokal, bukan
makanan pengganti seperti roti, oat, dan lain sebagainya. Pangan lokal adalah pangan
yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi dan sumberdaya wilayah
dan budaya setempat. Pangan lokal termasuk di dalamnya pangan tradisional dan
pangan khas daerah mempunyai peranan strategis dalam upaya pemantapan
ketahanan pangan khususnya aspek konsumsi. Hal ini dapat dilakukan dengan
penganekaragaman pengolahan bahan pangan lokal. Pengembangan pangan lokal
merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan konsumsi pangan. Saat ini sudah
banyak tersebar jenis pangan lokal yang berbahan dasar umbi-umbian dan lainnya.
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah. Misalnya
ubi kayu, ubi jalar, kentang, dan sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut
merupakan bahan sumber karbohidrat terutama pati.
Di Indonesia ubi kayu (singkong) merupakan makanan pokok ketiga setelah beras
dan jagung. Indonesia merupakan penghasil ubi kayu kedua terbesar di dunia, setelah
25
Brazilia. Produksi ubi kayu rata-rata di Indonesia adalah 9,5 juta ton per ha per tahun,
sedangkan produksi rata-rata dunia adalah 10,0 juta ton.
Di Indonesia dan daerah-daerah tropis lainnya, ubi kayu mempunyai arti
ekonomi terpenting diantara jenis umbi-umbian lainnya, sebab selain dapat
dikonsumsi langsung, umbinya dapat dijadikan tepung tapioka, gaplek, pelet, tape,
dekstrin, lem, kerupuk, dan lain-lainnya. Tape ubi kayu sendiri dapat diolah lebih
lanjut menjadi alkohol, sirup glukosa, sari tape, sirup fruktosa, asam cuka, tepung
tape, dan sebaginya. Dari tepung tape selanjutnya bisa dihasilkan bahan pencampur
roti, es krim, aneka kue, dan sebagainya.
Mie adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan
dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus
dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air. Orang Italia, Tionghoa, dan Arabtelah
mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi, meskipun tulisan tertua mengenai mi
berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005,
mi tertua yang diperkirakan berusia 4.000 tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.
Roti merupakan sumber karbohidrat yang terbuat dari bahan terigu,
pengembang/ yeast, lemak, gula dan garam telah ada sejak ribuan tahun lalu. Cikal
bakal roti berasal dari bangsa Mesir Kuno. Namun pada zaman tersebut roti masih
dibuat dengan cara yang sederhana sehingga bentuk dan rasanya tentu berbeda
dengan roti saat ini. Pada abad pertengahan, evolusi roti telah mencapai puncaknya,
terutama di Benua Eropa. Roti termasuk makanan pokok di banyak negara Barat. Roti
adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Roti biasanya dijual dalam
26
bentuk sudah diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang dikemas rapi dalam plastik.Pada
saat itu cita rasa roti sudah sama seperti yang kita temukan saat ini, begitu juga
dengan bentuk dan variasinya.
2.7 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini, terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang menunjang
skripsi ini, diantaranya:
1. Abdul GhoniI Tri Bodroastuti (2011), tentang pengaruh Faktor Budaya,
Sosial, Pribadi Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada
Pembelian Rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang),
dengan hasil penelitian semua variable berpengaruh postif terhadap
perilaku konsumen pembelian rumah di Perumahan Griya Utama
Banjardowo.
2. Yusuf, dkk (2012), “Analisis Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi
Terhadap Pangan Tradisional.” Menganalisis persepsi konsumen terhadap
berbagai jenis makanan tradisional, pola konsumsi berbagai jenis makanan
tradisionak, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi
terhadap makanan tradisonal.
3. Vika Shelayanti (2013), tentang Preferensi Pangan Pokok Non Beras di
Desa Parakan Trenggalek, dengan hasil penelitian sebagian besar
responden berdasarkan karakteristik individu, karakteristik makanan, dan
karakteristik lingkungan menyukai singkong (96,7%), menyukai jagung
27
(94,2%), menyukai tiwul (86,7%), menyukai roti (81%), dan menyukai
mie (77,7%). Sementara jenis pangan pokok yang kurang dan tidak
disukai oleh keseluruhan responden (100%) adalah ganyong, kurang dan
tidak disukai diurutan kedua adalah talas (95,9), kurang dan tidak disukai
diurutan ketiga adalah gatot (85,2%), kurang dan tidak disukai selanjutnya
gembili (56,2%), %), kurang dan tidak disukai yang lainnya adalah nasi
jagung (53,7%). Alasan tertinggi mengapa jenis pangan pokok non beras
disukai adalah karena rasa yang enak (76,0%), dan yang memilih kurang
suka atau tidak suka alasan tertinggi karena kebiasaan tidak pernah
mengonsumsi (52,8%).
4. Ellen Dewi Fransiska (2013), analisis diversifikasiI konsumsi pangan
beras dan pangan non beras (Studi Kasus : Desa Bagan Serdang,
Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: faktor- faktor yang yang secara parsial memiliki
pengaruh yang nyata dan positif terhadap konsumsi pangan rumah tangga
adalah : pendapatan rumah tangga, dan jumlah anggota rumah tangga. Dan
faktor- faktor yang secara parsial tidak memiliki pengaruh yang nyata/
signifikan terhadap konsumsi pangan rumah tangga adalah : tingkat
pendidikan ibu. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian
diversifikasi pangan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang adalahpendapatan rendah, pendidikan rendah,
produksi pangan rendah, masi ada kejadian gizi buruk, jumlah penduduk
28
yang cukup besar, pola konsumsi pangan masyarakat masih belum
beragam, kurangnya pengetahuan masyarakat akan arti gizi dan kesehatan,
promosi.
5. Rini Budiningsih (2014), faktor–faktor yang berpengaruh terhadap
diversifikasi konsumsi pangan non-beras di Kabupaten Magelang. Hasil
analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pangan,
kandungan gizi, harga bahan pangan, pendapatan, aksesibilitas, kebiasaan,
pendidikan dan pertimbangan membeli bahan makanan berpengaruh
terhadap diversifikasi pangan yang diproksi dari nilai PPH. Faktor yang
paling berpengaruh adalah harga bahan pangan. Prioritas pengembangan
diversifikasi konsumsi pangan non-beras di Kabupaten Magelang adalah
untuk komoditas jagung. Hal tersebut setelah mempertimbangkan aspek
harga, kandungan gizi, kemudahan untuk diolah menjadi makanan,
kemudahan menanam dan umur panen.
2.8 Kerangka Pemikiran
Gambar 1 menjelaskan tentang kerangka penelitian ini. Setiap konsumen
memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai konsumsi pangan pokok non beras.
Perilaku tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam aspek yang kemudian akan
membentuk perilaku dalam mengonsumsi pangan pokok non beras. Faktor-faktor yg
mempengaruhi persepsi diantaranya yaitu faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi.
29
Faktor-faktor tersebut dianalisis secara kualitatif untuk dilihat bagaimana
pengaruhnya terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Faktot Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non
Beras di Wilayah Jakarta Timur.
Pangan pokok non beras diperkenalkan oleh Pemerintah sebagai pangan pokok dalam program diversifikasi pangan (Undang-Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan dan PP Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan)
Pangan Pokok Non Beras
Rumah Tangga Kota Jakarta Timur
Rumah Tangga Kecamatan Cakung
• Analisis Kuantitatif (Tanggapan Responden)
• Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Deskriptif
Karakteristik Responden:
• Jenis kelamin
• Usia • Pendidikan
• Pekerjaan • Pendapatan
• Pengeluaran
Faktor-faktor Perilaku Konsumen:
• Sosial
• Budaya • Pribadi
• Motivasi
Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian
yang dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak berkelanjutan. Lokasi
penelitian akan dilaksanakan di Jakarta Timur.
Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan April 2014. Sementara
untuk waktu penelitian secara keseluruhan termasuk persiapan, pengumpulan
data, pengolahan, dan penulisan laporan berlangsung selama empat bulan, yaitu
Februari sampai Agustus 2014.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, variabel penelitian yang terdiri dari variabel
dependent (variabel terikat) dan variabel independent (variabel bebas).
a. Variabel Dependent, yaitu:
Y = Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
b. Variabel Independent, yaitu:
X1 = Faktor Sosial
X2 = Faktor Budaya
X3 = Faktor Pribadi
X4 = Motivasi
31
3.2.2 Definisi Operasional
Definisi variable pada penelitian ini dijelaskan pada table berikut:
Tabel 3. Variabel, Definisi Operasional, Indikator dan Skala Pengukuran
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Pengu-kuran
Sosial (X1)
Kecenderungan mengonumsi pangan pokok non beras karena faktor lingkungan social dan status social
Respon masyarakat terhadap pernyataan yang terdiri dari teman, pengaruh kelompok, pengaruh keluarga, status social, pekerjaan, perasaan gengsi, yang memberikan kecenderungan mengonsumsi pangan pokok non beras.
Skala Likert
Budaya (X2)
Kecenderungan mengonumsi pangan pokok non beras karena faktor kebiasaan menerima informasi.
Respon masyarakat terhadap pernyataan yang terdiri dari kebiasaan mendengar informasi, kebiasaan masyarakat, penentuan kebiasaan pangan yang dikonsumsi, yang memberikan kecenderungan mengonsumsi pangan pokok non beras.
Skala Likert
Pribadi (X3)
Kecenderungan mengonumsi pangan pokok non beras karena faktor pekerjaan, pendapatan, siklus hidup dan gaya hidup
Respon masyarakat terhadap pernyataan yang terdiri dari pekerjaan, siklus hidup, gaya hidup, pendapatan, yang memberikan kecenderungan mengonsumsi pangan pokok non beras.
Skala Likert
32
Motivasi (X4)
Dorongan untuk mengonsumsi pangan pokok non beras.
Respon masyarakat terhadap pernyataan yang terdiri dari keterjangkauan, kepuasan, kemudahan memperoleh, kecenderungan diterima oleh lingkungan social, pengetahuan, dan kesehatan, yang memberikan kecenderungan mengonsumsi pangan pokok non beras.
Skala Likert
Persepsi Konsumsi
Pangan Pokok
Non Beras (Y)
Respon masyarakat yang melihat pangan pokok non beras.
Respon masyarakat terhadap pernyataan yang terdiri dari faktor sosial, faktor budaya, faktor pribadi, dan motivasi, yang memberikan kecenderungan mengonsumsi pangan pokok non beras.
Skala Likert
Sumber: Data Olah Sendiri
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis data, yaitu
primer dan sekunder.Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara
dan kuesioner oleh responden yang terdiri dari daftar pertanyaan. Data ini
mencakup variabel-variabel yang terdiri atas keadaan sosial, budaya, pribadi,
motivasi, dan persepsi terhadap konsumsi pangan non beras. Data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Jakarta Timur.
33
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu wawancara secara
langsung kepada ibu rumah tangga dan mengajukan beberapa pertanyaan yang
tersusun dalam kuisioner.Pengambilan responden dilakukan melalui beberapa
teknik pengambilan sample. Teknik yang dilakukan adalah stratified sampling,
yaitu menentukan sampel secara berstrata dari tingkat Kota, kemudian
Kecamatan, dan Kelurahan. Pemilihan Kecamatan dan Kelurahan sebagai sampel
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan pertimbangan jumlah
penduduk dan keluarga paling banyak untuk Kecamatan, dan tingkat kemiskinan
paling rendah dan paling tinggi untuk tingkat Kelurahan. Teknik tersebut
digunakan untuk efektifitas waktu, tenaga, dan biaya.
Table 4 di atas merupakan kecamatan-kecamatan di Jakarta
timur.Kecamatan Cakung merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling
banyak dengan 407.113 jiwa atau 15,42% dari 2.640.145 jiwa, juga dengan
jumlah keluarga paling banyak yaitu 17,41% dari 894.493 jiwa atau 155.742
jiwa.Kecamatan yang dijadikan sample melalui teknik purposive sampling,dipilih
Kecamatan berdasarkanKecamatan dengan jumlah keluarga yang paling banyak,
yaitu Kecamatan Cakung.
34
Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Keluarga Menurut Kecamatan di JakartaTimur Tahun 2013
Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Keluarga
N % n %
Pasar Rebo 197935 7,16 59322 6,72
Ciracas 261949 9,48 82667 9,36
Cipayung 227522 8,23 68071 7,70
Makasar 196799 7,12 60434 6,84
Kramat Jati 273587 9,90 86141 9,75
Jatinegara 300883 10,89 97380 11,03
Duren Sawit 379099 13,72 119690 13,55
Cakung 452178 16,36 151652 17,17
Pulo Gebang 290259 10,50 96194 10,89
Matraman 183477 6,64 61535 6,97
Jumlah 2763688 100 883086 100 Sumber :BPS Jakarta Timur Tahun 2013
Tabel 5. Persentase Kemiskinan Penduduk Berdasarkan Jamkesmas dan Surat Miskin Menurut Kelurahan di Kecamatan Cakung 2013
Kelurahan Jamkesmas / Jamkesda
Surat Miskin / SKTM
Jumlah Jumlah Penduduk
Persentase Kemiskinan
(%)
Jatinegara 2114 131 2245 89902 2,50
Penggilingan 93 216 309 97948 0,31
Pulo Gebang 174 246 420 87500 0,48
Ujung Menteng 1584 2640 4224 29970 14,10
Cakung Timur 653 149 802 59849 1,34
Cakung Barat 478 131 609 57203 1,06
Rawa Terate 1164 216 1380 29806 4,63
Jumlah 6260 3729 9989 452178 24,42 Sumber : BPS Jakarta Timur Tahun 2013
35
Penentuan sampel selanjutnya di tingkat Kelurahan, yaitu dengan teknik
purposive sampling. Penentuan purposive pada tingkat Kelurahan didasari atas
keadaan ekonomi masyarakatnya dengan memilih Kelurahan dengan persentase
kemiskinan paling rendah dan paling tinggi. Tabel 5 menunjukkan jumlah
kepemilikan Jamkesmas dan surat miskin menurut Kelurahan. 0,31% dari 97.948
jiwa adalah persentase kemiskinan dari Kelurahan Penggilingan yang merupakan
Kelurahan dengan persentase kemiskinan paling rendah, sedangkan Kelurahan
Ujung Menteng adalah Kelurahan dengan persentase kemiskinan paling banyak
yaitu 14,10% dari29.970 jiwa.Kelurahan yang dijadikan sample melalui
teknikpurposive sampling, yaitu Kelurahan Penggilingan dan Kelurahan Ujung
Menteng.
Ukuran sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
memenggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin :
n = �
�����
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
36
Tabel 6. Jumlah RW, RT, KK, dan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Cakung 2013
Kelurahan RW RT KK Penduduk
Jatinegara 13 160 32311 89902
Penggilingan 18 218 30142 97948
Pulo Gebang 16 181 28664 87500
Ujung Menteng 8 95 9564 29970
Cakung Timur 13 135 19280 59849
Cakung Barat 10 100 20753 57203
Rawa Terate 6 60 10938 29806
Jumlah 84 949 151652 452178
Sumber : Kecamatan Cakung Tahun 2013
Tabel 6 menunjukkan jumlah keluarga di Kelurahan Penggilingan adalah
30.615keluarga dan 9.672 keluarga di Kelurahan Ujung Menteng. Jumlah sampel
yang ditentukan dengan rumus Slovin dari jumlah keluarga sebagai berikut:
1. Kelurahan Penggilingan
n = 30142/(1+[30142(0,1)2])
= 99,67
2. Kelurahan Ujung Menteng
n = 9564/(1+[9564(0,1)2])
= 98,97
37
Jumlah responden berdasarkan rumus Slovin yang dijadikan sample
adalah 200 responden atau 100 responden untuk tiap kelurahan. Teknik
pengambilan responden yaitu melalui teknik random sampling.
Lebih jelasnya tentang metode pengambilan sampel digambarkan pada
Gambar 2 mulai dari stratified sampling (kota,kota madya, kecamatan,kelurahan),
dengan purposive sampling (kesengajaan dengan acuan jumlah penduduk paling
banyak dan sedikit di kecamatan, dan persentase kemiskinan di kelurahan) , dan
random sampling (pengambilan sampel secara acak di kelurahan yang sudah
ditentukan).
38
Gambar 2. Teknik pengambilan sampel Pengaruh Faktor Sosial, Budaya, Pribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
di Wilayah Jakarta Timur.
JAKARTA
TIMUR
(8 Kecamatan)
2 Kelurahan
1.Kelurahan Penggilingan
2.Kelurahan Ujung Menteng
1 Kecamatan
Kecamatan Cakung
Purposive Sampling Memilih kecamatan dengan jumlah penduduk dan jumlah keluarga terbanyak
Purposive Sampling 1. Kelurahan dengan
presentase kemiskinan paling rendah
2. Kelurahan dengan persentase kemiskinan paling tinggi
Random Sampling
Rumus Slovin
1. Kelurahan
= 100 Responden
2. Kelurahan
= 100 Responden
DKI JAKARTA
(5 Kota)
Purposive Sampling Potensi wilayah Jakarta Timur yang memiliki Pasar Induk Kramat Jati sebagai penyedia pangan pokok.
Sumber data
BPS
Sumber data
BPS
Sumber data
BPS
Sumber data
BPS
39
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.Data primer meliputi karakteristik responden, karakteristik keluarga
responden, dan persepsi responden terhadap pangan pokok nonberas.Data ini
diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui observasi
lapang dan dengan panduan kuesioner. Untuk data sekunder meliputi gambaran
umum wilayah penelitian, dan data penduduk.
3.5.1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan data
berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau
penjumlahan (Nurgiyantoro dkk, 2004). Skala Likert menurut Djaali
(2008) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu
gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala
psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala
yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika
Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk
mengukur sikap masyarakat di tahun 1932. Skala itu sendiri salah satu
artinya, sekedar memudahkan, adalah ukuran-ukuran berjenjang. Skala
penilaian, misalnya, merupakan skala untuk menilai sesuatu yang
pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Skala Likert
juga merupakan alat untuk mengukur (mengumpulkan data dengan cara
40
“mengukur-menimbang”) yang “itemnya” (butir-butir pertanyaannya)
berisikan (memuat) pilihan yang berjenjang.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Skala Likert itu “aslinya” untuk mengukur kesetujuan dan
ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek yang diperoleh dari
daftar pertanyaan yang digolongkan ke dalam lima pilihan jawaban, yaitu:
a. Untuk jawaban “Sangat Setuju” sangat tidak setuju diberi nilai = 5
b. Untuk jawaban “Setuju” tidak setuju diberi nilai = 4
c. Untuk jawaban “Kurang Setuju” tidak setuju diberi nilai = 3
d. Untuk jawaban “Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 2
e. Untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 1
Penskalaan ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan
adalah data Ordinal. Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di
atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat.
Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik
hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat
41
mirip. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik
tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan.
3.5.2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (variabel penjelas / bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi
dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel
dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali,
dalam Andini 2012). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel terhadap variabel
dependen. Adapun bentuk umum persamaan regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
di mana:
Y = Persepsi Konsumsi Pangan Non Beras
X1 = Faktor Sosial
X2 = Faktor Budaya
X3 = Faktor Pribadi
X4 = Motivasi
Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dengan nilai F, uji t, dan nilai koefisien determinasi. Penelitian ini
menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
42
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang
dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh
model analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini
mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi :
A. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independent (Ghozali,
2006). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independent.
Pengujian multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan
melihat nilai dari Variance Inflation Faktor (VIF) dan Tolerancenya
yang dapat mengidentifikasi ada tidaknya masalah multikolinearitas.
Apabila nilai VIF < 10 atau nilai Tolerancenya > 0,10, maka model
regresi yang digunakan pada penelitian ini dianggap tidak memiliki
masalah multikolinearitas antar variabel independen.
B. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali,2006). Jika
varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka
43
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali,2006). Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dan nilai residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dengan melihat
ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X
adalah residual yang telah di-standarized (Ghozali, 2005). Dasar
analisisnya sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
suatu pola yang teratur (bergelombang melebar kemudian
menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini
mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
C. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residualnya memiliki
distribusi yang normal atau tidak. Sebab, model regresi yang baik
adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2006). Penelitian ini dilakukan dengan melihat pada
grafik histogram yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
44
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Apabila distribusi kumulatif dari data sesungguhnya yang ditunjukkan
oleh grafik histogram mengikuti pola distribusi kumulatif dari
distribusi normal yang ditunjukkan oleh kurva normal, maka model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini dianggap layak dan
memenuhi asumsi normalitas. Selain dilihat pada grafik
histogram,dapat juga dilihat dari grafik normal probability plot.
Apabila titik-titiknya menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi yang digunakan dianggap
layak dan memenuhi asumsi normalitas.
D. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linear
antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data
time series), uji autokorelasi dilakukan apabila data yang dianalisis
merupakan data time series (Gujarati, 2003)
2. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen (Ghozali, dalam Andini 2012 ). Pada uji
F jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan
bahwa variabel independen secara simultan atau bersama-sama
mempengaruhi variable dependen ( untuk tingkat signifikansi = 5% ),
maka variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variable
45
dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka
variable independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
3. Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan
variasi variable dependen .Ini berarti uji t digunakan untuk menguji
signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel
X1,X2,X3,X4 benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Persepsi
konsumsi pangan pokok non beras) secara terpisah atau parsial.
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen
memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel independen.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografi
Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan bagian wilayah Procinsi DKI
Jakarta yang terletak antara 106o49’35” Bujur Timur dan 06o10’37” Lintang
Selatan, memiliki luas wilayah 188,03km2. Luas wilayah itu merupakan 28,39
persen wilayah Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 10 kecamatan dan 65 kelurahan.
Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki
batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Jakarta Utara dan Jakarta
Pusat,
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Bekasi (Provinsi Jawa Barat),
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa
Barat),
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Secara administraftif Kota Jakarta Timur terdiri dari 10 kecamatan
dan 65 kelurahan sebagai berikut:
47
Tabel 7. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Jakarta Timur No. Kecamatan Kelurahan
1. Pasar Rebo 1. Pekayon 2. Kalisari 3. Baru 4. Cijantung 5. Gedong
2. Ciracas 1. Cibubur 2. Kelapa Dua Wetan 3. Ciracas 4. Susukan 5. Rambutan
3. Cipayung 1. Pondok Rangon 2. Cilangkap 3. Munjul 4. Cipayung 5. Setu 6. Bambu Apus 7. Ceger 8. Lubang Buaya
4. Makasar 1. Pinang Ranti 2. Makasar 3. Kebon Pala 4. Halim Perdana Kusuma 5. Cipinang Melayu
5. Kramat Jati 1. Bale Kambang 2. Batu Ampar 3. Kampung Tengah 4. Dukuh 5. Kramat Jati 6. Cililitan 7. Cawang
6. Jatinegara 1. Bidara Cina 2. Cipinang Cempedak 3. Cipinang Besar Selatan 4. Cipinang Muara 5. Cipinang Besar Utara 6. Rawa Bunga 7. Bali Mester 8. Kampung Melayu
7. Duren Sawit 1. Pondok Bambu 2. Duren Sawit 3. Pondok Kelapa 4. Pondok Kopi 5. Malaka Sari
48
6. Malaka Jaya 7. Klender
8. Cakung 1. Jatinegara 2. Penggilingan 3. Pulo Gebang 4. Ujung Menteng 5. Cakung Timur 6. Cakung Barat 7. Rawa Terate
9. Pulo Gadung 1. Pisangan Timur 2. Cipinang 3. Jatinegara Kaum 4. Jati 5. Rawamangun 6. Pulo Gadung 7. Kayu Putih
10. Matraman 1. Kebon Manggis 2. Pal Meriam 3. Pisangan Baru 4. Kayu Manis 5. Utan Kayu Selatan 6. Utan Kayu Utara
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta tahun 2013
4.2 Penduduk
4.2.1 Jumlah Penduduk
Kota Jakarta Timur yang terdiri sepuluh kecamatan dan 65
kelurahan, memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yang tersebar di
masing-masing kecamatan. Berikut adalah tabel sebaran jumlah penduduk
di kecamatan-kecamatan Kota Jakarta Timur.
Table 4 menunjukkan bahwa, Kecamatan Cakung merupakan
Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak dengan 407.113 jiwa
atau 15,42% dari 2.640.145 jiwa, juga dengan jumlah keluarga paling
banyak yaitu 17,41% dari 894.493 jiwa atau 155.742 jiwa. Kecamatan
yang dijadikan sample melalui teknik purposive sampling,dipilih
49
Kecamatan berdasarkan Kecamatan dengan jumlah keluarga yang paling
banyak, yaitu Kecamatan Cakung.
Kecamatan Cakung terletak di 106o49’35” Bujur Timur dan
6o10’37” Lintang selatan dengan luas wilayah sebesar 42,28 Km2, terbagi
menjadi 7 kelurahan, 84 RW (Rukun Warga) dan 949 RT (Rukun
Tetangga), memiliki jumlah penduduk sebanyak 452.178 jiwa . Batas-
batas wilayah Kecamatan Cakung :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
2. Sebelah Timur : Kecamatan bekasi Utara, Kota Bekasi.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Pulo Gadung,Jakarta Timur.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Duren Sawit, Jkarta Timur.
4.2.2 Agama
Penduduk wilayah Jakarta Timur terdiri dari masyarakat yang
memiliki perbedaan keyakinan. Penduduk Jakarta Timur sebagian besar
memeluk agama Islam. Selain penduduk yang beragama Islam, terdapat
penduduk yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khong Hu
Chu. Meskipun penduduk Jakarta Timur menganut agama yang berbeda,
namun dalam pelaksanaan keagamaan mereka saling toleransi dan saling
menghargai. Jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat secara
terperinci dalam tabel berikut.
50
Tabel 8. Jumlah Penganut Agama di Jakarta Timur Tahun 2013 No Agama Jumlah Penduduk
1 Islam 2,416,360
2 Kristen 190,137
3 Katolik 57,330
4 Hindu 4,511
5 Budha 12,312
6 Khong Hu Chu 603
7 Lainnya 321
8 Tidak Terjawab 806
9 Tidak Ditanyakan 11,516
Sumber: BPS Jakarta, 2013
Tabel 8 menunjukkan bahwa penduduk yang beragama Islam di
Jakarta Timur sebanyak 2,416,360 jiwa dan merupakan agama yang dianut
oleh mayoritas penduduk di Jakarta Timur. Berikutnya agama terbanyak
kedua yang dianut oleh penduduk Jakarta Timur adalah agama Kristen
yaitu sebanyak 190,137 jiwa dan ketiga adalah agama Budha sebanyak
12,312 jiwa. Penduduk yang menganut agama Katolik yakni berjumlah
57,330 jiwa dan penduduk yang menganut agama Hindu sebanyak 4,511
jiwa. Adapun yang menganut agama Khong Hu Chu sebanyak 603 jiwa
dan lainnya selain agama yang telah disebutkan sebanyak 321jiwa.
51
4.2.3 Pekerjaan
Pekerjaan atau mata pencaharian adalah sumber utama dalam
menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Berbagai macam status pekerjaan
di wilayah Jakarta Timur dapat dirincikan pada table berikut ini.
Tabel 9. Jumlah Penduduk berdasarkan Status Pekerjaan di Jakarta Timur Tahun 2013
No Status Pekerjaan Utama Jumlah Penduduk
1 Berusaha sendiri 246,239
2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar
10,754
3 Berusaha dibantu buruh tetap
atau buruh dibayar 34,228
4 Buruh atau karyawan atau
pegawai 757,220
5 Pekerja bebas 70,426
6 Pekerja keluarga atau tidak
dibayar 16,991
7 Tidak Ditanyakan 224
Sumber: Badan Pusat Statistik Jakarta, 2013
Tabel 9 menunnjukkan bahwa status pekerjaan sebagian besar
penduduk di Jakarta Timur adalah Buruh/Karyawan/Pegawai yaitu
sebanyak 757,220 jiwa. Sedangkan yang Berusaha Sendiri yaitu sebanyak
246,239 jiwa.. Kemudian penduduk yang memiliki status Pekerja bebas
sebanyak 70,426 jiwa, status Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh
dibayar sebanyak 34,228 jiwa. Adapun yang memiliki status pekerja
keluarga atau tidak dibayar sebanyak 16,991 jiwa dan Berusaha dibantu
buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar 10,754 jiwa.
52
4.2.4 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup.
Kecenderungannya semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat maka
akan semakin baik kualitas sumberdaya manusia. Berikut adalah jumlah
penduduk dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan di wilayah Jakarta
Timur
Tabel 10. Jumlah Penduduk dengan Pendidikan Tertinggi di Jakarta Timur Tahun 2013
No Pendidikan Tertinggi Jumlah Penduduk
1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 70,051
2 Tidak/Belum Tamat SD 322,740
3 SD/MI/Sederajat 391,890
4 SLTP/MTs/Sederajat 422,937
5 SLTA/MA/Sederajat 793,179
6 SM Kejuruan 114,010
7 Diploma I/II 22,569
8 Diploma III 96,093
9 Diploma IV/Universitas 195,069
10 S2/S3 21,262
11 Tidak Terjawab 0
Sumber: BPS Jakarta, 2013
53
Tabel 10 menunjukkan bahwa pendidikan tertinggi sebagian besar
penduduk di Wilayah Jakarta Timur adalah SLTA/MA/Sederajat yaitu
sebanyak 793,179 jiwa. Kemudian, pendidikan tertinggi
SLTP/Mts/Sederajat sebanyak 422,937 jiwa, SD/MI/Sederajat sebanyak
391,890 jiwa, Tidak/Belum Tamat SD sebanyak 70,051 jiwa, Diploma
IV/Strata I sebanyak 195,069 jiwa, dan yang tidak/belum pernah Sekolah
sebanyak 70,051 jiwa. Adapun yang memiliki pendidikan tertinggi S2/S3
sebanyak 21,262 jiwa.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan hasil dan analisis pengujian terhadap penelitian yang
telah dilakukan. Penjelasan secara deskripsi tentang hasil penelitian ini
menekankan pada hasil analisis angka yang telah diolah oleh program SPSS 14.0
untuk dikaji secara teori maupun berdasarkan fenomena yang ada sehingga dapat
diketahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
5.1. Karakteristik Responden
Analisis ini untuk mengetahui seberapa banyak jumlah frekuensi data
karakteritik responden yang telah diisi kuesioner oleh warga kecamatan
Cengkareng. Karakteristik responden terdiri dari usia, pekerjaan, pendidikan
terakhir, pendapatan keluarga per bulan, dan pengeluaran keluarga. Adapun juga
beberapa pertanyaan mengenai pangan pokok non beras yang dideskripsikan
dalam analisis data. Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 200
orang responden, yang merupakan warga Jakarta Timur. Berikut disajikan tabel
mengenai data responden untuk memperjelas karakteristik responden yang
dimaksud.
55
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pekerjaan, Pendidikan Terakhir, Pendapatan per Bulan, dan Pengeluaran per Bulan di Wilayah Jakarta Timur
Kategori Karakteristik
Keterangan Jumlah Responden
Persentase
Usia 21 – 40 tahun 123 61.5 % 41 – 60 tahun 77 38.5 % >60 tahun 0 0 % Jumlah 200 100 % Pekerjaan Pegawai Swasta 76 38 % Ibu Rumah Tangga 41 20.5 % Wiraswasta 15 7.5 % PNS 68 34 % Jumlah 200 100 % Pendidikan Terakhir SD 5 2.5 % SMP 4 2 % SMA 75 37.5 % DIPLOMA 40 20 % STRATA 1 76 38 % Jumlah 200 100 % Pendapatan per Bulan
<Rp 2.500.000 45 22.5 %
Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000
54 27 %
Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000
59 29.5 %
>Rp 5.000.000 42 21 % Jumlah 200 100 %
Sumber: Data Olah SPSS 2014
5.1.1. Usia
Tabel 11 menunjukkan klasifikasi umur responden. Menurut Tilker
dan Hurlock (2001) usia dewasa dibagi menjadi tiga, yaitu dewasa awal
(20-40 tahun), dewasa madya (40-60 tahun dan dewasa lanjut (di atas 60
tahun). Mayoritas responden berusia di kategori dewasa awal yaitu
sejumlah 61,5% dan 38,5% lainnya termasuk dalam dewasa madya.
56
5.1.2. Pekerjaan
Tabel 11 menggambarkan bahwa sebagian besar responden di
Jakarta Timur bekerja sebagai pegawai baik pegawai swasta maupun
pegawai negseri sipil yaitu masing-masing 38% dan 34%. Sisanya terbagi
atas ibu rumah tangga sebanyak sebesar 20.5%, dan wiraswasta hanya
sebesar 7.5%. Mayoritas responden sebagai pegawai cenderung memilih
untuk mengonsumsi makanan yang praktis.
5.1.3. Pendidikan Terakhir
Mayoritas responden di Jakarta Timur berpendidikan SMA dan
Strata 1dengan presentase 37,5% dan 38%. Tingkat pendidikan yang
cukup membuat masyarakat Jakarta Timur cukup mengetahui akan
manfaat pangan pokok non beras. 40 orang lainnya berpendidikan terakhir
DIPLOMA atau 20%, yang berpendidikan sampai SD hanya 2,5% dan
SMP adalah yang paling sedikit yaitu hanya 2%.
5.1.4. Pendapatan per Bulan
Pendapatan responden di Jakarta Timur sangat merata. Tabel 11
menunjukkan bahwa 22,5% masyarakat berpendapatan di bawah Rp
2.500.000, yang berpendapatan Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 sebanyak
27%, yang berpendapatan Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000 sebanyak 29,5%,
dan yang berpendapatan di atas Rp 5.000.000 sebanyak 21%. Pendapatan
per bulan dengan persentase terbanyak adalah yang berpendapatan Rp
3.500.000 – Rp 5.000.000 sebesar 29.5%, dengan pendapatan tersebut
57
dirasa masyarakat mampu untuk membeli dan mengonsumsi pangan
pokok non beras.
5.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang
dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model
analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji asumsi
terhadap data yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedasitas, dan
autokorelasi. Berikut ini adalah hasil uji asumsi klasik:
1. Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi
yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus
terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah
bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa&Ashari,
2005).
58
Gambar 3. Kurva Uji Normalitas
Berdasarkan analisis kurva pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa titik-
titik data menyebar di sekitar diagram mengikuti garis diagonal lurus. Jadi,
disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi
normal sehingga uji normalitas terpenuhi.
2. Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal (Ghozali 2007). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas,
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
59
dapat dilihat dari Value Inflation Faktor (VIF). Apabila nilai VIF > 10,
terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi
multikolinearitas (Wijaya, 2009).
Tabel 12. Tolerance dan VIF Model Statistik Kolinieritas
Toleransi VIF Faktor Sosial
Faktor Budaya Faktor Pribadi
Motivasi
0,711 0,846 0,757 0,703
1,407 1.183 1.321 1.442
Sumber: Data Olah SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 12, didapatkan hasil output data bahwa semua nilai
koefisien variable VIF<10, hal ini berarti bahwa tidak terjadi
multikolinieritas dan uji multikolinieritas terpenuhi.
3. Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai
suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk
menguji ada tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan
menjadi kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan
salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama
untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam
Elmasari, 2010)
60
Gambar 4. Kurva Uji Heterokedastisitas
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan uji
heteroskedastisitas terpenuhi.
4. Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk melihat baik atau tidaknya suatu
persamaan regresi. Autokorelasi dapat diuji dengan uji Durbin-Watson
(DW). Jika DW < -2 terjadi autokorelasi positif, DW berada di antara -2
dan +2 tidak terjadi autokorelasi, DW > +2 terjadi autokorelasi negatif.
Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 23.
43210-1-2-3
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d R
esid
ual
Scatterplot
Dependent Variable: Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
61
Tabel 13. Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .298(a) .089 .070 3.35537 1.616 Sumber: Data Olah SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 23, didapatkan nilai Durbin-Watson (DW hitung)
sebesar 1,698. Kriteria yang telah ditentukan, DW hitung berada diantara -
2 dan 2, yakni -2 ≤ 1,616 ≤ 2, hal ini berarti tidak terjadi autokorelasi dan
uji Autokorelasi terpenuhi.
5.3. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif menggunakan data kuesioner yang telah
berbentuk angka-angka yang diolah dan digunakan sebagai hasil pengukuran.
Angka-angka yang diperoleh dari hasil olahan kuesioner, kemudian dianalisis
dengan menggunakan skala likert dan jumlah score terhadap variabel-variabel.
5.3.1. Faktor Sosial (X1)
Hasil dari skor yang didapatkan dengan penghitungan statistik pada
variable faktor sosial, menggambarkan sejauh mana responden dapat
menerima indikator-indikator yang terdapat pada kuesioner. Tabel 14
menunjukkan presentase bagaimana masyarakat menerima untuk
mengonsumsi pangan pokok selain beras.
62
Tabel 14. Analisis Data Responden Variabel Faktor Sosial Frekuensi Presentase
Sangat Menerima 1 0,5 % Menerima 52 26 % Kurang Menerima 130 65 % Tidak Menerima 17 8,5 % Sangat Tidak Menerima 0 0 %
Jumlah 200 100% Sumber: Data Olah SPSS 2014
65% masyarakat kurang menerima akan pergantian pangan pokok
beras menjadi non beras dan 8,5% tidak menerimanya. Masyarakat yang
menerima pergantian panganpokok menjadi non beras hanya sebesar 26% dan
yang sangat menerima hanya 1%. Masyarakat Jakarta Timur cenderung
kurang menerima akan pangan pokok non beras.
5.3.2. Faktor Budaya (X2)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor budaya,
menggambarkan sejauh mana responden dapat beradaptasi dengan indikator-
indikator yang terdapat pada kuesioner. Menurut Mitchell Terence R (1997),
budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu -
individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Tabel 15 menunjukkan
presentase dari tingkat adaptasi masyarakat untuk mengonsumsi pangan pokok
non beras.
63
Tabel 15. Analisis Data Responden Variabel Faktor Budaya Frekuensi Presentase
Sangat Adaptif 2 1 % Adaptif 121 60,5 % Kurang Adaptif 71 35,5 % Tidak Adaptif 6 3% Sangat Tidak Adaptif 0 0%
Jumlah 200 100% Sumber: Data Olah SPSS 2014
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar masyarakat Jakarta Timur
adaptif akan pangan pokok non beras yaitu sebesar 60,5%, sedangkan 35,5%
tergolong kurang adaptif. Sisanya hanya 3% yang tidak adaptif dan 1% yang
sangat adaptif. Hal tersebut menujukkan bahwa masyarakat Jakarta Timur
cenderung adaptif akan pangan pokok non beras.
5.3.3. Faktor Pribadi (X3)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor pribadi,
menggambarkan sejauh mana pribadi responden memiliki keterbukaan
terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Faktor pribadi adalah
karakteristik konsumen yang muncul dari dalam diri konsumen. Karakteristik
tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Tabel 16
menunjukkan presentase dari tingkat keterbukaan pribadi masyarakat untuk
mengonsumsi pangan pokok selain beras.
64
Tabel 16. Analisis Data Responden Variabel Faktor Pribadi Frekuensi Presentase
Sangat Terbuka 1 0,5 % Terbuka 107 53,5 % Kurang Terbuka 89 44,5 % Tidak Terbuka 3 1,5 % Sangat Tidak Terbuka 0 0 %
Jumlah 200 100% Sumber: Data Olah SPSS 2014
Berdasarkan hasil penelitian, 53,5% masyarakat terbuka pribadinya
untuk mengonsumsi pangan pokok non beras dan 44,5% kurang terbuka.
Sedangkan sisanya 0,5% sangat terbuka dan 1,5% tidak terbuka. Masyarakat
Jakarta Timur cenderung terbuka pribadinya untunk mngonsumsi pangan
pokok non beras.
5.3.4. Motivasi (X4)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable motivasi,
menggambarkan sejauh mana responden menginginkan konsumsi pangan
pokok non beras. Menurut T. Hani Handoko (2003), mengemukakan bahwa
motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Tabel 17
menunjukkan presentase dari tingkat motivasi masyarakat untuk mengonsumsi
pangan pokok non beras.
Tabel 17. Analisis Data Responden Variabel Motivasi Frekuensi Presentase
Motivasi sangat tinggi 0 0 % Motivasi tinggi 73 36,5 % Kurang Motivasi 112 56 % Motivasi rendah 15 7,5 % Motivasi sangat rendah 0 0 %
Jumlah 200 100% Sumber: Data Olah SPSS 2014
65
Berdasarkan hasil penelitian, 56% masyarakat kurang motivasi untuk
mengonsumsi pangan selain beras dan 7,5% motivasinya rendah. Walaupun
ada sebanyak 36,5% masyarakat yg motivasinya tinggi untuk mengonsumsi
pangan pokok non beras, namun masyarakat Jakarta Timur cenderung kurang
motivasi.
5.3.5. Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras (Y) Hasil dari skor yang didapatkan pada variable perilaku konsumen
dalam mengonsumsi pangan pokok non beras, menggambarkan sejauh mana
responden memiliki persepsi yang positif terhadap konsumsi pangan pokok
non beras. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), mengartikan persepsi
sebagai proses di mana individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan
stimulus menjadi gambaran yang bermakna dan koheren. Tabel 18
menunjukkan presentase dari bagaimana persepsi masyarakat untuk
mengonsumsi pangan pokok selain beras.
Tabel 18. Analisis Data Responden Variabel Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
Frekuensi Presentase Persepsi sangat positif 0 0 % Persepsi positif 76 38 % Netral 115 57, 5 % Persepsi negative 9 4,5 % Persepsi sangat negatif 0 0 %
Jumlah 200 100% Sumber: Data Olah SPSS 2014
66
Berdasarkan hasil penelitian, 57,5% masyarakat memiliki persepsi
yang netral akan konsumsi pangan pokok non beras dan 38% memiliki
persepsi yang positif. Sisanya hanya 4,5% yang memiliki persepsi negatif.
Masyarakat Jakarta Timur memiliki persepsi yang nertal namun cenderung
agak positif akan konsumsi pangan pokok non beras.
5.4. Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, dan Motivasi Terhadap Perilaku konsumen dalam mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur
Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, dan Motivasi
Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur
dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Menurut kotler (2009) para
konsumen membuat keputusan tidak dalam sebuah tempat yang terisolasi dari
lingkungan sekitarnya. Persepsi konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi. Faktor-faktor tersebut juga memberi
pengaruh terhadap perilaku seseorang dalam mengkonsumi pangan non beras.
Perilaku pangan non beras di wilayah Jakarta Timur dipengaruhi beberapa
faktor yang mempengaruhi persepsi responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan perilaku pangan non beras menjadi variable dalam penelitian ini. Alat analisis
yang digunakan untuk mengetahui perilaku pangan non beras di wilayah Jakarta
Timur adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda
melibatkan beberapa variable bebas terhadap variable terikat. Berdasarkan hasil
analisis regresi berganda dapat diketahui variable-variabel bebas apa saja yang
mempengaruhi variable terikat karena tidak semua variable bebas dapat
mempengaruhi variable terikat secara nyata pada tingkat kepercayaan tertentu.
67
Selain itu, hasil analisis regresi linier berganda juga dapat menjelaskan seberapa
besar pengaruh variable bebas terhadap variable terikat tersebut.
Pada penelitian ini, yang menjadi variable terikat (Y) adalah persepsi
konsumsi pangan pokok non beras di wilayah Jakarta Timur. Sedangkan yang
menjadi variable bebas (X) adalah faktor sosial (X1), faktor budaya (X2), faktor
pribadi (X3), dan motivasi (X4). Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan
sebesar 95% sehingga batas signifikansinya adalah 0,05 dan T tabel yang
digunakan sebesar 1,65.
Tabel 19. Hasil Regresi Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, dan Motivasi Terhadap Perilaku Pangan Pokok Non Beras di wilayah Jakarta Timur
Variabel Koefiesien Thitung Fhitung Sig.
Konstanta 19.398 7.994
4.755
0.000
Faktor Sosial 0.083 0.871 0.385
Faktor Budaya -0.102 -1.136 0.258
Faktor Pribadi 0.282 3.500 0.001
Motivasi -0.16
-0.160 0.873
R2= 0.089
Ttabel=1.65
Ftabel= 2.37
Sumber: Data Olah SPSS 2014
68
Persamaan dapat di bentuk sehingga menjadi:
Y = 19.398 + 0.083 X1 - 0.102 X2 + 0.282 X3 - 0.16 X4 + e
Keterangan :
Y : Perilaku Pangan Pokok Non Beras
X1 : Faktor Sosial
X2 : Faktor Budaya
X3 : Faktor Pribadi
X4 : Motivasi
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan alat bantu SPSS 14.0, didapatkan model persamaan regresi linier
berganda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 24. Uji F dilakukan untuk melihat
pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent secara
bersamaan. Nilai uji f hitung 4,755 sedangkan f tabel yang telah ditentukan
dengan tingkat kepercayaan 95 % adalah sebesar 2,37. Terlihat bahwa f hitung
lebih besar daripada f tabel (4,755 > 2,37). Tingkat signifikansi yang dihasilkan
adalah 0.000, berarti bahwa model regresi yang dibuat sudah benar dan layak
karena ada hubungan liniear dari seluruh variabel. Berdasarkan hasil regresi
menunjukkanbahwa variabel faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi mampu
menjelaskan variabel persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta
Timur.
Berdasarkan interpretasi di atas, nilai konstanta (constant) sebesar positif
19,398. Hal ini menunjukan bahwa persepsi konsumsi pangan pokok non beras di
Jakarta Timur akan bernilai 19,398 jika faktor sosial (X1), budaya (X2), pribadi
69
(X3) dan motivasi (X4) bernilai tidak sama dengan 0 atau dengan kata lain
adanya pengaruh faktor budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3), dan motivasi
(X4) terhadap perilaku konsumen (Y).
Berdasarkan hasil uji koefisien deterrminasi pada Tabel 17, dapat
disimpulkan bahwa R2 sebesar 0,089. Hal ini menunjukan bahwa variasi nilai
persepsi konsumsi pangan pokok non beras yang dapat dijelaskan oleh faktor
sosial, budaya, pribadi, motivasi yang diperoleh hanya sebesar 8,9%, sedangkan
sisanya sebesar 91,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat di
penelitian ini.
5.4.1. Pengaruh Faktor Sosial (X1) terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Jakarta Timur
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 17, faktor sosial (X1) memiliki
pengaruh yang bernilai positif terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non
beras. Hal ini berarti semakin meningkat faktor sosial, maka persepsi konsumsi
pangan pokok non beras juga akan semakin meningkat.
Pengujian yang dilakukan pada faktor sosial (X1) terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras (Y), menunjukkan koefisien regresi faktor
budaya sebesar 0,083. Artinya bahwa apabila faktor sosial meningkat satu satuan,
maka akan menyebabkan meningktanya persepsi konsumsi pangan pokok non
beras sebesar 0,083satuan.
Tingkat signifikansi yang diperoleh variabel faktor sosial (X1) berdasarkan
tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah sebesar 0,385. Berdasarkan nilai
signifikasi faktor sosial lebih besar dari nilai alfa (0,385 > 0,05). Hasil
perhitungan dan analisis pada pengujian tersebut dapat menjelaskan bahwa ada
70
pengaruh yang bersifat tidak nyata pada faktor sosial terhadap persepsi konsumsi
pangan pokok non beras dengan tingkat kepercayaan 95%.
Masyarakat Jakarta Timur tidak mudah untuk mempercayai orang lain dan
sulit untuk menerima hal-hal baru seperti pangan pokok non beras. Hal ini
menjadikan kurang baiknya persepsi konsumsi pangan pokok non beras. Oleh
karena itu disarankan untuk memperbanyak kegiatan sosial untuk mengajak
kalangan masyarakat untuk mengonsumsi pangan pokok non beras.
5.4.2. Pengaruh Faktor Budaya (X2) terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Jakarta Timur
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 17, faktor budaya (X2) memiliki
pengaruh yang bernilai negatif terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non
beras. Hal ini berarti semakin meningkat faktor social, maka persepsi konsumsi
pangan pokok non beras akan semakin menurun.
Pengujian yang dilakukan pada faktor budaya (X2) terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras (Y), menunjukkan koefisien regresi faktor
budaya sebesar -1,102. Artinya bahwa apabila faktor sosial meningkat satu satuan,
maka akan menyebabkan menurunnya persepsi konsumsi pangan pokok non
beras sebesar 1,102 satuan.
Tingkat signifikansi yang diperoleh variabel faktor budaya (X2)
berdasarkan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah sebesar 0,258.
Berdasarkan nilai signifikasi faktor sosial lebih besar dari nilai alfa (0,258 > 0,05).
Hasil perhitungan dan analisis pada pengujian tersebut dapat menjelaskan bahwa
ada pengaruh yang bersifat tidak nyata pada faktor sosial terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras dengan tingkat kepercayaan 95%.
71
Masyarakat Jakarta Timur sudah terbiasa mengonsumsi nasi dan melekat
menjadi budaya. Kebiasaan makan nasi yang sudah melekat di masyarakat
membuat semakin sulitnya konsumen dalam mengkosumsi pangan pokok non
beras. Oleh karena itu disarankan untuk memberi pengetahuan akan baiknya
mengkonsumsi pangan pokok non beras dan menjadikannya suatu kebiasaan
sehingga masyarakat.
5.4.3. Pengaruh Faktor Pribadi (X3) terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Jakarta Timur
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 17, faktor pribadi (X3) memiliki
pengaruh yang bernilai positif terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non
beras. Hal ini berarti semakin meningkat faktor sosial, maka persepsi konsumsi
pangan pokok non beras juga akan semakin meningkat.
Pengujian yang dilakukan pada faktor pribadi (X3) terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras (Y), menunjukkan koefisien regresi faktor
budaya sebesar 0,282. Artinya bahwa apabila faktor sosial meningkat satu satuan,
maka akan menyebabkan meningktanya persepsi konsumsi pangan pokok non
beras sebesar 0,282 satuan.
Tingkat signifikansi yang diperoleh variabel faktor sosial (X1) berdasarkan
tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah sebesar 0,001. Berdasarkan nilai
signifikasi faktor sosial lebih kecil dari nilai alfa (0,001 < 0,05). Hasil perhitungan
dan analisis pada pengujian tersebut dapat menjelaskan bahwa ada pengaruh yang
bersifat nyata pada faktor sosial terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non
beras dengan tingkat kepercayaan 95%.
72
Masyarakat Jakarta Timur memiliki pribadi yang terbuka untuk menerima
hal baru. Hal ini menjadikan masyarakat dapat menerima pangan pokok non beras
sebagai suatu yang baru dan memiliki persepsi yang baik. Oleh karena itu
disarankan dengan terbukanya pribadi masyarakat dapat mengetahui kelebihan
dan manfaat dalam mengonsumsi.
5.4.4. Pengaruh Motivasi (X4) terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Jakarta Timur
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 17, faktor budaya (X2) memiliki
pengaruh yang bernilai negatif terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non
beras. Hal ini berarti semakin meningkat faktor social, maka persepsi konsumsi
pangan pokok non beras akan semakin menurun.
Pengujian yang dilakukan pada variabel motivasi (X4) terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras (Y), menunjukkan koefisien regresi faktor
budaya sebesar -0,016. Artinya bahwa apabila faktor sosial meningkat satu satuan,
maka akan menyebabkan menurunnya persepsi konsumsi pangan pokok non
beras sebesar 0,016 satuan.
Tingkat signifikansi yang diperoleh variabel faktor budaya (X2)
berdasarkan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah sebesar 0,873.
Berdasarkan nilai signifikasi faktor sosial lebih besar dari nilai alfa (0,873 > 0,05).
Hasil perhitungan dan analisis pada pengujian tersebut dapat menjelaskan bahwa
ada pengaruh yang bersifat tidak nyata pada faktor sosial terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras dengan tingkat kepercayaan 95%.
Masyarakat Jakarta Timur kurang mengetahui dan belum merasakan
manfaat dari mengonsumsi pangan pokok non beras, sehingga tidak terciptanya
73
motivasi yang baik untuk mngonsumsi pangan pokok non beras. Oleh karena itu
disarankan untuk memberi pengetahuan akan manfaat baiknya mengkonsumsi
pangan pokok non beras dan merasakannya secara langsung, sehingga
menjadikannya bukti nyata dan terciptanya motivasi yang baik terhadap pangan
pokok non beras.
5.4.5. Variabel Paling Berpengaruh Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan diatas, maka dapat dikethui
variabel mana yang paling berpengaruh terhadap persepsi konsumsi pangan pokok
non beras, yakni variabel faktor pribadi (X3) dengan tingkat signifikasi sebesar
0,001 dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu 0,05.
Hasil penelitian cukup relevan dengan kenyatan di lapangan dan sesuai
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yusuf, dkk (2012), “Analisis
Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradisional.”
Menganalisis persepsi konsumen terhadap berbagai jenis makanan tradisional,
pola konsumsi berbagai jenis makanan tradisionak, dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi preferensi terhadap makanan tradisonal.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengaruh faktor sosial, budaya, pribadi, dan
motivasi terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan pokok non beras
di wilayah Jakarta Timur, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Karakteristik masyarakat Jakarta Timur dapat dikategorikan
berpendidikan dan menengah ke atas. Responden di Jakarta Timur
didominasi oleh ibu rumah tangga yang mempunyai latar belakang
pendidikan SMA ke atas, dan bekerja atau memiliki profesi sebagai
pegawai. Adapun rata-rata pendapatan keluarga per bulan sebesar Rp
2.500.000- Rp3.500.000.
2. Faktor sosial masyarakat Jakarta Timur kurang menerima adanya pangan
non beras sebagai pengganti beras. Faktor budaya masyarakat Jakarta
Timur adaptif terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Faktor pribadi
pada masyarakat Jakarta Timur terbuka akan adanya pangan pokok non
beras. Masyarakat Jakarta Timur kurang motivasi untuk mengkonsumsi
pangan pokok non beras, sehingga pada persepsi konsumsi pangan pokok
non beras keseluruhannya masyarakat Jakarta Timur memiliki persepsi
yang netral terhadap konsumsi pangan pokok non beras.
3. Terdapat pengaruh variabel faktor sosial, budaya, pribadi dan motivasi
terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur.
75
Terbukti dari pengaruh yang positif dan sangat signifikan variabel faktor
sosial, budaya, pribadi dan motivasi dengan Uji F (uji menyeluruh)
terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur. Uji
determinasi (R2) variabel nilai persepsi konsumsi pangan pokok non beras
yang dapat dijelaskan oleh faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi
sebesar 8,9%, dan sisanya 91,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak terdapat pada penelitian ini. Berdasarkan hasil Uji regresi terlihat
bahwa variabel faktor pribadi (X3) adalah variabel yang paling dominan
pengaruhnya terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras.
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari pengaruh faktor sosial, budaya, pribadi, dan
motivasi terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan pokok non beras
di wilayah Jakarta Timur, maka dapat penulis menyarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Masyarakat di Jakarta Timur yang berpendidikan SMA ke atas, dan
dengan usia dewasa madya diharapkan dapat lebih mengetahui dan
merasakan manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi pangan pokok non
beras sehingga tidak hanya mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok.
2. Masyarakat di Jakarta Timur diharapkan memiliki motivasi atau keinginan
yang lebih untuk mengonsumsi pangan pokok non beras baik karena
maanfaat bagi kesehatan maupun agar berjalannya program diversifikasi
pangan dengan baik. Perilaku mengonsumsi pangan pokok non beras di
76
Jakarta Timur juga diharapkan menjadi gaya hidup dan menyebarkan ke
masyarakat lainnya untuk mengonsumsi pangan pokok non beras.
3. Koefisien determinasi (R2) sebesar 8,9% tentu tidak memiliki kekuatan
yang cukup untuk menjelaskan tentang persepsi konsumsi pangan pokok
non beras dengan baik, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya
dapat menambahkan variabel lainnya mengingat faktor yang
mempengaruhi persepsi sangat beragam, dan dengan menambahkan
sampel dengan lokasi yang diperluas.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, M dan Ashari. 2003 Arah, Kendala, dan Pentingnya Diversifikasi Konsumsi Pangan di Indonesia. Forum Agro Ekonomi. Vol 21, No. 2. Desember. Bogor
Badan Pusat Statitstik. 2013. Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2013. Jakarta: Badan Pusat Statitstik.
Badan Pusat Statistik RI. 2012. Susenas Tahun 2012. Jakarta: Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Budi Purbayu Santosa dan Ashari.2005.Analisis Statistik dengan Microsoft. Axcel& SPSS.Yogyakarta: Andi Offset.
Ellen Dewi Fransiska. 2013. Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras dan Pangan Non Beras di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Engel JF, Blackwell RD, dan Miniard PW. 1995. Consumer Behavior 8th Ed. Forth Worth, Texas: The Dryden Press.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Gujarati, D. N. 2003. Basic econometrics (4th ed). Boston, Massachusetts: McGraw-Hill.
Hafsah J. 2006. Pertanian dan Pangan. Di dalam: Krisnamurthi dkk, editor. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Cetakan Kedelapanbelas. J iiiii PFEYogyakarta, Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Husein, Umar. 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Hurlock, Elizabeth. (2001). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Indonesia. Undang – Undang tentang Pangan, Undang – Undang No. 7 Tahun 1996. LN. R.I. No. 99 Th 1996, TLN No. 3656.
78
Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (cetakan kesembilan belas), Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, dkk. 2009. Manajemen Pemasaran edisi: 12. PT Indeks Indonesia
Kotler, P. & Armstrong, G. 2008. Prinsip – prinsip pemasaran (12th ed). Jakarta: Erlangga.
Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior, 7th Ed. Singapore : McGraw-Hill, International Edition. Mangkunegara, Anwar Prab
Mowen JC dan Minor M. 1999. Consumer Behavior. 5 th Ed. New Jersey: Prentice Hall.
Nugroho, A. B. 2005. Metode statistik penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Rini Budiningsih (Faktor–Faktor yang Berpengaruh Terhadap Diversifikasi Konsumsi Pangan Non-Beras di Kabupaten Magelang.
Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior, 9th Ed. Upper Saddle River New Jersey 07458 : Prentice Hall International.
Schiffman LG dan Kanuk LL. 2000. Consumer Behavior. 7th Ed. New Jersey: Prentice Hall.
Setiadi, Nugroho J. 2003, Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.
Soekanto, Sarjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Wibowo, Rudi. 2000. Pertanian dan Pangan,Bunga Rampai Pemikiran Menuju Ketahanan Pangan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
79
LAMPIRAN
80
Lampiran 1. Kuesioner Responden
1. Nama : ………………………………………………..…... 2. Jenis Kelamin* : L / P 3. Usia : ………. tahun 4. Pekerjaan* :
a) Mahasiswa/pelajar b) Pegawai swasta c) Ibu rumah tangga
d) Wiraswasta e) PNS/swasta f) Lainnya, sebutkan ……..
5. Pendidikan Terakhir : a) SD b) SLTP c) SMA
d) DIPLOMA e) Perguruan Tinggi/Strata 1
6. Status dalam Keluarga : a) Kepala rumah tangga
b) Ibu rumah tangga c) Anak
7. Pendapatan keluarga (per bulan) a) < Rp 2.500.000 b) Rp 2.500.000 – Rp
3.500.000 c) Rp 3.500.000 – Rp
5.000.000 d) > Rp 5.000.000
KARAKTERISTIK RESPONDEN
81
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( √ ) pada kolom jawaban yang menurut Anda paling sesuai
SS: Sangat Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya yang mengonsumsi pangan pokok non beras karena mengikuti teman saya
2
Kelompok keagamaan atau masyarakat sekitar mempengaruhi sikap dan perilaku keluarga dalam mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
3 Keluarga (suami, istri,anak) dapat berperan dalam keputusan untuk mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
4 Peran dan Status Sosial mempengaruhi konsumsi pangan pokok non beras
5 Kesibukan pekerjaan saya mempengaruhi konsumsi pangan pokok non beras
6 Dengan mengonsumsi pangan pokok non beras lebih merasa bergengsi
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Informasi tentang pangan pokok non beras sering terdengar
2 Informasi pangan pokok non beras mempengaruhi keputusan untuk mengonsumsi
FAKTOR SOSIAL
FAKTOR BUDAYA
82
3 Kebiasaan masyarakat sekitar akan berpengaruh dalam mengonsumsi pangan pokok non beras
4 Saya yang akan menentukan pangan pokok apa yang akan di konsumsi untuk keluarga
5 Saya merasa Pangan pokok non beras memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi
6 Penilaian kualitas pangan pokok non beras mempengaruhi keluarga untuk mengonsumsi
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Pekerjaan keluarga berpengaruh dalam pemilihan pangan pokok
2 Siklus hidup mengharuskan saya memilih konsumsi pangan pokok untuk keluarga
3 Gaya hidup yang bervariatif sangat berpangaruh dalam mengonsumsi pangan
4 Keluarga yang berpendapatan tinggi akan lebih memilih mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
5 Usia dari setiap anggota keluarga menentukan apa saja yang di konsumsi dalam pangan
6 Mengonsumsi nasi akan membuat diri saya semakin bertambah gemuk
7 Tanpa nasi, saya belum merasa kenyang memakan selain nasi
8 Saya harus saya cenderung memilih makanan yg praktis.
FAKTOR PRIBADI
83
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Harga Pangan Pokok Non Beras yang di tawarkan oleh pemerintah terjangkau oleh masyarakat Indonesia padda umunya
2 Ketika Mengkonsumsi Pangan Pokok Non Beras telah memberikan kepuasaan bagi konsumennya
3 Pangan pokok non beras mudah di peroleh dibandingkan pangan beras
4 Mengonsumsi pangan pokok nonberas membuat saya merasa lebih diterima oleh lingkungan social
5 Saya sebagai pengkonsumsi Pangan Pokok Non Beras memiliki pengetahuan yang luas mengenai diversivikasi pangan
6 Kebutuhan biologis mendorong saya mengonsumsi pangan pokok nonberas
No. Perilaku SS S R TS STS
1 Pangan beras lebih baik daripada pangan nonberas
2 Mengonsumsi pangan pokok nonberas kurang prestisius
3 Saya merasa lebih mudah memperoleh pangan pokok nonberas
4 Produk pangan nonberas tidak dapat dijadikan pangan pokok
5 Harga beras lebih terjangkau daripada produk pangan pokok nonberas
MOTIVASI
PERSEPSI
84
6 Saya lebih menyukai rasa beras/nasi
7 Produk pangan pokok nonberas hanya ditujukan bagi kalangan tertentu
8 Saya tidak bisa melewatkan sehari tanpa makan beras (nasi)
85
Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Kuesioner
Faktor Sosial
No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-
rata Sort Frekuensi
1 3 3 4 4 4 4 22 4 2
2 2 3 4 3 4 3 19 3 2
3 2 2 4 3 4 2 17 3 2
4 2 4 4 4 4 2 20 3 2
5 1 4 3 2 2 3 15 3 2
6 3 2 4 4 5 4 22 4 2
7 2 4 5 4 1 2 18 3 2
8 2 3 4 2 3 2 16 3 2
9 3 3 4 4 4 2 20 3 2
10 3 2 4 5 3 1 18 3 2
11 3 3 4 3 4 3 20 3 2
12 2 2 5 5 5 3 22 4 2
13 1 1 5 3 3 2 15 3 2
14 3 3 4 3 3 3 19 3 2
15 1 1 5 3 3 2 15 3 2
16 4 5 3 4 3 2 21 4 2
17 2 2 4 3 2 2 15 3 2 17
18 3 3 4 3 3 3 19 3 3
19 3 3 4 4 4 3 21 4 3
20 2 1 2 3 4 2 14 2 3
21 2 2 3 4 4 2 17 3 3
22 1 1 3 5 4 2 16 3 3
23 2 3 4 3 4 3 19 3 3
24 2 2 3 4 4 2 17 3 3
25 3 3 4 3 4 3 20 3 3
26 3 4 4 4 4 3 22 4 3
27 3 2 4 5 3 1 18 3 3
28 3 2 3 2 3 2 15 3 3
29 3 4 4 4 4 3 22 4 3
30 3 2 3 2 3 2 15 3 3
31 3 3 4 4 4 4 22 4 3
32 3 2 4 5 4 5 23 4 3
33 2 2 2 2 2 2 12 2 3
34 2 4 5 3 1 2 17 3 3
86
35 3 2 4 4 5 4 22 4 3
36 1 1 4 3 4 3 16 3 3
37 3 3 4 4 4 3 21 4 3
38 4 3 4 4 4 3 22 4 3
39 2 2 4 4 2 2 16 3 3
40 3 2 4 4 4 3 20 3 3
41 2 3 4 3 4 3 19 3 3
42 2 3 4 3 4 3 19 3 3
43 4 4 2 3 4 3 20 3 3
44 2 2 4 4 3 3 18 3 3
45 1 1 4 2 4 3 15 3 3
46 4 5 5 4 5 5 28 5 3
47 3 3 4 4 4 3 21 4 3
48 2 3 4 2 4 2 17 3 3
49 2 3 4 4 4 3 20 3 3
50 2 2 2 2 2 2 12 2 3
51 2 2 4 2 3 4 17 3 3
52 2 2 4 2 2 1 13 2 3
53 2 2 4 2 2 2 14 2 3
54 2 2 5 3 2 2 16 3 3
55 2 2 5 4 2 2 17 3 3
56 2 2 4 2 2 2 14 2 3
57 2 4 4 2 4 2 18 3 3
58 2 4 5 5 2 2 20 3 3
59 4 4 4 4 4 4 24 4 3
60 4 2 4 4 2 4 20 3 3
61 2 2 2 4 4 4 18 3 3
62 2 3 4 4 4 4 21 4 3
63 2 4 4 4 4 4 22 4 3
64 2 2 4 3 3 4 18 3 3
65 2 4 4 4 4 4 22 4 3
66 2 3 4 4 4 4 21 4 3
67 3 4 4 4 4 4 23 4 3
68 2 2 4 4 3 4 19 3 3
69 3 3 3 4 4 4 21 4 3
70 4 4 4 4 4 3 23 4 3
71 4 4 4 3 2 2 19 3 3
72 4 4 4 4 2 3 21 4 3
73 3 4 4 4 3 2 20 3 3
74 2 3 4 3 4 2 18 3 3
87
75 2 4 4 4 3 2 19 3 3
76 4 4 4 4 4 4 24 4 3
77 4 4 4 4 4 4 24 4 3
78 2 2 2 4 3 4 17 3 3
79 3 3 4 3 2 2 17 3 3
80 3 2 1 1 2 1 10 2 3
81 2 4 3 4 2 4 19 3 3
82 3 2 2 4 3 2 16 3 3
83 2 2 2 4 2 2 14 2 3
84 4 3 3 3 5 2 20 3 3
85 2 2 3 4 4 4 19 3 3
86 4 4 4 3 3 4 22 4 3
87 2 2 2 2 2 2 12 2 3
88 4 1 4 4 4 4 21 4 3
89 2 2 3 4 3 4 18 3 3
90 3 4 3 4 4 4 22 4 3
91 2 4 3 4 4 4 21 4 3
92 3 4 4 4 4 4 23 4 3
93 3 3 4 4 4 4 22 4 3
94 3 3 4 2 2 4 18 3 3
95 3 3 3 4 4 4 21 4 3
96 2 4 3 3 4 3 19 3 3
97 3 3 4 3 4 3 20 3 3
98 3 3 4 4 4 4 22 4 3
99 4 4 4 4 3 4 23 4 3
100 3 4 4 3 4 4 22 4 3
101 3 4 4 4 4 4 23 4 3
102 3 3 4 4 3 4 21 4 3
103 3 3 4 4 4 4 22 4 3
104 3 3 3 4 4 4 21 4 3
105 2 3 3 4 3 4 19 3 3
106 3 3 4 4 4 4 22 4 3
107 3 3 4 4 4 4 22 4 3
108 2 2 3 4 4 4 19 3 3
109 4 4 4 4 4 4 24 4 3
110 4 4 4 4 4 4 24 4 3
111 2 3 3 4 3 4 19 3 3
112 3 2 3 3 4 3 18 3 3
113 5 4 4 3 3 1 20 3 3
114 2 4 3 3 4 3 19 3 3
88
115 2 2 5 5 2 2 18 3 3
116 3 2 4 4 5 1 19 3 3
117 3 3 2 2 4 1 15 3 3
118 1 2 4 5 4 2 18 3 3
119 2 2 4 4 3 2 17 3 3
120 2 2 4 4 3 2 17 3 3
121 2 2 2 2 2 1 11 2 3
122 2 2 2 2 2 2 12 2 3
123 3 5 5 5 5 3 26 4 3
124 1 1 5 1 4 3 15 3 3
125 2 1 5 5 2 2 17 3 3
126 2 4 3 4 2 2 17 3 3
127 1 3 4 4 4 1 17 3 3
128 2 2 3 3 2 2 14 2 3
129 2 4 5 4 4 2 21 4 3
130 2 4 4 4 2 2 18 3 3
131 2 3 4 2 4 2 17 3 3
132 3 3 5 4 4 3 22 4 3
133 2 3 3 4 2 4 18 3 3
134 2 3 3 4 3 4 19 3 3
135 4 4 4 3 2 2 19 3 3
136 2 3 3 2 3 4 17 3 3
137 4 4 4 2 2 2 18 3 3
138 2 3 3 4 2 4 18 3 3
139 3 4 4 2 3 2 18 3 3
140 2 3 2 4 3 3 17 3 3
141 2 3 3 2 3 3 16 3 3
142 4 4 5 1 4 2 20 3 3
143 2 2 3 4 3 3 17 3 3
144 2 2 3 4 4 4 19 3 3
145 1 1 2 4 2 4 14 2 3
146 2 2 1 4 2 4 15 3 3
147 2 3 3 4 3 4 19 3 3 130
148 4 4 5 2 3 2 20 3 4
149 4 4 5 3 3 1 20 3 4
150 1 2 2 3 3 4 15 3 4
151 4 4 5 3 4 1 21 4 4
152 3 4 3 3 4 3 20 3 4
153 3 2 4 4 2 2 17 3 4
154 2 4 4 4 2 2 18 3 4
89
155 2 4 5 5 4 2 22 4 4
156 2 4 4 3 2 3 18 3 4
157 3 4 3 4 2 2 18 3 4
158 2 4 4 2 2 1 15 3 4
159 2 2 2 4 3 4 17 3 4
160 2 2 4 4 4 4 20 3 4
161 2 4 5 4 2 2 19 3 4
162 3 3 4 3 2 3 18 3 4
163 2 4 3 4 4 4 21 4 4
164 4 4 4 4 2 5 23 4 4
165 2 4 2 2 2 2 14 2 4
166 4 2 4 4 2 1 17 3 4
167 4 4 4 4 2 2 20 3 4
168 2 3 4 2 2 3 16 3 4
169 2 3 4 4 4 4 21 4 4
170 4 4 2 2 1 1 14 2 4
171 2 4 3 2 2 4 17 3 4
172 2 2 4 4 2 2 16 3 4
173 4 4 2 2 1 1 14 2 4
174 2 2 4 4 2 4 18 3 4
175 3 3 4 3 3 3 19 3 4
176 2 4 3 4 3 3 19 3 4
177 2 4 3 2 2 4 17 3 4
178 4 4 2 2 3 2 17 3 4
179 4 4 4 2 1 2 17 3 4
180 3 2 4 4 2 2 17 3 4
181 3 2 4 4 2 2 17 3 4
182 2 2 4 4 1 4 17 3 4
183 2 3 3 2 4 4 18 3 4
184 4 4 2 2 3 2 17 3 4
185 2 3 4 4 4 4 21 4 4
186 2 2 4 4 3 4 19 3 4
187 2 4 2 4 2 2 16 3 4
188 2 4 4 2 2 2 16 3 4
189 4 2 4 2 1 1 14 2 4
190 3 3 4 2 3 3 18 3 4
191 3 3 4 4 2 3 19 3 4
192 2 4 3 3 3 4 19 3 4
193 4 2 2 4 2 1 15 3 4
194 2 4 4 4 2 2 18 3 4
90
195 2 3 4 2 4 4 19 3 4
196 4 4 4 4 2 2 20 3 4
197 4 4 4 2 3 4 21 4 4
198 2 4 3 2 2 4 17 3 4
199 4 3 4 3 2 2 18 3 4 52
200 2 3 3 2 4 4 18 3 5 1
Faktor Budaya
No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-
rata Sort Frekuensi
1 3 3 3 3 3 4 19 3 2
2 4 4 4 3 4 4 23 4 2
3 2 2 4 3 4 2 17 3 2
4 4 4 4 4 4 4 24 4 2
5 2 3 3 5 3 4 20 3 2
6 4 4 4 3 3 4 22 4 2 6
7 5 4 4 5 4 3 25 4 3
8 4 3 3 4 4 3 21 4 3
9 4 4 3 3 2 4 20 3 3
10 4 3 4 3 4 4 22 4 3
11 4 4 4 4 3 4 23 4 3
12 4 4 5 5 3 2 23 4 3
13 4 4 3 4 4 3 22 4 3
14 4 3 3 4 3 3 20 3 3
15 4 4 3 4 4 3 22 4 3
16 4 4 3 3 4 4 22 4 3
17 3 3 4 3 4 2 19 3 3
18 4 3 3 4 3 3 20 3 3
19 4 4 3 3 3 4 21 4 3
20 3 4 3 3 4 4 21 4 3
21 4 3 4 3 3 3 20 3 3
22 4 4 4 5 4 5 26 4 3
23 4 3 3 4 2 4 20 3 3
24 4 3 4 3 3 3 20 3 3
25 4 4 4 4 3 4 23 4 3
26 4 4 4 4 3 4 23 4 3
27 4 3 4 2 4 4 21 4 3
28 4 4 4 3 4 4 23 4 3
29 4 4 3 3 3 3 20 3 3
91
30 4 4 4 3 4 4 23 4 3
31 4 4 4 4 3 4 23 4 3
32 5 4 4 5 3 4 25 4 3
33 2 2 2 2 2 2 12 2 3
34 5 4 4 5 4 3 25 4 3
35 4 4 4 3 3 4 22 4 3
36 3 2 3 4 2 4 18 3 3
37 4 4 3 4 3 4 22 4 3
38 4 4 3 3 2 4 20 3 3
39 4 3 3 3 3 4 20 3 3
40 4 4 2 2 3 4 19 3 3
41 4 4 3 3 2 4 20 3 3
42 4 3 3 4 3 4 21 4 3
43 4 3 4 3 2 3 19 3 3
44 4 4 4 2 3 4 21 4 3
45 3 3 4 3 4 4 21 4 3
46 4 4 4 4 4 4 24 4 3
47 4 4 4 3 4 4 23 4 3
48 4 4 4 3 4 4 23 4 3
49 3 4 4 5 3 5 24 4 3
50 4 2 2 4 4 2 18 3 3
51 2 4 4 4 3 3 20 3 3
52 3 4 4 4 3 4 22 4 3
53 4 4 5 4 5 4 26 4 3
54 4 2 5 4 4 4 23 4 3
55 4 4 4 4 4 4 24 4 3
56 4 2 2 4 4 2 18 3 3
57 4 2 4 2 2 4 18 3 3
58 5 4 4 3 5 4 25 4 3
59 4 4 4 4 4 4 24 4 3
60 4 4 5 4 4 3 24 4 3
61 4 4 4 3 4 2 21 4 3
62 3 4 4 3 4 3 21 4 3
63 3 4 4 4 4 4 23 4 3
64 3 4 2 3 4 3 19 3 3
65 4 4 4 3 3 4 22 4 3
66 4 4 4 2 3 4 21 4 3
67 3 3 4 4 3 4 21 4 3
68 4 4 4 3 3 4 22 4 3
69 3 3 4 4 4 2 20 3 3
92
70 4 4 3 2 2 4 19 3 3
71 4 2 4 4 2 4 20 3 3
72 4 4 4 3 4 2 21 4 3
73 4 3 4 3 4 2 20 3 3
74 3 4 3 4 4 3 21 4 3
75 4 3 4 2 4 3 20 3 3
76 4 2 3 4 3 4 20 3 3
77 3 4 4 4 3 4 22 4 3 71
78 4 4 4 3 4 2 21 4 4
79 2 3 2 3 2 2 14 2 4
80 1 1 1 2 3 2 10 2 4
81 3 3 3 4 2 4 19 3 4
82 2 4 4 4 2 3 19 3 4
83 4 4 4 4 4 4 24 4 4
84 2 4 3 4 5 3 21 4 4
85 3 3 3 4 2 4 19 3 4
86 3 4 2 4 4 3 20 3 4
87 4 4 2 4 4 2 20 3 4
88 3 3 4 3 4 4 21 4 4
89 4 3 4 4 4 4 23 4 4
90 4 3 4 3 4 3 21 4 4
91 4 4 4 4 4 4 24 4 4
92 4 4 4 3 4 4 23 4 4
93 4 3 4 2 4 4 21 4 4
94 3 4 4 4 4 2 21 4 4
95 4 4 4 4 3 2 21 4 4
96 3 3 4 3 4 3 20 3 4
97 4 3 4 3 4 2 20 3 4
98 4 4 4 4 3 4 23 4 4
99 4 2 2 4 3 4 19 3 4
100 4 3 4 3 2 4 20 3 4
101 4 4 4 3 4 4 23 4 4
102 4 4 4 4 4 4 24 4 4
103 4 4 4 4 3 2 21 4 4
104 4 4 4 3 4 4 23 4 4
105 3 3 3 3 2 3 17 3 4
106 4 4 4 3 2 4 21 4 4
107 4 4 4 3 4 2 21 4 4
108 3 3 3 4 4 2 19 3 4
109 4 4 4 4 2 2 20 3 4
93
110 4 4 4 3 4 4 23 4 4
111 4 4 4 3 4 3 22 4 4
112 3 3 2 3 4 3 18 3 4
113 4 4 3 2 5 4 22 4 4
114 3 4 4 4 3 4 22 4 4
115 2 5 5 5 5 5 27 5 4
116 5 4 4 4 3 4 24 4 4
117 5 3 3 1 3 2 17 3 4
118 4 4 4 2 1 3 18 3 4
119 4 4 4 3 4 4 23 4 4
120 4 4 4 3 4 4 23 4 4
121 2 2 3 1 2 2 12 2 4
122 2 2 3 2 2 2 13 2 4
123 3 4 4 5 3 5 24 4 4
124 4 4 5 4 3 3 23 4 4
125 4 4 4 4 5 5 26 4 4
126 4 3 2 3 3 2 17 3 4
127 3 4 4 4 3 3 21 4 4
128 4 3 4 4 3 3 21 4 4
129 4 3 4 4 4 4 23 4 4
130 4 4 4 4 4 4 24 4 4
131 4 4 4 3 3 4 22 4 4
132 4 4 4 4 4 4 24 4 4
133 2 3 4 4 3 3 19 3 4
134 3 2 4 4 3 3 19 3 4
135 4 4 3 4 4 4 23 4 4
136 2 2 4 5 3 3 19 3 4
137 4 5 4 3 4 4 24 4 4
138 4 3 4 3 4 4 22 4 4
139 4 4 3 4 4 4 23 4 4
140 3 3 4 4 3 3 20 3 4
141 2 3 4 4 3 3 19 3 4
142 4 5 5 5 4 4 27 5 4
143 3 2 3 5 3 3 19 3 4
144 2 3 4 5 4 4 22 4 4
145 2 3 4 4 4 3 20 3 4
146 2 3 4 4 4 3 20 3 4
147 3 4 3 4 3 4 21 4 4
148 4 4 3 3 4 4 22 4 4
149 4 5 5 3 5 4 26 4 4
94
150 2 2 4 4 3 3 18 3 4
151 4 5 4 4 5 4 26 4 4
152 4 4 3 4 3 4 22 4 4
153 4 4 2 4 4 2 20 3 4
154 4 3 4 4 2 2 19 3 4
155 4 2 4 4 4 4 22 4 4
156 4 4 4 4 4 2 22 4 4
157 3 3 4 3 3 3 19 3 4
158 4 4 4 5 4 2 23 4 4
159 4 3 4 4 5 4 24 4 4
160 2 2 2 4 2 4 16 3 4
161 3 3 4 3 3 3 19 3 4
162 4 4 3 4 4 4 23 4 4
163 3 3 4 3 3 3 19 3 4
164 4 4 4 5 5 4 26 4 4
165 4 4 4 4 4 4 24 4 4
166 4 4 4 4 4 2 22 4 4 2
167 4 4 4 5 5 4 26 4 4
168 3 3 3 4 3 3 19 3 4
169 4 4 2 2 4 4 20 3 4
170 4 4 4 5 5 4 26 4 4
171 4 4 3 4 4 3 22 4 4
172 4 4 4 4 4 2 22 4 4
173 4 3 4 4 4 2 21 4 4
174 4 4 4 5 5 4 26 4 4
175 2 2 4 3 2 2 15 3 4
176 3 3 4 3 3 3 19 3 4
177 2 4 4 4 2 4 20 3 4
178 3 4 4 5 5 4 25 4 4
179 4 3 4 4 5 4 24 4 4
180 4 4 4 2 4 3 21 4 4
181 4 4 2 4 4 2 20 3 4
182 3 4 4 5 5 4 25 4 4
183 2 2 3 4 3 3 17 3 4
184 3 4 4 4 4 2 21 4 4
185 2 2 3 2 2 2 13 2 4
186 2 3 4 5 5 4 23 4 4
187 4 4 4 4 4 2 22 4 4
188 4 4 3 5 4 4 24 4 4
189 4 4 4 5 5 4 26 4 4
95
190 3 4 3 4 3 4 21 4 4
191 2 2 3 4 2 2 15 3 4
192 2 2 4 3 2 2 15 3 4
193 3 3 4 4 4 2 20 3 4
194 4 4 4 5 4 4 25 4 4
195 3 2 3 4 3 3 18 3 4
196 4 4 4 5 5 4 26 4 4
197 3 4 4 4 4 2 21 4 4
198 4 4 4 4 4 2 22 4 4 121
199 4 4 3 5 5 4 25 4 5
200 2 2 3 2 3 4 16 3 5 2
Faktor Pribadi
No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-
rata Sort Frekuensi
1 3 3 4 3 3 3 4 4 27 3 2
2 3 4 4 3 4 3 3 4 28 4 2
3 2 2 4 3 4 2 5 3 25 3 2 2
4 4 4 4 3 4 2 5 3 29 4 3
5 4 4 3 3 5 3 4 3 29 4 3
6 4 4 5 3 5 4 4 2 31 4 3
7 4 3 2 1 4 1 4 1 20 3 3
8 4 5 3 3 5 3 5 4 32 4 3
9 3 3 4 3 4 3 4 4 28 4 3
10 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 3
11 4 4 4 3 4 3 3 3 28 4 3
12 5 4 1 3 5 5 3 4 30 4 3
13 3 3 3 3 3 2 4 2 23 3 3
14 4 3 4 5 4 4 4 3 31 4 3
15 3 3 3 3 3 2 4 2 23 3 3
16 4 4 2 5 4 3 3 4 29 4 3
17 4 3 3 3 3 2 4 4 26 3 3
18 4 3 4 5 4 4 4 3 31 4 3
19 4 4 4 3 4 2 4 4 29 4 3
20 4 3 4 2 3 3 3 3 25 3 3
21 2 2 4 3 3 3 3 3 23 3 3
22 4 2 3 4 4 4 4 4 29 4 3
23 4 4 4 2 4 4 5 4 31 4 3
24 2 2 4 3 3 3 3 3 23 3 3
96
25 4 4 4 3 4 4 4 3 30 4 3
26 4 3 4 3 4 3 4 3 28 4 3
27 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 3
28 3 3 4 2 4 3 2 3 24 3 3
29 3 4 4 3 3 2 5 4 28 4 3
30 3 3 4 2 4 3 2 3 24 3 3
31 4 4 4 4 4 4 4 3 31 4 3
32 5 5 5 5 5 5 4 4 38 5 3
33 3 2 4 2 2 2 3 3 21 3 3
34 4 3 2 1 4 2 4 4 24 3 3
35 4 4 5 3 5 4 4 2 31 4 3
36 5 2 5 1 2 1 2 3 21 3 3
37 4 2 2 4 4 2 5 4 27 3 3
38 4 3 3 4 4 3 4 4 29 4 3
39 4 3 4 3 5 2 5 2 28 4 3
40 4 4 3 4 4 2 4 4 29 4 3
41 3 3 3 3 4 3 5 4 28 4 3
42 4 4 3 4 4 2 5 4 30 4 3
43 4 2 3 4 5 2 2 2 24 3 3
44 3 4 5 4 5 4 3 4 32 4 3
45 4 4 4 2 4 3 4 4 29 4 3
46 4 4 4 4 4 2 3 3 28 4 3
47 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 3
48 4 2 4 2 4 4 4 3 27 3 3
49 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 3
50 2 3 2 2 3 3 3 3 21 3 3
51 3 3 4 2 4 2 2 1 21 3 3
52 2 4 4 2 4 3 4 2 25 3 3
53 4 4 5 2 5 4 2 1 27 3 3
54 3 4 4 3 5 4 3 2 28 4 3
55 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3
56 2 3 2 2 3 4 2 3 21 3 3
57 2 2 4 2 2 2 2 2 18 2 3
58 3 4 4 4 4 5 2 2 28 4 3
59 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 3
60 2 4 4 4 5 4 1 2 26 3 3
61 4 4 4 3 4 4 4 3 30 4 3
62 4 4 4 4 3 4 4 3 30 4 3
63 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 3
64 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3
97
65 4 4 4 2 4 4 4 3 29 4 3
66 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 3
67 3 4 4 4 4 3 3 3 28 4 3
68 3 3 4 4 2 4 4 4 28 4 3
69 4 4 4 4 4 3 3 4 30 4 3
70 4 3 4 2 4 4 4 4 29 4 3
71 4 4 4 4 2 4 4 2 28 4 3
72 4 3 4 4 3 4 4 4 30 4 3
73 4 3 4 4 3 2 4 3 27 3 3
74 4 4 3 3 2 3 2 4 25 3 3
75 5 4 3 4 3 3 2 2 26 3 3
76 3 3 2 4 3 4 3 2 24 3 3
77 3 3 4 4 4 3 4 4 29 4 3
78 4 4 4 2 4 4 2 4 28 4 3
79 4 4 4 3 4 3 4 3 29 4 3
80 4 3 3 2 2 4 2 3 23 3 3
81 2 4 3 4 2 2 4 3 24 3 3
82 4 3 2 3 3 3 4 3 25 3 3
83 4 4 4 4 4 4 4 3 31 4 3
84 4 3 3 3 4 3 4 5 29 4 3
85 3 4 3 4 2 2 4 3 25 3 3
86 4 4 4 4 3 4 4 3 30 4 3
87 4 4 4 2 4 4 2 4 28 4 3
88 5 5 5 4 3 5 3 4 34 4 3
89 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 3
90 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3
91 4 4 4 3 4 4 3 4 30 4 3
92 4 4 4 3 4 4 4 3 30 4 3 89
93 4 3 3 3 4 4 3 4 28 4 4
94 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4
95 4 3 4 2 4 4 4 4 29 4 4
96 4 4 4 4 4 4 3 3 30 4 4
97 4 3 3 3 4 4 4 4 29 4 4
98 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4
99 3 4 4 4 4 3 4 4 30 4 4
100 3 4 4 3 4 4 4 3 29 4 4
101 3 4 3 4 2 4 3 4 27 3 4
102 4 4 4 4 3 3 4 3 29 4 4
103 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 4
104 2 4 3 2 4 4 4 3 26 3 4
98
105 4 3 4 3 4 4 3 4 29 4 4
106 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 4
107 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4
108 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 4
109 4 3 3 3 4 4 4 3 28 4 4
110 4 3 2 4 3 4 4 3 27 3 4
111 3 4 3 3 3 4 3 4 27 3 4
112 4 4 4 3 4 3 3 3 28 4 4
113 5 5 3 5 2 5 4 1 30 4 4
114 3 4 4 3 5 3 4 3 29 4 4
115 5 2 5 2 5 2 5 2 28 4 4
116 4 3 5 3 5 3 4 3 30 4 4
117 3 2 3 1 2 5 5 1 22 3 4
118 4 3 4 1 3 5 4 1 25 3 4
119 5 5 4 4 4 4 3 2 31 4 4
120 4 4 4 4 4 3 4 2 29 4 4
121 2 3 2 1 1 2 3 2 16 2 4
122 2 3 2 2 2 2 3 2 18 2 4
123 5 5 5 3 5 3 4 5 35 4 4
124 2 2 4 2 4 4 4 4 26 3 4
125 5 5 5 2 4 4 4 4 33 4 4
126 3 3 4 2 3 3 3 3 24 3 4
127 4 3 4 3 4 4 4 3 29 4 4
128 3 4 4 3 4 3 4 3 28 4 4
129 2 2 4 2 4 2 4 4 24 3 4
130 4 4 4 2 4 2 2 2 24 3 4
131 4 3 4 3 4 3 4 4 29 4 4
132 4 3 5 3 3 4 3 4 29 4 4
133 4 4 3 4 3 3 4 4 29 4 4
134 4 4 3 4 3 2 4 4 28 4 4
135 3 3 4 2 4 4 2 3 25 3 4
136 4 4 2 4 3 3 3 5 28 4 4
137 4 4 4 3 4 4 4 2 29 4 4
138 3 3 2 2 4 4 2 2 22 3 4
139 3 2 4 3 4 5 3 2 26 3 4
140 4 4 3 4 3 3 4 4 29 4 4
141 3 2 3 4 3 3 4 4 26 3 4
142 4 4 2 2 4 5 2 3 26 3 4
143 4 4 4 4 2 2 4 4 28 4 4
144 3 3 4 4 2 3 4 3 26 3 4
99
145 3 2 2 4 3 3 4 3 24 3 4
146 3 3 4 4 2 2 4 3 25 3 4
147 4 4 2 4 4 2 3 4 27 3 4
148 4 4 4 3 4 4 2 3 28 4 4
149 4 4 4 3 4 5 2 2 28 4 4
150 4 4 2 4 2 4 4 4 28 4 4
151 2 2 4 2 4 5 2 2 23 3 4
152 4 4 3 4 3 3 4 3 28 4 4
153 4 4 5 2 2 2 2 2 23 3 4
154 3 4 4 2 4 3 4 2 26 3 4
155 2 2 5 2 4 2 4 4 25 3 4
156 2 4 4 4 4 4 2 2 26 3 4
157 2 2 4 3 3 4 4 2 24 3 4
158 4 4 4 4 4 3 3 4 30 4 4
159 3 2 2 2 2 4 2 4 21 3 4
160 4 4 4 4 4 3 2 4 29 4 4
161 2 2 4 4 3 2 4 2 23 3 4
162 2 3 4 4 4 4 4 2 27 3 4
163 4 4 4 3 3 3 4 4 29 4 4
164 4 4 4 4 4 4 2 4 30 4 4
165 2 4 2 3 2 2 4 2 21 3 4
166 2 4 4 2 4 4 3 2 25 3 4
167 2 2 4 2 4 4 2 4 24 3 4
168 2 4 3 4 4 3 2 2 24 3 4
169 2 2 4 4 2 4 2 4 24 3 4
170 3 4 4 2 4 3 4 4 28 4 4
171 4 4 4 2 2 2 4 2 24 3 4
172 2 3 4 2 4 3 2 2 22 3 4
173 4 4 4 4 4 4 2 4 30 4 4
174 2 2 4 3 4 3 2 2 22 3 4
175 3 3 3 3 3 3 2 3 23 3 4
176 3 4 4 4 4 4 2 3 28 4 4
177 2 3 3 4 3 3 4 2 24 3 4
178 4 4 4 3 4 4 3 4 30 4 4
179 4 3 4 2 4 3 2 4 26 3 4
180 2 4 4 2 2 2 2 4 22 3 4
181 4 4 5 2 2 2 2 2 23 3 4
182 2 2 2 4 2 4 2 4 22 3 4
183 2 4 4 4 4 4 2 4 28 4 4
184 2 2 2 2 4 4 3 4 23 3 4
100
185 2 2 4 4 4 4 2 2 24 3 4
186 2 4 4 4 4 4 2 2 26 3 4
187 4 4 4 2 2 3 4 4 27 3 4
188 4 4 2 2 4 3 4 2 25 3 4
189 2 2 2 3 2 4 2 4 21 3 4
190 3 2 4 4 3 2 4 3 25 3 4
191 2 3 3 3 4 3 4 2 24 3 4
192 3 3 3 3 4 2 2 3 23 3 4
193 3 3 4 3 4 3 4 4 28 4 4
194 4 4 3 3 2 2 4 2 24 3 4
195 2 4 4 4 2 4 4 4 28 4 4
196 2 3 4 2 4 4 2 2 23 3 4
197 2 2 4 2 4 4 3 3 24 3 4
198 4 4 2 3 4 2 2 2 23 3 4
199 1 3 4 1 4 5 1 2 21 3 4 107
200 2 2 4 4 4 4 4 4 28 4 5 1
Motivasi
No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-
rata Sort Frekuensi
1 3 3 3 3 3 3 18 3 2
2 4 4 4 3 4 4 23 4 2
3 4 3 2 3 2 4 18 3 2
4 3 4 4 3 4 4 22 4 2
5 4 3 3 2 4 3 19 3 2
6 4 4 4 2 2 3 19 3 2
7 4 3 3 2 4 3 19 3 2
8 5 4 5 2 1 3 20 3 2
9 4 3 3 3 4 3 20 3 2
10 4 3 4 4 3 1 19 3 2
11 3 3 3 3 3 3 18 3 2
12 5 5 3 2 4 2 21 4 2
13 4 4 3 3 3 2 19 3 2
14 2 2 4 2 4 4 18 3 2
15 4 4 3 3 3 2 19 3 2 15
16 3 4 4 5 4 5 25 4 3
17 4 3 3 3 3 3 19 3 3
18 2 2 4 2 3 3 16 3 3
19 4 3 3 3 2 3 18 3 3
101
20 4 3 4 2 2 3 18 3 3
21 3 2 3 3 3 3 17 3 3
22 4 4 3 2 4 4 21 4 3
23 4 3 2 2 4 3 18 3 3
24 3 2 3 3 3 3 17 3 3
25 3 3 3 3 4 4 20 3 3
26 3 3 3 3 3 4 19 3 3
27 4 3 4 4 3 1 19 3 3
28 4 3 3 2 2 3 17 3 3
29 4 3 2 2 3 2 16 3 3
30 4 3 3 2 2 3 17 3 3
31 3 4 3 3 4 4 21 4 3
32 3 3 3 3 3 2 17 3 3
33 2 2 2 2 2 2 12 2 3
34 4 3 3 2 4 3 19 3 3
35 4 4 4 2 2 3 19 3 3
36 3 1 3 3 4 1 15 3 3
37 4 3 3 3 4 3 20 3 3
38 4 3 3 3 4 4 21 4 3
39 2 3 4 2 2 2 15 3 3
40 4 3 2 3 4 4 20 3 3
41 4 3 3 3 3 3 19 3 3
42 4 3 3 3 3 4 20 3 3
43 4 2 4 3 4 2 19 3 3
44 3 3 3 3 3 3 18 3 3
45 4 3 3 2 4 4 20 3 3
46 4 4 4 4 4 3 23 4 3
47 4 3 3 2 4 4 20 3 3
48 4 4 3 2 4 4 21 4 3
49 4 4 4 3 4 3 22 4 3
50 3 3 3 2 2 2 15 3 3
51 2 3 2 2 2 2 13 2 3
52 2 3 2 2 3 2 14 2 3
53 2 4 2 2 4 4 18 3 3
54 4 4 2 2 4 4 20 3 3
55 4 4 4 4 4 3 23 4 3
56 3 2 3 2 2 2 14 2 3
57 4 4 4 2 4 2 20 3 3
58 4 4 3 3 4 4 22 4 3
59 4 3 4 4 4 3 22 4 3
102
60 4 4 2 3 4 2 19 3 3
61 4 4 4 4 3 4 23 4 3
62 4 3 4 4 3 3 21 4 3
63 4 3 4 4 4 2 21 4 3
64 3 4 3 2 4 4 20 3 3
65 4 4 4 4 3 4 23 4 3
66 4 4 4 3 4 2 21 4 3
67 4 4 4 3 4 4 23 4 3
68 4 4 4 3 4 4 23 4 3
69 4 4 3 2 4 3 20 3 3
70 4 4 2 4 4 4 22 4 3
71 4 3 4 2 4 4 21 4 3
72 4 4 4 4 4 3 23 4 3
73 4 3 3 4 2 4 20 3 3
74 4 4 4 3 4 4 23 4 3
75 3 3 4 4 3 5 22 4 3
76 4 2 3 4 3 4 20 3 3
77 4 3 3 3 4 3 20 3 3
78 2 3 2 4 2 3 16 3 3
79 3 4 3 4 3 3 20 3 3
80 2 2 2 1 2 1 10 2 3
81 4 3 4 4 4 3 22 4 3
82 4 3 4 3 4 4 22 4 3
83 4 4 3 3 4 4 22 4 3
84 3 5 4 3 3 5 23 4 3
85 4 4 4 3 4 3 22 4 3
86 4 4 3 4 2 3 20 3 3
87 4 2 4 4 4 4 22 4 3
88 4 3 4 4 4 4 23 4 3
89 3 4 4 3 2 4 20 3 3
90 4 4 4 4 4 3 23 4 3
91 4 4 4 4 3 4 23 4 3
92 4 4 4 4 2 3 21 4 3
93 4 2 3 4 4 4 21 4 3
94 4 4 4 3 4 2 21 4 3
95 3 3 4 4 3 4 21 4 3
96 4 3 3 4 2 4 20 3 3
97 4 3 4 4 2 4 21 4 3
98 4 4 4 4 3 4 23 4 3
99 3 3 3 4 3 4 20 3 3
103
100 4 3 3 4 3 4 21 4 3
101 3 3 3 4 2 4 19 3 3
102 4 4 4 4 4 3 23 4 3
103 4 4 4 3 2 3 20 3 3
104 4 4 2 4 4 3 21 4 3
105 4 4 4 4 3 4 23 4 3
106 3 4 4 4 2 4 21 4 3
107 4 2 4 4 4 4 22 4 3
108 2 3 4 3 3 3 18 3 3
109 4 4 4 3 2 4 21 4 3
110 4 3 4 2 4 4 21 4 3
111 4 3 3 3 3 4 20 3 3
112 3 4 3 3 3 2 18 3 3
113 5 4 5 2 3 5 24 4 3
114 4 3 3 3 4 3 20 3 3
115 2 2 2 2 2 2 12 2 3
116 4 4 4 1 4 4 21 4 3
117 3 3 1 3 2 3 15 3 3
118 4 3 2 1 2 2 14 2 3
119 4 4 3 3 4 4 22 4 3
120 4 4 3 3 4 3 21 4 3
121 4 3 3 1 1 2 14 2 3
122 5 3 3 2 2 2 17 3 3
123 4 3 3 3 3 3 19 3 3
124 4 2 1 1 5 3 16 3 3
125 3 3 2 1 3 4 16 3 3
126 4 4 3 3 3 3 20 3 3
127 2 3 4 4 4 4 21 4 3 112
128 3 3 3 3 3 2 17 3 4
129 4 3 4 3 2 2 18 3 4
130 4 3 4 2 3 2 18 3 4
131 4 3 3 3 4 4 21 4 4
132 4 4 4 3 3 4 22 4 4
133 2 3 2 3 2 2 14 2 4
134 2 2 3 4 3 2 16 3 4
135 4 4 3 4 4 3 22 4 4
136 2 3 2 4 2 2 15 3 4
137 4 5 4 3 4 4 24 4 4
138 4 4 3 3 4 3 21 4 4
139 4 4 3 4 4 4 23 4 4
104
140 3 4 3 4 3 3 20 3 4
141 3 3 2 2 2 2 14 2 4
142 3 5 4 2 4 3 21 4 4
143 3 4 3 3 3 2 18 3 4
144 2 3 2 2 2 2 13 2 4
145 2 2 3 3 2 2 14 2 4
146 2 3 3 3 2 2 15 3 4
147 2 3 2 2 4 4 17 3 4
148 3 4 2 3 4 4 20 3 4
149 4 5 4 4 4 3 24 4 4
150 2 3 3 4 3 2 17 3 4
151 4 5 4 4 4 4 25 4 4
152 4 3 3 4 4 3 21 4 4
153 4 4 2 4 4 2 20 3 4
154 3 3 4 3 2 2 17 3 4
155 4 3 4 5 2 3 21 4 4
156 3 3 3 3 4 4 20 3 4
157 2 4 2 2 3 3 16 3 4
158 3 3 2 2 4 2 16 3 4
159 4 4 4 4 4 2 22 4 4
160 2 3 3 4 2 2 16 3 4
161 2 3 2 2 3 2 14 2 4
162 2 4 2 3 4 4 19 3 4
163 3 3 3 4 3 2 18 3 4
164 4 4 4 4 4 3 23 4 4
165 2 2 3 2 4 2 15 3 4
166 4 3 4 4 4 3 22 4 4
167 3 4 2 4 4 2 19 3 4
168 1 4 3 3 3 3 17 3 4
169 4 3 3 4 4 4 22 4 4
170 4 4 4 2 4 4 22 4 4
171 2 2 3 4 4 4 19 3 4
172 4 4 4 4 4 2 22 4 4
173 4 4 4 2 4 4 22 4 4
174 3 3 2 4 4 2 18 3 4
175 1 4 2 3 2 2 14 2 4
176 2 4 2 3 3 3 17 3 4
177 3 2 3 4 2 3 17 3 4
178 4 4 3 2 2 2 17 3 4
179 4 4 3 2 2 2 17 3 4
105
180 4 2 2 1 1 1 11 2 4
181 4 4 2 4 4 2 20 3 4
182 4 4 4 4 4 2 22 4 4
183 4 4 2 4 2 2 18 3 4
184 3 3 4 2 4 2 18 3 4
185 4 4 3 4 2 2 19 3 4
186 4 4 3 4 2 2 19 3 4
187 4 2 3 2 4 3 18 3 4
188 2 3 2 2 4 2 15 3 4
189 3 3 4 2 4 3 19 3 4
190 2 4 2 3 3 2 16 3 4
191 2 3 2 3 2 3 15 3 4
192 2 4 3 4 2 3 18 3 4
193 4 4 4 4 2 2 20 3 4
194 2 3 3 2 4 3 17 3 4
195 4 4 3 4 2 2 19 3 4
196 4 4 2 4 2 4 20 3 4
197 4 4 2 2 2 4 18 3 4
198 2 2 2 4 4 4 18 3 4
199 4 4 2 5 1 5 21 4 4
200 4 4 3 4 2 2 19 3 4 73
Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-
rata Sort Frekuensi
1 4 3 3 3 3 3 3 4 26 3 2
2 4 4 4 3 3 4 3 4 29 4 2
3 5 3 4 2 4 5 4 5 32 4 2
4 5 3 3 3 2 4 4 4 28 4 2
5 4 2 3 4 3 5 3 3 27 3 2
6 3 2 4 2 3 3 2 4 23 3 2
7 4 2 2 2 3 4 2 3 22 3 2
8 5 1 3 3 2 4 1 3 22 3 2
9 5 3 3 5 3 5 3 5 32 4 2 9
10 3 4 4 3 2 5 1 3 25 3 3
11 4 3 3 4 4 4 3 4 29 4 3
12 5 3 2 1 5 5 3 5 29 4 3
13 3 3 5 3 3 5 3 5 30 4 3
14 5 2 2 4 5 5 4 5 32 4 3
106
15 3 3 5 3 3 5 3 5 30 4 3
16 4 4 3 3 3 4 3 4 28 4 3
17 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 3
18 5 2 2 4 5 5 4 5 32 4 3
19 5 3 3 4 3 4 3 5 30 4 3
20 4 3 4 2 3 3 2 3 24 3 3
21 3 3 3 4 3 4 3 4 27 3 3
22 4 3 5 3 2 5 5 5 32 4 3
23 4 3 2 5 3 4 3 5 29 4 3
24 3 3 3 4 3 4 3 4 27 3 3
25 4 3 3 3 4 4 3 4 28 4 3
26 4 3 3 3 4 4 3 4 28 4 3
27 3 4 4 3 2 4 1 3 24 3 3
28 3 2 3 3 3 4 3 4 25 3 3
29 4 3 3 4 3 5 3 5 30 4 3
30 3 2 3 3 3 4 2 3 23 3 3
31 3 3 4 3 4 3 4 3 27 3 3
32 5 2 2 4 4 5 4 5 31 4 3
33 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 3
34 5 2 3 2 3 5 3 5 28 4 3
35 3 2 4 2 3 3 2 4 23 3 3
36 5 5 3 4 4 5 5 3 34 4 3
37 3 3 3 4 3 5 2 5 28 4 3
38 4 3 3 4 3 4 2 5 28 4 3
39 5 3 3 2 1 5 2 5 26 3 3
40 2 3 2 4 3 4 2 4 24 3 3
41 5 3 3 4 3 5 3 5 31 4 3
42 5 3 3 4 3 5 3 5 31 4 3
43 5 4 4 4 2 3 2 2 26 3 3
44 3 3 4 3 3 3 2 3 24 3 3
45 3 3 4 3 2 3 3 2 23 3 3
46 3 4 4 4 3 2 2 4 26 3 3
47 3 3 4 3 2 3 3 2 23 3 3
48 4 2 3 4 3 4 3 4 27 3 3
49 4 3 4 4 4 4 3 5 31 4 3
50 3 2 3 2 3 4 4 4 25 3 3
51 4 2 2 3 4 4 3 4 26 3 3
52 4 2 4 2 4 2 4 2 24 3 3
53 2 2 2 1 3 2 2 2 16 2 3
54 3 2 2 2 4 4 2 4 23 3 3
107
55 4 2 4 2 2 2 2 3 21 3 3
56 3 2 3 2 3 4 3 4 24 3 3
57 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2 3
58 2 2 3 2 2 3 4 3 21 3 3
59 4 3 4 4 3 4 3 4 29 4 3
60 2 2 3 1 4 2 2 1 17 2 3
61 4 3 3 3 4 4 4 2 27 3 3
62 4 4 4 4 3 4 3 3 29 4 3
63 4 3 4 4 4 3 4 2 28 4 3
64 3 3 4 2 4 2 3 4 25 3 3
65 4 4 4 3 4 2 4 4 29 4 3
66 4 4 4 2 4 4 4 3 29 4 3
67 4 4 4 4 4 3 4 3 30 4 3
68 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 3
69 4 4 4 4 3 4 2 4 29 4 3
70 4 4 4 3 4 2 2 4 27 3 3
71 4 4 4 2 3 4 4 4 29 4 3
72 4 3 3 3 4 4 4 4 29 4 3
73 4 3 4 2 4 3 4 3 27 3 3
74 4 3 4 4 4 2 3 4 28 4 3
75 2 4 3 5 4 2 4 3 27 3 3
76 2 4 3 3 4 2 3 4 25 3 3
77 2 4 3 4 3 3 4 2 25 3 3
78 4 2 2 3 4 2 3 4 24 3 3
79 4 3 3 3 5 3 1 5 27 3 3
80 4 3 3 3 3 4 1 2 23 3 3
81 4 3 4 2 4 3 4 2 26 3 3
82 4 3 2 3 4 4 4 4 28 4 3
83 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 3
84 4 4 3 3 4 4 3 5 30 4 3
85 4 3 3 3 4 2 4 3 26 3 3
86 4 4 4 3 4 2 3 3 27 3 3
87 4 4 4 4 4 2 4 4 30 4 3
88 4 4 4 3 4 4 1 5 29 4 3
89 4 3 4 3 2 4 3 4 27 3 3
90 4 4 4 3 2 4 4 3 28 4 3
91 2 4 4 4 4 3 4 4 29 4 3
92 4 4 4 3 4 4 2 4 29 4 3
93 4 4 3 4 2 4 4 4 29 4 3
94 4 3 4 4 4 3 4 2 28 4 3
108
95 3 4 3 2 4 3 4 4 27 3 3
96 4 4 4 4 4 3 4 2 29 4 3
97 4 3 4 4 4 4 4 3 30 4 3
98 4 3 3 4 4 4 4 3 29 4 3
99 4 2 4 3 3 4 4 4 28 4 3
100 4 4 3 4 2 4 3 4 28 4 3
101 4 3 4 4 4 3 4 4 30 4 3
102 4 4 4 4 4 3 3 4 30 4 3
103 4 3 4 3 3 3 4 4 28 4 3
104 4 4 4 4 4 4 3 2 29 4 3
105 4 3 3 3 4 4 4 4 29 4 3
106 4 4 4 2 4 4 3 3 28 4 3
107 4 4 4 2 4 2 4 4 28 4 3
108 3 3 4 4 4 4 2 2 26 3 3
109 4 4 4 2 4 4 2 3 27 3 3
110 4 4 4 4 3 4 2 4 29 4 3
111 4 4 4 3 2 3 4 3 27 3 3
112 4 4 4 3 2 4 3 3 27 3 3
113 3 5 3 4 4 2 5 3 29 4 3
114 3 3 2 4 2 4 3 4 25 3 3
115 2 2 2 5 2 5 2 5 25 3 3
116 4 3 3 2 3 4 2 4 25 3 3
117 4 2 5 2 4 5 1 4 27 3 3
118 3 2 2 2 3 5 1 5 23 3 3
119 5 3 3 5 4 5 5 5 35 4 3
120 4 3 3 3 4 4 4 4 29 4 3
121 5 3 2 2 2 5 1 5 25 3 3
122 4 3 2 2 2 2 4 4 23 3 3
123 3 3 3 4 3 5 4 5 30 4 3
124 5 3 2 4 2 4 1 4 25 3 3 115
125 2 1 1 1 4 5 2 4 20 3 4
126 3 3 3 4 4 4 2 3 26 3 4
127 4 2 3 2 2 4 3 3 23 3 4
128 3 3 3 4 2 5 3 5 28 4 4
129 3 3 3 4 3 5 2 4 27 3 4
130 4 2 4 2 2 4 2 4 24 3 4
131 4 2 3 3 3 4 3 4 26 3 4
132 4 3 4 3 3 4 2 4 27 3 4
133 3 3 2 3 4 4 4 4 27 3 4
134 4 3 3 2 4 4 4 4 28 4 4
109
135 2 4 3 4 2 2 3 2 22 3 4
136 3 3 2 3 4 3 2 3 23 3 4
137 2 4 4 2 2 4 2 4 24 3 4
138 3 3 3 2 2 2 4 2 21 3 4
139 2 4 3 2 2 3 2 3 21 3 4
140 2 3 3 3 3 4 4 4 26 3 4
141 4 3 2 3 3 4 2 4 25 3 4
142 2 4 4 2 3 2 1 2 20 3 4
143 2 4 3 2 3 4 4 4 26 3 4
144 3 4 2 3 4 4 4 4 28 4 4
145 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4
146 4 2 4 4 4 4 4 4 30 4 4
147 4 2 2 3 4 3 4 3 25 3 4
148 2 3 2 2 4 2 2 2 19 2 4
149 2 3 4 2 2 2 3 2 20 3 4
150 3 3 3 3 4 4 3 4 27 3 4
151 2 4 4 2 2 2 3 2 21 3 4
152 4 4 3 3 3 4 3 4 28 4 4
153 2 2 2 4 4 2 4 2 22 3 4
154 3 2 4 2 2 5 4 4 26 3 4
155 3 3 4 2 2 5 5 4 28 4 4
156 4 3 3 2 3 3 4 2 24 3 4
157 2 4 2 3 4 4 3 4 26 3 4
158 3 4 2 2 3 5 2 4 25 3 4
159 2 2 4 2 3 5 4 5 27 3 4
160 3 2 3 3 4 2 2 2 21 3 4
161 3 3 2 3 4 4 4 4 27 3 4
162 2 3 2 2 4 4 3 4 24 3 4
163 4 2 3 3 3 4 4 4 27 3 4
164 2 2 4 2 4 5 4 5 28 4 4
165 4 4 3 2 4 4 3 4 28 4 4
166 2 2 4 2 4 2 4 2 22 3 4
167 3 2 2 2 4 4 4 4 25 3 4
168 2 4 3 3 5 3 3 2 25 3 4
169 3 2 3 2 2 2 2 2 18 2 4
170 2 4 4 2 4 5 2 4 27 3 4
171 4 2 3 2 4 4 4 4 27 3 4
172 2 2 4 2 3 2 4 2 21 3 4
173 2 2 4 2 2 2 2 2 18 2 4
174 3 4 2 2 3 5 4 5 28 4 4
110
175 2 3 2 4 5 3 4 2 25 3 4
176 2 3 2 3 2 3 3 2 20 3 4
177 4 2 3 4 3 4 4 4 28 4 4
178 3 4 3 3 4 4 2 4 27 3 4
179 3 4 3 2 4 5 2 4 27 3 4
180 2 2 2 2 2 4 2 2 18 2 4
181 2 2 2 4 4 2 1 2 19 2 4
182 2 2 4 4 3 2 4 2 23 3 4
183 2 2 2 3 2 2 4 2 19 2 4
184 2 2 4 3 3 5 2 5 26 3 4
185 2 2 3 3 2 2 4 2 20 3 4
186 2 2 3 4 2 2 4 2 21 3 4
187 4 4 3 2 2 4 3 4 26 3 4
188 3 4 2 2 4 4 3 4 26 3 4
189 3 4 4 2 3 4 2 4 26 3 4
190 2 3 2 3 4 4 3 4 25 3 4
191 3 3 2 4 4 4 4 4 28 4 4
192 2 2 3 4 4 3 3 2 23 3 4
193 2 2 4 3 3 5 4 5 28 4 4
194 3 4 3 2 4 4 2 4 26 3 4
195 2 2 3 3 2 4 2 4 22 3 4
196 2 2 2 2 2 5 4 5 24 3 4
197 3 4 2 3 2 2 2 2 20 3 4
198 4 2 2 2 4 2 2 2 20 3 4
199 2 2 2 2 2 5 5 5 25 3 4
200 2 2 3 3 2 4 2 4 22 3 4 76
111
Lampiran 3. Hasil Analisis Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur
Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable: Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear .028 5.753 1 198 .017 22.427 .197
The independent variable is Faktor Sosial. Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable: Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear .000 .013 1 198 .911 26.288 -.010
The independent variable is Faktor Budaya. Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable: Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear .079 17.079 1 198 .000 18.284 .289
The independent variable is Faktor Pribadi. Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable: Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear .008 1.546 1 198 .215 24.026 .107
The independent variable is Motivasi.
112
Variables Entered/Removedb
VAR00030,VAR00023,VAR00014,VAR00007
a. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: VAR00039b.
Model Summary
.298a .089 .070 3.35537Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), VAR00030, VAR00023,VAR00014, VAR00007
a.
ANOVAb
214.142 4 53.536 4.755 .001a
2195.413 195 11.259
2409.555 199
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), VAR00030, VAR00023, VAR00014, VAR00007a.
Dependent Variable: VAR00039b.
Coefficientsa
19.398 2.427 7.994 .000
.083 .095 .071 .871 .385
-.102 .090 -.084 -1.136 .258
.282 .081 .275 3.500 .001
-.016 .099 -.013 -.160 .873
(Constant)
VAR00007
VAR00014
VAR00023
VAR00030
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: VAR00039a.
113
Lampiran 4. Tabel Hasil Uji Validitas
Item r Pearson sig Keterangan
X1.1 0.442 0.000
Valid
X1.2 0.499 0.000 Valid
X1.3 0.471 0.000 Valid
X1.4 0.528 0.000 Valid
X1.5 0.598 0.000 Valid
X1.6 0.550 0.000 Valid
X2.1 0.577 0.000 Valid
X2.2 0.742 0.000 Valid
X2.3 0.554 0.000 Valid
X2.4 0.529 0.000 Valid
X2.5 0.658 0.000 Valid
X2.6 0.561 0.000 Valid
X3.1 0.625 0.000 Valid
X3.2 0.591 0.000 Valid
X3.3 0.388 0.000 Valid
X3.4 0.513 0.000 Valid
X3.5 0.442 0.000 Valid
X3.6 0.378 0.000 Valid
X3.7 0.429 0.000 Valid
114
X3.8 0.489 0.000 Valid
X4.1 0.603 0.000 Valid
X4.2 0.543 0.000 Valid
X4.3 0.616 0.000 Valid
X4.4 0.500 0.000 Valid
X4.5 0.518 0.000 Valid
X4.6 0.613 0.000 Valid
Y.1 0.615 0.000 Valid
Y.2 0.411 0.000 Valid
Y.3 0.281 0.000 Valid
Y.4 0.482 0.000 Valid
Y.5 0.385 0.000 Valid
Y.6 0.537 0.000 Valid
Y.7 0.423 0.000 Valid
Y.8 0.616 0.000 Valid