PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS...

90
PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS PEMULUNG DAN ANAK JALANAN OLEH YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (MAI) DI LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat- syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh AHMAD ZAKY NIM. 109051000093 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2013 M

Transcript of PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS...

Page 1: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS PEMULUNG DAN

ANAK JALANAN OLEH YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (MAI)

DI LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat-

syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

AHMAD ZAKY

NIM. 109051000093

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2013 M

Page 2: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

PROGRAM TBBAR DA'I PADA KOMUI{ITAS PEMULUNG DANAI{AK JALANAN OLEH YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (MAI)

DI LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi svarit-' syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

AHMAD ZAKY

NrM. r090s1000093

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 rJt20t3 M

bimbingan

199603 1 001

Page 3: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

t00 T, ztt007. t0t0vL6t 'd

Il rfn8ued

900 r t0z66t 9tS0t96t'drNis-7f-trbilllni-Ka

8<-' l rin8ue4

e1o33uy

e1o33uy de>18ue.le4 srr?1ar{aSu1o83uy de>1Eue;ery €nlo)

qesobeunyrl Buuprg

tlaTuenuef g0 ."u€Ief

'tuelsl uerer,{ue4 u€p rse>lrunwo) uesnrnl uped (t.ruoX.S) I S n}esu1e:1s euef:us ;e1e8 qeloradueu Inlun lerefs nles qeles re8eqas €rurJolrp qupns rur rsdrr4g

' t I 07, rrenrr€f 9 g :

1uBEu4 eped ege4e1 qellnledeprg guuf g NIfl rs€{mntuo;nlull u€p tl?/''>lec nrulJ sellnleg qesobeuntrAl Euepl5 ru€l€p ue>11fnlp qelel 66uBlBIosutru{uf snlng {eqoT Ip (Ivr\D rruBIsI luruv ulpol4l uusu,{un qolo usuulef >IBuyuup Sunlnruod sBl-runuox upud r,eq r"qoJ ruur30"r4,, :1npnfteq Suef rsdu4s

NYIfTI YIIINYd T{VHVS gCNIf, d

Page 4: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1' Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhisyarat salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UniversitasIslam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarra.

2' Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

rufN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau

merupakan tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatulla Jakarta.

Jakarta, 12 Desemb er 2013

D

Page 5: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

ii

ABSTRAK

AHMAD ZAKY

Program Tebar Da’i pada Komunitas Pemulung dan Anak Jalanan oleh

Yayasan Media Amal Islami (MAI) di Lebak Bulus Jakarta Selatan

Penelitian ini didasari bahwa kepedulian dakwah Islam kepada kaum bawah

khususnya pemulung dan anak jalanan kurang dikedepankan. Padahal kalau kita lihat

kegiatan dakwah sudah sedemikian maju. Jika ditelusuri dakwah di televisi sudah

semakin menjamur dan juga banyak tabligh akbar yang digelar di daerah-daerah.

Namun demikian sangat sedikit dakwah yang menyentuh komunitas pemulung dan

anak jalanan. Padahal mereka sangat membutuhkan uluran tangan dan kepedulian kita

sebagai ummat muslim untuk membantu problem mereka khususnya pengetahuan

agama mereka. Yayasan Media Amal Islami (MAI) salah satu lembaga yang memang

peduli terhadap komunitas pemulung dan anak jalanan tersebut. Yayasan ini membuat

sebuah program yan diperuntukkan untuk mereka yaitu program tebar da’i. Penelitian

ini ingin mengetahui bagaimana program tebar da’i pada komunitas pemulung dan

anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan MAI? Metode dan materi apa saja yang

disampaikan dalam program tersebut?

Teori yang digunakan adalah teori medan dakwah yang melihat bahwa

dakwah dimulai dengan proses ikhtiar untuk membentuk khairul ummah dan teori

tahapan dakwah yang melihat bahwa tahapan dakwah dimulai dengan membentuk

masyarakat dakwah, yang kedua tahap pembangunan, dan yang terakhir adalah tahap

kemandirian. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu

kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dilakukan dengan mengembangkan teori-

teori yang ada serta melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai subjek

yang akan diteliti dengan pendekatan kualitatif dengan cara observasi dan

wawancara.

Dalam program tebar da’i konsep yang dipakai adalah menebar da’i kepada

pemulung dan juga anak jalanan. Da’i yang diterjunkan dalam program ini sudah

terlebih dahulu dibina agar kompetensi mereka dalam membina mad’u yaitu

pemulung dan anak jalanan lebih baik. Metode yang digunakan dalam program tebar

da’i ini adalah mauidzah hasanah dengan cara billisan. Sedangkan materi yang

disampaikan seputar masalah ketauhidan, fiqih, ilmu Alqur’an dan ilmu Akhlak.

Page 6: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

iii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi

yang telah menganugerahkan berjuta rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsa ini.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW, yang dengan pengorbanan dan ketulusan hatinya membantu membukakan

jalan pengetahuan bagi umat manusia.

Skripsi ini penulis persembahkan khusus kepada ayahanda tercinta Bapak H.

Tarmizi dan ibunda tercinta Ibu Hj. Lilis Suryani, karena hanya atas do’a, cinta kasih

dan kesabaran yang selalu beliau tanamkan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini .

Selanjutnya dengan selesainya skripsi ini, penulis ucapakan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama sekali penulis

sampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H. Arief

Subhan, MA., Wadek Bid. Akademik Dr. Suparto, M.Ed., Wadek Bid.

Kemahasiswaan Drs. Wahidin Saputra, MA., dan Wadek Drs. Jumroni, M.Si.,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu

yang telah diperoleh dalam bentuk karya tulis ini, semoga Allah memberikan

balasan yang setimpal.

Page 7: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

iv

2. Kepada Bapak Drs. Jumroni, M.Si, sebagai Ketua Jurusan dan Ibu Umi

Musyarafah, MA, sebagai Sekretaris jurusan, penulis ucapkan banyak-banyak

terima kasih karena telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dan skripsi ini.

3. Drs. Wahidin Saputra, MA, dosen pembimbing yang telah berkenan

mencurahkan perhatian dan meluangkan waktunya untuk memberikan

pengarahan dan petunjuk yang sangat berharga bagi penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan dan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selalu

mendukung laju dan gerak penulis dalam dunia perkuliahan dan seluruh staf

akademik dan administrasi yang telah memberikan pelayanan kepada penulis

selam studi.

5. Pimpinan dan segenap staf perputakaan Dakwah dan Komunikasi serta

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada Bapak Ustadz Aslih Ridwan MA. penulis ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bantuan dan izin beliau maka saya dapat melakukan

penelitian di yayasan MAI.

7. Kepada Bapak Ustadz M. Nur, Amd. Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar besarnya atas segala bantuan dan pemikirannya dan meluangkan waktu

bagi penulis dalam masa penelitian

8. Kepada Saudari Lina dan juga kawan-kawannya penulis ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas segala bantuannya sehingga penulis mendapat segala

Page 8: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

v

macam informasi tentang Program tebar da’i yang dilaksanakan oleh yayasan

MAI.

9. Kepada kakakku Muhammad irfan, dan Nubdzatun Tsaniyah, adikku

Khairunnisa dan Abdullah Muhsin, kakak iparku Andriansyah Putra dan

keponakanku tercinta Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi dan dan skripsi ini.

10. Kepada sahabatku Priyan, Darwis, Sihabudin, Hasbul, Tri Wibowo, Wanda,

Angga, Chairul, Reza, Syamsul, Aziz Fatkhullah, Revina, Uswah, Afifah,

Fatma, dan teman-teman KPI C 2009. Penulis ucapkan terima kasih karena telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dan dan skripsi ini.

Page 9: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN . .............................................................................. i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 5

D. Metodologi Penelitian .................................................................. 6

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Program Dakwah ........................................................................... 10

1. Pengertian Program ................................................................ 10

2. Pengertian Dakwah ................................................................. 10

3. Pengertian Program dakwah ................................................... 12

4. Kriteria Keberhasilan Program atau Kegiatan Dakwah ......... 13

B. Teori Tentang dakwah .................................................................. 15

C. Bentuk-Bentuk Dakwah ................................................................ 16

1. Dakwah billisan ..................................................................... 16

2. Dakwah bilqolam .................................................................. 17

3. Dakwah bilhal ....................................................................... 17

Page 10: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

vii

D. Metode dan Materi Dakwah ........................................................... 19

1. Metode Dakwah ..................................................................... 19

2. Materi Dakwah ....................................................................... 20

E. Sekilas Tentang Da’i ....................................................................... 21

F. Kehidupan Pemulung dan Anak Jalanan ......................................... 25

1. Pemulung ................................................................................ 25

2. Anak Jalanan .......................................................................... 27

G. Yayasan .......................................................................................... 29

1. Pengertian Yayasan ................................................................ 29

2. Hubungan Yayasan dan Dakwah ........................................... 31

3. Tujuan dan Kegiatan Usaha Yayasan………………………. 32

3. Fungsi Yayasan ...................................................................... 39

BAB III PROFIL YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (MAI), PROGRAM

TEBAR DA’I DAN KOMUNITAS PEMULUNG DAN ANAK

JALANAN LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

A. Mengenal Lebih Dekat MAI ........................................................ 40

B. Visi dan Misi Yayasan MAI ......................................................... 40

C. Aspek Legal Yayasan MAI ........................................................... 41

D. Program Dakwah Yayasan MAI ................................................... 42

E. Struktur Organisasi Yayasan MAI ................................................ 44

F. Profil Program Tebar Da’i ............................................................. 44

G. Komunitas Pemulung dan Anak Jalanan Lebak Bulus.................. 46

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

A. Program Tebar Da’i Pada Komunitas Pemulung dan Anak Jalanan 52

B. Metode Program Tebar Da’i ........................................................ 58

C. Materi Program Tebar Da’i ........................................................... 60

Page 11: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 63

B. Saran-saran ................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepedulian masyarakat terhadap kaum bawah dirasakan kian hari kian

menipis. Ini disebabkan bahwa masyarakat cenderung memikirkan kehidupan

dirinya daripada orang lain yang memang sangat membutuhkan bantuan dan

uluran tangan mereka.

Pemulung dan anak jalanan adalah salah satunya, oleh karena itu

pembinaan terhadap mereka sangat perlu agar mereka mendapatkan manfaat

untuk mereka sendiri dan tidak memberi dampak yang buruk terhadap

kehidupan sosial masyarakat.

Sebagai muslim kita tentu disunnahkan oleh baginda Nabi Muhammad

SAW untuk selalu membantu sesama muslim yang memang perlu pertolongan

kita. Apalagi mengatasi problem kaum bawah seperti pemulung dan anak

jalanan adalah memang suatu kewajiban. Semasa kecil mereka sampai

terbilang dewasa, banyak dari pemulung yang tidak tahu bagaimana caranya

shalat, caranya membaca Al-qur’an, berahklak dengan baik. Karena kehidupan

mereka sebatas hanya mencari barang barang bekas, dan barang bekas setiap

harinya. Dan kalau ini dibiarkan terus tanpa pembinaan maka akan

berimplikatif terhadap kehidupan dirinya yang jauh akan nilai-nilai Islam.

Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan perubahan tersebut maka

dibutuhkan dakwah Islam yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga

pemulung dan anak jalanan dapat menjadi manusia yang yang bersikap dan

berakhlak mulia.

Page 13: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

2

Dakwah berasal dari bahasan arab yakni da’a-yad’u-da’watan, artinya

mengajak, menyeru, memanggil.1 Sedangkan orang yang melakukan ajakan

disebut dengan da’i artinya orang yang memanggil. Sesuai dengan firman

Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 104 yang bunyinya,

ولحكه منكم أمة يدعىن إل الخير ويأمرون ببلمعروف وينهىن عه المنكر وأولئك هم المفلحىن

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran :104)

Dakwah merupakan aktivitas yang mulia, ia menjadi kewajiban

bagi setiap muslim. Dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang Islam

dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang

mencerminkan nilai-nilai Islam itu sendiri. Dakwahpun sering di lakukan

dengan cara bil-lisan yang lebih banyak mendiskusikan pada penekanan

informatif persuasive dan dakwah bil-hal yang lebih menekankan terhadap

persoalan yang bersifat praktis yang mampu merangsang mad’unya dengan

cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-hari2.

Pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang

dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang

kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk memengaruhi cara

merasa, berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka mengusahakan

terwujudnya ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan dengan menggunakan

cara tertentu3. Cara tertentu tersebut adalah dengan sesuai syariat Islam yang

telah diajarkan oleh Baginda Nabi besar Muhammad SAW.

1 Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009), h. 1

2 Djamal Abidin ASS, Komunikasi dan Bahasa Dakwah (Jakarta: Gema Insani Press,

1996) cet ke-1 h. 1

3 Amrullah Achmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Prima Duta,

1983), h. 2

Page 14: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

3

Namun demikian seyogyanya dalam dakwah harus membutuhkan

strategi yang matang dalam pelaksaannya. Supaya tujuan dakwah tersebut

dapat tercapai. Strategi pada hakikatnya adalah perpaduan antara planning

(perencanaan) dan management (manajemen) untuk mencapai suatu tujuan4.

Sedangkan strategi dakwah yaitu metode, sisat, taktik, atau manuver yang

dipergunakan dalam kegiatan dakwah5. Strategi tidak hanya berfungsi sebagai

peta jalan yang hanya menunjukkan peta arah saja melainkan harus mampu

menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya6.

Yayasan Media Amal Islami (MAI) adalah salah satu lembaga yang

peduli terhadap kaum bawah khususnya pemulung dan juga anak jalanan.

Yayasan tersebut fokus berdakwah kepada kaum bawah yang memang sangat

memerlukan uluran tangan.

Media Amal Islami adalah yayasan independen (non partisan) yang

berdiri sejak tahun 1999, bergerak di bidang Dakwah, Pendidikan, Sosial dan

Ekonomi. Tujuan Yayasan tersebut adalah menjadikan sebuah lembaga

dambaan ummat, yang unggul dalam menetaskan kaum dhu’afa menjadi kaum

yang mandiri dan berakhlak shaleh.

Yayasan tersebut mempunyai program yang sangat unik dalam

menyampaikan dakwah mereka terhadap komunitas pemulung dan juga anak

jalanan yaitu tebar da’i. Tebar da’i yang dalam benak kita adalah konsep

menyebarkan para da’i atau komunikator dalam menyampaikan pesan Islam

4 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori da Praktek, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1992), h. 32

5 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah …, h. 107

6 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori da Praktek…, h. 32

Page 15: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

4

kepada khalayak umat. Program ini sangat unik karena dilakukan kepada

komunitas pemulung dan anak jalanan yang kita lihat sangat jarang para da’i

yang terjun langsung ke komunitas tersebut hanya untuk menyebarkan dakwah

Islam dengan menggunakan lembaga dalam menyiasatinya.

Oleh karena itu penulis tertarik mengambil penelitian yang diberi judul

“Program Tebar Da’i pada Komunitas Pemulung dan Anak Jalanan oleh

Yayasan Media Amal Islami (MAI) di Lebak Bulus Jakarta Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar skripsi ini lebih terarah maka penulis membatasi masalah pada

program tebar da’i pada komunitas pemulung dan anak jalanan oleh

yayasan Media Amal Islami (MAI).

2. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak melenceng dari fokusnya, maka perlu dirumuskan

masalah-masalah yang sesuai dengan fokus penelitian di atas. Adapun

rumusan masalah pada peneltian ini ialah sebagai berikut:

a. Bagaimana program tebar da’i di komunitas pemulung dan anak

jalanan oleh yayasan Media Amal Islami (MAI)?

b. Metode apa yang digunakan program tebar da’i di komunitas

pemulung dan anak jalanan oleh yayasan Media Amal Islami?

c. Materi dakwah apa yang disampaikan para da’i dalam program

tersebut?

Page 16: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

a. Mengetahui lebih jauh program tebar da’i pada komunitas pemulung

dan anak jalanan oleh yayasan Media Amal Islami (MAI).

b. Mengetahui metode dan materi dakwah apa yang digunakan program

tebar da’i di komunitas pemulung dan anak jalanan oleh yayasan

Media Amal Islami.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memeiliki manfaat, yaitu :

a. Secara akademis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan

pengetahuan tentang dakwah bagi khazanah keilmuan Islam serta

dapat menjadi referensi bagi peminat dakwah yang selanjutnya akan

menjadi bahan penelitian di masa yang akan datang.

b. Secara praktis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan motivasi dan kontribusi

serta menambah wawasan bagi kalangan praktisi dakwah dan aktivis

dakwah khususnya yayasan Media Amal Islami (MAI) agar konsisten

dalam memperjuangkan nilai-nilai dakwah Islam terutama kepada

komunitas pemulung dan anak jalanan serta umum lainnya dalam

berbagai aspek kehidupan.

Page 17: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

6

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan sebuah hasil penelitian yang deskriptif

mengenai fokus permasalahan yang dikaji, serta tersusun berdasarkan data dan

perilaku-perilaku yang diamati.

1. Objek dan Sumber Data

a. Objek penelitian ini adalah Yayasan Media Amal Islami (MAI) yang

berperan dalam program dakwah tebar da’i di komunitas pemulung

dan anak jalanan

b. Sumber data penelitian ini adalah data tertulis maupun lisan yang

menyangkut inti permasalahan penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan metodologi penelitian yang akan digunakan, yakni

metodologi penelitian kualitatif, maka data akan dikumpulkan melalui:

a. Observasi : yaitu penulis melakukan pengamatan terhadap program

tebar da’i yayasan Media Amal Islami (MAI) dan mencatat semua

yang berkaitan dengan kegiatan dakwah mereka. Dengan metode ini

penulis mengadakan pengamatan langsung ke tempat program tersebut

dijalankan. Peneliti mengadakan pengamatan sebanyak kurang lebih

dua kali.

7 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), h. 4.

Page 18: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

7

b. Wawancara : penulis melakukan wawancara dengan Ustadz M. Nur,

A.Md. Selaku ketua bidang dakwah yayasan MAI, dan juga Anak

Pemulung.

c. Dokumentasi : dalam hal ini penulis mengumpulkan dokumentasi

berupa foto-foto kegiatan program tebar da’i tersebut.

3. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, yakni

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi saham yang dapt

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.8

Dengan demikian melalui teknik analisis kualitatif, penelitian ini

mengumpulkan informasi melaui instrumen-instrumen penelitian kualitatif

(observasi, wawancara, dan dokumentasi, lalu mengolahnya untuk menjadi

sebuah bahan ilmiah yang bisa disuguhkan dalam bentuk laporan tertulis.

D. Tinjauan Kepustakaan

Dalam penelitian ini penulis mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah

yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti.

Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka, penulis akhirnya

menemukan skripai yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan

penulis teliti, skripsi tersebut antara lain, skripsi dari Ikhlas Al’Ala, mahasiswa

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2007

8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, h. 248.

Page 19: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

8

yang berjudul Aktivitas Dakwah Yayasan Pesantren Islam Bina Sani

Cemerlang Al Futuwwah dalam Mengantisipasi Pemurtadan. Saudara Ikhlas

memaparkan bagaimana dakwah yayasan tersebut dalam menangkal

pemurtadan terhadap komunitas pemulung, sedangkan yang membedakan

dengan skripsi penulis yaitu penulis menggunakan program tebar da’i di

komunitas pemulung dan anak jalanan dan tidak fokus kepada masalah

pemurtadan.

Kemudian skripsi dari Saudara Ahmad Rifqi yang juga Mahasiswa UIN

Jakarta, beliau meneliti tentang Strategi Dakwah sanggar Budaya Betawi si

Pitung dalam Pembinaan Pemuda di Wilayah Rawa Belong Jakarta Barat.

Disini saudara Rifqi fokus kepada pembinaan pemuda sedangkan bedanya

dengan skripsi penulis adalah penulis lebih memfokuskan kepada pembinaan

komunitas pemulung dan juga anak jalanan oleh program tebar da’i tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri

dari sub bab. Lima bab tersebut disusun secara berurutan guna menjelaskan isi

skripsi dengan lebih jelas, sistematis dan mendetail. Berikut gambaran

mengenai penyusunan bab dalam skripsi ini:

Bab satu, Pendahuluan: bab ini membahas tentang latar belakang

pemilihan judul skripsi, pembatasan dan perumusan masalah yang akan

diteliti, manfaat dan tujuan penelitian, serta metodologi penelitian.

Bab dua, Tinjauan Teoritis: dalam bab ini dibahas teori-teori yang

berkenaan dengan judul skripsi yang dipilih.

Bab tiga, Profil: pada bab ini diberikan gambaran mengenai profil

Yayasan Media Amal Islami (MAI).

Page 20: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

9

Bab empat, Analisis Data: semua data yang diperoleh dari berbagai

sumber dianalisis dan dituangkan dalam bentuk tulisan pada bab ini.

Bab lima, Penutup: penutup meliputi penarikan kesimpulan yang

menjawab masalah yang telah dirumuskan, serta kritik dan saran.

Di luar lima bab di atas, skripsi ini dilengkapi pula dengan halaman

daftar pustaka, serta lampiran-lampiran data yang diperoleh selama masa

penelitian yang diletakkan di bagian akhir skripsi ini.

Page 21: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Program Dakwah

1. Pengertian Program

Secara bahasa (etimologi) kata program berasal dari kata bahasa

Inggris yaitu Programme yang artinya acara atau rencana. Sedangkan

menurut istilah program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-

usaha yang akan dijalankan.1

Secara Istilah (terminologi) Program juga dapat diartikan sebagai

suatu deretan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies

(rencana-rencana kegiatan) dalam mencapai tujuan. Sesuatu rentetan

kegiatan yang menjadi tuntunan dalam pelaksanaan suatu policy.2

Dengan demikian program bisa disebut juga suatu kegiatan yang

dijalankan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan apakah

tujuannya untuk menghasilkan keuntungan ekonomi ataukan keuntungan

dalam bidang lain.

Keuntungan dalam bidang lain seperti bidang dakwah Islam,

program juga bisa diperuntukan untuk keuntungan dakwah Islam. Namun

program yan dijalankan juga harus dilandasi oleh Al-qur’an dan hadits.

2. Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari kata da’aa-yad’u-da’watan, artinya:

“menyeru, mengajak atau memanggil”3. Di dalam Al-qur’an Allah

berfirman dalam surah Al-Qasash ayat 87 yang artinya :

1 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Pranada Media Grup, 2008), cet ke-1

h.199

2 Hasanudin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet ke-1 h. 109

3 Hasanudin, (Manajemen Dakwah), op. cit, h. 39

Page 22: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

11

Artinya: “......, dan serulan mereka kepada jalan Tuhanmu, dan janganlah

sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang memersekutukan

Tuhan.” (QS. Al-Qasash: 87) .

Orang yang berdakwah disebut dengan da’i dan orang yang

menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut dengan Mad’u.

Para pakar mendefinisikan dakwah sebagai berikut:

a. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai

upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai perintah tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.4

b. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin

memberikan definisi dakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu

mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk

(hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari

kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan

akhirat.5

c. Prof. Dr. Hamka menyatakan bahwa dakwah adalah seruan panggilan

untuk menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif

dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar

ma’ruf nahi munkar.6

d. Letjend. H. Soedirman, mendefinisikan dakwah sebagai usha untuk

merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup sehari-hari baik

kehidupan seseorang, maupun kehidupan masyarakat sebagai

4 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet

ke-1, h. 1

5 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah…, h. 1

6 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah…, h. 2

Page 23: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

12

keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa

dan umat, untuk memeroleh keridhaan Allah SWT.7

Bisa ditarik kesimpulan bahwa dakwah menjadikan perilaku muslim

dalam menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus

didakwahkan kepada seluruh umat manusia, yang dalam prosesnya

melibatkan unsur: da’i (subjek), maaddah (materi), thoriqoh (metode),

washilah (media), dan mad’u (objek) dalam mencapai maqashid (tujuan)

dakwah yang melekat dengan tujuan Islam yaitu kebahagiaam hidup di

dunia dan akhirat.8

Dakwah juga mengharuskan manusia untuk selalu menyeru kepada

kebaikan dan mencegah dari keburukan. Sehingga tercipta manusia yang

arif disegala aspek kehidupan.

3. Pengertian Program Dakwah

Program yang tadi telah disebutkan di atas adalah serentetan

kegiatan yang dijalankan untuk melaksanakan suatu rencana kegiatan

dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Bisa diambil garis besar

bahwasanya program dakwah bisa diartikan kegiatan yang dijalankan

untuk melaksanakan suatu rencana dakwah.

Program dakwah atau bisa disebut juga kegiatan dakwah meliputi

kegiatan tabligh, kegiatan pengembangan masyarakat, dam kegiatan

manajemen dakwah atau kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan

kegiatan dakwah.9

Kesemua itu merupakan suatu kesatuan yang memiliki target dan

tujuan keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan dakwah tersebut.

7 Hasanudin, …, h. 41

8 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah…, h. 2

9 Hasanudin, Manajemen Dakwah…, h. 79

Page 24: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

13

4. Kriteria Keberhasilan Program atau Kegiatan Dakwah

Keberhasilan suatu program atau kegiatan dakwah biasanya

disebabkan oleh hal sebagai berikut :

a. Kemungkinan pertama karena pesan dakwah yang disampaikan oleh

da’i memang relevan dengan situasi dan kebutuhan masyarakat, yang

merupakan satu keniscayaan yang tidak mungkin ditolak, sehingga

mereka menerima pesan dakwah itu dengan antusias.

b. Kemungkinan kedua karena faktor pesona da’i, yakni da’i tersebut

memiliki daya tarik personal yang menyebabkan masyarakat mudah

menerima pesan dakwahnya, meski kualitas dakwah yang disampaikan

sederhana.

c. Kemungkinan ketiga karena kondisi psikologi masyarakat mudah

disentuh dan dalam kondisi haus akan siraman rohani, dan mereka

terlanjur memiliki persepsi positif terhadap da’i, sehingga pesan

dakwah uang sebenarnya kurang jelas di tafsirkan sendiri oleh

masyarakat dengan penafsiran yang jelas.

d. Kemungkinan keempat, yaitu karena dakwah yng disampaikan

dikemas dengan menarik, sehingga masyarakat yang semula acuh tak

acuh terhadap agama, setelah melihat paket dakwah yang diberi

kemasan lain, misalnya lewat kesenian, stimulasi. Maka dakwah yang

dilaksanakan pun berhasil dan dapat diterima oleh masyarakat secara

positif.10

10 Hasanudin, Manajemen Dakwah…, h. 81

Page 25: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

14

Sebenarnya keberhasilan suatu program atau kegiatan dakwah tidak

lah diukur oleh banyaknya jamaah yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Namun lebih jauh lagi keberhasilan suatu program dakwah dapat diukur

dari munculnya kesadaran beragama pada masyarakat. Baik kesadarannya

berupa tingkah laku, sikap ataupun berupa keyakinan11

.

Dengan demikian disinilah tugas dai yaitu menumbuhkan kesadaran

pada masyarakat melalui dakwahnya itu. Allah SWT berfirman dalam

surat al- Dzariat Ayat 56 yang artinya sebagai berikut :

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku”. (al-Dzariat:56).

Program dakwah juga dikatakan berhasil apabila seseorang yang

bukan muslim menjadi muslim dan seseorang yang muslim mau

menjalankan syariat agamanya12

yang dahulunya tidak dijalankan karena

belum mendapatkan pencerahan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam

surat Fushilat ayat 34 yang artinya :

Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan

itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang

antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah –olah telah

menjadi teman yang sangat setia”. (Fushilat: 34).

Dari ayat tersebut bisa disimpulkan jika dikaitkan dengan

keberhasilan program dakwah bahwasanya keberhasilan tersebut dapat

11 Hasanudin, Manajemen Dakwah…, h. 82

12

Hasanudin, Manajemen Dakwah…, h. 82

Page 26: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

15

terlaksana jika seorang lawan telah menjadi kawan, atau dengan kata lain,

seseorang yang bukan muslim sudah menjadi muslim.13

B. Teori Tentang Dakwah

Amrullah Achmad memperkenalkan dua macam teori tentang dakwah,

yaitu teori medan dakwah dan teori tahapan dakwah. Teori medan dakwah

melihat dakwah sebagai Ikhtiar seorang muslim untuk mewujudakan Khairu

al-Ummah. Artinya usaha seorang muslim yang mempunyai kualifikasi untuk

berdakwah untuk mewujudkan umat yang terbaik14

.

Ikhtiar itu merupakan refleksi tauhidi yang wajib ditunaikan yang inti

pendorongnya adalah nilai al-birr dan al-taqwa. Khairu Ummah adalah

tujuan dari ikhtiar tersebut adalah wujud dari ketauhidan, pelaksanaan amar

ma’ruf nahi munkar. Dalam praktiknya, ikhtiar dimaksud berhadapan dengan

situasi sosio kultural yang telah dimuati dengan nilai-nilai jahili, yang

berlawanan dengan Khairu al-Ummah.15

Sedangkan teori tahapan dakwah menjelaskan tentang tiga tahap dalam

berdakwah, yaitu tahap takwin, tandzim, dan pendelegasian.

Tahap pertama adalah takwin yang merupakan tahap pembentukan

masyarakat dakwah dalam bentuk internalisasi dan sosialisasi ajaran tauhidi.

Tahap ini dimulai dari ittishal fardhi, yaitu keluarga terdekat, lalu ittishal

jama’i yaitu masyarakat pada umumnya. Kegiatan utamanya dimulai dari

dakwah billisan (tabligh) dan dakwah bil hal (pengembangan masyarakat).16

13 Hasanudin, Manajemen Dakwah…, h. 82

14

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah ...., h. 119-120 15

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah ...., h. 120 16

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah ...., h. 121

Page 27: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

16

Tahap kedua adalah tandzim, tahap ini subtahapnya meliputi

pembangunan masjid, pembentukan lembaga ukhuwah Islamiyah dan

ukhuwah basyariyah (piagam madinah), dan lain-lain.17

Tahap utama ketiga adalah tahap pelepasan dan kemandirian.18

Tahap

ini adalah tahap akhir dari pembinaan mad’u sehingga setelah dibina mad’u

menjadi manusia yang mandiri dalam menata kehidupannya.

C. Bentuk-bentuk Dakwah

Berdasarkan bentuk-bentuk penyampaiannya metode dakwah dapat

dikelompokkan dalam tiga katagori yitu :

1. Dakwah Bil-Lisan,

Yaitu dakwah dilakukan dengan menggunakan lisan. Dakwah bil-

Lisan adalah merupakan salah satu cara di dalam penyampaian pesan-

pesan dakwah dengan menggunakan lisan atau dikenal juga dengan istilah

metode ceramah.

Ceramah adalah suatu tehnik atau metode dakwah yang banyak

diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang da’i pada suatu

aktivitas dakwah. Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye,

berpidato, sambutan, mengajar dan lain sebagainya. Metode ceramah

sebagai salah satu metode atau tehnik berdakwah tidak jarang

dipergunakan oleh da’i-da’i ataupun para utusan Allah dalam usaha

nenyampaikan risalah-Nya.

Dengan demikian untuk dakwah bil-Lisan merupakan ilmu yang

membicarakan tentang cara-cara berbicara di depan massa (orang banyak),

17

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah…, h. 122

18

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah…, h. 122

Page 28: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

17

dengan tutur kata yang baik agar mampu mempengaruhi para pendengar

untuk mengikuti paham ajaran yang dipeluknya. Oleh karena itu antara

metode ceramah dengan bentuk dakwah bil-lisan tidak ada perbedaan yang

prinsifil namun hanyalah berbeda istilah belaka (sinonim).19

2. Dakwah Bil-Qalam,

Yaitu dakwah dengan menggunakan tulis menulis berupa artikel atau

naskah yang kemudian dimuat di dalam majalah atau surat kabar, brosur

bulletin dan sebagainya.

Suatu cara atau retorika di dalam penyampaian isi dakwah dengan

cara melalui qalam (tulisan). Dalam hal ini dapat dicontohkan melalui

media cetak (surat kabar dan majalah).

Dakwah sebagai suatu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan

kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin

canggih memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan ini, artinya dakwah

dituntut agar dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai dengan

ragam mad’u. atau dengan bahasa lain dakwah yang demkian merupakan

dakwah yang komunikatif. 20

3. Dakwah Bil-Haal,

Yaitu dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang

langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah dengan

karya subjek dakwah serta ekonomi sebagai materi dakwah.21

Dakwah Bil-

Haal adalah suatu istilah yang terdiri dari dua kata yang digabungkan yaitu

19

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam…, h. 104-105 20

Hamzah Ya’kub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership (Bandung: Di

Ponegoro, 1972), h. 47-48 21

Rafi Udin dan Maman Abdul Dzaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah. (Bandung: Pustaka

setia, 1997), h. 50

Page 29: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

18

kata dakwah dan kata hal (حب ل ) yang berarti berubah, haal (حب ل) berarti

hal ikhwal. Haal (حب ل) bisa juga berarti perpindahan, gerakan (gerak),

berarti menunjukkan keadaan.22

Kata bil-haal berarti menunjukkan suatu keadaan atau tindakan,

sedangkan dakwah secara umum mengandung arti suatu usaha untuk

merubah dan memperbaiki keadaan yang kurang baik kearah yang lebih

baik dalam kaitan ini dakwah bil-haal sebagai uraian dalam upaya dakwah

dengan menggunakan metode praktis dalam menjalankan dan

memperaktekan ajaran agama itu sendiri.

Secara umum pengertian dakwah bil-haal adalah segala gerak amal

perbuatan dalam berinteraksi terhadap sesama manusia, alam dan

lingkungannya, baik perbuatan itu berupa ibadah, akhlak maupun

muamalah yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam untuk mencapai

keridhoan Allah.

Pengertian dakwah bil-haal secara luas adalah seluruh kegiatan

dakwah di dalam bentuk perbuatan nyata untuk memecahkan persoalan

suatu lingkungan masyarakat. 23

bil-haal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan yang

meliputi keteladanan. Metode dakwah ini dapat dilakukan oleh setiap

individu tanpa harus memiliki keahlian khusus dalam bidang dakwah.

Dakwah bil-haal dapat dilakukan misalnya, dengan tindakan nyata yang

dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara kongkrit oleh

22

Mahmud Yunus, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penterjemah

Al-Qur’an, 1973), h. 111 23

Husein As Segaf, Pembangunan Nasional Dakwah Bil Haal, (Mimbar Ulama No. XV/

159) h. 66

Page 30: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

19

masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit atau fasilitas-fasilitas yang

digunakan untuk kemaslahatan umat.24

D. Metode dan Materi Dakwah

1. Metode Dakwah

Secara etimologi, kata metode berasal dari dua kata, yaitu meta yang

berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dengan demikian,

arti metode ialah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan.25

Metode dakwah dapat diaktualisasikan melalui dakwah yang

disampaikan dengan hikmah, mauizzah hasanah dan mujadalah dengan

cara yang baik dan tidak menggunakan paksaan ataupun kekerasan. Selain

itu juga dengan melalui Tarbiyah Islamiyah yang asasnya adalah minhaj

al-qur’an dan metode rasul yaitu dengan menanamkan akhlak yang mulia,

nilai-nilai kehidupan yang kokoh dan pemahaman Islam yang benar. Serta

mendirikan bangunan Islami sebagai tempat mereka dididik dengan

pendidikan Islam. 26

Metode dakwah sangat diperlukan dalam proses dakwah guna

keberhasilan dan perkembangan dakwah Islam. Tanpa metode dakwah

yang tepat dan sesuai dengan kontekstualitasnya, sulit rasanya

perkembangan dakwah akan berhasil dengan baik.

24 M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 223

25

M. Munir, S. Ag, M.A., dkk., Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 6 26

Jum’ah Amin Abdul Ajis, Fiqih Dakwah, (Solo: Era Intermedia, 2000), cet. Ke-3, h.65-

66

Page 31: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

20

2. Materi Dakwah

Pada dasarnya materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang

secara murni tertulis dalam Al-qur’an dan diperjelas oleh Nabi

Muhammad SAW dalam Al-Hadits sebagai sumber utama materi dakwah.

Berkaitan dengan materi dakwah ini Barmawy Umari menjelaskan bahwa

materi dakwah ada sepuluh bagian, yaitu:

a. Aqidah, menyebarkan dan menanamkan pengertian aqidah Islamiah

yang berpangkal dari rukun iman yang prinsipil dan segala

perinciannya.

b. Akhlak, yaitu menerangkan akhlakul karimah (akhlak yang mulia) dan

akhlakul mazmumah (akhlak yang tercela) dengan segala dasarnya,

hasilnya dan akibatnya, kemudian diikuti dengan contoh-contoh yang

telah berlaku dalam sejarah.

c. Ahkam, yaitu menjelaskan aneka ragam hukum yang meliputi soal-

soal ibadah, muamalat, ahwalus syakhsiah yang wajib diamalkan oleh

setiap muslim dan masalah lainnya.

d. Ukhuwah, yaitu menggambarkan persaudaraan yang dikehendaki

Islam antar penganutnya sendiri serta sikap pemeluk Islam terhadap

golongan lain (non) muslim.

e. Sosial, yaitu yang mengemukakan bagaimana solidaritas menurut

hukum agama, tolong menolong, kerukunan hidup sesuai dengan

ajaran Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi.

f. kebudayaan, yaitu memupuk bentuk-bentuk kebudayaan yang tidak

bertentangan dengan norma-norma agama, mengingat pertumbuhan

Page 32: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

21

kebudayaan dengan sifat asimilasi dan akulturasi sesuai dengan ruang

dan waktu.

g. Kemasyarakatan, yaitu menguraikan kontruksi masyarakat yang penuh

ajaran Islam, dengan tujuan keadilan dan kemakmuran bersama.

h. Amar Ma’ruf, yaitu mengajak manusia untuk berbuat baik guna

memperoleh sa’adatuddaraini (Kebahagiaan dunia akhirat).

i. Nahi Munkar, yaitu melarang manusia dari perbuatan jahat agar

terhindar dari malapetaka yang akan datang.27

E. Sekilas Tentang Da’i

1. Pengertian Da’i

Da’i secara etimologis berasal dari Bahasa Arab, bentuk isim fa’il

(kata menunjukkan pelaku) dari asal kata dakwah artinya orang yang

melakukan dakwah. Secara terminologis da’i yaitu setiap muslim yang

berakal mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban dakwa. Jadi dai

merupakan orang yang melakukan dakwah, atau dapat diartikan sebagai

orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain (mad’u).28

Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah, khususnya da’i

hendaknya memiliki kepribadian yang bersifat rohaniah (psikologis) atau

kepribadian yang bersifat jasmaniah (fisik).29

Da’i di sini bukanlah sekedar seorang Khatib yang berbicara dan

memengaruhi manusia dengan nasihatnya, suaranya, serta kisah-kisah

yang diucapkannya. Bukan itu saja, seorang da’i haruslah mengerti hakikat

27

Barmawy Umar, Azas-azas Ilmu Dakwah, (Solo: CV. Ramadhani, 1987). Cet. Ke-2.

h.57-58

28

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah ...., h. 261

29

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah ...., h. 262.

Page 33: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

22

Islam, dan dia tahu apa yang sedang berkembang dalam kehidupan

sekitarnya serta semua problema yang ada.30

a. Kriteria Seorang Da’i

Apabila seseorang ingin menjadi da’i maka ia harus memiliki

kriteria sebagai berikut :

1) Memiliki kualifikasi akademi tentang Islam.

2) Memiliki monsistensi antara amal dan ilmu.

3) Santun dan lapang dada.

4) Pemberi.

5) Tidak mengharapkan pemberian orang lain.

6) Qana’ah dan kaya hati.

7) Mampu berkomunikasi.

8) Memiliki ilmu Bantu yang relevan.

9) Memiliki rasa percaya diri dan rendah hati.

10) Tidak kikir ilmu.

11) Anggun.

12) Selera tinggi.

13) Sabar.

14) Memiliki nilai lebih, seperti wara’ dan keterampilan31

.

Para da’i dan da’iyah memiliki peranan yang sangat penting

dalam setiap perkembangan dakwah. Menjadi seorang da’i tidaklah

mudah. Da’i harus memiliki bekal dan persiapan. Memahami secara

mendalam ilmu, makna-makna serta hokum-hukumnya terkandung

30 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah…, h. 263.

31 Dr. Akhmad Mubarrok, MA, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pusaka Firdaus, 1999), cet.

Ke-2, h. 153

Page 34: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

23

dalam Al-Qur’an dan As-sunnah. Bentuk pemahaman ini adalah

pertama, paham terhadap aqidah Islam dengan baik dan benar,

berpegang teguh pada dalil Al-Qur’an, As-sunnah dan Ijma’ Ulama

Ahlussunnah wa Jam’ah. Kedua, pemahaman terhadap tujuan hidup

dan posisinya di antara manusia. Ketiga, pemahaman terhadap

ketergantungan hidup untuk akhirat dengan tidak menunggalkan

urusan dunia.32

b. Tugas Seorang Da’i

Tugas da’i adalah tugas para rasul. Para rasul merupakan panutan

seluruh da’i.33

Di antara panutan yang paling utama adalah Nabi

Muhammad s.a.w. sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Ahzab:

45-46 yang artinya sebagai berikut:

Artinya: “Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi,

dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan

untuk jadi penyeru lepada Agama Allah dengan izan-Nya dan

untuk jadi cahaya dan menerangi.” (al-Ahzab: 45-46).

Dari Surat di atas bisa diambil kesimpulan bahwasanya tugas

seorang da’i adalah sebagai pemberi pengetahuan tentang ke Islaman

yaitu jalan Allah yang lurus kepada orang-orang yang belum

mengetahui tentang pengetahuan tersebut. Lebih jelasnya Allah

menerangkan lebih lanjut tentang tugas seorang da’i dalam firmannya

dalam surat al-Hajj ayat 67 yang artinya :

32 Dr. Akhmad Mubarrok, MA, Psikologi Dakwah…, h. 153

33

Sai’d al-Qahtani, Menjadi Da’I yang Sukses, (Jakarta: Qisthi Press, 2006), h. 84

Page 35: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

24

….

Artinya: “Dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesunggguhnya

kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.” (QS. Al-

Hajj: 67).

Dengan tambahan ayat di atas jelaslah bahwasanya tugas sorang

da’i adalah sebagai penyeru, sebagai pembawa kabar tentang agama

Allah, mengajarkan kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Amar

Ma’ruf Nahi Munkar.

Artinya: ”Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang

mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab

berima, tentulah itu lebih baik bagi mereka: di antara

mereka yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasik.”(QS. Ali Imran:110).

c. Senjata dan Strategi Da’i

Seorang da’i memerlukan senjata dan strategi berdakwah yang

jitu, yang di antaranya adalah:

1) Pemahaman yang mendalam yang didasarkan pada ilmu yang

dimiliki sebelum melakukan tugas dakwah. Pemahaman tersebut

juga harus didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.

2) Beriman kepada Allah secara mendalam yang dapat membawa

pengaruh, cinta-Nya, takut dan berharap kepada Allah serta

mengikuti jejak langkah Rasulullah s.a.w. dalam segala hal.

3) Seorang da’i haruslah selalu menjalin hubungan dengan Allah

Page 36: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

25

s.w.t. di dalam segala hal, selalu bergantung kepada-Nya, selalu

bertawakkal, memohon pertolongan, ikhlas kepada-Nya serta selalu

Jujur dalam segala percatan dan perbuatan.34

F. Kehidupan Pemulung dan Anak Jalanan

1. Pemulung

Pemulung adalah pemungut sampah (barang bekas, sisa) yang

bekerja mandiri tanpa anak buah serta menjualnya kepada penampung.

Modal mereka biasanya didapat dari penampung tetapi banyak di antara

mereka yang bekerja tanpa modal. Biasanya pemulung tinggal dimana

saja, atau di tempat penampung, dan mereka memuat sampahnya ke dalam

keranjang yang digendong di dalam gerobak dan didorong sendiri.35

Jika berbicara tentang pemulung maka lekat sekali dengan

penampung karena penampung adalah orang yang menampung semua

hasil sampah pemulung yang dapat bekerja sendiri atau dibantu oleh istri,

suami anak atau pembantu. Penampung mempunyai modal, bertempat

tinggal tetap dan mempunyai kendaraan motor, truk atau jip. Kata lain

yang populer di Jakarta untuk penampung ini adalah “lapak” dan orang

seperti itu dipanggil akrab oleh anak buahnya dengan kata “boss”36

.

Penampung kecil biasanyanya mengkoordinir beberapa pemulung

dan menyerahkan hasil barang bekas perolehannya pada penampung besar.

Sedangkan penampung besar biasanya memiliki tanah yang luas serta

34

Sai’d al-Qahtani, Menjadi Da’i yang Sukses, …., h.86-87

35

Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya di Jakarta Timur,

(Jakarta: Universitas Tarumanegara, 1990), h. 2

36

Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 2

Page 37: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

26

mengkoordinir pemulung dan penampung kecil dan menyerahkan

barangnya ke agen atau langsung ke pabrik.37

a. Area Pemukiman Pemulung

Areal pemukiman pemulung umumnya disediakan oleh para

penampung dengan cara kontrak atau tanah milik penampung

pribadi.38

Namun demikian, secara rinci tipe pemukiman pemulung

dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:

1) Pemukiman terbuka, pemukiman tanpa lindungan tertutup atau

shelter seperti di emper toko, kolong jembatan, dan fasilitas umum

lainnya39

.

2) Pemukiman tertutup, pemukiman dengan lindungan tertutup atau

shelter, yang masih terdiri dari dua macam, yaitu: 1) pemukiman di

lokasi sampa, dalam gubuk seng atau kardus bekas, dan 2)

pemukiman di lokasi penampung, dalam tempat bersama yang liar

di pinggir sungai, di bawah jembatan, di sepanjang rel kereta api,

tempat adanya air dan penerangan40

.

b. Ruang Gerak Kerja Pemulung

Ruang gerak kerja pemulung biasanya tergantung pada daerah

operasi mereka yang pada akhirnya juga tergantung dari permintaan

pemulung tempat pasaran dan situasi kegiatan ekonomi yang paling

menentukan.41

37 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 2

38

Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 2

39

Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 9

40

Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 9

41

Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya ..., h. 9

Page 38: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

27

Misalnya, stock kertas bekas di luar bulan-bulan perbelanjaan

ramai seperti tahun baru atau lebaran sedang berkurang sehingga

import diaktifkan, maka penampung merasa harga jual terlampau

rendah dan otomatis mereka berpindah kejenis barang lainnya untuk

sementara waktu.42

2. Anak Jalanan

Mereka yang disebut anak jalanan sejati adalah anak yang

menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan untuk bekerja dan

bersosialisasi dengan orang lain, usia mereka bervariasi.43

Survei yang dilakukan oleh Sanusi tahun 1995 di DKI Jakarta dan

Surabaya terhadap 300 responden, mengungungkapkan bahwa 2.3% atau

sebgian kecil dari mereka berusia di bawah 6 tahun dan lebih dari 70%

berusia 6-15 tahun. Sebanyak 19%-24% berusia 16-18 tahun.44

Anak jalanan seringkali diasosiasikan dengan anak jalanan laki-laki.

Informasi mengenai anak jalanan perempuan masih sangat minim di

Indonesia. Survei berskala kecil dengan responden sebanyak 300 anak atau

kurang, mengungkapkan bahwa 90% dari anak jalanan adalah laki-laki.

Dalam kebanyakan kasus, anak jalanan dipersepsikan berkaitan dengan

industri seks komersial anak-anak.45

Pendapat umum mengemukakan bahwa anak jalanan dipersepsikan

sebagai pembuat masalah atau anak nakal. Orang yang tinggal di

42 Chaidir Anwar Makarim, Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya di Jakarta Timur,

Op. cit h. 9

43

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia: Analaisis

Situasi, (Jakarta: PKPM Unika Atma Jaya Jakarta, Departemen Sosial, UNICEF, 1999), h. 100

44

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 100

45

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 101

Page 39: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

28

komunitas pinggiran seringkali harus melakukan perilaku yang tidak dapat

diterima masyarakat untuk mengisi perut dan hiduo sebagai manusia.

Perilaku mereka dapat dikatakan sebagai konsekuensi logis dan stigma

sosila dan pengucilan yang mereka alami.46

Persepsi orang mengenai anak jalanan ini sebenarnya berhubungan

dengan bagaimana masyarakat memerlakukan mereka (menolak dan

merendahkan), dan situasi ini memaksa mereka untuk berperilaku sesuai

dengan persepsi masyarakat terhadap mereka.47

a. Faktor Penyebab

Banyak yang berpendapat bahwa kemiskinan adalah faktor utama

yang menyebabkan anak untuk bekerja dan hidup di jalanan. Namun

kemiskinan bukanlah faktor utama anak-anak hidup dan mencari

nafkah di jalanan. Faktor-faktor lain adalah sebagai berikut:

1) Faktor sosio-ekonomik makro, kegagalan kebijakan ekonomi

makro dalam menempatkan kebutuhan keluarga dan anak-anak

sebagai prioritas. Ditinggalkannya sektor pertanian berskla kecil,

pemilihan industri dan kebun di area pinggiran, secara umum tidak

memerhitungkan mengenai keluarga dan anak-anak sebagai subjek

pembangunan nasional.48

2) Berkurangnya modal sosial dalam masyarakat, pentingnya modal

sosial sebagai indikator ekonomi keluarga terkadang tidak digubris

46 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 102

47

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 102

48

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 104

Page 40: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

29

oleh orang tua khususnya ayah. Dan ini menyebabkan anak harus

rela hidup di jalan untuk mencari nafkah.49

3) Kejadian traumatik, sejumlah anak jalanan berasal dari keluarga

yang mengalami trauma akibat bencana.50

4) Sektor ekonomi informal di daerah perkotaan, sektor informal di

perkotaan merupakan magnet kuat yang menarik anak-anak miskin

untuk membantu keuarga mencari nafkah.51

5) Keberadaan subkultur jalanan, bagi anak-anak yang ditinggalkan

orang tua atau melarikan diri dari keluarga, komunitas jalanan

menyediakan subkultur alternatif bagi mereka sendiri. Dalam

subkultur ini, seorang anak dapat menjadituan atas dirinya sendiri.

Mereka mempunyai kelompok kecil tersendiri yang tidak terlalu

terikat, dengan budaya yang memadukan kebebasan dan

kesetiaan.52

G. Yayasan

1. Pengertian Yayasan

Dalam edisi khusus ensiklopedi Indonesia dikatakan bahwa yayasan

itu adalah badan hukum, yang artinya mempunyai akte atau surat wasiat

untuk tujuan tertentu dan dijalankan oleh pengurus atau pimpinan yayasan.

Yayasan juga bukanlah lembaga yang sengaja didirikan untuk mencari

keuntungan.53

49 Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 105

50

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 110

51

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …, h. 111

52

Irwanto dkk, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di …,, h. 112

53

Hasan Sadhaly, Yayasan Ensiklopedi Indonesia Edisi Khusus, (Jakarta: PT. Ikhtiar

Bara-Van hoeve), Jilid 7, h. 3978

Page 41: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

30

Yayasan juga bisa diartikan sebagai badan hukum yang didirikan

dengan maksud mengusahakan sesuatu seperti sekolah dan sebagainya,

dan mempunyai modal atau anggaran.54

Yayasan juga bisa di maknai

sebagai badan atau lembaga yang didirikan oleh orang-orang yang

memang mempunyai tujuan bersama, mempunyai tugas dan tanggung

jawab dan jauh dari mencari keuntungan tetapi harus mempunyai modal

demi kelangsungan berdirinya lembaga tersebut.

Menurut R. Ali Ridho dalam bukunya yaitu “Badan Hukum dan

Kedudukan Badan Perseroan, Yayasan wakaf” : yayasan adalah suatu

badan hukum yang dilahirkan oleh pernyataan sepihak. Pernyataan itu

harus berisikan pemisahan suatu kekayaan untuk suatu tertentu dengan

menunjukkan bagaimana kekayaan itu diurus dan digunakan55

.

Jadi dapat diambil benang merah bahwasanya yayasan mempunyai

beberapa kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Yayasan merupakan badan hukum. Artinya yayasan secara hukum

dianggap bisa melakukan tindakan-tindakan yang sah dan mempunyai

akibat hukum walaupun nanti secara nyata yang bertindak adalah

organ-organ yayasan, baik pembina, pengawas maupun pengurusnya.

b. Yayasan memiliki kekayaan yang dipisahkan. Artinya, yayasan

mempunyai aset, baik bergerak maupun tidak, yang pada awalnya

diperoleh dari modal atau kekayaan yang telah dipisahkan. Maka,

54 W.J.S. Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1987), h. 1154 55

R. Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Perseroan, (Yayasan wakaf,

Bandung: Alumni 2001, h. 107

Page 42: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

31

yayasan secara hukum memiliki kekayaan sendiri yang terlepas dan

mandiri.

c. Yayasan mempunyai tujuan tertentu yang merupakan pelaksanaan

nilai-nilai , baik keagamaan, sosial, maupun kemanusiaan. Dari hal ini

diketahui bahwa yayasan sejak awal didesain sebagai organisasi

nirlaba yang tidak bersifat untuk mencapai keuntungan (profit

oriented) sebagaimana badan usaha, seperti perseroan terbatas, CV,

Firma dan lain-lain.Pemisahan harta kekayaan tersebut sebenarnya

bertujuan mencegah jangan sampai kekayaan awal yayasan masih

merupakan bagian dari harta pribadi atau harta bersama pendiri. Jika

tidak demikian nantinya harta tersebut masih tetap sebagai kekayaan

milik pendiri yayasan.

d. Yayasan tidak mempunyai anggota. Maksudnya, yayasan tidak

mempunyai semacam pemegang saham sebagaimana perseroan

terbatas atau sekutu-sekutu dalam CV atau anggota-anggota dalam

badan usaha lainnya. Namun, yayasan tentu saja digerakkan oleh

organ-organ yayasan, baik pembina, pengawas dan terlebih lagi peran

utama pengorganisasian yayasan berada di tangan pengurus dengan

pelaksana hariannya.

2. Hubungan Yayasan dan Dakwah

Jika kita menelaah antara hubungan yayasan dengan dakwah bisa

disimpulkan bahwasanya yayasan adalah wadah atau saluran untuk

aktifitas-aktifitas dakwah. Dengan adanya badan atau lembaga yang

Page 43: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

32

mendukung maka dakwah dapat terorganisir dengan baik. Namun harus

diingat dakwah seperti halnya yayasan adalah untuk kepentingan bukan

untuk mencari keuntungan.

Seperti halnya yayasan MAI (Media Amal Islami) yang didirikan

untuk mengentaskan problem kaum bawah seperti halnya pemulung dan

anak jalanan. Di sini bisa dilihat bahwasanya yayasan ini bukan mencari

keuntungan untuk mencari uang dari pembinaan komunitas pemulung dan

anak jalanan namun lebih dari itu adalah sebagai pembimbing mereka

dalam mengentaskan kesulitan mereka dengan pencerahan dakwah Islam.

Dan hal tersebut bukanlah mencari keuntungan tetapi lebih kepada

kepentingan untuk menyosialisasikan dakwah Islam.

3. Tujuan Dan Kegiatan Usaha Yayasan

Yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi

dan dilihatdari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial.

Dari sejak awal, sebuah yayasan didirikan bukan untuk tujuan komersial

atau untuk mencari keuntungan, akan tetapi tujuannya tidak lebih dari

membantu atau meningkatkan kesejahteraan hiduporang lain.Keberadaan

yayasan merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat, yangmenginginkan

adanya wadah atau lembaga yang bersifat dan bertujuan sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan. Dengan adanya yayasan, maka segala

keinginan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, itu diwujudkan di dalam

suatu lembaga yang diakui dan diterima keberadaannya.

Page 44: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

33

Keberadaan Yayasan sebelum berlakunya Undang – Undang

Nomor 16 Tahun 2001 Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang

Yayasan, menimbulkan berbagai kontroversi sebab yayasan yang pada

dasarnya bertujuan untuk kepentinganmasyarakat, seringkali justru

dijadikan wadah melakukan perbuatan melanggarhukum. Yayasan yang

demikian, umumnya telah menyimpang dari maksud dantujuan yang telah

ditetapkan dalam Anggaran Dasarnya. Usaha yang semuladifokuskan pada

usaha yang bersifat sosial dan kemanusiaan itu dibelokkan arahnya

sehingga kepentingan individulah yang diprioritaskan. Selain itu, beberapa

yayasan melakukan usaha layaknya badan usaha yang bertujuan mengejar

keuntungan.Dengan mengejar keuntungan, Yayasan itu umumnya tidak

segan untuk melakukan tindakan melawan hukum dan bertentangan

dengan kepentingan umum.

Dengan bergesernya fungsi yayasan menjadi suatu badan usaha

mengakibatkan tujuan aslinya menjadi kabur, salah arah, dan hampir –

hampir tidak terkendali. Tampak disini yayasan digunakan untuk

menjalankan usaha bisnis dan komersial dengan segala aspek

manifestasinya.

Dengan ketiadaan peraturan yang jelas ini, maka semakin

berkembang dan bertumbuhanlah yayasan – yayasan di Indonesia dengan

cepat, pertumbuhan mana tidak diimbangi dengan pertumbuhan peraturan

dan pranata yang memadai bagi yayasan itu sendiri, sehingga masing –

masing pihak yang berkepentingan\ menafsirkan pengertian yayasan

secara sendiri – sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.

Page 45: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

34

Dalam rangka menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar

yayasan berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan

prinsip keterbukaan dan akutabilitas kepada masyarakat, maka pada

tanggal 6 Agustus 2001 disahkan Undang – Undang Yayasan Nomor 16

Tahun 2001 yang mulai berlaku sejak tanggal 6 Agustus 2002 dan diubah

dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004, yang diundangkan pada

tanggal 6 Oktober 2004 dan berlaku sejak tanggal 6 Oktober 200556

.

Pengundangan Undang – Undang Yayasan ini dimaksudkan untuk

menjamin kepastian dan ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman

yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan, sehingga dapat

mengembalikan fungsi yayasan sebagai pranata hukum dalam rangka

mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.

Tujuan dari Undang – Undang ini, memberikan pemisahan antara

peran yayasan dan peran suatu badan usaha yang didirikan, dalam hal ini

yayasan sebagai pemegang saham dalam suatu badan usaha tersebut

karena adanya penyertaan modal maksimal 25% dari kekayaan yayasan,

agar tidak terjadi benturan kepentingan dan tumpang tindih kepentingan,

terlebih bila terjadi masalah yang timbul jika ada larangan terhadap organ

yayasan.

Pasal 1 angka (1) Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan jelas

menegaskan bahwa Yayasan harus bertujuan sosial, keagamaan, dan

kemanusiaan.

56 L.Boedi Wahyono dan Suyud Margono, Hukum Yayasan Antara Fungsi Kariatif Atau

Komersial, (CV. Novindo Pustaka Mandiri), Jakarta,2001, h. 8

Page 46: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

35

Pada pasal 3, Pasal 7 dan Pasal 8 Undang – Undang Nomor 16

Tahun 2001 memperkenankan yayasan untuk melakukan kegiatan usaha

ataupun mendirikan suatu badan usaha. Pasal 3 ayat (1) Undang – Undang

Nomor 16 tahun 2001 menyebutkan :

” Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian

maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut

serta dalam suatu badan usaha.”

Pada Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004 ketentuan pada

Pasal (3) ini tidak diubah tetapi penjelasan pasal ini mempertegas bahwa

yayasan tidak dapat digunakan sebagai wadah usaha. Dengan perkataan

lain yayasan tidak dapat langsung melakukan kegiatan usaha, tetapi harus

melalui badan usaha yang didirikannya atau melalui badan usaha lain

dimana yayasan mengikut sertakan kekayaannya.

Pada Pasal 7 Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001

menyebutkan bahwa :

” Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan

maksud dan tujuan yayasan.”

Dari pasal diatas dapat disimpulkan bahwa yayasan harus bertujuan sosial,

keagamaan dan kemanusiaan, dimana yayasan boleh melakukan kegiatan

usaha

asalkan laba yang diperoleh dari hasil usaha tersebut dipergunakan dan

diperuntukkan untuk tujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Usaha yang

memperoleh laba ini diperlukan agar yayasan tidak tergantung selamanya pada

bantuan dan sumbangan pihak lain.

Page 47: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

36

Pasal 8 Undang – Undang Nomor 16 Tahun 200 jo Undang – Undang

Nomor 28 Tahun 2004 menyebutkan bahwa :

”Kegiatan usaha dari badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(1) harus sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan serta tidak bertentangan

dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan/atau peraturan perundang –

undangan yang berlaku.”

Dalam penjelasan Pasal 8 (delapan) ini, dijelaskan bahwa cakupan

kegiatan usaha yayasan menyangkut Hak Azasi Manusia, kesenian, olahraga,

perlindungan konsumen, pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, dan ilmu

pengetahuan. Dari penjelasan itu, kita dapat menyatakan bahwa tujuan dari

sebuah yayasan adalah meningkatkan derajat hidup orang banyak atau

mensejahterakan masyarakat. Mengentaskan kemiskinan, memajukan

kesehatan, dan memajukan pendidikan merupakan kegiatan usaha yang harus

menjadi prioritas bagi yayasan.

Semua tujuan yayasan diharapkan berakhir pada aspek kepentingan

umum/kemanfaatan publik sebagaimana maksud dan tujuan yayasan yang

seharusnya.

Sebagai perbandingan di Inggris difinisi dari tujuan sosial, keagamaan dan

kemanusiaan ini, sering kali dikaitkan dengan pengertian charity atau sosial.

Di Inggris dalam Charitable Uses Acts of 1601 mengemukakan ada 4

klasifikasi dari Charity yaitu mengatasi kemiskinan (The Relief Of Poverty),

memajukan pendidikan (The Advancement of Education), memajukan agama

(The Advancement Of religion), dan tujuan – tujuan lain untuk kepentingan

umum (And Other Purpose of Beneficial to The Community).

Page 48: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

37

Pada klasifikasi diatas mencakup aspek kepentingan umum atau

kemanfaatan bagi publik umumnya. Jadi, suatu sumbangan atau kegiatan

bersifat charitable ( sosial ) dan kemanusiaan bila ia bermanfaat untuk

masyarakat pada umumnya.

Yayasan tujuannya bersifar sosial, keagamaan dan kemanusiaan,namun

Undang – Undang tidak melarang yayasan untuk menjalankan kegiatan

usaha.namun tidak semata – mata untuk mencari laba, seperti yayasan yang

mengusahakan poliklinik atau rumah sakit. Undang – Undang menghendaki

rumah sakit atau poliklinik berbentuk yayasan, namun jika dilihat dari

kegiatan usahanya, rumah sakit atau poliklinik ditujukan juga untuk mencari

laba, namun tujuan yayasan itu bersifat sosial dan kemanusiaan. Jadi disini

rumah sakit tidak dapat dikatagorikan untuk mencari keuntungan tetapi

bertujuan untuk sesuatu yang idiil atau filantropis atau amal walaupun tidak

mustahil yayasan itu mendapat keuntungan.

Yayasan sebagai philantropis adalah suatu kegiatan yang diminati menuju

kesejahteraan masyarakat. Arti dari philantropis itu adalah kedermawanan

sosial,

yang dijalankan dalam kerangka kesadaran dan kesepakatan perusahaan dalam

menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. Contoh lain dalam

pencapaian nilai philantropis pada yayasan adalah melalui yayasan yang

dirikan oleh perusahaan atau group perusahaan. untuk pencapaian program

Corporate Social Responcibility (CSR). Perusahaanlah yang menyediakan

modal awal, dana rutin atau dana abadi pada yayasan yang didirikannya.

Yayasan ini lah yang menjalankan program CSR perusahaan yang terdorong

Page 49: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

38

untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial.

Dalam Pasal 3 ayat (1) Undang – undang Nomor 16 Tahun 2001,

diterangkan bahwa kegiatan usaha yayasan penting dilakukan dalam rangka

tercapainya maksud dan tujuan yayasan. Agar yayasan bisa melakukan

kegiatan usaha, yayasan memerlukan wadah atau sarana. Untuk itu, yayasan

diperbolehkan mendirikan badan usaha supaya bisa melaksanakan kegiatan

usahanya. Bahwa ketika mendirikan badan usaha, yayasan harus

mengutamakan pendirian badan usaha yang memenuhi hajat hidup orang

banyak, misalnya badan usaha yang bergerak dibidang penanganan Hak Azasi

Manusia, kesenian, olahraga, perlindungan konsumen, pendidikan, lingkungan

hidup, kesehatan dan ilmu pengetahuan dapat kita lihat bahwa disini bidang –

bidang usaha tersebut selalu berorientasi pada kepentingan publik. Di samping

itu, dalam mendirikan badan usaha tersebut organ yayasan perlu

mempertimbangkan beberapa hal berikut yaitu : badan usaha tersebut tidak

boleh bertentangan dengan kepentingan umum, badan usaha tidak melanggar

kesusilaan, badan usaha itu tidak melanggar aturan dan ketentuan yang

berlaku pada Pasal 8 Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001.

3. Tata Cara Pendirian Yayasan Dan Penyesuaian Anggaran Dasar

Sebelum berlakunya Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001 Undang –

Undang Nomor 28 Tahun 2004, belum ada keseragaman tentang cara

mendirikan yayasan. Pendirian yayasan hanya didasarkan pada kebiasaan

dalam masyarakat, karena belum ada peraturan Undang – Undang yang

Page 50: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

39

mengatur tentang cara mendirikan yayasan.

Di dalam hukum perdata, pembentukan yayasan terjadi dengan surat

pengakuan (akta) diantara para pendirinya, atau dengan surat hibah/wasiat

yang dibuat dihadapan notaris. Dalam surat – surat itu ditentukan maksud dan

tujuan, nama, susunan dan badan pengurus, juga adanya kekayaan yang

mewujudkan yayasan tersebut.

Sehingga Pendirian suatu yayasan di dalam hukum perdata disyaratkan

dalam dua aspek yaitu:

a. Aspek material

i. harus ada suatu pemisahan kekayaan

ii. suatu tujuan yang jelas

iii. ada organisasi ( nama,susunan dan badan pengurus )

b. aspek formal, pendirian yayasan dengan akta otentik57

.

4. Fungsi Yayasan

Dari Penjelasan di atas bisa kita ketahui bahwasanya fungsi yayasan

tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Apakah tujuan tersebut untuk

agama, kegiatan sosial ataukah untuk pendidikan dan sebagainya. Oleh

karena itu tidak dibenarkan untuk segenap pengelola yayasan yang

menyimpang dari fungsi awal yayasan didirikan.

57 http://ansharus.blog.ca/2011/03/27/tujuan-dan-kegiatan-yayasan-10897247/, Tujuan

dan Kegiatan Yayasan, (Diakses pada 13 Januari 2014)

Page 51: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

40

BAB III

PROFIL YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI (MAI), PROGRAM

TEBAR DA’I DAN KOMUNITAS PEMULUNG DAN ANAK JALANAN

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

A. Mengenal Lebih Dekat Media Amal Islami (MAI)

Yayasan Media Amal Islami (MAI) adalah Yayasan Independen non

partisan yang didirikan oleh seorang pejuang dakwah H. Aslih Ridwan, MA

sejak tahun 1999. SK Menteri Hukum dan HAM RI No. 09.12430.250/078.6

yang bergerak di bidang dakwah, sosial, pendidikan, dan ekonomi.1

Aktifitas Ketua Umum MAI, H. Aslih Ridwan, MA. adalah pengisi

acara “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di Bens Radio, ketua GPMI (Gerakan

Persaudaraan Muslim Indonesia), dan sebagai Account Executive Majalah

Aulia.2

B. Visi dan Misi Yayasan MAI

Sebagai sebuah lembaga pada umumnya maka yayasan MAI ini

mempunya visi dan misi sebagai berikut :

1. Visi Yayasan MAI

Menjadikan sebuah lembaga dambaan umat yang unggul dalam

menetaskan kaum dhuafa menjadi kaum mandiri dan berakhlak shaleh3.

2. Misi Yayasan MAI

a. Melaksanakan dakwah bil lisan dan bil hal kepada masyarakat dhua’fa

b. Meringankan beban kaum dhua’fa

1 Company Profile Yayasan MAI, tanggal 07 Oktober 2013

2 Company Profile Yayasan MAI, tanggal 07 Oktober 2013

3 Company Profile Yayasan MAI, tanggal 07 Oktober 2013

Page 52: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

41

c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dan pelatihan bagi kaum

dhua’fa

d. Mengembangkan manajemen ilmu pengetahuan sehingga tercipta

kesejahteraan umat

e. Mengajak kaum yang berkemampuan untuk aktifdan peduli terhadap

kaum dhua’fa

f. Mendorong dan memfasilitasi para kader yang terlibat aktif untuk

menjadi pengajar dan pembina dengan memberikan ruang dan

kesempatan yang besar untuk mengembangkan diri, meningkatkan

keilmuan dan kesejahteraannya.4

C. Aspek Legal Yayasan MAI

Seperti Yayasan resmi pada umumnya MAI mempunyai aspek kelegalan

yayasan mereka, aspeknya sebagai berikut

1. Akte Pendirian

No. Akte : 01

Tanggal Akte : 19 Juni 2007

Notaris : Ny. Ratna Wijayanti, SH.

2. SK Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor : C-3225.HT.01.02TH.2007

Tanggal : 01 Oktober 2007

3. Surat Tanda Daftar Yayasan

Nomor : 08.31.74.06.1001-1321

Tanggal : 16 Desember 2008

4 Company Profile Yayasan MAI, tanggal 07 Oktober 2013

Page 53: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

42

4. Surat Izin Dinas Sosial Jakarta selatan

Nomor : 09.12430.250/078.6

Tanggal : 27 April 2009

5. Surat Keterangan Domisili

Nomor : 4343/1.824.1/08

Tanggal : 02 Desember 2008

6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor : 02.143.782.7-016.000

Tanggal : 12 Juli 2007

D. Program Dakwah Yayasan MAI

Dalam melakukan kegiatan dakwahnya, yayasan MAI mempunyai dua

program dakwah yaitu dakwah bil hal dan bil lisan, kualifikasinya sebagai

berikut :

1. Program Dakwah Bil Hal

a. Program asrama yatim dan dhua’fa MAI Lebak Bulus Jakarta

b. Program pendidikan untuk anak yatim dan dhua’fa berupa :

1) PKBM di Lebak Bulus Jakarta

2) Madrasah Diniyah : di Lebak Bulus Jakarta dan Desa Pedurenan

Gunung Sindur

3) PAUD : di desa Curug Parung dan desa Pedurenan Gunung Sindur.

c. Program Layanan Sosial dan Kesehatan untuk dhua’fa

d. Program pembangunan sarana ibadah dan Dakwah :

1) Pembangunan asrama yatim dan dhua’ffa Lebak Bulus Jakarta

(tahap akhir)

Page 54: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

43

2) Pembangunan Masjid Al Kautsar di desa Gekbrong Cianjur

3) Pembangunan Gedung sekolah di desa Curug Parung.5

2. Program Dakwah bil Lisan

Program dakwah bil lisan MAI adalah sebagai berikut :

a. Layanan berbagai ceramah : Khotib Juma’at, Khotib Hari Raya dan

PHBI

b. Layanan Kajian dan Konsultasi problem keluarga

c. Pelatihan da’i, dan tebar da’i ke komunitas pemulung dan anak

jalanan.6

Selain dari dua program dakwah tersebut ada satu program lain dari

MAI untuk membangun sifat mandiri santrinya yaitu program Membangun

kemandirian santri. Program tersebut di isi oleh santri MAI sendiri dan

kegiatannya meliputi :

1. Sedekah barang bekas : furniture, elektronik, perabotan rumah tangga, dll.

2. Pengumpulan sampah anorganik : kertas, koran, majalah, plastik, besi,

alumunium, dan lain-lain.

3. Penggilingan limbah plastik.7

Semua program yang dicanangkan oleh yayasan tersebut alhamdulillah

sudah tercapai namun terkadang kesulitan dalam hal dana juga memperlambat

pembangunan sarana dan prasarana. Seperti pembangunan asrama yatim dan

dhuafa yang belum mencapai maksimal. Karena asrama tersebut baru

diperuntukkan untuk perempuannya saja dan untuk laki-lakinya belum

5 Company Profile Yayasan MAI, tanggal 07 Oktober 2013

6 Company Profile Yayasan MAI, tanggal 07 Oktober 2013

7 Company Profile Yayasan MAI, tanggal 07 Oktober 2013

Page 55: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

44

tercapai.

E. Struktur Organisasi Yayasan MAI

Susunan Kepengurusan

Yayayasan Media Amal Islami (MAI)

Penasihat : Prof. Dr. Hamdan Zoelva, MH

Ir. H. Dicky Ahmad Gustyana

Pengurus

Ketua Umun : H. Aslih Ridwan, MA.

Wakil Ketua Umun : H. Muhammad Iqbal Siregar, M. Sos.I

Sekretaris Umum : Sigit Kuntoro, S.Pd.I

Bendahara Umum : Zhillan Shofandi

Kabid. Dakwah : M. Nur, A. Md.

Kabid. Pendidikan : Dzulfitri Sulaiman, S. Pd.I

Kabid. Asrama : Fathi Ihsan

Kabid. Fundrising : Ahmad Gaidha Banowati, S.Sos.I

Kabid. Umum : Roy Karyadi

F. Profil Program Tebar Da’i

Program tebar da’i merupakan program tahunan yang memang sudah

dicanangkan oleh yayasan MAI sejak tahun 1999. Konsep program ini

adalah menebar da’i ke seluruh komunitas pemulung dan anak jalanan se-

Page 56: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

45

DKI Jakarta. Dan program ini memulai dari wilayah lapak pemulung di

daerah Lebak Bulus Jakarta Selatan. Sampai saat ini program tersebut masih

berkonsentrasi di sana karena yayasan MAI fokus untuk mendirikan asrama

bagi pemulung dan anak jalanan sehingga untuk menebar da’i bagi

pemulung dan anak jalanan ke daerah Jakarta lain masih terkendala oleh

pendirian asrama tersebut. Para da’i yang diterjunkan dalam program ini

juga terlebih dahulu dibina agar siap secara mental dan keilmuan. Da’i yang

tergabung adalah sebagai berikut :

NO. Nama Da’i/Da’iah

1 Dzulfitri Suaiman S.Pdi.

2 Dewi Nurmalla Sari

3 Ade Ratna Widya Ningsih

4 Ratnasari

5 Yayah Kodariyah

6 Rina Ekawati

7 Siti Chuzaemah

Program tebar da’i sampai sekarang masih bertahan berkat

keistiqomahan dan keikhlasan para da’i untuk membina para pemulung dan

anak jalanan untuk lebih mengenal Islam secara benar. Sehingga banyak dari

mereka yang dahulunya tidak mengenal Islam dan juga tata cara ibadahnya

sekarang lambat-laun menjadi tahu dan ingin terus berusaha

mempertahankan kualitas ibadahnya.

Page 57: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

46

Kegiatan yang dilakukan dalam program ini seperti pembinaan ilmu

agama, mengadakan lomba da’i, dan juga setiap tahun mengadakan acara

tafakur alam (jalan-jalan).

Kegiatan lomba da’i untuk pemulung dan anak jalanan

G. Komunitas Pemulung dan Anak Jalanan Lebak Bulus

Sebagai bagian dari kelas sosial bawah, komunitas pemulung dan

anak jalanan memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satunya adalah

komunitas pemulung dan anak jalanan yang bermukim di kelurahan Karang

Tengah, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, mereka menghadapi berbagai

permasalahan seperti; lokasi yang terisolasi, sanitasi yang buruk, pendidikan

yang sangat tidak memadai, serta pengetahuan agama yang cukup.

Apalagi para pemulung dan anak jalanan tidak memandang penting

pendidikan dan pengetahuan agama untuk mereka. Pola pikir tersebut tidak

hanya membahayakan bagi diri para pemulung dan anak jalanan itu sendiri,

Page 58: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

47

tetapi juga menghambat pembangunan dalam artian yang lebih luas. Karena

dengan kesadaran seperti itu para pemulung dan anak jalanan

memperlakukan pendidikan agama dan kesehatanya tidak sebagai prioritas

utama dalam hidupnya. Tentunya, mereka akan terkungkung secara terus-

menerus dalam lingkaran kemiskinan yang dilestarikan oleh dirinya sendiri.

Pemukiman Pemulung dan anak jalanan Karang Tengah berada di

bantaran anak sungai pesanggarahan yang di sekelilingnya terdapat

perumahan-perumahan mewah. seperti Kondisi pemukiman mereka sangat

tidak layak. Rumah-rumah mereka terbuat dari barang-barang bekas

seadanya seperti ; kayu, bambu, seng dan triplek. Rumah-rumah mereka

hanya terdiri dari beberapa ruang sempit yang multifungsi. Pemukiman ini

tersusun sangat rapat dan tidak teratur. Sebagian rumah dibuat dua lantai

sebagai antisipasi banjir yang sering melanda apabila hujan deras turun di

wilayah Jakarta.

Kondisi pemukiman pemulung dan anak jalanan di Lebak Bulus Jakarta Selatan

Page 59: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

48

Sangat disayangkan, anak-anak pemulung di komunitas pemulung Karang

Tengah lebih tertarik untuk memilih menjadi pemulung seperti orang tua

mereka, terutama anak laki-laki. Pilihan diambil karena sosialisasi tidak

langsung oleh orang tua mereka yang mengajak serta mereka untuk memulung

sejak usia sangat dini. Sedangkan para anak perempuan sebagian besar

menjadi pembantu rumah tangga di rumah-rumah sekitar pemukiman mereka.

Mayoritas dari mereka tidak pernah ikut pendidikan formal maupun non

formal. Padahal terdapat pendidikan non-formal gratis yang diselenggarakan

oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) disekitar pemukiman

mereka.

Oleh karena itu yayasan MAI berinisiatif untuk mengubah cara

pandang mereka tentang pendidikan dan pengetahuan agama melalaui

program tebar da’i. Para pemulung dan anak jalanan di daerah Lebak Bulus

dirasa butuh uluran tangan, karena faktor di atas. Sampai saat ini yayasan MAI

melalui program tebar da’i berhasil mengasuh komunitas pemulung dan anak

jalanan sebagai berikut:

NO Nama Tanggal lahir Jenis Kelamin

1 Indah Ayu Lestaru 14-03-2009 Perempuan

2 Andini Syafa Zahra 22-05-2009 Perempuan

3 Karyadi Riswandi 10-05-2009 Laki-laki

4 Aditya Firmansyah 13-12-2007 Laki-laki

5 Radit Sanjaya 14-11-2008 Laki-laki

6 Siti Aminah 21-08-2008 Perempuan

7 Rizki Maulana 09-08-2007 Laki-laki

Page 60: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

49

8 Risma Agustina 10-08-2004 Perempuan

9 Suci Sabrina 28-06-2005 Perempuan

10 Intan Lestari 10-01-2010 Perempuan

11 Muhammad Ilham 27-12-2009 Laki-laki

12 Niqi Ramadani 09-09-2009 Perempuan

13 Luvi Lestari 03-12-2008 Perempuan

14 Asnahwiyah 29-12-2008 Perempuan

15 Ahmad Fauzan Badru Salam 11-10-2009 Laki-laki

16 Arezki Rajib Ali Prayoga 23-07-2008 Laki-laki

17 Fahreza Akmal 25-11-2007 Laki-laki

18 Dapa Saputra 04-03-2008 Laki-laki

19 Riyan 03-11-2006 Laki-laki

20 Aya Cahaya 05-03-2008 Perempuan

21 Tiara Aulia 26-01-2008 Perempuan

22 Amelia 01-11-2008 Perempuan

23 Muhammad Askal Wafi 06-11-2007 Laki-laki

24 Ahmad Bayhaqi 30-01-2007 Laki-laki

25 Muhammad Darojat 07-04-2006 Laki-laki

26 Arjun 21-08-2005 Laki-laki

27 Parman 08-03-2005 Laki-laki

28 Saipul Andre Laki-laki

29 Muhammad Ridwan Laki-laki

30 Siti Nurmakiyah 01-04-2007 Perempuan

Page 61: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

50

31 Bella Saphira 05-05-2005 Perempuan

32 Ulfiah Putri Ayani 29-07-2005 Perempuan

33 Marisah 18-01-2005 Perempuan

34 Silvia Oktavia Ningsih 11-10-2005 Perempuan

35 Ade Damayanti 22-04-2005 Perempuan

36 Siti Khodijah Perempuan

37 Mutiah Regina Putri 25-02-2005 Perempuan

38 Seila Putri Riyani 17-01-2004 Perempuan

39 Seili Putri Riyani 17-01-2004 Perempuan

40 Nabilah 20-03-2004 Perempuan

41 Apre Arlena 27-04-2002 Perempuan

42 Silviyanti 01-11-2002 Perempuan

43 Dewi Nurhayeni 19-08-2002 Perempuan

44 Kurniawan Laki-laki

45 Febriyansyah 10-02-2001 Laki-laki

46 Deni Cep Deni 19-02-2003 Laki-laki

47 Rendi Renata Manggali 14-11-2003 Laki-laki

48 Muhammad 06-09-2002 Laki-laki

49 Muhammad Hendi 23-11-2004 Laki-laki

50 Ahmad Maulana Saputra 27-11-2004 Laki-laki

51 Siti Apsah 04-10-1997 Perempuan

52 Sutrisni 16-06-1999 Perempuan

53 Rosalinda 01-01-2000 Perempuan

Page 62: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

51

54 Fahrulrozi 20-04-2000 Laki-laki

55 Syahril Ramadhan 07-10-2001 Laki-laki

56 Nur Anjani 02-01-2003 Perempuan

57 Linah Ristiani 04-04-2000 Perempuan

58 Riki Rizal 12-08-2001 Laki-laki

59 Muhammad Dwi Rayhandra 03-06-2008 Laki-laki

60 Selvi Indriyanti 13-03-2005 Perempuan

61 Sumirah Sumiyati 09-03-2001 Perempuan

62 Angga 20-12-2004 Laki-laki

63 Ifta Qulain 12-12-2005 Perempuan

64 Depiyanah 01-01-2004 Perempuan

65 Rizki Wijaya 29-04-2002 Laki-laki

Page 63: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

52

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

A. Program Tebar Da’i Pada Komunitas Pemulung dan Anak Jalanan

Program merupakan rentetan kegiatan yang mempunyai tujuan yang

ingin dicapai. Seperti yang dituliskan oleh Hasanudin dalam bukunya yang

berjudul Manajemen Dakwah dia mengatakan:

“Program adalah suatu deretan kegiatan yang digambarkan untuk

melaksanakan policies (rencana-rencana kegiatan) dalam mencapai tujuan”.1

Apalagi tujuannya adalah untuk keberlangsungan dakwah Islam, itu

sangat mulia sekali. Program juga harus mempunyai konsep yang jelas agar

tidak ada kesalahan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu ada aturan-

aturannya sehingga program yang dijalankan tidak keluar dari jalurnya:

“Program adalah suatu rentetan kegiatan yang menjadi tuntunan dalam

pelaksanaan suatu policy”.

Program dakwah biasanya meliputi kegiatan tabligh, dan juga

pembinaan terhadap masyarakat yang tidak sesuai dengan tuntunan agama

Islam:

“Program dakwah atau biasa disebut juga dengan kegiatan dakwah yang

meliputi kegiatan tabligh, kegiatan pengembangan masyarakat, dan kegiatan

manajemen dakwah atau kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan

kegiatan dakwah”.2

Sebuah Lembaga seperti yayasan yang tujuan fokusnya dibidang

dakwah tentulah harus mempunyai program yang memang menarik supaya

mad’u yaitu sebutan untuk orang yang didakwahi meminati program tersebut.

Da’i yang ingin diterjunkan dalam program tersebut juga tidak

1 Hasanudin, Manajemen Dakwah....., h.109

2 Hasanudin, Manajemen Dakwah...., h. 79

Page 64: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

53

sembarang da’i. Da’i tersebut haruslah mempunya kriteria yang harus dimiliki

untuk menjadi seorang da’i. Karakter untuk ikhlas berjuang di jalan Allah dan

tidak menerima balas jasa haruslah dipegang oleh semua da’i yang ingin terjun

ke dunia dakwah. Seperti yang dikatakan oleh Akhmad Mubarrok dalam

bukunya yang berjudul Psikologi Dakwah, dia menyebutkan bahwa dalam

menjadi da’i haruslah mempunyai karakter seperti:

“Memiliki kualifikasi akademi tentang islam, memiliki konsistensi

anatar amal dan ilmu, santun dan lapang dada, pemberi, tidak mengaharapkan

pemberian orang lain, qana’ah dan kaya hati, mampu berkomunikasi, memiliki

ilmu bantu yang relevan, memiliki rasa percaya diri dan rendah hati, tidak

kikir ilmu, anggun, selera tinggi, sabar, dan yang terakhir memiliki nilai lebih,

seperti wara’ dan keterampilan”.3

Da’i haruslah mempunyai semua karakter tersebut, karena titik

keberhasilan suatu program dakwah terletak bukan pada kuantitas seorang da’i

melainkan pada kualitas da’i-da’inya dalam menegakkan dakwah kepada

seluruh umat.

Sebagaimana sebuah program, program tebar da’i pada komunitas

pemulung dan anak jalanan yang dicanangkan oleh yayasan Media Amal

Islami (MAI) juga didalamnya terdapat rentetan kegiatan yang jelas, menarik,

dan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Yayasan ini melihat bahwa dakwah

untuk kaum bawah sangat lebih diperlukan daripada mereka yang

berkecukupan .

Oleh karena itu yayasan ini berusaha membuat program yang

dibutuhkan untuk mereka yaitulah program tebar da’i.

Berkaca pada teori medan dakwah dalam bab II untuk membentuk

khairul ummah haruslah ada ikhtiar yang dijalankan.

3 Dr. Akhmad Mubarrok, MA., Psikologi Dakwah......, h. 153

Page 65: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

54

“Teori medan dakwah melihat dakwah sebagai ikhtiar seorang muslim

untuk mewujudkan khairu al-Ummah. Artinya usaha seorang muslim yang

mempunyai kualifikasi untuk berdakwah untuk mewujudkan umat yang

terbaik”.4

Disini kita bisa lihat bahwasanya yayasan MAI melalui program tebar

da’i ini ingin membentuk khairul ummah pada komunitas pemulung dan anak

jalanan yang memang kehidupan sosio kultural mereka jauh dari agama Islam.

Dengan begitu mereka berikhtiar dalam arti berusaha untuk membentuk

mereka menjadi khairul ummah melalui jalan proram tebar da’i tersebut.

Program ini memang agenda tahunan yang telah di konsep oleh sang

pendiri yayasan tersebut yaitu ustadz Aslih Ridwan, MA.. Program tebar da’i

ini bertujuan yang pertama karena Allah.

“Jadi tujuan dari program tebar da’i ini adalah karena Allah, dan yang

kedua adalah mengambil positioning untuk membina kaum bawah maka

sudah menjadi kemestian melihat realitas umat yang tidak bisa ngaji, sholat,

baca Alqur’an dan sebagainya”.5

Maksudnya karena ingin menegakkan agama Allah yaitu Islam. Dan

yang kedua yaitu untuk membina kaum bawah karena melihat realitas kaum

pemulung dan juga anak jalanan yang tidak tahu tentang ajaran Islam sendiri

padahal agama mereka Islam. Merubah paradigma pemulung dan juga anak

jalanan tentang pemikiran tentang kerohanian mereka yang dianggap mereka

tidak penting dalam kehidupan mereka. Dan mengubah bahwa agama akan

menata kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Da’i yang terkumpul dalam program tebar da’i ini adalah da’i yang

menurut narasumber mempunyai kemauan dan memang ikhlas untuk

membina para pemulung dan juga anak jalanan tersebut. Sebelum diterjunkan

4 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah....., h.120

5 Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur (Ketua Bidang Dakwah Yayasan Media

Amal Islami), Tanggal 12 November 2013

Page 66: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

55

ke dalam program tersebut juga da’i dibina dahulu agar kompetensi serta

mental mereka siap untuk ikut dalam program tersebut.

“Da’i yang ikut dalam program tersebut memang mempunyai kemauan

dan ikhlas ingin membina mereka, terdiri dari 1 orang lelaki dan 6 orang

perempuan. Mereka juga dibina dahulu agar siap terjuan dalam program ini”.6

Keadaan pengetahuan agama Islam mereka yaitu pemulung dan anak

jalanan sebelum dilaksanakan tebar da’i ini sangat memprihatinkan. Karena

mereka tidak mengenal ajaran Islam itu sendiri. Membaca Al-qur’an ataupun

bacaan shalat mereka tidak mengetahuinya.

“Pada saat pertama kali program tersebut dijalankan mereka pure tidak

tahu apa-apa tentang pengetahuan agama, misalnya ibu-ibu kita suruh shalat

pada gak bisa, disuruh ngaji juga tidak bisa ada yang bisa tapi banyak yang

enggak bisa, anak-anaknya juga sama tidak bisa juga karena mereka kurang

mersakan lingkungan belajar, pendidikan dan TPA, agamanya padahal islam

semua”.7

Padahal ketika ditanya tentang agama mereka, mereka menjawab

islam, namun aplikasi mereka dalam sehari-hari tidak menunjukkan cara-cara

keIslaman. Dengan didikan dan juga arahan yang diberikan da’i maka lambat

laun pengetahuan mereka tentang Islam mulai membaik sampai saat ini.

Konsep awal dari program ini adalah menyebar da’i ke seluruh

komunitas pemulung dan anak jalanan yang tersebar di DKI Jakarta. Namun

untuk sekarang ini masih terfokus di wilayah Cilandak Jakarta Selatan.

Walaupun demikian program tebar da’i ini pernah melaksanakan lomba da’i

se-DKI yang difokuskan untuk pemulung. Lomba itu tidak hanya sekedar

lomba tapi juga untuk mengumpulkan kontak mereka agar memudahkan da’i

untuk disebar kepada mereka dan juga komunitasnya.

6 Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

7 Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

Page 67: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

56

“Jadi konsepnya itu menebar da’i ke pemulung dan anak jalanan se-

DKI Jakarta. Jadi targetnya itu anak-anak pemulung yang sudah terlibat

dengan MAI. Kita kan juga pernah mengadakan lomba da’i pemulung se-DKI,

jadi anak-anak yang sudah ada kontak dengan kita maka kita akan mengirim

guru yang mereka butuhka. Tempatnya dilapak pemulung sedangkan yang

disini maka tempat belajarnya di asrama, karena dekat demngan lapak

mereka”.8

Tahapan program tersebut juga mempunyai kemiripan pada teori

tahapan dakwah yang digagas oleh Amrullah Achmad di bab dua.

Tahap pertama adalah takwin yang merupakan tahap pembentukan

masyarakat dakwah dalam bentuk internalisasi dan sosialisasi ajaran tauhidi.

Tahap ini dimulai dari ittishal fardhi, yaitu keluarga terdekat, lalu ittishal

jama’i yaitu masyarakat pada umumnya. Kegiatan utamanya dimulai dari

dakwah billisan (tabligh) dan dakwah bil hal (pengembangan masyarakat).

Tahap kedua adalah tandzim, tahap ini subtahapnya meliputi pembangunan

masjid, pembentukan lembaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah basyariyah

(piagam madinah), dan lain-lain.Tahap utama ketiga adalah tahap pelepasan

dan kemandirian. Tahap ini adalah tahap akhir dari pembinaan mad’u

sehingga setelah dibina mad’u menjadi manusia yang mandiri dalam menata

kehidupannya”.9

Program tebar ini memulai tahap dari kegiatan sosial yang mengacu

dalam beibadah seperti memberikan perlengkapan shalat karena kebanyakan

mereka tidak memilikinya. Setelah diberikan perlengakapan tersebut mereka

diperkenalkan tentang bagaimana caranya shalat mengaji dan sebagainya.

“Jadi kalau program tebar da’i ini untuk awalnya kita lebih banyak

kegiatan sosial lebih dahulu seperti dakwah bil hall. Karena merek auntuk

sholat butuh mukena butuh ini mereka tidak punya, terus yang pada sakit kita

adakan pengobatan gratis yang yatim kita santuni. Dari situ nanti kita ikat

mereka, kita ada pengajian kita kenalkan ada kegiatan, kita data mereka yang

ikut kegiatan dan setiap minggunya ada absen. Sehingga mudah melibatkan

mereka dalam setiap kegiatan”.10

Setelah mulai banyak yang tertarik program tebar ini membuat sebuah

wadah yaitu asrama dan juga tempat belajar agar penyusupan nilai-nilai

8 Wawancara Pribadidengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

9 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah....., h. 121-122

10 Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

Page 68: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

57

keagamaan lebih mudah dan mereka lebih nyaman dalam belajar agama.

Tentunya pembangunan tersebut dibawah naungan yayasan MAI. Setelah

pembinaan selesai mereka akan siap untuk dilepas dan diupayakan

mengajarkan ilmu yang didapat dari program ini kepada yang lainnya.

Tahap program tebar da’i ini mempunyai kemiripan dengan teori yang

digagas oleh Amrullah Achmad dari tahap pembangunan dan juga tahap

kemandiriannya. Namun tahap pembentukan masyarakat dakwah agak

berbeda konsep Amrullah Achmad lebih cenderung kepada keluarga dekat

dahulu baru kepada masyarakat umum. Namun program tebar da’i ini

langsung mengacu pada masyarakat umum yaitu pemulung dan anak jalanan.

Karena dalam program tebar da’i ini fokus mereka adalah masyarakat kaum

bawah yang harus diutamakan.

Kesulitan dalam program ini yaitu bagaimana supaya program ini tetap

istiqomah di jalurnya yaitu untuk membina komunitas pemulung dan juga

anak jalanan tersebut dengan rasa ikhlas. Terlebih lagi diwilayah tempat

program tebar da’i terdapat gereja yang memang mengirimkan misionaris

untuk mengkristenkan mereka dengan berbagai cara.

“Jadi kesulitannya masalah komunikasi antar da’i dan pengurus ketika

dilapangan dan meyakinkan mereka yaitu pemulung dan anak jalanan untuk

terus istiqomah dalam kegiatan ini. Karena banyak kaum yang memang terus

berusaha memurtadakan mereka”.11

Tarik ulur yang seperti ini dinilai adalah tantangan bagi program ini

untuk tetap istiqomah dan memberikan yang terbaik.

11

Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

Page 69: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

58

B. Metode Program Tebar Da’i

Metode merupakan cara-cara atau upaya-upaya yang ingin dilakukan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

“Metode berasal dari dua kata, yaitu meta yang berarti melalui dan

hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian, arti metode ialah cara atau

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”.12

Supaya tujuan tersebut tercapai alangkah baiknya metode yang dibuat

harus menarik agar tujuan yang ingin dicapai terlaksana.

Program tebar da’i mempunyai metode tersendiri. Metode tebar da’i ini

masuk kepada prinsip metode mauidzah hasanah yang artinya memakai tutur

kata dan komunikasi yang baik dan bentuk komunikasinya billisan yaitu

menggunakan lisan, ucapan, atau kata-kata. Namun pengemasannya dibuat

lebih menarik sehingga para pemulung dan juga anak jalanan yang

mendengarkannya tidak bosan.

“Metode yang dipakai adalah billisan, namun supaya kemasannya

menarik kita menyusupinya dengan humor, kuis dan games ceria.”13

Pengemasan billisan yang dilakukan oleh tebar da’i ini seperti

memberikan lelucon-lelucon segar ketika sedang memberikan siraman rohani

kepada mereka. Sesekali juga da’i membuat kuis atau games ceria supaya

suasananya lebih atraktif.

Kuis atau gamesnya seperti memberikan tanya jawab secara rebutan

kepada mereka, mengapa demikian karena cara seperti itu akan membuat

mereka akan lebih bersemangat untuk mencari jawabannya sehingga suasana

12

M. Munir, S. Ag, MA., Metode Dakwah.....,h. 6 13

Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

Page 70: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

59

juga lebih atraktif. Selain tanya jawab secara rebutan ada juga games yang

bentuknya sambung surat, caranya yaitu da’i melafalkan sepatah surat saja dan

memberikan kesempatan mereka untuk meneruskan sepatah surat itu.

“Gamesnya kaya tebak-tebakan, dan sambung surat gitu kak, misalnya

ketika games tebak-tebakan da’i memberikan pertanyaan rebutan kepada kita.

Kalau sambung surat da’i menyebutkan petongan surat terus kita yang

meneruskan”.14

Dengan demikian pengemasan yang seperti itu membuat para pemulung

dan juga anak jalanan tidak jenuh dan malah sangat tertarik dengan

komunikasi yang dilancarkan oleh para da’i yang membimbing mereka. Jika

komunikasi yang diberikan tidak disusupi hal seperti di atas maka yang terjadi

adalah suasana terkesan monoton. Dengan dimasukkannya cara-cara

komunikasi yang lebih atraktif diharapkan akan menambah ketertarikan dan

motivasi mereka untuk belajar Islam.

Tidak hanya itu setiap tahun program ini juga membuat acara menasik

haji bagi para pemulung dan juga anak jalanan. Cara ini dimaksudkan supaya

mereka tidak bosan hanya belajar ditempat yang sama. Supaya banyak yang

tertarik maka selain menasik haji acara tersebut disertai dengan acara jalan-

jalan ke kota tua. Rekreasi ke tempat hiburan akan menambah ketertarikan

mereka.

“Dan juga setiap tahun kita mengadakan menasik haji sekaligus jalan-

jalan ke tempat rekreasi seperti kota tua supaya banyak yang tertarik”.15

Di situ mereka akan disusupi nilai-nilai Islam, oleh para da’i yang

membimbing mereka dalam acara jalan-jalan dan menasik haji tersebut.

14

Wawancara Pribadi dengan Lina (Anak Pemulung), Tanggal 25 November 2013 15

Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

Page 71: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

60

C. Materi Program Tebar Da’i

Dalam berdakwah biasanya terdapat materi yang disampaikan oleh da’i.

Materi adalah elemen yang sangat penting dalam dakwah, karena materi

adalah pokok atau isi yang ingin disampaikan.

Materi dalam program tebar da’i ini sesuai dengan apa yang diajarkan

oleh baginda nabi Muhammad SAW yaitu ajaran tentang ketauhidan kepada

Allah SWT.

“Pada dasarnya materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang secara

murni tertulis dalam Al-Qur’an dan diperjelas oleh Nabi Muhammad SAW

dalam Al-Hadits sebagai sumber utama materi dakwah”.16

Selain tauhid juga diajarkan ilmu fiqih, Al-qur’an, dan juga ilmu

akhlak.

“Jadi materinya seperti tauhid untuk memperbaiki keimanan mereka,

syariah dan hukum untuk memperbaiki ibadah mereka, Al-Qur’an supaya

mereka bisa mengaji dan yang terpenting adalah ilmu akhlak supaya mereka

tertata dalam pergaulannya”.17

Keempat hal itulah yang diberikan oleh para da’i kepada pemulung dan

juga anak jalanan dalam program tersebut. Materi yang diberikan juga tidak

terlampau sulit karena pengetahuan mereka tentang keislaman masih awam.

Misalnya tauhid, yang diajarkan adalah tentang rukun Islam, rukun Iman dan

juga rukun Ihsan. Ilmu fiqih seperti bagaimana caranya bersuci, sholat, zakat,

dan sebagainya. Ilmu Alqur’an yaitu seperti makharijul huruf dan tajwid. Ilmu

akhlak seperti bagaimana mereka harus bergaul dengan sesama dan orang

yang lebih tua. Serta akhlak mereka terhadap sang pencipta yaitu Allah SWT.

Materi tentang fiqih dan Ilmu Al-quran biasanya lebih dikedepankan

16

Barmawy Umar, Azas-azas Ilmu Dakwah....., h. 57 17

Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur, Tanggal 12 November 2013

Page 72: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

61

da’i karena memang da’i igin memperbaiki kualitas ibadah mereka dan juga

memperbaiki cara membaca ayat suci Al-qur’an terlebih dahulu. Karena

dengan mengedepankan keduanya diharapkan juga menambah ketauhidan

mereka kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Dan menambah kecintaan

mereka terhadap rasulullah SAW.

Materi tentang ilmu akhlak dianggap sebagai penyempurna dalam

kehidupan keseharian mereka, tanpa ilmu akhlak cara bergaul mereka yang

biasanya memang kurang beradab bisa lebih diperbaiki.

Sehingga mereka mengetahui caranya bergaul dengan baik sesuai

dengan tuntunan baginda nabi muhammad SAW untuk selalu bergaul dengan

baik kepada sesama manusia, sebagaimana hadits nabi Muhammad SAW:

الحق اهلل حيثمب كنث واجبءالسءت الحسنة جمححب وخلقنبس بخلق حسه

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan iringilah

perbuatan jelak dengan perbuatan baik kaena perbuatan baik akan

menghapus perbuatan jelek, dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang

baik” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini mengungkapkan bahwasanya kita harus mengiringi perbuatan

buruk kita dengan perbuatan yang baik, karena sebenarnya perbuatan yang baik

akan menghapus perbuatan perbuatan buruk yang kita lakukan. Dan juga dalam

bergaul kepada manusia kita harus menunjukkan akhlak yang baik. Dengan

akhlak yang baik maka manusia disekitar kita akan mengahargai kita

Waktu pemberian materi kepada mereka dimulai dari jam sembilan pagi

sampai jam dua belas siang dan dilanjutkan pada sore harinya.

Page 73: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

62

“Dari jam sembilan sampai jam dua belas siang dan dilanjutkan TPA pada

sore harinya”.18

Dengan pemberian materi yang seperti di atas kepada mereka secara terus

menerus sehingga materi yang disampaikan akan selalu melekat pada diri mereka

dan juga kehidupannya.

“Dari tadinya kita gak bisa sama sekali baca Al’Qur’an jadi bisa, shalat

kita juga udah mulai rajin dan bermanfaat banget buat kita disini jadi tahu tentang

agama”.19

Dengan demikian materi dakwah sangatlah penting dalam penyampaian

dakwah, waktu tempat dan retorika da’i sangatlah diperlukan agar materi yang

disampaikan mengena kepada mad’u

18

Wawancara Pribadi dengan Lina, Tanggal 25 November 2013 19

Wawancara Pribadi dengan Lina, Tanggal 25 November 2013

Page 74: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah diuraikan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Tentang program tebar da’i pada komunitas pemulung dan anak jalanan

oleh yayasan MAI

Program tebar da’I adalah program yang digagas oleh yayasan

Media Amal Isalami untuk mengatasi problem komunitas pemulung dan

anak jalanan dalam segi agama. Konsepnya yaitu memberikan mereka

pengetahuan tentang Islam melalui da’I yang terlebih dahulu diberikan

pembinaan. Metode dakwahnya yaitu mauidzah hasanah dan bentuk

dakwahnya billisan.

Program tebar da’I pada komunitas pemulung dan anak jalanan

bertujuan untuk menegakkan agama Islam di muka bumi dengan jalan

ridho Allah. Dan juga keinginan untuk membina kaum bawah seperti

pemulung dan anak jalanan yang dari segi pengetahuan tentang Islam

sangat kurang. Merubah paradigma yang dibangun tentang agama.

2. Tentang Metode dan Materi

Adapun materi yang disampaikan oleh program tebar da’i yaitu

tentang tauhid, fiqih dan akhlak karena:

a. Ilmu Tauhid, dalam rangka untuk memperbaiki keimanan dan

keislaman

b. Ilmu Fiqih, dalam rangka untuk memperbaiki ibadah, seperti sholat,

Thoharoh dan sebagainya.

Page 75: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

64

c. Ilmu Akhlak, dalam rangka untuk memperbaiki moral

d. ilmu Alqur’an, dalam rangka untuk meperbaiki kualitas membaca Al-

Qur’an

Metode yang digunakan program tebar da’i ini yaitu billisan dengan

ucapan, dan kata-kata yang mengandung pelajaran dari da’i. Memberikan

humor-humor segar dan juga games dan kuis ceria. Dan juga mengajak

belajar di luar dengan membuat program menasik haji dan jalan-jalan ke

tempat rekreasi seperti kota tua.

B. Saran-saran

Setelah penulis mengurai kan beberapa kesimpulan tentang penulisan

skripsi ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada segenap pengurus Yayasan yang mempunyai tanggung jawab atas

perkembangan dakwah Islam, hendaknya senantiasa kreatif dalam

membina dan mengembangkan program yang telah dilaksanakan dan

dapat memegang teguh amanah yang diberikan.

2. Kepada program tebar da’i sebagai sebuah program yang mempunyai

peran yang sangat penting demi menegakkan agama Islam dan

mengemban amanah Allah SWT, hendaknya bisa istiqomah dalam

menyiarkan agama Islam dan berusaha terus membina kaum bawah seperti

komunitas pemulung dan juga anak jalanan.

3. Kepada para pemulung dan juga anak jalanan hendaknya mengamalkan

ilmu yang telah di pelajari karena ilmu itu adalah cahaya yang

mengantarkan kita menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Page 76: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

65

4. Kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, jadilah manusia yang

berguna khususnya bagi agama, keluarga, masyarakat dan juga negara,

jadilah manusia yang selalu taat kepada perintah-perintah Allah SWT, dan

Rasul-Nya serta selalu menjauhi larangan-larangan Allah karena itu yang

akan membawa kita kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.

Page 77: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ajis, Jum’ah Amin . Fiqih Dakwah. Solo: Era Intermedia, 2000.

Abidin ASS, Djamal. Komunikasi dan Bahasa Dakwah. Jakarta: Gema Insani

Press, 1996.

Achmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Prima

Duta, 1983.

Al-Qahtani, Sa’id. Menjadi Da’I yang Sukses. Jakarta: Qisthi Press, 2006.

Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwa.. Jakarta: AMZAH. 2009.

As Segaf, Husein. Pembangunan nasional Dakwah Bil Haal. Mimbar Ulama No.

XV/ 159.

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori da Praktek. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1992.

Hasanudin. Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Irwanto dkk., Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia:

Analisis Situa,. Jakarta: PKPM Unika Atma Jaya Jakarta. Departemen

Sosial. UNICEF, 1999

Makarim, Chaidir Anwar. Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya di Jakarta

Timur. Jakarta: Universitas Tarumanegara, 1990.

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

Morissan. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Pranada Media Grup, 2008.

Mubarrok, Achmad. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pusaka Firdaus, 1999.

Munir, M. Metode Dakwah. Jakarata: Kencana, 2003.

Munir, M. S. Ag, M.A., dkk.. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006.

Purwadarminto, W.J.S.. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

1987.

Rafi udin dan Maman Abdul Dzaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung:

Pustaka setia, 1997.

R. Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Perseroan. Yayasan Wakaf,

Bandung: Alumni, 2001.

Page 78: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

67

Sadhaly, Hasan. Yayasan Ensiklopedi Indonesia Edisi Khusus. Jakarta: PT. Ikhtiar

Bara-Van hoeve, Jilid 7.

Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-ikhlas, 1983.

Umar, Barmawy. Azas-azas Ilmu Dakwah. Solo: CV. Ramadhani, 1987.

Ya’kub, Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership. Bandung: Di

Ponegoro, 1972.

Yunus, Mahmud. Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan

Penterjemah Al-Qur’an, 1973.

Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur. (Ketua Bidang Dakwah Yayasan

Media Amal Islami), Tanggal 12 Novermber 2013.

Wawancara Pribadi dengan Lina (Anak Pemulung), Tanggal 25 November 2013.

Http://ansharus.blog.ca, Tujuan dan Kegiatan Yayasan, (Diakses pada 13 Januari

2014).

Website: new.mediaamalislami.com.

Facebook: Yayasan Media Amal Islami.

Youtube: Yayasan MAI 2013.

Page 79: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

68

Page 80: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

69

Page 81: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

70

Susunan Kepengurusan

Yayayasan Media Amal Islami (MAI)

Penasihat : Prof. Dr. Hamdan Zoelva, MH

Ir. H. Dicky Ahmad Gustyana

Pengurus

Ketua Umun : H. Aslih Ridwan, MA.

Wakil Ketua Umun : H. Muhammad Iqbal Siregar, M. Sos.I

Sekretaris Umum : Sigit Kuntoro, S.Pd.I

Bendahara Umum : Zhillan Shofandi

Kabid. Dakwah : M. Nur, A. Md.

Kabid. Pendidikan : Dzulfitri Sulaiman, S. Pd.I

Kabid. Asrama : Fathi Ihsan

Kabid. Fundrising : Ahmad Gaidha Banowati, S.Sos.I

Kabid. Umum : Roy Karyadi

Page 82: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

71

SUSUNAN WAWANCARA DENGAN USTADZ M. NUR SELAKU

KETUA BIDANG DAKWAH YAYASAN MAI

1. Siapa yang menggagas ide program tebar da’i?

2. Apa tujuan membuat program tebar da’i?

3. Bagaimana konsep program tebar da’i?

4. Ada berapa da’i yang ikut dalam program terbar da’i?

5. Bagaimana keadaan mad’u saat program tebar da’i dilaksanakan?

6. Berapa kuota mad’u yang terjaring dalam program tebar da’i sampai saat

ini?

7. Bagaimana tahapan program tebar da’i?

8. Apa metode yang dipakai dalam program tebar da’i?

9. Apa materi yang disampaikan da’i dalam program tebar da’i?

10. Apa kesulitan yang dihadapi dalam program tebar da’i?

11. Apa harapan yang ingin dicapai dalam program tebar da’i?

Page 83: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

72

HASIL WAWANCARA DENGAN USTADZ M. NUR

T: Siapa yang menggagas ide program tebar da’i?

J: Program tebar da’i ini memang sudah menjadi agenda program tahunan,

namun karena pembangunan asrama, maka program ini dilaksanakan cuma tidak

maksimal, tapi sekarang sudah selesai pembangunan makan kami mulai

memaksimalkan kembali program tebar da’i ini. Idenya memang sejak awal sudah

ada dan digagas oleh para pendahulu sehingga kami hanya melanjutkan estafeta

tersebut.

T: Apa tujuan membuat program tebar da’i??

J: Jadi program tebar da’i ini adalah karena Allah, dan yang kedua mengambil

psositioning untuk membina kaum bawah maka sudah menjadi kemestian

melihat realitas umat yang tidak bisa ngaji, sholat, baca Al-qur’an dan

sebagainya.

T: Bagaimana konsep program tebar da’i?:

J: Jadi konsepnya itu menebar da’i ke pemulung dan anak jalanan se-DKI

jakarta. Jadi targetnya itu anak-anak pemulung yang sudah terlibat dengan

MAI. Kita kan juga pernah mengadakan loomba da’i pemulung se-DKI . jadi

anak-anak yang sudah ada kontak dengan kita maka kita akan mengirim guru

yang mereka butuhkan. Tempatnya di lapak pemulung sedangkan yang di sini

maka tempat belajarnya di asrama, karena dekat dengan lapak mereka.

Page 84: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

73

T: Ada berapa da’i yang ikut dalam program terbar da’i?

J: Da’i yang ikut dalam program ini ada sekitar 1 orang laki-laki dan 6 orang

perempuan. Mereka juga dibina dahulu agar siap terjuan dalam program ini.

T: Bagaimana keadaan pengetahuan agama mad’u pada saat program tebar da’i

dilaksanakan pertama kali?

J: Pada saat pertama kali program tersebut dijalankan mereka pure tidak tahu

apa-apa tentang pengetahuan agama, misalnya ibu-ibu kita suruh shalat pada

gak bisa , disuruh ngaji juga tidak bisa ada yang bisa tapi banyak yang enggak

bisa , anak-anaknya juga sama tidak bisa juga karena mereka kurag merasakan

lingkungan belajar, pendidikan, dan TPA . Agamanya padahal islam semua.

T: Berapa kuota mad’u yang terjaring dalam program tebar da’i sampai saat ini

J: Sampai sekarang jumlah mereka ada 65 anak-anak beserta ibunya, untuk

bapak-bapaknya kami berusaha untuk menjaringnya.

T: Bagaimana tahapan program tebar da’i?

J: Jadi kalau program tebar da’i ini untuk awalnya kita lebih banyak kegiatan

sosial lebih dahulu seperti dakwah bil hall. Karena mereka untuk sholat butuh

mukena butuh ini mereka tidak punya, terus yang pada sakit kita adakan

pengobatan gratis yang yatim kita santuni. Dari situ nanti kia ikat mereka, kita

ada pengajian kita kenalkan ada kegiatan, kita data mereka yang ikut kegiatan

dan setiap minggunya ada absen. Sehingga mudah melibatkan mereka dalam

setiap kegiatan.

T: Apa metode yang dipakai dalam program tebar da’i?

J: Metode yang dipakai adalah billisan, namun supaya kemasannya menarik kita

Page 85: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

74

menysupinya dengan humor, kuis dan games ceria. Dan juga setiap tahun kita

mengadakan menasik haji sekaligus jalan-jalan ke tempat rekreasi seperti kota

tua supaya banyak yang tertarik.

T: Apa materi yang disampaikan da’i dalam program tebar da’i?

J: Bagi seoarang jadi materinya seperti tauhid untuk memperbaiki keimanan

mereka, syariah dan hukum untuk memperbaiki ibadah mereka, al-qura’an

supaya mereka bisa mengaji dan yang terpenting ilmu akhlak supaya mereka

tertata dalam pergaulannya.

T: Apa kesulitan yang dihadapi dalam program tebar da’i?

J: Jadi kesulitannya masalah komunikasi antar da’i dan pengurus ketika

dilapangan dan meyakinkan mereka yaitu pemulung dan anak jalanan untuk

terus istiqomah dalam kegiatan ini. Karena banyak kaum yang memang terus

berusaha memurtadkan mereka dengan berbagai cara

T: Apa harapan yang ingin dicapai dalam program tebar da’i?

J: Harapannya sih semoga program ini terus istiqomah dijalannya, dengan terus

membina kaum bawah .

Responden

Ustadz M. Nur

.

Page 86: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

75

SUSUNAN WAWANCARA DENGAN SAUDARI LINA (ANAK

PEMULUNG) SELAKU SANTRI YANG DIASUH OLEH YAYASAN MAI

DALAM PROGRAM TEBAR DAI

1. Sudah berapa lama dian diasuh oleh yayasan MAI?

2. Pengetahuan apa saja yang diberikan da’i dalam program tebar da’i?

3. Bagaimana da’i dalam memberikan pengetahuan agama kepada para santri?

4. Kakak dengar disini da’i nya ketika mengajar ada games ceria seperti apa

gamesnya?

5. Bagaimana perbedaan suasana belajar ketika berada di lapak dengan suasana

belajar di asrama?

6. Kapan saja waktu da’i memberikan pengajaran kepada para santri

7. Bagaimana kesan kalian sejak diberikan pengajaran oleh para da’i?

Page 87: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

76

HASIL WAWANCARA DENGAN SAUDARI LINA

T: Sudah berapa lama dian diasuh oleh yayasan MAI?

J: Sudah satu tahun lebih

T: Pengetahuan apa saja yang diberikan da’i dalam program tebar da’i?

J: Fiqih, Bahasa Arab, Akidah Akhlak, Al-Qur’an, Shalat dll.

T: Bagaimana da’i dalam memberikan pengetahuan agama kepada para santri?

J: Baik, kadang kalau lagi becanda-becanda waktunya serius, serius.

T: Kakak dengar disini da’i nya ketika mengajar ada games ceria seperti apa

gamesnya?

J: Gamesnya kaya tebak-tebakan, dan sambung surat gitu kak, misalnya ketika

games tebak-tebakan da’i memberikan pertanyaan rebutan kepada kita. Kalau

sambung surat da’i menyebutkan potongan surat terus kita yang meneruskan

T: Bagaimana perbedaan suasana belajar ketika berada di lapak dengan suasana

belajar di asrama?

J: Lebih nyaman klo disini soalnya lebih fokus aja, dan tidak ada gangguan

T: Kapan saja waktu da’i memberikan pengajaran kepada para santri?

J: dari jam 9 sampai jam 12 siang dan dilanjutkan TPA di sore hari

T: Bagaimana kesan kalian sejak diberikan pengajaran oleh para da’i?

J: Menyenangkan kak, dari tadinya kita gak bisa sama sekali baca Al-Qur’an jadi

bisa sholat kita juga udah mulai rajin dan bermanfaat banget buat kita disini

jadi tau tentang agama

Responden

LINA

Page 88: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

77

DOKUMENTASI

1. Asrama Yayasan MAI yang diperuntukkan untuk pemulung dan anak jalann

2. Lapak pemulung Lebak Bulus Jakarta Selatan

Page 89: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

78

3. Ruangan Dapur Asrama Yayasan MAI

4. Ruangan Kamar Tidur Asrama Yayasan MAI

Page 90: PROGRAM TEBAR DA’I PADA KOMUNITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27047...Sarah zahratul Husna dan Azzam. Yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga

79

5. Ruangan yang dipakai da’i dalam program tebar da’i

6. Proses Pembinaan terhadap pemulung dan juga anak jalanan