jundi kasus

22
 BAB I ASESSMENT GIZI Identitas Pasien  Nama Pasien : An. Jundi Jenis Kelamin : laki-laki Umur : 4,8 tahun Ruang : Melati II  No. RM : 01096965 Tanggal masuk : 17 November 2011 Tanggal pengambilan d ata : 1 7 - 19 November 2 011 Diagnosis Medis : ITP (immunologic trombositopeni  Purpura) tidak respon steroid dan gizi kurang Pengkajian data antropometri  17 November 2011 BB = 13,8 kg TB = 100 cm BBi = 17,6 kg TBi = 105,8 cm Status gizi BB/TB = -1,9 SD (normal) TB/U = -1,7 SD (normal) BB/U = -2,4 SD (kurang)

Transcript of jundi kasus

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 1/22

 

BAB I

ASESSMENT GIZI

Identitas Pasien

 Nama Pasien : An. Jundi

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 4,8 tahun

Ruang : Melati II

 No. RM : 01096965

Tanggal masuk : 17 November 2011

Tanggal pengambilan data : 17 -19 November 2011

Diagnosis Medis : ITP (immunologic trombositopeni

 Purpura) tidak respon steroid dan gizi

kurang

Pengkajian data antropometri  17 November 2011

BB = 13,8 kg

TB = 100 cm

BBi = 17,6 kg

TBi = 105,8 cm

Status gizi

BB/TB = -1,9 SD (normal)

TB/U = -1,7 SD (normal)

BB/U = -2,4 SD (kurang)

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 2/22

 

Berdasarkan ketiga indicator Z-score, pasien mengidap masalah gizi kurang.

Biokimia

Hasil laboratorium pada tanggal 17 November 2011, sebagai berikut :

Tabel 1. Data Biokimia Pasien

Data Biokimia Nilai Satuan Normal Ket.

Hemoglobin 12  g/dl  10,8 – 12,8 Normal

Hematokrit 36 % 38 – 47  Rendah

Eosinofil 5,2 % 0 – 4 Tinggi

Monosit 8,6 % 0 5 Tinggi

SGOT 25 u/l  0 – 25 Normal

SGPT 34 u/l  0 – 45 NormalKalsium 1,02 mg/dl  1,17 – 1,19  Rendah

MCH 26,4  Pg  28 – 33  Rendah

PDW 71 % 25 – 65 Tinggi

Trombosit 79 ratusribu/ml  3,9 – 5,3  Rendah

Sumber : Data Rekam Medik, 2011

Pengkajian data fisik dan klinis

Data pengkajian fisik 

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat

 pengambilan kasus tanggal 17 November 2011, pasien mengeluh demam

dan mual serta datang dalam keadaan mimisan. Badan pasien nampak 

kurus dan lemah. Pasien batuk pilek sejak dua hari lalu.

Data pengkajian klinis

Berdasarkan tes urine dan tinja, menunjukan bahwa pada tinja tidak 

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 3/22

 

ditemukan parasit dan jamur patogen serta urine berwarna kuning gelap.

Pemeriksaan klinis dilakukan melalui pemeriksaan tanda vital dengan

hasil seperti tabel berikut ini :

Tabel 2. Data Pemeriksaan Klinis

Sumber : Data Rekam Medik, 2011

Dietary History

Berdasarkan hasil recall kebiasaan makan An. J selama di rumah adalah

sebagai berikut :

Asupan makanan/zat gizi

Kualitatif 

Pola Makan

An. J memiliki kebiasaan makan 2x sehari, jarang

mengkonsumsi makanan pokok (nasi), di sekolah, pasien sering

membeli makanan jajanan seperti siomay, coklat kemasan, dan

kacang-kacangan. An. J tidak memiliki pantangan atau

menghindari makanan tertentu.

Kebiasaan Makan

Makanan pokok : nasi 2x/ hr @ 1 centong

Lauk hewani :telur goreng 3-4x/minggu @1porsi/ makan.

Lauk nabati : tempe goreng, tahu goreng 3-5x /hr (@

1potong/ makan)

TanggalTekanan darah

(mmHg)Nadi (x/menit) Respirasi (x/menit)

Suhu (oC)

17/11/2011 100/80 96 20 36,3

Nilai Normal 120/80 80 – 100 20 – 24 36 – 37

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 4/22

 

Buah : tergantung ketersediaan (pisang 1-2x/ minggu

@ 1 bj/ makan)

Minum : pocari sweat @ 1 botol/hari.

Kuantitatif 

Tabel 3. Data Asupan Makan Pasien Sebelum Masuk Rumah Sakit

Energi

(kkal)

P

(gr)

L

(gr)

KH

(gr)

Asupan 1185,3 27,6 44,7 173,1

Kebutuhan 1764,9 31,68 39,92 321,3

Pemenuhan (%) 67,1 % 87,1 % 111,9 % 53,8 %

Sumber : Data Primer Terolah, 2011

Pengetahuan dan perilaku gizi

An. J dan keluarga sudah pernah mendapat pengetahuan atau konseling

gizi sebelumnya, tetapi pasien sebelum masuk rumah sakit belum

menjalankan anjuran gizi yang telah diberikan.

Aktivitas Fisik 

- Pasien merupakan pelajar sehingga aktifitasnya tergolong sedang.

- Sedangkan di rumah sakit, An. J masih bisa melakukan aktivitas biasa

(ke kamar mandi, bermain bersama pasien lain) sehingga aktifitas masih

tergolong sedang.

Ketersediaan makanan

Keluarga selalu memberikan makanan tiga kali sehari tapi jarang

dikonsumsi oleh pasien, maka keluarga memberikan uang jajanan untuk 

dibelikan makanan, sehingga pasien sering jajan.

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 5/22

 

Kemampuan pasien menerima makanan

Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan apapun. Kondisi

 pasien yang sering mengalami mual dan muntah membuat nafsu makan

 pasien menurun dan asupan tiap harinya berkurang.

Berdasarkan dietary history sebelum masuk rumah sakit, rata-rata

asupan makan pasien seharinya : E 1185,3 kkal, P = 27,6 gr, L = 64,7 gr,

KH = 173,1 gr.

Saat masuk rumah sakit, pasien diberikan diet TETP 1878,5 kkal.

Berdasarkan hasil recall yang diberikan selama 3 hari, didapatkan asupan

rata-rata makan pasien : E = 1222,4 kkal, P = 27,8 gr, L = 52,3 gr, KH =

172,9 gr.

Pemenuhan Kebutuhan Gizi

Pemenuhan kebutuhan gizi An.J saat dirumah sakit diberikan diet TETP

1878,5 kkal dengan presentase pemenuhan dapat dilihat ditabel berikut :

Tabel 4. Presentase Rata-Rata Pemenuhan Asupan Makanan Pasien Saat

Masuk Rumah Sakit Selama 3 hari Recall.

Energi

(kkal)

P

(gr)

L

(gr)

KH

(gr)

Asupan 1224,4 27,8 52,3 172,9

Kebutuhan 1764,9 31,68 39,22 321,3

Pemenuhan (%) 69,3 % 87,7 % 133,3 % 53,8 %

Sumber : Data Primer Terolah, 2011

Interaksi obat dan zat gizi

An. J selama dirumah sakit mendapatkan obat, antara lain :

Tabel 5. Interaksi obat dan zat gizi

]Nama Fungsi Interaksi dengan zat gizi lain

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 6/22

 

Obat

Cefizime

Mengobati infekski yang disebabkan oleh

mikroorganisme.

Diare, konstipasi, rasa tid,ak enak 

di tenggorokan,

Ambroxol

Mengobati penyakit saluran pernafasan akut

yang disertai sekresi bronchial yang

abnormal.

Riwayat personal

Keluhan utama :

Batuk, flu, mimisan, demam, mual dan muntah.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien merupakan rujukan dari RS dr. Suroto Ngawi dengan

keterangan ITP tidak respon steroid. Pasien datang dengan keluhan batuk 

 pilek sejak dua hari lalu. Pasien sering sekali mimisan, demam, mengeluh

mual dan sering muntah. Berat badan pasien menurut orangtuanya sering

naik turun. Pasien mulai berhenti ASI sejak usia 1,5 tahun dan dilanjutkan

dengan susu formula.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah menderita faringitis dan tonsillitis.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit ITP, stroke, hipertensi

maupun diabetes mellitus.

Riwayat Obat-obatan

An. J tidak diberikan obat-obatan saat diluar rumah sakit.

Keadaan Sosial Ekonomi

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 7/22

 

Orangtua An. J bekerja sebagai PNS, cukup untuk menghidupi 3

orang dalam satu rumah. Dapat digolongkan keadaan sosial ekonomi

keluarga An. J menengah.

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 8/22

 

BAB II

DIAGNOSIS GIZI

Matriks

Parameter Kemungkinan Diagnosis Gizi

Riwayat gizi

Kurangnya asupan energy NI 1.4 NI 2.1  NI 5.2

Munurunnya nafsu makan NI 2.1 NC 2.3Antropometri

Berat badan turun NC 3.1 NB 2.2

Biokimia

Kalsium serum menurun NI 2.3

Fisik – klinis

Muntah NI 2.3 NI 5.9.2

Demam NB 3.1

Tekanan darah menurun NI 5.2 NB 1.5

Hiperemia (mimisan) NI 5.9.1

Riwayat Personal

Malnutrisi NI 5.2 NI 5.3 NC 3.1

Infeksi NI 5.8.2

Problem – Etiology – Sign/symptom

Problem Etiologi Sign/simptom

Kurang energi

 protein (NI 5.2)

Kurangnya asupan

 pangan sehari-hari

 Nilai Z-score untuk indeks BB/U -2,4

SD (kurang), menurunnya berat badan,

Asupan pangan

inadekuat (NI

2.1)

Peningkatan kebutuhan

gizi karena penyakit

katabolis

Asupan makanan sebelum masuk 

rumah sakit, E 1185,3 kkal, P 27,6 gr ,

L 44,7 gr , KH 173,1 gr.

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 9/22

 

Rumusan Diagnosis

Kurang energi protein (NI 5.2)   berkaitan dengan kurangnya asupan pangan

sehari-hari ditandai oleh  Nilai Z-score untuk indeks BB/U -2,4 SD (kurang)

dan menurunnya berat badan.

Asupan pangan inadekuat (NI 2.1) berkaitan dengan peningkatan kebutuhan gizi

karena penyakit katabolis ditandai oleh asupan makanan sebelum masuk 

rumah sakit, E 1185,3 kkal, P 27,6 gr , L 44,7 gr , KH 173,1 gr.

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 10/22

 

BAB III

INTERVENSI GIZI

Perencanaan Intervensi

Macam diet

Diet yang diberikan adalah diet TETP 1764,9 kkal

Tujuan intervensi

Memberikan makanan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan gizi

 pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.

Mencegah dab mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

Menambah berat badan hingga normal.

Melakukan edukasi dan konseling gizi yang untuk memotivasi pasien/

keluarga pasien agar dapat menjalankan diet yang diberikan dan

mencegah memburuknya kondisi klinis.

Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain dalam membantu

 penyembuhan kondisi klinis pasien.

Preskripsi

Prinsip diet

Energi diberikan tinggi dengan mempertimbangkan gizi pasien

dengan faktor koreksi untuk penyembuhan yaitu ± 1764,9 kkal

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 11/22

 

sehingga dapat mencapai berat badan normal

Kebutuhan protein diberikan sebesar 1,8 gr/kgBBI/hari yaitu 31,68

gram

Kebutuhan lemak sedang sebesar 20% dari kebutuhan energi total

yaitu 39,22 gram

Kebutuhan karbohidrat diberikan sebesar 321,3 gram merupakan sisa

dari kebutuhan energi total

Cairan diberikan 100-110 ml/kg BB/hari

Makanan diberikan secara bertahap dengan porsi kecil dan sering

yaitu 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan

Perhitungan kebutuhan selama di rumah sakit

BB ideal An. J = 17,6 kg

BMR = 55 kkal x 17,6 kg = 968

Pertumbuhan = 12% x 968 = 116,16 +

1084,16

Aktivitas = 25 % x 968 = 242 +

1326,16

SDA = 10 % x 1326,16 = 132,6 +

1458,7

Terbuang melalui feses = 10 % x 1458,7 = 145,8 +

= 1604,5

Koreksi untuk penyembuhan = 10% x 1604,5= 160,4 +

Kebutuhan energi An. J dalam sehari = 1764,9 kkal

Protein = 1,8 gr x 17,6 = 31,68 gr  

Lemak = 20% x 1764,9 = 352,9 kkal = 39,22 gr  

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 12/22

 

Karbohidrat = 1764,9 – 352,9 – 126,72 = 1258,3 kkal =

321,3 gr 

Tabel 6. Batas toleransi untuk penyusunan menu

Jenis

kebutuhan

Energi

(kkal)

Protein

(gram)

Lemak 

(gram)

Karbohidrat

(gram)

Jumlah kebutuhan 1764,9 31,68 39,22 321,3

Batasan ± 10% ±5% ±5% ±5%

Range kebutuhan

gizi

1588,4 – 

1941,39

30,1 – 

33,26

37,2 – 

41,1

305,2 - 337,3

- Konsistensi makanan : biasa

- Rute : oral

- Frekuensi : diberikan dalam 3 kali makan utama (pagi, siang,

malam) dan 2 kali selingan

Implementasi

Pemberian diet

Penyesuaian frekuensi, konsistensi, jenis dan jumlah makanan serta

zat gizi yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien (ND 1.2). Contoh

menu 1 hari (terlampir).

Pendidikan gizi

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 13/22

 

Edukasi gizi mendalam (E-2)

Topik : 1) Menganjurkan dan memotivasi pasien untuk  

menghabiskan makanannya.

Menjelaskan tentang diit tinggi energi tinggi

 protein

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Tempat : Ruang Melati 2

Waktu : 17 – 19 November 2011

Durasi : ± 10 menit

Materi : 1) Pengetahuan mengenai tujuan dan manfaat

makanan khususnya bagi kesembuhan pasien

Motivasi kepada pasien dan keluarga agar terjadi

 perubahan perilaku pada pasien

Evaluasi : 1) Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai gizi

 bertambah dapat diketahui melalui tanya jawab

Perilaku makan pasien berubah menjadi lebih baik (asupan makan pasien meningkat) dapat

diketahui melalui observasi dan recall 

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 14/22

 

Konseling gizi

Topik : 1) Mendiskusikan cara untuk mempertahankan dan

meningkatkan nafsu makan

Mendiskusikan mengenai penatalaksanaan diit tinggi energi

tinggi protein

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Waktu : 19 November 2011

Durasi : ± 30 menit

Alat peraga : Leaflet dan daftar bahan makanan penukar 

Materi : 1) Menjelaskan diit yang harus dilaksanakan

Menjelaskan tujuan pemberian dan syarat diit

Menjelaskan dan memberikan contoh bahan makanan yang

 boleh dan tidak boleh dikonsumsi

Memberi contoh susunan menu sehari

Motivasi kepada pasien dan keluarga agar terjadi perubahan

 perilaku pada pasien

Koordinasi dengan tim kesehatan lain

Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain (RC 1.3)

Dokter 

Koordinasi dengan dokter yang merawat untuk dapat mengetahui

diagnosis medis yang didirikan serta perkembangan kondisi medis pasien secara

teratur sehingga dapat menentukan proses asuhan gizi yang tepat berdasarkan

kondisi medis pasien. Selain itu, diperlukan juga koordinasi dengan dokter 

mengenai obat atau terapi medis yang diberikan dan dapat berhubungan dengan

makanan (interaksi obat dengan makanan).

Perawat

Koordinasi dengan perawat untuk memantau kondisi harian pasien secara

aktif untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan dokter dan ahli gizi sehingga

dapat dilakukan intervensi lebih lanjut sesuai perkembangan pasien. Perawat

 juga membantu dalam perawatan pasien dan pemberian makan kepada pasien.

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 15/22

 

BAB IV

MONITORING-EVALUASI

Hasil Perilaku dan Lingkungan Terkait Gizi

Monitoring dan evaluasi untuk hasil perilaku dan lingkungan yang terkait dengan gizi

dapat dilihat dalam tabel berikut.\

Tabel 6. Hasil Perilaku dan Lingkungan terkait Gizi

Indikator yang di

monitor 

Metode Target Evaluasi

Dukungan keluarga

(BE 2.9)

Wawancara Keluarga mendukung

dalam menjalankan diet

yang diberikan.

Keluarga memberi dukungan

terhadap diet yang diberikan

dengan tidak mengkonsumsimakanan dari luar RS dan

 berkomitmen untuk melakukan

diet secara berkelanjutan.

Hasil Asupan Makanan dan Zat Gizi

Monitoring dan evaluasi untuk hasil asupan makanan dan zat gizi dapat dilihat dalam

tabel berikut.

Tabel 11. Monitoring dan evaluasi hasil asupan makanan dan zat gizi

Indikator yang dimonitor Metode Target Evaluasi

Asupan energi total

(FI 1.1.1)

comstock dan

recall 24 jam

Makanan terasup oleh

 pasien minimal 80%

Makanan telah terasup lebih

dari 80% sesuai target

Hasil monitoring asupan makan selama di rumah sakit dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Hasil Monitoring Asupan Makan selama di rumah sakit

Energi

(kkal)

P

(gr)

L

(gr)

KH

(gr)

Asupan 1224,4 27,8 52,3 172,9

Kebutuhan 1764,9 31,68 39,22 321,3

Pemenuhan (%) 69,3 % 87,7 % 133,3 % 53,8 %

15

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 16/22

 

Hasil terhadap Tanda Fisik Terkait Gizi

Monitoring dan evaluasi untuk hasil terhadap tanda fisik terkait gizi dapat dilihat

dalam tabel berikut.

Tabel.13 Monitoring dan evaluasi hasil terhadap tanda dan gejala fisik terkait gizi

Indikator yang dimonitor Metode Target Evaluasi

Tekanan darah

(S 3.1.7)

Tensimeter Mencapai range normal

(110/80mmHg)

Tekanan darah masih

tergolong rendah ( 120/80

mmHg)

Keadaan umum pasien pada tanggal 17 November 2011 compos mentis, tampak sakit,

lemah dan mimisan. Pasien mengeluh demam dan mual.

TanggalTekanan darah

(mmHg)

 Nadi

(x/menit)

Respirasi

(x/menit)

Suhu

(oC)

17/11/2011 100/80 120 2836,2

 Normal 110/80 80 – 100 20 – 2436 – 37

Hasil terhadap Persepsi Pasien terkait Gizi

Monitoring dan evaluasi untuk hasil terhadap persepsi pasien terkait gizi dapat dilihat

dalam tabel berikut.

Tabel.14 Monitoring dan evaluasi hasil terhadap presepsi pasien terkait gizi

Indikator yang dimonitor Metode Target Evaluasi

Pandangan pasien tentang

diet yang diberikan

(PC 1.1.4)

Observasi

dan

Wawancara

Pasien patuh dalam

menjalankan diet yang

diberikan.

Pasien telah menerapkan diet

secara berkelanjutan. Hal ini

  perlu bantuan keluarga

mengingat pasien masih dalamusia balita.

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 17/22

 

BAB V

PEMBAHASAN

Diagnosis Medis

Pasien didiagnosis menderita gizi kurang dan ITP (immunologic trombositopeni

 Purpura). Ini merupakan salah satu kelainan genetic dimana level trombosit yang

sangat rendah yang ditandai dengan seringnya mengalami mimisan. Penyakit ini

merupakan penyakit autoimun dimana sel tubuh akan memerangi trombosit. Gizi

kurang yang diidap oleh pasien disebabkan karena adanya peningkatan kebutuhan gizi

oleh adanya infeksi dan peningkatan katabolisme yang tidak sebanding dengan asupan

 pangan sehari-hari.1

Analisis Status Gizi

Pengukuran status gizi pada pasien menggunakan antropometri pengukuran

 berat badan dan tinggi badan pasien. Pengukuran status gizi pasien dilakukan pada

tanggal 17 november 2011 dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi

 badan,. Hasil dari penimbangan berat badan diketahui berat badan pasien 13,2 kg dan

tinggi badan 100 cm. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh indeks z-score BB/TB

= -1,9 SD (normal), TB/U = -1,7 SD (normal), BB/U= -2,4 SD (kurang), ini

menunjukkan pasien mengalami gizi kurang.2

Analisis Data Biokimia

Kadar MCH (mean corpuscular hemoglobin) menunjukan jumlah rata-rata

hemoglobin yang terdapat dalam sebuah eritrosit. Kadar MCH pada pasien rendah, hal

ini berarti jumlah rata-rata hemoglobin dalam eritrosit pasien termasuk rendah

meskipun kadar hemoglobin yang tertera dalam hasil laboratorium termasuk normal.

Kadar trombosit dalam serum pasien sangat rendah yaitu 79 ribu/ml dimana

kadar normalnya adalah 150ribu-400ribu permililiter. Kandungan trombosit yang

sangat rendah ini bisa terjadi pada penyakit autoimun seperti ITP (immunologic

trombositopeni Purpura.3 Dengan rendahnya kadar trombosit akan menyebabkan

 pasien sering mengalami perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa. Hal ini yang

17

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 18/22

 

menyebabkan mudah terserang infeksi. Jika terjadi perdarahan baik disengaja atau tidak 

disengaja, akan sulit untuk proses pembekuannya.3

 

Analisis Data Fisik dan Klinis

Dengan rendahnya kadar trombosit akan menyebabkan pasien sering mengalami

 perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa. Hal ini yang menyebabkan mudah

terserang infeksi.3 Jika terjadi perdarahan baik disengaja atau tidak disengaja, akan sulit

untuk proses pembekuannya. Sejak usia satu tahun, pasien sering mengalami mimisan.

Pasien pun dilaporkan pernah mengidap infeksi pada saluran pernafasan atas. Dalam

dua hari terakhir pasien menderita batuk pilek.

Pasien mengidap masalah gizi kurang dimana nilai indeks untuk BB/U sekitar -2,4 SD SD.2 Pasien mengeluh mual sehingga nafsu makan berkurang dan jumlah

  pangan yang dikonsumsi pun menurun. Pasien nampak kurus dan lemas. Hal ini

dimungkinkan karena kondisi pasien yang terserang batuk pilek, level trombosit yang

rendah dan diperparah dengan asupan gizi yang rendah.1

Analisis Riwayat Gizi

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga pasien didapat bahwa pasien

tidak memilki pantangan maupun menghindari pangan tertentu. Pasien sangat suka

membeli jajan di sekolah. Siomay, kacang, coklat dan makanan kemasan merupakan

 jajanan yang sering dikonsumsi oleh pasien. Berat badan pasien cenderung fluktuatif 

mengingat sering sakit dan mimisan sehingga mempengaruhi nafsu makan dan

 berdampak pada berat badannya.4 Dari hasil wawancara dengan pasien dapat diketahui

kebiasaan makan pasien sehari-hari : E 1185,3 kkal, P = 27,6 gr, L = 64,7 gr, KH =

173,1 gr. Asupan makanan yang dikonsumsi An.J masih belum mencukupi kebutuhan

 per harinya.

Analisis Diagnosis Gizi

Total asupan pangan yang begitu rendah sekitar 67,1 persen dari total kebutuhan

sebesar 1764,9 kkal membuat kondisi fisik pasien nampak kurus dan lemas. Penyakit

infeksi yang sering dialami dan nafsu makan yang rendah membuat asupan pangan

yang sedikit tidak mampu mengatasi kondisi fisik pasien. 5

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 19/22

 

Pasien menderita gizi kurang akibat konsumsi pangan yang kurang sehingga

diperoleh diagnosis gizi pasien menderita kurang energi protein (NI 5.2) berkaitan

dengan kurangnya asupan pangan sehari-hari ditandai oleh nilai Z-score untuk indeks

BB/U -2,29 SD (kurang) dan menurunnya berat badan. Selain itu pasien juga memiliki

asupan pangan inadekuat (NI 2.1) berkaitan dengan peningkatan kebutuhan gizi karena

 penyakit katabolis ditandai oleh hasil recall konsumsi sebelum masuk RS.4

Analisis Intervensi Gizi

Intervensi yang dilakukan adalah memberikan diit sesuai kondisi dengan pasien.

Diit yang diberikan untuk kasus ini adalah diit TETP 1764,9 kkal . Pemberian diittinggi energi dilakukan karena status gizi pasien tergolong kurang.6 Namun, pemberian

diit tinggi energi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien.

Pemberian diit tinggi protein mempertimbangkan pasien dengan diagnosis medis yaitu

tonsilo rhinofaringitis akut dan gizi kurang.

Sesuai dengan prinsip diit tinggi energi tinggi protein, makanan diberikan dalam

 bentuk mudah cerna. Diit diberikan dalam bentuk makanan biasa dengan jadwal 3 kali

makan utama dan 2 kali selingan. Sedangkan jumlah diit ditentukan berdasarkan

seberapa banyak makanan yang diasup sesuai dengan kebutuhan pasien.6 

Kebutuhan dihitung dengan rumus Nelson dan diperoleh kebutuhan An. J sebesar 

1746,9 kkal dengan protein 51 gram; lemak 48,5 gram; dan karbohidrat 276,4 gram.

Diit diberikan melalui oral karena pasien tidak mengeluh adanya gangguan menelan

dan untuk mencegah terjadinya atrofi pada rongga mulut.

Untuk mencegah adanya kondisi anemia pada pasien menjadi pertimbangan

dalam menentukan jenis protein yang diberikan yaitu protein hewani karena

 bioavaibilitasnya tinggi.3 Pasien juga diberi makanan yang mengandung mineral Fe

untuk mencegah terjadinya defisiensi Fe.

Setelah pasien akan pulang, intervensi diit dilanjutkan dengan melakukan

konseling gizi untuk merubah perilaku pasien mengenai pemilihan makanan dengan

komposisi yang sesuai.5

19

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 20/22

 

Edukasi dan Konseling Gizi

Edukasi dan konseling gizi dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan

edukasi gizi. Orang tau maupun keluarga dan pengasuh juga diberikan intervensi berupa

edukasi dan konseling gizi yang diharapkan mampu meningktankan kesadaran keluarga

terhadap pentingnya penanganan kondisi pasien. Pasien yang lemah dan mudah

terserang penyakit serta kondisi pasien yang termasuk kurang gizi membutuhkan

 perhatian yang lebih intens dari keluarga. Dengan mematuhi anjuran diet setelah pasien

diijinkan untuk pulang, kondisi pasien dapat dijaga mengingat pasien mudah terserang

infeksi dan penurunan derajad kesehatan.5

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 21/22

 

BAB IV

KESIMPULAN

Pasien didiagnosis menderita gizi kurang dan ITP (immunologic trombositopeni

 Purpura). Berdasarkan data antropometri dapat diperoleh indeks z-score BB/TB = -1,9 SD

(normal); TB/U = -1,7 SD (normal); BB/U = -2,4 SD (kurang). Berdasarkan ketiga indicator Z-

score, pasien mengidap masalah gizi kurang.

Persentase kecukupan asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit tergolong

kurang, sedangkan persentase kecukupan saat dirumah sakit sudah cukup baik. Berdasarkan

hasil recall konsumsi sebelum masuk RS energy 1185,3 kkal (67,1 %), KH 173,1 gr (53,8 %),

L 64,7 gr (111,9 %), P 27,6 gr (87,1%) sedangkan untuk recall tiga hari di dapat bahwa rata-

rata konsumsi saat di rumah sakit meliputi energy 1222,4 kkal (69,3%); KH 172,9 gr (53,8%);

L 52,3 gr (133,3%); dan P 27,8 gr (87,7%). Dari hasil recall konsumsi sebelum masuk rumah

sakit dapat dilihat bahwa rata-rata asupan energy pasien memang jauh dari total asupan yang

dianjurkan yaitu hanya sekitar 67,1 persen dari angka kebutuhan gizi sebesar 1764,9 kkal.

Pasien menderita gizi kurang karena masalah gizi kurang akibat konsumsi pangan yang

kurang sehingga diperoleh diagnosis gizi pasien menderita kurang energi protein (NI 5.2) dan

asupan pangan inadekuat (NI 2.1) dan diperoleh intervensi gizi dengan pemberian melalui diet

TETP 1764,9 kkal yang dilakukan secara bertahap dan peroral. Jika kondisi pasien memburuk,

intervensi harus diulang mulai dari awal.

Dengan diberikannya makanan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kemampuan

 pasien dengan gizi kurang, diharapkan intervensi gizi yang diberikan akan menghasilkan

dampak yang lebih optimal. Edukasi dan konseling diberikan untuk mendukung terapi diet

yang telah ditentukan.

Selama intervensi dilakukan monitoring dan evaluasi dengan target antara lain asupan

energi minimal 80%, asupan protein, tekanan darah dan pasien juga mampu menerapkan materi

yang diberikan saat proses edukasi dan konseling ke kehidupan sehari-hari.

21

5/14/2018 jundi kasus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jundi-kasus 22/22

 

DAFTAR PUSTAKA

Manary M, Solomons N . Aspek Kesehatan Masyarakat pada Gizi Kurang . dalam: Michael

J. Gibney. Gizi Kesehatan Masyarakat, penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: p.216

Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Penuntun Diit

Anak. PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003. Hal 1-6.

Tracy stopler.  Medical Nutrition Therapy for Anemia. dalam: L. katheleen Mahan, Sylvia

Escott-Stump. Krause’s Food, Nutrition and Diit Therapy, 11th edition. USA: Saunders.

 p.855.

American Dietetic Association. International Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT)

 Reference Manual . 1st ed.United State America, 2008.

Linda S. Nutrition Counseling Skills for The Nutrition Care Processes. 4th edition. USA:

Jones and Bartlett Publishers. 2009. p. 238-252.

Almatsier, Sunita. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007.