Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian...

11
Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013 Azizha Ros Lutfia 1 , Mezfi Unita 2 , Ika Kartika 3 , Kusumo Haryadi 4 1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 2. Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 3. Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 4. Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Jl. Dr. Mohammad Ali Komplek RSMH KM. 3,5, Palembang, 30216, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Karsinoma sel ginjal merupakan keganasan terbanyak ketiga pada keganasan urogenital, dengan angka kejadian 2-3% dari keseluruhan kasus keganasan di dunia. Sampai saat ini banyak penelitian mengenai faktor risiko karsinoma sel ginjal salah satunya usia dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejadian karsinoma sel ginjal. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional terhadap pasien yang menjalani pemeriksaan histopatologi ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin, Palembang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling terhadap rekam medik pasien selama periode 2008 hingga 2013. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (p<0,05). Dari 123 pasien yang menjalani pemeriksaan histopatologi ginjal, ditemukan 26 pasien karsinoma sel ginjal. Diantaranya 15 pria dan 11 wanita. Kelompok usia berdasarkan nilai median (48,5 tahun), 15 pasien diantaranya di atas median dan 11 di bawah median. Hubungan usia (p value=0,403) dan jenis kelamin (p value=0,090) secara statistik tidak bermakna terhadap kejadian karsinoma sel ginjal. Usia diatas 48,5 tahun (PR=1,443) dan jenis kelamin (PR=1,802) merupakan faktor risiko terjadinya karsinoma sel ginjal. Usia di atas 48,5 dan pria merupakan faktor risiko terjadinya karsinoma sel ginjal, tetapi secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna. Kata Kunci: karsinoma sel ginjal, observasional analitik, usia, jenis kelamin Abstract

Transcript of Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian...

Page 1: Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013.doc

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Periode 2008-2013

Azizha Ros Lutfia1, Mezfi Unita2, Ika Kartika3, Kusumo Haryadi4

1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya2. Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya3. Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya

4. Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas SriwijayaJl. Dr. Mohammad Ali Komplek RSMH KM. 3,5, Palembang, 30216, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Karsinoma sel ginjal merupakan keganasan terbanyak ketiga pada keganasan urogenital, dengan angka kejadian 2-3% dari keseluruhan kasus keganasan di dunia. Sampai saat ini banyak penelitian mengenai faktor risiko karsinoma sel ginjal salah satunya usia dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejadian karsinoma sel ginjal. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional terhadap pasien yang menjalani pemeriksaan histopatologi ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin, Palembang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling terhadap rekam medik pasien selama periode 2008 hingga 2013. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (p<0,05). Dari 123 pasien yang menjalani pemeriksaan histopatologi ginjal, ditemukan 26 pasien karsinoma sel ginjal. Diantaranya 15 pria dan 11 wanita. Kelompok usia berdasarkan nilai median (48,5 tahun), 15 pasien diantaranya di atas median dan 11 di bawah median. Hubungan usia (p value=0,403) dan jenis kelamin (p value=0,090) secara statistik tidak bermakna terhadap kejadian karsinoma sel ginjal. Usia diatas 48,5 tahun (PR=1,443) dan jenis kelamin (PR=1,802) merupakan faktor risiko terjadinya karsinoma sel ginjal. Usia di atas 48,5 dan pria merupakan faktor risiko terjadinya karsinoma sel ginjal, tetapi secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna.

Kata Kunci: karsinoma sel ginjal, observasional analitik, usia, jenis kelamin

Abstract

Association between age and sex with renal cell carcinoma in Anatomical Pathology Department of RSUP Dr. Mohammad Hoesin in period 2008-2013. Renal cell carcinoma is the third of the most incidence urogenital malignancy, with 2-3% incidences of entire malignancies in the world. Nowadays, many researches discuss about the risk factor renal cell carcinoma, included age and sex. The aim of this study is to see the association between age and sex with renal cell carcinoma. This is an observasional analytics study using cross sectional approach of patients who obtained renal histopatological examination in Anatomical Pathology Department of RSUP Dr. Mohammad Hoesin, Palembang. The data were taken from Inpatient Medical Records for period 2008 to 2013. This study used the purposive sampling technique. Data were analyzed by Chi Square test (p <0,05). 123 patients obtained renal histopatological examination, there were 26 patients with renal cell carcinoma. 15 patients were males and 11 were females. The age group were based on median value (48,5 years old), 15 patients were in age group above median and 11 were under median value. There were no statistic significant associated between age (p value=0,403) and sex (p value=0,090) with renal cell carcinoma. In age group ≥ 48,5 years old (PR=1,443) and male (PR=1,802) were the risk factor to renal cell carcinoma. In age group ≥ 48,5 years old and male were the risk factor to renal cell carcinoma but in statistic they were not significanly associated.

Keywords: renal cell carcinoma, abservasional analytic, age, sex

Page 2: Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013.doc

1. Pendahuluan

Neoplasma ganas ginjal adalah keadaan dimana sel jaringan ginjal mengalami pertumbuhan secara tidak terkontrol dan cenderung untuk menginfiltrasi jaringan lainnya.1 Karsinoma sel ginjal merupakan keganasan terbanyak ketiga pada keganasan urogenital, dengan angka kejadian 2-3% dari keseluruhan kasus keganasan di dunia.2

Berdasarkan data Globocan tahun 2008, insiden kanker ginjal di Indonesia sebesar 2,4 per 100.000. Jumlah penderita karsinoma sel ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 1995-2009 sebesar 99 orang (33% dari seluruh kasus kanker ginjal) dengan insidensi karsinoma sel ginjal terjadi pada usia di atas 52 tahun dan 65% terjadi pada pria. Jumlah ini menunjukkan kecenderungan peningkatan bila data dilihat setiap 5 tahun. Pada 1995-1999 terdapat 17 kasus, pada 2000-2004 sebanyak 30 kasus, dan pada 2005-2009 sebanyak 52 kasus.3-4

Beberapa penelitian sebelumnya mengenai hubungan usia dan jenis kelamin dengan neoplasma ganas ginjal khususnya jenis karsinoma sel ginjal, mengatakan bahwa adanya hubungan antara usia dengan kejadian karsinoma sel ginjal.5-7 Dilihat dari penelitian tersebut didapatkan bahwa usia diatas 60 tahun lebih berisiko untuk terjadinya karsinoma sel ginjal.5-6 Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Cai dkk (2013) yang menyatakan bahwa usia diatas 45 tahun yang lebih berisiko.8 Beberapa penelitian menyatakan bahwa, risiko untuk terjadinya karsinoma sel ginjal lebih banyak pada pria.5-6,9 Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Lin dkk (2013) menunjukan bahwa tidak ada hubungan mengenai jenis kelamin dengan kejadian karsinoma sel ginjal.10

Karsinoma sel ginjal dibagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan morfologi, pewarnaan histokimia, dan gambaran elektron pada pemeriksaan mikroskopis elektron yaitu sel jernih, papiler, kromofob, collecting ducts, campuran, dan unclassified.11

Beberapa faktor risiko karsinoma sel ginjal yaitu, usia, jenis kelamin, merokok, kegemukkan, hipertensi, sindroma VHL, dan lingkungan.12-14 Penelitian yang dilakukan Chow dkk (2000) risiko karsinoma sel ginjal akan meningkat dua kali lipat pada pria dengan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg.12 Pada penelitian yang serupa juga diteliti oleh Shapiro dkk (1999) yang mengatakan bahwa peningkatan risiko karsinoma sel ginjal terjadi pada pria dengan tekanan sistolik yang tinggi.15 Pada hipertensi dapat terjadi kerusakan ginjal secara langsung atau dapat meningkatkan kerentanan timbulnya karsinogen.16 Menurut Handa (1999) pria lebih berisiko terjadinya karsinoma sel ginjal diakibatkan pria lebih cenderung terpapar dengan zat karsinogenik di tempat kerjanya dan kebiasaan merokok.17

Patogenesis karsinoma sel ginjal diawali akibat adanya peningkatan HIF (hypoxia inducible transcription factors) akibat proses kompensasi tubuh terhadap hipoksia dalam jaringan yang berlebihan dan tidak terkontrol juga berhubungan dengan adanya gen pengatur HIF tersebut yaitu gen pVHL (protein Von Hipple-Lindau). Ketika tekanan oksigenasi normal diarahkan pada daerah microenvirorment, pVHL berikatan dengan subunit HIF-α, menyebabkan degradasi subunit HIFα itu sendiri. Ketika dalam keadaan hipoksia atau pada saat tekanan oksigen turun, maka pVHL tidak akan berikatan dengan HIF dan menyebabkan kadar HIF meningkat. Peningkatan kadar HIF ini akan merangsang pembentukan VEGF (vascular endothelial growth factor), EGFR (epidermal growth factor receptor), transforming growth factor α, PDGF (platelet-derived growth factor), EPO (eritropoetin), dan GLUT-1 (glucose transporter-1). Produk ini semua yang nantinya berperan untuk terjadinya angiogenesis, eritropesis, hidup atau matinya sel, metabolisme, dan migrasi juga remodelling ekstraseluler. Saat tekanan oksigen sudah kembali normal maka HIF akan ditekan oleh VHL. Akan tetapi, jika terjadi kerusakan gen VHL maka akan terjadi peningkatan HIF terus menerus yang nantinya justru akan menimbulkan transkripsi angiogenic factor dan tumorgenesis. Maka dari itu salah satu karakteristik KSG adalah banyaknya terlihat pembuluh darah.18-19

Oleh karena adanya kecenderungan peningkatan angka kejadian neoplasma ganas ginjal, juga masih adanya perbedaan pendapat mengenai hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejadian karsinoma sel ginjal, maka penelitian ini dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai kejadian neoplasma ganas ginjal dan juga hubungannya antara usia dan jenis kelamin dengan karsinoma sel ginjal di kota Palembang, khususnya di bagian Patologi Anatomi RS Dr. Mohammad Hoesin periode tahun 2008-2013.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober hingga Nopember 2014 di bagian Patologi Anatomi RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Populasi pada penelitian ini ialah Semua pasien yang melakukan pemeriksaan histopatologi ginjal di bagian Patologi Anatomi RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sampel penelitian ini adalah semua pasien yang melakukan pemeriksaan histopatologi ginjal di bagian Patologi Anatomi RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang selama periode Januari 2008 hingga Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi yaitu Semua rekam medik pasien yang melakukan pemeriksaan histopatologi ginjal di bagian Patologi Anatomi RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang selama

Page 3: Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013.doc

periode Januari 2008 hingga Desember 2013 serta memiliki data lengkap, seperti usia dan jenis kelamin, untuk memenuhi variabel penelitian. Pada penelitian ini cara pengembilan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling dalam jangka waktu enam tahun yaitu periode 2008 hingga 2013, maka tidak dihitung besar sampel karena semua rekam medik dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel. Parameter keberhasilan penelitian ini yaitu mendapatkan prevalensi dan prevalensi rasio. Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan diagnosis penyakit, neoplasma ganas ginjal, lalu dari masing-masing penyakit dihitung pevalensinya. Selanjutnya, data dari pasien neoplasma ganas ginjal dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tipe neoplasma ganas ginjal. Selanjutnya data yang terkumpul diolah menggunakan program SPSS 21.0 dan dianalisis dengan tiga tahapan, yaitu analisis univariat dan bivariat yaitu dengan Chi Square test (p<0,05).3. Hasil

Berikut ini adalah hasil dari analisis univariat yang berupa prevalensi neoplasma ganas ginjal, distribusi neoplasma ganas ginjal berdasarkan usia dan jenis kelamin, dan distribusi jenis neoplasma ganas ginjal menurut klasifikasi histologist WHO 2004.

Grafik 1. Distribusi Neoplasma Ganas Ginjal Berdasarkan

Kelompok Usia

Dari 33878 jaringan yang telah dilakukkan pemeriksaan histopatologi selama periode 2008 hingga 2013, 123 jaringan merupakan pemeriksaan jaringan ginjal, 52 diantaranya merupakan diagnosis pasti neoplasma ganas ginjal. Dari data ini, didapatkan angka prevalensi neoplasma ganas ginjal di Bagian Patologi Anatomi RS. Dr. Mohammad Hoesin periode 2008 hingga 2013 adalah 0,15%.

Pada Grafik 1. menunjukkan distribusi penderita neoplasma ganas ginjal berdasarkan kategori usia dan Tabel 1. menunjukkan distribusi jenis neoplasma ganas ginjal berdasarkan usia. Dengan menggunakan formula Sturgess, 52 sampel neoplasma ganas ginjal berdasarkan interval kelompok usia yaitu, 1-10 tahun, 11-20 tahun,

21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51- 60 tahun, 61-70 tahun, dan 71-80 tahun

Dari hasil distrubusi neoplasma ganas ginjal berdasarkan kelompok usia, rentang usia paling tinggi terjadi neoplasma ganas ginjal ialah pada usia 51-60 tahun, yaitu sebanyak 14 kasus (26,9%), tujuh kasus diantaranya merupakan karsinoma sel ginjal dan sisanya merupakan jumlah dari tipe-tipe keganasan lain pada ginjal. Pada penelitian ini juga didapatkan keganasan pada ginjal terbanyak kedua terjadi rentang usia 1-10 tahun dan pada rentang usia 41-50 tahun dengan jumlah 12 kasus (23,07%). Khususnya pada rentang 1-10 tahun, 10 kasus diantaranya merupakan diagnosis pasti tumor Wilm dan dua kasus lainnya merupakan jumlah jenis keganasan ginjal yang lain.

Tabel 1. Distribusi Jenis Neoplasma Ganas Ginjal Berdasarkan Usia

KSG = Karsinoma Sel Ginjal

Dari hasil distrubusi neoplasma ganas ginjal berdasarkan kelompok usia, rentang usia paling tinggi terjadi neoplasma ganas ginjal ialah pada usia 51-60 tahun, yaitu sebanyak 14 kasus (26,9%), tujuh kasus diantaranya merupakan karsinoma sel ginjal dan sisanya merupakan jumlah dari tipe-tipe keganasan lain pada ginjal. Pada penelitian ini juga didapatkan keganasan

pada ginjal terbanyak kedua terjadi rentang usia 1-10 tahun dan pada rentang usia 41-50 tahun dengan jumlah 12 kasus (23,07%). Khususnya pada rentang 1-10 tahun, 10 kasus diantaranya merupakan diagnosis pasti tumor

Usia KSGWilm Tumor

Jenis Lain

N (%)

1-10 1 10 1 12 23,07

11-20 1 - - 1 1,92

21-30 1 - 1 2 3,84

31-40 1 - - 1 1,92

41-50 9 - 3 12 23,07

51-60 7 - 7 14 26,92

61-70 6 - 3 9 17,30

71-80 - - 1 1 1,92

Total 26 10 16 52 100

Tabel 2. Distribusi Jenis Neoplasma Ganas Ginjal Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

KSGTumor Wilm

Jenis Lain

N (%)

Wanita 11 5 4 20 38,5Pria 15 5 12 32 61,5Total 26 10 17 52 100KSG = Karsinoma Sel Ginjal

Page 4: Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013.doc

Wilm dan dua kasus lainnya merupakan jumlah jenis keganasan ginjal yang lain.

Distribusi neoplasma ganas ginjal berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori yaitu pria dan wanita seperti pada Tabel 2.

Hasil distribusi neoplasma ganas ginjal berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini didapatkan bahwa pria lebih banyak menderita neoplasma ganas ginjal dibandingkan wanita dengan perbandingan 1,6:1 dengan jumlah kasus pada pria 32 orang (61,5%) dan pada wanita 20 orang (38,5%). Jumlah kasus terbanyak pada pria adalah karsinoma sel ginjal.

Dari 52 kasus neoplasma ganas ginjal yang ditemukan akan dibagi berdasarkan gambaran histopatologinya dalam bentuk Tabel 3.

Tabel 4. Hubungan Usia dengan Karsinoma Sel Ginjal

Chi Square p<0,05

Pada hasil penelitian mengenai distribusi gambaran histopatologi neoplasma ganas ginjal didapatkan beberapa jenis keganasan pada ginjal yang ditemukan dan jenis keganasan yang terbanyak ditemukan adalah karsinoma sel ginjal dengan 26 penderita (50,2%), 16 kasus diantaranya merupakan subtipe sel jernih, 3 kasus masing-masing subtipe papiler dan kromofob dan sisanya merupkan gabungan subtipe jenis lain. Kasus terbanyak kedua yang ditemukan pada penelitian ini adalah tumor Wilm dengan total 10 penderita (19,2%).

Dari 52 neoplasma ganas ginjal yang ditemukan, 26 diantaranya merupakan karsinoma sel ginjal. Analisis bivariat hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejadian karsinoma sel ginjal di Bagian Patologi Anatomi Dr. Mohammad Hoesin Palembang akan dilakukan terlebih dahulu mencari titik tengah usia dengan menggunakan nilai median. Nilai median yang didapatkan pada penelitian ini adalah 48,5 tahun. Berdasarkan titik potong usia tersebut, usia pasien karsinoma sel ginjal terbagi menjadi 2 kelompok yaitu > 48,5 dan < 48,5 sehingga didapatkan tabel 2x2 berikut ini (Tabel 4).

Tabel 5. Hubungan Jenis Kelamin dengan Karsinoma Sel Ginjal

Chi Square p<0,05

4. Pembahasan

Di Indonesia, penelitian prevalensi neoplasma ganas ginjal dalam skala nasional belum pernah dilakukan sehingga data prevalensi neoplasma ganas ginjal di Indonesia belum ada. Data yang tersedia saat ini berupa insidensi neoplasma ganas ginjal di Indonesia menurut Globocan 2008 yaitu 2,4 per 100.000.3

Penelitian yang dilakukan Singam dkk (2010) di Malaysia menunjukkan bahwa, rentang usia tertinggi terjadinya neoplasma ganas ginjal yaitu pada usia 41-60 tahun dengan jumlah 34 kasus (45,33%) diantaranya karsinoma sel ginjal merupakan kasus yang mendominasi kelompok usia tersebut.20 Hasil penelitian yang dilakukan Isah dkk (2013) di RS Universitas Usmanu Danfodiyo, Nigeria bahwa dari 31 kasus neoplasma ganas ginjal yang ditemukan, 14 kasus

Tabel 3. Distribusi Jenis Neoplasma Ganas Ginjal

Gambaran Histopatologi Neoplasma Ganas Ginjal Jumlah (n) Jumlah (N) Presentase (%)Karsinoma sel ginjal

26 50

Karsinoma sel ginjal subtipe sel jernih 16 Karsinoma sel ginjal subtipe papiler 3 Karsinoma sel ginjal subtipe kromofob 3 Karsinoma sel ginjal subtipe collecting duct 1 Karsinoma sel ginjal subtipe campuran 2 Karsinoma sel ginjal subtipe unclassified 1

Tumor Wilm 10 19,2Renal squamous cell carcinoma 6 11,5Angiosarcoma 2 3,8Liposarcoma 1 1,9Sarcoma 1 1,9Adenocarcinoma 2 3,8Urothelial carcinoma 4 7,7Total 52 100

UsiaKarsinoma Sel

Ginjal PR p value+ -

≥ 48,5 15 471,443 0,403

< 48,5 11 50

Jenis Kelamin

Karsinoma Sel Ginjal PR p value

+ -Pria 15 38

1,802 0,090Wanita 11 59

Page 5: Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013.doc

(48,4%) diantaranya merupakan diagnosis pasti tumor Wilm dengan rentang usia 0-7 tahun.21 Pada hasil penelitian Malik dkk (2012) dari keseluruhan tumor Wilm yang ditemukan, kesemua kasus didiagnosis pasti pada usia kurang dari 10 tahun.22 Hal ini sesuai dengan kepustakaan, tumor Wilm meupakan keganasan pada ginjal yang sering ditemukan pada anak-anak. Kejadian ini 78% didiagnosis pada rentang usia 1-5 tahun23

Tumor Wilm ini sering terdiagnosis pada usia dibawah tiga tahun disebabkan pada gambaran kasus tersebut terlihat pada abdomen anak terjadi pembesaran dan biasanya progresif dan menunjukkan bahwa adanya massa pada rongga abdomen yang salah satunya merupakan keganasan pada ginjal.24

Penelitian yang dilakukan Doddy dkk (2011) di RS Cipto Mangunkusumo dan RS Kanker Dharmais, dari 81 kasus keganasan pada ginjal yang ditemukan, 62 kasus (76,5%) merupakan keganasan pada ginjal yang terjadi pada pria dan merupakan kasus karsinoma sel ginjal.4 Jika dibandingkan dengan penelitian ini, kasus karsinoma sel ginjal pada pria di Jakarta lebih banyak dibandingkan di Palembang. Perbedaan ini salah satunya disebabkan pada penelitian yang dilakukkan Doddy dkk (2010) lebih lama dalam hal pengambilan sampel di rekam medik yakni 15 tahun. Selain itu, penelitian yang dilakukkan Doddy dkk (2010) merupakan penelitian dengan sampel diambil dari rumah sakit pusat kanker nasional dan rumah sakit pusat rujukan nasional yaitu RS Dharmais dan RSCM Jakarta. Berbeda halnya dengan penelitian ini, sampel diambil hanya dari RSMH Palembang, yang mana RSMH belum mencakup semua rujukan rumah sakit Sumatra Selatan sebab di Sumatra Selatan sendiri juga banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas pemeriksaan histopatologi. Hal lain yang mungkin ialah adanya hubungan perbedaan gaya hidup, tingkat stress, pengaruh lingkungan, dan cakupan makanan pada orang Palembang dengan Jakarta.

Pada hasil penelitian yang dilakukan Singam dkk (2010), 72 kasus keganasan ginjal yang ditemukan 56 kasus (77,9%) diantaranya merupakan karsinoma sel ginjal dengan 54 kasus merupakan subtipe sel jernih dan masing-masing satu untuk subtipe papiler dan kromofob.20 Sama halnya dengan penelitian Reddy dkk (2012) bahwa dari 106 kasus neoplasma ganas ginjal ditemukan, karsinoma sel ginjal merupakan jenis keganasan ginjal yang banyak ditemukan dengan jumlah 85 kasus (80,1%) dan kasus terbanyak kedua yang ditemukan dengan jumlah 10 kasus (8,85%) merupakan jenis tumor Wilm.25

Nilai median pada penelitian ini hampir sama dengan kepustakaan, tetapi median usia yang ditemukan lebih besar 3,5 tahun dibandingkan Cai dkk (2013) yang menyatakan bahwa usia diatas 45 tahun yang memiliki risiko untuk terjadinya karsinoma sel ginjal.8

Berdasarkan kepustakaan, terdapat hubungan antara perubahan metabolism DNA dengan peningkatan usia.

Perubahan ini mengakibatkan ketidakseimbangan genetik dan hipometilasi DNA.26-29 Pada keadaan ketidakseimbangan genetik akan memicu terjadinya inaktivasi gen tumor supresor seperti p53, Rb, dan yang lain.28-29 Pada penelitian Ouhtit dkk (1997) ditemukkan secara bermakna bahwa semakin ekstrim suatu usia maka akan meningkatkan frekuensi mutasi p53 pada jaringan normal maupun jaringan yang terjadi keganasan.30 Hipometilasi DNA merupakan ciri khas suatu adanya proses aging. Hipometilasi merupakan mekanisme potensial aktivasi onkogen yang nantinya akan terjadi deaminasi dari sitosin dan konsekuen base transition (asam amino) sebagai contoh substitusi asam amino thymine menjadi adenine. Terjadinya perubahan susunan rantai asam amino suatu DNA akibat proses penuaan menyebabkan DNA tersebut berubah sifat menjadi karsinogen. 31-32

Pada kepustakaan, pengaruh jenis kelamin dengan kejadian karsinoma sel ginjal terjadi akibat adanya keterkaitan penyakit yang dibawa, jenis pekerjaan dan pola hidup rokok. Hal ini disebutkan bahwa pria terkait pola hidup merokok, hipertensi, dan terpapar zat karsinogenik akibat pekerjaan.24 Menurut Chow dkk (2000) risiko karsinoma sel ginjal akan meningkat dua kali lipat pada pria dengan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Pria lebih cenderung untuk terjadinya hipertensi dibandingkan dengan wanita hal ini disebabkan bahwa wanita memiliki hormon estrogen yang mana berfungsi untuk melindungi endotel pembuluh darah dari adanya kerusakan yang nantinya akan menyebabkan hipertensi.33 Pada wanita menopause ataupun memliki kadar estrogen dan progesteron rendah berisiko terjadi karsinoma sel ginjal.34-36 Hal ini menunjukkan bahwa risiko terjadinya karsinoma sel ginjal pada wanita terjadi pada usia tua dengan kadar hormon estrogen maupun progesterone rendah. Pada keadaan hipertensi dan adanya pengaruh pola merokok terdapat perubahan pada keadaan fungsional tubuh salah satunya perubahan tubulus renal dan regulasi hypoxia-in-ducible factors (HIF). Hal umum terjadinya karsinoma sel ginjal ialah akibat terjadinya keadaan hipoksia pada tubuh. Pada penelitian Koh dkk (2013) mengenai pengaruh jenis kelamin dengan jumlah EGFR memperlihatkan secara statistik bermakna bahwa pada wanita 22 kali menurunkan jumlah EGFR.37 Hal ini didukung bahwa estrogen secara in vitro dan in vivo melindungi fungsi endotel renal.38

Ketidak bermaknaan pada hasil penelitian ini secara statistik, kemungkinan besar disebabkan oleh karena terlalu sedikitnya jumlah sampel yang didapat. 5. Kesimpulan

Dari Penelitian ini dapat disimpulkan:1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara

statistik antara usia dan jenis kelamin dengan kejadian karsinoma sel ginjal di Bagian Patologi

Page 6: Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013.doc

Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 2008-2013.

2. Usia diatas 48,5 tahun lebih berisiko 1,443 kali terjadinya karsinoma sel ginjal dibandingkan dengan usia dibawah 48,5 tahun.

3. Pria lebih berisiko 1,802 kali terjadinya karsinoma sel ginjal dibandingkan dengan wanita.

4. Prevalensi neoplasma ganas ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 2008-2013 adalah 0,15%.

5. Rentang usia paling tinggi terjadi neoplasma ganas ginjal ialah pada usia 51 hingga 60 tahun dengan presentase 26,92%.

6. Pria lebih banyak menderita neoplasma ganas ginjal dibandingkan wanita dengan perbandingan 1,6:1.

7. Jenis neoplasma ganas ginjal terbanyak ditemukan adalah karsinoma sel ginjal dengan presentase 50%.

Daftar Acuan

1. Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N., Robbins, S. L., Cotran, R. S. Robbins And Cotran Pathologic Basis Of Disease (Edisi 7). Elsevier Saunders, Philadelphia, 2005. hal. 1016.

2. Ljungberg, B., Hanbury, D. C., Kuczyk, M. A., Merseburger, A. S., Mulders, P. F., dkk. Renal Cell Carcinoma Guideline. European Association Of Urology. 2007. 51 (6): 4.

3. Globocan 2008. (http://globocan.iarc.fr./factsheets/populations/factsheet.asp?uno=967, diakses pada 31 Juli 2014).

4. Doddy, H. S., Santoso, R. R. B., Mochtar, C. A., Umbas, R. Tingkat Kesintasan Dan Faktor Prognostik Pasien Karsinoma Sel Ginjal Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Indonesian Journal Of Cancer. 2011.6 (1): 22.

5. Canil, C. M., Knox, J. J. Cancer: Diagnosis and Management of Renal Cell Carcinoma. www.geriatricsandaging.ca. 2003.6(8): hal. 57.

6. Macleod, L.C., Hotaling, J.M., Wright, J.L., dkk. Risk Factor for Renal Cell Carcinoma in The VITAL Study. Urology Journal. 2013. 190(5): hal. 1657-1661.

7. Liu, S., Semencie, R., Morrison, H., Schanzer, D., Mao, Y. Kidney Cancer in Canada: The Rapidly Increasing Incidence of Adenocarcinoma in Adults and Seniors. Canadian Journal of Public Health, 1997. hal. 99-102.

8. Cai, M., Wei, J., Zhang, Z., Zhao, H., Qiu, Y., dkk. Impact of Age on the Cancer-Specific Survival of Patients with Localized Renal Cell Carcinoma: Martingale Residual and Competing Risks Analysis. Journal Plos One. 2013. 7 (10): hal. 3.

9. DeRoche, T., Walker, E., Magi-Galluzzi, C., dan Zhou, M. Pathologic Characteristics of Solitary Small Renal Masses: Can They Be Predicted by Preoperative Clinical Parameters?. American Society for Clinical Pathology, 2008.hal. 560-564.

10. Lin, Y. C., Ho, J. Y., Cha, T. L., Chen, A., Su, A. L., dkk. Second Primary Malignancies in Patients with Carcinoma of the Kidney: A Hospital Based Study. J Med Sci. 2010. 30 (5): 199-206.

11. University of Virginia School of Medicine. Tumour Of the Urothelium: Malignant Tumours.(http://www.med-ed.virginia.edu/courses/path/urinary/uroth4.cfm, diakses 10 September 2014).

12. Chow, W.H., Gridley, G., Fraumeni, J. F. Jr., dkk. Obesity, Hyoertension, and The Risk of Kidney Cancer in Men. NEJM. 2000. 343: hal. 1305-1311.

13. Cogliano, V. J., Baan, R., Straif, K., dkk. Preventable Exposures Associated with Human Cancers. JNCI. 2011.103: hal. 1827-1839.

14. Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. (Editor). World Health Organization Classification Of Tumors: Pathology And Genetics Of Tumors Of The Urinary System And Male Genital Organs. World J Urol. IARC Press, Lyon, France. 2004.

15. Shapiro, J.A., Williams, M.A., Weiss, N.S., dkk. Hypertension, antihypertensive medication use, and risk of renal cell carcinoma. American Journal of Epidemiology. 1999. 149(6): hal 521-530.

16. Brennan, P., Hel, V. D., Moore, L. E., dkk. Tobacco Smoking, Body Mass Index, Hypertension, and Kidney Cancer Risk in Centran and Eastern Europe. BJC. 2008. 99: hal. 1912-1915.

17. Handa, K. Dietary Patterns And The Risk of Renal Cell Carcinoma. Thesis pada Public Health Sciences University of Toronto, 1999. hal. 14-33.

18. Pfaffenroth, E.C. dan Linehan, W.M. Genectic Basis for Kidney Cancer: Opportunity for Disease-Specific Approaches to Therapy. Expert Opin Biol Ther. 2008. 8(6): hal. 779-790.

19. Maxwell, P. H., Wiesener, M. S., Chang, G. W., dkk. The Tumour Suppressor Protein VHL Targets Hypoxia-inducible Factors For Oxygen-dependent Proteolysis. Nature. 1999. 339 (6733): hal. 271-275.

20. Singam, P., Ho, C., Hong, G.E., dkk. Clinical Characteristics of Renal Cell Cancer in Malaysia: a Ten Year Review. Asian Pacific Journal of Cancer Preview. 2010. 11(2):hal. 503-506.

21. Isah, R. T., Sahabi, S. M., Adamu, S. N., dkk. Histopatological Pattern of Renal Tumours Seen In Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto, Nigeria. African Journal of Cellular Pathology. 2013.1(1): hal 11-12.

22. Malik, F. R., Tahir, A., Bashir, H., dkk. Spectrum of Pediatric Malignancies. Journal of Rawalpin Medical Collage. 2012. 16(1): hal 37-39.

Page 7: Azizha Ros Lutfia Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Karsinoma Sel Ginjal di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2008-2013.doc

23. Palsdottir, H. B., Hardason, S., Petudottir, V., dkk. Incidental Detection of Renal Cell Carcinoma is an Indipendent Prognostic Marker: Results of a Long-Term, Whole Population Study. American Urological Association Education and Research. 2012. 187: hal. 48-53.

24. American Cancer Society. Wilms’ Tumor. (http://www3.cancer.org/cancerinfo, 1999, diakses 9 Desember 2014)

25. Reddy, N.B., Reddy, K.N., Madithati, P., dkk. A Study of The Epidemiologic Distribution of Renal Tumours in Tirupati, Andhra Pradesh. Journal of Dr. NTR University of Health Sciences. 2012. 1(4): hal. 217-221.

26. Evan, G., Littlewood, T. A Matter Of Life And Cell Death. Science. 1998. 281: hal 1317-1321.

27. Green, DR., dan Evan, G. I. A matter of life and death. Cancer Cell. 2002. 1:hal 19-30.

28. Kinzler, K. W., dan Vogelstein, B. Gatekeepers and Caretakers. Nature. 1997. 386: hal. 761-763.

29. Hanahan, D., dan Weinberg, R. A. The Hallmarks of Cancer. Cell. 2000. 100: hal 57-55.

30. Ouhtit, A., Ueda, M., Nakazawa, H., dkk. Quantitative Detection Of Ultravioletspecific P53 Mutations In Normal Skin From Japanese Patients. Cancer Epidemiol Biomark. 1997. 6: hal. 433-438.

31. Lindahl, T. Instability and Decay of The Primary Stucture of DNA. Nature. 1993. 362: hal. 709-715.

32. Catania, J., dan Fairweather, D. S. DNA Methylation and Cellular Aging. Mutat Res. 1991. 256: hal. 283-293.

33. Silbiger, S., and Neugarten, J. Am. J. Kidney Dis 1995. 25, 515-533

34. Chow, W. H., McLaughin, J. K., Mandel, J. S., dkk. Reproductive Factors and The Risk of Renal Cell Cancer Among Women. International Journal of Cancer 1995. 60(3): hal. 321.

35. Lee, J. E., Hankinson, S. E., dan Cho, E. Reproductive Factors and Ris of Renal Cell Cancer. American Journal of Epidemiology 2009. 169(10). hal. 1248-1249.

36. Corrao, G., Scotti, L., Bragnardi, V., dkk. Hypertension, Antihypertensive Therapy and Renal Cell Cancer: Meta-Analysis. Curr Drug Saf. 2007. 2: hal 125-126.

37. Koh, M. J., Lim, B. J., Choi, K. H., dkk. Renal Histologic Parameters Influencing Postoperative Renal Function in Renal Cell Carcinoma Patients. The Korean Journal of Pathology 2013. 47:hal. 557-562.

38. Hutchens, M.P., Fujiyoshi, T., Komers, R., dkk. Estrogen Protects Renal Endothelial Barrier Function From Ischemia-Reperfusion In Vitro and In Vivo. American Journal Physiology of Renal Physiology 2012. 303(3):hal.377-385.