AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

8
AUTOEXPERT / 63 62 / AUTOEXPERT Prologue BERUSAHA LEPAS DARI KELAMNYA PERANG KOREA DI ERA 1950-AN, KOREA SELATAN TERUS BERKEMBANG DAN KINI MELESAT TERBANG MENJADI SALAH SATU POROS WAJAH ASIA MODERN. SECARA SISTEMIK, NEGARA YANG MEMILIKI JULUKAN NEGERI GINSENG INI TERUS MEMBANGUN SEBUAH “NATION BRANDING” LEWAT INOVASI DAN KREASI TERKINI DI BIDANG TEKNOLOGI DAN BUDAYA, YANG DIKEMAS DALAM SPIRIT KOREAN WAVE (K-WAVE). SELAIN “NATION BRANDING” YANG MENJADI SARANA PEMBUKTIAN KE NEGARA-NEGARA GLOBAL, KOREA SELATAN PUN SELAMA DUA DEKADE TERAKHIR BERHASIL MENGUBAH WAJAH DUNIA OTOMOTIF GLOBAL DENGAN MENGEDEPANKAN BRAND DAN VARIAN MOBIL YANG MEMADUKAN TEKNOLOGI, DESAIN, INOVASI, SERTA TETAP MEMPERTAHANKAN CITA RASA ASIA. AND THE RESULT IS AMAZING! UNTUK EDISI INI, KAMI AJAK ANDA MERASAKAN SPIRIT KEBANGKITAN INDUSTRI OTOMOTIF KOREA SELATAN, TIDAK HANYA DALAM SKALA INTERNASIONAL, TAPI JUGA DALAM SKALA NASIONAL. DALAM SKALA INTERNATIONAL, KAMI SAJIKAN NAPAK TILAS DUNIA OTOMOTIF KOREA SELATAN, TERMASUK WOW FACTOR DAN IKON MOBIL YANG MENJADI SIMBOL PERJALANAN INDUSTRI OTOMOTIF KOREA SELATAN HINGGA SAAT INI. TAK HANYA ITU, KAMI KAN AJAK ANDA MELIHAT VISI DARI MISI DUA BRAND KOREA SELATAN, HYUNDAI DAN KIA, DALAM MEMAJUKAN IMAGE MOBIL KOREA SELATAN DI INDONESIA. TERMASUK DI ANTARANYA MENGENAI PELAYANAN, DAN WOW FACTOR, SERTA MASA DEPAN MOBIL KOREA SELATAN DI KANCAH INDONESIA. THE RISE OF K AUTOS

Transcript of AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

Page 1: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 6362 / AUTOEXPERT

Prologue

BERUsAhA lEPAs dARi kElAmnyA PERAng kOREA di ERA 1950-An,

kOREA sElATAn TERUs BERkEmBAng dAn kini mElEsAT TERBAng

mEnjAdi sAlAh sATU POROs wAjAh AsiA mOdERn. sEcARA

sisTEmik, nEgARA yAng mEmiliki jUlUkAn nEgERi ginsEng ini

TERUs mEmBAngUn sEBUAh “nATiOn BRAnding” lEwAT inOvAsi

dAn kREAsi TERkini di BidAng TEknOlOgi dAn BUdAyA, yAng

dikEmAs dAlAm sPiRiT kOREAn wAvE (k-wAvE).

sElAin “nATiOn BRAnding” yAng mEnjAdi sARAnA PEmBUkTiAn

kE nEgARA-nEgARA glOBAl, kOREA sElATAn PUn sElAmA dUA

dEkAdE TERAkhiR BERhAsil mEngUBAh wAjAh dUniA OTOmOTif

glOBAl dEngAn mEngEdEPAnkAn BRAnd dAn vARiAn mOBil

yAng mEmAdUkAn TEknOlOgi, dEsAin, inOvAsi, sERTA TETAP

mEmPERTAhAnkAn ciTA RAsA AsiA. And ThE REsUlT is AmAzing!

UnTUk Edisi ini, kAmi AjAk AndA mERAsAkAn sPiRiT kEBAngkiTAn

indUsTRi OTOmOTif kOREA sElATAn, TidAk hAnyA dAlAm skAlA

inTERnAsiOnAl, TAPi jUgA dAlAm skAlA nAsiOnAl. dAlAm skAlA

inTERnATiOnAl, kAmi sAjikAn nAPAk TilAs dUniA OTOmOTif

kOREA sElATAn, TERmAsUk wOw fAcTOR dAn ikOn mOBil yAng

mEnjAdi simBOl PERjAlAnAn indUsTRi OTOmOTif kOREA sElATAn

hinggA sAAT ini.

TAk hAnyA iTU, kAmi kAn AjAk AndA mElihAT visi dARi misi dUA

BRAnd kOREA sElATAn, hyUndAi dAn kiA, dAlAm mEmAjUkAn

imAgE mOBil kOREA sElATAn di indOnEsiA. TERmAsUk di

AnTARAnyA mEngEnAi PElAyAnAn, dAn wOw fAcTOR, sERTA mAsA

dEPAn mOBil kOREA sElATAn di kAncAh indOnEsiA.

The Rise of K-AuTos

Page 2: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 6564 / AUTOEXPERT

orea Selatan memiliki satu

kesamaan dengan negara-negara

maju di kawasan Eropa. Salah

satu kesamaan tersebut ialah

kemajuan industri dimulai setelah

keterpurukan akibat perang yang

menorehkan sejarah dan luka

tersendiri.

Semangat untuk bangkit

dari keterpurukan inilah yang membuat Korea

Selatan mulai menatap industri otomotif sebagai

salah satu stimulus untuk membangkitkan

perekonomian negari. Adalah Choi Mu-Seong

bersama Choi Hae-Seong and Choi Soon-

Seong, yang memulai pergerakan industri

otomotif Korea Selatan di tahun 1955, dengan

menghadirkan mobil bertajuk Sibal (New Start)

berbasis kendaraan perang Jeep Willys.

Imbas gebrakan Choi Mu-Seong dengan

Sibal, pemerintah Korea Selatan di tahun 1962

mulai merancang sistem pembangunan industri

otomotif di negeri tersebut melalui serangkaian

program yang memfokuskan diri pada

pelarangan impor mobil non-Korea. Kecuali jika

mengadakan produksi dan joint venture bersama

brand lokal, serta mengajak para Chaebol

(konglomerat.red) memasuki bisnis otomotif

dengan membentuk ‘start-up’ brand mobil baru.

Hasilnya cukup signifikan, terhitung sejak ta-

hun 1962 bermunculan brand mobil Korea Selatan

yang merupakan hasil joint venture, sebut saja

Shinjin Motors yang mulai memproduksi mobil

perdana bersama Toyota, Saenara Motor (penda-

hulu Daewoo Motor) yang berkolaborasi dengan

Nissan dan General Motors, serta Ha Dong-hwan

Motor Company (SsangYong Motor Company)

dan Kyeongseong Precision Industry (Kia Motors)

bersama Jeep dan Mazda di tahun 1964.

Meski pada awalnya brand-brand tersebut

hanya bersifat sebagai assembler dan importir

parts, namun keinginan besar untuk belajar dari

para expert di kancah otomotif global semakin

menggeliat. Salah satu yang tergolong

ambisius dalam belajar dan menciptakan

kendaraan massal perdana yang diba-

ngun oleh masyarakat Korea Selatan

ialah Hyundai Motor Company, yang

berhasil menjadi brand perdana yang

menghadirkan mobil massal perdana

Korea Selatan, Hyundai Pony, di tahun

1975, tujuh tahun setelah brand tersebut

berdiri.

Bukan sekadar mengedepankan

produksi dalam negeri, industri mobil

korea pun banyak mengundang expert

global untuk mensukseskan impian

Korea Selatan dalam memajukan

industri otomotif mereka. Nama-nama

seperti George Turnbull dari British

Leyland Motor Corporation dan rumah

desain Italdesign Giugiaro S.p.A adalah

sebagian insan expert di bidang otomotif

dunia yang turut serta memajukan dunia

otomotif Korea Selatan.

Ekspansi ke pasar otomotif di luar

Korea Selatan pun menjadi keputusan

tepat, setelah melihat kesiapan

infrastruktur pabrikan Korea Selatan

yang semakin mumpuni berkat joint

venture maupun dengan mengundang

para expert otomotif untuk mencurahkan

langkah terbaik untuk masuk ke pasar

internasional. Dan era 1970- 1980-an

menjadi era “Halo” bagi ekspansi varian

mobil asal Negeri Gingseng di kancah

dunia.

Meski tidak semasif ekspansi brand

mobil Jepang, brand mobil Korea Selatan

justru memulai secara perlahan ekspansi

mereka dengan fokus pasar di kawasan

Amerika dan Eropa terlebih dahulu,

sebelum akhinya ekspansi di kawasan

Asia. Keputusan tersebut juga diikuti

dengan pembangunan pabrik maupun

development centre dan perekrutan

engineer terbaik di kawasan Eropa

dan Asia. Selain itu, fokus produksi

kendaraan pun mulai berubah dari

sekedar menyediakan mobil ekonomis

yang bersifat value maker, menjadi

kendaraan yang teruji prima pada long-

term development, serta memiliki serta

build quality terbaik.

AKSI DI INDONESIAMasyarakat Indonesia mulai akrab

dengan mobil Korea pada pertengahan

dekade 1990-an. Awalnya dimulai

pada 1995 dengan munculnya PT Citra

Mobil Nasional sebagai ATPM (Agen

Tunggal Pemegang Merek) Hyundai

dengan dua produk Elantra dan Accent.

Sebagai tambahan, muncul Daewoo yang

menghadirkan Espero dan Nexian dan

Ssangyong dengan Musso dan Korando.

History

K

LeARn AdApT Run Belajar dari para insan terbaik di

industri otomotif, Korea Selatan pun maju melesat menjadi salah satu negara penting di kancah otomotif global.

Teks: HafizH fauzan

Page 3: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 6766 / AUTOEXPERT

History

Namun kisah paling heboh tentulah

program Mobil Nasional (Mobnas). Adalah

1997 PT Timor Putra Nasional melakukan

rebranding Kia Sephia menjadi Timor S515

pada 1997. Berikutnya, produk-produk

Hyundai ikut dinamai ulang menjadi

Bimantara Nenggala dan Cakra.

Sayang, krisis ekonomi mengguncang

kawasan Asia di tahun 1997 - 1998,

menyebabkan industri otomotif Korea

Selatan ikut terpukul. Salah satu buktinya

adalah dibelinya Kia Motors oleh Hyundai

Motor Company di tahun 1998. Selain

proses akuisisi, grup otomotif global pun

ikut menggunakan kesempatan ini untuk

masuk ke Korea Selatan lebih mudah.

Beberapa group yang berhasil melakukan

hal tersebut ialah General Motors dengan

GM Daewoo, Renault melalui Renault

Samsung Motors, serta Ssangyong Motor

Company dengan kepemilikan terakhir oleh

Mahindra & Mahindra Group.

Bagaimana dengan Indonesia?

Pergantian pemerintah pada 1998 pun

membuat progam Mobnas berhenti total.

Bimantara kembali menjadi Hyundai.

Kisah Timor pun berakhir, berganti kisah

dengan munculnya PT Kia Mobil Indonesia

pada 1999.

Deregulasi otomotif 1999 yang

mengizinkan impor kendaraan secara

CBU dimanfaatkan dengan sangat

baik oleh brand-brand Korea. Selain

mengedepankan dengan kendaraan

berjenis sedan, baik Hyundai dan Kia pun

turut memperkenalkan varian-varian yang

berhasil mengedepankan tren-tren terbaru

di kancah otomotif Indonesia pada tahun

2000-an. Sebut saja Hyundai Atoz dan

Kia Visto yang menjadi trendsetter untuk

kendaraan city-car, serta Kia Carnival

dan Hyundai Trajet yang menjadi ikon

booming-nya kendaraan MPV premium

dari Asia.

Tak hanya itu, kapabilitas Hyundai dan

Kia dalam menciptakan kendaraan yang

mendukung mobilitas masyarakat Tanah Air

pun sudah teruji, seperti Kia Sportage untuk

sektor militer, kepolisian dengan Hyundai

Elantra dan Sonata, hingga sarana transpor-

tasi komersial menggunakan Kia Travello.

Belakangan tinggal Kia dan Hyundai

yang eksis. Produk terakhir Ssangyong

adalah Rexton. Sementara strategi one brand

General Motors membuat Daewoo hanya

beroperasi di Korea Selatan. Meski begitu

produk-produk Daewoo masih membanjiri

pasar, menjadi basis line-up Chevrolet.

PRESTASI GLOBAL Aksi brand Korea di pasar global pun

semakin menggeliat. Kia dan Hyundai

mulai membajak beberapa petinggi top

otomotif dunia di tahun 2005 hingga saat

ini, untuk mencurahkan kreasi mereka

dalam memajukan industri otomotif

mereka. Penekanan inovasi yang dilakukan

oleh kedua brand tersebut memang bersifat

long term dengan fokus pada sektor desain

dan teknologi mobil. Sehingga efeknya

baru terasa pada era 2010-an yang berhasil

menjadi era puncak dunia otomotif Korea

Selatan di kancah dunia.

Hasilnya sangat signifikan, baik dari

segi statistik angka maupun dari segi

inovasi yang diberikan. Menilik data

OICA (Organisation Internationale des

Constructeurs d’Automobiles), industri

otomotif Korea Selatan boleh berbangga

dengan total produksi domestik 4.124.116

unit untuk passenger car per tahun 2014,

dimana kontribusi terbesar diberikan

Hyundai dan Kia dengan total 3.208.685

unit. Bahkan secara global, kolaborasi kedua

brand tersebut berhasil mengalahkan Ford

Motor Company di peringkat ke lima pada

tahun yang sama, dengan total produksi

mencapai 8.008.987 unit. Wow!

Meski secara global mampu berada di

posisi empat, namun eksistensi Hyundai

dan Kia masih belum mampu bersaing

secara sengit di Tanah Air. Berdasarkan data

Total Industry Vehicle Sales oleh Gaikindo

per tahun 2015, dari total penjualan

1.013.291 unit, brand mobil Korea Selatan

hanya mampu menyumbangkan 4.325 unit

alias 0,4 % . Angka tersebut jauh di bawah

angka penjualan brand mobil asal Eropa

dengan 18.321 unit, serta Jepang dengan

988.715 unit.

The LasT sTanding & The newcomerDalam skala global, industri otomotif Korea Selatan memang kalah dari segi jumlah brand, jika dibandingkan industri otomotif Jepang yang notabene merupakan saingan terdekat. Dari awal booming industri otomotif Korea Selatan hingga ini, hanya Hyundai dan Kia yang berhasil menjadi brand Korea Selatan yang bertahan dan eksis di kancah global dunia.

Meski begitu, di kancah domestik Korea Selatan Hyundai dan Kia tidak sendiri. Masih ada tiga brand mobil yang berhasil bertahan meski dengan positioning yang tidak sekuat Hyundai dan Kia. Beberapa brand tersebut di antaranya adalah GM Daewoo, Renault-Samsung Motors, dan Ssangyong Motor.

Last but not least, Hyundai pun mencoba menyasar segmen premium dengan merilis sub-brand Genesis di tahun 2015, dengan target market Amerika dan Eropa varian perdana Genesis G90. Untuk mewujudkan hal tersebut, Hyundai menempatkan Manfred Fitzgerald (Lamborghini) sebagai Senior Vice President, dengan formasi tim kawakan seperti Luc Donckerwolke (VW Group) dan Peter Schreyer (Hyundai-Kia) untuk memimpin bidang desain, serta Albert Biermann (BMW M) untuk sektor teknis dan performa Genesis.

Meski terdapat perbedaan signifikan di

kancah global maupun di sektor domestik

Tanah Air, salah satu badan firma KMPG

dalam KPMG’s Global Automotive

Executive Survey 2015 mengungkapkan

bahwa positioning brand mobil asal Korea

Selatan, khususnya Hyundai-Kia, akan

berada di posisi lima besar dalam sektor

sales ranking hingga 2020 mendatang, di

bawah bayang-bayang General Motors,

Renault-Nissan, Toyota, dan Volkswagen

Group.

Lebih dari setengah abad industri

otomotif Korea Selatan terus berkembang

dari sekadar belajar memproduksi sebuah

mobil, hingga menjadi salah satu negara

yang mampu beradaptasi dengan market

yang dituju, dan melahirkan kendaraan-

kendaraan yang fungsional dan menjadi

trendsetter.

Pertanyaan pun muncul, bisakah

Indonesia memiliki kemajuan industri

seperti Korea Selatan? Well, maybe we

should try to learn, adapt, and run like a

South Korean carmaker!/

Page 4: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 6968 / AUTOEXPERT

Before & After South Korean Car

hyundai sanTa Fe Diperkenalkan sejak tahun 2000, Hyundai Santa Fe berhasil menjadi varian flagship Hyundai di segmen Mid-Size SUV yang diterima di kancah global dunia. Varian yang sudah mengalami perubahan tiga generasi ini membawa spirit baru pada generasi ketiga, yang diperkenalkan di Indonesia pada awal 2016 ini.

Membawa bahasa desain ‘Storm Edge’ yang dikembangkan oleh Hyundai Design Centre di California, Santa Fe mengusung

serangkaian inovasi yang cukup menjanjikan untuk pasar global dan

Indonesia. Salah satu inovasi tersebut datang dari sistem teknologi Common Rail Direct injection dengan Variable Geometry Turbo

pada mesin diesel 2.2 liter 4-silinder yang disandangnya. Efeknya adalah sang SUV

sanggup menghasilkan tenaga 197 ps dan torsi maksimal di angka 445 Nm.

Kia opTima Gemuknya segmen mid-size sedan di kancah global, tidak disia-siakan oleh Kia yang kini mengedepankan varian sedan sporty nan elegan, Kia Optima. Varian yang masih berbagi ‘jiwa’ dengan Hyundai Sonata ini terus mendapatkan penghargaan Best of The Best dari Red Dot Awards 2016.

Salah satu varian yang digarap secara langsung oleh Chief of Design Kia, Peter Schreyer, ini masih mengedepankan ikon ‘tiger nose’ sebagai identitas Kia, serta dibalut sentuhan lekuk desain aerodinamis. Under the hood, sang mid-size sedan menggunakan jantung pacu 1.6 liter ‘Gamma’ Turbocharger 4-silinder, 2.4 liter ‘Theta’ GDI 4-silinder, dan 2.0 liter ‘Theta II’ Turbocharger 4-silinder.

genesis g90 Memasuki akhir tahun 2015, industri otomotif Korea Selatan berhasil melangkah ke level yang jauh lebih ekslusif, dengan menghadirkan sub-brand Genesis yang masih dalam lingkup Hyundai. Membawa spirit Human-Centered Luxury, Genesis akhirnya berhasil memperkenalkan salah satu calon kuda hitam untuk melawan BMW 7-Series dan Mercedes-Benz S-Class, Genesis G90

Didesain oleh Peter Schreyer dan Luc Donckerwolke dari Prestige Design Division, penerus Hyundai Equus ini membawa konsep Athletic Elegance yang terpancar dalam siluet bodi yang eksotis. Dibalut kemewahan semi-aniline leather dan glossy real wood, G90 mengusung tiga pilihan jantung pacu yakni 3.8 liter V6 GDI berkekuatan 311 dk, 3.3 Liter V6 T-GDI bertenaga 365 dk, serta 5.0 Liter V8 GDI yang sanggup menghantarkan total 419 dk.

sibaL Langkah pertama dalam historikal dunia otomotif Korea Selatan dimulai ketika tiga bersaudara (Choi Mu-seong, Choi Hae-seong, dan Choi Soon-seong) menciptakan sebuah SUV 4x4 berbasis Jeep Willys, yang memiliki nama “Sibal” atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai perubahan. Diproduksi sejak Agustus 1955 hingga Mei 1963, Sibal sukses diproduksi hingga 3000 unit, dimana mayoritas Sibal dipergunakan untuk armada taksi.

For a start, Sibal menggunakan mesin 1.3 liter 4-silinder dengan transmisi manual 4 percepatan. Kabarnya 50% material engine dibuat di Korea Selatan dengan material spare part ex-US Military. Oh ya, seluruh bodi mobil ini dipahat secara handmade dengan menggunakan material kaleng oli. That’s what we called ambitious!

Kia brisaPengaruh aturan Automobile Industry Promotion Policy di tahun 1962 membuat brand mobil Korea Selatan jauh lebih berkembang, karena brand mobil global harus melakukan joint venture dengan entitas lokal, sehingga membuat pabrikan otomotif Korea Selatan memiliki kesempatan besar dalam mempelajari sekaligus membangun mobil yang memiliki standar tinggi. Salah satu contohnya ialah Kia Brisa yang lahir di tahun 1974.

Memiliki basis dan teknologi serupa Mazda Familia 2nd Gen, Kia Brisa menggandeng jantung pacu Mazda 1.0 liter 4-silinder yang sanggup menghasilkan tenaga 62 ps. Tersedia dalam versi pick-up dan sedan, Kia Brisa memiliki perbedaan di sektor headlight dibandingkan Mazda Familia, dimana Brisa memiliki twin headlight dan Familia menggunakan single headlight. Dari produksi awal hingga 1982, Kia berhasil memproduksi Brisa sebanyak 75,987 unit dengan 31 unit diekspor ke Qatar.

hyundai pony Salah satu ‘halo’ project brand mobil Korea Selatan di kancah internasional yang menuai kesuksesan signifikan adalah Hyundai Pony. Mobil produksi massal pertama Korea Selatan yang memulai debutnya di Turin Motor Show 1974 dan diproduksi pada 1975-1990 ini merupakan hasil kolaborasi desain dari Italdesign Giugiaro, powertrain dari Mitsubishi, dan tim engineering terbaik Inggris ( Kenneth Barnett, John Simpson, Edward Chapman, John Crosthwaite, Peter Slater) di bawah kendali ex- Managing Director Austin Morris, Sir George Turnbull.

Diproduksi dalam varian hatchback dan estate, Pony hadir dalam tiga tipe mesin 1.2 liter, 1.4 liter, dan 1.6 liter 4-silinder dari Mitsubishi Galant. Meskipun banyak yang memparmasalahkan reliabilitas dan kualitas yang rendah, tapi karena harganya yang terjangkau membuat mobil ini langsung diekspor ke Chile, Argentina, Kolombia, Ecuador, Mesir, Belgia, Belanda, Yunani, Britania Raya, dan Kanada selama 1976-1982.

Transformasi rasanya menjadi kata yang tepat dalam menggambarkan industri otomotif Korea Selatan dari awal era 1950an hingga saat ini. Tidak hanya dari segi teknologi yang berbeda, dalam desain pun mobil korea selatan melakukan lompatan signifikan dengan taste yang lebih mendunia.

The GiAnT LeAp Teks: HafizH fauzan

foto: Dok. auToExpErT

Page 5: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 7170 / AUTOEXPERT

jebolan brand mobil Eropa sukses

menciptakan sebuah filosofi desain yang

ikonik untuk Hyundai dan Kia, yakni Fluidic

Sculpture dan Tiger Nose. Kedua identitas

inilah yang membuat Hyundai dan Kia

mudah dikenali oleh kacamata awam, serta

mampu memudahkan pemetaan segmen

pasar yang diraih masing-masing brand.

Kini, tugas desain Hyundai dan Kia

sedikit lebih terfokus usai Hyundai-Kia

Group memilih Peter Schreyer sebagai

Chief Design untuk kedua brand tersebut,

plus dengan hadirnya Genesis sebagai sub-

brand flagship dari Hyundai yang menyasar

segmen premium. Untuk Genesis, Peter

mendapatkan teammate Luc Donckerwolke

dari Volkswagen Group, yang akan menjadi

partner-nya dalam mengkreasikan filosofi

desain Athletic Elegance pada varian-varian

premium Genesis.

Innovation for 2020Fokus development mobil kini tak lagi

sekedar membicarakan teknologi apa yang

akan menjadi trend di dunia otomotif,

Technology & Design

ungkin anda

bertanya, faktor

“wow” apakah yang

membuat para pabrikan

otomotif Korea Selatan

berhasil memajukan

industri mereka? Dan

seperti apakah langkah

para pabrikan otomotif

Korea Selatan dalam menyiapkan perkembangan

teknologi masa depan? Well, let’s find out!

Tasteful DesignUntuk menciptakan impresi ‘love at first sight’

pada sebuah kendaraan tidak semudah perkara

membalikkan telapak tangan. Ya, dibutuhkan

konsep yang kuat dan mendalam dari para

desainer mobil, bukan oleh akuntan, sehingga

sebuah mobil bisa menyimpan ciri tersendiri dan

mudah memberikan impresi positif.

Baik Kia dan Hyundai sebagai pabrikan Korea

Selatan membaca hal tersebut dengan merubah

kebiasaan kolaborasi dengan rumah desain

kenamaan Eropa, seperti Italdesign Giugiaro

S.p.A & Pininfarina, dan mulai memberanikan

diri membangun infrastruktur Design Centre

yang tersebar di negara-negara besar, seperti

Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Jepang, India,

dan Korea Selatan.

Selain mengedepankan infrastruktur

yang mumpuni, baik Hyundai dan Kia

menyempurnakan sisi sumber daya manusia,

dalam hal ini desainer mobil, dengan mengambil

para desainer mobil top dari brand-brand

berkelas premium. Jika Hyundai merekrut

Thomas Bürkle dari BMW sebagai Chief Designer

di tahun 2005, maka Kia merekrut Peter Schreyer

dari Volkswagen Group sebagai Chief Design

Officer

Masing-masing desainer top yang merupakan

M

The TAsTe of TechnoLoGy

Ketika inovasi terkini dengan “kemasan” yang ciamik

Teks: HafizH fauzanfoto: Dok. auToExpErT

Page 6: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 7372 / AUTOEXPERT

Profile Mukiat Sutikno

erawal dari poSiSi Sales

Forecast & Market Research Manager

GM Indonesia di tahun 1997, karir

Mukiat Sutikno langsung meroket

hingga akhirnya mendapat posisi Sales

& Marketing Division Head di PT Astra

International – Peugeot Ope ration di

tahun 2001. Kenyang akan pengala-

man mengendalikan brand asal Eropa,

membuat dirinya kembali ditarik oleh GM Indo-

nesia sebagai Managing Director Chevrolet, enam

tahun setelah berkarir di Peugeot.

Restorasi beasr yang terjadi di kubu Hyundai

pun membuat pria 44 tahun yang memiliki hobi

Muaythai dan Kickboxing ini akhirnya menambat-

kan laju karirnya di pabrikan asal Korea Selatan

itu, sebagai Vice President Director, hingga

akhirnya menjadi ‘nahkoda’ utama sebaga Presi-

dent Director PT Hyundai Mobil Indonesia. Visi

besar seperti apa yang saat ini dijalankan Mukiat

Sutikno dengan Hyundai? Berikut adalah moment

interview kami dengan beliau.

autoexpert (aX) : Apakah bisa diceritakan

sejarah Hyundai dari pertama kali masuk ke Indo-

nesia hingga sampai saat ini dan apa yang pertama

kali dirilis?

Mukiat Sutikno (MS) : Di Indonesia Hyun-

dai baru didaftarkan tahun 1994 dan start pada

tahun 1995, itu pun masih Bimantara Nenggala

dan tahun berikutnya, Bimantara Cakra, yang

notabene adalah Hyundai Accent dan Hyundai

Elantra. Harus diakui Hyundai lahir kurang begitu

tepat juga karena di tahun 1997 kita mengalami

krisis moneter, sehingga menyebabkan penurunan

Market Otomotif dari 386.000 unit di tahun

1997 menjadi 58.000 unit di tahun 1998. Pada

saat kejadian krisis moneter itu, Hyundai juga

merencanakan ingin membangun pabrik di daerah

Cikampek pada waktu itu. Melihat kondisi regional

crisis pelik dan tidak bisa diprediksi, maka rencana

itu dinonaktifkan atau distop dulu proyeknya, dan

tetap memakai pabrik yang ada di Pondok Ungu,

Bekasi saat ini.

aX : Setelah Hyundai berada di Indonesia

selama 2 dekade terakhir, apakah ada perubahan

dari sisi strategi atau apa pun itu yang terjadi pada

Hyundai sendiri?

MS : Ada dan cukup signifikan. Pada saat itu

Saya sebelum di Hyundai atau bisa dikatakan Saya

masih melihat secara ‘netral’, Saya ingat di tahun

2010 tepatnya di Indonesia International Motor

Show, Saya melihat Hyundai Tucson. Pertama

Saya lihat mobil itu, Saya bilang sama tim Saya un-

tuk hati-hati dan jangan meremehkan produk ini.

Kemudian di tahun yang sama ketika Saya ke di

Korea Selatan dan Saya naik taksi Hyundai Sonata

terbaru. Tapi saat itu saya tidak sadar, dan saat be-

rada di dalam mobilnya terasa cakep dan nyaman.

Saya sampai bertanya dengan supirnya ini benar

Hyundai atau apa? Di situlah titik momen dimana

Saya merasa Hyundai berubah secara drastis.

Mindset atau positioning Hyundai itu sudah

beda, yang sebelumnya lebih value for money

Vision foR ModeRn

pReMiuM

BTeks: HafizH fauzan

foto: rusli ilfan

tapi juga membicarakan

akan seperti apa inovasi

teknologi otomotif di masa

depan. Dan saat ini fokus

dari hal tersebut sudah

terlihat pada dua tema

besar, yakni teknologi

engine dan sistem

autonomous..

Dari segi engine,

Hyundai termasuk sebagai

salah satu brand yang

cukup serius berkembang

ke arah eco-friendly. Terhitung sejak 2001, Hyundai mulai

menelurkan varian berteknologi Fuel Cell, diantaranya

adalah Santa Fe FCEV, Tucson FCEV, dan ix35 FCEV yang

menjadi varian produksi massal pertama yang mengusung

teknologi tersebut.

Salah satu kreasi terbaru Hyundai dalam menciptakan

eco-friendly powertrain adalah dengan mem perkenalkan

Hyundai Ioniq yang memulai debutnya di Geneva Motor

Show 2016. Kali ini Hyundai merilis tiga pilihan teknologi

mesin Plug-in Hybrid, Hybrid, dan Electric Vehicle (EV).

Hyundai pun mentargetkan hingga tahun 2020 akan hadir

total 22 mobil berteknologi

ramah lingkungan.

Sementara Kia sedang

mencanangkan teknologi

autonomous pada semua

modelnya di tahun 2030.

Untuk itu, pada ajang

Consumer Electronic

Show 2016, Kia merilis

program Advanced Driver

Assistance System (ADAS)

bertajuk “Drive Wise”.

Teknologi ini merupakan

visi masa depan Kia akan sistem yang mampu meningkatkan

keselamatan dan kenyamanan berkendara, sekaligus

meminimalisir potensi insiden kecelakaan juga bahaya saat

berkendara.

Project Drive Wise yang masih dalam tahap pengem-

bangan di Amerika Serikat dengan total investasi US$2 mil-

iar ini akan mengedepankan fitur-fitur autonomous, seperti

Highway Autonomous Driving (HAD), Urban Autonomous

Driving (UAD), Traffic Jam Assist (TJA), Autonomous Valet

Parking, Emergency Stop System (ESS), dan Preceding Ve-

hicle Following (PVF)./

Page 7: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 7574 / AUTOEXPERT

atau jika Saya blak-blakan (maaf) bisa

dikatakan mobil “murah” dengan kualitas

nomor 10, itu pada saat Hyundai lahir di

tahun 1995. Tetapi di tahun 2009-2010

perubahan drastis itu terjadi, karena

Hyundai sadar ketika mereka ingin mem-

bangun perusahaan dan masuk market

Eropa, Amerika, mereka harus punya

Designer yang memang ‘jagoan’ di sana.

Boleh mungkin jagoan di Korea

Selatan, tapi belum tentu dia mengerti

taste orang Eropa dan Amerika, as if

kalau benar-benar orang Eropa. Makanya

mereka mengambil Thomas Bürkle, Peter

Schreyer, Manfred Fitzgerald, dan masih

ada lagi yang lainnya.

aX : Apakah image yang ingin Hyun-

dai bentuk juga Indonesia, atau Hyundai

di Indonesia punya konsep lain untuk

membangun Hyundai?

MS : Saat pertama kali join dengan

Hyundai di tahun 2011, Saya tanya sama

Hyundai “kamu maunya apa? Positioning

Hyundai sebagai apa?”. Saat itu jawaban-

nya adalah Modern Premium. Image

Hyundai inilah yang sedang dibentuk di

Indonesia, dan uniknya lebih mengena

di segment Middle Up-nya. Jika meli-

hat tahun lalu, Hyundai memiliki tiga

best selling yaitu Hyundai H1, Santa-Fe

dan Grand i10. Nah, ketiga produk ini

menurut kita yang in-line dengan Modern

Premium, karena uniknya customer kita

kebanyakan melihat Hyundai itu di luar

negeri, kemudian naksir, dan cari-cari pas

mereka balik lagi ke Indonesia. Menurut

saya ini merupakan nilai positif, karena

menguatnya Hyundai di sektor Interna-

sional memberikan sedikit ‘brainwash’

yang tanpa disadari.

aX : flashback sedikit, dari pertama

kali Hyundai berdiri di Indonesia hingga

sampai saat ini, kira-kira produk yang

paling fenomenal itu apa?

MS : Menurut Saya, Santa Fe. Karena

Santa Fe pertama kali diluncurkan di

Indonesia pada tahun 2003-2004 terjadi

perubahan drastis dengan Santa-Fe saat

ini. Nah itu merupakan perubahan yang

fenomenal, karena perubahannya dapat

di lihat hampir 180°.

aX : Secara teknologi dan design

Hyundai memiliki peningkatan signifi-

kan, namun di sisi lain secara global

positioning pasar mobil Korea kan masih

kecil. Apakah mindset masyarakat umum

yang belum berubah atau apa?

MS : It takes times, menurut Saya,

untuk membuat customer sadar ada

perubahan yang drastis dan signifikan di

Hyundai. Kedua adalah para customer

yang ingin berpindah dari mobil Jepang

ke mobil Korea itu masih wait and see.

Makanya saat kita survey pemilik Hyun-

dai, interestingly adalah orang-orang

yang sering berpergian ke luar negeri atau

tinggal di sana. Tapi paling utama adalah

mobil Hyundai itu harus di test drive,

baru customer bisa merasakan sendiri

experience tersebut. At the end, quality

speaks for itself.

aX : Di samping mengutamakan ke-

sempatan test drive untuk customer, ada

tidak strategi Hyundai Mobil Indonesia

lainnya agar eksistensi Hyundai terus

meningkat?

MS : Paling utama tahun ini main

focus kita meluncurkan 4-5 produk baru

Hyundai. Memang tahun lalu kami ‘under

the radar’ karena melihat perekonomian

di Indonesia. Sampai sekarang ini sudah

ada 3 varian yang di-launching, Santa-Fe

Facelift, Tucson, dan H1 Facelift. Dan

dalam waktu dekat akan ada 2 lagi.

aX : Berdasarkan data di Gaikindo

tahun 2015 itu kan Hyundai 1.511 unit

dan untuk di Januari sampai Maret kisa-

rannya di 261. Kira-kira dengan diusung-

nya 5 produk tadi, berani target berapa?

MS : Harapan kita di tahun ini secara

total mencapai 1.800 ke 2.000 unit, terus

terang kita tidak mau targetin yang besar

dulu karena yang paling utama dalam

kondisi ekonomi yang belum terlalu

mendukung, kita harus memastikan stock

di dealer sehat. Karena kita tidak ingin

dealer-dealer tenggelam sama stoknya

sendiri. Selain itu juga masyarakat sampai

saat ini masih wait and see, karena saat ini

fenomenanya uang yang diguna kan tidak di

spend, melainkan digunakan day-to-day.

aX : Dengan adanya market yang

sulit diprediksi dan kurang kondusif, ada

program lain yang akan diluncurkan tidak

selain 5 produk baru tadi?

MS : Ada, dari segi after sales. Baik

cabang, workshop kita, customer, dan

komunitas sudah kita informasikan me-

ngenai program ‘Service Hyundai Makin

Ringaaan’, dimana mulai April tanggal

1, customer yang ke bengkel Hyundai

mereka bisa gunakan kartu kredit BCA

atau Mandiri cicilan 3 bulan 0% untuk

semua Hyundai, baik itu sparepart, jasa

semuanya All In. Dan development kedua

itu program yang akan kami luncurkan di

GIIAS 2016, tapi kami belum bisa cerita

lebih lanjut. Kita juga sedang mendevelop

sistem komputerisasi yang lebih memu-

dahkan kita dalam mendekatkan diri

dengan customer, dan memudahkan kita

menganalisis baik varian terbaru Hyun-

dai apakah yang sesuai dengan customer

kami, dan lain-lain.

Q : Melihat 5 tahun ke depan, akan

seperti apa Hyundai Mobil Indonesia

melihat eksistensi Hyundai di Indonesia?

a : Cukup menarik. Kalau dari kami

sendiri tentunya bisa meluncurkan

volume produk tadi itu, karena begini,

market di Indonesia ini kan penetrasi

kendaraannya baru 6,9% dibandingkan

Malaysia yang sudah 36,5% sedangkan

populasi cuma 28 juta orang, sedangkan

kita 255 juta orang. Gak kaget Saya ketika

setelah ekonomi membaik, penjualan

otomotif itu melonjak.

aX : By the way, boleh tahu untuk

daily activity Pak Mukiat pake Hyundai

apa?

MS : Hyundai Santa-Fe.

aX : Kalau misalkan boleh memilih 4

mobil terbaik, yang kira-kira ada di garasi

Pak Mukiat apa?

MS : Santa-Fe pasti, H1, veloster, dan

satu lagi harus mobil balap. Hehehe

aX : Bisa gambarkan Hyundai dalam

3 kata?

MS : Modern Premium, Saya rasa cu-

kup 2 kata saja. Karena Modern Premium

sudah mencakup semuanya, dari segi

desain, dari segi service yang kita berikan

kepada customer, dan dari segi produk./

Profile Mukiat Sutikno

Page 8: AutoExpert 87 - Hal 62-77 Korean Car

AUTOEXPERT / 7776 / AUTOEXPERT

aX: Seperti apa image yang saat

ini dibangun oleh Kia Mobil Indonesia

kepada masyarakat? Dan seberapa

positifkah image yang dibangun

tersebut saat di-deliver ke masyarakat?

HS: Kendaraan Kia saat ini

dirancang semakin stylish yang

dilengkapi dengan feature-feature

terbaru untuk orang-orang atau

pemakai kendaraan yang berjiwa

muda dan berani mencoba hal-hal

baru. Dengan slogan Kia “The Power

to Surprise”, Kia mengharapkan para

customer mendapatkan pengalaman

yang menyenangkan dan melebihi

ekspektasi mereka.

aX: Adakah impact image tersebut

mempengaruhi angka penjualan

Kia di Indonesia? Dan menilik dari

data penjualan Kia dari awal masuk

ke Indonesia hingga saat ini, di era

manakah Kia mendapat pencapaian

penjualan tertinggi, dan varian apa

yang menyumbang pencapaian tersebut?

HS: Tentunya banyak faktor

yang menyebabkan naik turunnya

angka penjualan. Salah satu faktornya

adalah dari image yang dibangun

Kia ke masyarakat akan konsep baru

dari kendaraan-kendaraan Kia yang

semakin stylish, berjiwa muda dan juga

mempunyai teknologi yang terdepan.

Namun, itu hanya salah satu faktornya.

Untuk pencapaian tertinggi saat ini

terjadi di tahun 2012 yang mencapai

13.651 unit, dimana varian kendaraan

Kia yang menjadi backbone penjualan

pada saat itu adalah Kia All New Picanto.

aX: Berdasarkan data Gaikindo,

Kia selama tahun 2015 secara total

penjualan hanya menyentuh angka

3.041 unit, dan hingga awal Januari

– Maret 2016 angka penjualan masih

di kisaran 322 unit. Adakah program

atau mungkin menghadirkan produk

baru, untuk terus menstimulus angka

penjualan Kia hingga akhir tahun ke

depan?

HS: Beberapa waktu lagi, KMI

berencana akan mengeluarkan

beberapa penyegaran dari produk yang

sudah ada di Indonesia dan berencana

meluncurkan model-model baru.

Untuk informasi lebih lanjut, ditunggu

informasi berikutnya dari kami.

aX: Selain gebrakan tersebut,

apakah Kia juga terus fokus

meningkatkan pelayanan dari sisi after

sales? Seperti apa bentuknya?

HS: Kia Mobil Indonesia

mempunyai program Family Like

Care Plus dimana program tersebut

bertujuan menjadikan customer

Kia sebagai bagian dari keluarga dan

diharapkan dengan adanya program

ini, Kia Mobil Indonesia mampu

memberikan pelayanan yang terbaik

dan memuaskan bagi customer Kia di

Indonesia.

aX: Adakah layanan bagi

masyarakat yang ingin meminang

used car dari Kia? ataupun layanan

dimana pengguna varian Kia lama bisa

melakukan trade in dengan Kia terbaru?

HS: Untuk used car, KMI telah

bekerja sama dengan beberapa dealer/

showroom used car di Indonesia

yang dapat melayani kendaraan used

car Kia. Selain itu, semua showroom

Kia dapat melayani program trade-in

kendaraannya untuk mendapatkan

mobil-mobil Kia terbaru.

aX: Bagaimana Kia menatap

industri otomotif Indonesia baik dalam

jangka waktu tahun ini, maupun dalam

lima tahun kedepan?

HS: Dengan melihat potensi

dan sumber daya yang dimiliki, maka

Indonesia masih merupakan pasar

yang sangat potensial. Semoga dengan

membaiknya daya beli masyarakat dan

pembangunan infrastruktur yang ada

dapat menggairahkan industri otomotif

khususnya dan perekonomian pada

umumnya./

Profile Hartanto Sukmono

edikaSi tinggi yang

dilakukan Hartanto Sukmono

dalam meningkatkan eksistensi

Kia di Indonesia memang tak

perlu diragukan. Bermula dari

posisi Direktur Produksi PT Kia

Mobil Indonesia pada tahun 2004,

pria yang memiliki semangat

kerja tinggi ini terus menjadi ‘motor’ dari setiap

pergerakan Kia di Indonesia, hingga akhirnya

menjadi Direktur Marketing seperti posisi yang

didudukinya saat ini.

Di balik kesibukannya, pria kelahiran

Pekalongan, 64 tahun lalu ini juga memiliki

hobi yang menarik, kuliner. Hobi ini pula yang

membuatnya penuh dengan spirit positif, yang

pastinya tersalurkan ke dalam langkahnya

membangun Kia sebagai salah satu brand mobil

yang erat akan spirit muda.

AutoExpert: Bagaimana Sejarah perjalanan

Kia hingga akhirnya bisa masuk ke Indonesia?

Dan varian perdana Kia apakah yang

menorehkan sejarah perdana sebagai kendaraan

pertama di Indonesia?

Hartanto Sukmono: Kia melihat ada peluang

pasar yang cukup menjanjikan sehingga Kia

Motors Corporation menunjuk Kia Mobil

Indonesia sebagai Agen Pemegang Merek untuk

mendistribusikan Kia di wilayah Indonesia di

awal tahun 2000. Varian perdana Kia yang

menjadi sejarah kehadiran Kia di Indonesia

adalah Kia Carnival, dimana penjualannya

booming pada masa itu, dan diikuti varian lain

seperti Kia Sportage & Kia Visto yang menjadi

salah satu pelopor city car di Indonesia. Saat ini

kendaraan-kendaraan Kia tampil lebih modern

dan stylish, seperti Kia Picanto, Kia Rio, Kia Carens,

Kia Sportage, Kia Sorento dan Kia Optima.

dedicATed foR exisTAnce

DTeks: HafizH fauzan