Aumber Judul 2 Proposal

69
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DI POSYANDU KLENGKENG 1 ASRAMA POLISI MANAHAN SURAKARTA TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III kebidanan Disusun Oleh : NI MADE ARTHA AYU TANJUNG WANGI NIM : B09 034 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Transcript of Aumber Judul 2 Proposal

Page 1: Aumber Judul 2 Proposal

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG

BALITA DI POSYANDU KLENGKENG 1 ASRAMA POLISI

MANAHAN SURAKARTA

TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III kebidanan

Disusun Oleh :

NI MADE ARTHA AYU TANJUNG WANGI

NIM : B09 034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: Aumber Judul 2 Proposal
Page 3: Aumber Judul 2 Proposal
Page 4: Aumber Judul 2 Proposal

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh

Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta”

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, kiranya Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si , selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta

3. Ibu Anis Nurhidayati, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Agustina, Amd.Keb yang telah memberi ijin kepada penulis untuk

pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu-Ibu yang memiliki balita di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi

Manahan yang telah bersedia menjadi responden dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah.

6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: Aumber Judul 2 Proposal

7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: Aumber Judul 2 Proposal

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, 5 Juli 2012

Ni Made Artha Ayu TW

NIM : B09.034

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG

BALITA DI POSYANDU KLENGKENG 1 ASRAMA POLISI

MANAHAN SURAKARTA

TAHUN 2012

xiii + 58 halaman + 13 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling

berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Dasar

kepribadian anak terbentuk dari keluarga dan lingkungan. Pengetahuan dan

kesadaran para ibu balita khususnya dan para kader serta masyarakat pada

umumnya sangat perlu, dalam melaksanakan pemantauan perkembangan dan

memberikan rangsangan terhadap perkembangan anak. Peranan keluarga terutama

ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang anak.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di

Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta pada kategori baik,

cukup, kurang. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif,

dilakukan di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta pada tanggal 18 April 2012. Sampel yang digunakan berjumlah 78 orang dengan

menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Uji coba instrumen

dilakukan di Posyandu Melati Indah Gremet Surakarta pada tanggal 12 April 2012 dengan jumlah responden 30 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel

tunggal. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis

univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang balita dapat

dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 13 responden (16,7%), pengetahuan

cukup sebanyak 51 responden (65,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14

responden (27,9%).

Kesimpulan : Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan

cukup yaitu sebanyak 51 responden (65,4%).

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Tumbuh Kembang, Balita

Kepustakaan : 24 literatur (tahun 2004 – 2012)

Page 7: Aumber Judul 2 Proposal

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

� Awali semuanya dengan doa dan senyuman

� Uang itu seperti indera keenam, Anda tidak bisa membuatnya berguna

tanpa lima indera lainnya (William Somerset Maugham)

� Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa

menggantikan pengalaman (Paolo Coelho)

� Betapapun Suburnya Tanah, Sejuknya Embun, Teraturnya Hujan Dan

Bagusnya Sinar Matahari, Hasil Tak Pernah Dipetik Tanpa Menabur

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah

ini penulis persembahkan :

� Sang Yang Widhi yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya,

sehingga tewujud karya tulis kecil ini

� Babe dan Mama tercinta terima kasih

atas doa restuya dan cinta kasihnya

selama ini, tanpa kalian penulis bukanlah

apa-apa

� Abangku, adikku dan pacarku tercinta

yang telah memberi support dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini

� Tak lupa buat kawan-kawan semua yang

telah memberikan masukan bagi penulis

� Semua dosen STIKES Kusuma Husada,

terimakasih atas bimbingannya

� Almamaterku tercinta

Page 8: Aumber Judul 2 Proposal

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Ni Made Artha Ayu Tanjung Wangi

Tempat /Tanggal Lahir : Surakarta, 11 Juni 1991

Agama : Hindu

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Aspol Manahan, RT 02, RW 12 Banjarsari

Surakarta

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Manahan, Solo Lulus tahun 2003

2. SMP KRISSA, Solo Lulus tahun 2006

3. SMA PL ST SANTO YOSEF, Solo Lulus tahun 2009

4. Prodi III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun

2009

Page 9: Aumber Judul 2 Proposal

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURICULUM VITAE ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8

1. Pengetahuan ......................................................................... 8

2. Balita ................................................................................... 11

Page 10: Aumber Judul 2 Proposal

3. Tumbuh Kembang Balita ..................................................... 13

B. Kerangka Teori ......................................................................... 33

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 35

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 36

D. Instrumen Penelitian ................................................................. 37

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40

F. Variabel Penelitian ................................................................... 41

G. Definisi Operasional ................................................................. 42

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 42

I. Etika Penelitian ......................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ...................................................................... 46

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 47

C. Pembahasan .............................................................................. 50

D. Keterbatasan ............................................................................. 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 55

B. Saran ........................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Aumber Judul 2 Proposal

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1. Kerangka Teori ..................................................................... 33

Gambar. 2.2. Kerangka Konsep ................................................................... 34

Page 12: Aumber Judul 2 Proposal

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur .................................. 47

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan .......................... 47

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ............................ 48

Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi ............................................................ 49

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita

di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta ........ 49

Page 13: Aumber Judul 2 Proposal

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Keterangan

Lampiran 4. Surat Ijin Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Keterangan

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan

Lampiran 8. Surat Permohonan Responden

Lampiran 9. Informed Consent

Lampiran 10. Kuesioner

Lampiran 11. Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Coba Kuesioner

Lampiran 13. Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran 14. Hasil Uji Coba Validitas

Lampiran 15. Hasil Uji Realiabilitas

Lampiran 16. Data Tabulasi Kuesioner Penelitian

Lampiran 17. Data Mean dan Standar Devisiasi

Lampiran 18. Lembar Konsultasi

Page 14: Aumber Judul 2 Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya

manusia dimasa yang akan datang. Pembangunan manusia masa depan

dimulai dengan pembinaan anak masa sekarang untuk mempersiapkan

sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang, sehingga

anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal

mugkin sesuai dengan kemampuannya (IDAI, 2006).

Anak adalah harapan bagi orang tua, melihatnya tumbuh cerdas dan

sehat adalah kebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua. Namun seringkali

dalam tumbuh kembangnya, anak mengalami hambatan berupa penyakit atau

kelainan lainnya. Peranan ibu tentang perkembangan anak sangat diperlukan,

untuk membantu anak mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan

pengetahuan yang cukup (Supartini, 2009).

Seorang anak memiliki ciri khas yang berbeda dengan orang dewasa,

selain itu anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh

kembang anak. Peran orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan

anak sangat diperlukan terutama pada saat mereka berada di usia balita,

karena pada saat ini anak mulai mengembangkan kemampuan dasar yang

dimilikinya (Hurlock, 2007).

Page 15: Aumber Judul 2 Proposal

Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak lahir hingga

mencapai dewasa. Pertumbuhan ditandai oleh perubahan ukuran badan anak,

dari kecil menjadi besar dan semakin besar. Sedangkan perkembangan

ditandai dengan kemampuan, yaitu kemampuan terbatas pada waktu lahir

seperti tersenyum, berbicara, berjalan, berlari, belajar dan bergaul dikemudian

hari (DepKes RI, 2004).

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan

dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun

terdapat beberapa variasi tetapi setiap anak akan melewati suatu pola yang

merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan (IDAI, 2005).

Upaya untuk meningkatkan kualitas anak diantaranya dilakukan

melalui program perkembangan anak yang pelaksanaannya ternyata dirasa

masih kurang. Pengetahuan dan kesadaran para ibu balita khususnya dan para

kader serta masyarakat pada umumnya sangat perlu, dalam melaksanakan

pemantauan perkembangan dan memberikan rangsangan terhadap

perkembangan anak (Depkes DIY, 2010).

Hubungan psikologis antara anak dan orang tua melalui hubungan

anggota keluarga sangat penting, karena anak dapat belajar tingkah laku dan

berlanjut pada hubungan dengan orang lain. Dasar kepribadian anak terbentuk

dari keluarga dan lingkungan (Depkes RI, 2006). Bimbingan perawatan anak

dapat dilaksanakan dengan baik, apabila adanya pemahaman yang cukup

mendalam tentang tugas-tugas perkembangan setiap anak yang kita hadapi

dalam proses perkembangannya (Rifai, M.S.S, 2008).

Page 16: Aumber Judul 2 Proposal

Ibu sebagai pengasuh terdekat seorang anak harus mengetahui lebih

banyak proses tumbuh kembang anak serta faktor- faktor yang mempengaruhi

proses itu. Pengertian, kesadaran dan kemampuan ibu dalam menangani

merupakan faktor yang menentukan dalam pembentukan kualitas anak.

Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan

tumbuh kembang anak. Agar orang tua mampu melaksanakan fungsinya

dengan baik maka orang tua perlu memahami tingkatan perkembangan anak,

menilai pertumbuhan atau perkembangan anak dan mempengaruhi motivasi

yang kuat untuk memajukan tumbuh kembang anak ( Rochmawati, 2006).

Berdasarkan Studi Pendahuluan di Posyandu Klengkeng 1 Asrama

Polisi Manahan Surakarta pada bulan Januari 2012, jumlah balita yang

melakukan kunjungan di Posyandu Klengkeng 1 Aspol Manahan sebanyak 78

anak. Semua balita yang berkunjung di posyandu memiliki buku KMS (Kartu

Menuju Sehat). Pelaksanaa Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan

dilaksanakan 1 bulan sekali oleh bidan puskesmas dan kader. Hasil

wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita, pengetahuan ibu tentang

tumbuh kembang balita adalah 7 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan

cukup dan 3 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di posyandu

tersebut bidan juga pernah memberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang

anak, tetapi tiga orang ibu belum mendapatkan penyuluhan tentang tumbuh

kembang anak.

Page 17: Aumber Judul 2 Proposal

Berdasarkan uraian tersebut di atas, ibu sebagai pengasuh terdekat

seorang anak harus mengetahui lebih banyak proses tumbuh kembang anak

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang

Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang balita di Posyandu klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di

Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita

pada tingkat baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita

pada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita

pada tingkat kurang.

Page 18: Aumber Judul 2 Proposal

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan tentang pertumbuhan dan

perkembangan balita.

2. Bagi diri sendiri

Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman

nyata dalam melaksanakan penelitian tentang tumbuh kembang balita.

3. Bagi institusi

a. Posyandu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi informasi

baru yang sebelumnya belum diketahui..

b. Pendidikan

Sebagai referensi pustaka, sebagai bahan bacaan tambahan di

perpustakaan, serta sebagai dasar penelitian berikutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tumbuh kembang anak pernah di teliti oleh :

1. Kadarini (2002), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Tumbuh Kembang Bayi di RS Dr. Sardjito Yogyakarta”. Jenis penelitian

ini menggunakan metode deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan total sampling . Jumlah responden dalam penelitian ini

berjumlah 38 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitiannya

adalah tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang tumbuh dan kembang bayi

Page 19: Aumber Judul 2 Proposal

dalam kategori baik 23 orang (60,5%), berpengetahuan sedang 9 orang

(23,7%), dan kurang baik yaitu 6 orang (15,8%)

2. Sulestari (2004), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu balita tentang

Tumbuh Kembang balita di Depok Sleman Yogyakarta”. Jenis penelitian

ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan accidental sampling, Jumlah responden

dalam penelitian ini berjumlah 43 responden. Instrumen yang digunakan

adalah kuestioner. Analisis yang digunakan adalah analisi univariat. Hasil

penelitiannya adalah tingkat pengetahuan ibu-ibu balita tentang tumbuh

kembang balita dalam kategori baik 31 orang (62,8%), dalam kategori

sedang 9 orang(31,4%), dan kurang baik 3 orang (5,7%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah penelitian

ini dilakukan di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Manahan Polisi Surakarta,

menggunakan metode diskriptif kuantitatif, waktu pelaksanaan tanggal 18

April 2012, populasi dan sampel dalam penelitian ini semua ibu yang

memiliki balita usia 0-5 tahun yang berjumlah 78 responden, teknik

pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika

penelitian.

Page 20: Aumber Judul 2 Proposal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi

pengertian, tingkatan pengetahuan, faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan pengetahuan. Teori tumbuh

kembang balita, meliputi teori tentang balita, pengertian tumbuh

kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

balita (faktor genetik, faktor lingkungan), kebutuhan tumbuh

kembang balita (kebutuhan fisik-biomedis (Asuh), kebutuhan

emosi atau kasih sayang (Asih), kebutuhan akan stimulasi mental

(Asah), Ciri-ciri tumbuh kembang balita, pertumbuhan fisik

(pertumbuhan janin intrauterine, pertumbuhan setelah lahir),

perkembangan anak. Kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan data,

teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,

metode pengelolahan dan analisi data, etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil

penelitian dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: Aumber Judul 2 Proposal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi

merupakan domain yang sangat pcnting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2009).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berhubungan

dengan kepandaian segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009).

b. Tingkatan pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2008), tingkatan pengetahuan meliputi :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Temasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (review) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh lahan yang dipenuhi atau rangsangan yang telah diterima.

Page 22: Aumber Judul 2 Proposal

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3) Aplikusi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu

objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organ isasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang satu

dengan yang lain.

5) Sintesis (Sintesys)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun

formulasi haru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek,

penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 23: Aumber Judul 2 Proposal

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pengetahuan

Menurut Soekanto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan pengetahuan adalah

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. tingkat pendidikan

menunjukkan korelasi positif dengan terjadinya perubahan perilaku

positif yang meningkat, dengan demikian pengetahuan juga

meningkat.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan

tentang sesuatu yang bersifat informal.

5) Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat

pengetahuan.

Page 24: Aumber Judul 2 Proposal

6) Umur

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih

banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan

diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak

menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan

hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

2. Balita

a. Pengertian

Menurut Hariyono Suyitno (2011), balita atau bawah lima tahun

merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak

awal.

Menurut UU No.20 (2010), anak balita sebagai masa emas atau

golden age yaitu insan manusia yang berusia 0-5 tahun. Kelompok

anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang

bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya

pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-

emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi

Page 25: Aumber Judul 2 Proposal

yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan

yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Menurut Riwidikdo (2011), secara psikologis rentang usia balita

tersebut dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa sebelum lahir, masa bayi

dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahapan tersebut banyak

terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik maupun psikologis,

karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas

perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang

anak. Pembagian menurut tahapan tersebut sangat tergantung pada

faktor sosial, yaitu tuntutan dan harapan untuk menguasai proses

perkembangan yang harus di lampaui anak dari lingkungannya.

Menurut Suryono (2009), masa balita adalah masa dimana anak

mulai tumbuh dan berkembang dengan segala sesuatu hal yang baru.

Perkembangan pola pikir anak pada saat ini harus di arahkan kepada

hal-hal yang baik, agar terus berkembang ke arah yang baik sampai

anak dewasa nanti. Balita yang sehat alami akan selalu membuat hati

ibu dan ayahnya gembira selalu, karena balita yang sehat itu akan

selalu ceria dan aktif. Balita yang masih dalam masa menyusui,

mungkin ibu harus menjaga kondisi kesehatan serta menkonsumsi

makanan yang menyehatkan seperti cemilan sehat atau jus sehat.

Page 26: Aumber Judul 2 Proposal

b. Ciri-ciri balita sehat

Menurut Ronald H.S (2011), ciri-ciri balita sehat adalah

1) Lincah dan aktif

2) Bahagia dan responsif

3) Rambut tidak mudah kusam dan rontok

4) Gigi cemerlang

5) Gusi merah muda, tak mudah berdarah

6) Kulit bersih dan jika luka mudah sembuh

7) Kuku merah muda (tidak pucat) dan tidak rapuh

8) Suhu tubuh antara 36,5ºC – 37,5ºC

9) Makan lahap

10) Tidur lelap dalam waktu cukup

11) BAB (Buang Air Besar) lancar

12) Cocok dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)

13) Antusias bermain

14) Bentuk kaki normal

15) Harum baunya.

Dengan mengetahui ciri-ciri balita sehat, maka ibu bisa memantau

perkembangan dan pertumbuhan buah hati tercinta.

3. Tumbuh Kembang Balita

a. Pengertian Tumbuh Kembang Balita

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi lingkat sel, organ maupun

Page 27: Aumber Judul 2 Proposal

individu yang bisa dilakukan dengan ukuran berat gram, pound,

kilogram, ukuran panjang (cm, meter), umur, hilang dan keseimbangan

metabolik (retensi, kalsium, dan nitrogen tubuh). Perkembangan

(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil dari proses pcmatangan misalnya :

diferensiasi dari fungsi organ, perkembangan emosi intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya

(Soetjiningsih, 2009).

Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interseluler, berarti bertambah arti sebagian atau keseluruhan.

Sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau

satuan berat. Sedangkan perkembangan ialah bertambahnya

kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi

bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit dari pada

pengukuran pertumbuhan. Tumbuh kembang yang optimal dapat

tercapai pada potensi biologis seseorang, pertumbuhan dan

perkembangan merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling

berkaitan. meliputi faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial

dan perilaku. Proses yang baik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang

memberikan ciri tersendiri pada setiap anak (IDAI, 2008).

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi

pada setiap makhluk hidup. Pada manusia. terutama anak-anak, proses

Page 28: Aumber Judul 2 Proposal

tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat terutama pada periode

tertentu. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sejak

dalam masa kandungan. Setiap organ dan fungsinya mempunyai

kecepatan tumbuh yang berbeda-beda ( Depkes RI, 2006).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita,

karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,

emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan

landasan perkembangan berikutnya (Soetjiningsih, 2010).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita.

Menurut Soetjiningsih (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang yaitu.:

1) Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir

proses tumbuh kembang anak. Dengan demikian, instruksi genetic

dalam sel telur menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi

bawaan. Lingkungan bio-psiko-fisik-sosial mcmpengaruhi individu

setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Secara garis

besar faktor lingkungan dibagi menjadi:

a) Faktor Lingkungan Prenatal.

Page 29: Aumber Judul 2 Proposal

Faktor lingkungan prenatal yang mempengaruhi tumbuh

kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir antara lain :

gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin atau zat kimia,,

endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio.

b) Faktor Lingkungan Post natal.

Bayi baru lahir berhasil melalui transisi dari suatu sistem yang

teratur menuju suatu sistem yang tergantung pada kemampuan

genetik dan mekanisme homeostatis bayi itu sendiri.

Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang

anak secara umum digolongkan menjadi:

(1) Lingkungan Biologis

Lingkungan biologis antara lain adalah ras, jenis kelamin,

umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap

penyakit, fungsi metabolisme, hormon (somutrotropin,

tiroid, glukokortikoid, hormon seks, insulin like growth

faktor).

(2) Faktor Fisik

Faktor fisik antara lain adalah cuaca, musim, keadaan

geografis, sanitasi keadaan rumah (Struktur bangunan,

ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian) radiasi.

(3) Faktor Psikososial

Faktor psikososial antara lain adalah stimulasi, motivasi

belajar, ganjaran atau hubungan yang wajar, kelompok

Page 30: Aumber Judul 2 Proposal

sebaya, stres sekolah. cinta dan kasih sayang serta kualitas

interaksi anak dan orang tua.

(4) Faktor keluarga / Adat istiadat

Faktor keluarga / adat istiadat antara lain adalah pekerjaan,

pendapatan keluarga, pendidikan, Jumlah saudara, jenis

kelamin, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah / ibu,

adat istiadat / norma, agama, urbanisasi dan kehidupan

politik dan masyarakat.

c. Kebutuhan Tumbuh kembang

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat digolongkan

menjadi tiga (Soetjiningsih, 2010), yaitu:

1) Kebutuhan Fisik-Biomedis (Asuh)

a) Pangan / gizi.

b) Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian

ASI, penimbangan bayi satu anak secara teratur, pengobatan

dan lain-lain.

c) Pemukiman yang layak.

d) Higiene perorangan / sanitasi lingkungan.

e) Sandang.

f) Kesegaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.

2) Kebutuhan emosi atau kasih sayang (asih).

Tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat mesra dan

selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk

Page 31: Aumber Judul 2 Proposal

menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental

maupun psikososial. Kasih sayang dari ayah dan ibu akan

menciptakan ikatan batin yang erat (bounding) dan kepercayaan

dasar (basic trust).

3) Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar

pada anak yang dapat mengembangkan perkembangan

psikososial, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreatifitas,

agama, kepribadian, moral, etika, produktivitas dan lain-lain.

Kebutuhan utama balita untuk proses tumbuh kembang

meliputi nutrisi. dan pelayanan kesehatan. Keberhasilan

perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan

dan perkembangan otak sehingga nutrisi dapat mempengaruhi

tumbuh kembang anak. Sedangkan kebutuhan pelayanan

kesehatan dimaksudkan agar anak mendapatkan pengawasan

dan pemeriksaan yang kontinue terhadap kesehatannya

(Rochmawati, 2010).

d. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang

Ciri-ciri tumbuh kembang anak dari konsepsi sampai dengan dewasa

(Soetjiningsih, 2010) yaitu

1) Tumbuh kembang adalah proses kontinue dari konsepsi sampai

maturitas yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

Page 32: Aumber Judul 2 Proposal

2) Adanya masa percepatan atau masa perlambatan. serta tumbuh

kembang yang berlainan diantara organ-organ pada waktu tertentu.

3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak tetapi

kecepatannya berbeda satu sama lain.

4) Perkembangan akrab hubungannya dengan maturisasi sistem

susunan syaraf.

5) Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.

6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaadal

7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan

menghilang sebelum gerakan volunteer tercapai.

e. Pertumbuhan Fisik

Menurut Soetjiningsih (2010), pertumbuhan fisik adalah hasil

perubahan bentuk dan fungsi dari organisme. Pertumbuhan

dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu :

1) Pertumbuhan janin intrauterine

Periode perinatal (dari masa kehamilan 28 minggu sampai 7 hari

setelah kelahiran) hasil konsepsi disiapkan untuk dilahirkan dan

hidup diluar rahim. Periode ini dibagi menjadi periode mudghoh

(embrio), periode janin dini, periode janin lanjut, periode kelahiran

dan periode neonatus.

2) Pertumbuhan setelah lahir meliputi berat badan. tinggi badan,

kepala, gigi, jaringan lemak organ-organ tubuh. Pertumbuhan

organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri.

Page 33: Aumber Judul 2 Proposal

Secara umum terdapat 4 pola pertumbuhan organ yaitu

a) Pola Umum (general preterm)

b) Pola Neural (Bram and head patream)

c) Pola limfoid (Lympoid pattern)

d) Pola genital (Reproduktive pattern)

Orang tua harus cermat dan jeli dalam memantau pertumbuhan

anak, yaitu memantau pertambahan tinggi badan, berat badan

maupun lingkar kepala, terutama di masa bayi. Di Indonesia, ayah

dan ibu dapat menggunakan patokan Kartu Menuju Sehat (KMS)

dan beberapa pedoman pertumbuhan balita lainnya, yang dapat

digunakan sebagai alat bantu untuk memeriksa silang. Pedoman

pertumbuhan yang harus dipantau antara lain :

1) Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi

a) Ketika lahir 35 cm.

b) Pada usia 6 bulan, lingkar kepala bertambah kurang lebih 8,5 cm,

menjadi 43,5 cm.

c) Pada usia 1 tahun bertambah sekitar 12 cm dari ukuran saat lahir,

menjadi sekitar 47 cm.

2) Panjang bayi

a) Saat berumur 1 tahun rata-rata 1,5 kali panjang lahir.

b) Pada umur 4 tahun, 2 kali panjang waktu lahir.

Page 34: Aumber Judul 2 Proposal

3) Rumus perhitungan berat badan

a) Berat normal anak usia 1 – 6 tahun adalah 2n+8 (n adalah usia

anak).

b) Rata-rata berat usia 6 bulan adalah 2 kali berat lahir.

c) Usia setahun 3 kali berat lahir.

4) Setiap hasil pengukuran tubuh memiliki rentang normal. Fisik bayi

yang kurus tidak selalu pertanda bermasalah atau kurang gizi selama

berat badannya masih di dalam rentang normal grafik pertumbuhan.

Bila bayi aktif, bahagia, dan ciri-ciri tumbuh kembang lainnya normal.

5) Hindari membandingkan bayi dengan bayi lain walaupun usia dan

jenis kelaminnya atau bahkan dengan saudaranya, misalnya kakak atau

sepupu. Setiap anak unik, berbeda dan memiliki kecepatan

pertumbuhan tersendiri.

6) Bayi lahir premature

a) Ukuran dan cara untuk memantau pertumbuhannya berbeda dengan

bayi yang lahir cukup bulan.

b) Pemantauan terhadap pertumbuhannya harus didasarkan pada usia

sesungguhnya, bukan usia lahir. Misalnya, jika anak lahir di usia

30 minggu, berarti bayi lahir 7 minggu lebih cepat dari usia

sesungguhnya. Maka jika usianya saat ini 4 bulan, sebenarnya bayi

Anda berusia 2 bulan 1 minggu. Bayi premature atau lahir dengan

berat badan rendah (BBLR), biasanya juga memiliki kemampuan

Page 35: Aumber Judul 2 Proposal

menelan yang kurang baik. Bila tidak diantisipasi, maka

pertumbuhannya bisa terhambat.

7) Berat badan anak kurang, tidak naik atau turun, yang terjadi lebih dari

6 bulan, biasanya akan memengaruhi pertambahan tinggi badannya.

Artinya, anak tidak bertambah berat dan tinggi. Meski tampak

proporsional, dia sebetulnya kurang gizi. Perawakannya pendek atau

disebut stunted.

f. Perkembangan Anak

1) Parameter perkembangan.

Menurut Frankerburg dkk (2007), melalui DDST (Denver

Development Screening Test) mengemukakan 4 parameter

perkembangan yaitu :

a) Personal social (kepribadian atau tingkal laku sosial) Aspek

yang berhubungan dengan kemainpuan mandiri.

bersosialisasi dan berinlerkasi dengan lingkungannya.

b) Fine motor adaptive (Gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu untuk melakukan gcrakan.

c) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

mengikuti perintah dan berbicara spontan.

d) Grass motor (perkembangan motorik kasar)

Page 36: Aumber Judul 2 Proposal

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Ada juga yang incinbagi perkembangan balila menjadi tujuh

aspek perkembangan seperti pada buku petunjuk program

BKR (Bina keluarga Balita) yaitu perkembangan :

(1) Tingkah laku

(2) Menolong diri sendiri

(3) Intelektual

(4) Gerakan motorik halus

(5) Komunikasi pasif

(6) Komunikasi aktif

(7) Gerakan motorik kasar

Perkembangan psikologis muncul dan menjadi sensitif ketika

lingkungan telah mulai mempengaruhi perkembangan

kepribadian secara maksimum.

2) Tahapan perkembangan

Tahapan perkembangan balita menurut DepKes RI (2007),

meliputi:

a) Usia 0-1 bulan

(1) Motorik kasar

Motorik kasar anak usia 0-1 bulan meliputi meringkuk,

mendekut, mengangkat kepala, tangan terkepal erat,

mendengkur, makan, tidur.

Page 37: Aumber Judul 2 Proposal

(2) Motorik halus

Motorik halus anak usia 0-1 bulan menunjukkan perilaku

pemicu kasih sayang, penglihatan masih buram,

tersenyum.

(3) Bicara dan bahasa

Pada usia 0-1 bulan anak hanya bisa menangis di saat

tidur.

b) Usia 2 bulan

(1) Motorik kasar

Motorik kasar anak usia 2 bulan meliputi mengangkat

kepala setinggi 45 derajat, kepala masih terhuyung bila

digendong dalam keadaan duduk, sebagian jari mulai

membuka, mulai dapat menggenggam tangan yang

menyentuh tangannya.

(2) Motorik halus

Motorik halus anak usia 2 bulan terhubung secara visual

dengan orang tua maupun dengan orang lain,

lengan dan kaki relaks, tersenyum dengan responsif,

mengadakan kontak mata, memerhatikan orang yang

bergerak, menangis bila diturunkan dari gendongan.

(3) Bicara dan bahasa

Anak pada usia 2 bulan ia bisa menjerit, membuat suara

seperti sedang minum, mulai senang berkomunikasi,

Page 38: Aumber Judul 2 Proposal

protes bila kebutuhannya tidak terpenuhi, memberi isyarat,

membuat asosiasi bahwa tangisan berarti digendong atau

disusui.

c) Usia 3 bulan.

(1) Motorik kasar

Anak dapat menggerakkan atau memainkan tangan, lengan

dan kaki digerakkan secara sempurna, dapat membuat

gerakan bebas dan memutar, kepala diangkat lebih tinggi

dari punggung, kepala bisa diangkat tegak saat digendong.

(2) Motorik halus

Anak sudah bisa menggoyangkan kepalanya ke kanan dan

ke kiri, anak bisa mengisap ibu jari kedua tangannya.

(3) Bicara dan bahasa

Anak sudah bisa membuat suara lebih keras, mulai tertawa,

bisa menyebabkan orang bereaksi dengan senyum, tangisan,

dan bahasa tubuh.

d) Usia 4 bulan

(1) Motorik kasar

Anak sudah bisa memeluk dengan dua tangan,

menggenggam, memegang, merangkuh dada bunda,

mengangkat dada dan perut atas saat tengkurap bisa

mengangkat lengan ketika ingin digendong.

Page 39: Aumber Judul 2 Proposal

(2) Motorik halus

Pasa usia 4 bulan anak bisa mengamati dengan akurat.

(3) Bicara dan bahasa

Anak tertawa geli bila melihat sesuatu yang dianggapnya

lucu atau ketika anak sedang digelitik, tahu bahwa orang

dan benda memiliki nama (contohnya kucing).

e) Usia5 bulan

(1) Motorik kasar

Motorik kasar anak usia 5 bulan meliputi meraih sesuatu

dengan satu tangan, berguling ke belakang, bisa

melakukan posisi push-up, bisa mengjangkau jari kakituk

mendorong bila ia sedang tidak mau diganggu.

(2) Motorik halus

Motorik halus anak dapat memindahkan mainan dari

tangan yang satu ke tangan lainnya dan mulut, menengok

kea rah orang yang berbicara, tertarik pada warna.

(3) Bicara dan bahasa

Anak berusaha untuk meniru suara-suara.

f) Usia 6 bulan

(1) Motorik kasar

Pada usia 6 bulan anak dapat duduk sendiri, berguling-

guling, berdiri dengan berpegangan pada kursi atau meja.

Page 40: Aumber Judul 2 Proposal

(2) Motorik halus

Pada usia 6 bulan anak dapat mengarahkan matanya ke

benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam,

dapat meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun

masih berada dalam jangkauan tangannya.

(3) Bicara dan bahasa

Anak senang akan suaranya seperti berteriak, tertawa,

menggeram, serta meniru sikap wajah dengan lebih

menarik, lucu, mengesankan.

g) Usia 7-9 bulan.

(1) Motorik kasar

Motorik kasar anak usia 7-9 bulan meliputi merangkak,

duduk tegak, mendorong badan ke atas sampai berdiri.

(2) Motorik halus

Anak dapat menjumput makanan kecil seperti kismis atau

kacang dengan ibu jari dan telunjuk, makan sendiri walau

berserakan atau berantakan, menjatuhkan atau

memberantakan mainan.

(3) Bicara dan bahasa

Anak akan menengok ke belakang jika dipanggil

namanya.

Page 41: Aumber Judul 2 Proposal

h) Usia 9-12 bulan

(1) Motorik kasar

Motorik kasar anak usia 9 bulan meliputi merangkak, dari

duduk bisa menjadi merangkak sendiri, berkeliling di

sekitar perabotan, berdiri tanpa berpegangan, langkah

pertama masih kaku, belum tegap, menggenggam erat.

(2) Motorik halus

Anak dapat menunjuk dan mencongkel dengan jari

telunjuk, menumpuk dan menjatuhkan balok-balok,

menunjukkan dominasi tangan, bertepuk tangan,

melambaikan tangan, menunjukkan ingatan akan kejadian

yang baru berlalu, ingat letak mainan ketika tertutupi,

berhenti menangis ketika bertemu bunda, menunjukkan

kegelisahan akibat perpisahan.

(3) Bicara dan bahasa

Anak mulai bisa menunjukkan sesuatu yang anak mau

dengan rengekan suaranya, mengatakan “mama” dan

“dada”, mengerti kata ‘tidak’, mengerti sikap tubuh

seperti ciluba.

i) Usia 12-15 bulan

(1) Motorik kasar

Anak mulai berjalan tertatih-tatih, menggunakan peralatan

seperti sikat gigi dan sisir, memegang botol, lebih

gampang dipakaikan baju.

Page 42: Aumber Judul 2 Proposal

(2) Motorik halus

Anak dapat mempertemukan 2 kubus kecil yang

dipegang, mengambil benda kecil seperti kacang atau

kismis dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.

(3) Bicara dan bahasa

Anak dapat mengucapkan 4-6 kata yang dapat dimengerti,

mengenali nama dan menunjuk ke orang yang dikenal,

tertawa saat melihat gambar lucu.

j) Usia 15-18 bulan

(1) Motorik kasar

Anak dapat mengendarai mainan beroda empat, mencoba

menendang bola walau sering meleset, membuka laci,

berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 5 detik.

(2) Motorik halus

Anak menurut ketika dipakaikan baju, mengonsumsi

makanan berkuah, mengamati bermacam bentuk,

mengenali gambar yang terdapat pada buku gambar

ataupun majalah.

(3) Bicara dan bahasa

Anak mulai mengerti bahasa sederhana,

mengatakan 10-20 kata yang bisa dimengerti.

Page 43: Aumber Judul 2 Proposal

k) Usia 18-24 bulan

(1) Motorik kasar

Pada usia ini anak mulai lancar berjalan dan berlari, bisa

memanjat keluar dari ranjangnya, membuka pintu,

menaiki tangga rumah ataupun tangga di taman bermain

tanpa bantuan orang tuanya atau orang lain.

(2) Motorik halus

Anak mulai mencari tahu segala sesuatu sebelum

melakukannya, menggambar lingkaran, membuat garis,

mengerti dua perintah sekaligus.

(3) Bicara dan bahasa

Anak mulai mengerti bahasa yang sering digunakan

sehari-hari, membuka bungkusan, mencuci tangan, duduk

di kursi sendiri dengan sikap sempurna tanpa bantuan,

mengatakan 20-25 kata yang bisa dimengerti.

l) Usia 30 bulan

(1) Motorik kasar

Anak bisa berjalan menaiki tangga sendiri tanpa bantuan

orang lain, menendang bola kecil (seperti bola tenis) ke

depan tanpa berpegangan pada apapun.

(2) Motorik halus

Anak bisa mencoret-coret kertas atau dinding, meletakkan

4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa

menjatuhkan kubus itu.

Page 44: Aumber Judul 2 Proposal

(3) Bicara dan bahasa

Anak dapat menunjuk dengan benar paling sedikit satu

dari bagian tubuhnya seperti rambut, hidung, telinga dan

tangan, menggunakan 2 kata saat berbicara seperti “minta

minum“, “mau makan“.

m) Usia 36 bulan

(1) Motorik kasar

Anak dapat berdiri dengan satu kaki tanpa bantuan dari

orang lain.

(2) Motorik halus

Anak bisa mencoret-coret kertas tanpa petunjuk, mulai

tertarik masuk sekolah taman kanak-kanak (TK).

(3) Bicara dan bahasa

Anak dapat menyebutkan 2 atau lebih nama-nama

binatang, menggunakan 2 kata dalam berbicara seperti

“minta minum, “mau makan”.

n) Usia 48 bulan

(1) Motorik kasar

Pada usia ini anak dapat berlari, melompat, memanjat,

naik sepeda roda tiga.

(2) Motorik halus

Anak dapat meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas

yang lain tanpa bantuan orang lain.

Page 45: Aumber Judul 2 Proposal

(3) Bicara dan bahasa

Anak dapat menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu

orang lain.

o) Usia 60 bulan

(1) Motorik kasar

Anak dapat melompat dengan satu kaki, memanjat,

bermain sepatu roda, bermain sepeda.

(2) Motorik halus

Anak dapat menggambar garis tegak lurus tanpa dibantu

orang lain.

(3) Bicara dan bahasa

Anak dapat mengenali 4 warna dengan benar seperti

merah, kuning, biru, hijau, anak mengerti perintah yang

diberikan kepada anak (“letakkan pensil itu di meja”).

Page 46: Aumber Judul 2 Proposal

B. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007)

Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

4. Analisis

5. Syntesis

6. Evaluasi

Faktor yang

mempengaruhi

1. Tingkat Pendidikan

2. Informasi

3. Budaya

4. Pengalaman

5. Sosial ekonomi

6. Umur

Balita Tumbuh kembang

balita

Teori tentang balita:

1. Pengertian

2. Ciri-ciri balita sehat

1. Pengertian tumbuh

kembang balita

2. Faktor-faktor yang

mempengaruhi tumbuh

kembang

3. Kebutuhan tumbuh

kembang

4. Ciri-ciri tumbuh kembang

5. Pertumbuhan fisik

6. Perkembangan anak

Page 47: Aumber Judul 2 Proposal

C. KERANGKA KONSEP

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Sumber : Riwidikdo (2010)

Tingkat

pengetahuan

ibu tentang

tumbuh

kembang balita

Baik

Cukup

Kurang

Faktor-faktor yang

mepengaruhi :

1. Umur

2. Pcndidikan

3. Pekerjaan

4. Jumlah balita

5. Sosial ekonomi

6. Budaya

7. Pengalaman

8. Informasi

Page 48: Aumber Judul 2 Proposal

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),

deskritif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif.

Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuntitatif

adalah data yang dihasilkan berupa angka (Riwidikdo, 2009).

Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang

tumbuh kembang balita.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang

suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau

peristiwa (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Klengkeng I

Asrama Polisi Manahan Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan

berada atau berlangsung (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan pada

tanggal 18 April 2012.

Page 49: Aumber Judul 2 Proposal

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semua ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun yang melakukan kunjungan

ke Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta yang

berjumlah 78 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, apabila subjeknya lebih dari

100, lebih baik diambil 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2010)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

yang mempunyai balita di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan

Surakarta yang berjumlah 78 orang.

3. Teknik pengambilan

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Riwidikdo, 2008).

Page 50: Aumber Judul 2 Proposal

D. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010), kuesioner adalah daftar pertanyaan

yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal

memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda – tanda tertentu.Untuk

mengetahui pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita, kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Untuk

menghindari ketidakseriusan responden yang sering kali terjadi dalam

pengisian kuisioner, maka pertanyaan dibuat 2 kategori, yaitu pertanyaan

positif dan pertanyaan negatif. Jawaban benar dengan pertanyaan positif

(favorable) dan jawaban salah jika pertanyaan negatif (unfavorable) mendapat

nilai 1. Jawaban yang salah dengan pertanyaan positif (favorable) dan benar

jika pertanyaan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian

kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (�) pada jawaban yang

dianggap benar.

Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Untuk itu, kuesioner

tersebut harus dilakukan uji coba di lapangan (Notoatmodjo, 2010).

Uji coba instrumen dilakukan di Posyandu Melati Indah Gremet Surakarta

dengan jumlah responden 30 orang. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah

responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi

nilai hasil penelitian mendekati kurva normal.

Page 51: Aumber Judul 2 Proposal

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana

instrument pengukur mampu mengukur sesuatu dan melakukannya

dengan cermat (Riwidikdo, 2007).

Pada skala pengukuran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh

Kembang Balita disusun suatu skala pengukuran dengan menggunakan

kuesioner tertutup dengan tehnik memberikan tanda centang pada

jawaban yang dianggap benar. Validitas empiris diuji dengan Pearson

Product Moment secara SPSS (Seri Program Statistik) dengan rumus

sebagai berikut :

( ){ } ( ){ }� ���

� � �

−=

2222

...

YYNXXN

YXYXNr

Keterangan :

N : Jumlah Responden

r xy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

(Riwidikdo, 2010)

Instrumen dikatakan valid atau sahih jika nilai r hitung > r tabel

karena menyatakan adanya korelasi antara skor item dengan jumlah skor

total, dimana r table : 0,361 (Riwidikdo, 2009).

Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 31 butri soal yang valid

dan 4 butir yang tidak valid yaitu 8, 18, 20, 24 untuk selanjutnya

Page 52: Aumber Judul 2 Proposal

pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat digunakan sebagai

alat pengumpul data (Arikunto, 2010). Reliabilitas instrumen dapat

dilakukan secara eksternal maupun internal (Riwidikdo, 2009). Secara

eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),

equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen

dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada

instrumen dengan teknik tertentu.

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

���

��� Σ

−−

=2

2

11

t

i

is

s

k

kr

Keterangan

= Reliabilitas Instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Jumlah varian butir

= Varian total

Menurut Riwidikdo (2009), kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika

memiliki nilai Alpha Chronbach minimal 0,7. Setelah dilakukan uji

reliabilitas didapatkan nilai Alpha Chronbach 0,892 > 0,7, sehingga

instrumen dikatakan reliabel.

Page 53: Aumber Judul 2 Proposal

3. Kisi-kisi kuesioner

Tabel. 3.1 . Kisi – kisi kuesioner

Variabel penelitian Indikator Nomor pertanyaan

favorable

Nomor pertanyaan

unfavorable

Jumlah

Tingkat pengetahuan

ibu tentang tumbuh kembang balita

Pengertian

balita

5 10 2

Faktor yang

mempengaruhi tingkat

pertumbuhan dan

perkembangan balita

1, 2, 3, 4,

6, 7, 8*, 9, 11, 12, 31,

33, 34 dan 35.

32 15

Pertumbuhan psikomotorik

pada balita

14, 15, 16, 17, 18*,

20*, 21,

22, 23,

24*, 28, 29

dan 30

13, 19, 25, 26 dan 27

18

Jumlah 31

Keterangan * : tidak valid

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner yaitu tehnik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Setelah diisi

kuesioner diserahkan kembali kepada peneliti untuk diolah dan dianalisis

(Riwidikdo, 2009).

2. Sumber data.

Sumber data menurut Riwidikdo (2009), meliputi :

Page 54: Aumber Judul 2 Proposal

a. Data primer

Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan ibu yang

memiliki balita yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang tumbuh

kembang balita.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada

peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan

oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial

maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data

dari Puskesmas Manahan Surakarta dan Posyandu Klengkeng I

Asrama Polisi Manahan Surakarta berupa data semua balita yang

datang ke Posyandu tersebut.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian

(Riwidikdo, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal

yaitu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita.

F. Definisi Operasional

Tabel. 3.2 . Definisi Operasional

Page 55: Aumber Judul 2 Proposal

No Variabel

Definisi Operasional

Skala Kategori

1. Tingkat

pengetahuan

ibu tentang

tumbuh

kembang

balita

Kemampuan ibu untuk

menjawab tumbuh

kembang balita

meliputi:

a. Pengertian balita

b. Faktor yang

mempengaruhi

tingkat pertumbuhan

dan perkembangan

balita

c. Pertumbuhan

psikomotorik pada

balita.

Ordinal

a. Baik, bila nilai

responden yang

diperoleh adalah

(x) > mean + 1

SD

b. Cukup, bila nilai

responden yang

diperoleh adalah

mean – 1SD � x

� mean + 1 SD

c. Kurang, bila nilai

responden yang

diperoleh (x) <

mean – 1 SD

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing.

Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah seluruh item sudah

dijawab dengan lengkap. Hal ini dilakukan setelah semua data yang

dikumpulkan melalui kuesioner (Mardalis, 2008).

b. Koding.

Memberikan tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah

diajukan, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah waktu

mengadakan tabulasi dan analisis (Mardalis, 2008).

c. Tabulasi.

Page 56: Aumber Judul 2 Proposal

Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan jenis

pertanyaan, kemudian dimasukkan dalam master tabel yang sudah

disiapkan (Suryanto, 2008).

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisis

univariat adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap

penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap

variabel.

Menurut Riwidikdo (2010), untuk menentukan tingkat pengetahuan

berdasarkan kemampuan dalam menjawah kuesioner dan nilainya

berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD

b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤ x ≤

mean + 1 SD

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Adapun rumus untuk mengetahui nilai Mean, Standar Deviasi dan skor

prosentase (Riwidikdo, 2009) yaitu sebagai berikut :

Mean (x) : n

x�

Keterangan :

x : Nilai rata-rata

� X : Jumlah seluruh data

n : banyaknya data

Page 57: Aumber Judul 2 Proposal

sd : 1

)( 2

2

��

n

n

xixi

Keterangan :

sd : Simpangan baku

xi : nilai dari data

n : banyaknya data

H. Etika Penelitian

Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden

terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan

penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes

Kusuma Husada Surakarta, Kepala Dinas Kesehatan Surakarta, kepala

Puskesmas Manahan Surakarta, dan dari responden sendiri melalui informent

consent yang terjamin kerahasiaannya.

Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan

merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat

penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi

etika penelitian harus diperhatikan.

Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh

bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian

kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah

etika penelitian.

Page 58: Aumber Judul 2 Proposal

Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Informent Consent

Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent

consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud

dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan

diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam

penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Confidentiality merupakan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008).

Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari

setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

Page 59: Aumber Judul 2 Proposal

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum.

Lokasi penelitian ini adalah Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi

Manahan Surakarta RT 02, Rw 12, Kelurahan Manahan Kecamatan

Banjarsari Surakarta. batas wilayah tersebut adalah sebelah Timur : Jalan

KS.Tubun, batas sebelah Selatan yaitu Jalan Adisucipto, Batas sebelah

Utara adalah Jalan MT. Hariyono dan batas sebelah Barat adalah Jalan

Kepodang.

Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta

memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 Bidan Puskesmas dan

5 kader yang terlatih. Sarana dan prasarana di posyandu ini terdiri dari:

Meja Pendaftaran, Penimbangan Balita, Pencatatan, Pengisian KMS,

Penyuluhan Perorangan, Penyuluhan Tambahan Makanan

Pelayanan yang diberikan Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi

Manahan Surakarta yaitu Ibu hamil, kesehatan balita dan anak, gizi balita

dan anak, imunisasi balita, kespro untuk WUS, kesehatan lansia, gizi

lansia.

Page 60: Aumber Judul 2 Proposal

B. Hasil Penelitian.

1. Karakteristik Responden.

Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita

usia 0-5 tahun di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan

Surakarta yang berjumlah 78 orang dapat dikategorikan dalam kelompok

umur, pendidikan dan pekerjaan yaitu:

a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persentase

(%)

1 2

3

< 20 tahun 20 – 35 tahun

> 35 tahun

2 62

14

2,6 79,5

17,9

Total 78 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel karakteristik responden di atas 2 responden

(2,6%) berumur kurang dari 20 tahun, 62 responden (79,5%) berumur

20 – 35 tahun dan 14 responden (17,9%) berumur lebih dari 35 tahun.

Sehingga sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun yaitu

sebanyak 62 responden (79,5%).

b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

SMP

SMA

Sarjana

7

58

13

9,0

74,4

16,6

Total 78 100

Sumber: Data Primer, 2012

Page 61: Aumber Judul 2 Proposal

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui responden yang

dengan pendidikan SMP terdapat sebanyak 7 responden (0,9%),

pendidikan SMA sebanyak 58 responden (74,4%) dan pendidikan

Sarjana tedapat sebanyak 13 responden (16,6%). Jadi responden

dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan SMA yaitu

sebanyak 58 responden (74,4%)

c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

1 2

3

IRT Swasta

PNS

23 30

25

29,5 38,5

32,0

Total 78 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel karakteristik pekerjaan responden di atas

terdapat sebanyak 23 responden (29,5%) Ibu Rumah Tangga,

pekerjaan di bidang swasta sebanyak 30 responden (38,5%) dan

Pegawai Negeri Sipil sebanyak 25 responden (32%). Jadi pekerjaan

responden dalam penelitian ini sebagian besar di bidang swasta yaitu

sebanyak 30 responden (38,5%).

2. Hasil Penelitian.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0

didapatkan nilai mean yaitu 23,2 dan standar deviasi 4,8, seperti tertera

pada tabel 4.1 di bawah ini:

Page 62: Aumber Judul 2 Proposal

Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Pengetahuan ibu tentang Tumbuh

Kembang Balita

23,2

4,8

Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat

pengetahuan yaitu

a. Baik : (x) > mean+1 SD

(x) > 23,2 + 1 x 4,8.

(x) > 28

Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 28.

b. Cukup : mean – 1SD � x � mean + 1 SD

23,2 – 1 x 4,8 � x � 23,2 + 1 x 4,8

(x) 18,4 � x � 28

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 18,4 � x �

28.

c. Kurang : (x) < mean–1 SD

(x) < 23,2 – 1 x 4,8

(x) < 18,4

Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 18,4.

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

1 2

3

Baik Cukup

Kurang

13 51

14

16,7 65,4

17,9

Total 78 100

Sumber: Data Primer, 2012

Page 63: Aumber Judul 2 Proposal

Berdasarkan tabel 4.2 di atas tingkat pengetahuan tentang tumbuh

kembang balita dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak

13 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 51 responden

(65,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (27,9%). Jadi

responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu

sebanyak 51 responden (65,4%).

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

tumbuh kembang balita dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 13

responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 51 responden (65,4%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (27,9%). Hasil penelitian ini

menunjukkan sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 51

responden (65,4%).

Menurut Notoatmodjo (2009), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau

kognisi merupakan domain yang sangat pcnting untuk terbentuknya tindakan

seseorang.

Menurut Soekanto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman,

sosial ekonomi dan umur.

Page 64: Aumber Judul 2 Proposal

Berdasarkan tabel karakteristik responden dapat diketahui hasil yang

paling banyak yang berpendidikan SMA sebanyak 58 responden (74,4%),

umur responden 20-35 tahun sebanyak 62 responden (79,5%), dan sebagian

besar ibu bekerja ( swasta dan PNS ) sebanyak 55 responden (70,5%).

Menurut Soekanto (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Pendidikan adalah

upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku

positif yang meningkat. tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif

dengan terjadinya perubahan perilaku positif yang meningkat, dengan

demikian pengetahuan juga meningkat. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi

oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, sehingga seseorang

semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan

dan pendidikan seseorang berperan dalam membentuk sikap dan perilaku

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karena hasil pendidikan

ikut membentuk pola berpikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan

seseorang.

Menurut Soekanto (2004), faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yaitu umur. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

Page 65: Aumber Judul 2 Proposal

masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan

demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang

usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal

dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Menurut Soekanto (2004), pekerjaan berhubungan dengan sosial

ekonomi, sehingga pengetahuan dapat dipengaruhi pekerjaan. Tingkat

kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Menurut Rochmawati (2006), pentingnya pengetahuan ibu tentang

tumbuh kembang balita dalam kesadaran dan kemampuan merupakan faktor

yang menentukan dalam pembentukan kualitas anak. Peranan keluarga

terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang

anak. Agar orang tua mampu melaksanakan fungsinya dengan baik maka

orang tua perlu memahami tingkatan perkembangan anak, menilai

pertumbuhan atau perkembangan anak dan mempengaruhi motivasi yang kuat

untuk memajukan tumbuh kembang anak.

Menurut Soetjiningsih (2009), pertumbuhan (growth) berkaitan

dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi lingkat

sel, organ maupun individu yang bisa dilakukan dengan ukuran berat gram,

pound, kilogram, ukuran panjang (cm, meter), umur, hilang dan

Page 66: Aumber Judul 2 Proposal

keseimbangan metabolik (retensi, kalsium, dan nitrogen tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pcmatangan misalnya : diferensiasi

dari fungsi organ, perkembangan emosi intelektual dan tingkah laku sebagai

hasil interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Soetjiningsih (2010), periode penting dalam tumbuh

kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar

yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan

merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Menurut Soetjiningsih (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang yaitu faktor genetik merupakan modal dasar dalam

mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Lingkungan bio-psiko-

fisik-sosial mcmpengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai

akhir hayatnya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita peling banyak pada kategori

cukup yaitu 51 (70,5%) responden. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi

oleh faktor pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, pekerjaan, dan umur.

Page 67: Aumber Judul 2 Proposal

D. Keterbatasan dan Kendala Penelitian

1. Keterbatasan penelitian

a. variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu balita tentang

tumbuh kembang balita.

b. Keterbatasan penelitian ini kuesioner yang digunakan kuesioner

tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan

jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara

mendalam.

2. Kendala penelitian

Selama penelitian berlangsung banyak responden yang tidak serius dalam

mengisi kuesioner yang diberikan, dikarenakan balita responden rewel.

Page 68: Aumber Judul 2 Proposal

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia

0-5 tahun di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta yang

berjumlah 78 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang tumbuh kembang

balita sebanyak 13 responden (16,7%).

2. Responden dengan tingkat pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang

balita sebanyak 51 responden (65,4%).

3. Responden dengan tingkat pengetahuan kurang tentang tumbuh kembang

balita sebanyak 14 responden (17,9%).

4. Jadi tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita paling

banyak pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 responden

(65,4%)

B. Saran

3. Bagi Posyandu.

a. Bidan

Dapat memberikan informasi-informasi baru melalui pelatihan,

penyuluhan dan konseling kepada Ibu-ibu yang memiliki balita.

Page 69: Aumber Judul 2 Proposal

b. Kader

Dapat memberikan informasi-informasi baru melalui penyuluhan dan

konseling kepada Ibu-ibu yang memiliki balita sehingga menambah

pengetahuan dan wawasan tentang tumbuh kembang balita.

4. Responden

Diharapkan responden ikut aktif dalam kegiatan penyuluhan-penyuluhan

yang diadakan oleh bidan setempat atau kader posyandu.

5. Peneliti lain

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan variabel

penelitian sehingga didapatkan hasil yang lebih sempurna.