Auditing

9
1. BAB.5 PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDIT Sebelum audit atas laporan keuangan dilaksanakan, auditor perlu mempertimbangkan apakah iaakan menerima atau menolak perikatan audit (audit engagement) dari calon kliennya. Jika auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari calon kliennya, ia akan melaksanakan audit dalam beberapa tahap. Tahap-tahap audit atas laporan keuangan. Proses audit atas laporan keuangan dibagi menjadi empat tahap berikut ini a. Penerimaan perikatan audit b. Perencanaan audit c. Pelaksanaan pengujian audit d. Pelaporan audit Tahap-tahap penerimaan perikatan audit. Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap berikut ini: 1. Mengevaluasi integritas manajemen 2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa 3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit 4. Menilai independensi 5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dangan kecermatan dan keseksamaan 6. Membuat surat perikatan audit Mengevaluasi integritas manajemen

description

Pengauditan

Transcript of Auditing

Page 1: Auditing

1. BAB.5 PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDIT

Sebelum audit atas laporan keuangan dilaksanakan, auditor perlu mempertimbangkan apakah

iaakan menerima atau menolak perikatan audit (audit engagement) dari calon kliennya. Jika

auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari calon kliennya, ia akan

melaksanakan audit dalam beberapa tahap.

Tahap-tahap audit atas laporan keuangan.

Proses audit atas laporan keuangan dibagi menjadi empat tahap berikut ini

a. Penerimaan perikatan audit

b. Perencanaan audit

c. Pelaksanaan pengujian audit

d. Pelaporan audit

Tahap-tahap penerimaan perikatan audit.

Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor

menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap berikut ini:

1. Mengevaluasi integritas manajemen

2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa

3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit

4. Menilai independensi

5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dangan

kecermatan dan keseksamaan

6. Membuat surat perikatan audit

Mengevaluasi integritas manajemen

Berbagai cara yang ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah:

1. Melakukan komunikasi dangan auditor pendahulu

2. Meminta keterangan pada pihak ketiga

3. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan

klien yang bersangkutan

Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa

Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko

luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien

dapat diketahui dengan cara:

Page 2: Auditing

a. Mengidentifikasi pemakai laporan audit

b. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan

c. Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klie yang diaudit

Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit

Sebelum auditor menerima perikatan audit, ia harus mempertimbangkan apakah ia dan

anggota tim auditornya memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan

tersebut, sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Beberapa tahap yang

dilakukan auditor untukpertimbangan tersebut adalah:

Mengidentifikasi tim audit:

a. Tim audi terdiri dari:

b. Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan

perikatan audit

c. Satu atau lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program

audit

d. Staf assisten yang akan melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam

pelaksanaan program audit.

Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan spesialis untuk masalah:

a. Penilaian

b. Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia

c. Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus

d. Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan.

Menilai independensi

3.  Sebelum auditor menerima perikatan audit, ia harus memastikan bahwa setiap profesional

yangmenjadi anggota tim auditnya tidak terlibat atau memiliki kondisi yang menjadikan

independensi timauditornya diragukan.Menentukan kemampuan untuk menggunakan

kemahiran profesionalnya dangan kecermatan dankeseksamaan. Dalam mempertimbangkan

penerimaan atau penolakan suatu perikatan audit, auditor harusmempertimbangkan apakah ia

dapat melaksanakan audit dan menyusun laporan auditnya secaracermat dan seksama.

Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran profesional auditorditentukan oleh

beberapa hal:

a. Penentuan waktu perikatan

b. Pertjmbangan jadwal pekerjaan lapangan

Page 3: Auditing

c. Pemanfaatan personel klien

Membuat surat perikatan auditSurat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang

berfungsi untuk mendokumentasikandan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan

oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkuptanggung jawab yang dipikul oleh auditor bagi

kliennya, kesepakatan tentang reproduksi laporankeuangan auditan, serta bentuk laporan

yang akan diterbitkan oleh auditor.

PERENCANAAN AUDIT

Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya, langkah

berikutnya yangperlu ditempuh adalah merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang harus

ditempuh oleh auditor dalam merencankan auditnya:

a. Memahami bisnis dari industri klien

b. Melaksanakan prosedur analitik

c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

d. Mempertimbangkan risiko bawaan

e. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan

dengan klien berupa audit tahun pertama

f. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

g. Memahami pengendalian intern klien.

4.  Memahami bisnis dari industri klienSebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis

transaksi atas akun-akun tertentu, ia perlumengenal lebih baik industri tempat klien berusaha

serta kekhususan bisnis klien. Beberapa sumber informasi bagi auditor untuk memahami

bisnis dan industri klien:

a. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya

b. Diskusi dengan orang dalam tentang entitas

c. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor

intern.

d. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang telah

memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri

e. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas

f. Publikasi yang berkaitan dengan industri

g. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas

Page 4: Auditing

h. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas

i. Dokumen yang dihasilkan entitas

Melaksanakan prosedur analitik

Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung

darijumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh

auditor.Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah membantu perencanaan

sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang

saldo akun atau jenis transaksi tertentu.

a. Tahap-tahap prosedur analitik

b. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat

c. Mengembangkan harapan

d. Melaksanakan perhitungan/perbandingan

e. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan

f. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.

g. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

5.  Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

Auditor perlu mempertimbangkan materialitas awal pada dua tahap:

(1) tingkat laporan keuangan,dan

(2) tingkat saldo akun.Mempertimbangkan risiko bawaan

Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan

tahap-tahap proses auditnya.Risiko-risiko yang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam

setiap tahap proses auditnya adalah:

• Tahap perencanaan audit: penaksiran risiko bawaan

• Tahap pemahaman dan pengujian pengendalian intern: penaksiran risiko pengendalian

• Tahap pelaksanaan pengujian substantif: penetapan risiko deteksi

• Tahap penerbitan laporan audit: penilaian risiko audit

Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan

denganklien berupa audit tahun pertamaAuditor harus memahami hal-hal bersyarat

(configencies) dan komitmen yang ada pada awal tahun.

Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:

a. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhadap

laporan keuangan berjalan.

Page 5: Auditing

b. Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun berjalan atau telah

dinyatakan kembali.

c. Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.

Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal

tergantung pada:

a. Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan.

b. Apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, dan jika demikian,

apakah pendapat auditor atas laporan keuangan berupa pendapat selain pendapat wajar tanpa

pengecualian.

c. Sifat akun dan risiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan.

6.  Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan.

Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit adalah adalah untuk mengurangi risiko audit

ketingkat yang rendah, untuk mendukung pendapat apakah, dalam semua hal yang material,

laporankeuangan disajikan secara wajar. Tujuan ini diwujudkan melalui pengumpulan dan

evaluasi buktitentang asersi yang terkandung dalam laporan keuangan yang disajikan oleh

manajeman.Dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi,

auditor dapat memilihstrategi audit awal: a. Primarily subtantive approach b. Lower assessed

level of control risk approach.Memahami pengendalian intern klien.Langkah pertama dalam

memahami pengendalian intern klien adalah dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian

intern yang berlaku. Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian terhadapefektivitas

pengendalian intern dengan menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian

interntersebut. Jika auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien di bidang

tertentu adalahkuat, maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh

karena itu ia akanmengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang

bersangkutan dengan bidang tersebut.Untuk mendukung keyakinannya atas efektivitas

pengendalian intern tersebut, auditor melakukanpengujian pengendalian (test of

control).PENGUJIAN AUDITDalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian

(test), yang secara garis besar dapatdibagi menjadi 3 golongan berikut ini: 1. Pengujian

analitik (analytical test) 2. Pengujian pengendalian (test of control) 3. Pengujian substantif

(substantif test)Pengujian analitik (analytical test)Pengujian ini dilakukan oleh auditor pada

tahap awal proses auditnya dan pada tahap reviewmenyeluruh terhadap hasil audit. Pengujian

ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajariperbandingan dan hubungan antara data

yang satu dengan data yang lain. Pada tahap awal proses

Page 6: Auditing

7.  audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu proses auditor dalam memahami

bisnisklien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.Pengujian

pengendalian (test of control)Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang

dirancang untuk memverifikasi efektivitaspengendalian intern klien. Pengujian pengendalian

terutama ditujukan untuk mendapatkaninformasi mengenai: a. Frekuensi pelaksanaan

aktivitas pengendalian yang ditetapkan b. Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut

c. Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebutPengujian Substantif

(substantif test)Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk

menemukan kemungkinankesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran

penyajian laporan keuangan.Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang

disajikan dalam laporan keuangankemungkinan terjadi kesalahan dalam: a. Penerapan prinsip

akuntansi berterima umum di indonesia b. Tidak diterapkannya prinsip akuntansi berterima

umum di indonesia c. Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi berterima

umum di indonesia d. Ketidak tepatan pisah batas (cutoff) pencatatan transaksi e. Perhitungan

(penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian) f. Pekerjaan penyalinan,

penggolongan dan peringkasan informasi g. Pencantuman pengungkapan (disclosure) unsur

tertentu dalam laporan keuangan.